KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG.

(1)

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Agasi Anwar

0901343

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

Oleh Agasi Anwar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Agasi Anwar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Agasi Anwar 0901343

KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN

CIKAUM KABUPATEN SUBANG

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP., M.SI NIP. 19690929 199402 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

(5)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

AGASI ANWAR (0901343), “KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KECAMATAN CIKAUM KABUPATEN SUBANG.

Penelitian ini didasari oleh persoalan-persoalan pemerintahan desa yang umumnya terletak pada aparat pemerintah desa yang dirasa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi terhadap pekerjaannya. Selain itu sumber daya manusia aparat yang belum memadai serta aparat pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, sehingga mengakibatkan mutu pelayanan birokrasi menjadi rendah.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata mengenai bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kinerja menjadi penilaian awal berhasil tidaknya seorang kepala desa dalam meyakinkan masyarakat terhadap pelayanan birokrasi pemerintahan desa yang berkualitas.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang kinerja yaitu teori Donnely, Gibson and Ivanlevich (2005). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan pengambilan sampel sumber data yang digunakan adalah purpose sampling dan snow ball.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa secara umum kebijakan kepala desa dalam mengupayakan kinerja aparat desa berupa perilaku tanggungjawab dan kompetensi kerja para aparat desa sudah baik. Akan tetapi Kepala Desa Cikaum Timur belum mengoptimalkan pengetahuan dan kepemimpinannya tersebut ke dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Selain itu, dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa, kepala desa menemui hambatan yang berasal dari faktor internal seperti pendanaan yang sangat terbatas. Sedangkan dari faktor eksternal berasal dari kesibukan aparat di luar pemerintahan desa. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam menanggulangi hambatan tersebut adalah dengan meningkatkan hasil pajak yang diterima dari masyarakat yang selama ini belum berjalan dengan baik dan mengupayakan bantuan dana dari Pemerintahan Kabupaten Subang untuk membantu memberdayakan kesejahteraan aparat Pemerintahan Desa Cikaum Timur.


(6)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

AGASI ANWAR (0901343), “THE VILLAGE HEADS

PERFORMANCE IN IMPROVING SERVICE VILLAGE GOVERNMENT BUREAUCRACY EAST CIKAUM SUBDISTRICT CIKAUM SUBANG REGENCY”.

This study is based on village governance issues that are generally located in the village government officials who felt not creative and innovate to remain weak in the jobs. Besides human resources and inadequate apparatus village government is not skilled in the execution of various activities resulting in lower quality of care bureaucracy.

In general, this study aims to find out the real picture of how the village heads performance in improving service village government bureaucracy. Performance becomes the initial assessment of success or failure of a village head in convincing the public of the services of qualified village government bureaucracy. The theory used in this study is about the performance of the theory Donnelly, Gibson and Ivanlevich (2005). In this study, the authors used a qualitative approach, while sampling resources data removal used was purposive sampling and snow ball.

Based on the research results, show that the general policy of the head of the village in the form of village officials seeking behavior performance responsibility and competence of the village officials have been working well. However, the Village Head East Cikaum less optimize the knowledge and leadership in the execution of his duties. Moreover, in improving service village government bureaucracy, the village chief obstacles stemming from internal factors such as funding is very limited. While external factors comes from the bustle outside the village government officials. The efforts made by the Village Head East Cikaum in overcoming these obstacles is to increase the tax revenue received from societies which have not gone well and seek financial assistance from the Government of Subang district welfare officer to help empower Cikaum East Village Government.


(7)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Secara Teoritis ... 7

2. Secara Praktis ... 8

E. Pembatasan Istilah ... 8

1. Kinerja ... 8

2. Kepala Desa ... 9

3. Pemerintahan Desa ... 9

4. Pelayanan Birokrasi ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Umum tentang Kinerja Kepala Desa ... 12

1. Pengertian kinerja ... 12

2. Penilaian kinerja ... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 16

4. Kepemimpinan kepala desa ... 18

5. Tugas dan fungsi kepala desa ... 21

6. Kinerja kepala desa ... 23

B. Konsep Umum tentang Pemerintahan Desa ... 26

1. Pengertian Desa ... 26

2. Pemerintahan Desa ... 27

3. Otonomi Desa ... 28

4. Sejarah Pemerintahan Desa ... 29

5. Organ & Struktur Pemerintahan Desa ... 31


(8)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Pelayanan ... 34

2. Pengertian Birokrasi ... 35

3. Teori-Teori Pelayanan ... 37

4. Teori-Teori Birokrasi ... 40

5. Pelayanan Birokrasi dalam Pemerintahan Desa ... 42

BAB III METODE PENELITIAN. ... 45

A. Pendekatan Penelitian ... 45

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi ... 48

2. Wawancara ... 49

3. Studi Dokumentasi ... 50

4. Studi Literatur ... 50

D. Instrument Penelitian ... 50

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 52

1. Tahap Pra Penelitian ... 52

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 53

F. Teknik Analisis Data ... 53

1. Reduksi Data ... 54

2. Display Data (Pengujiaan Data) ... 54

3. Verification/kesimpulan ... 55

G. Pengujian Keabsahan Data ... 55

1. Uji Kredibilitas ... 55

a. Perpanjangan Pengamatan ... 55

b. Meningkatkan Ketekunan ... 56

c. Triangulasi... 56

d. Analisis Kasus Negatif ... 58

e. Menggunakan Referensi... 58

f. Mengadakan member check ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Umum Desa Cikaum Timur ... 60

1. Profil Desa Cikaum Timur ... 60

2. Keadaan Penduduk ... 61

3. Pemerintahan Desa Cikaum Timur ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

C. Analisis Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103


(9)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN


(10)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan jawaban terhadap persoalan krisis multidimensi saat ini. Pemerintahan yang baik merupakan suatu konsep tentang penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, sehat, bersih, dan efektif untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu terbentuknya suatu masyarakat madani. Hal ini dipertegas dengan adanya ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001 bab IV butir 9 yang menyebutkan bahwa terwujudnya penyelenggaraan negara yang professional harus transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas, bebas korupsi, kolusi, nepotisme serta peka, dan tanggap terhadap kepentingan aspirasi rakyat diseluruh wilayah negara, termasuk daerah terpencil dan perbatasan. Selain itu, berkembangnya transparansi dalam budaya perilaku serta aktivitas politik dan pemerintahan.

