KARAKTERISTIK TRAFIK JARINGAN KAMPUS UNIVERSITAS UDAYANA DENGAN MENGGUNAKAN SIMPLE NETWORK MANAGEMENT PROTOKOL.

(1)

UDAYANA DENGAN MENGGUNAKAN SIMPLE NETWORK MANAGEMENT PROTOCOL

I GUSTI AGUNG MADE YUDHY DIASNANTA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

MANAGEMENT PROTOCOL

I GUSTI AGUNG MADE YUDHY DIASNANTA NIM. 1004405081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Lembar Pengesahan

Usulan Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : I Gusti Agung Made Yudhy Diasnanta NIM : 1004405081


(3)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik (ST) pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ir. Linawati,M.Eng.Sc., Ph.D ( ) Pembimbing II : Gede Sukadarmika, ST., MSc. ( ) Penguji : Nyoman Pramaita, ST., MT., Ph.D. ( ) Penguji : Dr. I Made Oka Widyantara, ST., MT. ( ) Penguji : Widyadi Setiawan, ST., MT. ( )

Ditetapkan di : Kampus Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

Tanggal : 26 Februari 2016

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Elektro

(WAYAN GEDE ARIASTINA) NIP.19690413 199412 1 001

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebagai tugas akhir di suatu perguruan tinggi, dan


(4)

Denpasar, 26 Februari 2016


(5)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang, atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan usulan tugas akhir ini yang berjudul

KAR AKTER ISTIK TR AFIK JAR IN GAN KAM PUS UN IVER SITAS UD AYAN A D EN GAN M EN GGUN AKAN SIMPLE N ETWO RK MAN AG EMEN T PRO TO CO L”. Laporan usulan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada penulisan laporan usulan tugas akhir ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna menjadi pelajaran bagi penulis sehingga penulis dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang akan berguna pada masa yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan usulan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Linawati, M.Eng.Sc., Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ide konsep, bimbingan, motivasi dan banyak bantuan dalam menyelesaikan usulan tugas akhir ini.

2. Bapak Gede Sukadarmika, ST., MSc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan, motivasi dan banyak bantuan dalam menyelesaikan usulan tugas akhir ini.

3. Bapak Nyoman Putra Sastra, ST., MT. Selaku Ketua Bagian Infrastruktur dan Jaringan Unit Sumber Daya Informasi yang sangan banyak


(6)

memberikan masukan serta bimbingan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Fatih Sugiharno selaku senior di GDLN yang selalu membantu dan memberikan motivasi kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Bapak Widyadi Setiawan, S.T., M.T., selaku koordinator Tugas Akhir. 6. Bapak Soma, Kakak Aris, Kakak Agus dan Ary satya selaku Staf Pegawai

Global Development Learning Network (GDLN) yang telah mengijikan penulis untuk melakukan penelitian sekaligus membantu dalam penyusunan usulan tugas akhir ini.

7. Kedua orang tua Ajik dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan dukungan baik jasmani maupun rohani selama penulis menyusun laporan ini.

8. Terkasih Gusti Ayu Angie Martika S.H yang telah banyak memberikan semngat dan motivasi yang sangat luar biasa untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Rekan–rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana serta teman-teman BRHN CORP telekomunikasi angkatan 2010 yang sangat mendukung dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

10.Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu atas bantuan dan saran yang diberikan sehingga laporan ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi kampus Universitas Udayana, dan pihak-pihak yang berkepentingan.


(7)

tidak luput dari kesalahan, maka penulis mohon maaf jika ada penyusunan laporan usulan tugas akhir yang kurang baik. Akhir kata semoga amal baik mereka yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Usulan Tugas Akhir ini mandapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Denpasar, 26 Pebruari 2016


(8)

ABSTRAK

Peningkatan jenis layanan yang dilewatkan melalui internet akan sangat signifikan berpengaruh pada lalu lintas (traffic) yang ada pada suatu jaringan. Demikian juga halnnya pada jaringan Kampus Universitas Udayana. Tujuan dari pada penelitian ini untuk memonitoring dan mengetahui trafik data jaringan serta karakteristik penggunaan protokol jaringan Kampus Universitas Udayana dengan menggunakan aplikasi CACTI dan NTOPNG. Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan semua snmp-community dari setiap

interface dimasing-masing gedung fakultas lalu dengan memanfaatkan trafik flow

pada MikroTik RouterOS bandwidth Manager kemudian melakukan monitoring untuk selanjutnnya akan dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis maka dapat diketahui penggunaan bandwidth jaringan pada masing–masing lokasi switch

perhari tertinggi rata-rata ada pada hari ke pertama dan hari ketujuh pada

outbound dan inbound sedangkan penggunaan bandwidth perminggu tertinggi terjadi lebih dominan pada minggu kedua dengan mencapai 12445835,83 bps. Penggunaan protokol jaringan berdasarkan data yang di export disetiap lokasi

switch bahwa penggunaan Transmision Control Protokol (TCP) merupakan protokol yang penggunaannya paling tinggi dibandingkan protokol lainnya diseluruh lokasi switch yang yang penggunaannya mencapai 11.240.179 paket pada packet sent, 1212130307,00 bps pada bytes sent, 14.528.571 paket pada

packet received, dan 20828125817,00 bps pada bytes received. Selain penggunaan protokol TCP, ada beberapa protokol jaringan lainnya yang sering digunakan diantarannya protokol UDP, ICMP, DNS, HTTP, SSL, SNMP, Google, Skype dan Dropbox. Karakteristik penggunaan protokol Jaringan setiap harinnya tidak hanya bergantung pada besar kecilnnya data transfer yang ada pada jaringan internet yang digunakan namun juga tergantung seberapa banyak user yang menggunakan akses jaringan internet tersebut.

Kata kunci : monitoring, snmp-community, CACTI, NTOPNG, inbound, outbound, packet sent, packet received, bytes sent, bytes received


(9)

ABSTRACT

Increasing the types of service that passed through the Internet will be a very significant effect on traffic (traffic) that exist on a network. Likewise with any network Udayana University. The aim of the research is to monitor and Determine network traffic data as well as the characteristics of the use of network protocols Udayana University using Cacti and NTOPNG applications. In this study, the data collection was done by collecting all the snmp-community of each interface in the respective faculty building and by utilizing the traffic flow on the MikroTik RouterOS bandwidth manager then monitoring to be Carried out further analysis. Based on the analysis, it can be seen the use of network bandwidth on each switch location highest daily average there on the first day and the seventh day of the outbound and inbound bandwidth usage per week while the highest is more dominant in the second week to reach 12,445,835.83 bps. The use of network protocols based on the Data that is exported each location switches that use the Transmission Control Protocol (TCP) is a protocol Whose use is high Compared to most other protocols across locations that the user switches to the packet Reaches 11,240,179 packets sent, bytes 1,212,130,307.00 sent bps, 14,528,571 packets on the packet received, and the bytes received 20,828,125,817.00 bps. In addition to the use of the TCP protocol, there are Several other network protocols that are Often used protocols including UDP, ICMP, DNS, HTTP, SSL, SNMP, Google, Skype and Dropbox. Network protocol usage characteristics of each harinnya not only depend on the size of its small transfers of data available on the internet t network that is used but Also depends on how many users are using the internet network access.

Keywords : monitoring, snmp-community, CACTI, NTOPNG, inbound, outbound, packet sent, packet received, bytes sent, bytes received


(10)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI... .iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penulisan ...3

1.4 Manfaan Penulisan ...3

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...3

1.6 Sistematika Penulisan ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAK A ...5

2.1 Tinjauan Mutakhir...5

2.2 Jaringan Komputer ...8

2.2.1 Local Area Network ...9

2.2.1 Metropolitan Area Network ...10

2.2.3 Wide Area Network ...10

2.3 Topologi Jaringan ...11

2.3.1 Topologi Star ...11

2.3.2 Topologi Tree...11

2.4 Monitoring Jaringan ...12

2.5 Protokol Jaringan ...14

2.6 Model Open System Interconection ...15

2.7 Simple Network Management Protocol ...17

2.8 Transmission Control Protocol/Internet Protocol ...22

2.8.1 Model TCP/IP ...19

2.9 User Data Protocol ...21

2.10 Internet Control Massage Protocol ...25

2.11 Hyper Text Transfer Protocol ...26

2.12 Trafik ...27

2.12.1 Satuan Trafik 2.13 Parameter Kualitas Jaringan...29

2.13.1 Bandwidth ...29

2.14 Cacti ...31

BAB III METODE PEN ELITIAN ...36

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...36

3.2 Sumber Data...36

3.3 Jenis Data ...36

3.4 Metoda Pengumpulan Data ...37

3.5 Alur Analisis ...37


(11)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Umum... 4.2 Konfigurasi SNMP dan cacti ... 4.3 Analisis Karakteristik Jaringan Kampus Sudirman Universitas

