PENDAPAT SISWA TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA DIKLAT PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA ORIENTAL DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

(1)

ORIENTAL DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Oleh: Dewi Aryati NIM. 05511246001

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2008


(2)

ii

Skripsi yang berjudul “Pendapat Siswa Tentang Implementasi Pembelajaran Mata Diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta“, ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, November 2008 Pembimbing,

Marwanti, M.Pd NIP. 131284655


(3)

iii

Skripsi yang berjudul “Pendapat Siswa Tentang Implementasi Pembelajaran Mata Diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Oktober 2008 dan dinyatakan lulus.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Marwanti, M.Pd

Kokom Komariah, M.Pd. Badraningsih L, M.Kes

Ketua Peguji Sekretaris Penguji I

……… ……… ………

...………… …………... …………..

Yogyakarta, November 2008 Fakultas Teknik

Pembantu Dekan I

Dr. Sudji Munadi NIP. 130681036


(4)

iv Yang bertanda tangan di bawah :

Nama : Dewi Aryati

NIM : 05511246001

Program Studi : Pendidikan Teknik Boga

Fakultas : Teknik

Judul Tugas Akhir : Pendapat Siswa Tentang Implementasi Pembelajaran Mata Diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya/pendapat yang ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali sebagai acuhan/kutipan dengan tata tulisan karya ilmiah yang lazim.

Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, November 2008 Yang menyatakan,

Dewi Aryati


(5)

v

Jangan anggap tugas belajarmu sebagai suatu kewajiban. Anggaplah itu sebagai suatu kesempatan untuk melihat betapa indahnya dunia ilmu

pengetahuan (Albert Einsten)

Aku tidak tahu kapan aku mati, tapi aku tahu kapan aku harus melakukan sesuatu sebaik mungkin (Abdullah Gymnastiar)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sunguh-sungguh (urusan)

yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah : 94)


(6)

vi

1. Allah S.W.T Sembah sujudku hanya kepadaMu

2. Simbah dan Budeku (H./Hj Soedibyo dan Rr. Indun Meiwati)

Segala pengorbanan simbah dan budheku takkan pernah tergantikan oleh apapun di dunia ini. Segenap kasih sayang yang simbah dan budhe curahkan buat dewi, dengan segala rasa hormat akan tetap dewi junjung tinggi sampai akhir hayat.

3. Bu Endang , mb Nila, terimakasih doa serta motivasinya.

4. Sahabatku, mb Sastri, mb Fitri, Angger, Ayu, Citra, Teo, Ana, Shinta, Supin, Margani terimkasih doa dn motivasinya.

5. Almamaterku Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta

6. Teman- teman UKM Penelitian khususnya, mba Teti dan Mas Ahmad terimakasih bantuannya.

7. Guru-guru beserta siswa-siswi di SMK N 6 Yogyakarta

8. Guru-guru , siswa-siswi di SMK N 3 Klaten. khususnya bu Ita dan Candra 9. Guru-guru beserta siswa-siswi di SMK PIRI 2 Yogyakarta, khususnya bu

Soimah, bu Atun dan bu Sumiyati,

10. Teman- teman UKM KOPMA Universitas Negri Yogyakarta

11. Teman- teman UKM PSM SWARA Wardhana Universitas Negri Yogyakarta 12. Adikku Via, Okta, Nabila dan keluarga besar di Malang sera Om dan

Tanteku.


(7)

vii Oleh: Dewi Aryati NIM. 05511246001

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang implementasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Implementasi pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental tersebut meliputi perencanaan pembelajaran , pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus, di mana sebagai objek penelitian adalah SMK Negeri 6 Yogyakarta khususnya Program keahlian Restorant. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, di mana dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan tanpa mengadakan perubahan pada masing-masing variabel penelitian. Subjek penelitian sebanyak 86 siswa Program Keahlian Restorant. Teknik pengumpulan data adalah dengan angket dan dokumentasi. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian diuji dengan bantuan program SPSS for Windows 12.0 dengan taraf signifikansi 5%. Nilai koefisien Alpha untuk instrumen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara berturut-turut adalah 0.925, 0,966 dan 0,839, sehingga mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi.

Hasil keseluruhan dari perhitungan implementasi dapat dikatakan dengan princian sebagai berikut: aspek perencanaan 84,8 %, aspek pelaksanaan 74,67 % dan aspek evaluasi 83,2 %. Hasil penelitian menunjukkan pendapat siswa tentang implementasi pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental secara keseluruhan diperoleh mean sebesar 208,27, sehingga termasuk dalam kategori baik. Aspek perencanaan diperoleh mean sebesar 64,47, sehingga termasuk dalam kategori baik sekali. Aspek pelaksanaan diperoleh mean sebesar110,52 sehingga termasuk dalam kategori baik, dan dari aspek evaluasi diperoleh nilai mean sebesar 33,28, sehingga masuk dalam kategori baik sekali. Secara umum implementasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental sudah baik sekali dan perlu dipertahankan, hanya saja untuk aspek pelaksanaan perlu lebih dioptimalkan dalam menggunakan media pembelajaran, media yang digunakan untuk pembelajaran teori menggunakan medi chart, papan tulis, ohp dan oht, lcd dan laptop, media yang digunakan pada saat pratikum menggunakan media jadi, metode yang digunakan metode tanya jawab, metode ceramah, metode diskusi,dan metode demonstrasi.

Katakunci : Pendapat Siswa, Implementasi Pembelajaran Mata Dilklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental, SMK Negeri


(8)

viii

Puji syukur kepada Allah S.W.T. karena atas limpahan rahmat-Nya penulis dapat mengatasi setiap masalah yang menghambat penulisan skripsi ini dan dengan rahmat-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Berbagai pihak telah membantu penulisan mulai dari permulaan sampai akhir penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila pada kesempatan ini penulis memanfaatkan untuk penyampaian rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dr Wardan Suyanto,Ed.D, Dekan Fakultas Teknik.

3. Dr. Sudji Munadi, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik.

4. Dr. Sri Wening, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana 5. Marwanti, M.Pd, Penguji Utama , Pembimbing Akademik. 6. Badraningsih L,M.Kes, Penguji I

7. Kokom Komariah M.Pd, Sekretaris, Prodi S1

8. Orang tua wali bude dan embah yang memberikan motivasi

Sebagai penutup, selama pembuatan skripsi, saya melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak, saya mohon maaf kepada semua. Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak Yogyakarta,


(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Deskripsi Teori ... 7

1. Pengertian Implementasi... 7

2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 7

3. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 10

4. Pengertiam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 13


(10)

x

8. Evaluasi Pembelajaran ... 36

B. Kerangka Berfikir ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A. Desain Penelitian ... 53

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 54

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

D. Teknik Pengumpulan Data ... 56

E. Kisi- kisi Instrumen Penelitian ... 57

F. Uji Coba Instrumen... 60

G. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

B. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN


(11)

xi

Tabel halaman

1. Jumlah sampel dari jumlah total siswa SMKN 6 Yogyakarta ... 56

2. Daftar Kisi-kisi Instrumen implementasi pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental ... 58

3. Skor jawaban dan kriteria penilaian ... 60

4. Rangkuman hasil uji validitas ... 62

5. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien ... 63

6. Rangkuman hasil uji reliabilitas ... 68

7. Distribusi data implementasi mata pelajaran pengolahan makanan Indonesia Oriental ... 70

8. Distribusi data perencanaan dalam implementasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental ... 71

9. Distribusi data pelaksanaan dalam implementasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental ... 73

10. Distribusi data evaluasi dalam implementasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental ... 74


(12)

xii

Gambar halaman

1. Skema pencapaian indikator ... 47 2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 51 3. Grafik Secara Keseluruhan Implementasi Pembelajaran Mata Diklat