Terselenggaranya pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dalam bernegara. Dalam hal ini, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas. Hal tersebut akan membuat penyelenggaraan pembangunan pemerintahan dapat berlangsung secara bersih, dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Agenda aksi reformasi pemerintahan dalam rangka mewujudkan

kepemerintahan yang baik di Indonesia menurut Tjokroamidjojo dalam Sedarmayanti (2012: 8) mengemukakan bahwa:

Reformasi dalam bidang administrasi publik perlu diarahkan pada peningkatan profesionalisme birokrasi pemerintah dalam rangka meningkatkan pengabdian umum, pengayoman dan pelayanan publik.


(11)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reformasi yang juga penting salah satunya adalah perubahan dari pola sentralisasi ke desentralisasi. Bukan dalam rangka separatisme atau federalisme.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan adanya pembenahan pemerintahan dalam meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan otonomi daerah seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan daerahnya sendiri dari mulai pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota termasuk desa sebagai lembaga pemerintahan terkecil dibawahnya.

Desa sebagai lembaga pemerintahan berperan penting dalam memajukan negara yaitu melalui pemerintahan yang baik dalam peningkatan birokrasi pemerintahan yang bersih, maju, terstruktur dan mempunyai visi dan misi yang jelas. Hal itu bisa dilakukan jika desa tersebut mempunyai prinsip kepemerintahan yang baik, terutama dalam hal birokrasi. Profesionalisme birokrasi merupakan salah satu agenda reformasi peningkatan pemerintah untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, birokrasi pemerintahan yang sehat serta transparan akan dapat mewujudkan kehidupan masyarakat lebih maju, sejahtera, adil, dan makmur. Birokrasi pemerintahan tidak luput dari yang mempunyai wewenang dan kekuasaan yaitu kepala desa sebagai pemimpin yang bertanggungjawab terhadap birokrasi pemerintah desa.

Kepala desa atau pimpinan berperan penting dalam peningkatan pelayanan birokrasi pemerintahan agar mewujudkan kehidupan masyarakat yang maju. Kepala desa merupakan pimpinan suatu instansi pemerintahan. Menurut Kousez dan Ponser (Pasolong, 2011: 116) mengatakan bahwa ciri-ciri pemimpin yang dikagumi adalah:

a). jujur; b). melihat jauh ke depan; c). memberikan inspirasi; d). cakap e). berpikiran adil; f). mendukung; g). berpikiran luas; h). cerdas; i). lugas; j). berani; k). bisa diandalkan; l). mau kerjasama; m). imajinatif; n). peduli; o). matang; p). punya tekad; q). ambisius; r). loyal; s). bisa mengendalikan diri; t). mandiri.


(12)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pimpinan mempunyai empat fungsi lainnya menurut Broadwell dalam Sinambela (2006: 102-103) yaitu “merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengawasi”. Merencanakan berarti pemimpin menentukan arah gerak organisasinya, karena akan sulit diharapkan hasil yang baik jika perencanaannya pun kurang baik. Mengorganisasi berarti pimpinan harus tahu dulu tentang diri orang yang akan ditempatkan tersebut sebaik mungkin, guna mendapatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Hal ini sangat berarti karena orang yang ditempatkan tersebut merasa puas dan merasa mempunyai kesempatan untuk dihargai. Dengan demikian, dirinya akan memiliki motivasi sebaik mungkin dalam meningkatkan produktifitas kerja.

Memimpin adalah kemampuan seseorang untuk mengilhami bawahan agar dapat bekerja guna mencapai tujuan organisasi. Broadwell (Sinambela, 2006: 103) mengemukakan pemimpin akan sukses jika:

1) pemimpin mempunyai kemampuan untuk memaklumi pandangan orang lain;

2) pemimpin harus peka terhadap masalah orang lain;

3) pemimpin harus tanggap terhadap apa yang dikatakan bawahan; 4) pemimpin harus memiliki kemampun analisis yang tinggi;

5) pemimpin harus mengetahui kelebihan atau kelemahan dan kesalahannya; 6) pemimpin harus bersedia menerima tanggung jawabnya.

Terakhir, mengawasi merupakan sesuatu yang cukup menentukan karena dengan mengawasi akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang direncanakan. Pada dasarnya, pemimpin mengawasi tiga hal, yaitu uang, bahan, dan tenaga kerja. Langkah-langkah yang diperlukan dalam mengawasi yaitu menentukan standar, ukuran hasil atas dasar standar, dan pengambilan tindakan kebaikan jika diperlukan.

Namun kenyataannya, kepala desa pada umumnya belum memperhatikan empat fungsi tersebut yang berakibat pada rendahnya pelayanan birokrasi pemerintahan desa terhadap masyarakat. Kepala desa di Indonesia pada umumnya belum memperhatikan terkait perencanaan yang tepat sasaran. Pengorganisasian


(13)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak semestinya menempatkan jabatan tertentu kepada orang yang tidak ahli dalam bidangnya. Kepala desa kurang memberi contoh kepada bawahan agar menjadi teladan bagi peningkatan kinerja para aparat pemerintahan desa. Kepala desa sebagai pemimpin tidak mengawasi para bawahan agar senantiasa bekerja secara tanggung jawab dan tepat waktu terhadap pekerjaannya.