Udayana ... 4.4 Analisis Trafik Bnadwidth per- hari ... 4.4.1 Fakultas Kedokteran ... 4.4.2 Gedung Pascasarjana ... 4.4.3 Gedung SPI... 4.4.4 Gedung Laboratorium Bersama ... 4.4.5 Fakultas FISIP ... 4.4.6 Gedung AO ... 4.4.7 Fakultas Teknik ... 4.4.8 Gedung PPLH... 4.4.9 Fakultas Pariwisata ... 4.4.10 Fakultas Ekonomi ... 4.5 Analisis Trafik Bandwidth per-Minggu ... 4.5.1 Fakultas Kedokteran ... 4.5.2 Gedung Pascasarjana ... 4.5.3 Gedung SPI... 4.5.4 Gedung Laboratorium Bersama ... 4.5.5 Fakultas FISIP ... 4.5.6 Gedung AO ... 4.5.7 Fakultas Teknik ... 4.5.8 Gedung PPLH... 4.5.9 Fakultas Pariwisata ... 4.5.10 Fakultas Ekonomi ... 4.6 Analisis Protokol Jringan Kamus Sudirman Universitas Udayana ... 4.6.1 Switch Fakultas Kedokteran ... 4.6.2 Switch Gedung Pascasarjana ... 4.6.3 Switch Gedung SPI... 4.6.4 Switch Gedung Laboratorium Bersama ... 4.6.5 Switch Fakultas FISIP ... 4.6.6 Switch Gedung AO... 4.6.7 Switch Fakultas Teknik ... 4.6.8 Switch Gedung PPLH... 4.6.9 Switch Fakultas Pariwisata ... 4.6.10 Switch Fakultas Ekonomi ... BAB IV PENUTUP

5.1 Simpulan ... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jaringan LAN ... Gambar 2.2 Jaringan MAN ... Gambar 2.3 Jaringan WAN ... Gambar 2.4 Model Jaringan Bintang ... Gambar 2.5 Topologi Jaringan Tree... Gambar 2.6 Proses dalam sistem monitoring ... Gambar 2.7 Interaksi antar manager dan agent ... Gambar 2.8 Subsistem dalam agent SNMP ... Gambar 2.9 Model TCP/IP... Gambar 2.10 Pergerakan data dalam layer TCP/IP ... Gambar 2.11 Struktur kerja cacti... Gambar 3.1 Skenario Pengujian record data dari Server Cacti ... Gambar 3.2 Flowchart Alur Analisis Penelitian ... Gambar 4.1 Ifrastruktur Jaringan Universitas Udayana ... Gambar 4.2 Tampilan snmpwalk ... Gambar 4.3 Cacti Instalation guide ... Gambar 4.4 Tampilan user login cacti ... Gambar 4.5 Grafik Bandwidth Harian Switch Fak.Kedokteran pada interface

GigabitEthernet 2/3 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.6 Grafik bandwidth Harian Switch gedung Pascasarjana pada

interface GigabitEthernet 2/5 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.7 Grafik Bandwidth Harian Switch gedung Satuan Pengawasan

Interen pada interface GigabitEthernet 2/9 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.8 Grafik Bandwidth Harian switch Laboratorium bersama pada

interface GigabitEthernet 2/7 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.9 Grafik Bandwidth Harian Switch Fak.FISIP pada interface VLAN

118 (Rata-rata 30 menit) ... Gambar 4.10 Grafik Bandwidth Harian Switch gedung AO pada interface

GigabitEthernet 2/2 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.11 Grafik Bandwidth Harian Switch Fak.Teknik pada interface

GigabitEthernet 2/6 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.12 Grafik Bandwidth Harian Switch gedung PPLH pada interface

VLAN 72 (Rata-rata 30 menit) ... Gambar 4.13 Grafik Bandwidth Harian Switch Fak.Pariwisata pada interface

GigabitEthernet 1/23 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.14 Grafik Bandwidth Harian Switch Fak.Ekonomi pada interface

GigabitEthernet 2/8 (Rata-rata 30 menit)... Gambar 4.15 Grafik Bandwidth mingguan Switch Fak.Kedokteran pada interface

GigabitEthernet 2/3 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.16 Grafik Bandwidth mingguan gedung Pascasarjana pada interface

GigabitEthernet 2/5 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.17 Grafik Bandwidth mingguan Switch gedunga satuan pengawasan


(13)

Gambar 4.18 Grafik Bandwidth mingguan laboratorium bersama fakultas

Pertanian pada interface GigabitEthernet 2/7 (Rata-rata 2 jam) ... Gambar 4.19 Grafik Bandwidth mingguan Switch Fak.FISIP pada interface

VLAN 118 (Rata-rata 2 jam) ... Gambar 4.20 Grafik Bandwidth mingguan Switch gedung AO pada interface

GigabitEthernet 2/2 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.21 Grafik Bandwidth mingguan Switch Fak.Teknik pada interface

GigabitEthernet 2/6 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.22 Grafik Bandwidth mingguan Switch gedung PPLH pada interface

VLAN 72 (Rata-rata 2 jam) ... Gambar 4.23 Grafik Bandwidth mingguan Switch Fak Pertanian pada interface

GigabitEthernet 1/23 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.24 Grafik Bandwidth mingguan Switch Fak.Ekonomi pada interface

GigabitEthernet 2/8 (Rata-rata 2 jam)... Gambar 4.25 Trafik flow setting enable... Gambar 4.26 Hasil monitoring Jaringan Kampus Univeristas Udayana dengan

interface Router OS Mikrotik 172.20.1.6 ... Gambar 4.27 Penggunaan protokol jaringan keseluruhan Hari ke-1 pada switch

Fakultas Kedokteran ... Gambar 4.28 Penggunaan protokol jariangan Hari Ke-1 pada switch Fakultas

kedokteran berdasarkan Packetsent. ... Gambar 4.29 Penggunaan protokol jariangan Hari Ke-1 pada switch Fakultas

kedokteran berdasarkan PacketReceived ...

Gambar 4.30 Penggunaan protokol jariangan Hari Ke-1 pada switch Fakultas kedokteran berdasarkan Byte sent ... Gambar 4.31 Penggunaan protokol jariangan Hari Ke-1 pada switch Fakultas

kedokteran berdasarkan Byte received ...

Gambar 4.32 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu pengamatan dari switch Faklutas Kedokteran ... Gambar 4.33 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Faklutas Kedokteran ... Gambar 4.34 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Faklutas Kedokteran ... Gambar 4.35 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Faklutas Kedokteran ... Gambar 4.36 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Gedung Pascasarjana ... Gambar 4.37 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Gedung Pascasarjana. ... Gambar 4.38 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Gedung Pascasarjana ... Gambar 4.39 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Gedung Pascasarjana. ... Gambar 4.40 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Gedung SPI ... Gambar 4.41 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu


(14)

minggu pengamatan dari switch Gedung SPI ... Gambar 4.42 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Gedung SPI ... Gambar 4.43 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Gedung SPI ... Gambar 4.44 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch LAB. Bersama... Gambar 4.45 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch LAB. Bersama ... Gambar 4.46 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch LAB. Bersama... Gambar 4.47 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch LAB. Bersama ... Gambar 4.48 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas FISIP ... Gambar 4.49 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas FISIP ... Gambar 4.50 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas FISIP ... Gambar 4.51 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas FISIP ... Gambar 4.52 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch gedung AO ... Gambar 4.53 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch gedung AO ... Gambar 4.54 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch gedung AO ... Gambar 4.55 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch gedung AO ... Gambar 4.56 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas Teknik ... Gambar 4.57 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas Teknik ... Gambar 4.58 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas Teknik... Gambar 4.59 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas Teknik ... Gambar 4.60 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch gedung PPLH ... Gambar 4.61 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch gedung PPLH ... Gambar 4.62 Penggunaan protokol berdasarkan bytes sent selama satu minggu

pengamatan dari switch gedung PPLH ... Gambar 4.63 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch gedung PPLH ... Gambar 4.64 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu


(15)

pengamatan dari switch Fakultas Pariwisata ... Gambar 4.65 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas Pariwisata ... Gambar 4.66 Penggunaan protokol berdasarkan bytessent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas Pariwisata ... Gambar 4.67 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas Pariwisata ... Gambar 4.68 Penggunaan protokol berdasarkan packet sent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas Ekonomi ... Gambar 4.69 Penggunaan protokol berdasarkan packet received selama satu

minggu pengamatan dari switch Fakultas Ekonomi ... Gambar 4.70 Penggunaan protokol berdasarkan bytessent selama satu minggu

pengamatan dari switch Fakultas Ekonomi ... Gambar 4.71 Penggunaan protokol berdasarkan bytes received selama satu


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Mutakhir... Tabel 2.2 Model refrensi OSI... Tabel 2.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... Tabel 4.1 umlah Saluran/Kanal pada Kampus Sudirman ... Tabel 4.2 Daftar Switch pada masing- masing gedung Kampus Sudirman ... Tabel 4.3 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch Fakultas

Kedokteran ... Tabel 4.4 Rata-rata bandwidth per-hari switch Fakultas Kedokteran ... Tabel 4.5 Intensitas Trafik Harian Fakultas Kedokteran ... Tabel 4.6 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch gedung

Pascasarjana... Tabel 4.7 Intensitas Trafik Harian gedung Pascasarjana ... Tabel 4.8 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch gedung SPI ... Tabel 4.9 Intensitas Trafik Harian gedung SPI ... Tabel 4.10 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch gedung

