PERJANJIAN KERJASAMA PENAGIHAN KARTU KREDIT BERMASALAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK PENAGIH DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN KARTU.

PERJANJIAN KERJASAMA PENAGIHAN KARTU KREDIT
BERMASALAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK PENAGIH
DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG
PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN
MENGGUNAKAN KARTU

ABSTRAK
Kartu Kredit merupakan produk Bank yang menjawab kebutuhan
masyarakat di era globalisasi ini. Di satu sisi, kartu kredit memiliki resiko
kredit macet. Guna mengatasi hal tersebut, Bank melakukan suatu
Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Ketiga Penagih untuk melakukan
penagihan terhadap kartu kredit bermasalah. Praktiknya, penggunaan
Pihak Ketiga Penagih tersebut cenderung menimbulkan masalah baru
yang berdampak kerugian disisi nasabah Pemegang Kartu Kredit selaku
Pihak yang ditagih. Didasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis, mengkaji dan memahami pelaksanaan perjanjian Kerjasama
tersebut dan penyelesaian yang dapat ditempuh bagi nasabah yang
menderita kerugian sebagai akibat adanya Perjanjian Kerjasama tersebut
di pandang dari sudut Hukum Perbankan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
pendekatan yuridis normatif kualitatif untuk memperoleh gambaran

menyeluruh dan sistematis tentang pelaksanaan perjanjian kerjasama
tersebut serta upaya penyelesaian yang dapat ditempuh oleh nasabah
atas kerugian yang dirasakan sebagai akibat adanya perjanjian Kerjasama
tersebut. Data yang diperoleh kemudian disusun secara kualitatif untuk
mencapai kejelasan dari masalah yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Perjanjian
yang dilakukan antara Bank dengan Perusahaan Penagih merupakan
pemberian kuasa dimana Bank memberikan kuasa kepada Pihak Penagih
untuk melakukan penagihan untuk dan atas nama bank atas hutang
nasabah pemegang kartu kredit bermasalah Bank bersangkutan.
Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama tersebut masih terdapat pelanggaran
dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu diantaranya yaitu
perbedaan kolektibilitas penagihan kredit bermasalah, tidak adanya
pemberitahuan dan jaminan atas penggunaan pihak penagih atau debt
collector kepada nasabah. Langkah penyelesaian yang dapat ditempuh
oleh nasabah yaitu dengan dua cara yaitu secara non litigasi dan secara
litigasi. Secara non litigasi dapat dengan melakukan komplain kepada
bank apabila dalam hal ini nasabah tidak memperoleh kesepakatan
dengan bank, nasabah dapat mengajukan mediasi perbankan melalui

Bank Indonesia. Secara litigasi yaitu melalui jalur pengadilan dengan
mengajukan gugatan ganti kerugian berdasarkan perbuatan melanggar
hukum.

iv

ABSTRACT
Bank Credit Card is a product that answers the needs of society in
the era of globalization. Besides, credit cards have a bad credit risk. To
overcome this, the Bank conducted a Cooperation Agreement with ThirdParty Biller to do billing for credit card problems. Practice, the use of Third
Party Biller is likely to pose new problems that impact the Credit
Cardholder side losses. Based on this, this study aims to analyze, assess
and understand the implementation of the cooperation agreement and the
settlement can be reached for customers who suffer losses as a result of
the Cooperation Agreement in view of the corner of the Banking Law.
This research is done by using jurisdictional qualitative and
normative methods to get a complete and systematic view about the
implementation of the cooperation agreement and also the completion that
can be taken by the bank’s customer for their losses as the impact of the
cooperation agreement. The data later organize qualitatively to get the

problems clear
Based on the research results can be concluded that the agreement
made between the Bank and Company Collector is a power of attorney in
which the Bank provides power to the Party Biller to do billing the debt of
credit card holders troubled for and on behalf of Bank concerned. There
are still violations on the implementation of the Cooperation Agreement
based on Bank Indonesia Regulation concerning the Payment Instrument
Card, which are the difference of problem loans, the lack of notice and
coverage for the use of the collector or debt collector to its customers.
Completion of the steps that can be taken by the customer for their losses
is in two ways, namely the non-litigation and litigation. In non-litigation can
make complaints to the bank if in this case the customer does not obtain
an agreement with the bank, the customer can file a mediation banking
through Bank Indonesia. In the litigation through the courts by filing a tort
action based on unlawful.