Studi Kasus Deteksi Dini CA Cervix Dengan Metode Pap Smear Pada Pasangan Usia Subur Di RS Immanuel dan RS Borromeus Periode Januari-Juni 2007.

(1)

ii ABSTRAK

STUDI KASUS DETEKSI DINI CA CERVIX DENGAN METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR DI RS IMMANUEL DAN RS

BORROMEUS

PERIODE JANUARI-JUNI 2007

Veronica Mayasari, 2007. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes. Pembimbing II : Aloysius Suryawan, dr., Sp.OG.

Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak kelima karena kanker pada wanita. Kanker serviks merupakan tumor ganas tertinggi yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Kanker servikss menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara bagi perempuan Indonesia. Berdasar data Departemen Kesehatan (Depkes), di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker serviks per 90-100.000 penduduk. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker serviks. Padahal, penyakit itu merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dan dihambat pertumbuhannya jika terdeteksi sejak dini. Kasus kanker serviks di Indonesia lebih sering dijumpai saat penyakit telah memasuki stadium lanjut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prosedur pemeriksaan pap smear telah dilaksanakan dengan benar untuk mendapatkan hasil yang akurat, memberikan gambaran tingkat kesadaran para ibu untuk melakukan skrining pap smear, dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pap smear.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif observasional, dengan mengambil data rekam medis dan melakukan wawancara terbuka dengan narasumber dokter.

Prosedur pelaksanaan pap smear dan penatalaksanaan lanjutannya sudah dilaksanakan dengan baik, peran aktif dokter juga sangat membantu dalam sosialisasi pap smear. Hanya pengetahuan dan kesadaran masyarakat aakan pap smear yang masih menjadi kendala. Di Rumah Sakit Imannuel, masih sangat rendah, sedangkan di Rumah Sakit Borromeus sudah cukup tinggi karena faktor pendidikan dan tingkat ekonomi.


(2)

iii ABSTRACT

CASE STUDY OF CA CERVIX EARLY DETECTION WITH PAP SMEAR METHOD AT AGE COUPLES IN BORROMEUS HOSPITAL AND IMMANUEL

HOSPITAL

AT JANUARI-JUNI 2007 PERIOD

Veronica Mayasari, 2007. Tutor I : DR. Felix Kasim, dr., M.Kes. Tutor II : Aloysius Suryawan, dr., Sp.OG.

Cervical cancer is the fifth most frequently occurring type of cancer which leads death in women worldwide. While in the developing country like Indonesia, as a malignant tumor, cervical cancer causde the most of women death. According to Health Department in Indonesia, there are 90-100 cervical cancer cases every 100.000 people. In fact, cervical cancer can be prevented and be inhibited from its growth if earlier detection implementable. Cervical cancer in Indonesia is common seen at the late stadium.

The objective of this study was to know whether pap smear procedure have been done wellin order to get the result accurately, to give a view about the awareness of mother to have pap smear screening and to know the problem of performing pap smear.

This research use observational descriptive method, with taking the medical record and open interview with doctors.

Beside a good pap smear procedure and continuation actionl, the active role of the doctor is also helpfull for pap smear socialitation. However the knowledge and awareness of people for pap smear still be a problem. Patients in Immanuel Hospital have lack of knowledge and awareness whereas patients in Borromeus Hospital have higher level because of better education and economic level.


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmta-Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan sebagai prasyarat kelulusan program studi S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Karya tulis ini dapat terselesaikan tepat waktu berkat bantuan dari banyak pihak . Untuk itu penulis hendak mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini :

1. DR. Felix Kasim, dr., M.Kes sebagai pembimbing pertama dan Aloysius Suryawan, dr., Sp.OG. sebagai pembimbing kedua yang telah menyediakan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan dengan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

2. Dekan Fakultas Kedokteran yang telah memberikan izin untuk kemudahan pelaksanaan penelitian ini.

3. Direktur RS Immanuel dan RS Hasan Sadikin yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Vika yang telah banyak membantu dalam pembuatan karya tulis ini untuk perhatian dan dukungannya.

5. Marlene, Renatha, Arie, Yulius, Tomi, Ganda, Ardiyanto, Daniel, Elta, Christopher, Albert, Suryamin, Chandra, Silvi, Yosie, atas bantuan dan perhatiannya

6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini yang tak dapat disebutkan satu persatu.

7. Keluarga yang terkasih, Papa dan Mama untuk kasih sayang, perhatian, kesabaran, dan bantuan moril maupun materiil yang tak ternilai. Juga untuk Synthia dan Yosua untuk kasih sayang dan perhatian, dan dukungannya. Semoga Tuhan membalas dan memberkati kebaikan yang telah dilakukan kepada penulis.


(4)

v

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaaat bagi banyak orang, khusuhnya mahasiswa/i FK-UKM dan masyarakat pada umumnya.

Bandung, 8 Januari 2008


(5)

vi DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Serviks ... 6

2.1.1 Transformation zone and Squamocolumnar Junction ... 7

2.2 Karsinogenesis ... 9

2.3 Kanker Serviks ... 10

2.3.1 Etiologi ... 11

2.3.2 Peranan HPV ... 13

2.3.3 Gejala dan Tanda ... 14

2.3.4 Patologi ... 15

2.3.5 Diagnosis ... 16

2.4. Pap Smear ... 16

2.4.1 Syarat Pengambilan Sampel... 17

2.4.2 Prosedur Pengambilan Sampel... 18

2.4.2.1 Alat yang Diperlukan untuk Pengambilan Apusan Pap ... 18

2.2.2.2 Cara Pengambilan Sediaan... 18

2.4.3 Arti Diagnostik Hasil Pemeriksaan Pap Smear ... 20

2.4.4 Bethesda System 2001 ... 21

2.4.4.1 Specimen Type... 21


(6)

vii

2.4.4.3 Interpretation/Results ... 21 2.5 Metode Penatalaksanaan Lanjutan dari Abnormal Cytologic Smear... 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 24 3.2 Prosedur Penelitian ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Pap Smear Periode Januari-Juni 2007 ... 26 4.1.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Pap Smear di RS Borromeus Periode Januari – Juni 2007 ... 26 4.1.2 Tabel Hasil Pemeriksaan Pap Smear di RS Imannuel Periode Januari – Juni 2007 ... 27 4.2 Diagram Distribusi ... 28

4.2.1 Diagram Distribusi Hasil Pap Smear di RS Borromeus periode Januari - Juni 2007... 28 4.2.2 Diagram Distribusi Hasil Pap Smear di RS Imannuel Periode Januari – Juni 2007 ... 29 4.3 Hasil wawancara dan Pembahasan ... 29 4.3.1 Hasil Wawancara di Rumah Sakit Borromeus ... 29

4.3.1.1. Prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear... 29 4.3.1.2. Prosedur penatalaksanaan lanjutan berkaitan dengan hasil skrining yang didapat melalui pap smear... 30 4.3.1.3. Kesadaran pasien akan pentingnya pap smear untuk check up sebagai skrining Ca Cervix... 31 4.3.1.4. Pengetahuan masyarakat akan pap smear sebagai metode deteksi dini Kanker Serviks... 32 4.3.1.5. Peran serta dokter dalam mensosialisasikan pap smear kepada pasien sebagai deteksi dini kanker serviks... 32 4.3.1.6. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks ... 33 4.3.2 Hasil Wawancara di Rumah Sakit Imannuel ... 33

4.3.2.1. Prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear ... 33 4.3.2.2. Prosedur penatalaksanaan lanjutan berkaitan dengan hasil skrining yand didapat melalui pap smear... 34 4.3.2.3. Kesadaran pasien akan pentingnya pap smear untuk check up sebagai skrining Ca Cervix... 35 4.3.2.4. Pengetahuan masyarakat akan pap smear sebagai metode deteksi dini Kanker Serviks... 35 4.3.2.5. Peran serta dokter dalam mensosialisasikan pap smear kepada