Laboratorium Bersama ... Tabel 4.11 Intensitas Trafik Harian gedung Laboratorium Bersama ... Tabel 4.12 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch Fakultas FISIP .. Tabel 4.13 Intensitas Trafik Harian Fakultas FISIP... Tabel 4.14 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch gedung AO ... Tabel 4.15 Intensitas Trafik Harian gedung AO ... Tabel 4.16 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch Fakultas Teknik Tabel 4.17 Intensitas Trafik Harian Fakultas Tek nik... Tabel 4.18 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch gedung PPLH .... Tabel 4.19 Intensitas Trafik Harian gedung PPLH ... Tabel 4.20 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch Fakultas

Pariwisata ... Tabel 4.21 Intensitas Trafik Harian Fakultas Pariwisata ... Tabel 4.22 Penggunaan bandwidth tertinggi per-hari pada switch Fakultas

Ekonomi ... Tabel 4.23 Intensitas Trafik Harian Fakultas Ekonomi ... Tabel 4.24 Penggunaan bandwidth tertinggi per-minggu pada switch Fakultas

Kedokteran ... Tabel 4.25 Rata-rata bandwidth per- minggu switch Fakultas Kedokteran ... Tabel 4.26 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas Kedokteran ... Tabel 4.27 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch gedung

Pascasarjana... Tabel 4.28 Intensitas Trafik Mingguan gedung Pascasarjana ... Tabel 4.29 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch gedung SPI . Tabel 4.30 Intensitas Trafik Mingguan gedung SPI ... Tabel 4.31 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch gedung

Laboratorium Bersama ... Tabel 4.32 Intensitas Trafik Mingguan gedung Laboratorium Bersama ... Tabel 4.33 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch Fakultas


(17)

FISIP ... Tabel 4.34 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas FISIP ... Tabel 4.35 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch gedung AO . Tabel 4.36 Intensitas Trafik Mingguan gedung AO ... Tabel 4.37 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch Fakultas

Teknik ... Tabel 4.38 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas Teknik ... Tabel 4.39 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch gedung

PPLH ... Tabel 4.40 Intensitas Trafik Mingguan gedung PPLH ... Tabel 4.41 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch Fakultas

Pariwisata ... Tabel 4.42 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas Pariwisata ... Tabel 4.43 Penggunaan bandwidth tertinggi per- minggu pada switch Fakultas

Ekonomi ... Tabel 4.44 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas Ekonomi ... Tabel 4.45 Group IP VLAN pada masing- masing lokasi ... Tabel 4.46 Export Data protokol dari switch Fakultas Kedokteran tanggal 4

Desember 2015 ... Tabel 4.47 Intensitas Trafik Mingguan Fakultas Ekonomi ...


(18)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini menyebabkan banyaknya layanan sistem informasi yang bermunculan yang memiliki tujuan untuk mempermudah proses pendidikan. Teknologi memiliki peranan yang penting dalam dunia pendidikan karena berbagai informasi dapat diberikan melalui internet.

Universitas Udayana merupakan salah satu lembaga pendidikan yang telah memiliki sebuah unit untuk mengelola jaringan jaringan dan menyediakan berbagai macam sistem untuk memudahkan staf pegawai, dosen, dan mahasiswa dalam melakukan kegiatan yang menunjang proses pendidikan di Universitas Udayana. Jaringan memiliki peran penting dalam pertukaran data antar pengguna jaringan. Seiring dengan perkembangan tersebut maka jumlah pengguna jaringan komputer akan semakin meningkat sehingga arus pertukaran informasi meningkat pula. Masalah-masalah yang dihadapi juga akan mengalami peningkatan salah satunnya adalah kepadatan trafik jaringan.

Kepadaan trafik pada sebuah jaringan akan menyebabkan terjadinya pengurangan kinerja pada jaringan tersebut sehingga pengguna jaringan tidak akan dapat menggunakan jaringan komputer tersebut secara optimal. Global Development Learning Network merupakan tempat Network Operation Center

kampus Universitas Udayana yang dimana sebagai pusat jaringan di Kampus Universitas Udayana yang masih ingin lebih meningkatkan kualitas jaringannya. Seiring dengan berjalannya waktu pengelolaan jaringan membutuhkan suatu sistem untuk menampilkan hasil kondisi jaringan serta kapasistas beberapa aplikasi yang mengalir di jaringan universitas udayana.

Salah satu parameter untuk menganalisis kepadatan trafik suatu jaringan yang baik adalah tingkat penggunaan bandwidth pada jaringan tersebut. Penggunaan bandwidth tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya user, namun dpengaruhi juga oleh jenis dan tingkat kebutuhan penerimaan dan pengiriman data


(19)

Pengaturan jaringan yang baik dapat dianalisis oleh protokol manajemen seperti Simple Network Managemnt Protocol (SNMP). Untuk memudahkan analisis dari protocol SNMP akan menggunakan sebuah tools monitoring open source yang dapat menampilkan informasi yang lengkap dari protokol SNMP tersebut ke dalam sebuah grafik. Tools monitoring yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Aplikasi CACTI. Tools monitoring ini dapat memeperoleh informasi yang berasal dari SNMP untuk menggambarkan keadaan jaringan, baik secara keseluruhan maupun di setiap node. Aplikasi ini dapat menampilkan informasi yang berasal dari SNMP dengan menampilkan pola grafik jaringan yang menggunakan interval waktu tertentu. Selain itu penggunaan perangkat lunak NTOPNG berfungsi menampilakn penggunaan protokol jaringan berdasarkan

packet sent, packet received, bytes sent dan bytes received pada masing-masing VLAN yang memiliki group IP pada lokasi switch Kampus Sudirman Universitas Udayana

1.2 R umus an M as alah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah tentang bagaimana karakteristik trafik jaringan kampus Sudirman Universitas Udayana jika dilihat dari penggunaan protokol Jaringan dan penggunaan Bandwidth dalam periode per-hari, per-minggu?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah mengetahui trafik

bandwidth dari device yang dimonitoring sehingga dapat memahami karakteristik user dalam penggunaan bandwidth dan protokol jaringan tertinggi di masing-masing switch Kampus Sudirman Universitas Udayana serta dapat melakukan penanganan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi jaringan dan kinerja konektivitas jaringan berdasarkan prilaku trafik yang berlangsung.


(20)

jaringan yang lebih efisien dan optimal serta hasil penggunaan bandwidth dapat dijadikan suatu acuan untuk pengalokasian bandwidth yang tepat terhadap masing- masing jaringan untuk menghindari terjadinnya kepadatan trafik jaringan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Pada pembahasan tugas Akhir ini permasalah hanya dibatasi pada: 1. Penggunaan tools monitoring CACTI dan perangkat lunak NTOPNG. 2. Hanya Membahas sistem Jaringan LAN Kampus Sudirman Universitas

Udayana dengan periode waktu dan penggunaan bandwidth secara realtime ( per hari dan per minggu)

3. Hanya melakukan analisi trafik bandwidth yang digunakan oleh masing masing gedung Kampus Sudirman serta penggunaan protokol dari VLAN yang memiliki group IP pada Kampus Sudirman.

4. Analisi protokol dilakukan berdasarkan waktu pengamatan selama seminggu pada masing-masing protokol.

5. Tidak membahas perangkat perangkat yang digunakan pada jaringan kampus Universitas Udayana secara terperinci.

6. Monitoring yang dilakukan berdasarkan Main Router 4507 cisco catalyst

172.20.6.1 yang terhubung ke masing- masing switch tiap gedung.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, ruang lingkup dan batasan masalah serta sistematika pembahasan.


(21)

tentang jaringan, system monitoring, analisis trafik jaringan, CACTI dan NTOPNG.

BAB III : METODOLO GI

Membahas tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, data yang terdiri dari sumber data dan jenis data, metode analisis data, serta alur analisis.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan dan menjelaskan hasil monitoring dari setiap interface lalu analisis grafik dari CACTI sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan serta analisis penggunaan protokol pada masing- masing VLAN.

BAB V : PEN UTUP

Merupakan penutup dari penelitian ini, yang meliputi kesimpulan yang didapat dari penelitian, dan saran-saran yang diberikan oleh penulis.


(22)

2.1 Tijauan Mutakhir

Usulan Tugas Akhir “Analisis Trafik Jaringan Kampus Universitas Udayana dengan Simple Network Management Protokol” ini menggunakan sistem

monitoring yang ditawarkan oleh beberapa refrensi. Penggunaan dari beberapa refrensi digunakan untuk menentukan batasan masalah yang dilakukan oleh penelitian serupa namun menggunakan aplikasi yang berbeda serta metoda penyelesaian dan solusi untuk masing- masing masalah yang dikaji.

Berikut adalah uraian singkat dari refrensi yang digunakan.