Pengolahan Makanan Indonesia Oriental ... 68 4. Grafik Perencanaan dalam Implementasi Pembelajaran Mata Diklat

Pengolahan Makanan Indonesia Oriental... 70 5. Grafik Pelaksanaan dalam Implementasi Pembelajaran Mata Diklat

Pengolahan Makanan Indonesia Oriental... 72 6. Grafik Evaluasi dalam Implementasi Pembelajaran Mata Diklat

Pengolahan Makanan Indonesia Oriental 73

7. Grafik Keseluruhan hasil perhitungan Implementasi Pembelajaran Mata Diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental 74


(13)

xiii

1. Angket Uji Coba Penelitian ... 83

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 84

3. Angket Penelitian ... 112

4. Tingkat Pendapat Siswa terhadap Implementasi Mata Diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental SMKN 6 Yogyakarta ... 119

5. Aspek Perencanaan ... 121

6. Aspek Pelaksanaan... 123

7. Aspek Evaluasi ... 125

8. Tabel Krejcie–Morgan ... 127

9. Silabus Mata Diklat... 128

10. Materi Mata Diklat ... 147

11. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 162

12. Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA... 163

13. Surat Izin Penelitian dari Kotamadya ... 164


(14)

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Menjelang tahun 2020 perekonomian di Indonesia akan mengalami perubahan yang mengarah ke perkembangan perekonomian yang global, sehingga dunia usaha dan dunia industri dituntut untuk mampu bersaing di pasar regional dan pasar global. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, berwawasan luas, kompetitif dalam menghadapi persaingan. Salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia Industri yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan salah satu pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan life skill ( Wardiman 1998:5)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang menggunakan pendekatan kompetensi dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik dalam setiap tingkat kelas sehingga pada akhir satuan pendidikan dirumuskan secara eksplisit, dirumuskan pula materi standar untuk mendukung pencapaian kompetensi dan indikator yang dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam melihat terlaksananya hasil pembelajaran. Pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum baru yang dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SMK Negeri 6 Yogyakarta merupakan SMK yang cukup diunggulkan di Yogya bahkan


(16)

menjadi salah satu SMK percontohan diluar Yogya dan SMK Negeri 6 pada tahun ajaran 2006/2007 telah melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), berdasarkan dari observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa SMK Negeri kelompok pariwisata diperoleh informasi bahwa setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda baik dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan maupun dalam mengatasi hambatan. Menurut Wagiran (2007:28-29) pada umumnya kendala yang dihadapi oleh SMK dalam rangka pengembangan KTSP yang meliputi

Penilaian guru terhadap kelemahan KTSP terletak pada ketidak seragaman mutu standard sekolah satu dengan yang lain kurang kompetensi terlalu banyak tugas administrasi, terlalu demokratif dan kurang kompetisi, hal ini karena belum meratanya sosialisasi KTSP bagi semua guru. Adanya keleluasaan sekolah dalam memanfaatkan potensinya,fasilitas sarana dan prasarana, sehingga sekolah menjadi lebih kreatif dan inovatif dan SMK saling terpacu untuk bersaing

Untuk pencapai kompetensi siswa peranan guru dalam pembelajaran sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, konsep perkembangan kurikulum dalam penyusunan diserahkan oleh guru, sesuai dengan kurikulum sekolah menengah kejuruan, khususnya dalam pembelajaran pada kurikulum supaya menghasilkan suatu implementasi pembelajaran.

Pada umumnya peserta didik tidak menyukai makanan Indonesia, mereka lebih menyukai makanan siap saji yang terlihat lebih modern, pada hal kita memiliki beraneka ragam varisi makanan Indonesia yang kaya rasa,


(17)

bahkan dari 32 propinsi setiap daerahnya memiliki ciri khas yang berbeda dan bervariasi. Program SMK pada kurikulumnya memasukkan mata diklat makanan Indonesia untuk kelas X mereka mempelajari dasar-dasar makanan Indonesia, sebelum mempelajari masakan kontinental sebaiknya mempelajari makanan Oriental, sebab secara geografis lebih dekat dengan Indonesia., bahkan bisa dikatakan Negara Tetangga. Masakan Oriental bumbu dan masakannya hampir sama dengan masakan Indonesia, yang kaya akan rempah- rempah (www,sedapsekejap.com)

Pentingnya pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Program SMK pada kurikulumnya memasukkan mata diklat makanan Indonesia untuk kelas X mereka mempelajari dasar-dasar makanan Indonesia, bumbu-bumbu dasar dan teori makanan Indonesia dengan pengembangan prakteknya diajarkan di kelas XI dan kelanjutannya diajarkan di kelas XII pengembangan makanan Indonesia dan pengetahuan makanan Oriental. Makanan Oriental juga perlu dipelajari untuk menambah wawasan kulinari Asia, di kelas XII mata diklatnya mempelajari masakan China, karena beraneka ragam makanan Indonesia Oriental yang dipelajari kurikulum di SMK dimulai tahapan persiapan sebelum pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai pada tahapan evaluasi pembelajaran. SMK Negeri 6 telah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan telah berhasil mereka jalankan, sehingga penelitian ini cocok dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta, khususnya kelas XII.


(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar-belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran di SMK Negeri 6 Yogyakarta? 3. Bagaimana implementasi pada evaluasi pelajaran Pengolahan Makanan

Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

4. Bagaimana metode pembelajaran mata diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

5. Bagaimana peran serta komite sekolah dalam implementasi di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

6. Bagaimana pengaturan alokasi waktu dalam kurikulum Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Jogyakarta?

7. Bagaimana proses pembelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK N 6 Jogyakarta.

8. Bagaimana bentuk silabus dalam pada mata diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK N 6 Yogyakarta?

9. Apakah sarana dan prasarana mendukung, dalam proses pembelajaran Pengolahan Makanan Indonsia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta? 10. Apakah ada faktor penghambat dalam menerapkan KTSP pada mata diklat


(19)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dihadapi, penelitian ini difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil evaluasi mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental yang meliputi siswa kelas III di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Asumsi saat ini sekolah mencari bentuk untuk dikembangkan, khususnya pada mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental siswa kelas III di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan, maka penulis merumuskan bagaimana implementasi pembelajaran yang terdiri dari:

1. Perencanaan pembelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta ?

2. Pelaksanaan pembelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

3. Evaluasi pembelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran pada mata diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental pada implementasi di SMK Negeri 6 Yogyakarta.


(20)

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada mata diklat Pengolahan Makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui evaluasi implementasi pada mata diklat Pengolahan Makanan Indonessia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Pedoman bagi pengelola SMK yang akan menerapkan kurikulum untuk mengantisipasi kesulitan dalam implementasi KTSP

2. Pengelola SMK yang telah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai studi perbandingan untuk kepentingan evaluasi.

3. Bahan pertimbangan dalam menerapkan suatu konsep pendidikan yang bertujuan menggali skill sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

4. Bahan pertimbangan untuk merencanakan pendidikan yang menggunakan tingkat satuan pendidikan sehingga dapat memberikan masukan untuk menciptakan peserta didik yang cukup handal, cakap, terampil, dan berwawasan luas.

5. Hasil penelitian sebagai bahan untuk mengungkapkan permasalahan lebih lanjut tentang implementasi KTSP dalam rangka penyempurnaan KTSP dan kualitas lulusan.


(21)

7 A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Implementasi

Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian implementasi dirumuskan secara pendek, dimana ” to provide

means for carrying out ; to give pratical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan ; menimbulkan dampak / berakibat sesuatu).

Menurut Charles O.Jones (1991), dimana implementasi diartikan

sebagai ”getting the job done” dan doing it”.berarti bahwa implementasi

pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang diinginkan pemilihan penetapan, pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.

