KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT ”MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN” BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun Oleh: Heru Supriyanti NIM. 025624021
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JANUARI 2007
(2)
ii
Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I
SMK Negeri 6 Yogyakarta”ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Januari 2007
Dosen Pembimbing,
Siti Hamidah, M.Pd NIP. 130 799 888
(3)
iii
Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 10 Januari 2007 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Siti Hamidah, M.Pd Ketua Penguji ……….. ………..
Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ……….. ………..
Marwanti, M.Pd Penguji ……….. ………..
Yogyakarta, Januari 2007 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta Dekan
Prof. Dr. H. Sugiyono NIP. 130 693 811
(4)
iv
NIM : 025624021
Jurusan : Pendidikan Teknik Boga dan Busana Program Studi : Pendidikan Teknik Boga
Fakultas : Teknik
Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta Judul Skripsi :
KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN BAGI
PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, Januari 2007
Yang Menyatakan,
(5)
v
Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu niscaya Ia menolongmu dengan kekuasaan-Nya,
Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu niscaya Ia menolongmu dengan kekuatan-Nya. (Ibnu ’Athaillah)
Dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu ? dan kami tinggikan sebutan (nama)Mu karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (A Lam Nasyrah 2-6)
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat (Al Baqarah 45)
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al Fatihah 6-7)
(6)
vi
Allah S.W.T, sesungguhnya sholatku,ibadahku hidup serta matiku hanyalah untuk-Mu Ibu….ibu…ibu dan Bapakku, kasih sayangmu yang tak pernah berhenti, lantunan
do’amu selalu kunanti.
Mbak, Witi, Mas Hari dan Dik Mawan, yang selalu menjadi hiasan dan warna dalam kehidupanku.
Teman-teman di UKM PENELITIAN, KMM dan MATRIKS yang telah mengajariku banyak hal.
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Teknik Boga S1 2002. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta
(7)
vii NIM. 025624021
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah peserta diklat kelas I program keahlian restauran SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan jumlah 110 orang. Waktu penelitian yaitu bulan Agustus-Desember 2006 bertempat di SMK N 6 Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode observasi dan angket. Validitas instrumen yang digunakan yaitu validitas logis dan validitas empiris dengan bantuan komputer program SPSS versi 10, Singgih Santoso (2002). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan berada pada kategori baik dengan persentase capaian 78,18% dengan rerata 131,35. Untuk indikator belajar mandiri diperoleh nilai capaian sebagai berikut : indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar berada pada kategori sangat baik dengan persentase 87,44% dengan rerata 13,99. Indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya berada pada kategori baik dengan persentase 71,25% dengan rerata 8,55. Indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan berada pada kategori baik dengan persentase 76,1% dengan rerata 15,22. Indikator mempunyai strategi/metode belajar yang baik berada pada kategori baik dengan persentase 75,38% dengan rerata 6,03.Indikator belajar secara kritis dan logis berada pada kategori baik dengan persentase 75,25% dengan rerata 9,03. Indikator kebebasan dan keterbukaan berada pada kategori baik dengan persentase 81% dengan rerata 6,48. Indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan berada pada kategori baik dengan persentase 76% dengan rerata 6,08. Indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari berada pada kategori baik dengan persentase 80,88% dengan rerata 12,94.Indikator Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru berada pada kategori baik dengan persentase 66,58% dengan rerata 7,99.Indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri berada pada kategori baik dengan persentase 78,8% dengan rerata 15,76.Indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar berada pada kategori baik dengan persentase 70,08% dengan rerata 8,41.Indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai berada pada kategori baik dengan persentase 81,67% dengan rerata 9,80. Indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus berada pada kategori sangat baik dengan persentase 85,58% dengan rerata 10,27.Dari keseluruhan indikator belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan diperoleh nilai capaian tertinggi yaitu indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar dan nilai capaian terendah pada indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.
(8)
viii
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul ”Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan Bagi Peserta Diklat Kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta” dengan baik dan lancar.
Laporan penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Tata Boga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan laporan penelitian tidaklah sempurna tanpa adanya dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sugiyono, Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian proposal skripsi,
2. Ibu Kokom Komariah, M. Pd, Ketua Jurusan PTBB FT UNY yang telah memberikan kemudahan selama penyusunan skripsi,
3. Ibu Siti Hamidah, M.Pd, Dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas meluangkan banyak waktu, senantiasa sabar dalam memberikan bimbingan serta selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, 4. Ibu Marwanti, M.Pd, Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan
demi kesempurnaan laporan ini,
5. Ibu Purwati Tjajaningsih, M.Pd, Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya belajar di jurusan PTBB.
6. Ibu Dra. Nur Istriatmi, Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam penelitian ini,
(9)
ix
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.
9. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini.
Semoga karya ini dapat menambah wawasan keilmuan dan manfaat bagi kita semua. Penulis menyadari keterbatasan dalam karya ini, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah dalam penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, Januari 2007
(10)
x
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Deskripsi Teori ... 11
1. Belajar Mandiri ... 11
2. Modul Sebagai Paket Belajar Mandiri ... 16
3. Pembelajarn Dengan Modul... 20
4. Kemampuan Belajar Mandiri Dengan Modul……… 28
5. Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan……… 38
(11)
xi
B. Variabel Penlitian... 48
C. Definisi Operasional Variabel... 48
D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
F. M etode Pengumpulan Data ... 51
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 55
1. Validitas Instrumen ... 56
2. Reliabilitas Instrumen ………. 58
H. Teknik Analisis Data... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62
A. Hasil Penelitian... 62
1. Pembelajaran Mata Diklat Menggunakan Teknik Dasar Pengolahan Makanan ... 62
2. Identitas Responden ... 64
3. Deskripsi Data ... 65
B. Pembahasan ... 98
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 105
A. Simpulan... 105
B. Implikasi ... 106
C. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
(12)
xii 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20 21. 22. makanan.
Populasi peserta diklat kelas I program keahlianrestauran. Kisi-kisi angket kemampuan belajar mandiri dengan modul. Rangkuman hasil uji validitas.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Distribusi frekuensi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.
Distribusi frekuensi kategori kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.
Distribusi frekuensi indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.
Distribusi frekuensi kategori indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.
Distribusi frekuensi indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.
Distribusi frekuensi kategori indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya. Distribusi frekuensi indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan.
Distribusi frekuensi kategori indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan.
Distribusi frekuensi indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.
Distribusi frekuensi kategori indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.
Distribusi frekuensi indikator belajar secara kritis dan logis. Distribusi frekuensi kategori indikator belajar secara kritis dan logis
Distribusi frekuensi indikator kebebasan dan keterbukaan Distribusi frekuensi kategori indikator kebebasan dan keterbukaan.
