PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA LPD TUNAS MEKAR DESA PEKRAMAN PEGOSEKAN.

(1)

PROSED PADA L TUNAS M

PROG F

DUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KER A LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD

MEKAR DESA PEKRAMAN PENGOSEK

Oleh:

NI KADEK DESI YANTI NIM : 1306013041

GRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2016

ERJA PD) EKAN


(2)

PROSED PADA L TUNAS M

Tugas Akhir Stu menyelesaikan

Fakultas E

DUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KER A LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD

MEKAR DESA PEKRAMAN PENGOSEK

Oleh:

NI KADEK DESI YANTI NIM : 1306013041

tudi ini ditulis untuk memenuhi sebagaian p an studi pada Program Studi Diploma III A ltas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayan

Denpasar 2016

ERJA PD) EKAN

persyaratan Akuntansi ayana


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji padahari/tanggal………….

Tim Penguji: Tanda Tangan

1. Ketua :……… …………..

2. Sekretaris :………..

Mengetahui

Ketua Program Dosen Pembimbing

Drs. Komang Ardana, MM I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak NIP.19561012198403 1 003 NIP. 197708212002121003


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatanini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana, MM., selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak., selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sekaligus Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini.


(5)

iv

5. Ibu Komang Ayu Krisnadewi, SE., M.Si., Ak., selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III akunatnsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Seluruh dosen pengajar di Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Bapak I Wayan Semarayasa, SE, selaku pimpinan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan yang telah memberikan penulis izin melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). 8. Seluruh staf karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Tunas

Mekar Desa Pekraman Pengosekan yang telah mendampingi serta banyak membantu memberikan pengarahan pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL).

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan material serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi ini.

10. Sahabat dan teman-teman di Program Diploma III kelas Akuntansi 2 angkatan 2013 yang telah memberikan banyak bantuan serta informasi-informasi kepada penulis selama melakukan studi.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan studi dan menyelesaikan Tugas Akhir Studi ini.


(6)

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis.Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, Mei2016


(7)

vi

Judul : Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pengosekan

Nama : Ni Kadek Desi Yanti

NIM : 1306013041

ABSTRAK

LPD Tunas Mekar Desa Pekramanan Pengosekan merupakan lembaga yang dibentuk sebagai unit dari desa adat yang aktivitas operasionalnya berupa penyediaan jasa keuangan dalam bentuk penghimpunan dana dan penyaluran dana serta memberikan jasa-jasa lainnya dibidang keuangan.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawacara, metode observasi, dan metode dokumentasi.Dan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif.

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekramanan Pengosekan dimulai dari surat permohonan kredit, surat kuasa jaminan, surat perjanijian jaminan serta kwitansi pencairan kredit. Dalam pemberian kredit modal kerja bagian yang terkait dalam pencairan kredit adalah Bendesa Desa Adat Pengosekan, Kelian Banjar Desa Adat Pengosekan, Kepala LPD, bagian kredit dan bagian dana.


(8)

vii

DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Prosedur ... 8

2.1.2 Definisi Pemberian Kredit ... 8

2.1.3 Unsur-unsur Kredit ... 10

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 10

2.1.5 Jenis-jenis Kredit ... 13

2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit ... 16

2.1.7 Kredit Modal Kerja ... 19

2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit ... 20


(9)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ... 24

3.2 Objek Penelitian ... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Sejarah Berdirinya LPD Tunas Mekar. ... 28

4.1.2 Bidang Kegiatan LPD Tunas Mekar ... 29

4.1.3 Struktur Organisasi LPD Tunas Mekar ... 30

4.1.4 Uraian Jabatan ... 31

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 41

5.2 Saran ... 41 DAFTAR RUJUKAN


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Permohonan Pinjaman Lampiran 2 : Surat Kuasa Jaminan

Lampiran 3 : Surat Perjanjian Pinjaman Lampiran 4 : Rekening Koran Pinjaman Lampiran 5 : Kwitansi Pencairan Kredit Lampiran 6 : Kartu Angsuran Pinjaman