2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Menurut Wardiman Djojonegoro (1998: 33) mendefinisikan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan lainya. Pendidikan menengah kejuruan adalah salah satu jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah tingkat menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai bidangnya.


(22)

SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

a. Tujuan umum yaitu :

1) Meningkatkan keimanan, ketakwaan siswa kepada Tuhan YME. 2) Mengembangkan potensi siswa menjadi WNI yang berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

3) Mengembangkan potensi siswa agar memiliki wawasan kebangsaan, menghargai keanekaragaman budaya bangsa

4) Mengembangkan potensi siswa agar peduli terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam , efektif dan efisien. b. Menurut kurikulum SMK 2004 Tujuan Program Studi Restoran.

Tujuan program studi restoran membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam:

1) Mengolah dan menyajikan makanan kontinental

2) Mengolah dan menyajikan makanan Indonesia dan Oriental yang terdiri dari makanan pembuka, makanan pokok, makanan penutup. 3) Melayani makan dan minum baik di restoran maupun di kamar

tamu, serta menata meja makan dan meja prasmanan. 4) Mengolah dan menyajikan aneka minuman non alkohol.


(23)

c. Menghasilkan lulusan SMK yang dapat berkerja sebagai:

1) Cook helper meliputi Pekerjaan seseorang yang bertugas membantu cook atau tukang masak di hotel yang meliputi persiapan, proses, penghiasan dan penyajian.

2) Waiters meliputi Pekerjaan seseorang yang bertugas memberikan service pada tamu atau melayani tamu yang meliputi menawarkan menu, mencatat menu, mengantarkan menu, memberikan bil atau nota, baik di restoran ataupun di kamar hotel.

3) Steward SPV meliputi Pekerjaan seseorang yang bertugas membantu yang bertugas membersihkan peralatan dapur dan membersihkan area dapur.

4) Asisten boga di rumah sakit meliputi Pekerjaan seseorang yang bertugas membantu ahli gizi dalam mengolah menu masakan untuk pasien berdasarkan standar resep menu yang telah diberikan ahli gizi. Selain keempat pekerjaan tersebut lulusan dari SMK diharapkan dapat mandiri dengan membuka usaha sendiri misalnya, (cafe, restoran, catering) dan sebagainya.

Dalam Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan dijelaskan pula bahwa Pendidikan Menengah Kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.


(24)

3. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang, menggunakan pendekatan kompetensi dan kemampuan minimal yang harus dicapai oleh, peserta didik dalam setiap tingkat kelas, sehingga pada akhir satuan pendidikan dirumuskan secara eksplisit, dirumuskan pula materi standar untuk mendukung pencapaian kompetensi dan indikator yang dapat digunakan sebagai tolak-ukur dalam melihat terlaksananya hasil pembelajaran.

b. Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi

Konsep program Kurikulum Berbasis Kompetensi menurut Iskandar (2003) memiliki ciri-ciri yaitu: (1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal (2) Berorientasi pada hasil dan keberagaman.(3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi (4) Sumber belajar bukan hanya guru tetapi sunber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif (5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu kompetensi.

c. Prinsip Pembelajaran KBK

Menurut Dinas Pendidikan (2004: 6-9), Pembelajaran dibangun atas dasar prinsi-prinsip yang diambil dari teori psikologi, terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran mengelompokkan prinsip-prinsip yang digunakan dalam


(25)

pembelajaran menjadi 12 macam meliputi, 1) Prinsip respon yang berakibat menyenangkan pembelajaran .dengan implikasi yaitu, a) Perlunya umpan balik positif dengan segera, b) Keharusan pembelajaran untuk aktif membuat respons, c) Perlunya pemberian latihan (exercise) dan tes. 2) Prinsip kondisi atau tanda untuk menciptakan perilaku tertentu. dengan implikasi yaitu, a) Perlunya kejelasan mengenai standar kompetensi maupun kompetensi dasar, b) Penggunaan variasi metode dan media, 3) Prinsip pemberian akibat yang menyenangkan sebagai berikut, a) Pemberian isi atau materi pokok yang berguna, b) Imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan pembelajar, c) Seringnya pemberian latihan dan tes. 4)Prinsip transfer pada situasi lain, dengan implikasi yaitu, a), Pemberian kegiatan belajar yang mirip dengan kondisi dunia nyata, .b) Pemberian contoh-contoh riil atau nyata, c) Penggunaan variasi metode dan media, sebagai berikut, 5) Prinsip Generalisasi dan pembedaan sebagai dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks implikasi, a) Perlunya keseimbang dalam memberikan contoh (baik-buruk, positif, negatif, ganjil-genap, konkrit-abstrak) 6) Prinsip Pengaruh status mental terhadap perhatian dan ketekunan implikasi dengan implikasi yaitu, a) Perlunya menarik atau memusatkan perhatian pembelajar, 7) Prinsip Membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil implikasi sebagai berikut, a) Penggunaan buku teks terprogram (programmed texts atau programmed instructions), b) Pemenggalan kegiatan


(26)

menjadi kecil-kecil, disertai latihan dan umpan-balik.8) Prinsip permodelan bagi materi yang kompleks implikasi yaitu, a) Penggunaan metode dan media yang dapat menggambarkan model (simplifikasi) dari benda aaatau kegiatan nyata, 9) Prinsip keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampil dasar implikasi yaitu, a) Standar kompetensi maupun kompetensi dasar hendaknya dirumuskan operasional dan diturunkan atau dijabarkan melalui analisis instruksional.10) Prinsip pemberian informasi tentang perkembangan kemampuan pembelajar implikasi yaitu, a) Urutan pembelajaran dimulai dari yang sederhana bertahap menuju ke yang makin kompleks (the widening horizons or expanding community), b) Kemajuan harus diinformasikan, 11) Prinsip variasi dalam kecepatan belajar implikasi, Pentingnya penguasaan materi prasyarat sebagai berikut, a) Kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing, 12) Prinsip persiapan atau kesiapan implikasi yaitu, a) Pemberian kebebasan kepada pembelajaran untuk memilih waktu, cara dan sumber belajar lain.

d. Pembelajaran Tuntas (Mastery-Learning) Dalam KBK

Menurut Dinas Pendidikan (2004:12) Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah anak didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik guru maupun bagi siswa , dengan demikian makin baik metode makin efektif pula pencapaian tujuan belajar metode pembelajaran merupakan penjabaran dari pendekatan dan implimentasikan oleh teknik pembelajaran. Langkah metode


(27)

pembelajaran yang dipilih memainkan peran utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar siswa. Pembelajaran tuntas (mastery-learning) dalam KBK dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata diklat tertentu.

4. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah, Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan, oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan, berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Standar Nasional Pendidikan Pasal 1, ayat 15). Standar kompetensi Mendiknas Nomer 24 tentang, pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan serta penyusunan kurikulum oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan kurikulum yang diimplementasikan di satuan pendidikan masing-masing. Bagi satuan pendidikan yang belum siap mengembangkan kurikulum dapat menggunakan kurikulum yang dikembangkan oleh BNSP. Walaupun dalam pelaksanannya, perlu disesuaikan menurut kondisi sekolah, masyarakat, perkembangan ilmu


(28)

pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi di era globalisasi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, telah disahkan Menteri dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Peraturan tersebut diharapkan dilaksanakan mulai tahun ajaran 2006/2007.