Distribusi frekuensi indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.
Distribusi frekuensi kategori indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.
Distribusi frekuensi indikator penguasaan penuh atas bahan
50 54 58 64 66 68 69 70 71 72 73 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
(13)
xiii 25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Distribusi frekuensi kategori inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.
Distribusi frekuensi indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.
Distribusi frekuensi kategori indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.
Distribusi frekuensi indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.
Distribusi frekuensi kategori indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.
Distribusi frekuensi indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
Distribusi frekuensi kategori indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
Distribusi frekuensi indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus
Distribusi frekuensi kategori indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus
88
89
90
91
92
94
95
96
(14)
xiv 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Sistem pengajaran dengan modul
Diagram sistem pengajaran dengan modul
Model sistem pengajaran modul untuk satu rangkaian Diagram batang jenis kelamin
Diagram batang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan.
Diagram batang indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar.
Diagram batang indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.
Diagram batang indikator didiplin dalam aturan dan perencanaan.
Diagram batang indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik.
Diagram batang indikator belajar secara kritis dan logis. Diagram batang kebebasan dan keterbukaan.
Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan.
Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.
Diagram batang indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.
Diagram batang indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri.
Diagram batang indikator mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar.
Diagram batang indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai.
Diagram batang indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.
24 25 25 65 67 69 72 74 76 79 81 83 85 87 90 92 94 97
(15)
xv Lampiran 3. Data induk penelitian
Lampiran 4. Analisis deskriptif
Lampiran 5. Perhitungan jumlah sampel Lampiran 6. Surat izin penelitian
(16)
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yangsaa ini digunakan di
lapangan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum
tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberikan hak
(17)
kemampuan yang dimiliki, maka penelitian ini dibatasi pada pokok
permasalahan tentang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan. Kemampuan belajar mandiri
dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
adalah kemampuan belajar dilihat dari unsur-unsur ciri-ciri belajar mandiri
yaitu menyadari serta memiliki tujuan belajar, menentukan sendiri apa yang
dipelajari dan dimana sumber serta sarananya, disiplin dalam aturan dan
perencanaan, mempunyai strategi / metode belajar yang baik, belajar secara
kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan, keteraturan dan kesungguhan
dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari,
inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan kemampuannya
sendiri, percaya diri, mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar, berani
menilai diri sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai,
meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I
(18)
bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis
Dapat dijadikan sebagai ajang berfikir ilmiah dan membuka wawasan
keilmuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
2. Bagi guru
a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan belajar
mandiri peserta diklat pada mata diklat menggunakan teknik dasar
pengolahan makanan.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pembelajaran
dan strategi pembelajaran pada mata diklat menggunakan teknik dasar
pengolahan makanan.
3. Bagi sekolah
Dapat digunakan sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
kebijakan-kebijakan terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Mengenai pengertian
dari penelitian deskriptif, Sugiyono (1999) berpendapat penelitian diskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu
variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Jadi penelitian ini dimaksudkan
untuk menggali fakta yang ingin diketahui dan kemudian dideskripsikan apa
adanya, tidak memanipulasi data serta tidak dilakukan uji hipotesis.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999 : 19).
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar
mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan
makanan.
C. Definisi Operasional Variabel
Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan
teknik dasar pengolahan makanan adalah ketercapaian belajar mandiri dengan
(20)
indikator belajar belajar mandiri yang meliputi menyadari serta memiliki tujuan
belajar, menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta
sarananya, disiplin dalam aturan dan perencanaan, mempunyai strategi / metode
belajar yang baik, belajar secara kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan,
keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas
bahan yang dipelajari, inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan
kemampuannya sendiri, percaya diri, mengatasi kesulitan / masalah dalam
belajar, berani menilai diri sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai,
meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.
D. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang berlokasi di
Jl. Kenari No.4 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus–Desember 2006
E. Populasi dan Sampel
Sugiyono, 2003 mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, sedangkan sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
(21)
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajri dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling probability sampling artinya teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
sampel, sedangkan cara yang digunakan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Hal tersebut dilakukan
karena dalam penelitian ini semua anggota populasi dianggap homogen.
Populasi penelitian ini adalah peserta diklat kelas I program keahlian restaurant
SMK Negeri 6 Yogyakarta.
Tabel 2. Populasi peserta diklat kelas I program keahlian restaurant
No. Kelas Jumlah peserta diklat
1. I Boga 1 37 orang
2. I Boga 2 37 orang
3. I Boga 3 36 orang
Jumlah 110 orang
Sumber : Data sekolah
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Menurut
Sugiyono, 2003 menghitung besarnya sampel dapat menggunakan tabel Krejcie
dan Nomogram Harry King. Krecjie dalam melakukan perhitungan ukuran
(22)
mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Hary King menghitung sampel
tidak hanya didasarkan atas kesalahan 5% saja, tetapi bervariasi sampai 15%.
Semakin besar keslahan akan semakin kecil jumlah sampel yang digunakan.
Dalam penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 110 orang.
Perhitungan jumlah sampel menggunakan tabel Krejcie dengan kesalahan 5%
dan kepercayaan sampel terhadap populasi 95%, maka sampel yang digunakan
sebanyak 86 orang (lihat lampiran 5).
F. Metode Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (1999) metode pengumpulan data adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002) observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi pada penelitian ini
adalah observasi partisipan yang merupakan teknik pengumpulan data dimana
peneliti terjun langsung ada ditengah-tengah subyek penelitian, mengikuti
proses belajar mengajar yang tengah berlangsung. Observasi dilakukan untuk
mencari informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap dan terperinci
maka dalam melakukan pengamatan atau observasi melalui partisipasi dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas, yaitu peneliti mengikuti pelajaran yang
(23)
pelajaran. Dalam hal ini kehadiran peneliti tidak merusak situasi dan kondisi
responden. Data yang diharapkan dari observasi ini adalah kondisi nyata pada
proses guru mengajar, kondisi siswa mengikuti pelajaran, fasilitas sekolah
yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1999). Pada dasarnya angket
yang dipergunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan
teknik dasar pengolahan makanan.
Teknik pengumpulan data dengan metode kuesioner memiliki
beberapa kelebihan, yaitu : 1). Data dapat mencakup semua sampel, 2). Data
dapat terkumpul dengan cepat serta memiliki validitas dan reabilitas yang
cukup tinggi, 3). Dapat mengurangi subyektifitas penelitian.