(7)

viii

pasien sebagai deteksi dini kanker serviks... 36

4.3.2.6. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks ... 36

4.4 Pembahasan ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN... 44


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1. Hasil Pap Smear yang didapat di RS Borromeus periode Januari-Juni 2007...26 Tabel 4.1.2. Hasil Pap Smear yang didapat di RS Immanuel periode Januari-Juni


(9)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.2.1 Diagram Distribusi Hasil Pap Smear RS Borromeus Periode Januari – Juni 2007... 28 Diagram 4.2.2. Diagram Distribusi Hasil Pap Smear RS Immanuel Periode Januari –


(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gambar serviks... 6

Gambar 2.2. Gambar bagian uterus... 7

Gambar 2.3. Gambar histologis dari squamocolumnar junction... 9

Gambar 2.4. Gambar perubahan epitel pada daerah perbatasan serviks... 9

Gambar 2.5. Kanker Serviks... 11

Gambar 2.6. Koilositosis…... 12

Gambar 2.7. Pemeriksaan Pap Smear………. 19


(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pertanyaan Wawancara Terbuka... 44 Lampiran 2 Lembar Transkrip Wawancara Terbuka... 45 Lampiran 3 Lembar Tabel Analisis Data Secara Kualitatif Secara Sistemik dengan Menggunakan Koding... 62


(12)

44 LAMPIRAN 1

LEMBAR PERTANYAAN WAWANCARA TERBUKA

1. Prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode Pap Smear.

a) Prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan pap smear hingga dikirim ke lab.

2. Prosedur penatalaksanaan lanjutan berkaitan dengan hasil skrining Ca Cervix metode Pap Smear

3. Apakah pasien berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear atas kehendak sendiri atau dokter yang menganjurkan?

a) Apabila pasien berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear atas kehendak sendiri hanya untuk sekedar check up atau didasarkan adanya keluhan tertentu? Keluhan apa sajakah yang mendasari pemeriksaan pap smear?

b) Apabila dokter yang menganjurkan, apakah pasien mengetahui yang dimaksud dengan pemeriksaan pap smear? Keluhan apa sajakah yang mendasari pemeriksaan pap smear?

c) Bagaimana gambaran kuantitas pasien yang meminta pemeriksaan pap smear untuk check up? Rendah, sedang, atau tinggi?

4. Menurut dokter, bagaimana kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining pap smear setelah meinkah? Rendah, sedang, atau tinggi?


(13)

45 LAMPIRAN 2

LEMBAR TRANSKRIP WAWANCARA TERBUKA

Dokter A

M : Bagaimana dok, prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear mulai dari pengambilan sampai dikirim ke laboratorium?

Dr.A : Maksudnya apa? (dengan nada datar) Reservasinya? Cara mengambilnya? (mengerutkan kening)

M : Iya, iya. Jadi...

Dr.A : (tampak mengerti) Kalo cara pengambilan adalah ada dua macem sekarang.. ada yang cervix brush, ada yang cytobrush.. Juga ada yang cara lama adalah dengan spatel kayu dikerok di bagian sininya ya.. (sambil menggambar di kertas, menunjukkan daerah portio) Trus ada dengan kaya sapu bersihin itu yang begini (jari sambil memperagakan bentuk sikat)

M : Cytobrush ya dok?

Dr.A : (langsung memotong) Iya.. Itu salah satunya.. Kemudian metode yang lain jadi satu (menaikkan alis). Cytobrush tu jadi yang satu hanya dimasukkin ujungnya yang dari plastik, yang luarnya juga kena, jadi dua-duanya kena. Dari dalem sini (menunjukkan gambar sebelumnya, menunjuk ke bagian dalam leher rahim) dan dari ujung (menunjuk ke bagian portio) jadi satu gitu.. Ga usah pake dua metode ya.. Kemudian biasanya ditaro di atas kaca yang bening kemudian diendapkan ato direkat dengan alkohol kalo di sini. Sebetulnya ada (mengerutkan kening), saya minta tolong sampe sekarang belum disediain itu cytofix yang disemprotkan lapisan menutupi permukaan cervix, kalo ga ada saya suka kadang-kadang pake ini aja, (menunjukkan mimik muka semangat) hairsparay juga bisa.. untuk menutupi biar kering. Terakhir juga ada laporan bahwa kalo kering juga ga jadi soal, bisa direhidrasi jadi ga begitu berpengaruh.


(14)

46

M : Kemudian, prosedur penatalaksanaan lanjutan dok, setelah mungkin diketahui sel-selnya atipik. Itu bagaimana dok?

Dr.A : Ya, tindakan selanjutnya kalo ada laporan atipik.. ehm.. tergantung derajat atipiknya.. Kalo atipik berat, kita langsung bisa kolposkopi atau biopsi. Yang terbaik adalah biopsi dengan kolposkopi, disebutkan Guided Biopsy. Jadi bisa liat lewat kolposkopi, bagina mana yang perlu di.. ( tidak meneruskan) ada lesi yang keliatan, kemudian diambil (menganggukkan kepala). Itulah yang dinamakan Guided Biopsy (sambil menuliskan di kertas). Guide kan untuk memandu..

M : Jadi perpaduan antara kolposkopi dan biopsy? Dr.A : Bareng sekalian..

M : Kemudian, kalo di Rumah Sakit Borromeus ya dok ya.. Itu apa pasien berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear sendiri atau dokter yang menganjurkan kepada mereka untuk pemeriksaan pap smear dok?

Dr.A : (tampak tertarik) dua-duanya.. M : o.. dua-duanya?

Dr.A : (menganggukkan kepala) ada yang dateng memang minta pap smear, sudah ada mulai banyak ya (dengan volume suara kecil), tapi sebagian belum pernah melakukan.. Kita selalu tawarkan.

M : kalo pas..

Dr.A : (memotong pembicaraan sambil mengacungkan jari) trus tadi pelaksanaan unutk mencari lesi.. Sekarang dianjurkan ada cara yang lebih mudah.. pake asam asetat 3%, diliat pake mata sebelum kolposkopi, tapi dengan sendirinya ketepatannya jauh.. kurang ya.. Tidak seperti kolposkopi dengan biopsi. M : Jadi cuma secara umum aja ya dok?

Dr.A : Ya dianjurkan untuk misalnya di puskesmas, kalo dokternya mau melakukan.. Skrining pertama itu..

M : Jadi setelah pap smear, kalo memang dicurigai trus tes asam asetat ya dok, kalo untuk di puskesmas?


(15)

47

Dr.A : he em..

M : Kemudian kalo misalnya pasien memang berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear sendiri itu hanya untuk sekedar check up atau memang ada keluhan yang mendasari mereka meminta pemeriksaan pap smear ya dok?

Dr.A : Ya.. sekarang kebanyakan justru yang minta sendiri ya (menganggukkan kepala), kebanyakan yang kesadarannya (sudah sadar) atau baca segala macem. (Banyak pasien yang sudah mengetahui dengan membaca). Jadi jangan tunggu sampe ada keluhan. Kalau sudah mengeluarkan sekret, berbau, atau hubungan berdarah segala itu biasanya sudah di stadium lanjut itu mah.. ( menggelengkan kepala)

M : Jadi memang mereka meminta untuk sekedar check up aja ya dok? Dr.A : iya.. (menganggukkan kepala)

M : Karena udah baca di luaran gitu ya dok?

M : Kalo dokter yang menganjurkan, pasien apa mengetahui dok, pap smear itu apa? Dr.A : Ya ada yang udah tau, ada yang nanya pap smear itu apa, kegunaannya apa.. M : masih ada yang belum tau dok?

Dr.A : masih..

M : Tapi pemeriksaan pap smear ga ada keluhan yang mendasari ya dok?

Dr.A : Kadang-kadang ada yang ga ada keluhan. Justru itu yang kita inginkan ( dengan penekanan pada nada), sebelum ada keluhan.