Pengembangan standar kompetensi dasar ke dalam kurikulum operasional satuan pendidikan merupakan tanggung jawab satuan pendidikan masing-masing. Sehingga sebutan untuk kurikulum ini adalah KTSP, kepanjangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional Pasal 36 meliputi pengembangan kurikulum mengacu pada standar pendidikan nasional sehingga, mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan, dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Menurut Mulyasa (2007: 12) kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah. Sehingga pedoman pada standar kompetensi lulusan, standar isi dan panduan penyusunan kurikulum dibuat oleh BSNP. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan takwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan,


(29)

lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu: tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan memberi keleluasaan, penuh kepada setiap sekolah untuk dapat pengembangkan kurikulum, dengan tetap memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Hal ini sebagai salah satu wujud adanya otonomi sekolah sebagai dampak dikeluarkanya, Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini akan memberi hak penuh kepada sekolah-sekolah, untuk menentukan sendiri kurikulumnya. Dengan tujuan agar potensi tiap-tiap sekolah dapat menonjol, sehingga tercipta kompetisi antar sekolah, yang tentunya akan berdampak pada mutu pendidikan nasional negara Indonesia.

Menurut Mulyasa (2007:8-11) Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun untuk membekali peserta didik sehingga mampu menghadapi tantangan hidup dikemudian hari secara mandiri, cerdas, rasional dan kreatif. Hal ini tertuang dalam Undang-undang sebagai berikut. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan kedalam sejumlah peraturan


(30)

antara lain. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, draft kurikulum tersebut perlu disesuaikan kembali. Menurut PP No. 19 Tahun 2005, penyempurnaan kurikulum dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penyempurnaan dilakukan berdasarkan hasil kajian pakar pendidikan dalam BSNP dan dari masyarakat yang terpusat yang meliputi, pengurangan beban belajar10%, penyederhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum mencakup sinkronisasi kompetensi tiap mata diklat pada jenjang pendidikan, beban belajar, jumlah mata diklat serta validasi empirik dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. (Mulyasa (2007:13)

Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun, dilaksanakannya delapan lingkup standar nasional pendidikan yaitu: 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) standar pendidikan dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, 8) standar penilaian pendidikan.

b. Standar Isi

Peneliti membatasi pada standar isi agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas sehingga tidak terfokus pada batasan masalah. Menurut Mulyasa (2007: 45-88) Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata diklat


(31)

dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh, peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Kerangka Dasar Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.

Struktur Kurikulum adalah pola dan susunan mata diklat yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kompetensi tersebut terdiri atas, standar kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan adalah mata diklat dasar kejuruan yang terdiri dari dalam bidang keahliannya yang diimplementasikan di SMK sebagai berikut :

Materi pembelajaran dasar kompetensi kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, memenuhi standar kompetensi industri. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda. Alokasi waktu 1 jam pelajaran tatap muka @ 45 menit 1/45. Beban belajar di SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja di dunia usaha dan industri ekivalen dengan 36 jam pelajaran / minggu. Minggu efektif di SMK adalah satu tahun pelajaran. Lama penyelenggaraan pendidikan


(32)

SMK selama 3 tahun maksimal 4 tahun sesuai tuntutan program keahlian.

Beban belajar pendidikan, jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap muka berbentuk penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing- masing. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui, sistem tatap muka penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar tatap muka per-jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan oleh SMK berlangsung 45 menit. Dalam setiap minggunya, jumlah jam pembelajaran adalah 38-39 jam pembelajaran.

Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran siswa selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pembelajaran, minggu efektif belajar waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu pada dokumen standar isi, dengan memperhatikan ketentuan dan pemerintahan

c. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP

Menurut Mimin Haryati (2007: 188), kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap satuan


(33)

pendidikan dan komite sekolah atau madrasah dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan khususnya dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Propinsi dan berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip yaitu, (1) Berpusat pontensi perkembangan, kebutuhan siswa dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab. (2) Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan memperhatikan keragaman karakteristik siswa, kondisi daerah dan jenjang serta jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat-istiadat serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan perkembangan diri secara terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang


(34)

bermakna dan tepat antar substansi.(3) Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, seni berkembang secara dinamis.(4) Relevan dengan Kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders), untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dalam dunia kerja. Hal itu perkembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan perkembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, ketrampilan berfikir (thinking skill), kreativitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional. (5) Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi bidang kajian keilmuan dan mata diklat yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. (6) Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses perkembangan pembudayaan, pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur pendidikan formal, informal dan non formal, dengan memperhatikan kondisi, tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah perkembangan manusia seutuhnya. (7) Seimbang antara Kepentingan Global, Nasional dan Lokal Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


(35)

bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Permasalahan yang terjadi di lapangan dalam implementasi KTSP, selama ini kendala yang dihadapi oleh, sekolah dalam rangka pengembangan KTSP yang meliputi: masih banyak guru dan kepala sekolah yang mengalami kesulitan. Guru, kepala sekolah yang sudah mengenal acuan dan panduan yang terkait dengan KTSP, yang meliputi kerangka dasar, peraturan Menteri, panduan penyusunan KTSP dan BAN. Banyak guru dan kepala sekolah menghadapi kendala yang terkait, dengan kurikulum baru yang disebut KTSP, komite sekolah jauh lebih kesulitan mengatasinya. Guru, kepala sekolah, komite sekolah yang belum memahami acuan dan panduan resmi yang berkaitan dengan KTSP. Menurut Wardan (2006 : 28-31) seperti belum dilaksanakannya analisis isi, acuan dan panduan KTSP yang meliputu, a) belum pernah mendapatkan informasi untuh mengenai KTSP, b) belum mempunyai pengalaman menyusun KTSP, Silabus dan RPP, c) belum menyediakan dokumen acuan, pedoman implementasi KTSP.

Walaupun penelitian di atas dilaksanakan di seluruh SD namun kemungkinan tidak berbeda dengan tingkat sekolah yang lain.


(36)

5. Strategi Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2008:45) Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu : (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.

Penyampaian strategi pengajaran menekankan pada media apa yang digunakan untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisian dan strategi pengajaran termasuk pada pembuatan catatan tentang kemajuan siswa.

Tugas utama seorang guru adalah mengajar sehingga harus memiliki kemampuan dalam proses belajar mengajar. Menurut pendapat Uzer Usman (2006: 9) belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu mengelola kelasnya sehinga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.


(37)

Nana Sudjana (2005: 19) menjelaskan bahwa untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik guru harus memiliki 10 kompetensi menurut P3G yang meliputi: 1) Menguasai bahan, 2) Mengelola program belajar mengajar, 3) Mengelola kelas, 4) Penggunaan media dan sumber belajar, 5) Menguasai landasan-landasan pendidikan, 6) Mengelola interaksi belajar mengajar, 7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran, 8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah, 9) Mengenal dan penyelenggarakan administrasi sekolah, 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan.

Selanjutnya untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar Nana Sudjana (2005: 19-20) berpendapat usaha guru untuk meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan dalam empat kemampuan yakni: merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar, menguasai bahan pelajaran.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar memerlukan persiapan yang matang agar pengajaran dapat berjalan dengan lancar, dalam mengelola proses belajar mengajar seorang guru harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :

a. Persiapan belajar

Sebelum mengajar hendaknya guru merencanakan program belajar mengajar dan mempersiapkan pengajaran, dengan


(38)

persiapan mengajar yang baik maka kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil secara optimal. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam persiapan mengajar meliputi penguasaan bahan dan membuat satuan pengajaran.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Menurut Tim KKN-PPL (2007: 61-62), Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata diklat tertentu yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pada dasarnya silabus untuk menjawab pertanyaan 1) apa kompetensi yang harus dikuasai siswa, 2) bagaimana cara mencapainya, dan 3) bagaimana cara mengetahui pencapaiannya. Adapun prinsip pengembangan silabus harus ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh.

Menurut Mulyasa (2007: 1-3) Silabus dapat dikembangkan oleh guru kelas atau mata diklat, atau kelompok guru (KKG/PKG/MGMP), di bawah koordinasi dan supervisi DinasPendidikan Kabupaten, Kota, Provinsi. Komponen silabus antaralain standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok


(39)

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dikembangkan berdasarkan KD. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri dari atas 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Komponen minimal RPP antara lain tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, penilaian hasil belajar.

Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Menurut Degeng (1989), Reigeluth (1983) sebagai suatu disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif.

Perlunya pembelajaran dimaksudkan agar dapat tercapainya perbaikan pembelajaran Upaya pencapaian perbaikan pembelajaran memerlukan yaitu, (1) Perbaikan kualitas pembelajaran hal ini diawali dengan perbaikan desain pembelajaran dapat dijadikan titik awal dalam perbaikan pembelajaran. (2) Pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem, memberikan peluang yang lebih besar dalam


(40)

mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar. (3) Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana belajar. (4) Desain pembelajaran yang diacukan pada siswa perorangan. (5) desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan (6) desain pembelajaran yang diarahkan pada kemudahan belajar. (7) desain pembelajaran yang melibatkan variabel pembelajaran (8) desain pembelajaran yang menetapkan metode untuk mencapai tujuan.

b. Pelaksanaan proses belajar mengajar,

Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah berinteraksinya guru dan murid dalam rangka menyampaikan materi pelajaran pada seseorang dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk melaksanakan PBM diperlukan tahap pangajaran yang meliputi, 1) Membuka pelajaran, Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian siswa yang terpusat pada pembelajaran. Nana Sudjana (2005: 15) membuka pelajaran diawali dengan salam, mengabsen siswa, apersepsi dengan mengingatkan kembali atau mengkaitkan hal-hal yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatan apersepsi ini bertujuan agar siswa lebih siap menerima materi yang disampaikan.


(41)

2) Menyampaikan bahan atau materi pelajaran, materi pelajaran merupakan isi dari pelajaran yang diberikan kepada siswa, sehingga kemampuan penyampaian materi dapat diartikan sebagai kemapuan guru dalam menyampaikan materi supaya dapat ditransfer kepada siswa.

3) Metode yang digunakan dalam pembelajaran antara lain tanya-jawab, diskusi dan ceramah Metode yang digunakan dalam praktikum adalah metode ceramah dan demonstrasi, siswa lebih mudah menangkap materi yang disampaikan pada saat berhadapan langsung dengan permasalahan yang muncul saat praktikum serta lebih mementingkan keterampilan memilih bahan, pengetahuan alat, metode pengolahan serta penghidangan, hal ini dilakukan pengajar dalam rangka menciptakan suasana kelas yang sesuai dengan KTSP yakni terpusat pada ketrampilan yaitu, a) Menggunakan media dan sumber belajar, seorang guru harus memiliki kemampuan memahami media dan sumber belajar, yaitu mengenal, memilih dan menggunakan media dan sumber belajar, membuat alat-alat pembelajaran, menggunakan dan mengelola laboratorium dan menggunakan perpustakaan dalam PBM. b) Mengelola kelas, mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar


(42)

yang serasi dan efektif Dalam proses belajar mengajar diperlukan suasana yang kondusif dan juga konsentrasi sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Kegiatan mengelola kelas antara lain mengatur tata ruang kelas dan modifikasi tingkah laku dalam arti guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku peserta didik yang menimbulkan masalah. Yaitu:

1) Pengadministrasian kegiatan pendidikan, yang termasuk dalam Pengadministrasian kegiatan pendidikan meliputi kemampuan menulis dipapan tulis dan mengadministrasikan peristiwa penting yang terjadi selama PBM, meliputi mengabsen siswa, memberi nilai pada tugas siswa dan mengkoreksi tugas siswa.

2) Menutup pelajaran, Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Meliputi salam dan memberikan sedikit saran dan nasehat pada siswa, menyimpulkan materi pelajaran hal-hal yang terkait dengan hasil praktikum siswa, serta menginformasikan materi berikutnya.dan mengevaluasi hasil praktikum.


(43)

6. Struktur Mata Diklat Pengolahan Masakan Indonesia Oriental

Kode kompetensi : (ITHHINA02AIS)

Standar kompetensi menyiapkan membuat bumbu dan mengolah masakan (prepare and produce curry paste), 4 sub kompetensi dasarnya meliputi :

(1) Menyiapkan bumbu dengan materi pembelajaran:

(a) Menjelaskan klasifikasi bumbu pada masakan Indonesia. (b) Menjelaskan macam-macam bumbu dasar.

(c) Menjelaskan pembuatan bumbu dasar cara penyimpananya (2) Menggunakan macam-macam bumbu Indonesia dengan materi

pembelajaran:

(a) Menjelaskan peralatan pembuatan bumbu.

(b) Menjelaskan pembuatan macam-macam bumbu masakan dari seafood, daging, ayam dan sayuran.

(c) Menjelaskan standar, penggunaan bumbu dalam masakan Indonesia.

(3) Menyiapkan dan mengolah bahan makanan dengan materi pembelajaran:

(a) Menjelaskan peralatan pengolahan masakan.

(b) Menjelaskan teknik, pemilihan bahan makanan dengan kualitas baik.

(c) Menjelaskan penanganan bahan makanan.

(d) Menjelaskan teknik, pengolahan masakan daging, ayam, seafood dan sayuran.


(44)

(e) Menjelaskan teknik penyajian masakan. (f) Menjelaskan kriteria hasil yang diinginkan. (4) Menyajikan hidangan dengan materi pembelajaran:

(a) Menjelaskan peralatan hidang.

(b) Menjelaskan teknik, pembuatan bumbu dasar cara penyimpananya

(c) Menjelaskan teknik penataan hidangan. (d) Menjelaskan teknik pembuatan garnish. (e) Membuat standar porsi hidangan

Kode kompetensi : (ITHHINA04AIS)

Standar kompetensi menyiapkan dan membuat salad (prepare and produce salad), 4 sub kompetensi dasarnya meliputi :

(1) Identifikasi salad dengan materi pembelajaran : (a) Menjelaskan pengertian salad.

(b) Menjelaskan klasifikasi salad.

(c) Mengidentifikasi macam-macam salad. (2) Menyiapkan salad dengan materi pembelajaran :

(a) Menjelaskan peralatan pengolahan dan hidangan salad. (b) Menjelaskan bahan makanan berkualitas pembuatan salad. (c) Menjelaskan bahan pelengkap salad.

(d) Menjelaskan teknik pembuatan saus salad. (e) Menjelaskan teknik pembuatan salad.

(f) Menjelaskan standar porsi pada hidangan salad. (g) Menjelaskan kriteria hasilyang diinginkan.


(45)

(a) Menjelaskan teknik penyimpanan salad.

(a) Menjelaskan peralatan yang sesuai penyimpanan salad. (4) Menyajikan salad dengan materi pembelajaran :

(a) Menjelaskan peralatan hidang untuk penyajian salad. (b) Menjelaskan teknik penataan dan penyajian salad.

(c) Menjelaskan teknik menghias pada penyajian salad Kode kompetensi : (ITHHINA05AIS)

Standar kompetensi menyiapkan dan membuat mengolah kaldu dan sup/soto (prepare and produce stock and soup / soto), 3 sub kompetensi dasar meliputi:

(1) Menyiapkan stock dengan materi pembelajaran : (a) Menjelaskan pengertian kaldu.

(b) Menjelaskan bumbu dan rempah-rempah pembuatan kaldu. (c) Menjelaskan peralatan kaldu.

(d) Menjelaskan penanganan bahan makanan.

(e) Menjelaskan prinsip hygiene dalam penglahan kaldu. (f) Menjelaskan aneka macam kaldu.

(g) Menjelaskan teknik penyimpanan kaldu pada suhu yang tepat. (2) Mengolah sup dan soto dengan materi pembelajaran :

(a) Menjelaskan penggunaan resep standar mengolah sup soto. (b) Menjelaskan teknik mengolah menurut standar resep. (c) Menjelaskan peralatan pengolahan kaldu.

(d) Menjelaskan kriteria hasil.