1. Klasifikasi Penggunaan Protokol Komunikasi pada Network traffic menggunakan naive bayes sebagai penentuan QoS. ( Made Sudarma dan Dandy Pramana Hostiadi, Universitas Udayana, Bali, 2013). Pada penelitian ini digunakan metoda Naḯve Bayes yang mampu menunjukan klasifikasi jaringan berdasarkan protokol , ukuran komunikasi data yanng ditransmisikan dalam bentuk length byte dan juga berdasarkan counting (record yang sering muncul sebagai aktifitas). Selain menggunakan metoda Naḯve Bayes digunakan juga metoda Data filtering serta Netwrok Capturing yang akan menggunakan aplikasi wireshark. Hasil dari penelitian ini adalah berupa hasil klasifikasi network trafik dari sisi protokol terhadap prioritas menjelaskan bahwa protokol HTTP memiliki prioritas menengah hingga tinggi dalam penentuan QoS. Prioritas QoS

dapat diberikan terhadap proses komunikasi sama yang memiliki banyak kemunculan diatas 300 record. Pada penelitian Tugas Akhir ini akan mengikuti metoda yang dilakukan yaitu dengan Network Capturing

dengan menggunakan aplikasi Wireshark.

2. Traffic analysis and characterization of Internet user behavior (Penelitian Maria Kilh dan koleganya, Dept. of electrical and information Technology, Lund University, Sweden, 2009). Pada penelitian ini penulis


(23)

internet dalam istilah trafik data jaringan, volume trafik dan aplikasi serta karkteristik aktivitas dari pengguna jaringan. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan perbedaan hasil model untuk panjang sesi pengguna jaringan berbeda dari yang telah diasumsikan penulis berdasarkan asumsi tradisional. Pada penelitian tugas akhir ini penulis ingin memfokuskan juga pada penggunaan internet berdasarkan data trafik jaringan, volume trafik, dan aplikasi serta karkteristik aktivitas dari pengguna jaringan di Universitas Udayana.

3. Analisis Trafik Menggunakan MRTG berbasis SNMP pada jaringan Kampus Universitas Sumatra Utara. (Penelitian Juliman Yasonasa Gea, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009). Pada penelitian ini penggunaan

bandwidth pada jaringan ini dianalisis dengan protocol SNMP yang nantinya akan dapat menampilkan informasi dari protocol SNMP tersebut ke dalam bentuk grafik menggunakan perangkat lunak Multi Router Traffic Grapher (MRTG). Trafik yang dianalisis adalah trafik jaringan hanya didasarkan pada jaringan gateway-Universitas Sumatra Utara

dengan rentan periode tertentu yaitu, per hari, per minggu, perbulan, dan pertahun. Hasil dari penelitian ini mendapatkan nilai intensitas Trafik serta volume trafik dari rentan periode waktu yang sudah ditentukan. Rata rata intensitas trafik yang didapatkan sebesar 1,756 erlang. Jika ditinjau dari pemakaian bandwidth hasil yang didadpatkan adalah pemakaian

bandwidth yang paling tinggi pada bulan juni tahun 2008 yang merupakan trend musiman yaitu awal tahun ajaran baru dan pengisian KRS mahasiswa Universitas Suatra Utara. Pada tugas akhir ini akan mengadopsi metoda yang dilakukan dengan menampilkan grafik dari jaringan yang dimonitoring berdasarkan periode waktu per-hari, per-minggu, per-bulan.


(24)

1. Made Sudarma, Dandy Pramana Hostiadi Klasifikasi penggunaan protokol

Komunikasi pada

Nework Traffic

Menggun akan

naïve bayes

sebagai Penentuan QoS.

Naḯve Bayes, Data

filtering serta Network Capturing

Hasil dari penelitian ini adalah berupa hasil klasifikasi network trafik

dari sisi protokol terhadap prioritas menjelaskan bahwa protokol HTTP memiliki prioritas menengah hingga tinggi dalam penentuan QoS.

Prioritas QoS dapat diberikan terhadap proses komunikasi sama yang memiliki banyak

kemunculan diatas 300 record.

2 Maria Kihl, Chistina Lagerstedt, Andreas Aurelius dan Per Odlling

Traffic analysis and

characterization of Internet user behavior

Analisis pengukuran lalu lintas jaringan di swedia municipical akses broarband jaringan dan

memeperoleh.pengguna an jaringan sesuai dengan model prilaku pengguna jaringan dengan menggunakan commmercial lanjutan monitoring tools dan host perilaku klasifikasi dari lalu lintas, yang berarti bahwa lebih dari 95% dari lalu

lintas dapat diidentifikasi.

Perbedaan hasil model untuk panjang sesi pengguna jaringan berbeda dari yang telah diasumsikan penulis berdasarkan asumsi tradisional.


(25)

Yasonasa Gea.

Menggunak an MRTG berbasis SNMP pada jaringan Kampus Universitas Sumatra Utara.

adalah trafik jaringan hanya didasarkan pada jaringan gateway Universitas Sumatra Utara dengan rentan periode tertentu yaitu, per hari, per minggu, perbulan, dan pertahun dengan menggunakan MRTG berbasis SNPM.

mendapatkan nilai intensitas Trafik serta volume trafik dari rentan periode waktu yang sudah ditentukan. Rata rata intensitas trafik yang didapatkan sebesar 1,756 erlang. Jika ditinjau dari pemakaian

bandwidth hasil yang didadpatkan adalah pemakaian bandwidth

yang paling tinggi pada bulan juni tahun 2008 yang merupakan trend musiman yaitu awal tahun ajaran baru dan

pengisian KRS

mahasiswa Universitas Suatra Utara.

2.2 Jaringan Komputer

Jaringan komputer saat ini bukanlah hal yang baru lagi di dalam dunia teknologi informasi. Hampir semua perusahaan di instansi memanfaatkan jaringan komputer untuk mempercepat dan melancarkan laju arus informasi yang sangat diperlukan dalam perusahaan dan instansi tersebut. Jaringan komputer adalah kumpulan komputer dan peralatan lainnya seperti printer, scanner, dan yang lainnya yang saling terhubung satu sama lainnya. Jaringan komputer melakukan hubungan untuk melakukan pemakaian bersama atas sumber daya yang ada pada jaringan komputer tersebut. (Sinaga A, 2006)


(26)

agar dapat dikatakan sebagai sebuah jaringan, yaitu:

a. Sesuatu yang dapat digunakan secara bersama. Dalam hal ini dapat berupa

software ataupun hardware.

b. Hubungan secara fisik antar sistem komputer. Untuk dapat berinteraksi suatu sistem komputer harus dihubungkan melalui suatu media tertentu yang dapat mentransmisikan suatu data.

c. Aturan-aturan dalam berkomunikasi antar system komputer.

Suatu sistem harus mempunyaI aturan-aturan tertentu yang dapat diterima oleh sistem lain dalam satu jaringan agar data yang dikirim oleh komputer pengirim dapat diterima dengan baik oleh komputer penerima. Aturan yang mengatur tentang komunikasi komputer disebut dengan protocol. Tujuan jaringan komputer bukan hanya untuk membagi sumber daya (resource) yang dimiliki secara bersama atau hanya untuk saling bertukar data, tetapi lebih dari itu tujuannya adalah agar dapat saling mengerti entity dan dapat menggunakan data yang diterima dan entity lain dalam suatu jaringan. (Rusanto S, 2009)

2.2.1 Local Area Network

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumber daya (resouce misalnya printer) dan saling bertukar informasi. (Suhartono B, 2012)


(27)

Gambar 2.1 Jaringan LAN (Suhartono B, 2012)

2.2.2 Metropolitan Arean Network

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. (Suhartono B, 2012)

Gambar 2.2 Jaringan MAN (Suhartono B, 2012)

2.2.3 Wide Arean Network

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. (Suhartono B, 2012)


(28)

Gambar 2.3 Jaringan WAN (Suhartono B, 2012)

2.3 Topologi Jaringan

Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geofrapis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data. (Zulkarnain I., 2012)

2.3.1 Topologi Star

Dalam topologi bintang, sebuah element pusat (hub, bridge, atau switch) bertindak sebagai pengatur dan pengendalian semua komunikasi data. Station pusat merupakan titik krisis yang berfungsi sebagai pengatur semua komunikasi data yang terjadi dan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua station yang akan berkomunikasi. Banyaknya station yang dapat terhubung tergantung jumlah port yang tersedia pada station pusat yang digunakan. Topologi jaringan star sangat mudah dikembangkan, baik penambahan maupun pengurangan system. Keutungan dari topologi bintang adalah jika kabel terputus, maka hanya satu terminal yang terputus koneksinya. Terminal dapat ditambahkan dengan mudah, tanpa mempengaruhi keseluruhan jaringan. (Farina A, 2009)


(29)

Gambar 2.4 Model Jaringan Bintang (Zulkarnain, 2012)

2.3.2 Topologi Tree

Topologi Pohon adalah kombinasi karakteristik antara topologi bintang dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi bintang yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai jalur tulang punggung atau backbone. Komputer-komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di hubungkan sebagai jalur tulang punggung. Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda.

Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer. Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul atau node. Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati 3, 5 dan 6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. (Yudianto M, 2005)


(30)

Gambar 2.5 Topologi Jaringan Tree (Wijaya A, 2007)

2.4 Monitoring Jaringan

Monitoring jaringan komputer adalah proses pengumpulan dan melakukan analisis terhadap data-data pada lalu lintas jaringan dengan tujuan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki jaringan komputer. Monitoring jaringan ini merupakan bagian dari manajemen jaringan. Monitoring jaringan komputer dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Connection Monitoring

Connection monitoring adalah teknik monitoring jaringan yang dapat dilakukan dengan melakukan tes ping antara monitoring stationdan device target, sehingga dapat diketahui bila koneksi terputus.

b. Traffic Monitoring

Traffic monitoring adalah teknik monitoring jaringan dengan melihat paket aktual dari traffic pada jaringan dan menghasilkan laporan berdasarkan traffic jaringan.