M : Kalo ada keluhan , keluhannya apa ya dok?

Dr.A : Keluhannya ya itu.. keputihan, trus ada perdarahan. Itu sudah stadium lanjut. Kita inginkan sebelum menjadi kanker yang disebutkan CIN.

M : Kalau kuantitas pasien yang meminta pemeriksaan pap smear untuk check up di rumah sakit ini mennurut dokter gimana? Rendah, sedang, atau tinggi?

Dr.A : Saya kira rata-rata yang datang kemari si middle class ya.. kelas menengah.. Tarifnya juga kan beda dengan kalo misalnya dateng ke yayasan kanker di Jalan Kejaksaan itu murah sekali malah. Jadi yang dateng ke Borromeus itu memang kelas pasiennya middle class ya..


(16)

48

M : menengah ke atas gitu ya dok? Jadi mereka memang sudah banyak.. Dr.A : (menyela) banyak yang udah tau..

M : Memang untuk check up aja udah tinggi ya dok?

Dr.A : Yang dalam opini saya masih kurang adalah anjuran dari dokternya. Tidak semua menganjurkan.

M : Berarti memang dari dokternya kurang ada aware gitu ya dok?

Dr.A : sekarang kan mungkin kalo diperhatikan, banyak yang tidak lagi memeriksa, melihat dengan alat ke dalem spekulum tapi mengandalkan USG. Untuk kelainan cervix ya seharusnya... ( tidak meneruskan)

M : Memang harus pap smear yang pertama ya dok?

Dr.A : Barangkali kalo udah ada itu serumnya dijual di sini kan untuk suntukan mencegah Ca Cevix.

M : Menurut dokter, kesadaran masyarkat akan pentingnya pap smear setelah menikah gimana dok? Sudah tinggi, sedang, atau bahkan rendah?

Dr.A : Ya sedang-sedang saja. Sebetulnya istilahnya bukan setelah menikah, sexually active.. Jadi artinya sudah mulai berhubungan meskipun belum menikah itu diprioritaskan.

M : Pertanyaan terakhir dok. Menurut dokter, mengapa insidensi Ca Cervix di Indonesia masih tinggi sedangkan pemeriksaan pap smear sudah dari dulu ya dok?

Dr.A : Ya tapi... golongan mana? Kalo kita liat pasien yang saya rawat waktu masih di Hasan Sadikin kan kebanyakan pasiennya menengah ke bawah. Kesadarn mereka justru yang kurang. Jadi middle classnya tu sudah dengan sendirinya.. menjaga diri..

M : Makasih banyak ya dok.. Mungkin dokter ada saran mengenai Ca cervix dok? Dr.A : (menunjukkan antusisme) Kalo bisa sih diadakan vaksinasi massal..

M : Tapi kan biayanya juga mahal ya dok?

Dr.A : Sebetulnya itu ga lama, Cuma kan biasa untuk penelitian biayanya harus kembali dulu (tersenyum)


(17)

49

M : Jadi memang sebaiknya untuk Ca Cervix ini solusinya vaksinasi massal ya dok? Dr.A : iya..

M : Terima kasih banyak dok untuk waktunya.. Dr.A : sama-sama (tersenyum)

Dokter B

M : Menurut dokter, bagaimana prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear mulai dari pengambilan sampel sampai dikirim ke lab? Dr.B : Jadi kalo untuk pap smear kita periksa pada ibu-ibu yang telah melakukan

hubungan seksual. Kemudian tidak sedang haid, ataupun mengalami perdarahan dan dalam tiga hari terakhir tidak melakukan hubungan seksual M : Itu syarat-syaratnya ya dok?

Dr.B : Iya, itu syarat-syaratnya, kemudian.... (mengerutkan dahi) apa itu tadi? M : E... prosedurnya dok..

Dr.B : Prosedurnya ya biasa... (tersenyum) ibu dateng... Kadang-kadang permintaan ibu toh? Kemudian setelah kita anamnesa, kita persilakan ibu masuk ke ruang ginek. Kemudian dia membuka celana (terrawa kecil) k emeja ginek.. posisi litotomi biasa, kemudian kita bersihkan dulu vulvanya dengan kertas cebok, kemudian dipasang spekulum tanpa menggunakan media minyak kek, atau apa gitu.. Jadi langsung aja.. Kemudian diambillah contoh jaringan dengan menggunakan e.. apa namanya.. cytobrush pada daerah portio dan endocervix, udah gitu aja.. kemudian (mendecakkan lidah) pertama kan portio kita oleskan pada e... apa namanya objek glass kemudian endocervix kita oleskan di bawahnya, tidak diurek-urek.. tp membuat bidang datar.. ok? Sudah itu, sekalian periksa ginek, periksa dalem dan e... objek glassnya kita masukkan ke dalam alkohol 90% dan dikirim ke laboratorium dengan surat pengantar.Di tabung alkohol 90% itu dikasih identitas. Gitu, ok? (menaikkan alis) Itu aja deh kayanya.... (menganggukkan kepala)


(18)

50

M : Kemudian, prosedur penatalaksanaan lanjutannya dok, stelah diterima hasil skrining Ca Cervixnya. Kalo misalnya ada e.. kelainan dok.. atipikal gitu..? Dr.B : E... Setiap hasil ga ke arah mencurigakan, yang biasa kita terangkan ke pasien

hasilnya bagaimana dan hasil itu kita serahkan ke pasien. Nah, kalau kita curiga... curiga itu belum jelas, kita kirim untuk kolposkopi.. biopsi kolposkopi. Kalau ternyata hasilnya iya, kita rujuk ke onko ya... (tersenyum) M : Langsung ke onko ya? Berarti dengan metode kolposkopi? (mempertegas)

Dr.B : Kolposkopi (mengangguk). Kadang kalo hasilnya sudah jelas dengan pap smear, ya sudah..tapi kalo ga, biopsi yah? (mengangguk) he..eh..

M : Kemudian pasien berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear.... (terdengar dering telepon) atas kehendak sendiri atau...

Dr.B : Pada umumnya di sini sih atas kehendak sendiri.. sebentar ya... (meminta izin untuk mengangkat telepon)

Dr.B berbicara di telepon cukup lama.. Wawancara dilanjutkan setelah dr.B selesai berbicara di telepon.

M : Kita lanjutkan ya dok... Dr.B : Lanjut.. (tersenyum)

M : Jadi, memang kebanyakan di sini pasien meminta sendiri ya dok?

Dr.B : E... ya... kebanyakan memang pasien minta sendiri, tapi kadang-kadang kan suka ada yang... (tampak berpikir) ke sini untuk pemeriksaan yang lain. Trus kita tawarkan, kita tanya, sudah pernah pap smear atau pap smear terakhir kapan? Seperti itu.. Tapi lebih banyak yang datang atas permintaan sendiri (menganggukkan kepala)

M : Jadi sudah ada kesadaran ya dok ya? Dr.B : ada...

M : Kalo kesadaran minta pemeriksaan pap smear itu apa sekedar check up atau memang ada keluhan gitu dok?


(19)

51

Dr.B : Mereka mungkin sudah dengar penyuluhan ya.. ato baca.. ato apa, sehingga mereka pengen tau gimana sih kesehatan dia, gitu.. Yang check up juga ada sih beberapa yang include dengan pap smear.

M : Jadi ga berdasarkan keluhan tapi memang karena pengen tau gitu ya dok? Dr.B : Pengen tau.. he eh..

M : Kalo misalnya kan ada beberapa pasien yang kurang tau gitu ya dok tentang pap smear....

Dr.B : he eh.. (ekspresi tertarik)

M : Trus dokter menganjurkan untuk pemeriksaan pap smear.. Nah itu, apa pasien tau gitu dok pap smear itu apa?

Dr.B : diterangkan.. (mengangkat alis) M : 0o...