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masyarakat mulai melakukan kegiatan pinjam meminjam uang sejak mengenal uang sebagai alat pembayaran. Kegiatan pinjam meminjam uang kini dianggap sesuatu yang sangat penting oleh sebagian masyarakat dengan tujuan untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya serta dapat membantu kegiatan usaha yang sedang dijalankan oleh masyarakat.Memanfaatkan waktu yang relatif singkat untuk melakukan pencarian dana dengan cara menggali sendiri sangat tidak mudah. Keterbatasan kemampuan sebagian besar orang dalam menghadapi kesulitan dana menyebabkan orang melakukan peminjaman uang atau berhutang dengan pihak lain. Namun, seiring dengan berkembang zaman, peminjaman uang dengan pihak lain tidak lagi disebut hutang, melainkan kredit. Kredit yang dipinjam kepada pihak lain akan dikembalikan pada saat jatuh tempo pembayaran.

Pemberian kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya.Sering kali yang ditemui di lapangan perjanjian kredit dibuat oleh pihak kredit atau dalam hal ini adalah bank atau instansi lainnya, sedangkan debitur hanya mempelajari dan memahaminya dengan baik. Namun demikian, perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari kedua belah pihak dikarenakan perjanjian


(14)

2

kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan dan penatalaksanaan kredit tersebut dalam kesepakatan yang dilakukan antara debitur dengan kreditur, apabila debitur menandatangani perjanjian kredit yang dianggap mengikat kedua belah pihak.

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang ditentukan oleh Undang – Undang dengan fungsinya sebagai penyalur kredit kepada masyarakat. Fasilitas kredit yang disalurkan oleh bank memang lebih dikenal secara umum oleh masyarakat.Sebagian besar orang yang menjalankan usaha dapat dengan mudah memperoleh fasilitas kredit. Berbeda halnya dengan orang yang menjalankan usahanya di daerah pedesaan. Masyarakat yang menjalankan usahanya di daerah pedesaan mengalami kesulitan memperoleh fasilitas kredit karena kurangnya sosialisasi tentang fasilitas kredit.

Kesulitan yang dihadapi masyarakat pedesaan akan fasilitas kredit merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi diselenggarakannya suatu pembentukan Lembaga Pekreditan Desa untuk memfasilitasi masyarakat pedesaan. Salah satu LPD yang ada yaitu Lembaga Perkreditan Desa ( LPD) Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan. LPD ini berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan desa yang menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam kegiatan usahanya banyak menunjang pembangunan desa. Peran LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan disini sangat penting dalam upaya mewujudkan pembangunan desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mewujudkan kehidupan


(15)

3

masyarakat yang mandiri serta mewujudkan pertumbuhan usaha mikro dalam wilayah pedesaan.

LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan sebagai lembaga keuangan yang melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat. Pihak penghimpunan dana masyaratkat akan menanamkan uangnya pada LPD dalam bentuk deposito, tabungan dan produk-produk simpanan lainnya. Sedangkan pihak masyarakat yang kekurangan dana (debitur) memperoleh bantuan keuangan dari LPD dalam bentuk pinjaman. Adanya rentan waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko sangat besar yang memungkinkan ditanggung oleh LPD terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan debitur melaksanakan kewajiban kepada LPD ataupun LPD kesulitan menagih kredit kepada debitur.Hal itu terbukti dengan menurunnya pendapatan usaha debitur, timbul kerugian usaha debitur, atau larinya debitur.Dengan adanya resiko dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit.Tujuan dari pengamanan ini untuk menghilangkan resiko.Untuk meyakinkan kesesuaian praktek perkreditan dengan kebijakan perkreditan LPD, diperlukan suatu prosedur pemberian kredit yang baik.Dengan adanya prosedur pemberian kredit yang baik maka diharapkan terjadinya praktek-praktek perkreditan yang tidak sehat dapat dihindari.