Lain dari itu, Kabupaten Subang merupakan kabupaten dengan IPM lebih rendah dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan dari data BPS, diketahui bahwa IPM Jawa Barat tahun 2011 mencapai 72, 73 poin, sementara IPM Kabupaten subang hanya pada 70,50 poin. (BPS Jawa Barat Tahun 2012). Nilai pencapaian IPM kabupaten Subang tersebut menggambarkan bahwa masyarakat di Kabupaten Subang belum memiliki akses yang lebih besar terhadap sarana kesehatan, pendidikan, dan perekonomian dibandingkan dengan kabupaten yang lain di Jawa Barat. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti kinerja kepala desa dalam melayani masyarakat berkenaan dengan sarana publik. Penulis mengambil Desa Cikaum Timur di Kecamatan Cikaum karena dianggap mewakili desa-desa yang lain di Kabupaten Subang. Selain itu juga untuk mengetahui kinerja desa dalam tatanan pemerintahan kecamatan baru.

Kinerja kepala desa merupakan faktor penting dalam meningkatkan birokrasi pemerintahan desa. Kinerja kepala desa menjadi faktor keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintah. Hal itu bisa diukur dengan keberhasilan dalam merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengawasi setiap kebijakan dalam keputusannya. Dampak dari kinerja kepala desa dapat diaktualisasikan ketika menghadapi permasalahan birokrasi pemerintah. Mengutip pernyataan Rourke dalam Engka (2010: 2) bahwa:

Birokrasi adalah sistem administrasi dan pelaksanaan tugas keseharian yang terstruktur, dalam sistem hierarki yang jelas, dilakukan dengan aturan tertulis (written procedures), dilakukan oleh bagian tertentu yang terpisah dengan


(14)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian lainnya, oleh orang-orang yang dipilih karena kemampuan dan keahlian di bidangnya.

Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa birokrasi merupakan sistem organisasi yang terstruktur ada aturan yang jelas dan mempunyai visi yang jelas. Kinerja kepala desa sebagai pemimpin pemerintahan desa sangat berperan dalam peningkatan birokrasi agar dapat melayani masyarakat dengan rasa penuh tanggung jawab. Kinerja merupakan unsur terpenting berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang pemimpin para anggotanya.

Sebuah organisasi pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai kinerja atau kualitas kerja yang baik akan berdampak pada aparat pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal itu akan menghasilkan pelayanan terhadap masyarakat yang berkualitas. Kinerja kepala desa sebagai pemimpin sangat penting dalam mengontrol birokrasi pemerintahan desa. Kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Birokrasi pemerintah menunjukan bahwa pelayanan birokrasi pemerintah dirasa masih belum optimal. Birokrasi pemerintah desa masih memiliki kekurangan. Permasalahan birokrasi jika ditelusuri lebih jauh, yaitu belum optimalnya pelayanan birokrasi pemerintah desa yang menjadikan kondisi birokrasi tidak efisien. Umumnya terletak pada struktur, sistem, prosedur dan perilaku para birokrat yang bersumber pada beberapa masalah. Penulis menyimpulkan beberapa masalah birokrasi pemerintahan yang ada di Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang, yaitu:

Tabel I.I


(15)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Aparat pemerintah desa belum kreatif dan masih lemah dalam berinovasi karena memang SDM yang masih rendah

2 Sumber daya manusia yang belum memadai, “pemaksaan” dalam berbagai jabatan sehingga kurang maksimal dalam menjalankan tugas

3 Aparatur pemerintah desa belum terampil dalam pelaksanaan berbagai kegiatan operasional, mutu pelayanan jadi rendah

4 Mental melayani masyarakat belum tumbuh pada sebagian besar aparat

Sumber: Hasil wawancara awal dengan beberapa tokoh masyarakat

Kinerja kepala desa sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kepala desa berperan penting dalam meningkatkan birokrasi pemerintahan agar kemudian hari bisa berjalan lebih baik. Oleh karena itu, kinerja kepala desa sebagai pemimpin birokrasi pemerintahan desa sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Hal itu agar tercapai struktur sistem pemerintahan yang bersih, maju, transparan, dan tentunya mampu mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan kinerja para aparat pemerintah desa serta mampu untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “KINERJA KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN BIROKRASI

PEMERINTAHAN DESA CIKAUM TIMUR KEC. CIKAUM KAB. SUBANG”

untuk mengetahui kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa yang dirasa masih belum optimal.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diuraikan permasalahan-permasalahan yang menjadi pokok dalam penelitian ini, yaitu


(16)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Bagaimana kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang?”

Menyadari persoalan yang begitu luas, maka dirasa perlu pembatasan masalah yang diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

1) Bagaimana kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya?

2) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya?

3) Bagaimana upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya?

4) Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa?

5) Bagaimana upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa?

C. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah pelaksanaan penelitian tentunya mempunyai tujuan, adapun tujuan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

2. Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya.

2) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya.


(17)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Mendeskripsikan upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat pemerintahan desa yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya. 4) Mengidentifikasi hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi kepala desa

dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

5) Mengidentifikasi upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut.

1. Secara teoritis

Penulis melalui penelitian ini berharap bisa memberikan kontribusi dalam tataran teoritis terhadap dunia pendidikan atau pengembangan keilmuan sebagaimana tujuan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini. Pengharapan selalu menjadi yang utama dalam sumbangsih pemikiran/gagasan dalam memperbanyak teori atau fakta-fakta tentang kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Kemudian penulis berharap untuk bisa memberikan masukan, ide terhadap ilmu-ilmu yang berkaitan erat dengan manajemen sumber daya manusia, sistem pemerintahan desa, sistem pemerintahan daerah dan lain sebagainya.

