KEWENANGAN PENGADILAN DALAM MENYELESAIKAN GUGATAN KEBERATAN PUTUSAN BPSK DIHUBUNGKAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BPSK.

KEWENANGAN PENGADILAN DALAM MENYELESAIKAN GUGATAN
KEBERATAN PUTUSAN BPSK DIHUBUNGKAN PERMA NOMOR
1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN
KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BPSK

Abstrak

Konsumen yang merasa dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui
lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa konsumen atau melalui peradilan
yang berada dilingkungan peradilan umum. BPSK bertugas menangani dan
menyelesaikan sengketa konsumen di luar pengadilan melalui mediasi, konsiliasi,
arbitrase. Pemilihan BPSK sebagai sarana penyelesaian sengketa konsumen dapat
berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. Putusan BPSK
merupakan putusan yang final dan mengikat, namun, para pihak yang tidak setuju
dengan putusan BPSK dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri.
Untuk itu, karya ilmiah ini bertujuan untuk meneliti bagaimana kewenangan BPSK
dalam melaksanakan proses penyelesaian sengketa konsumen, dalam hal adanya
keberatan oleh pelaku usaha untuk menyelesaikan sengketa melalui BPSK terkait
adanya klausula perjanjian mengenai forum penyelesaian sengketa dan bagaimana
kewenangan pengadilan negeri dalam memeriksa keberatan terhadap putusan
BPSK Kabupaten Bandung Nomor 16/PTS-ARBT/XI/2009/BPSK.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif,
yang mana penelitian dilakukan dengan meneliti asas-asas dalam ilmu hukum.
Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu
menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan
teori-teori hukum dan praktik pelaksanaan suatu objek penelitian. Tahap penelitian
dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan yang
dilakukan dalam upaya mencari data sekunder dengan menggunakan bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
Hasil penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa BPSK Kabupaten Bandung
tidak berwenang melaksanakan proses penyelesaian sengketa karena dalam hal
adanya kalusula perjanjian yaitu pilihan hukum mengenai forum penyelesaian
sengketa, maka sudah seharusnya para pihak tunduk pada klausula perjanjian
tersebut. Hal ini mengacu pada asas pacta sunt servanda yang termuat pada Pasal
1338 ayat (1). Majelis hakim pengadilan negeri dapat mengadili sendiri sengketa
konsumen yang diajukan atas dasar alasan di luar ketentuan sebagaimana
dimaksud Pasal 6 ayat (3) PERMA Nomor 1/2006. Dalam memeriksa perkara
keberatan terhadap putusan arbitrase BPSK, pemeriksaan atas perkara tersebut
tidak sampai mengulang kembali pemeriksaan materi sengketa yang sudah
diputuskan oleh arbiter BPSK, pemeriksaan keberatan dilakukan hanya atas dasar
putusan BPSK dan berkas perkara.

iv