Pemberian kredit yang ditawarkan oleh LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan yaitu kredit modal kerja, kredit konsumtif, dan kredit tanpa jaminan. Kredit modal kerja merupakan kredit


(16)

4

yangdigunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan setiap tahunnya mengalami peningkatan.Hal tersebut sangat baik bagi perusahaan, karena disamping dapat membantu masyarakat dalam modal untuk usahanya, LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan juga mendapatkan keutungan.

Di bawah ini disajikan tabel jumlah kredit modal kerja pada tahun 2013 sampai dengan 2015:

Tabel 1.1

Jumlah Kredit Modal Kerja pada

LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan Tahun 2013-2015

(Dalam ribuan rupiah) Tahun Jumlah kredit

modal kerja (Rp)

Pertumbuhan Presentase

2013 15.655.278 -

-2014 19.705.242 4.049.964 26%

2015 21.436.452 1.731.210 9%

Sumber: LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kredit modal kerja pada setiap tahun mengalami peningkatan.Hal tersebut sangat baik bagi perusahaan.Hal ini membuktikan bahwa, semakin banyak masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha. Maka dari itu untuk mengembangkan pertumbuhan jumlah kredit modal kerja pada LPD Tunas


(17)

5

MekarDesaPekramanPengosekandibutuhkan prosedur-prosedur yang baik untuk memperlancar proses penanganan kredit modal kerja.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul“Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan”. 1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan.

1.3 Kegunaan penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi peneliti

Dalam penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan tentang prosedur pemberian kredit modal kerja pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan dan untuk mengetahui bagaimana dunia kerja yang sebenarnnya dalam menerapkan teori yang di dapat dibangku kuliah.

2. Bagi perusahaan

Dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan masukan serta bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pemberian kredit modal kerja.


(18)

6 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian pada tugas akhir studi ini dapat memberikan gambaran secara umum mengenai isi dan susunan penelitian. Penjabaran sistematika penulisan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang apa yang menjadi pokok permasalahan secara umum yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai landasan teori dan penelitian sebelumnya.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan penulis yang didalamnya akan membahas tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang merupakan objek penelitian dan pembahasan hasil penelitian.


(19)

7 BAB V : Simpulan dan Saran

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang simpulan dalam penelitian dan memberikan saran yang berkenan dengan hasil pembahasan permasalah tugas akhir studi.


(20)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi – transaksi perusahaan yang sering terjadi.Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang (Mulyadi, 2010:5).Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.2 Definisi Pemberian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan”. Dalam pemberian kredit harus ada unsur kepercayaan di dalam penyaluran kredit kepada debitur dan memastikan dalam pembayaran kredit tepat waktu sesuai dengan tanggal pemberian kredit setiap bulannya. Menurut Undang–Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang


(21)

9

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.1.3 Unsur–Unsur Kredit

Beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit.Menurut Kasmir (2014:87) menyatakan bahwa unsur– unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit yaitu:

1. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

2. Kesepakatan

Di samping unsur percaya, dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3.Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa dibentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.


(22)

10 4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak sengaja.

5. Balas Jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bagi bank.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Tujuan Kredit

Dalam pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan-tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2014:88) adalah sebagai berikut :

a. Mencari keuntungan

Mencari keutungan bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal


(23)

11

kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. 2. Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2014:89), suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya guna

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengelola barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.


(24)

12 d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang beredar bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyrakat.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Misalnya juka sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatan.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lain.


(25)

13 2.1.5 Jenis- jenis Kredit

Dari berbagai jenis kredit kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis kredit.Menurut Kasmir (2014:90), secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan barang tambang atau kredit industri lainnya.


(26)

14 b.Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumsi lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing.


(27)

15 c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atas nama baik si calon debitur selama ini.

5. Dilihat dari sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.


(28)

16

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan

2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit

Dalam proses pemberian kredit ini harus mengandung beberapa prinsip yaitu bahwa kredit yang diberikan kepada nasabahnya harus bersifat wajar dan adil serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga fasilitas kredit dapat di manfaatkan sebaik-baiknya.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilainya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank.Biasanya penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P.