Tujuan monitoring jaringan komputer adalah untuk mengumpulkan informasi yang berguna dari berbagai bagian jaringan sehingga jaringan dapat diatur dan dikontrol dengan menggunakan informasi yang telah terkumpul. Dengan demikian jika terjadi permasalahan dalam jaringan akan cepat diketahui dan diperbaiki sehingga stabilitas jaringan lebih terjamin. Berikut ini beberapa alasan utama dilakukan monitoring jaringan :


(31)

d. Mempermudah analisis troubleshooting pada jaringan. e. Mendokumentasikan jaringan.

Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu:

a. Proses di dalam pengumpulan data monitoring. b. Proses di dalam analisis data monitoring.

c. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.

Gambar 2.6 Proses dalam sistem monitoring (Ohara G, 2005)

Sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, atau sumber-sumber lain yang ingin diperoleh informasi mengenai dirinya. Proses dalam analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data telah terkumpul atau bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel, gambar, gambar kurva, atau dapat juga berupa gambar animasi.

Aksi yang terjadi di antara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem monitoring adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data dari objek yang di-monitor, atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan menampilkannya. Proses yang terjadi tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda. (Prasetyo I, 2014)


(32)

dikirimkan bagian perbagian agar diperoleh transmisi data yang handal, kemudian di padukan kembali ke dalam susunan yang tepat begitu data sampai pada tujuan.

Ketika data hendak di transmisikan diantara dua atau lebih device,

protocol bertanggung jawab dalam menjaga keutuhannya diantaranya dengan memberikan cara pemeriksaan error, mengenali jenis gangguan, memberikan cara bagi pengirim untuk dapat mengenali akhir transmisi, dan memeberikan cara bagi penerima untuk mengenali bahwa pesan telah diterima. Protokol digunakan untuk beragam tujuan pada komunikasi komputer. Fungsi utama protocol adalah untuk memberikan standar pada jaringan komputer walaupun aplikasi yang digunakan sangat luas. (Gea J, 2009)

2.6 Model Open System Interconnection

(Gea J. 2009) Model refrensi Open System Interconnection (OSI) merupakan salah satu model refrensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari aplikasi yang berada di komputer lain. Tujuan utama dari setiap model refrensi, khususnya OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam perangkat dari manufaktur yang berbeda dapat saling beroprasi. Keunutngan lainnya antara lain:

1. Membagi kompleksitas yang terdapat dalama jaringan

2. Mengidentifikasi standarisasi Interface agar antar vendor dapat saling berintegrasi.

3. Perubahan yang terjadi pada satu layer tidak dapat mempengaruhi semua

layer. Hal ini dapat mengijinkan developer mengambil spesialisasi dalam membangun sebuah aplikasi.

Model referensi OSI terdiri dari 7 lapis (layer) yang secara umum terbagi dalam dua kelompok, yakni Upper Layer (Application Layer) dan Lower Layer (data Transport Layer). Lapis yang tergolong dalam Upper Layer mendefinisikan bagaimana aplikasi pada sebuah host yang akan berkomunikasi dengan user dan


(33)

Tabel 2.3 model refrensi OSI (Januar D, 2011)

Layer Fungsi Contoh

Application (layer 7)

Menyediakan layanan seperti email, file transfer, file server, dan lain-lain.

FTP, TFTP, DNS, SNMP, RLOGIN,

Presentation (layer 6)

Menyediakan eksripsi, konversi dan performadata MPEG, JPEG, HTTP, TIFF

Sesion (layer 5)

Megadakan sambungan dnegan komputer lain. SQL-X, ASP, DNA, SCP, NFS

Transport (layer 4)

Mendukung koneksi end-to-end TCP, UDP

Network (layer 3)

Melakukan routing paket data IP, OSPF, ICMP, RIP, ARP, RARP

Data Link (layer 2)

Penegcekan kemungkinan terjadinya kesalahan dan pembetukan frame.

SLIP, PPP, MTU

Physical (layer 1)

Interface atau media transmisi data. EIA, 232, EIA RS-449, IEEE 802

Lapis aplikasi berfungsi sebagai interface anatar user dan komputer. Lapis ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ketersediaan komunikasi, menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi komunikasi. Lapis presentasi berfungsi sebagai penyedia sistem penyajian data ke lapis aplikasi. Lapis ini berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format coding) dan menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda. Lapis sesi bertanggung jawab pada proses pembentukan , pengelolaan dan pemutus sesi antar sistem aplikasi. Lapis sesi bertugas mengendalikan dialog antar

devide dan node.

Lapis Transport bertanggung jawab dalam proses pengemasan data uppe layer ke dalam segmen dan menyediakan mekanisme multiplexing aplikasi dari upper layer, pengiriman segmen antar host, penetapan hubungan antar host pengirim dan host penerima dengan bentuk virual circuit, yaitu menjamin proses pengiriman data yang dapat diandalkan. Lapis Network bertangggung jawab


(34)

device yang terletak dalam network yang berbeda.

Lapis Data link menjamin bahwa pesan dikirim ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari lapis network kedalam bentuk bit di lapis fisik untuk dikirimkan ke host lain. Lapis data link membentuk paket kedalam bentuk frame dan menambhkan sebuah header yang berisi alamat hardware. Lapis fisi melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Lapis fisi secara langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. (Gea J. 2009)

2.7 Simple Netwrok Management Protocol

Simple Netwrok Management Protocol (SNMP) adalah Internet Protocol Suite yang dibuat oleh Internet Engginering Task Force (IETF) pada sekitar tahun 1988. Tujuan awal diciptakannya protocol SNMP ini adalah untuk mengatur berbagai device yang semakin banyak seiring dengan berkembangnnya jaringan internet. SNMP dikembangkan untuk menyediakan peralatan manajemen jaringan yang mendasar dan mudah diimplementasikan untuk rangkaian protocol jenis TCP/IP. SNMP merupakan protocol dari lapis aplikasi yang digunakan untuk

network Management system untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengelolanya. SNMP mencakup protocol yang actual, definisi yang ditangani (managed information), dan komponen komponen terikat lainnya.

Server Manajemen SNMP dapat melakukan tes untuk memeriksa status antara perangkat jaringan yang merupakan fungsi pada lapis fisik. Pada lapis Data Link, Server Manajemen SNMP dapat digunakan untuk mengkonfigurasi, mengaktifkan, dan mematikan jaringan, Server manajemen dapat menerima frame

keluar dan masuk, dan perhitungan error pada setiap perangkat. Server

manajemen SNMP bekerja pada lapis Network dengan memeriksa IP address assignment, address translation tabels, dan routting tabelz. Dengan demikian,


(35)

unjuk kerja dan keamanan dari suatu jaringan. Untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut SNMP dibagi menjadi tiga bagian yang berkerja sama satu sama lainnya yaitu device, agen dan Netwrok Management System (NMS). Berikut deskripsi mengenai fungsi dari ketiga element tersebut:

1. Managed device

Managed devide adalah node jaringan yang memiliki SNMP agen dan berada dalam jaringan yang dimanajemenkan. Managed device akan mengumpulkan informasi yang nantinnya bias diakses oleh NMS dengan menggunakan SNMP. Managed device bias berupa router, switch, Ethernet/NIC, ataupun

elemenn network lainnya. Berikut ini merupakan tiga atribut yang merepresentasikan sebuah managed object atau yang sering juga disebut dengan managed device, yaitu:

a. Nama

Nama atau object identifier (OID), dengan jelas mendefenisikan sebuah

managed object. Nama-nama ini umumnya dipakai dalam dua bentuk yaitu numeiric dan “human readable”.

b. Tipe dan sintaks

Tipe data dari sebuah managed object merupakan subset dari Abstract Syntax Notation One (ASN.1) merupakan cara untuk menspesifikasikan bagaimana data direpresentasikan dan dikirimkan antara manajer dan agen. Tipe dan sintaks dari ASN.1 bersifat independent sehingga komputer dengan sistem operasi yang berbeda dapat saling berkomunikasi.

c. Encoding

Sebuah managed object diencoded ke sebuah string menggunakan Basic Encoding Rules (BER). BER mendefenisikan bagaimana objek di-


(36)

2. Agent

(Ohara J, 2005) Untuk membuat suatu perangkat yang dapat dimonitor dengan SNMP, harus dibuat aplikasi yang disebut agent SNMP. Agent SNMP adalah sebuah aplikasi yang berjalan di perangkat jaringan dan bertugas menjawab pesan-pesan SNMP dan mengirimkan pesan SNMP tentang suatu kejadian di perangkat tersebut.