Dr.B : Kita terangkan kenapa harus pap smear. M : Memang ada yang belum tau ya dok?

Dr.B : Gimana sih pap smear itu.. bleum tau.. sakit atau ga..

M : Trus keluhannya kalo dokter menganjurkan pemeriksaan pap smear biasanya keluhannya apa dok? Kalo pasien belum tau..

Dr.B : Mungkin periksa yang laen.. Untuk kontrol IUD, ato yang laen. Pokoknya tidak saat... (tidak meneruskan) kalo keputihan tergantung ya, kalo infeksinya jelas ya kita ga buat pap smear.. He eh... (mengangguk)

M : Kemudian, gambaran kuantitas pasien dok, yang meminta pemeriksaan pap smear untuk sekedar check up kalo di rumah sakit ini rendah, sedang atau memang sudah bisa diblang tinggi?

Dr.B : Kayanya tinggi ya kalo di rumah sakit ini.

M : Terakhir dok, ini kan pap smear sudah bertahun-tahun ya dok ada, tapi kenyataannya insidensi Ca Cervix di Indonesia masih tinggi ya dok ya.. Menurut dokter kenapa dok?

Dr.B: Sekarang gini ya... Yang kita lihat cuma Borromeus. Lingkupnya kecil kan? Sedangkan, banyak sekali wanita-wanita yang usia produktif (mengangkat


(20)

52

alis) yang sudah melakukan hubungan seksual, di luar sana (nada suara meninggi) yang tidak ke Borromeus, dan mingkin belum dapat penyuluhan tentang itu.. atau dia tidak baca atau tidak terpapar oleh media.. Orang yang ke sini aja kadang ga tau apa sih pap smear apalagi yang di luar sana gitu lho... (tersenyum) Gitu....

M : ada saran dok untuk kasus ini? Insidensinya tinggi padahal pap smear sudah bertahun-tahun ada dan merupakan prosedur yang sangat sederhana ya... Dr.B : Memang prosedurnya sangat sederhana tapi memang kendala nya... Kalo di

kota-kota besar mungkin biaya (mengangkat tangan) mungkin... sama tenaga pelaksana.. Kalo di sini kan kita dokter, bidan kerja ya, tapi kalo di daerah? Tenaganya sudah lebih minim ya,, kemudian, tempat pemeriksaan juga.. di sini laboratorium deket.. kalo yang di ujung dunia itu (memutar bola mata sambil tersenyum) oo... kan perlu transportasi untuk .. Nah, itu biayanya berlipat-lipat kan malahan.. Gitu..

M : Segitu aja dok... Trimakasih banyak dok... Dr.B : Ok deh... (tersenyum)

Dokter.C

M : Bagaimana dok prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear mulai dari pengambilan sampel sampai dikirim ke lab?

Dr.C : (mengerutkan kening).. ya biasa aja.. di sini kita menggunakan dua alat. Pertama menggunakan spatel aire yang berbentuk sperti batang es krim (sambil menggambarkan di kertas) untuk mengapus portio.. searah jarum jam, dengan ujung yang lebih tinggi berada di luar. Kemudian yang kedua, dengan memakai servix brush, itu yang seperti sikat botol.. digunakan untuk mengapus canalis cervicalis ya... ( sambil menggambarkan) Kemudian diapuskan pada objek glass. Spatel aire diapuskan sekali dengan membuat garis lurus (sambil memperagakan di atas objek glass).. Yang servix brush diapuskan dengan gerakan memutar (sambil memperagakan di atas objek


(21)

53

glass).. Y udah, habis itu direndam di dalan alkohol.. Kirim ke lab.. Selesai..(merentangkan tangan)

M : Bagaimana prosedur penatalaksanaan lanjutan yang diambil setelah adanya diagnosis Ca Cervix?

Dr.C : ya standar aja... kolposkopi (mengangguk) tau kan kolposkopi?

M : Apakah pasien berkesadarn meminta pap smear sendiri atau atas anjuran dokter dok?

Dr.C : biasanya kalo pasien sini sih udah pada tau ya.. Jadi ya dengan sendirinya mereka check up aja.. Malah mereka yang minta.. Kalo pasien sini sih ga usah ditanya.. Vaksin Ca Cervix aja udah banyak yang nanyain.. Pasien sini kan bisa dibilang golongan middle to high class ya.. Jadi mereka yang cari tau sendiri.. Ke sini ya Cuma tinggal minta aja..Beda sama yang di rumah sakit lain ya..

M : Kalo misalnya ya dok ya.. Dokter yang menganjurkan, apakah pasien mengetahui pap smear itu apa?

Dr.C : Tau.. (menganggukkan kepala) umumnya kan di sini pengetahuannya sudah cukup ya..

M : Gambaran kuantitas pasien yang meminta pemeriksaan pap smear untuk check rendah, sedang atau memang bisa dibilang sudah tinggi dok?

Dr.C : Ya kalau di rumah sakit ini ya tinggi ya..

M : Menurut dokter, mengapa insidensi Ca cervix di Indonesia masih tinggi, padahal pap smear sudah lama ya dok berjalan?

Dr.C : Ya itu.. Golongan yang mana yang masih banyak terkena Ca cervix? Terutama golongan ekonomi menengah ke bawah... karena kesadarannya masih sangat rendah, juga pengetahuan dan pendidikan rendah.. Seharusnya pemerintah ikut ambil bagian... misalnya, dengan menayangkan running text di televisi.. Waktu penayangan sinetron-sinetron di televisi itu lho (membelalakkan mata) iya... (mengangguk)kan ibu-ibu suka tuh kalo nonton sinetron (tampak bersemangat) Kalo di sini sih pasien sudah pada tau pap smear. Tapi kalo di


(22)

54

Santo Yusuf.. Pasien bahkan tidak tahu apa itu pap smear.. Makanya pemerintah itu harusnya gencar.. (mengerutkan alis) jangan hanya dokternya melulu yang dikumpulin.. Seminar-seminar.. Itu kan juga menghabiskan banyak uang, tapi ga efektif kan.. (menunjukkan raut muka tidak suka) mending pake media televisi sekalian.. Gitu...

M : Iya dok.. terima kasih banyak untuk waktu dan masukkanya.. Dr.C : ya saya harap pemerintah lebih memperhatikan masalah ini ya..

Dokter D

M : Selamat siang, e... saya ingin menanyakan prosedur pelaksanaan skrining Ca Cerviix dengan metode pap smear mulai dari prosedur pengambilan sampel sampai dikirim ke laboratorium dok...

Dr.D : Pemeriksaan Ca Cervix dengan cara.. ibu datang dan.. dia duduk secara litotomi.. (dengan penekanan nada) diambil dengan tong spatel; atau cervix brush, lalu dioleskan ke... gelas objek atau kaca objek, dimasukkan ke cairan alkohol untuk fiksasi lalu dikirim ke laboratorium (mengangguk)

M : Iyah.. Ng, yang kedua dok, prosedur penatalaksanaan lanjutn setelah hasil skriningnya didapat..