Adapun penjelasan untuk analisis kredit dengan 5 C menurut Kasmir (2014:95) yaitu:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari


(29)

17

latar belakang si nasabah baik yang latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.


(30)

18

Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

2. Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

3. Perpose

Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.


(31)

19 6. Profitability

Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

7. Protection

Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

2.1.7 Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual, dan digunakan debitur atau penerima kredit untuk modal kerja usaha, baik sebagai penambah modal kerja ataupun sebagai modal kerja awal.

Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut.


(32)

20 2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit

1. Prosedur pemberian kredit

Menurut Kasmir (2014:101), bahwa secara umum dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a. Pengajuan berkas–berkas

Dalam hal pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian lampirkan dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi tentang latar belakang perusahaan, riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, maksud dan tujuan pencarian kredit, besar kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit.

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Wawancara I

Wawacara I merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dan berhadapan langsung dengan calon peminjam,


(33)

21

untuk meyakinkan apakah berkas –berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.

d. On the spot

On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I.

e. Wawancara II

Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

f. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diterima atau ditolak. Jika diterima, maka akan dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencakup: jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit dan biaya - biaya yang harus dibayar.

g. Penandatanganan akad/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.


(34)

22 h. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat – surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

i. Penyaluran/penarikan dana

Penyaluran/penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu pengambilan secara sekaligus atau secara bertahap.

2. Dokumen yang digunakan

a. Akta pendirian Perusahaan dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikelurakan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen kehakiman.

b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan.

d. Daftar penghasilan bagi perseorangan. e. Fotocopy Kartu Keluarga bagi perseorangan.


(35)

23 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Eka Maha Putra (2012), melakukan penelitian tentang Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hal ini dilakukan dengan mempelajari prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi terhadap proses pemberian kredit.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II dinilai baik dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Persamaan dari penelitian ini dengan yang dilakukan Eka Maha Putra adalah sama–sama menganalisis prosedur pemberian kredit modal kerja.Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian sebelumnya menganalisis studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II, sedangkan dalam penelitian ini menganalisis studi kasus pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan.


(1)

Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut:

1. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

2. Party

Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

3. Perpose

Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect

Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment

Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.


(2)

6. Profitability

Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

7. Protection

Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.

2.1.7 Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual, dan digunakan debitur atau penerima kredit untuk modal kerja usaha, baik sebagai penambah modal kerja ataupun sebagai modal kerja awal.

Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut.


(3)

2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit 1. Prosedur pemberian kredit

Menurut Kasmir (2014:101), bahwa secara umum dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a. Pengajuan berkas–berkas

Dalam hal pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian lampirkan dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi tentang latar belakang perusahaan, riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, maksud dan tujuan pencarian kredit, besar kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit.

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Wawancara I


(4)

untuk meyakinkan apakah berkas –berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan.

d. On the spot

On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I.

e. Wawancara II

Wawancara II merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

f. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diterima atau ditolak. Jika diterima, maka akan dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencakup: jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit dan biaya - biaya yang harus dibayar.

g. Penandatanganan akad/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.


(5)

h. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat – surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

i. Penyaluran/penarikan dana

Penyaluran/penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu pengambilan secara sekaligus atau secara bertahap.

2. Dokumen yang digunakan

a. Akta pendirian Perusahaan dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikelurakan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen kehakiman.

b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan.

d. Daftar penghasilan bagi perseorangan. e. Fotocopy Kartu Keluarga bagi perseorangan.


(6)

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Eka Maha Putra (2012), melakukan penelitian tentang Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hal ini dilakukan dengan mempelajari prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi terhadap proses pemberian kredit.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II dinilai baik dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.

Persamaan dari penelitian ini dengan yang dilakukan Eka Maha Putra adalah sama–sama menganalisis prosedur pemberian kredit modal kerja.Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian sebelumnya menganalisis studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II, sedangkan dalam penelitian ini menganalisis studi kasus pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan.