PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

(1)

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA

PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Miftahudin Romadhona (0906187)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1

CIMAHI

Oleh:

Miftahudin Romadhona

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Miftahudin Romadhona 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Miftahudin Romadhona

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI

PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI

SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

Disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001

Menyetujui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Pendidikan Indonesia maupun di Perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari pembimbing.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Miftahudin Romadhona NIM. 0906187


(5)

iv Miftahudin Romadhona, 2015

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1

CIMAHI

Oleh:

Miftahudin Romadhona 0906187

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Budi Santoso, M.Si.

Penelitian ini dilakukan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh positif dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatori survey (survei eksplanasi) dengan teknik analisis data deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dengan model skala Likert yang dimodifikasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa regresi linier sederhana. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diperoleh dari 62 siswa sebagai sampel.

Dari analisis data menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi dan prestasi belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi. Dilihat dari uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Dari hasil penelitian, saran yang diajukan yaitu siswa harus lebih meningkatkan kemandirian belajarnya agar prestasi belajarnya ikut meningkat. Selain itu, orang tua dan guru harus mampu mendorong siswa untuk meningkatkan kemandirian belajarnya.


(6)

v Miftahudin Romadhona, 2015

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING INDEPENDENCE TO LEARNING ACHIEVEMENT PRODUCTIVE SUBJECT GRADE STUDENT XI IN PACKS

EXPERTISE OFFICE ADMINISTRATION IN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

By:

Miftahudin Romadhona 0906187

This script is guided by:

Dr. Budi Santoso, M.Si.

This research was conducted at SMK Sangkuriang 1 Cimahi. The problem in this research is the poorness of student learning achievement on productive office administration lesson. The purpose of this research is to know positive influence of learning independence to learning achievement productive subject grade student XI in packs expertise office administration in SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

The research methode used was explanatory survey with descriptive data analysis techniques. The data collection used in this research is a questionnaire with a modified Likert scale model. Data analysis tecnique used is a simple linear regression analysis. The data collected by using question from obtained from 62 student as the sample.

The result of data analize shows that student learning independence are in the category are quite high and student learning achievement are in the category are quite high. The result based on testing the hypothesis is in the study suggests that learning independence have positive and significant influence to learning achievement productive subject grade student XI in packs expertise office administration in SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

The research, advice propose that is student to increase their learning independence that learning achievement increase significantly. In addition, the parent and teacher must be able to get student to increase learning independence.


(7)

ix Miftahudin Romadhona, 2015

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Kemandirian Belajar .. Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Teori Teori Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Kemandirian Belajar .... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.4 Ciri-Ciri Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.

2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not def

2.1.2.3 Indikator Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.


(8)

x Miftahudin Romadhona, 2015

2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIANError! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Populasi dan Sampel PenelitianError! Bookmark not defined.

3.2.4 Teknik dan Alat Pengumpulan DataError! Bookmark not defined.

3.2.5 Pengujian Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined.

3.2.5.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6.1 Teknik Analisis Data DeskriptifError! Bookmark not defined.

3.2.6.2 Teknik Analisis Data InferensialError! Bookmark not defined.

3.2.7 Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.

3.2.7.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.7.2 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.7.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Deskripsi Variabel-Variabel Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Variabel Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.

4.1.1.2 Variabel Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

4.1.2 Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.


(9)

xi Miftahudin Romadhona, 2015

4.1.2.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Menghitung Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.3 Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.4 Analisis Regresi SederhanaError! Bookmark not defined.

4.1.3.5 Koefisien Determinasi . Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4. 2.1 Analisis Tingkat Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.