Dr.D : (menyela) iya.. (mengangguk)skrining Ca Cervix ada tiga kemungkinana yang kita dapat. Satu, tidak mendapatkan apa-apa. Maksudnya tidak... negatif.. E.. dia negatif keganasan. Kalau demikian, kita ulang pasien itu untuk cervix satu tahun ke depan, sampai tiga tahun berturut-turut. Apabila hasilnya tetap tidak ada keganasan diulang tiga tahun ke depan. Kedua, apabila ada tanda keganasan insitu atau di cervix itu ada tanda-tanda keganasan yang masih.. masih di tahap cervix saja yaitu misalnya intraepithelialnya saja yang kena.. intraepithelial lession atau CIN I, CIN II, CIN III.. CIN I kita lakukan observasi enam bulan. Kalo CIN II, CIN III mungkin kita perlu pemeriksaan tamb.. (menggelengkan kepala) lanjutan.. kolposkopi, apabila ada keganasan dilakukan... (menghela napas) LATS.. Apa itu LATS? (menaikkan alis) LATS


(23)

55

adalah pengambilan (dengan nada panjang) bagian cervix untuk diangkat dengan elektrocauter untuk nanti diperiksa ke laboratorium atau untuk mrngangkat sebanyak mungkin daerah yang terkena di daerah cervix saja ( dengan nada tekan), Ketiga, mungkin hasilnya sudah suatu Ca yang jauh... Misalnya, e... sudah harus stadium nol, belum tampak, tapi sudah ada pertimbuhan di dala, misalnya... dengan begitu mikroskopis yang namapak.. mungkin makroskopis tidak nampak. Kalau begitu sudah harus ada tindakan HTSOB. Kadang-kadang dalam pemeriksaan pap smear kita mendapatkan adanya infeksi.. Nah itu berarti infeksi sampingan yang tidak berhubungan dengan keganasan, ya kita harus memberikan terapi antibiotik. Selesai... (merentangkan tangan)

M : Iya..E.. Kemudian apakah pasien berkesadaran meminta pemeriksaan pap smear itu kehendak sendiri atau dokter yang menganjurkan?

Dr.D : (buru-buru menyela) sampai saat ini.. sampai saat ini masih sangat rendah karena kesadaran sendiri tapi adalah atas anjuran dokter. Dan memang, tugas kita (nada tekan), sebagai dokter menganjurkan kepada pasien untuk melakukan pap smear setelah dia melakukan hubungan intim (mengetukkan jari telunjuk di meja) Jadi bukan.. bukan karena.. setelah menikah, tapi setelah melakukakn hubungan intim, Kadang-kadang mereka sudah melakukan hubungan intim dan baru menikah setelah sepuluh tahun. Na itu... berarti sudah mulai ada masalah ya? (menaikkan alis) Ok...

M : Kemudian, kalo misalnya ya dok.. pasien ada beberapa yang punya kesadaran untuk pap smear gitu dok.. Itu e.. untuk sekedar check up aja atau ada keluhan-keluhan tertentu dari pasien dok?

Dr.D : Kesadaran pasien untuk pap smear saja masih rendah.. sangat rendah.. Saya bisa bilang kurang dari sepuluh persen jumlah pasien kita. Nah yang kedua.. kalo dia check up.. itu karena sekalian dianjurkan, apalagi di Rumah Sakit Immanuel itu dianjurkan.. Yang ketiga.. adalah apabila ada keluhan keputihan yang berulang.. dia baru mikir.. oohhh.. saya kalo gitu perlu pap smear gitu..


(24)

56

Kalo ga ada keluhan apa-apa, dia sendiri pengen pap smear.. (mendecakkan lidah) sangat rendah.. Kurang.. dari sepuluh persen aja kurang..

M : Berarti kalo memang pasien ingin pap smear itu biasanya ada keluhan dari pasien ya dok ya?

Dr.D : Rata-rata begitu.. Jadi masih jarang ya.. trus?

M : E.. Kemudian berarti memang bisa disimpulkan gambaran kuantitas pasien yang meminta pemeriksaan pap smear untuk check up...

Dr.D : (menyela dan dengan menganggukkan kepala) masih rendah.. masih rendah.. M : Trus.. Ini dok yang terakhir.. Menurut dokter ni ya.. Secara pribadi kan setelah

pengalaman sekian tahun, mengapa insidensi Ca Cervix di Indonesia masih tinggi.. Sedangkan pemeriksaan pap sudah dari dulu ya dok ya?

Dr.D : Hm... Ok... (dengan nada semangat) Pap smear adalah pemeriksaan yang sudah lama, tetapi dia (pap smear) memerlukan tenaga ahli. Maksudnya dia memerlukan tenaga ahli patologi anatomi, spesialisasi. Dia memerlukan.. kadang untuk interpretasinya dia memerlukan dari obstetri, iya kan? Nah ini, tenaga ini, patologi anatomi dan obstetri, kadang-kadang di daerah masih rendah.. masih rendah. Iya kan? Mungkin harganya sudah ditekan serendah mungkin. Seratus dua puluh lima ribu sebetulnya untuk orang-orang perkotaan.. Mungkin dikau sendiri, seratus dua puluh lima ribu jajannya setiap hari (tersenyum) segitu, iya kan? Padahal setahun cuma segitu. Murah kan? Tetapi.. ambillah jangan jauh-jauh, di Garut Selatan aja.. mereka mau pap smear tapi tidak ada PA nya.. PA nya harus dikirim, kan lama...

M : iya...

Dr.D : Na.. maka kita kadang-kadang memberikan pemeriksaan yang lebih rendah dari pap smear.. yaitu dont staging.. Ya, kita rendahkan lagi.. kita sebut dengan IVA test..

M : asam asetet ya dok?

Dr.D : Iya.. Inspeksi Visual dengan Asam Asetoasetat. Nah.. itulah baru yang kita lakukan. Kalo kita bilang mengapa (dengan nada tekan) masih tinggi, karena


(25)

57

Ca Cervix penyebabnya , faktor resikonya (menekankan nada), risk faktornya.. Satu, karena masih banyak anak.. sampai sekaranf masih ada banyak anak ya? Yang kedua, higienis yang kurang.. sampai sekarang wanita kita (wanita di Indonesia)masih tidak memikirkan higienis.. masih belum memikirkan higienis sebagai tolak ukur utama. Yang ketiga.. mltipe partner (nada tekan) Multiple partner sampai sekarang e... jumlah perkawinan lebih dari satu masih banyak (menengadahkan tangan) kan? Multiple partner.. Yang keempat.. melakukan hubungan pada usia dini. Undang-undang perkawinan kita memang dua puluh, 18-20 tahun.. tapi mereka kadang-kadang enam belas menikah, mereka hore.. (menaikkan alis) nah.. (mengangguk) budaya kita masih seperti itu di pedalaman. Maka insidensi Ca Cervix di Indonesia masih tinggi. Dan mereka kadang-kadang kesadarannya masih rendah karena ketidaktahuan, karena di tempat-tempat pelosok juga penyuluhan mengenai pap smear masih kurang, maka mungkin adek (menyentuh lengan) harus diajari nanti.. bagaimana pap smear dan IVA test yang baik dan benar.. Yah.. muhun..

M : Terakhir dok.. Mungkin dokter ada saran untuk kasus ini.. kasus Ca Cervix di mana insidensi masih tinggi padahal pap smear sudah berjalan lama..

Dr.D : sarannya adalah.. kita bekerjasama lintas sektoral untuk mengajak pap smear sampai ke pelosok.. Kalo di kota-kota saja masih rendah.. apalagi yang di pelosok (menaikkan alis). Sekarang kalo di kota, kta coba dengan penyuluhan melalui majalah, TVRI, lembaga-lembaga atau organisasi massa. Na,, ya.. kita coba untuk itu. Kita kembangkan di mereka. Jadi tidak hanya dokter saja.. Kalo dokter saja, dokternya kan Cuma sedikit..

M : Lingkupnya terbatas ya dok ya?

Dr.D : Lingkupnya terbatas.. Itu adalah tugas Veronica nanti sebagai dokter umum harus menjadikan mereka mau pap smear. Kalo Veronica saja tidak tau pap smear nanti tak gigit (senyum).. Selesai..


(26)

58

Dokter E

M : Saya ingin menanyakan prosedur pelaksanaan skrining Ca Cervix dengan metode pap smear dok.. mulai dari pengambilan sampel sampai dikirim ke lab.. Dr.E : Oh.. (nampak bingung)

M : Secara singkat aja dok..