(3) Menyajikan atau menata aneka sup dengan materi pembelajaran: (a) Menjelaskan peralatan hidang pada masakan sup dan soto.


(46)

(b) Menjelaskan teknik penyajian masakan sup dan soto. Kode kompetensi : (ITHHINA07AIS)

Standar kompetensi menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mie. (prepare and produce rice and noddle), 4 sub kompetensi dasarnya meliputi:

(1) Mengidentifikasi nasi dan mie dengan materi pembelajaran: (a) Menjelaskan pengertian hidangan nasi dan mie.

(b) Menjelaskan macam-macam hidangan nasi dan mie. (c) Mengidentifikasi produk hidangan nasi dan mie.

(d) Menjelaskan bahan makanan pada hidangan nasi dan mie. (2) Menyiapkan dan mengolah nasi dan mie dengan materi

pembelajaran:

(e) Menjelaskan peralatan pengolahan makanan. (a)Menjelaskan pemilihan bahan dengan kualitas baik. (b) Menjelaskan teknik pembuatan bumbu nasi dan mie. (c)Menjelaskan teknik pembuatan bumbu.

(d) Menjelaskan pengolahan hidangan dari nasi dan mie. (e)Menjelaskan kriteria hasil yang diinginkan.

(3) Menyajikan masakan nasi dan mie dengan materi pembelajaran : (a) Menjelaskan teknik penyajian hidangan nasi dan mie.

(b) Menjelaskan teknik membuat garnish dan pelengkap sesuai dengan ciri khas daerah dan musim.

(4) Menyimpan hidangan dari nasi dan mie dengan materi pembelajaran:


(47)

(b) Menjelaskan teknik mengemas makanan.

(c) Menjelaskan teknik memanasi makanan dan penyimpanan yang dilakukan sesuai prinsip hygiene.

Kode kompetensi : (ITHHINA08AIS)

Standar kompetensi menyiapkan dan membuat sate hidangan yang dipanggang. (prepare and produce sate and grill meat), 5 sub kompetensi dasarnya meliputi :

(1) Mengidentifikasi bahan utama dengan materi pembelajaran: (a) Mengidentifikasi bahan makanan menurut terminology

(b) Menjelaskan teknik, pembuatan bumbu dasar cara penyimpananya

(c) Mempersiapkan pengolahan sate.

(d) Mengidentifikasi jenis sate atau makanan yang dipanggang. (2) Menyiapkan campuran bumbu dan hidangan yang dipanggang

dengan materi pembelajaran :

(a) Pengolahan sate hidangan yang dipanggang , pembuatan saus. (b) Menyiapkan saus untuk pelengkap sate.

(3) Menyajikan hidangan dengan materi pembelajaran :

(c) Menata dan menyajikan sate atau hidangan yang dipanggang. (d) Menyajikan sate dan hidangan yang dipanggang sesuai dengan

peralatan menghidangkan. (e) Kriteria hasil yang diinginkan.

(f) Menyimpan campuran sate dengan materi pembelajaran : (g) Menyimpan sate dan hidangan yang dipanggang.


(48)

(a) Menghitung biaya produksi dan harga jual. Kode kompetensi : (ITHCHN02AIS)

Standar kompetensi menggunakan prinsip-prinsip metode dalam mengolah dan menghidangkan masakan China.

(1) Memilih dan menggunakan peralatan memasak dengan materi pembelajaran :

(a) Menjelaskan peralatan pengolahan masakan China.

(b) Menjelaskan klasifikasi peralatan pengolahan masakan China. (c) Menjelaskan teknik pengoperasian pengolahan masakan

China.

(d) Menjelaskan teknik membersihkan peralatan pengolahan masakan China sesuai standar hygiene.

(e) Menjelaskan teknik penyimpanan pengolahan masakan China. (f) Menjelaskan keamanan dan keselamatan K3 dalam

mengoperasikan peralatan pengolahan

(2) Menerapkan teknik dasar pengolahan masakan dalam mengolah masakan China dengan materi pembelajaran:

(a) Menjelaskan klasifikasi dan pengoprasian serta pembersihan, penyimpanan peralatan.

(b) Mengoperasikan, membersihkan dan menyimpan peralatan. (c) Pengolahan masakan cina.


(49)

7. Pembelajaran Sistem Modul

Pembelajaran menurut Oemar (2007: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan sistem modul adalah suatu proses belajar mengajar dengan menggunakan modul belajar yang berisi paket meteri pelajaran yang disusun sesuai dengan waktu, tujuan dan kurikulum yang berlaku. Pengertian modul menurut Wingkel (1996: 421) adalah satuan program belajar mengajar terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-intructional), setelah siswa menyelesaikan satuan yang satu, dia melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya.

Langkah awal dalam penerapan modul adalah persiapan yang dilakukan oleh guru. Persiapan-persiapan itu meliputi penguasaan materi modul, penyediaan alat-alat peraga dan pembagian modul. Setelah modul dibagikan, siswa dapat memulai kegiatan belajarnya. Kegiatan yang dilakukan siswa meliputi: membaca, melakukan demonstrasi, menanyakan hal-hal yang dirasa sulit serta mengerjakan latihan dan tugas. Setelah mengerjakan test formatif siswa mencocokkan hasilnya dengan jawaban yang tersedia pada modul. Melalui kegiatan tersebut siswa dapat langsung mengetahui hasil belajarnya. Siswa dituntut bertindak jujur, tanpa kejujuran siswa akan gagal dalan belajar. Sistem modul dapat membuat rasa malas pada diri siswa. Oleh karena itu guru dituntut dapat


(50)

menciptakan suasana yang menarik perhatian siswa, misalnya dengan diskusi, demontrasi dan eksperimen.

Sistem pembelajaran modul memungkinkan siswa ikut aktif memahami dan menguasai bahan ajar dengan cara mandiri dan mengevaluasi kemajuan belajrnya, siswa dapat melanjutkan pelajaranya jika telah menguasai sebagian besar bahan yang dipelajarinya, melalui pembelajaran modul, siswa memiliki tujuan yang jelas sehingga kegiatan belajarnya menjadi lebih terarah, demikian juga siswa diberi kesempatan untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas dengan mengulang kegiatan belajarnya apabila mengalami kegagalan. Keberhasilan yang dicapai, di samping memberikan kepuasan pada diri siswa juga memberikan kepuasan bagi guru, adanya timbal balik setelah selesai mengajar dengan modul, memberikan kesempatan pada guru untuk menilai keberhasilannya dan siswa segera dapat mengetahui tingkat pemahamannya terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru juga terbebas dari kegiatan kegiatan persiapan materi atau bahan pelajaran karena sudah tersusun dalam bentuk modul. Keterbukaan guru dalam menerima saran-saran siswa akan memberika makna yang lebih besar kepada guru. Guru dapat memahami bagaiman siswa belajar sehingga meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru.

8. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2007: 156-158) pengertian penilaian (evaluation), pengukuran adalah suatu upaya mengetahui berapa banyak hal telah dimiliki oleh siswa. Pengertian ini menunjukkan pengukuran


(51)

bersifat kuantitatif, menentukan luas, dimensi, banyaknya, derajat atau kesanggupan.

Menurut Djemari Mardapi (2004) Evaluasi atau penilaian merupakan kegiatan menafsirkan hasil pengukuran misalnya tinggi, rendah, baik, buruk, indah, lulus dan belum lulus. Penilaian juga didefinisikan sebagai kegiatan yang menggunakan berbagai metode kegiatan untuk menentukan performance individu atau kelompok.

Menurut UU Sisdiknas, bab XVI pasal 58 ayat 1 Pelaksanaan penialaian dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta diklat melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance kriteria).