4. 2.2 Analisis Tingkat Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

4. 2.3 Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(10)

xii Miftahudin Romadhona, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran Produktif kelas XI di

SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun 2014/2015Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Paket Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi Semester 1 Tahun 2014/2015 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Operasional Variabel Prestasi Belajar . Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Jumlah siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Alokasi Sampel Minimal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X Kemandirian BelajarError! Bookmark not defin

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kemandirian Belajar (X)Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kemandirian Belajar (X) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Skoring ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.10 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.11 Model tabel uji barlet ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.12 Distribusi pembantu dalam pengujian normalitas dataError! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Deskripsi Variabel Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemandirian BelajarError! Bookmark not defin

Tabel 4.3 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Mampu Berpikir Kritis, Kreeatif dan Inovatif .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tidak

Mudah Terpengaruh Oleh Pendapat Orang LainError! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tidak Lari dan Menghindari Masalah ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator

Memecahkan Masalah Dengan Berpikir Yang MendalamError! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Apabila Menjumpai Masalah Dipecahkan Sendiri Tanpa Meminta Bantuan Orang Lain... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tidak

Merasa Rendah Diri Apabila Harus Berbeda Dengan Orang LainError! Bookmark not defin

Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Berusaha

Bekerja Dengan Penuh Ketekunan Dan KedisiplinanError! Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kecenderungan Responden Terhadap Indikator Bertanggung Jawab Atas Tindakannya Sendiri ... Error! Bookmark not defined.


(11)

xiii Miftahudin Romadhona, 2015

Tabel 4.11 Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran ProduktifError! Bookmark not defined.

Tabel 4.12 Kriteria Penafsiran Deskripsi Variabel Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran ProduktifError! Bookmark not def

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.


(12)

xiv Miftahudin Romadhona, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Model kausalitas variabel penelitianError! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kemandirian BelajarError! Bookmark not def

Gambar 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tidak Mudah Terpengaruh Oleh Pendapat Orang LainError! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tidak Lari dan Menghindari Masalah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Memecahkan

Masalah Dengan Berpikir Yang MendalamError! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Apabila Menjumpai Masalah Dipecahkan Sendiri Tanpa Meminta Bantuan Orang Lain ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tidak Merasa Rendah

Diri Apabila Harus Berbeda Dengan Orang LainError! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Berusaha Bekerja

Dengan Penuh Ketekunan Dan KedisiplinanError! Bookmark not defined.

Gambar 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Bertanggung Jawab Atas Tindakannya Sendiri ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.10 Nilai Rata-Rata Indikator Kemandirian BelajarError! Bookmark not defined.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan yang baik adalah mengenai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan di sekolah. Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang sistem Pendidikan Nasional, ada 3 jalur pendidikan yang dapat ditempuh untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Salah satu bentuk pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah. Suatu lembaga pendidikan formal yang dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar siap menghadapi dunia kerja adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

SMK adalah sekolah menengah kejuruan yang mencetak lulusan berkualitas yang siap bekerja dan bertahan dalam persaingan kerja yang ada. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh SMK untuk meningkatkan hasil belajar yang harus diraih oleh siswa terutama dalam mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik, agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maka sangat perlu dan sangat penting untuk dikuasai oleh siswa.

Pada saat ini, di SMK Sangkuriang 1 Cimahi masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai yang rendah dalam mata pelajaran produktif. Padahal mata pelajaran produktif merupakan mata diklat yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang penuh dengan persaingan. Hal ini masih jauh dari yang diharapkan dimana SMK dituntut untuk mencetak lulusan yang siap bekerja dan bersaing dalam dunia kerja.

Masih rendahnya nilai UAS mata pelajaran produktif SMK Sangkuriang 1 Cimahi, dapat terlihat dari tabel berikut:


(14)

Tabel 1.1

Data Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran Produktif kelas XI di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun 2014/2015

Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata KKM

XI AP 1

Aplikasi Presentasi 80,29

78 Menangani Surat/Dokumen

Kantor 73,67

Kearsipan 61,45

Membuat Dokumen 72,25

Rapat 68,46

Pelayanan Pelanggan 64,87

XI AP 2

Aplikasi Presentasi 78,54

78 Menangani Surat/Dokumen

Kantor 77,32

Kearsipan 69,80

Membuat Dokumen 79,98

Rapat 81,26

Pelayanan Pelanggan 78,37

XI AP 3

Aplikasi Presentasi 79,78

78 Menangani Surat/Dokumen

Kantor 76,59

Kearsipan 67,71

Membuat Dokumen 79,42

Rapat 80,88

Pelayanan Pelanggan 80,29

(Sumber: Guru mata pelajaran produktif SMK Sangkuriang 1 Cimahi, data yang telah diolah)

Berdasarkan data yang terlihat pada tabel 1.1 di atas terlihat nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran produktif yang tidak mencapai Krtiteria Ketuntasan Minimum (KKM), hal tersebut menunjukkan masih rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa khususnya pada mata pelajaran produktif.