2. Secara praktis

Selain secara teoritis, penelitian ini juga mempunyai manfaat secara praktis yang diperinci sebagai berikut.

a) Diketahuinya kebijakan kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi yang dilakukan oleh aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya.


(18)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya.

c) Diketahuinya upaya kepala desa dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat pemerintahan yang efisien/efektif dalam melaksanakan tugasnya. d) Diketahuinya hambatan-hambatan yang dihadapi kepala desa dalam

meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

e) Diketahuinya upaya kepala desa dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

E. Pembatasan Istilah 1. Kinerja

Kinerja merupakan unsur terpenting keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Dengan kinerja, seorang pemimpin mampu manghasilkan yang terbaik atau sebaliknya tergantung dari pemimpin tersebut. Kinerja atau

performance menurut Moeheriono (2011: 162) adalah:

Kinerja didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of

accomplishment, atau prestasi kerja atau kinerja. Penilaian terhadap kinerja

dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi selanjutnya. Dalam pemerintahan, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan dan memotivasi birokrat pelaksana untuk melakukan pekerjaaan lebih baik lagi.

Kinerja akan memperoleh hasil yang memuaskan bila dikerjakan dengan tepat dan maksimal. Dengan kinerja, seseorang akan terlihat kualitas dan kuantitasnya dalam bekerja. Hal ini akan berakibat pada perkembangan pelayanan birokrasi di pemerintahaan tersebut agar berkembang lebih maju. Penilaian befungsi sebagai introspeksi bagi pegawai agar bekerja seperti seharusnya dalam tingkatan pemerintahan yang terstruktur dan mempunyai visi dan misi.


(19)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepala desa adalah penyelenggara pengurusan rumah tangga desa dan penyelenggaraan pemerintahan desa, ia wajib melindungi, membela, meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan serta kehidupan penduduk desa, ia mempunyai kedudukan mewakili desa sebagai badan hukum. (Surianingrat, 1992: 81).

Kepala desa merupakan penyelenggara urusan rumah tangga desa. Disamping itu, ia menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah. Meskipun ia mempunyai batasan dalam mengambil keputusan, kepala desa tidak dapat menuruti keinginannya sendiri. Dalam membuat peraturan desa, kepala desa harus meminta pendapat masyarakat dalam rapat desa, khususnya mengenai urusan yang sangat penting.

Dengan demikian, kepala desa mempunyai kekuasan untuk bertindak dalam kemajuan birokrasi pemerintahannya. Hal ini karena kepala desa merupakan penyelenggara yang berhak membawa pemerintahan kearah yang lebih baik.

3. Pemerintahan desa

Pemerintahan desa menurut Simaremare (2010) adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa juga adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa dibiarkan mempunyai wewenang untuk mengurus rumah tangga menurut kehendaknya. Desa adalah suatu lembaga adat yang kemudian diberi dasar hukum. Pemerintahan desa tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, peraturan pemerintah maupun daerah, kebijaksanaan pemerintah maupun


(20)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah, serta kepentingan umum. Desa adalah bagian dari suatu wilayah administratif. Dengan kata lain, setiap wilayah kecamatan dibagi atas desa-desa. Setiap desa hanya menjadi bagian dari satu desa saja.

4. Pelayanan birokrasi

Pelayanan birokrasi seperti yang dikemukakan oleh Rasyid (Engka, 2010: 94) adalah:

Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban di dalam mana masyarakat kita menjalani kehidupan secara wajar. Pemerintahan modern pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mencapai kemajuan bersama.

Keberhasilan seseorang dalam menjalankan fungsi dalam jabatannya akan berdampak positif bagi kemajuan pelayanan birokrasi di pemerintahan desa. Desa didirikan bukan untuk mementingkan dirinya sendiri, akan tetapi desa didirikan untuk melayani masyarakat agar masyarakat mempunyai kreativitas dan berkembang ke arah kemajuan yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan birokrasi yang bersih dan terstruktur untuk mewujudkan hal tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan sebagai berikut.

1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini terdapat isi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan istilah, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II ini menjelaskan mengenai perangkat teoritis dalam berpikir yang berisi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep yang digunakan dalam penulisan ini adalah konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang


(21)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan diangkat yaitu tentang Kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini, peneliti memaparkan bagaimana teknik mencari keotentikan suatu sumber yang berkaitan dengan kajian peneliti. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan pembahasan terakhir peneliti dalam memberikan suatu kesimpulan dari hasil interpretasi terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian. Interpretasi ini disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas jawaban-jawaban dari permasalahan yang dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Bab ini juga berisikan saran dari peneliti yang diajukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.


(22)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun menurut Nasution (2003: 9) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian”. Peneliti adalah “key instrument atau alat peneliti

utama”. Senada dengan hal itu, Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) mengatakan penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009: 15) mengemukakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mengenai kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi. Oleh karena itu, peneliti memerlukan sejumlah data di lapangan yang terjadi secara nyata dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Menurut Best (Sukardi, 2004: 57) mengemukakan bahwa:

Metode deskriptif analisis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi masa kini. Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya.


(23)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan penelitian ini menjelaskan bahwa instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri untuk mendapatkan data atau mencari data dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti dituntut untuk mengetahui wawasan yang luas baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial. Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengedepankan pendekatan antar manusia, peneliti akan lebih banyak berhubungan dengan orang-orang di tempat penelitian.