Gambar 2.7 Interaksi antara manager dan agent (Ohara J, 2005)

Agent menerima masukan pesan dari manager. Pesan ini meminta request

untuk membaca atau menulis data pada device. Kemudian agent membawa

request tersebut dan mengirimkan kembali respon. Agent tidak selalu harus menunggu untuk dimintai informasi. Ketika suatu masalah yang signifikan terjadi,

agent mengirim suatu notification message yang disebut trap kepada satu

manager atau lebih. Untuk membuat suatu agent SNMP, perlu diketahui subsistem-subsistem yang ada pada agent SNMP. Gambar 2.8 memperlihatkan subsistem-subsistem yang ada pada agent SNMP.


(37)

Gambar 2.8 subsistem dalam agent SNMP(Ohara J, 2005)

Dari gambar 2.8 dapat didefinisikan subsistem-subsistem yang ada dalam

agent SNMP, yaitu:

• Subsistem jaringan

Subsistem ini berfungsi untuk menghubungkan agent SNMP dengan jaringan komputer. Jika subsistem ini meerima pesan SNMP, maka pesan tersebut akan diberikan kepada subsistem protocol. Setelah diproses, subsistem protokol akan memberikan pesan SNMP yang harus dikirimksn oleh subsistem jaringan.

• Subsistem protokol

Subsistem ini melakukan dua hal, yaitu: encoding/decoding dan otentifikasi. Encoding/decoding mengubah pesan SNMP yang diterima sesuai aturan pengkodean BER (Basic Encoding Rule). Sedangkan otentifikasi mengecek apakah pesan SNMP yang diterima tersebut otentik. Pada SNMPv1, otentifikasi dilakukan hanya dengan mengecek nama community yang ada dalam pesan SNMP.

• Subsistem MIB

Subsisten ini melakukan dua hal, yaitu: mencari identitas object yang diminta, kemudian memanggil fungsi tersebut. Pencarian identitas object dilakukan sesuai jenis pesannya. Sedangkan fungsi yang dipanggil adalah fungsi yang mengakses parameter-parameter system yang berhubungan dengan object


(38)

dari NMS adalah melakukan pemantauan terhadap kualitas SLA (Service Level Agreement) dari banwidth yang digunakan. Hasil dari pantauan tersebut biasanya dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen, disisi lain digunakan oleh administrator jaringan (technical person) untuk menganalisa apakah terdapat kejanggalan dalam operasional jaringan.

Terdapat 10 alasan utama menggunakan aplikasi monitoring jaringan komputer, yaitu:

a. Mengetahui apa yang sedang terjadi dalam jaringan, dimana solusi NMS selalu memberikan informasi tentang operasional dan konektifitas dari peralatan dan sumber daya yang ada dalam jaringan.

b. Untuk perencanaan peningkatan (upgrade) dan perubahan peralatan jaringan.

c. Dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah-masalah dalam jaringan. d. Sebagai bahan untuk keperluan SLA (service level agreement).

e. Mengetahui kapan saat yang tepat untuk mengimplementasikan solusi

disaster recovery system (pemulihan bencana/masalah) dapat dilaksanakan.

f. Memastikan keamanan sistem beroperasi dengan baik.

g. Memastikan pengguna (client) layanan dalam jaringan terkoneksi dengan server yang mereka butuhkan.

h. Mendapatkan infomasi status jaringan secara remote.

i. Memastikan uptime untuk keperluan pengguna yang tergantung dengan ketersediaan jaringan komputer.

j. Menghemat pengeluaran dengan menekan jumlah waktu jaringan down

dan memangkas waktu untuk menganalisa masalah.

Melakukan monitoring pada komponen atau elemen-elemen jaringan serta mengumpulkan informasi yang sangat banyak dari aktifitas jaringan, melihat, menganalisa secara tepat dan cepat memerlukan sebuah solusi dalam


(39)

NOC. Selain mempermudah troubleshooting, sistem ini akan membantu dalam mengumpulkan data historis jaringan untuk melihat kecendrungan yang timbul pada penggunaan sumber daya dan kapasitas jaringan sehingga dapat didesain dan direncanakan sebuah jaringan yang akurat dan efektif.

SNMP merupakan protokol fleksibel yang mengizinkan penggunanya untuk mengelola dan memonitor kinerja peralatan jaringan, penanganan masalah dan persiapan dalam pengembangan jaringan. Banyak peralatan jaringan yang mendukung penggunaan SNMP, hal ini memudahkan monitoring dengan menggunakan NMS yang juga mendukung SNMP.

2.8 Transmission Control Protocol/Internet Protocol

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol jaringan komputer terbuka dan bisa terhubung dengan berbagai jenis perangkat keras dan lunak. TCP terdiri beberapa layer atau lapisan yang memilik fungsi tertentu dalam komunikasi data. Setiap fungsi dari layer selain dapat bekerjasama dengan layer pada tingkat lebih rendah atau lebih tinggi, juga bias berkomunikasi dengan layer sejenis pada remote host (peering). IP adalah jantung TCP/IP memiliki peran sebagai pembawa data yang independent.

Semua dokumen TCP/IP dalam bentuk public document IEN dan RFC. IP dibagi atas kelas network A, B, dan C. Sedangkan kelas D untuk keperluan reverse IP yang boleh diabaikan. IP ditulis dalam bilangan desimal dari 0 sampai 255. Data yang mengalir antar layer atau antar host dienkapsulasi dan diberi

header agar tiap layer bias memprosesnya. Sebuah host tidak tahu alamat IP gateway di network lain, tetapi data mengalir ke host tujuan di network lain melalui gateway networknya setelah diberi penentuan routing alamat IP. TCP singkatan dari transfer control protocol dan IP singkatan dari Internet Protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama lain


(40)

2.8.1 Model TCP/IP

Protokol TCP/IP tidak mengikuti benar model refrensi OSI. Sebuah lapisan pengirim hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang sama dipenerima (jadi misalnya ;apisan data link penerima hanya berhubungan dengan data link pengirim) selain dengan satu layer diatas atau dibawahnya (misalnya lapisan netwrok berhubungan dengan lapisan transport diatasnya atau dengan lapisan data link di bawahnnya. Berikut adalah susunan model TCP/IP:

Gambar 2.9 Model TCP/IP (Addah Roni H. 2005)

Dalam TCP/IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berbeda di satu layer ke protokol yang berbeda layer lainnya. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang di terimannya sebagai data. Jika suatu protokol menerima data dari suatu protokol lain pada layer diatasnnya, makan akan menambahkan informasi tambahan milikknyake data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi dari protokol tersebut. Setelah itu data ini akan diteruskan lagi ke protokol yang dibawahnnya.

Hal ini sebalikknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lainnya yang berada pada layer dibawahnnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer diatasnnya.

Application Layer

Transport Layer

Internet Layer


(41)

Gambar 2.10 Pergerakan data dalam Layer TCP/IP (Addah Roni H. 2005)

Lapisan/layer terbawah, yaitu Network interface Layer, bertanggung jawab dalam mengirim dan menerima data ke media fisik dan dari media fisik. Media fisik dapat berupa kabel, serat optik, atau gelombang radio. Karena tugasnnya ini, protokol pada layer ini harus mampu dimengerti komputer. Yang berasal dari peralatan lain yang sejenis. Lapisan/Layer selanjutnnya ialah internet layer. Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam proses pengirimiman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam protokol yaitu IP, ARP dan ICMP.

IP (internet protokol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. ARP ( Address Resoltion Protocol) ialah protokol yang digunakan unuk menemukan alamat hardware dari host/komputer yang terletak pada network yang sama. Sedangkan ICMP ( Internet Control Massage Protokol) merupakan protokol yang digunakan untuk mengirimpkan pesan dan melaporkan kegagalan pengiriman data. Layer berikutnya adalah transport layer, berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi pada dua host/komputer. Kedua protokol tersebut adalah TCP (Transmission Control Protokol) dan UDP (User Dtaa Protokol). Layer atas adalah aplication Layer yang dimana pada layer inilah terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol TCP/IP ini. (Addah Roni H. 2005)


(42)

lain tanpa membuat suatu koneksi. Sehingga dalam perjalanan ke tujuan paket dapat hilang karena tidak ada koneksi langsung antara kedua host, jadi UDP bersifat tidak realibel namun UDP lebih cepat dari pada TCP karena tidak memerlukan koneksi langsung.

(Sukaridhoto S, 2014) UDP (User Datagram Protocol) pada dasarnya adalah interface untuk aplikasi IP. Dimana UDP tidak memiliki fungis reliabilitas data, flow control, dan error-recovery untuk komunikasi IP. UDP memiliki proses seperti multiplexing/demultiplexing untuk mengirimkan datagram, dari port menuju IP datagram. Karena itu UDP juga disebut sebagai connectionless-oriented protocol. Aplikasi yang biasannya menggunakan UDP anatara lain:

Trivial File Transfer Protocol (TFTP)

Domain Name System (DNS) name server

Remote Procedure Call (RPC) pada Network File System (NFS)

Simple Network Management Protocol (SNMP)

Lighweight Directory Access Protocol (LDAP)

2.10 Internet Control Massage Protokol

(Lafif M, 2013) Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah salah satu protokol inti dari keluarga protokol internet. ICMP utamanya digunakan oleh sistem operasi komputer jaringan untuk mengirim pesan kesalahan yang menyatakan bahwa komputer tujuan tidak bisa dijangkau. ICMP berbeda tujuan dengan TCP dan UDP dalam hal ICMP tidak digunakan secara langsung oleh aplikasi jaringan milik pengguna. Salah satu pengecualian adalah aplikasi ping yang mengirim pesan ICMP Echo Request (dan menerima Echo Reply) untuk menentukan apakah komputer tujuan dapat dijangkau dan berapa lama paket yang dikirimkan dibalas oleh komputer tujuan.

Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah bagian dari keluarga protokol Internet dan didefinisikan di dalam RFC 792. Pesan-pesan ICMP


(43)

sistem connectionless setiap gateway akan melakukan pengiriman. Dalam koneksi dengan internet pengirim tidak dapat memberitahukan sebab kegagalan suatu koneksi. Untuk mengatasinya diperlukan suatu metode yang mengijinkan gateway melaporkan error atau menyediakan informasi mengenai kejadian yang tidak diinginkan sehingga dipakai mekanisme ICMP. Pesan ICMP merupakan bagian dari datagram IP. Tujuan akhir dari suatu pesan ICMP bukan merupakan program atau user melainkan software internet-nya. ICMP menyediakan komunikasi antar software protocol Internet.

Pada dasarnya terdapat dua macam pesan ICMP: ICMP Error Message & ICMP Query Message. ICMP error message digunakan pada saat terjadi kesalahan pada jaringan, sedangkan query message adalah jenis pesan yang dihasilkan oleh protokol ICMP jika pengirim paket menginginkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kondisi jaringan.

Fungsi dari ICMP antara lain adalah:

• Memberitahukan jika ada paket yang tidak sampai ketujuan.

• Memberitahukan pengirim jika memory buffer di router penuh.

• Untuk memberitahukan pengirim bahwa paket telah melewati jumlah hop maksimum dan akan di abaikan.

• Redirect paket dari gateway ke host.

• Ping menggunakan ICMP echo untuk memeriksa hubungan 2.11 HyperText Transfer Protocol

HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah sebuah protokol untuk meminta dan menjawab antara client dan server. Sebuh client HTTP seperti web browser, biasanya memulai permintaan dengan membuat hubungan TCP/IP ke port tertentu di tempat yang jauh (biasanya port 80). Sebuah server HTTP yang mendengarkan di port tersebut menunggu client mengirim kode permintaan (request) yang akan meminta halaman yang sudah ditentukan, diikuti dengan


(44)

HTTP menggunakan TCP. Setelah membuat sambungan, klien dapat mengirim pesan permintaan HTTP ke server. HTTP digunakan untuk mengirimkan permintaan dari klien web (browser) ke web server, dikembali kan ke konten web (halaman web) dari server ke klien. HTTP tidaklah terbatas untuk penggunaan dengan TCP/IP, meskipun HTTP merupakan salah satu protokol aplikasi TCP/IP paling populer melalui Internet. Memang HTTP dapat diimplementasikan di atas protokol yang lain di atas Internet atau di atas jaringan lainnya.

2.12 Trafik

Secara umum trafik dapat diartikam sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi diukur dengan satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari suatu kanal adalahnnya lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kerja jaringan (Network performance) dan kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi. (Syafiudin I, 2009)

Trafik juga dapat diartikan sebagai pemakaian (pendudukan) terhadap suatu sistem peralatan/saluran telekomunikasi yang diukur dengan waktu (kapan dan berapa), juga terkait dengan yang dipakai, dari mana, kemana dan lain-lain. Sibuknya sistem CPU sehingga tidak dapat memproses data atau menunda pemrosesan data merupakan suatu indikasi kepadatan trafik. ( Gea J. 2009)

Pengaturan trafik harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

• Besar/banyaknya perpindahan objek.

• Tujuan perpindahan objek.

• Waktu perpindahan.


(45)

penemu teori trafik.

1 erlang adalah pendudukan suatu sirkuit yang terus -menerus selama 1 jam

Satuan trafik lainnya yang biasa di pakai dan hubungannya dengan erlang adalah:

1 erlang = 1 TU (Traffic Unit) = 1 VE (Verkehrseintheit) = 38 CCS (Cent Call Second) = 36 HCS (Hundred Call Seconds) = 36 UC (Unit Call)

= 30 EBCH (Equited Busy Hour Call)

Besaran trafik merupakan objek pengukuran trafik terhadap jumlah pendudukan pada suatu peralatan/saluran yang diukur berdasarkan waktu (kapan dan berapa lama). Besaran Trafik yang dikenal adalah:

1. Volume trafik

Volume Trafik dalam satu jam dapat diketahui dengan cara membagi

Bandwidth total pada suatu periode pengamatan dengan Bit Rate rata-rata setiap kanal seperti yang terlihat pada rumus 2.1

Volume Trafik =

= ……

Jam

(2.1)

Maka diperoleh nilai Intensitas Trafik pada suatu periode pengamatan dengan menggunakan persamaan 2.2

2. Intensitas Trafik Intensitas Trafik (Traffic density) Kepadatan arus trafik yang melalui sirkuit yang telah di sediakan umumnya yang sering dihitung adalah intensitas trafik pada saat jam sibuk di tiap sirkuit (route) karena berguna untuk perencanaan penyediaan asilitas. Intensitas ini dapat


(46)

persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T).

Intensitas Trafik (A) =

=…….

Erlang (2.2)

A= Intensitas trafik. V= Volume Trafik T= Waktu Pengamatan

2.13 Parameter Kualitas Jaringan

Parameter merupakan karakteristik dari hasil pengukuran suatu objek. Ukuran parameter kualitas jaringan LAN terhitung dari data sampel atau populasi. Beberapa parameter yang dijadikan refrensi umum untuk dapat melihat performasi dari jaringan LAN adalah bandwidth, delay, packet loss dan troughput.

2.13.1 Bandwith

(Septiawan D, 2011) Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan

bandwith yang berbeda. Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dibaratkan sebagai sebuah pipa air yang memiliki diameter tertentu. Semakin besar bandwidth, maka semakin banyak pua air yang dapat mengalir didalam pipa tersebut. Umunya bandwidth dihitung dalam satuan bit, kbit atau bps (bit rate per second). Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality of Service).


(47)

memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik. CACTI menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan multiple data, dan fitur pengelolaan user. Semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang mudah digunakan dan mudah dipahami untuk local area network hingga network yang kompleks dengan ratusan device. Dengan menggunakan CACTI kita dapat memonitor trafik yang mengalir pada sebuah server.

CACTI dapat disebutkan bahwa CACTI adalah aplikasi frontend dari RRDTool yang menyimpan informasi kedalam database MySQL dan membuat grafik berdasarkan informasi tersebut. MySQL merupakan software open source

yang tersedia baik di bawah GNU general Publik License (GPL) ataupun dibawah lisensi lain. (http://www.CACTI.net/)

Proses pengambilan data (lewat SNMP maupun skrip) sampai kepada pembuatan grafik dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Keuntungan penggunaan CACTI sebagai alat pengawasan jaringan antara lain:

 Dapat diinstal dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu dalam mengkonfigurasinya.

 Tidak membutuhkan banyak alat – alat pendukung lain

 Memiliki interface yang sangat flexibel dibuat melalui PHP/MySQL

 Memiliki forum publik yang sangat aktif, sehingga memudahakan dalam hal support dan update.

 CACTI template dapat di share sehingga akan menghemat banyak waktu dibandingkan mendisain segalanya dari awal.

 Plug-in dapat ditambahkan ke dalam CACTI sehingga penggabungan dengan alat lain dapat dilakukan.

Sebagai aplikasi monitoring jaringan yang cukup kompleks, aplikasi dari CACTI ini sudah memiliki banyak fitur. Beberapa fitur yang dimiliki oleh CACTI diantaranya:


(48)

kebutuhannya. Kemudian CACTI akan mengumpulkan data secara periodik dan menyimpannya kedalam database MySQL atau Round Robin Archives. Data sources juga dapat dibuat sesuai dengan data yang sudah ada di grafik.

b. Graph

Ketika satu atau lebih data telah didefinisikan, maka sebuah grafik RRDtool dapat dibuat menggunakan data tersebut. CACTI memungkinkan user untuk membuat hampir semua grafik yang dapat digambar RRDtool dengan menggunakan semua standarisasi tipe grafik dan penggabungan fungsi RRDtool. Pemilihan warna suatu area dan fungsi tambahan text otomatis juga menjadikan proses pembuat grafik menjadi lebih mudah.

 Inbound

Inbound merupakan status dari trafik yang masuk ke dalam DSLAM dari modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, inbound adalah upload yang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM dan sebaliknya apabila dilihat dari sisi server Inbound merupakan download yang dilakukan pelangan. Inbound biasanya dituliskan dalam satuan bps, Kbps atau Mbps.

 Outbound

Outbound merupakan status dari trafik yang keluar dari DSLAM menuju modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, outbound merupakan download yang dilakukan oleh pelanggan dan sebaliknnya dari sisi server outbound merupakan upload ang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM. Outbound biasanya diukur dalam satuan bps, Kbps atau Mbps.

 Current

Current menunjukkan besarnya trafik yang ada pada saat pengambilan data dimulai, biasanya dalam satuan Kbps atau Mbps.


(1)

ditentukan dari jumlah server, kecepatan pelayanan server, dengan kecepatan panggilan yang datang lamannya rata rata trafik tersebut dilayani. (average holding time). Itensitas trafik jumlah waktu pendudukan persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T).

Intensitas Trafik (A) =

=…….

Erlang (2.2)

A= Intensitas trafik. V= Volume Trafik T= Waktu Pengamatan

2.13 Parameter Kualitas Jaringan

Parameter merupakan karakteristik dari hasil pengukuran suatu objek. Ukuran parameter kualitas jaringan LAN terhitung dari data sampel atau populasi. Beberapa parameter yang dijadikan refrensi umum untuk dapat melihat performasi dari jaringan LAN adalah bandwidth, delay, packet loss dan troughput.

2.13.1 Bandwith

(Septiawan D, 2011) Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda. Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dibaratkan sebagai sebuah pipa air yang memiliki diameter tertentu. Semakin besar bandwidth, maka semakin banyak pua air yang dapat mengalir didalam pipa tersebut. Umunya bandwidth dihitung dalam satuan bit, kbit atau bps (bit rate per second). Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality of Service).


(2)

2.14 CACTI

(Berri I, 2012) CACTI adalah salah satu aplikasi open source yang merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang didesign untuk memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik. CACTI menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan multiple data, dan fitur pengelolaan user. Semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang mudah digunakan dan mudah dipahami untuk local area network hingga network yang kompleks dengan ratusan device. Dengan menggunakan CACTI kita dapat memonitor trafik yang mengalir pada sebuah server.

CACTI dapat disebutkan bahwa CACTI adalah aplikasi frontend dari RRDTool yang menyimpan informasi kedalam database MySQL dan membuat grafik berdasarkan informasi tersebut. MySQL merupakan software open source yang tersedia baik di bawah GNU general Publik License (GPL) ataupun dibawah lisensi lain. (http://www.CACTI.net/)

Proses pengambilan data (lewat SNMP maupun skrip) sampai kepada pembuatan grafik dilakukan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Keuntungan penggunaan CACTI sebagai alat pengawasan jaringan antara lain:

 Dapat diinstal dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu dalam mengkonfigurasinya.

 Tidak membutuhkan banyak alat – alat pendukung lain

 Memiliki interface yang sangat flexibel dibuat melalui PHP/MySQL  Memiliki forum publik yang sangat aktif, sehingga memudahakan dalam

hal support dan update.

 CACTI template dapat di share sehingga akan menghemat banyak waktu dibandingkan mendisain segalanya dari awal.

 Plug-in dapat ditambahkan ke dalam CACTI sehingga penggabungan dengan alat lain dapat dilakukan.

Sebagai aplikasi monitoring jaringan yang cukup kompleks, aplikasi dari CACTI ini sudah memiliki banyak fitur. Beberapa fitur yang dimiliki oleh CACTI diantaranya:


(3)

a. Data Sources

Untuk dapat mengambil alih pengumpulan data, dapat dibuat external script atau command dengan data-data yang dapat diisi oleh pengguna sesuai kebutuhannya. Kemudian CACTI akan mengumpulkan data secara periodik dan menyimpannya kedalam database MySQL atau Round Robin Archives. Data sources juga dapat dibuat sesuai dengan data yang sudah ada di grafik.

b. Graph

Ketika satu atau lebih data telah didefinisikan, maka sebuah grafik RRDtool dapat dibuat menggunakan data tersebut. CACTI memungkinkan user untuk membuat hampir semua grafik yang dapat digambar RRDtool dengan menggunakan semua standarisasi tipe grafik dan penggabungan fungsi RRDtool. Pemilihan warna suatu area dan fungsi tambahan text otomatis juga menjadikan proses pembuat grafik menjadi lebih mudah.

 Inbound

Inbound merupakan status dari trafik yang masuk ke dalam DSLAM dari modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, inbound adalah upload yang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM dan sebaliknya apabila dilihat dari sisi server Inbound merupakan download yang dilakukan pelangan. Inbound biasanya dituliskan dalam satuan bps, Kbps atau Mbps.

 Outbound

Outbound merupakan status dari trafik yang keluar dari DSLAM menuju modem ADSL pelanggan. Apabila dilihat dari sisi pelanggan, outbound merupakan download yang dilakukan oleh pelanggan dan sebaliknnya dari sisi server outbound merupakan upload ang dilakukan oleh pelanggan melalui modem ADSL menuju DSLAM. Outbound biasanya diukur dalam satuan bps, Kbps atau Mbps.

 Current

Current menunjukkan besarnya trafik yang ada pada saat pengambilan data dimulai, biasanya dalam satuan Kbps atau Mbps.


(4)

 Average

Average adalah rata-rata dari jumlah total trafik yang ada dari titik pengambilan data sebelumnya sampai ke titik pengambilan data yang terakhir dan biasanya dituliskan dalam satuan Kbps atau Mbps.

 Maximum

Maximum merupakan nilai trafik yang paling tinggi dari titik pengambilan sebelumnya sampai dengan titik pengambilan data yang terkahir, biasanya diukur dalam satuan Kbps atau Mbps.

a. User Management

Dikarenakan CACTI memiliki banyak fungsi didalamnya, maka dibuat sebuah fungsi berupa user management sehingga dapat menambah user dan memberikan mereka wewenang pada beberapa bagian CACTI. Fungsi ini memungkinkan seseorang membuat sebagian user dapat merubah grafik parameter sedangkan yang lain hanya dapat melihatnya saja. Setiap user juga dapat membuat pengaturan sendiri ketika ingin melihat grafik.

b. Template

CACTI dapat mengumpulkan data dalam jumlah yang banyak dan membuat grafiknya dengan menggunakan template. Host Template memungkinkan mendefinisikan kemampuan sebuah host sehingga CACTI dapat memilihnya untuk informasi pada penambahan host baru.


(5)

Operasi CACTI dibagi dalam tiga tugas yang berbeda diantarannya:

 Pengumpulan Data

CACTI mengumpulkan data melalui poller, yaitu sebuah aplikasi yang dieksekusi dalam interval waktu konstan sebagai layanan penjadwalan dalam sistem operasi yang berbeda. Dengan semakin berkembangnya infrastruktur jaringan yang mengandung banyak variasi device seperti router, switch, server, UPS dan lain sebagainya, CACTI menggunakan SNM P untuk mengumpulkan data dari device – device tersebut. Dengan demikian, semua device yang dapat menggunakan SNMP dapat di monitor oleh CACTI.

Data yang dikumpulkan oleh Poller akan dieksekusi oleh operating system. Interval pengumpulan data atau dengan kata lain eksekusi Poller dapat kita atur melalui fasilitas penjadwalan yang tersedia di operating system seperti crontab. Data yang telah tersedia di host atau remote target dapat kita dapatkan dengan Simple Network Management Protocol (SNMP). Sehingga tiap perangkat yang dapat menjalankan fungsi SNMP (managed agents/nodes) dapat dipantau secara bersamaan oleh CACTI.

 Penyimpanan Data

Dalam penyimpanan data, CACTI menggunakan RRDTool. RRDTool adalah sebuah sistem untuk menyimpan dan menampilkan data yang dikumpulkan perwaktu dari device – device yang dapat menggunakan SNMP. RRDTool mampu mengkonsolidasikan data histories berdasarkan fungsi – fungsi konsolidasi seperti AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan lainnya untuk menjaga kapasitas penyimpanan tetap minimum. Untuk proses ini, CACTI menggunakan Round Robin Database (RRD) dimana data akan didata dalam urutan waktu (time-series).

Data yang didapat berupa traffic jaringan, suhu mesin, server load average, mounting load dan lainnya yang berbentuk file berekstensi .rra dan selanjutnya siap dipresentasikan dalam bentuk grafik.

 Representasi Data

Salah satu fitur utama dari RRDTool adalah fungsi grafik built-in. CACTI menggunakan fungsi grafik built-in ini untuk menghasilkan laporan berbentuk


(6)

grafik dari data – data yang dikumpulkan melalui device – device pengguna SNMP per-waktu tertentu. Fungsi grafik built-in ini mendukung auto-scaling dan logaritma y-axis. Fitur ini memungkinkan untuk menampilkan satu atau lebih item dalam satu grafik dan juga penambahan simbol lain seperti maksimum, rata – rata, minimum dan lain sebagainya. (Berri I, 2012)

2.15 NTOPNG

NTOPNGadalah perangkat lunak komputer unutuk memantau lalu lintas pada jaringan komputer. Nama NTOPNGberasal dari generasi sebelumnnya yaitu NTOP. NTOPNGmerupakan perangkat lunak open sourceyang dirilis dibawah GNU General Public License (GPLv3) unutk perangkat lunak. Perangkat lunak ini tersedia untuk sistem operasi: Unix, Linux, BSD, Mac OS X, dan Windows. Mesin NTOPNGditulis dalam Bahasa pemrograman C++ antarmuka web browser. Pengguna NTOPNGdapat melihat informasi lalulintas penggunaan protokol jaringan dan dapat menangkap status jaringan yang sedang berlangsung dalam format Lua. (http://www.ntop.org.com/)