Dr.E : ya.. pasien dibersihkan dulu kemaluannya pake.. apa.. cairan pembersih..ya.. tapi ga pake antiseptik dan betadine.. ya.. Kemudian, pasien tidur secara litotomi.. kemudian.. kita pake.. e... apa namanya.. spekulum. Kemudian, cervixnya e... tidak kita gunakan tenokulum karena akan berdarah.. Jadi langsung aja dilakukan cervical brush.. kita masukkan ke canalis cervicalis.. diputar searah jarum jam satu kali, kemudian diputar balik kebalikan jam.. kemudian ditarik.. Tidak boleh no touch technic.. (maksudnya, seharusnya no touch technic) tidak boleh nyentuh ke mana-mana.. baru kita smear, diapus ke glass.. Kemudian kita lakukan fiksasi meggunakan alkohol 90% selama setengah jam.. Kemudian kita kirim ke lab.

M :ya.. Kemudian dok, bagaimana prosedur penatalaksanaan lanjutan apabila hasil pap smear sudah didapat?

Dr.E : Skrining Ca Cervix nanti dilihat hasilnya.. papanicolounya berapa.. normal aja atau ada yang lain.. misalnya.. (tampak berpikir) kalau ada kelainan dan hasil pap smearnya (ada kelainan).. nanti kita lakukan (pemeriksaan) lanjutan.. misalnya dengan kolposkopi dan biopsi. Kolposkopi dulu.. diliat.. kita di imanuel (alat untuk kolposkopinya) ada di poli atas. (Setelah itu) Dilakukan biopsi terhadap lesi yang dianggap aneh, dianggap mencurigakan.. baru dikirim ke lab PA.. kita tentukan bentuknya apa.. jenisnya apa.. nanti terapi yang sesuai apa..

M : Lalu, apa pasien berkesadarn meminta pemeriksaan pap smear itu, kehendak sendri atau atas anjuran dokter?


(27)

59

Dr.E : Kesadaran sendiri si masih jarang ya (mengerutkan kening, tampak prihatin).. Biasanya kita anjurkan. Pokoknya setiap orang yang sudah menikah biasanya kita anjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear minimal setahun sekali. Sampe sekarang kita masih melakukan pemberian brosur-brosur, penerangan-penerangan ke pasien, betapa pentingnya pap smear karena kesadaran untuk pap smear sendiri masih rendah di kita (RS Imannuel khususnya dan Bandung pada umumnya)

M : Apabila ada pasien yang berkesadaran meminta pemeriksaamn pap smear dok.. Itu mereka hanya sekedar ingin check up atau memang ada keluhan dok? Dr.E : Banyak yang hanya check up.. Setahun sekali misalnya.. Kalo (yang) setahun

sudah pernah dicek, biasanya tahun depannya dia periksa lagi.. (Apabila ada yang mempunyai kesadaran, biasanya karena sudah pernah pap smear, bukan karena mengetahui sendiri)

M : Kalau dokter yang menganjurkan, pasien tau ga dok, pap smear itu apa.. biasanya keluhan apa saja dok yang mendasari pemeriksaan pap smear?

Dr.E : (menjawab pertanyaan terakhir lebih dulu) Kalo keputihan sering.. atau waktu kita lakukan spekulo ada semacam lesi, ada luka di mulut rahim, biasanya kita anjurkan.. Kemudian kalo misalnya dia sudah lama menikah trus ada keluhan lain, contact bleeding misalnya.. kita anjurkan.. Biasa kita jelaskan dulu, kemudian kita kasih juga brosur dulu untuk dia baca di rumah.. untuk mengerti tentang pap smear. (Kepedulian dokter untuk memberi informasi kepada pasien tinggi) Kebanyakan belum tau ya, tentang pap smear.. Baru denger-denger aja dari temen (sesama pasien) tapi ga jelas (informasinya) M : Jadi, gambaran kuantitas pasien yang meminta pemeriksaan pap smear untuk

check up gimana dok? Memang masih rendah, sedang, atau tinggi dok? Dr.E : Masih rendah ya.. masih jarang sekali (menunjukkan raut wajah prihatin) M : Menurut dokter, bagaimana kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining pap


(28)

60

Dr.E : Masih rendah.. Harusnya kita iklankan di televisi ya.. kita gencarkan.. Karena kanker serviks ini kanker ginekologis yang paling mematikan paling tinggi di Indonesia.. padahal bisa kita cegah.. (dokter memberikan perhatian yang besar terhadap masalah kanker serviks di Indonesia)

M : Menurut dokter, mengapa insidensi Ca Cervix di Indonesia masih tinggi?

Dr.E : Salah satunya juga karena kebudayaan juga.. Kita kan masih ada kebudayaan masyarakat yang kawin cerai.. kawin pada usia muda.. itu bisa meningkatkan resiko untuk Ca Cervix.. Infeksi Human Papiloma Virus yang tinggi, ditambah dengan kesadaran masyarakat yang masih kurang. Deteksi dini hampir ga ada.. kita ketemu Ca Cervix pasti dalam stadium lanjut.. akhirnya terlambat..

Dokter F

M : Selamat siang dok.. Saya ingin menanyakan prosedur skrining Ca Cervix dok, dengan metode pap smear mulai dari pengambilan sampel sampai dikirim ke lab...

Dr.F : Ya standar aja ya... Pasien disiapkan dulu sebelumnya.. Jangan coitus 2-3 hari sebelumnya.. tidak bilas vagina.. Proesudurnya ya standar.. pake cytobrush.. diputar di daerah canalis cervicalis.. diusap di object glass.. fiksasi pake alkohol..

M : Kemudian kalo prosedur penatalaksanaan lanjutannya dok.. Setelah hasil pap smear didapatkan..

Dr.F : ya kita liat hasilnya.. Kalo udah masuk CIN I ke atas (dilakukan pemeriksaan) kolposkopi dan biopsi terarah..

M : Apakah pasien berkesadaran meminta pap smear atas kesadaran sendiri atau dokter yang menganjurkan?

Dr.F : ya ada yang minta sendiri.. ada yang dianjurkan bila ada keputihan yang berulang..


(29)

61

M : Apabila pasien berkesadaran minta pap smear, itu sekedar check up atau ada keluhan dok?Biasanya keluhan nya apa dok?

Dr.F : ada yang check up.. ada yang keluhan..

M : Kalo dokter yang menganjurkan, apa pasien tau dok pap smear itu apa.. Dr.F : banyak yang ga tau.. kita terangkan dulu..

M : Menurut dokter kesadaran masyarakat akan pap smear gimana dok? Rendah, sedang atau tinggi?

Dr.F : sedang aja ya..

M : Kalo menurut dokter, mengapa insidensi Ca Cervix di indonesia masih rendah.. Dr.F : masalah budaya ya... di Indonesia masih tabu pap smear.. terus.. kalo yang di

daerah geografis terpencil sana.. ya ngga pap smear kan.. M : Iya dok.. Terima kasih dok atas waktunya..