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, yaitu tentang kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian ini untuk memperoleh data-data yang aktual.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dari penelitan ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang dipilih secara acak, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang lebih fokus terhadap sumber-sumber, data-data yang dianalisis oleh peneliti. Oleh karena itu, subjek penelitian ini adalah kepala desa, aparat pemerintahan desa, sebagian tokoh-tokoh masyarakat desa, sebagian masyarakat Desa Cikaum. Kemudian, lokasi dari penelitian ini juga merupakan unsur penting dalam melaksanakan penelitian untuk mengamati, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikaum Timur, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

Alasan penulis memilih lokasi ini karena Pemerintahan Desa Cikaum Timur dirasa belum memberikan kontribusi kinerja yang maksimal untuk masyarakatnya dalam hal pelayanan birokrasi. Kemudian, belum memiliki struktur dan pelaksanaan kerja yang sistematis dikarenakan terjadinya pemaksaan dalam


(24)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai posisi pekerjaan di pemerintahan desa tersebut. Sehingga menghasilkan kinerja yang kurang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purpose sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang penulis harapkan sehingga besarnya sampel ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Table 3.1 Subjek Penelitian

No Subjek Penelitian Jumlah

1 Kepala desa 1

2 Sekretaris desa 1

3 Ketua BPD 1

4 Aparat desa 1

5 Tokoh masyarakat 3

6 Masyarakat 50

Mereka dipilih karena dianggap memenuhi kriteria untuk menguasai dan memahami kegiatan yang diteliti. Mereka yang masih sedang atau berkecimpung dalam kegiatan yang diteliti dan mempunyai waktu untuk dimintai informasi. Dalam pengumpulan data, responden didasarkan pada ketentuan data dan informasi yang diberikan. Jika dimintai keterangan kepada beberapa responden dan menghasilkan data-data atau informasi yang sama, maka pengumpulan data dianggap cukup dalam memperoleh informasi. Penentuan sampel dianggap telah memadai bila telah pada sampai titik jenuh.


(25)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian. Dengan teknik pengumpulan data diharapkan mempermudah peneliti dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Sugiyono (2008: 62) mengemukakan mengenai teknik pengumpulan data yaitu:

Langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan.

Untuk itu, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan mengguanakan teknik dengan cara wawancara, studi dokumentasi, studi literatur, dan observasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Hadi dalam Sugiyono, 2012: 145). Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku manusia dan proses kerja. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa dan berbagai aktivitas yang terjadi di lingkungan tersebut.

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi sebagai alat pengumpul data dan observasi dilakukan secara sistematis, observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Dalam garis besarnya


(26)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi dapat dilakukan dengan partisipasi pengamat. Adapun manfaat wawancara menurut Patton dalam Nasution (Sugiyono, 2010: 228) sebagai berikut:

a) Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;

b) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif. Jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukakan penemuan atau discovery;

c) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,

karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara;

d) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga;

e) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, dan;

f) Melalui pengamatan dilapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Dengan demikian, manfaat observasi adalah bisa mengungkapkan situasi yang tengah terjadi dalam sebuah institusi pemerintahan yang sangat sensitif bila dilakukan dengan metode wawancara.

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya juga, wawancara dilaksanakan secara kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu dan dilaksanakan secara individual.


(27)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu kegiatan tanya jawab untuk memperoleh data dari responden. Dalam penelitian ini, responden yang dipilih yaitu kepala desa, aparat pemerintahan desa, dan beberapa kalangan masyarakat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pewawancara (peneliti). Wawancara menurut Nasution (2003 : 113) menyatakan bahwa:

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon.

Wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau dirasakan tentang berbagai aspek kehidupan. Wawancara dapat berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh orang lain. Wawancara dibagi kedalam dua bagian yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur (bebas).

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data-data yang diperoleh dari wawancara dan observasi seperti kegiatan sehari-hari dan foto kegiatan. Berkenaan dengan itu, Danial (2009: 79) mengemukakan bahwa:

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Dengan demikian, studi dokumentasi sangat penting untuk mempelajari dokumen-dokumen yang ada seperti dokumen peta desa, data penduduk,


(28)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

organisasi desa, dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan masalah yang teliti. Kemudian, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Studi literatur ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data dalam penelitian ini.

Peneliti menyatakan bahwa semua isi yang terdapat dalam skripsi ini adalah benar hasil dari penelitian secara langsung ke lapangan. Sehingga data yang didapatkan berupa data primer untuk kemudian peneliti mengolah data primer tersebut berdasarkan metodologi penelitian.

D. Instrument penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan observasi dan wawancara secara mendalam. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah wawancara dan observasi. Didalam prakteknya kedua metode tersebut dapat dipraktekkan secara bersama-sama, dalam artian ketika sedang melakukan wawancara juga dapat melakukan observasi atau sebaliknya melakukan observasi sambil melakukan wawancara dengan responden.


(29)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi ini adalah untuk meneliti kepala desa dan orang-orang yang berkontribusi dalam pemerintahan desa. Dalam hal ini berarti aparat pemerintahan desa, dan juga kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh kepala desa beserta

jajaran pemerintahan desa dalam menjalankan sebuah organisasi

pemerintahannya. Kemudian bagaimana situasi kerja yang ditunjukan oleh para aparat pemerintahan desa dalam menjalankan tugas-tugasnya dan keterampilan para aparat pemerintahan desa.

Aspek utama dalam penelitian ini adalah mengenai keseharusan kepala desa dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pemerintahan desa yang bertanggung jawab terhadap pemerintahan desanya. Bagaimana kebijakannya dalam meningkatkan pelayanan birokrasi terhadap masyarakat. Bagaimana upayanya dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab para aparat pemerintahannya. Upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala desa untuk meningkatkan kompetensi kerja yang efektif. Kemudian hambatan-hambatan serta upaya untuk menanggulangi hambatan-hambatan tersebut dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

Dalam melakukan sebuah wawancara, penulis membuat dan menyiapkan instrument yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Pendapat dan pengalaman para responden serta pengetahuan yang didapat dari sumber data yang terdiri dari kepala desa dan aparat pemerintahan itu sendiri yang mampu untuk diketahuinya tentang kualitas birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur.

Hasil wawancara akan terekam dengan baik apabila dibantu oleh buku catatan untuk mencatat semua percakapan yang terjadi antara peneliti dengan responden. Kemudian juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan penelitian. Selain


(30)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, tape recorder juga membantu untuk merekam semua percakapan dan pembicaran dengan informan. Selain buku catatan, tape recorder, juga dibutuhkan dokumentasi yang berupa foto-foto atau kegiatan yang dilakukan oleh kepala desa maupun para aparat pemerintahan desa. Dengan adanya dokumentasi, maka keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin. Karena peneliti telah melakukan prosedur penelitian ini.

E. Tahap-tahap penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahap penelitian untuk mendapatkan ijin dalam meneliti. Adapun tahap-tahap penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian, penulis mempersiapkan keperluan sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Perancangan rencana penelitian, pertimbangan masalah penelitian, penemuan lokasi penelitian, dan pengurusan ijin merupakan tahap pra penelitian ini.

Pertimbangan dalam sebuah permasalahan serta menentukan judul dan lokasi penelitian merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian ini. Setelah masalah selesai dipertimbangkan, kemudian juga judul telah selesai ditentukan dan disetujui oleh pembimbing satu dan dua, maka peneliti melakukan pra penelitian atau tahap pengenalan lapangan sebelum peneliti benar-benar melakukan penelitian secara mendalam, yaitu mengetahui aspek-aspek permasalahan dalam lokasi tersebut. Langkah selanjutya membuat proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus permasalahan. Selain itu pedoman wawancara terdiri dari tiga bagian yaitu untuk kepala desa, aparat pemerintahan desa dan tokoh/masyarakat Desa Cikaum Timur. Setelah itu proposal penelitian


(31)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pedoman wawancara dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi untuk disetujui dan selanjutnya melakukan penelitian di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dilaksanakan, maka peneliti terjun ke lapangan untuk memulai penelitian. Penelitian ini tidak lain untuk mendapatkan beragam informasi dari narasumber terkait. Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Peneliti menghubungi Kepala Desa Cikaum Timur untuk meminta ijin dalam melaksanakan penelitian dan meminta informasi dari desa dan masyarakat; b) Menentukan responden untuk dimintai informasi dan diwawancarai yaitu

kepala desa, aparat pemerintahan desa, ketua BPD, tokoh masyarakat desa dan masyarakat Desa Cikaum Timur;

c) Menghubungi responden-responden tersebut untuk dimintai informasinya; d) Melaksanakan wawancara dengan para informan sesuai dengan perjanjian

yang telah dibuat berupa waktu yang telah disepakati;

e) Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan yang diperlukan dan dianggap berkaitan dengan masalah yang teliti ini.

Data yang diperoleh dari para informan melalui wawancara dan observasi disusun dalam buku catatan lapangan yang lengkap. Selain itu, didukung dengan dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti informasi atau data-data tidak menemukan sesuatu yang baru.


(32)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 91) mengemukakan bahwa:

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu data reduction, data display, dan

verification.

Penelitian harus melalui tiga aspek, yaitu data reduction, data display, dan

verification. Untuk itu peneliti harus jeli dalam mengumpulkan data untuk

menghasilkan data yang relevan. Senada dengan hal diatas, Nasution (2003: 129) berpendapat bahwa:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah-satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan dengan apa yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi data yang diperoleh dari lapangan. Untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu, peneliti perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.


(33)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Data display (penyajian data)

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh berkenaan dengan kinerja kepala desa dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 95) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Verification/kesimpulan

Langkah ke tiga yaitu adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

G. Pengujian keabsahan data 1. Uji Kredibilitas


(34)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan member check. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2008: 121) sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan antara peneliti dengan nara sumber akan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan mungkin belum lengkap, tidak mendalam, dan masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah di cek kembali pada data sumber asli atau pada data sumber yang lainnya ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan akan meningkatkan kredibilitas data, karena peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.


(35)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam. Sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau tidak.

c. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, dan berbagai cara, dan berbagai waktu.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kinerja kepala desa sebagai pimpinan, maka pengumpulan dan pengujian data diperolah kebawahan yang dipimpin. Dalam hal ini, berarti aparat pemerintahan desa, dan keatasan yang menugasi. Kemudian kepada badan permusyawaratan desa yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut, kemudian data dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda.

2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jika data diperoleh melalui wawancara, kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Jika dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar. 3) Triangulasi waktu


(36)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari, siang hari, atau sore hari berpengaruh terhadap kenyamanan nara sumber dalam memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Waktu berperan dalam pengumpulan data yang lebih diakui kebenarannya. Untuk itu, perlu dilakukan pengecekan kembali dengan teknik observasi, wawancara, atau teknik lain diwaktu yang berbeda untuk diketahui kebenaran datanya. Adapun pengujian keabsahan data triangulasi dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Tabel 3.2

Triangulasi dengan tiga sumber

Aparat desa Masyarakat

Kepala desa

Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)

Tabel 3.3

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data Wawancara Observasi

Studi literatur


(37)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data Siang Sore

Pagi

Sumber: Buku memahami penelitian kualitatif (2008)

d. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditentukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang ditemukan, maka data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data-data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya.

e. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan menggunakan bahan referensi ini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.


(38)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercayai. Tetapi apabila data yang ditemukan oleh peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah hasil temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.