Pada ketentuan umum PP 19 tahun 2005 ditegaskan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dimaksudkan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dan hasil belajar yang dimaksud adalah berupa kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. (Direktorat Pembinaan SMK Jakarta, 2005)

a. Komponen Evaluasi

Menurur Oemar Hamalik (2007:159) pelaksanaan program pembelajaran memiliki komponen evaluasi yaitu untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Alat yang digunakan bisa berupa tes atau non tes. Jadi komponen Evaluasi antara lain: (1) Cara , alat yang digunakan harus dapat memperoleh data yang


(52)

sahih, (2) Cara , alat digunakan harus memiliki kesalahan yang sekecil mungkin atau handal.

Hasil evaluasi diharapkan dapat memberi motivasi guru dalam kegiatan belajar mengajar dan memotivasi siswa untuk belajar yaitu, 1) Pengembangan uji penampilan atau kompetensi ketrampilan peserta diklat. Hal ini bermaksud agar siswa memahami apa saja yang harus dilakukan apabila mengikuti uji penampilan, siswa dapat menguasai dan menampilkan dengan baik sebelum praktikum berakhir. 2) Penentuan nilai penampilan ketrampilan siswa, pengembangan uji penampilan atau kompetensi ketrampilan peserta diklat perlu dituliskan. Hal ini supaya siswa mengetahui hasil penampilan dan memahami apa yang harus dilakukan apabila skor penampilan yang didapat tidak sesuai dengan harapannya sehingga dapat menyiapkan diri untuk menguasai dan menampilkan dengan baik sebelum pelatihan berakhir.3) Penentuan peringkat ketrampilan didik Pengembangan uji penampilan atau kompetensi ketrampilan peserta diklat perlu dituliskan. Hal ini supaya siswa mengetahui peringkatnya sendiri dibandingkan dengan temannya, selanjutnya mengetahui apa saja yang harus dilakukan apabila peringkat yang didapat tidak sesuai dengan harapnnya, sehingga dapat menguasai dan menampilkan dengan baik sebelum praktikum berakhir.

b. Fungsi dan tujuan Evaluasi Hasil Belajar

Fungsi evaluasi hasil belajar meliputi ,1) Untuk diagnostik dan pengembangan. Hasil evaluasi menggambarkan kemajuan, kegagalan,


(53)

dan kesulitan masing-masing siswa. Untuk menentukan jenis dan tingkat kesulitan siswa serta faktor penyebabnya dapat diketahui dari hasil belajar.2) Untuk seleksi. Hasil evaluasi digunakan dalam rangka menyeleksi calon siswa dalam rangka penerimaan siswa baru dan/atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.3) Untuk kenaikan kelas. Hasil evaluasi digunakan untuk menetapkan rangking, mengukur kemampuan siswa pada saat kenaikan kelas. 4) Untuk penempatan. Tujuannya menyediakan data tentang lulusan siswa untuk ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.5) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa melalui kegiatan berbagai kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.6) Memberikan informasi dalam membina kegiatan belajar siswa lebih lanjut baik keseluruhan kelas maupun individu.7) Memberikan informasi yang dapat membantu mengatasi masalah belajar dengan jalan melakukan perbaikan (remedial).8) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa.9) Memberikan informasi dalam mengarahkan jurusan sekolah atau jabatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Aspek-aspek yang perlu dinilai terdiri dari : 1) Tahap permulaan pembelajaran, yang meliputi aspek-aspek, sebagai berikut : a) Metode yang digunakan (Ketepatan, sistematika). b) Penyampaian materi pembelajaran. c) Kegiatan siswa. d) Kegiatan guru. 2) Penggunaan inti pembelajaran, meliputi. a) Metode yang digunakan (ketepatan, sistematika). b) Materi yang disajikan. c) Penyampaian materi pembelajaran. d) Kegiatan siswa. e) Kegiatan guru


(54)

3) Tahap akhir pembelajaran, meliputi : a) Kesimpulan yang dibuat mengenai materi. b) Kegiatan siswa. c) Kegiatan guru. 4) Prosedur atau teknik Penilaian tahap tindak lanjut, meliputi : a) Kegiatan siswa. b)Kegiatan guru. c) Produk yang dihasilkan

c. Evaluasi Hasil Belajar KBK 1) Evaluasi Menggunakan KBK

Menurut Mulyasa (2006 : 103-104) Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program, meliputi, a) Penilaian Kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditunjukan untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.


(55)

Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut (1) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.(2) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua.

Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas pararel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama baik tingkat rayon, kecamatan, kodya atau kabupaten maupun provinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan menjaga keakuratan soal- soal yang diujikan.

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh materi modul yang telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-bahan yang diberikan pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasiujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melajutkan pendidikan pada tingkatan diatasnya.

Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan penentuan kenaikan kelas yaitu, Tes


(56)

kemampuan dasar. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remidial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun.c) Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinue dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan jaman.

2) Mengukur Ketercapaian Kompetensi

Mulyasa (2006 :105-108) Peningkatan kualitas pembelajaran, dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut antara lain peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar yaitu, a) Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik,melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya sering kita tidak sadar, bahwa masih banyak


(57)

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Apa yang diungkapkan di atas dapat dilihat dalam proses pembelajaran di kelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, dimana kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan.Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa yang dianggap penting oleh guru. Dalam hal ini, guru bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik, dan berbuat apa yang baik, harus menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disiplin diri (self-discipline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut, : (1) Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya. (2) Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya. (3) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin. (4) Upaya menanamkan disiplin sekolah. (5) Untuk menanamkan disiplin di sekolah perlu di mulai dengan prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikap peraturan disiplin perlu berpedoman pada hal tersebut, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik.


(58)

Untuk meningkatkan berbagai strategi tersebut, guru harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : (1) Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif. (2) Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung misalnya melalui daftar hadir di kelas. (3) Memberikan lingkungan kerja dan lingkungan peserta didik. (4) Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele.. (5) Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan , tidak terjadi penyimpangan.(6) Berdiri di dekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agar agar peserta didik tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya dilaksanakan. (7)Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik. (8) Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi jangan menonton, sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik.(9) Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya.(10) Membuat peraturan yang jelas


(59)

dan tegas agar bisa diilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.

3) Evaluasi Hasil Belajar KTSP

Menurut Mulyasa (2007: 258-261) penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program. Evaluasi dalam KTSP meliputi 4 penilaian yaitu : 1) Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir meliputi: 2) Tes kemampuan dasar digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). 3) Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III. 4) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi, pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifiksi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.


(60)

a) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.

Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

b) Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan


(61)

pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan jaman.

4) Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan

Menurut Mimin Haryati (2007: 44-45), dalam penilaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan penilaian berkelanjutan, semua indikator diuji dan hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan belum dikuasai oleh peserta didik. Pengembangan penilaian pada tingkat satuan pendidikan bersifat hirarkis (secara berurutan) yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar pencapaian indikator, materi pokok dan instrumen penilaian.

Standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok dikembangkan oleh Balitbang Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan pencapaian indikator dan instrumen penilaian dikembangkan oleh masing-masing daerah atau sekolah. Setiap indikator dikembangkan dan dijabarkan lagi ke dalam berbagai bentuk ujian seperti soal ujian, tugas, kuesioner, portofolio, skala sikap dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya lihat skema berikut:

Gambar 1. Skema pencapaian indikator menurut Minin Haryati (2007:45)

Standar kompetensi

Kompetensi


(62)

Ada lima pendekatan teknik yang dapat digunakan menurut Minin Haryati (2007:51-52) yaitu:

a) Teknik Penilaian Unjuk Kerja

Proses penilaian dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor).

b) Teknik Penilaian Project Work

Proses penilaian dilakukan dengan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas mencakup beberapa kompetensi. Tugas tersebut berupa investigasi pada suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data.

c) Penilaian Tertulis

Proses penilaian secara tertulis dimana guru memberikan pertanyaan dalam bentuk tes dan siswa menjawab secara tertulis.

d) Penilaian Produk

Proses penilaian pada proses pembuatan dan kualitas suatu produk yang meliputi penilaian kemampuan peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk misalnya produk teknologi makanan, karya seni dan lain sebagainya.


(63)

Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan penilaian produk yaitu : (1) Tahap persiapan yang meliputi kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, dan mengembangkan kreativitas gagasan serta mendesain suatu produk. (2) Tahap proses yang meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi, memanfaatkan bahan, alat, metode, dan teknik yang digunakan. (3) Tahap penilaian produk yang meliputi penilaian produk yang dihasilkan oleh peserta didik sesuai kriteria standar mutu yang ditetapkan. e) Penilaian Portofolio

Proses penilaian untuk mengetahui perkembangan aspek psikomotor peserta didik dengan cara menilai kumpulan karya atau tugas yang mereka kerjakan. Penilaian portofolio merupakan proses penilaian yang berkelanjutan berdasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor yaitu : (1) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio sebagai berikut : (a) Asli adalah hasil karya peserta didik bukan bajakan, kutipan, plagiat hasil karya orang lain. (2) Adanya rasanya saling percaya antara guru dan siswa. (3) Joint Ownershif, rasa saling memiliki terhadap berkas-berkas portofolio yang harus dimiliki peserta didik dan guru sehingga peserta didik mengupayakan dalam memperbaiki hasil


(64)

karyanya. (4) Identitas yang tercantum dalam portofolio berisi tentang keterangan/bukti yang memotivasi peserta didik sehingga peserta didik meningkatkan karya kreativitasnya. (5) Adanya kesesuaian antara hasil informasi hasil belajar dalam pencapaian indikator di setiap kompetensi dasar, standar kompetensi, yang tercantum dalam kurikulum. (6) Penilaian portofolio meliputi nilaian proses belajar dan hasil belajar. (7) Penilaian portofolio terintegrasi pada kegiatan proses pembelajaran sehingga bermanfaat bagi seorang guru dalam melakukan diagnosa serta mengetahui perkembangan kemajuan belajar para peserta didik.

Evaluasi merupakan suatu proses yang menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi deskriptif serta bersifat memutuskan tentang kelayakan dan kebermanfaatan tujuan, rancangan implementasi dan dampak suatu program.

B. Kerangka Berfikir

Implementasi pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi didalam terdapat ketentuan-ketentuan atau standar minimal yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah. Kompetensi lulusan yang semuanya ini dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Perencanaan pembelajaran sebelum mengajar sebaiknya guru merencanakan program belajar mengajar. Merencanakan kegiatan belajar


(65)

mengajar, dengan persiapan mengajar yang baik maka kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil secara optimal. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam persiapan mengajar meliputi penguasaan bahan dan membuat satuan pengajaran, Silabus dan RPP.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan sebuah sistem. Kelangsungan pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari masing-masing komponennya karena komponen-komponen tersebut merupakan satu rangkaian yang saling tergantung satu sama lain. Keterkaitan antara komponen-komponen pelaksanaan pembelajaran tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi pembelajaran pelaksanaan pembelajaran oleh guru mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

2. Bagaimana implementasi pembelajaran cara penyampaian materi dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

Masukan

- Guru - Siswa - Materi - Metode - Media

Proses - Perencanaan

- Proses Belajar Mengajar - Penilaian (Evaluasi)

Keluaran

- Efisien Waktu - Hasil


(66)

3. Bagaimana implementasi pembelajaran pemilihan metode belajar dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

4. Bagaimana implementasi pembelajaran penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.

5. Bagaimana implementasi pembelajaran cara mengevaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental di SMK Negeri 6 Yogyakarta.


(67)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan hasil evaluasi pembelajaran pada mata diklat Pengolahan Masakan Indonesia Oriental III Resto di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Berdasarkan tujuan tersebut maka desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2007: 234-235), penelitian deskripsi adalah yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupaka hal yang cukup penting mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran dalam implementasi kurikulum dalam berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.

Menurut Suharsimi (2007: 291) penelitian deskripsi tidak dimaksudkan untuk meneliti hipotesis tertentu, tetapi hanya apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populas sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.


(68)

Dari uraian kedua pendapat, maka dapat disimpulkan bahwa, penelititan deskripsi adalah metode penelitian untuk menggambarkan dan mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada dan tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap suatu perlakuan, sehingga penelitian tidak digunakan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mendeskripsikan apa adanya.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian satu sampel dan satu variabel. Satu sampel adalah siswa kelas III Resto SMK Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2007 / 2008, sedangkan satu variabelnya adalah implementasi kurikulum terhadap mata diklat pengolahan masakan Indonesia Oriental. Dilihat dari komponen pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pengambilan data dan penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta, beralamatkan di Jl. Kenari No. 4 Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Juli 2008 sampai Agustus 2008. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III. Pemilihan tempat tersebut berdasarkan siswa telah melaksanakan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental dan kurikulum KTSP.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Implementasi pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental ditentukan beberapa aspek antara lain, aspek perencanaan,


(69)

aspek pelaksanaan dan aspek evaluasi, sedangkan aspek sub variabel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

Implementasi pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran yang diinginkan pemilihan penetapan, pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Pembelajaran pada dasarnya seperti pada mata diklat produktif yang lain meliputi, mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental yang meliputi perencanaan persiapan pembelajaran, pelaksanaan, proses mengajar, sampai cara mengevaluasi pembelajaran yang diterapkan di SMK N 6 Yogyakarta.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 72) populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa tingkat III (tiga) program keahlian Restoran yang mengikuti mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental sebanyak 111 orang yang terbagi dalam 3 kelas.

Sampel yang diambil oleh peneliti sebagai obyek adalah siswa kelas III SMK N 6 Yogyakarta. Alasan peneliti mengambil siswa kelas III SMK sebagai sampel dikarenakan mereka telah menempuh mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental baik teori maupun praktek. Sedangkan menurut Sugiyono (2007: 75), penentuan sampel didasarkan pada tabel Krejcie Morgan (lihat lampiran 8) dengan tingkat kesalahan 5% sehingga sampel yang


(70)

diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi, yaitu jumlah sampel yang diambil 86 dari 111 orang siswa. Sedangkan prosedur penarikan sampel tiap kelas digunakan teknik random, sebagai berikut:

Tabel 1.Jumlah sampel dari jumlah total siswa SMKN 6 Yogyakarta

No. Kelas Total Siswa Sampel

1 III Resto 1 37 29

2 III Resto 2 37 29

3 III Resto 3 37 28

Jumlah 111 86

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi (2007: 151) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, maka terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan agar data diperoleh merupakan data yang valid, sehingga menjadi gambaran yang sebenarnya dalam pelaksanaan pembelajaran mata diklat pengolahan makanan Indonesia Oriental.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket yang bertujuan untuk memperoleh data.. Pengumpulan data dilakukan setelah angket dan validitas dan reliabilitasnya instrumen yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah soal prestasi belajar siswa sedangkan instrumen yang lain diuji dengan validasi logis dengan sampel penelitian siswa III Resto SMK Negeri 6 Yogyakarta.


(71)

Dalam angket, responden memilih salah satu jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Pilihan jawaban tersebut pada alternatif yang tersedia. Skala pengukuran menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2007: 134-135) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial dalam penelitian. Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 136) instrumen penelitian merupakan alat pengambilan data pada waktu penelitian menggunakan suatu metode, sehingga pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen adalah angket check-list atau daftar centang.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh penelitian dibantu oleh dosen pembimbing berpedoman pada kajian teori yang dijadikan sebagai dasar dalam menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian dijabarkan kedalam indikator-indikator dari variabel yang diteliti, kemudian dikembangkan menjadi 82 butir pernyataan/pertanyaan untuk ditanggapi oleh peserta didik. Sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka dibuat kisi-kisi instrumen seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)