Asumsi lain yang mendasari dipakainya metode angket sebagai alat
pengumpul data menurut Sutrisno Hadi (2002) adalah : 1). Subyek adalah
orang yang tahu tentang dirinya, 2). Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada
penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya, 3). Interpretasi subyek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh penyelidik.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe angket
(24)
Pertimbangannya memakai angket tertutup ini adalah agar responden merasa
mudah untuk menjawab dibandingkan dengan isian angket terbuka / isian.
Data yang diperoleh dari angket merupakan data hasil pengukuran langsung
dari responden. Adapun kisi-kisi pada angket adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kisi-kisi kemampuan belajar mandiri dengan modul
Variabel Indikator No Item Jml
Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
a. Menyadari serta memiliki tujuan belajar.
1,2,3,4 4
b. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya.
5,6,7,8 4
c. Disiplin dalam aturan dan perencanaan
9,10,11,12,13, 14
6
d. Mempunyai strategi / metode belajar yang baik
15,16 2
e. Belajar secara kritis dan logis. 17,18,19 3
f. Kebebasan dan keterbukaan. 20,21,22 3
g. Keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
23,24,25 3
h. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.
26,27,28,29 4
i. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru.
30,31,32 3
j. Keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri
33,34,35,36,3 7
5
k. Mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar
38,39,40 3
l. Berani menilai diri sendiri. 41,42,43 3
m. Optimis terhadap hasil yang dicapai 44,45,46 3 n. Meningkatkan motivasi belajar serta
memacu diri untuk belajar terus-menerus.
47,48,49,50 4
Jumlah 50
Untuk mengetahui variasi kemampuan belajar mandiri dengan modul
(25)
menggunakan daftar pertanyaan bentuk model skala linkert dengan empat
alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk mempermudah menentukan
jawaban dan perhitungan skor karena tidak ada alternatif jawaban ragu-ragu atau
netral yang akan mempersulit penentuan jawaban bagi responden. Pertanyaan
terdiri atas pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Untuk pertanyaan positif,
jawaban dinyatakan dengan (SS) sangat setuju dinilai 4, (S) setuju dinilai 3,
(TS) tidak setuju dinilai 2 dan (STS) sanagt tidak setuju dinilai 1. Data yang
diperolah adalah data interval. Contoh :
Anda belajar atas keinginan yang tulus dari dalam diri sendiri
Skor : 4 3 2 1
Alternatif jawaban : SS S TS STS
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
G. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka instrumen
diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan
(validitas) dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrumen tersebut. Instrumen
(26)
karena itu, setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan uji coba terhadap
instrumen tersebut.
Jumlah responden yang digunakan sebanyak 35 peserta diklat, dengan
keadaan yang kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya. Uji
coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya, sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Sugiyono (1999)
menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur dan instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama (konstan).
1.Pengujian Validitas Instrumen
Sehubungan dengan validitas alat ukur Suharsimi Arikunto (2002),
membedakan atas dua macam validitas logis dan validitas empiris. Validitas
logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar
sehingga menurut logika akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang
dikehendaki validitas empiris adalah validitas yang diperoleh dengan jalan
mencobakan instrumen pada sasaran yang sesuai dengan sasaran penelitian.
Pengujian validitas logis instrumen dalam penelitian dilakukan dengan
jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun kepada ahli
(judgment). Ditunjuk sebagai ahlinya adalah dosen pembimbing. Selain untuk
keperluas judgment dari para ahli juga digunakan untuk mendapatkan
(27)
responden dan butir-butir instrumen tersebut dapat menggambarkan
indikator-indikator pada setiap ubahan. Pengujian validitas empiris dilakukan dengan
mengguankan teknik analisis butir, yaitu dengan jalan mengkorelasikan skor
butir (x) terhadap skor total instrumen (y), dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut :
rxy =
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N
rxy : Koefisien korelasi
N : Jumlah subyek
X : Skor tiap bitir soal
Y : Skor total
X : Jumlah skor tiap butir soal masing-masing variabel.
X2 : Jumlah X kuadrat
Y : Jumlah skor total dari masing-masing variabel
Y2 : Jumlah Y kuadrat
Tes signifikansi untuk menilai apakah setiap pernyataan valid atau tidak
diperoleh dengan perbandingan antar nilai rxy dengan nilai kritis r Product
moment (tabel r). Jika nilai rxylebih besar dari angka yang terdapat pada tabel
r pernyataan tersebut dinyatakan valid, sebaliknya bila rxynya lebih rendah
berarti tidak valid.
Analisis butir-butir pertanyaan instrumen penelitian digunakan bantuan
(28)
gugur tidak diganti dengan butir yang baru dengan pertimbangan bahwa
butir-butir yang sahih masih dapat mewakili indikator-indikator yang ada.
Hasil uji validitas dengan bantuan komputer program program SPSS
versi 10 Singgih Santoso (2002) secara otomatis telah menunjukan gugur atau
sahihnya suatu item. Dari uji validitas item kuesioner terhadap 35 responden
diperoleh 42 butir pernyataan sahih dan 8 butir pernyataan gugur. Hasil
tersebut telah mewakili indikator yang diungkap, sehingga dapat digunakan
untuk mengambil data selanjutnya. Untuk lebih jelasnya hasil uji validitas
item kuesioner terhadap 35 responden dapat diihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Rangkuman hasil uji validitas
No Indikator Jml Sahih Gugur
1. Menyadari serta memiliki tujuan belajar. 4 4 0 2. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan
dimana sumber serta sarananya.
4 3 1
3. Disiplin dalam aturan dan perencanaan 6 5 1
4. Mempunyai strategi / metode belajar yang baik
2 2 0
5. Belajar secara kritis dan logis. 3 3 0
6. Kebebasan dan keterbukaan. 3 2 1
7. Keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
3 2 1
8. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari.
4 4 0
9. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru. 3 3 0 10. Keyakinan akan kemampuannya sendiri,
percaya diri
5 5 0
11. Mengatasi kesulitan / masalah dalam belajar
3 3 0
12. Berani menilai diri sendiri. 3 2 1
13. Optimis terhadap hasil yang dicapai 3 1 2
14. Meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus.
4 3 1
Jumlah 50 42 8
(29)
2.Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan
dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang
benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya
tetap sama.