(39)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan penelitian berupa wawancara, observasi, dan angket serta membahas hasil penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta tersebut yang telah ada. Kemudian penulis memberikan saran sebagai masukan kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam penelitian ini. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas dalam hasil penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa kinerja Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa sudah sesuai dengan harapan masyarakat, meskipun dalam hal ini Kepala Desa Cikaum Timur kurang mengoptimalkan kepemimpinan dan kompetensi ke dalam pelaksanaan pekerjaannya.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan secara khusus diambil dari permasalahan-permasalahan terkait dengan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Kebijakan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan pelayanan

birokrasi pemerintahan desa pada hakikatnya sudah baik. Akan tetapi kebijakan-kebijakan yang sudah dirumuskan belum terlaksana sebagaimana mestinya. Hal ini ditandai dengan kebijakan menata ulang lembaga dan aparat pemerintahan desa untuk menciptakan etos kerja berprestasi yang belum dilakukan. Padahal kebijakan tersebut merupakan unsur penting bagi pergerakan roda pemerintah desa dalam mengaktualisasikan tujuan visi dan misi.


(40)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Upaya yang dilakukan Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan perilaku tanggung jawab aparat pemerintahan desa terhadap tugas-tugasnya sudah berjalan dengan baik seperti pelayanan surat-menyurat kepada masyarakat yang berjalan lancar. Hal ini didorong dengan adanya motivasi dan penghargaan berupa uang atau barang seperti kepala desa memberikan pakaian terhadap aparat desa. Mengingat motivasi merupakan unsur penting dalam pekerjaan yang akan berimbas pada tanggungjawabnya sebagai seorang staf desa di dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

c. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam meningkatkan kompetensi kerja aparat pemerintahan desa terhadap pelaksanaan tugasnya belum teralisasi sepenuhnya. Hal ini karena kurangnya anggaran, sosialisasi, dan pengarahan kepada aparat pemerintahan desa terkait kompetensi tersebut, sehingga upaya kepala desa mengalami hambatan yang seharusnya segara diselesaikan. Mengingat kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan yang harus dipunyai oleh aparat pemerintahan desa.

d. Hambatan pelayanan birokrasi di Pemerintahan Desa Cikaum Timur berasal dari faktor internal berupa sumber daya manusia, pendanaan yang sangat terbatas, kesibukan aparat desa di luar pemerintahan desa, dan keterampilan yang kurang memadai di setiap aparat pemerintahan desa dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan dari faktor eksternal berasal dari tidak adanya evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh pemerintahan daerah terhadap pemerintahan desa.

e. Upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Cikaum Timur dalam

menanggulangi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan meningkatkan hasil pajak yang diterima dari masyarakat yang selama ini kurang berjalan dengan baik dan mengupayakan bantuan dana dari Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang untuk membantu memberdayakan kesejahteraan aparat pemerintahan desa. Kemudian kepala desa menganjurkan semua aparat


(41)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemerintahan Desa Cikaum Timur untuk mengikuti diklat di Kecamatan Cikaum. Hal ini bertujuan agar aparat pemerintahan desa mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas serta untuk lebih terampil dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

B. Saran

Saran merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis untuk memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun saran yang diberikan penulis antara lain sebagai berikut:

1. Saran untuk Kepala Desa Cikaum Timur

a. Kepala desa sebagai pemimpin desa, hendaknya lebih mengoptimalkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya melalui pendekatan terhadap aparat pemerintah desa, sehingga kepala desa dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam aparat pemerintahan desa, mengidentifikasi masalah tersebut dan mencari solusinya bersama-sama.

b. Untuk menanggulangi hambatan-hambatan dalam pelayanan birokrasi pemerintahan desa, kepala desa hendaknya lebih meningkatkan kerja sama dengan perangkat desa, BPD, dan masyarakat. Selain itu kepala desa hendaknya meningkatkan koordinasi dengan pihak Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang sebagai langkah menuju pemerintahan yang lebih baik.

2. Saran untuk Perangkat Desa

a. Salah-satu langkah dalam mengoptimalkan keterampilan yang dimiliki oleh perangkat desa, perangkat desa hendaknya bisa meningkatkan sumber daya manusianya, dengan cara belajar dan membaca sehingga pengetahuan yang dimilikinya tentang pemerintahan desa akan mengalami peningkatan.

b. Memberikan masukan-masukan kepada kepala desa terkait kekurangan dalam kepemimpinannya dan mengupayakan pendapatan desa kepada kepala desa


(42)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk dipikirkan bersama sehingga kesejahteraan perangkat desa dapat tercapai.

3. Saran untuk Badan Permusyawaratan Desa

a. BPD hendaknya bisa menjadi mediator terhadap aspirasi dan tuntutan aparat pemerintahan desa.

b. BPD mempunyai peranan yang penting dalam memantapkan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD hendaknya bisa menyelenggarakan pembangunan dalam hal ini untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

4. Saran untuk Tokoh Masyarakat Desa Cikaum Timur

a. Tokoh masyarakat dan tokoh agama hendaknya berperan aktif dalam upaya meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa, sehingga masyarakat bisa memberikan penilaian yang objektif terhadap kepala desa dan aparat pemerintahan desa.

b. Tokoh masyarakat hendaknya bisa memberikan dorongan secara intensif kepada pemerintahan desa untuk lebih meningkatkan pelayanan birokrasinya berupa kritik dan saran. Dengan demikian pembangunan di desa dapat berjalan dengan lancar.

5. Saran untuk pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Subang

a. Pemerintah Daerah Kabupaten Subang hendaknya membina secara berkala terhadap kepala desa dan aparat pemerintahan desa sebagai langkah pemberdayaan sumber daya manusia ke arah yang lebih baik.

b. Pemerintah Daerah Kabupaten Subang hendaknya memperhatikan suasana birokrasi pemerintahan desa, dengan cara lebih pro aktif dan lebih intens


(43)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan petunjuk dan evaluasi kinerja kepala desa dan aparat pemerintahan desa secara rutin dan berkala.