(30)

62 LAMPIRAN 3

TABEL ANALISIS DATA KUALITATIF SECARA SISTEMIK DENGAN MENGGUNAKAN KODING

Tabel analisis data kualitatif secara sistemik dengan menggunakan coding di Rumah Sakit Borromeus

Open coding Coding Axial Theoritical code Main Code Posisi lithotomi

Cyto brush Cervix brush Alkohol 90 % Obyek glass Hair spray Spekulum

Alat dan bahan untuk metode PAP smear baik dan lengkap

Asam asetat 3 % Kolposkopi Biopsi Guided biopsi Prosedur lanjutan sistematis Dihimbau sebelum timbul keluhan Diharapkan

sebelum terjadi CIN Penerangan PAP smear ke pasien

Peran serta dokter

Usaha dan peran aktif dokter sudah

baik Keingintahuan akan kesehatan tinggi Baca Banyak pasien meminta PAP smear kehendak sendiri PAP smear sekedar check up Pengetahuan cukup tinggi Kesadaran pasien akan PAP smear

Golongan pasien menengah ke atas

Tingkat ekonomi pasien

Respon pasien terhadap PAP smear tinggi

Dokter dan pasien bekerja sama dalam

menyukseskan skrining Ca cervix dengan PAP smear


(31)

63

Tabel analisis data kualitatif secara sistemik dengan menggunakan coding di Rumah Sakit Immanuel

Open coding Coding Axial Theoritical code Main Code Cairan pembersih

Posisi ithotomi Spekulum Cervical brush Glass

Alkohol 70 %

Alat, bahan dan prosedur pelaksanaan PAP smear sudah lengkap Kolposkopi Biopsi Prosedur penatalaksanaan lanjutan sesuai standar Pemberian brosur Penerangan ke pasien Anjuran dokter

Peran aktif dokter

Usaha dan peran aktif dokter sudah

baik Kesadaran pasien sendiri untuk PAP smear masih jarang Banyak yang masih belum ytau tentang PAP smear Pemikiran PAP smear bila ada keluhan

Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran pasien akan PAP smear

Hambatan oleh respon pasien terhadap PAP smear

Peran aktif dokter tidak diimbangi oleh respon pasien

terhadap PAP smear


(32)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Serviks merupakan suatu area pada alat reproduksi wanita yang selnya mudah mengalami perubahan ke arah abnormal. Bahkan pada beberapa wanita dapat berkembang ke arah keganasan yang dikenal dengan sel-sel kanker. Kanker pada alat reproduksi wanita merupakan suatu hal yang dianggap serius karena ancaman tidak dapat memperoleh keturunan bahkan sampai ancaman kematian cukup besar.

Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak kelima karena kanker pada wanita. Kanker serviks ini terjadi kurang lebih 1 per 123 wanita tiap tahun di dunia, dan menyebabkan kematian 9 per 100.000 wanita tiap tahun. (http://en.wikipedia.org). Kanker serviks merupakan tumor ganas kedua pada wanita yang terbanyak dijumpai di dunia sesudah kanker payudara, dan termasuk yang tertinggi di negara berkembang seperti Indonesia. (www.pikiran-rakyat.com). Pada sepanjang tahun 2007 di Amerika Serikat dijumpai 11.150 kasus baru kanker serviks dan jumlah kematian mencapai 3.670. (http://www.cancer.gov).

Kanker mulut rahim menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara bagi perempuan Indonesia. Berdasar data Departemen Kesehatan (Depkes), di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Setiap tahun terjadi 200.000 kasus kanker leher rahim. (http://www.sinarharapan.co.id). Padahal, penyakit itu merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dan dihambat pertumbuhannya jika terdeteksi sejak dini. Kasus kanker serviks di Indonesia lebih sering dijumpai saat penyakit telah memasuki stadium lanjut. Hal ini menandakan bahwa kesadaran wanita Indonesia, terutama pada wanita yang sudah pernah


(33)

2

Universitas Kristen Maranatha melakukan hubungan seksual akan pentingnya tindakan preventif terhadap kanker serviks masih rendah. (www.kapanlagi.com)

Padahal, dewasa ini pemeriksaan serviks dengan metode pap smear sudah sangat populer. Dengan prosedur pemeriksaan pap smear yang benar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka akan didapatkan hasil yang tepat dan akurat dalam mendiagnosis adanya suatu proses patologis.

Pap Smear merupakan salah satu metode skrining yang sederhana, cepat, tidak menyakitkan, dan murah biayanya. Pap smear atau Pap tes merupakan prosedur sederhana yang mengambil contoh dari sel serviks. Tes ini dapat mendeteksi secara efektif, tidak hanya sel kanker pada serviks tetap juga perubahan sel yang mengarah pada terjadinya keganasan sel. Dengan menjalani pemeriksaan pap smear secara dini dan teratur, diharapkan 90% dari terjadinya kanker serviks dapat dicegah.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apakah kelebihan dari pelaksanaan pap smear di RS Borromeus dan RS Immanuel.

2. Apakah hambatan dari pelaksanaan pap smear di RS Borromeus dan RS Immanuel.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya prosedur pemeriksaan pap smear yang benar untuk deteksi dini sel-sel abnormal dari


(34)

3

Universitas Kristen Maranatha serviks uteri, pada akhirnya diharapkan angka kematian akibat kanker serviks uteri dapat berkurang dengan penanganan yang tepat.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui apakah prosedur pemeriksaan pap smear telah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan prosedur standar untuk mendapatkan hasil yang akurat

2. untuk memberikan gambaran tingkat kesadaran para ibu untuk melakukan skrining pap smear berdasarkan wawancara dokter dan data jumlah pasien dan hasil skrining pap smear dari bulan januari hingga bulan juni 2007

3. untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam sosialisasi pemeriksaan pap smear.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ini disusun sebagai syarat kelulusan Sarjana Kedokteran dan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai prosedur standar pemeriksaan pap smear untuk mendapatkan hasil yang akurat yang akan dijadikan dasar penatalaksanaan lanjutan serta dapat memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam sosialisasi pap smear.


(35)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.5. Kerangka Pemikiran

Pap test : metode skrining : - mendeteksi proses premalignan dan malignan di ektoserviks

- deteksi infeksi dan abnormalitas di endoserviks dan endometrium

normal abnormal

-diulang 3-12 bulan

( berdasarkan asal abnormalitas) -kolposkopi (inspeksi lebih detil) -HPV DNA testing

(http://en.wikipedia.org)

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif observasional, dengan 2 cara, yaitu:

1. mengambil data rekam medis 2. melakukan wawancara terbuka


(36)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dimulai dari bulan Agustus 2007 sampai bulan Januari 2008, sedangkan data yang diambil dari Rumah Sakit Immanuel dan Rumah Sakit Borromeus adalah data dari bulan Januari – Juni 2007.


(37)

39 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Kelebihan dan hambatan dari pelaksanaan pap smear di RS Borromeus dan RS Immanuel

1. Prosedur penatalaksanaan skrining kanker serviks dengan metode pap smear di Rumah Sakit Borromeus dan di Rumah Sakit Immanuel sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya :

- persiapan pasien

- alat-alat yang digunakan

- pengambilan sampel

- apusan di objek glass

- fiksasi dengan alkohol 90%

- pengiriman ke lab

2. Prosedur penatalaksanaan lanjutan berkaitan dengan hasil skrining yang didapat melalui pap smear sudah sesuai dengan yang seharusnya setelah dilihat derajat keganasannya :

- kolposkopi - biopsi

3. Peran aktif dokter dalam mensosialisasikan pap smear kepada pasien pun sudah baik. Usaha - usaha yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- menganjurkan pemeriksaan pap smear kepada setiap pasien yang sudah


(38)

40

Universitas Kristen Maranatha

- memberikan penerangan, brosur, dan pengetahuan tentang pap smear

kepada pasien yang belum memahami akan pentingnya pap smear.

4. Kesadaran dan pengetahuan pasien terhadap pemeriksaan pap smear sebagai

deteksi dini kanker serviks adalah sebagai berikut :

- Di Rumah sakit Borommeus, dapat dikatakan respon pasien terhadap pap smear sangat baik, kesadaran dan pengetahuan akan pap smear sudah tinggi.

- Di Rumah Sakit Imannuel, respon pasien terhadap pemeriksaan pap smear masih kurang. Pengetahuan pasien akan arti pap smear masih rendah, apalagi kesadaran pasien akan pentingnya rutinitas check up

untuk pap smear.

5.1.2 Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks.

Dokter mengungkapkan beragam opini tentang hambatan dalam suksesnya pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks, beberapa di antaranya adalah :

- tenaga ahli yang masih kurang di daerah

- budaya masyarakat

- kesadaran masyarakat yang masih kurang.

- golongan menengah ke bawah di mana kesdaran mereka masih kurang karena terbatasnya pengetahuan.