Begitu juga dalam penelitian ini, pengujian instrumen dilakukan untuk
memperoleh instrumen penelitian yang benar-benar dapat dipercaya. Untuk
menguji kesahihan instrumen digunakan pengujian reliabilitas secar internal
karena uji coba dilakukan satu kali (single trial administration) dengan
menggunakan rumus Alpha. Pertimbangannya bahwa skor butir tersebut
merupakan rentangan skala 1-5 (Suharsimi Arikunto, 2002). Adapun rumus
Alpha adalah :
r11 =
2 2
1 1
t b k
k
σ σ
r11 : Reliabilitas intrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal
b2 : Jumlah varians butir
t2 : Varians total
Dari hasil pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha maka instrumen
dinyatakan andal bila r11 dibandingkan dengan r tabel product moment,
(30)
Menurut Suharsimi Arikunto (2002), tinggi rendahnya reliabilitas
instrumen dapat diinterpretasikan dengan pedoman yang telah dimodifikasi
sebagai berikut :
0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi
0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi
0,400 smapai dengan 0,599 = cukup
0,222 sampai dengan 0,399 = rendah
0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah
Analisis reliabilitas instrumen penelitian digunakan bantuan komputer
program SPSS versi 10 Singgih Santoso (2002). Hasil uji coba instrumen
kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik
dasar pengolahan makanan diperoleh nilai reliabilitas variabel sebesar 0,745.
hal ini berarti instrumen tersebut mempunyai tingkat keandalan yang tinggi.
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan anlisis data statistik
deskriptif untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul mata
diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan
prosentase, sedangkan analisis statistik yang digunakan yaitu distribusi
(31)
Jawaban responden direduksi dan dikategorikan sesuai dengan
jawaban angket. Pemberian skoring dibuat dengan skala linkert dengan skor 1
sampai dengan 4 dengan tujuan untuk menghindari pemilihan jawaban yang
cenderung ke nilai tengah.
Adapun cara yang dilakukan adalah mengidentifikasi kecenderungan
skor rata-rata data, menurut (Suharsimi Arikunto, 2002) pengelompokan
tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Mi + 1,5 (SDi) keatas = Sangat baik
Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = Baik
Mi–1,5 (SDi) s/d Mi = Cukup baik
Mi–1,5 (SDi) kebawah = Kurang baik
Untuk rumus rerata (M) dan standart deviasi (SD) ideal adalah :
M ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
SD ideal = 1/6(skor tertinggi - skor terendah)
2. Interpretasi data dan penyimpulan data
Setelah data dipahami, kemudian dilakukan pemaknaan atau
interpretasi data sesuai dengan maksud penelitian. Data yang diperoleh masih
data kasar dan belum diketahui maksudnya, untuk itu perlu dikonsultasikan
dengan nilai-nilai yang ada dalam klasifikasi yang diperolah dari rata-rata dan
standart deviasinya. Langkah akhir dari analisis data yaitu penyimpulan data.
(32)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
Mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan merupakan
salah satu mata diklat yang ditempuh oleh peserta diklat SMK Negeri 6
Yogyakarta program keahlian restaurant kelas I semester I sebagai dasar
pengolahan makanan sebelum peserta diklat memperoleh kompetensi
berikutnya. Mata diklat ini terdiri dari tiga unit yang membahas tentang
pengetahuan pengolahan makanan, teknik pengolahan panas basah dan teknik
pengolahan panas kering. Pengetahuan pengolahan makanan meliputi materi
tentang sejarah pengolahan makanan, pengertian pengolahan, tujuan pengolajan
makanan dan persiapan dasara pengolahan makanan. Teknik pengolahan panas
basah terdiri dari teknik boling, immering, poaching, stewing, braising,
steaming dan blanching. Untuk teknik pengolahan panas kering terdiri dari
teknik baking, grilling, roasting, sauteing, frying dan shallow frying.
Pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan
makanan saat ini diselenggarakan berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dengan sistem block yang banyak mengacu pada kurikulum
SMK 2004. Di sekolah peserta diklat belajar mata diklat ini selama 12 jam /
minggu. Berdasarkan silabus mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan
(33)
pertemuan pengayaan, 1 kali pertemuan persiapan uji kompetensi, 3 kali
pertemuan uji kompetensi praktek dan 1 kali pertemuan uji kompetensi teori.
Pembelajaran teori meliputi sosialisasi kurikulum, sosialisasi perangkat
administrasi praktek, tata tertib, perlengkapan praktek, pengenalan area dapur,
sosialisasi modul, presentasi, diskusi teknik dasar pengolahan makanan dan
presentasi, diskusi hidangan yang akan diolah selama satu semester. Sebelum
praktek peserta diklat harus mengisi format kegiatan belajar yang meliputi
persiapan alat dan bahan, daftar belanja, tertib kerja, menu yang akan dibuat dan
lembar evaluasi. Format tersebut dikumpulkan sebelum praktek dimulai.
Dalam pembelajaran praktek peserta diklat dibagi menjadi 18 kelompok,
masing-masing kelompok 2 orang. Masing-masing kelompok mempraktekan
satu set menu. Sebelum pembelajaran praktek dimulai Guru mengadakan pretest
tentang makanan yang akan dipraktekan pada pertemuan hari itu. Untuk
memberikan gambaran nyata kepada peserta diklat guru melakukan
demonstrasi. Hal tersebut bertujuan agar peserta diklat benar-benar memahami
proses dan hasil yang baik. Pada saat pembelajaran praktek guru membimbing
dan mengawasi peserta diklatnya. Sesudah praktek selesai dilaksanakan, guru
memberikan evaluasi hasil praktek mereka, faktor penyebab kegagalan dan
bagaimana solusinya. Nilai standart minimal untuk dinyatakan kompeten adalah
7,00, apabil peserta diklat memperoleh nilai kurang dari nilai standart minimal
tersebut maka peserta diklat harus mengikuti pembelajaran remedial pada waktu
(34)
karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang mendapat bentuan dari
Austria pada tahun 2000. Fasilitas di sekolah ini sudah memenuhi persyaratan
standart minimal pelayanan (SPM) oleh dinas pendidikan. Fasilitas yang berupa
alat pengolahan, alat menghidang tersedia lengkap di masing-masing meja
praktek. Meja praktek terdapat 20 meja. Fasilitas penting lainnya yaitu
refrigerator, oven, meja samping, troli, mixer doug juga ada di dapur tersebut.
2. Identitas Responden
Identitas responden yang diungkap dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin yang dijadikan
populasi dan sampel adalah laki-laki dan perempuan. Data tersebut dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah Prosentase
1. Laki-laki 5 4,55%
2. Perempuan 105 95,45%
Jumlah 110 100%
Apabila digambarkan dengan diagram batang, maka dapat dilihat
(35)
5
105
0 20 40 60 80 100 120
laki-laki perempuan
jenis kelam in
ju
m
la
h
Gambar 4. Diagram batang jenis kelamin responden
Dari 110 responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5
orang (4,55%) responden laki-laki dan 105 orang (95,45%) responden
perempuan. Hal ini menunjukan bahwa peserta diklat kelas I program keahlian
restauran sebagian besar adalah perempuan.
3. Deskripsi Data
A. Kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan bagi peserta diklat kelas I SMK Negeri 6 Yogyakarta
Berikut ini disajikan deskripsi data dalam satu variabel yang kemudian
dijabarkan dalam beberapa aspek yang telah terkumpul. Deskripsi data yang
disajikan meliputi : harga rata-rata (mean), modus, median, simpangan baku
(36)
42 butir, kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan
teknik dasar pengolahan makanan diperoleh skor terendah 89 dan skor tertinggi
163. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 131,35, modus 127, 53,
median 129,93 dan simpangan baku 121,93 (lihat lampiran 4). Distribusi
frekuensi kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan
teknik dasar pengolahan makanan sesuai dengan hasil perhitungan data diatas,
dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai capaian kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif (%)
89-99 1 1 1,16
100-110 6 7 6,98
111-121 13 20 15,12
122-132 30 52 34,88
133-143 16 68 18,60
144-154 14 82 16,28
155-165 6 86 6,98
Jumlah 86 316 100
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 122-132 dengan
jumlah frekuensi absolut 30 dan frekuensi relatif sebesar 34,88%. Sedangkan
frekuensi terendah terletak pada rentang data 89-99 dengan jumlah frekuensi
absolut 1 dan frekuensi relatif 1,16%. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi
(37)
Diagram batang kem am puan belajar m andiri dengan m odul m ata diklat m enggunakan teknik dasar pengolahan m akanan
6 14
30
13 6
1
16
0 5 10 15 20 25 30 35
89-99 100-110 111-121 122-132 133-143 144-154 155-165
kelas interval
fr
e
k
u
e
n
s
i
a
b
s
o
lu
t
Gambar 5. Diagram batang kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul
mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan dibagi dalam 4
kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan
pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil
(38)
modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 136,5 105,1 s/d 136,5 73,5 s/d 105
< 73,5
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
28 54 4 0
32,56 62,79 4,65
0
Jumlah 86 100
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa kemampuan belajar mandiri
dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan
kategori sangat baik 28 orang dengan persentase 32,56%, kategori baik 54 orang
dengan persentase 62,79%, kategori cukup baik 4 orang dengan persentase
4,65% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan berada pada kategori baik
dengan persentase 78,18% dengan rerata 131,35.
B. Indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
4 butir, indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar diperoleh skor
terendah 9 dan skor tertinggi 16. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 13,99, modus 12,33,
median 12,64 dan simpangan baku 51,10 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar sesuai dengan hasil
(39)
tujuan belajar
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
4-5 0 0 0
6-7 0 0 0
8-9 1 1 1,16
10-11 1 2 1,16
12-13 36 38 41,86
14-15 29 67 33,72
16-17 19 86 22,09
Jumlah 86 194 100
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 12-13 dengan jumlah
frekuensi absolut 36 dan frekuensi relatif sebesar 41,86%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 8-9 dan 10-11 dengan jumlah frekuensi
absolut 1 dan frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi
ini dapat diamati melalui diagram batang sebagai berikut:
Diagram batang indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar
0 0 1 1
36 29 19 0 5 10 15 20 25 30 35 40
4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17
kelas interval fr e k u e n s i a b s o lu t
(40)
belajar dibagi dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang
baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal
(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti
pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Distribusi frekuensi kategori indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 13 10,1 s/d 13
7 s/d 10 < 7
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
48 36 2 0
55,81 41,86 2,33
0
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa indikator menyadari serta
memiliki tujuan belajar kategori sangat baik 48 orang dengan persentase
55,81%, kategori baik 36 orang dengan persentase 41,85%, kategori cukup baik
2 orang dengan persentase 2,33% dan tidak ada yang berada pada kategori
kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menyadari serta
memiliki tujuan belajar berada pada kategori sangat baik dengan persentase
87,44% dengan rerata 13,99.
C. Indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir
(41)
Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 8,55, modus 8,74,
median 8,6 dan simpangan baku 8,10 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta
sarananya sesuai dengan hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel
10 berikut ini :
Tabel 10. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 0 0 0
5-6 10 10 11,63
7-8 29 39 33,72
9-10 39 78 45,35
11-12 8 86 9,30
13-14 0 0 0
86 213 100
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah
frekuensi absolut 39 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 11-12 dengan jumlah frekuensi absolut 8 dan
frekuensi relatif 9,30 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
(42)
Diagram batang indikator m enentukan sendiri apa yang dipelajari dan dim ana sum ber serta sarananya
0 0 10 29 39 8 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 7. Diagram batang indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya
Selanjutnya untuk mengetahui indikator menentukan sendiri apa yang
dipelajari dan dimana sumber serta sarananya dalam 4 kategori yaitu sangat
baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal
(M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
maka dapat dikelompokan seperti pada tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Distribusi frekuensi kategori indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 19 50 16 1 22,09 58,14 18,60 1,16
(43)
apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya kategori sangat baik 19
orang dengan persentase 22,09%, kategori baik 50 orang dengan persentase
58,14%, kategori cukup baik 16 orang dengan persentase 18,60% dan kategori
kurang baik 1 orang dengan persentase 1,16%.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menentukan
sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya berada pada
kategori baik dengan persentase 71,25% dengan rerata 8,55.
D. Indikator Disiplin dalam aturan dan perencanaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir
soal 5 butir, indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan diperoleh skor
terendah 10 dan skor tertinggi 20. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 15,22, modus 14,16,
median 14,27 dan simpangan baku 14,17 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan sesuai dengan hasil perhitungan
data diatas, dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :
Tabel 12. Distribusi frekuensi nilaia capaian indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif (%)
8-9 0 0 0
10-11 1 1 1,16
12-13 12 13 13,95
14-15 39 52 45.35
16-17 25 77 29,07
18-19 7 84 8,14
20-21 2 86 2,33
(44)
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 14-15 dengan jumlah
frekuensi absolut 39 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 10-11 dengan jumlah frekuensi absolut 1dan
frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan
0 1
12
39
25
7
2 0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21
kelas interval
fr
e
k
u
e
n
s
i
a
b
s
o
lu
t
Gambar 8. Diagram batang indikator disiplin dalam aturan perencanaan
Selanjutnya untuk mengetahui indikator disiplin dalam aturan dan
perencanaan dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang
baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal
(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti
(45)
perencanaan
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 16,25 12,6 s/d 16,5 8,75 s/d 12,5
< 8,75
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
15 68 3 0
17,44 79,07 3,49
0
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa indikator disiplin dalam
aturan dan perencanaan kategori sangat baik 15 orang dengan persentase
17,44%, kategori baik 68 orang dengan persentase 79,07%, kategori cukup baik
3 orang dengan persentase 3,4% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang
baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator disiplin dalam
aturan dan perencanaan berada pada kategori baik dengan persentase 76,1%
dengan rerata 15,22.
E. Indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
2 butir, indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik diperoleh skor
terendah 4 dan skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,03, modus 5,19,
median 5,19 dan simpangan baku 5,56 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik sesuai dengan hasil
(46)
metode belajar yang baik
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 7 7 8,14
5-6 49 56 56,98
7-8 30 86 34,88
9-10 0 0 0
11-12 0 0 0
13-14 0 0 0
86 213 100
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 3 dengan rentang data 5-6 dengan jumlah
frekuensi absolut 49 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 3-4 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan
frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator m em punyai strategi / m etode belajar yang baik
0
7
49
30
0 0 0
0 10 20 30 40 50 60
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 9. Diagram batang indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik
(47)
belajar yang baik dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan
kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku
ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan
seperti pada tabel 15 berikut ini :
Tabel 15. Distribusi frekuensi kategori indikator mempunyai strategi / metode belajar yang baik
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 6,5 5,1 s/d 6,5
3,5 s/d 5 < 3,5
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
30 49 7 0
34,88 56,98 8,14
0
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa indikator mempunyai strategi
/ metode belajar yang baik kategori sangat baik 30 orang dengan persentase
34,88%, kategori baik 49 orang dengan persentase 56,98%, kategori cukup baik
7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada kategori
kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mempunyai
strategi / metode belajar yang baik berada pada kategori baik dengan persentase
75,38% dengan rerata 6,03.
F. Indikator belajar secara kritis dan logis
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
3 butir, indikator belajar secara kritis dan logis diperoleh skor terendah 6 dan
(48)
median 8,87 dan simpangan baku 8,57 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator belajar secara kritis dan logis sesuai dengan hasil perhitungan data
diatas, dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini :
Tabel 16. Distribusi frekuensi nilaia capaian indikator belajar secara kritis dan logis
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 0 0 0
5-6 7 7 8,14
7-8 18 25 20,93
9-10 49 74 56,98
11-12 12 86 13,95
13-14 0 0 0
86 213 100
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah
frekuensi absolut 49 dan frekuensi relatif sebesar 56,98%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 5-6 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan
frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
(49)
Diagram batang belajar secara kritis dan logis 0 0 7 18 49 12 0 0 10 20 30 40 50 60
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 10. Diagram batang indikator indikator belajar secara kritis dan logis
Selanjutnya untuk mengetahui indikator belajar secara kritis dan logis
dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang
berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD).
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada
tabel 17 berikut ini :
Tabel 17. Distribusi frekuensi kategori indikator belajar secara kritis dan logis
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,5 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 25 45 16 0 29,07 52,33 18,60 0
Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa indikator belajar secara kritis
(50)
persentase 18,60% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator belajar secara
kritis dan logis berada pada kategori baik dengan persentase 75,25% dengan
rerata 9,03.
G. Indikator kebebasan dan keterbukaan
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
2 butir, indikator kebebasan dan keterbukaan diperoleh skor terendah 4 dan
skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,48, modus 6,55,
median 6,52 dan simpangan baku 5,97 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator kebebasan dan keterbukaan sesuai dengan hasil perhitungan data
diatas, dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini :
Tabel 18. Distribusi nilai capaian frekuensi indikator kebebasan dan keterbukaan Kelas
Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 2 2 2,33
5-6 40 42 46,51
7-8 44 86 51,16
9-10 0 0 0
11-12 0 0 0
13-14 0 0 0
86 130 100
Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 7-8 dengan jumlah
(51)
frekuensi relatif 2,33 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram indikator kebebasan dan keterbukaan
0 2
40
44
0 0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14 Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 11. Diagram batang indikator kebebasan dan keterbukaan
Selanjutnya untuk mengetahui indikator kebebasan dan keterbukaan dalam
4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan
pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada tabel 19 berikut ini
Tabel 19. Distribusi frekuensi kategori indikator kebebasan dan keterbukaan
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 6,5 5,1 s/d 6,5
3,5 s/d 5 < 3,5 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 44 40 2 0 51,16 46,51 2,33 0
Berdasarkan tabel 19, dapat diketahui bahwa indikator kebebasan dan
(52)
persentase 2,33% dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator kebebasan dan
keterbukaan berada pada kategori baik dengan persentase 81% dengan rerata
6,48.
H. Indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
2 butir, indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
diperoleh skor terendah 4 dan skor tertinggi 8. Tabulasi data dapat dilihat dalam
lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 6,08, modus 5,23,
median 5,27 dan simpangan baku 5,60 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan sesuai dengan
hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini :
Tabel 20. Distribusi frekuensi keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 7 7 8,14
5-6 47 54 54,65
7-8 32 86 37,21
9-10 0 0 0
11-12 0 0 0
13-14 0 0 0
86 213 100
Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
(53)
terendah terletak pada rentang data 3-4 dengan jumlah frekuensi absolut 7 dan
frekuensi relatif 8,14 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam m endalam i bahan
0
7
47
32
0 0 0
0 10 20 30 40 50
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
Kelas interval F fr e k u e n s i a b s o lu t
Gambar 12. Diagram batang indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
Selanjutnya untuk mengetahui indikator keteraturan dan kesungguhan
dalam mendalami bahan dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik
dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan
baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat
dikelompokan seperti pada tabel 21 berikut ini :
Tabel 21. Distribusi frekuensi kategori indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 6,5 5,1 s/d 6,5
3,5 s/d 5 < 3,5 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 32 47 7 0 37,21 54,65 8,14 0
(54)
kesungguhan dalam mendalami bahan kategori sangat baik 32 orang dengan
persentase 37,21%, kategori baik 47 orang dengan persentase 54,65%, kategori
cukup baik 7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada
kategori kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keteraturan dan
kesungguhan dalam mendalami bahan berada pada kategori baik dengan
prosentase 76% dengan rerata 6,08.
I. Indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
4 butir, indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari diperoleh skor
terendah 8 dan skor tertinggi 16. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 12,94, modus 12,07,
median 12,18 dan simpangan baku 12,27 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari sesuai dengan hasil
perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini :
Tabel 22. Distribusi frekuensi nilai capaian penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari
kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
4-5 0 0 0
6-7 0 0 0
8-9 3 3 3,49
10-11 19 22 22,09
12-13 31 53 36,05
14-15 22 75 25,58
16-17 11 86 12,79
(55)
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 12-13 dengan jumlah
frekuensi absolut 31 dan frekuensi relatif sebesar 36,05%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 8-9 dengan jumlah frekuensi absolut 3 dan
frekuensi relatif 3,49 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari
0 0
3
19
31
22
11
0 5 10 15 20 25 30 35
4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17
Kelas interval
F
re
k
u
e
n
s
i
a
b
s
o
lu
t
Gambar 13. Diagram batang indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari
Selanjutnya untuk mengetahui indikator penguasaan penuh atas bahan
yang dipelajari dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang
baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal
(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti
(56)
yang dipelajari
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 13 10,1 s/d 13
7 s/d 10 < 7
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
33 46 7 0
38,37 53,49 8,14
0
Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa indikator penguasaan penuh
atas bahan yang dipelajari kategori sangat baik 33 orang dengan persentase
38,37%, kategori baik 46 orang dengan persentase 53,49%, kategori cukup baik
7 orang dengan persentase 8,14% dan tidak ada yang berada pada kategori
kurang baik.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator penguasaan
penuh atas bahan yang dipelajari berada pada kategori baik dengan persentase
80,88% dengan rerata 12,94.
J. Indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
3 butir, indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru diperoleh skor
terendah 5 dan skor tertinggi 12. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 7,99, modus 7,17,
median 7,21 dan simpangan baku 7,51 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru sesuai dengan hasil
(57)
mencoba hal-hal baru
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 0 0 0
5-6 11 11 12,79
7-8 45 56 52,33
9-10 28 84 32,56
11-12 2 86 2,33
13-14 0 0 0
86 237 100
Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 7-8 dengan jumlah
frekuensi absolut 45 dan frekuensi relatif sebesar 52,33%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 11-12 dengan jumlah frekuensi absolut 2 dan
frekuensi relatif 2,33 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang inisiatid dan berani m encoba hal-hal baru
0 0 11 45 28 2 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
(58)
hal baru dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik
yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal (SD).
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti pada
tabel 25 berikut ini :
Tabel 25. Distribusi frekuensi kategori indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
14 45 26 1
16,28 52,33 30,23 1,16
Berdasarkan tabel 25, dapat diketahui bahwa indikator inisiatif dan berani
mencoba hal-hal baru kategori sangat baik 14 orang dengan persentase 16,28%,
kategori baik 45 orang dengan persentase 52,33%, kategori cukup baik 26 orang
dengan persentase 30,23% dan kategori kurang baik 1 orang dengan persentase
1,16%.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator inisiatif dan
berani mencoba hal-hal baru berada pada kategori baik dengan persentase
66,58% dengan rerata 7,99
K. Indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
(59)
lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 15,76, modus 14,13,
median 14,42 dan simpangan baku 14,72 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri sesuai dengan
hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini :
Tabel 26. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
8-9 0 0 0
10-11 2 2 2,33
12-13 5 7 5,81
14-15 39 46 45,35
16-17 19 65 22,09
18-19 19 84 22,09
20-21 2 86 2,33
86 313 100
Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 14-15 dengan jumlah
frekuensi absolut 39 dan frekuensi relatif sebesar 45,35%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 10-11 dan 20-21 dengan jumlah frekuensi
absolut 2 dan frekuensi relatif 2,33 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi
(60)
kem am puannya sendiri, percaya diri 0 2 5 39 19 19 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21 Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 15. Diagram batang indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri
Selanjutnya untuk mengetahui indikator keyakinan akan kemampuannya
sendiri, percaya diri dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan
kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku
ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan
seperti pada tabel 25 berikut ini :
Tabel 27. Distribusi frekuensi kategori indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri
Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 16,25 12,6 s/d 16,5 8,75 s/d 12,5
< 8,75 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 31 50 5 0 36,05 58,14 5,81 0
Berdasarkan tabel 27, dapat diketahui bahwa indikator keyakinan akan
kemampuannya sendiri, percaya diri kategori sangat baik 31 orang dengan
(61)
kategori kurang.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keyakinan akan
kemampuannya sendiri, percaya diri berada pada kategori baik dengan
persentase 78,8% dengan rerata 15,76.
L. Indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
3 butir, indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar diperoleh skor
terendah 4 dan skor tertinggi 12. Tabulasi data dapat dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 8,41, modus 7,29,
median 7,4 dan simpangan baku 7,96 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar sesuai dengan hasil
perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini :
Tabel 28. Distribusi frekuensi nilai capaian indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 1 1 1,16
5-6 6 7 6,98
7-8 40 47 46,51
9-10 31 78 36,05
11-12 8 86 9,30
13-14 0 0 0
86 219 100
Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 4 dengan rentang data 7-8 dengan jumlah
(62)
frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator m engatasi kesulitan / m asalah dalam belajar
0 1 6 40 31 8 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14 kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 16. Diagram batang indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar
Selanjutnya untuk mengetahui indikator mengatasi kesulitan atau masalah
dalam belajar dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang
baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan simpangan baku ideal
(SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikelompokan seperti
pada tabel 29 berikut ini :
Tabel 29. Distribusi frekuensi kategori indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 14 52 18 2 16,28 60,47 20,93 2,33
(63)
atau masalah dalam belajar kategori sangat baik 14 orang dengan persentase
16,28%, kategori baik 52 orang dengan persentase 60,47%, kategori cukup baik
18 orang dengan persentase 20,93% dan kategori kurang 2 orang dengan
persentase 2,33%.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mengatasi
kesulitan atau masalah dalam belajar berada pada kategori baik dengan
persentase 70,08% dengan rerata 8,41.
M. Indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
Berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai dengan jumlah butir soal
3 butir, indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang
dicapai diperoleh skor terendah 5 dan skor tertinggi 12. Tabulasi data dapat
dilihat dalam lampiran 3.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rerata 9,80, modus 9,09,
median 9,13 dan simpangan baku 9,27 (lihat lampiran 4). Distribusi frekuensi
indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
sesuai dengan hasil perhitungan data diatas, dapat dilihat pada tabel 30 berikut
(64)
terhadap hasil yang dicapai
Kelas Interval
Frekuensi
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0
3-4 0 0 0
5-6 1 1 1,16
7-8 7 8 8,14
9-10 56 64 65,12
11-12 22 86 25,58
13-14 0 0 0
86 159 100
Berdasarkan tabel 30, dapat dilihat bahwa kelompok frekuensi tertinggi
terletak pada kelas interval nomor 5 dengan rentang data 9-10 dengan jumlah
frekuensi absolut 56 dan frekuensi relatif sebesar 65,12%. Sedangkan frekuensi
terendah terletak pada rentang data 5-6 dengan jumlah frekuensi absolut 1 dan
frekuensi relatif 1,16 %. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi ini dapat
diamati melalui diagram batang sebagai berikut :
Diagram batang indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
0 0 1
7 56 22 0 0 10 20 30 40 50 60
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
Kelas interval F re k u e n s i a b s o lu t
Gambar 17. Diagram batang indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
(65)
optimis terhadap hasil yang dicapai dalam 4 kategori yaitu sangat baik, baik,
cukup baik dan kurang baik yang berdasarkan pada nilai rerata ideal (M) dan
simpangan baku ideal (SD). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat
dikelompokan seperti pada tabel 31 berikut ini :
Tabel 31. Distribusi frekuensi kategori indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
42 41 2 1
48,84 47,67 2,33 1,16
Berdasarkan tabel 31, dapat diketahui bahwa indikator berani menilai diri
sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai kategori sangat baik 42 orang
dengan persentase 48,84%, kategori baik 41 orang dengan persentase 47,67%,
kategori cukup baik 2 orang dengan persentase 2,33% dan kategori kurang baik
1 orang dengan persentase 1,16%.
Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat
menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator berani menilai
diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai berada pada kategori baik
(1)
x =
n xi
=86 5 , 52 = 0,61 D. Median
Klas interval = 9-10 b = 9–0,5
= 8,5 n = 86 p = 1 F = 8 f = 56
Md = b + p
f F n
2 / 1
= 8,5 + 1
56 8 ) 86 ( 2 / 1
= 8,5 + 1
56 35 = 8,5 + 0,63 = 9,13 E. Modus
b = 8,5 p = 1
b1= 56–7 = 49
b2= 56–22 = 34
Mo = b + p
2 1
1 b b
b
= 8,5 + 1
34 49
49
= 8,5 + 1
83 49 = 8,5 + 0,59 = 9,09
(2)
F. Mean Me =
fi xi fi
( . ) =86 843 =9,80
G. Standar Deviasi S =
n x xi fi
( ) =86 0406 , 7391 = 85,9423 = 9,27
Pengelompokan kategori indikator berani menialai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai :
Mi + 1,5 (SDi) keatas = Sangat baik Mi s/d M + 1,5 (SDi) = Baik
Mi–1,5 (SDi) s/d M = Cukup baik Mi–1,5 (SDi) kebawah = Kurang baik
M ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ ([3 x 4] + [3 x 1])
= ½ (12 + 3) = ½ (15) = 7,5
SD ideal = 1/6 (skor tertinggi–skor terendah) = 1/6 ([3x 4]–[3 x 1])
= 1/6 (12-3) = 1/6 (9) = 1,5
Kategori sangat baik Mi + 1,5 (SDi) keatas = 7.5 + 1,5 (1,5) = 7,5 + 2,25 = > 9,75
Kategori Baik Mi s/d Mi + 1,5 (SD) = 7,5 s/d 7,5 + 1,5 (1,5)
(3)
Kategori Cukup baik Mi–1,5 (SDi) s/d Mi = 7,5–1,5 (1,5) s/d 7,5 = 5,25 s/d 7,5
Kategori Kurang baik Mi–1,5 (SDi) kebawah = 7,5–1,5 (1,5)
= < 5,25
Tabel 31. Kategori indikator berani meniali diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
42 41 2 1
48,84 47,67 2,33 1,16
Nilai ketercapaian indikator berani meniali diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai :
ggi Skortertin
M
x 100%
= 12
80 , 9
x 100% = 81,67%
13. Indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus
A. Jumlah Kelas Interval K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 86 = 1 + 6,369 = 7,37 = 7
B. Rentang Data = data tertinggi–data terendah = 12–6
(4)
C. Panjang kelas = 0,86 7
6 = 1 Kelas
Interval
Frekuensi xi fxi
x
xi (
x xi )2
2
) (xi x
f
Absolut Komulatif Relatif(%)
1-2 0 0 0 1,5 0 0,89 0,7921 0
3-4 0 0 0 3,5 0 2,89 8,3521 0
5-6 1 1 1,16 5,5 5,5 4,89 23,9121 23,9121
7-8 2 3 2,33 7,5 15 6,89 47,4721 94,9442
9-10 46 49 53,49 9,5 437 8,89 79,0321 3635,4766
11-12 37 86 43,02 11,,5 425,5 10,89 118,5921 4387,9077
13-14 0 0 0 13,5 0 12,89 166,1521 0
86 213 100 52,5 883 8142,2386
x =
n xi
=86 5 , 52 = 0,61
D. Median
Klas interval = 9-10 b = 9–0,5
= 8,5 n = 86 p = 1 F = 3 f = 46
Md = b + p
f F n
2 / 1
= 8,5 + 1
46 3 ) 86 ( 2 / 1
= 8,5 + 1
46 40 = 8,5 + 0,87 = 9,37 E. Modus
b = 8,5 p = 1
(5)
b2= 46–37 = 9
Mo = b + p
2 1
1 b b
b
= 8,5 + 1
9 44
44
= 8,5 + 1
53 44 = 8,5 + 0,83 = 9,33 F. Mean
Me = fi
xi fi
( . ) =86 7883 =10,27 G. Standar Deviasi
S =
n x xi fi
( ) =86 2386 , 8142 = 94,6772 = 9,73
Pengelompokan kategori indikator meningkatkan motivasi dalam belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus :
Mi + 1,5 (SDi) keatas = Sangat baik Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = Baik
Mi–1,5 (SDi) s/d Mi = Cukup baik Mi–1,5 (SDi) kebawah = Kurang baik
M ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ ([3 x 4] + [3 x 1])
= ½ (12 + 3) = ½ (15) = 7,5
SD ideal = 1/6 (skor tertinggi–skor terendah) = 1/6 ([3x 4]–[3 x 1])
= 1/6 (12-3) = 1/6 (9) = 1,5
(6)
Kategori sangat baik Mi + 1,5 (SDi) keatas = 7.5 + 1,5 (1,5) = 7,5 + 2,25 = > 9,75
Kategori Baik Mi s/d Mi + 1,5 (SDi) = 7,5 s/d 7,5 + 1,5 (1,5) = 7,5 s/d 9,75
Kategori Cukup baik Mi–1,5 (SDi) s/d Mi = 7,5–1,5 (1,5) s/d 7,5 = 5,25 s/d 7,5
Kategori Kurang baik Mi–1,5 (SDi) kebawah = 7,5–1,5 (1,5)
= < 5,25
Tabel 33. Kategori indikator meningkatkan motivasi dalam belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus
No Skor Kategori Frekuensi
Absolut Relatif (%) 1
2 3 4
> 9,75 7,6 s/d 9,75 5,25 s/d 7,5
< 5,25
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
45 40 1 0
52,33 46,51 1,16
0
Nilai ketercapaian indikator meningkatkan motivasi dalam belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus:
ggi Skortertin
M
x 100%
= 12
27 , 10
x 100% = 85,58%