6. Saran untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya berkontribusi terhadap pembangunan desa di Indonesia dengan menyelenggarakan diklat pembinaan nilai-nilai kemanusiaan dan kepemimpinan.


(44)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anwar, Idochi. (1984). Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danial, E. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Engka, Rusli. (2010). Birokrasi dalam Perilaku dan Pelayanan Publik. Bandung: Unpad Press.

Hasibuan. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kansil. (1988). Desa Kita dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moeheriono. (2011). Indikator Kinerja Utama Bisnis dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moenir. (1995). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remadja Rosdakarya.

. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Edisi

Revisi. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Neuschel, Robert P. (2008). Pemimpin yang Melayani. Jakarta: Akademia.

Notoadmodjo, Soekidjo (2003). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif. (2011). Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.


(45)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasolong, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Rakhmat, Jalaluddin (1986). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remadja Karya.

Rivai, Veithzal. (2003). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.

. (2005). Performance Appraisal Edisi Pertama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. (2008). Performance Appraisal. Sistem yang Tepat untuk

Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan

Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung: Rafika Aditama.

. (2012). Good Governance “Kepemerintahan yang Baik. Bandung:

Mandar Maju.

Setiyono, Budi. (2012). Birokrasi dalam Perspektif Politik & Administrasi. Bandung: Nuansa.

Siagian, P. Sondang. (2004). Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.

Sinambela, Lijan Poltak. (2006). Repormasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan

dan Implementasi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


(1)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk dipikirkan bersama sehingga kesejahteraan perangkat desa dapat tercapai.

3. Saran untuk Badan Permusyawaratan Desa

a. BPD hendaknya bisa menjadi mediator terhadap aspirasi dan tuntutan aparat pemerintahan desa.

b. BPD mempunyai peranan yang penting dalam memantapkan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD hendaknya bisa menyelenggarakan pembangunan dalam hal ini untuk meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa.

4. Saran untuk Tokoh Masyarakat Desa Cikaum Timur

a. Tokoh masyarakat dan tokoh agama hendaknya berperan aktif dalam upaya meningkatkan pelayanan birokrasi pemerintahan desa, sehingga masyarakat bisa memberikan penilaian yang objektif terhadap kepala desa dan aparat pemerintahan desa.

b. Tokoh masyarakat hendaknya bisa memberikan dorongan secara intensif kepada pemerintahan desa untuk lebih meningkatkan pelayanan birokrasinya berupa kritik dan saran. Dengan demikian pembangunan di desa dapat berjalan dengan lancar.

5. Saran untuk pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Subang

a. Pemerintah Daerah Kabupaten Subang hendaknya membina secara berkala terhadap kepala desa dan aparat pemerintahan desa sebagai langkah pemberdayaan sumber daya manusia ke arah yang lebih baik.

b. Pemerintah Daerah Kabupaten Subang hendaknya memperhatikan suasana birokrasi pemerintahan desa, dengan cara lebih pro aktif dan lebih intens


(2)

107

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan petunjuk dan evaluasi kinerja kepala desa dan aparat pemerintahan desa secara rutin dan berkala.

6. Saran untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya berkontribusi terhadap pembangunan desa di Indonesia dengan menyelenggarakan diklat pembinaan nilai-nilai kemanusiaan dan kepemimpinan.


(3)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anwar, Idochi. (1984). Teori Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danial, E. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Engka, Rusli. (2010). Birokrasi dalam Perilaku dan Pelayanan Publik. Bandung: Unpad Press.

Hasibuan. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Kansil. (1988). Desa Kita dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moeheriono. (2011). Indikator Kinerja Utama Bisnis dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moenir. (1995). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remadja Rosdakarya.

. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Edisi Revisi. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Neuschel, Robert P. (2008). Pemimpin yang Melayani. Jakarta: Akademia.

Notoadmodjo, Soekidjo (2003). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif. (2011). Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Jakarta: Erlangga.


(4)

108

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasolong, Harbani. (2011). Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Rakhmat, Jalaluddin (1986). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remadja Karya.

Rivai, Veithzal. (2003). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.

. (2005). Performance Appraisal Edisi Pertama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. (2008). Performance Appraisal. Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik). Bandung: Rafika Aditama.

. (2012). Good Governance “Kepemerintahan yang Baik. Bandung: Mandar Maju.

Setiyono, Budi. (2012). Birokrasi dalam Perspektif Politik & Administrasi. Bandung: Nuansa.

Siagian, P. Sondang. (2004). Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.

Sinambela, Lijan Poltak. (2006). Repormasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan dan Implementasi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(5)

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetendi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Surianingrat, Bayu. (1992). Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Widjaja. (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. (2003). Pemerintahan Desa/Marga Berdasarkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winardi. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Karya Ilmiah:

Soejono, Hendri. (2011). Persepsi Masyarakat tentang Kinerja Pemerintahan Desa. Skripsi Strata pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Peraturan Perundang-Undangan:

TAP MPR Nomor VII/MPR/2001

Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintahan No. 72 tahun 2005 tentang Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 21 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa


(6)

110

Agasi Anwar, 2014

Kinerja Kepala Desa dalam Meningkatkan Pelayanan Birokrasi Pemerintahan Desa Cikaum Timur Kecamatan Cikaum Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harbani (2012). “Perilaku birokrasi dalam pelayanan publik”. (online).

Tersedia : http://harbani-pasolong.blogspot.com/2012/02/perilaku birokrasi-dalam-pelayanan.html (3 juli 2013)

Simaremare Hendra. (2010). “Apa Itu Pemerintah Desa”. (online).

Tersedia : http://siempatrube.blogspot.com/2010/06/apa-bedanya-pemerintahan-desa-dan.html (24 juli 2013)