5.2. Saran

Saran yang diberikan dalam menghadapi fenomena yang terjadi di masyarakt berkenaan dengan pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks adalah sebagai berikut :


(39)

41

Universitas Kristen Maranatha

1. diadakannya kerjasama lintas sektoral untuk mensosialisasikan pap smear hingga ke daerah

2. menggunakan media yang luas seperti televisi dengan memuat iklan yang berisi informasi tentang pap smear

3. diharapkannya peran aktif dan perhatian lebih dari pemerintah dalam masalah

ini.

4. diadakannya skrining berkala bagi golongan resika tinggi (misalnya pekerja seks komersial).

5. mengaktifkan labkesda (laboratorium kesehatan daerah) untuk pemeriksaan

laboratorium (patologi anatomi) di daerah.

6. mengaktifkan posyandu untuk mengadakan skrining kanker serviks.

7. diadakannya pelatihan pap smear bagi para kader (bidan).

8. perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui fenomena tentang vaksin kanker serviks di masyarakat yang mulai masuk di Indonesia sebagai usaha preventif primer.

9. perlunya penelitian di rumah sakit sakit pemerintah sebagai penelitian bandingan. Sebaiknya dilakukan adanya perbaikan dan kemudahan prosedur rumah sakit pemerintah, dan perbaikan sistem penyimpanan data, sehingga memudahkan penelitian.

10.perlunya penanaman kesadaran bagi wanita Indonesia dalam menjaga


(40)

42 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. http://www.cytopathology.org/NIH/table.p, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.medicastore.com/med, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.cancer.gov, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.pikiran-rakyat.com, 5 Oktober 2007

_______. 2007. http://www.kapanlagi.com, 5 Oktober 2007

_______. 2007. http://en.wikipedia.org, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://dokter.net.indo.id, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://wrm-indonesia.org, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://library.usu.ac.id, 12 Oktober 2007

Aziz, M.Farid. Karsinogenesis. 2006. Dalam M.Farid Aziz: Buku Acuan Nasional

Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal. 25-26

Benson, Ralph C, 1982. Current Obstretric & Gynecologic Diagnostic & Treatment.


(41)

43

Universitas Kristen Maranatha

Boon, Mathilde E, 1980. Gynaecological Cytology A Textbook and Atlas. First

edition. London and Basingtoke: The Macmillan Press LTD. Hal. 17-19.

Edianto, Deri. 2006. Kanker Serviks. Dalam M.Farid Aziz: Buku Acuan Nasional

Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal. 442-445, 447.

Underwood, J.C.E, 1999. Patologi Umum dan Sistemik. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal:


(1)

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dimulai dari bulan Agustus 2007 sampai bulan Januari 2008, sedangkan data yang diambil dari Rumah Sakit Immanuel dan Rumah Sakit Borromeus adalah data dari bulan Januari – Juni 2007.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Kelebihan dan hambatan dari pelaksanaan pap smear di RS Borromeus dan RS Immanuel

1. Prosedur penatalaksanaan skrining kanker serviks dengan metode pap smear di Rumah Sakit Borromeus dan di Rumah Sakit Immanuel sudah sesuai dengan prosedur yang seharusnya :

- persiapan pasien

- alat-alat yang digunakan - pengambilan sampel - apusan di objek glass - fiksasi dengan alkohol 90% - pengiriman ke lab

2. Prosedur penatalaksanaan lanjutan berkaitan dengan hasil skrining yang didapat melalui pap smear sudah sesuai dengan yang seharusnya setelah dilihat derajat keganasannya :

- kolposkopi - biopsi

3. Peran aktif dokter dalam mensosialisasikan pap smear kepada pasien pun sudah baik. Usaha - usaha yang dilakukan adalah sebagai berikut :

- menganjurkan pemeriksaan pap smear kepada setiap pasien yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.


(3)

- memberikan penerangan, brosur, dan pengetahuan tentang pap smear kepada pasien yang belum memahami akan pentingnya pap smear.

4. Kesadaran dan pengetahuan pasien terhadap pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks adalah sebagai berikut :

- Di Rumah sakit Borommeus, dapat dikatakan respon pasien terhadap pap smear sangat baik, kesadaran dan pengetahuan akan pap smear sudah tinggi.

- Di Rumah Sakit Imannuel, respon pasien terhadap pemeriksaan pap smear masih kurang. Pengetahuan pasien akan arti pap smear masih rendah, apalagi kesadaran pasien akan pentingnya rutinitas check up untuk pap smear.

5.1.2 Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks.

Dokter mengungkapkan beragam opini tentang hambatan dalam suksesnya pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks, beberapa di antaranya adalah :

- tenaga ahli yang masih kurang di daerah - budaya masyarakat

- kesadaran masyarakat yang masih kurang.

- golongan menengah ke bawah di mana kesdaran mereka masih kurang karena terbatasnya pengetahuan.

5.2. Saran

Saran yang diberikan dalam menghadapi fenomena yang terjadi di masyarakt berkenaan dengan pemeriksaan pap smear sebagai deteksi dini kanker serviks adalah sebagai berikut :


(4)

41

1. diadakannya kerjasama lintas sektoral untuk mensosialisasikan pap smear hingga ke daerah

2. menggunakan media yang luas seperti televisi dengan memuat iklan yang berisi informasi tentang pap smear

3. diharapkannya peran aktif dan perhatian lebih dari pemerintah dalam masalah ini.

4. diadakannya skrining berkala bagi golongan resika tinggi (misalnya pekerja seks komersial).

5. mengaktifkan labkesda (laboratorium kesehatan daerah) untuk pemeriksaan laboratorium (patologi anatomi) di daerah.

6. mengaktifkan posyandu untuk mengadakan skrining kanker serviks. 7. diadakannya pelatihan pap smear bagi para kader (bidan).

8. perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui fenomena tentang vaksin kanker serviks di masyarakat yang mulai masuk di Indonesia sebagai usaha preventif primer.

9. perlunya penelitian di rumah sakit sakit pemerintah sebagai penelitian bandingan. Sebaiknya dilakukan adanya perbaikan dan kemudahan prosedur rumah sakit pemerintah, dan perbaikan sistem penyimpanan data, sehingga memudahkan penelitian.

10.perlunya penanaman kesadaran bagi wanita Indonesia dalam menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksinya (toilet care).


(5)

Anonim. 2007. http://www.cytopathology.org/NIH/table.p, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.medicastore.com/med, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.cancer.gov, 22 Agustus 2007

_______. 2007. http://www.pikiran-rakyat.com, 5 Oktober 2007

_______. 2007. http://www.kapanlagi.com, 5 Oktober 2007

_______. 2007. http://en.wikipedia.org, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://dokter.net.indo.id, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://wrm-indonesia.org, 11 Oktober 2007

_______. 2007. http://library.usu.ac.id, 12 Oktober 2007

Aziz, M.Farid. Karsinogenesis. 2006. Dalam M.Farid Aziz: Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal. 25-26

Benson, Ralph C, 1982. Current Obstretric & Gynecologic Diagnostic & Treatment. 4th Edition. California: Lange Medical Publication. Hal. 228


(6)

43

Boon, Mathilde E, 1980. Gynaecological Cytology A Textbook and Atlas. First edition. London and Basingtoke: The Macmillan Press LTD. Hal. 17-19.

Edianto, Deri. 2006. Kanker Serviks. Dalam M.Farid Aziz: Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal. 442-445, 447.

Underwood, J.C.E, 1999. Patologi Umum dan Sistemik. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal: 579-581.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah, Kelurahan Sangkra

0 0 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

0 1 15

Gambaran PAP Smear Abnormal di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2015.

1 21 26

Interpretasi Pap Smear Sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks Di Rumah Sakit Immanuel Tahun 2009.

0 0 16

Pengaruh Umur dan Curah Hujan Terhadap Peningkatan Prevalensi Diare Pada Anak Batita Di RS Immanuel Periode Januari-Juni 2000.

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) MENGENAI PAP SMEAR DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAP SMEAR.

0 0 9

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang

0 0 9