Mencermati hal di atas dimana prestasi belajar pada mata pelajaran produktif masih rendah yang ditunjukkan oleh rata-rata nilai UAS pada mata pelajaran produktif. Berkaitan dengan itu, sudah selayaknya dicari faktor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa masih rendah, sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


(15)

3

Pentingnya peningkatan prestasi belajar siswa, dalam hal ini SMK Sangkuriang 1 Cimahi merupakan sekolah menengah kejuruan yang berusaha mencetak lulusan yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja, sehingga sekolah dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar siap menghadapi dunia kerja. Selain itu dengan meningkatkan prestasi belajar siswa SMK secara tidak langsung membantu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan siap untuk bekerja dengan persaingan yang ada.

Selain dari nilai UAS mata pelajaran produktif, prestasi belajar dapat dilihat pula dari kehadiran siswa pada saat pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi untuk belajar akan senantiasa selalu menghadiri proses pembelajaran di kelas. Masih adanya siswa yang tidak hadir pada saat proses pembelajaran di kelas dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Paket Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi Semester 1 Tahun 2014/2015

No Kelas

Jumlah Ketidakhadiran Siswa Tanpa Keterangan Aplikasi

Presentasi

Menangani Surat/Dokum

en Kantor

Kearsipan Membuat

Dokumen Rapat

Pelayanan Pelanggan 1 XI AP

1 5 5 8 6 3 5

2 XI AP

2 6 7 4 7 4 2

3 XI AP

3 4 5 4 5 4 3

Total 15 17 16 18 11 10

(Sumber: Tata Usaha SMK Sangkuriang 1 Cimahi, data yang telah diolah)

Rendahnya prestasi belajar siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slameto (2010, hlm. 54-71) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor internal


(16)

b) Faktor psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (psikis). 2. Faktor eksternal

a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran pada mata pelajaran produktif sebagaimana ditunjukkan oleh fenomena-fenomena yang terjadi, seperti rendahnya nilai UAS mata pelajaran produktif terlihat pada tabel 1.1 dan rekapitulasi ketidakhadiran siswa terlihat pada tabel 1.2 mengindikasikan bahwa SMK Sangkuriang 1 Cimahi belum sepenuhnya dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa yang dapat diukur dari prestasi belajar siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai prestasi belajar siswa, khususnya siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran pada mata pelajaran produktif di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Hasil belajar siswa yang diukur melalui prestasi belajar penting untuk diperhatikan dan ditingkatkan karena merupakan gambaran keberhasilan dari proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu dalam upaya untuk memecahkan masalah fenomena belum optimalnya prestasi belajar siswa di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah fenomena tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teori belajar behaviorisme.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya faktor internal (faktor jasmani dan faktor psikologi), faktor eksternal (faktor keluarga, faktor


(17)

5

sekolah dan faktor masyarakat) dan pendekatan belajar (approach to learning). Kemandirian belajar merupakan faktor dari dalam diri siswa, dengan kemandirian belajar prestasi belajar siswa akan meningkat. Sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (2004, hlm. 31), bahwa “Kemandirian Belajar adalah sebagai belajar mandiri, tidak menggantungkan diri pada orang lain. Siswa harus memiliki keaktifan dan inisiatif

sendiri dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajarnya”.

Siswa yang memiliki sikap mandiri dalam belajar akan memiliki prestasi belajar yang baik. Siswa pada paket keahlian administrasi perkantoran pada SMK Sangkuriang 1 Cimahi harus menguasai semua mata pelajaran produktif, karena mata pelajaran produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik, agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) maka sangat perlu dan sangat penting untuk dikuasai oleh siswa.

Siswa yang mandiri dalam belajarnya sudah tentu memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya untuk menguasai kompetensi yang telah dimiliki, sehingga siswa memiliki tanggung jawab dan kepercayaan diri yang tinggi untuk mengerjakan tugasnya sendiri yang diberikan oleh gurunya. Dalam kegiatan belajar pun seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan aktif dan selalu berinisiatif untuk terus belajar kapan pun dan dimana pun.

Berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, siswa dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Ketidak bergantungan pada orang lain disebut sebagai kemandirian. Seperti yang dikemukakan oleh Martinis Yamin (2007, hlm.

117) “Kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu berinisiatif, mampu

mengatasi masalah, mempunyai rasa percaya diri, bertanggung jawab dan dapat

melakukan sesuatu sendiri tanpa bergantung pada orang lain”. Siswa yang mandiri

dalam belajar akan terus belajar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh dirinya sendiri sehingga hasil belajar yang ditunjukkan dengan prestasi belajar akan mendapatkan hasil yang optimal.


(18)

Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, bahwa kemandirian belajar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu masalah prestasi belajar siswa dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif kemandirian belajar.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: “Kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, baik siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi maupun rendah, belum dioptimalkan secara maksimal, dan hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif relatif rendah. Hal seperti ini harus diperhatikan dan ditingkatkan oleh sekolah mengingat prestasi belajar merupakan gambaran dari berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar, bila tidak diperhatikan dan ditingkatkan dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 pada mata pelajaran produktif belum mencapai tujuan dari pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kemandirian belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi?

2. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi?

3. Adakah pengaruh positif dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:


(19)

7

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kemandirian belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

3. Untuk mengetahui pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini diantaranya: 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan teori yang ada di dalamnya yakni dalam bidang pendidikan juga sebagai referensi bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji atau mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.

2. Secara Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, khususnya bagi guru untuk senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar kemandirian belajarnya meningkat sehingga prestasi belajar siswa dapat optimal.


(20)

30 BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini dilaksanakan pada SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang beralamat di Jl. Sangkuriang No. 76 Cimahi.

Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Dalam penelitian ini, objek peneliti yang menjadi variabel bebas (Independen) adalah kemandirian belajar dan variabel terikat (Dependen) adalah prestasi belajar siswa.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI administrasi perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sehingga di dalam metode penelitian ini akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang akan digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian.

Sebagaimana Sugiyono (2010, hlm. 2), mengemukakan bahwa:

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat


(21)

31

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Menurut Arikunto (2002, hlm. 136) menjelaskan “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan menurut Surakhmad (1998, hlm. 131) menyatakan bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan”.

Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey). Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yanng dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel.

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989, hlm. 5)

mengemukakan bahwa “Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan

hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengujian hipotesis”.

Objek telaahan penelitian suvei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi (explanatory survey) penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel kemandirian belajar dan variabel prestasi belajar siswa. Apakah terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(22)

3.2. Desain Penelitian

3.2.1 Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat banyak istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.

Operasional variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 38) menyatakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca.

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi”. Maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud:

1. Operasionalisasi Variabel Kemandirian Belajar

Menurut Chabib Thoha (1996, hlm. 121) kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggungjawabkan tindakannya.


(23)

33

Ciri-ciri dari kemandirian belajar menurut Chabib Thoha (1996, hlm. 123-124) yaitu:

a. Mampu berpikir kritis.

b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. c. Tidak lari dan menghindari masalah.

d. Memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam.

e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain. g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Kemandirian Belajar

Variabel X Indikator Tingkat Pengukuran Skala No. Item Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggun gjawabkan Mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif.

1. Mampu memberikan penjelasan secara sederhana.

Ordinal 1

2. Ketika sedang belajar kelompok sering mengajukan gagasan dan usul.

Ordinal 2

3. Memiliki dorongan ingin tahu yang besar.

Ordinal 3 4. Menghargai pendapat

orang lain.

Ordinal 4 5. Berani bertanya

apabila ada materi yang belum dipahami.

Ordinal 5

6. Berani untuk mengungkapkan pendapat.

Ordinal 6

7. Mampu bekerjasama ketika sedang belajar


(24)

tindakannya. Chabib Thoha (1996) kelompok. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. 1. Berusaha mempertahankan pendapat yang dianggap benar

Ordinal 8

2. Percaya pada kemampuan diri sendiri.

Ordinal 9

Tidak lari dan menghindari masalah.

1. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Ordinal 10

2. Mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang disampaikan guru

Ordinal 11

Memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam.

1. Berpikir yang mendalam untuk mencari solusi yang terbaik dalam

memecahkan masalah belajar.

Ordinal 12

Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

1. Berusaha sendiri dalam menyelesaikan tugas tanpa meminta bantuan orang lain.

Ordinal 13

2. Mencari sumber belajar yang lain untuk memahami pelajaran yang belum

dimengerti.

Ordinal 14

Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.

1. Tidak malu apabila pendapatnya berbeda dengan orang lain.

Ordinal 15


(25)

35

pendapat walaupun berbeda dengan orang lain.

Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.

1. Selalu mencatat penjelasan dari guru.

Ordinal 17

2. Selalu membuat rangkuman pelajaran.

Ordinal 18

3. Mengumpulkan tugas tepat waktu.

Ordinal 19

Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

1. Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Ordinal 20

Sumber: Chabib Thoha (1996)

2. Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar

Prestasi Belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Muhibbin Syah (2008, hlm. 150) “Pengungkapan hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diukur dari:

1. Kognitif. 2. Afektif. 3. Psikomotor.

Pada penelitian ini prestasi belajar yang akan diteliti adalah pada ranah kognitif yang dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai UAS mata pelajaran produktif paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(26)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Prestasi Belajar

Variabel Indikator Skala

Muhibbin Syah (2008, hlm. 144-145), “Prestasi Belajar merupakan tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.

Nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah (UAS) kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran pada tiap Mata Pelajaran

produktif

Interval

Sumber: Muhibbin Syah (2008)

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber-sumber dimana data yang diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh, baik secara langsung berhubungan dengan objek penelitian maupun secara tidak langsung. Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kedua data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(27)

37

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan yang subjeknya berhubungan secara tidak langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran SMK Sangkuriang 1 Cimahi, kepustakaan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang akan diolah dan dianalisis, maka kita perlu menentukan populasinya terlebih dahulu.

Uep dan Sambas (2009, hlm. 131) berpendapat bahwa:

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm. 108), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Arikunto (2002, hlm. 112) juga berpendapat bahwa:

Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian poopulasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15%. Sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20 – 25% atau lebih.

Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.


(28)

Berdasarkan penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Adapun rincian mengenai jumlah populasi tersebut dirinci dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Jumlah siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi

No Kelas Jumlah siswa

1 XI AP 1 46

2 XI AP 2 42

3 XI AP 3 42

JUMLAH 130

(Sumber: dokumen dari tata usaha SMK Sangkuriang 1 Cimahi, diolah oleh penulis) Berdasarkan data pada tabel di atas, ukuran populasi siswa kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran pada SMK Sangkuriang 1 Cimahi berjumlah 130 siswa.

Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan, sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian. Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut dengan sampel penelitian.

Uep dan Sambas (2009, hlm. 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Dilanjutkan oleh Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 100) mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar maka dapat diambil antara 10 – 15% atau dengan 20 – 25%.


(29)

39

Untuk menentukan besarnya sampel, maka peneliti menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih (Uep dan Sambas, 2011, hlm. 140). Peneliti menggunakan teknik ini sebab sampelnya representatif atau mewakili populasi, dan proposional dengan prosesnya sederhana serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam penerimaan penyebaran sampel.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data jumlah siswa kelas XI administrasi perkantoran pada SMK Sangkuriang 1 Cimahi sebanyak 130 siswa. Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil dari populasi dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alasan peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan sampelnya representatif atau mewakili populasi, dan proporsional dengan prosesnya yang sederhana. Untuk menentukan ukuran sampel yang representatif untuk pengujian hipotesis dari populasi yang ada, maka digunakan rumus Slovin menurut Husein Umar (2000, hlm. 146) yaitu:

n = � +� 2 keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di tolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel sebagai berikut:

n =

+ , 2 = 56, 52 ≈ 56 orang

Berdasarkan perhitungan maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 56,52 yang dibulatkan menjadi 57 orang dengan sampel jaminan sebesar 5 sehingga total sampelnya adalah 62 orang. Guna mendapatkan ukuran sampel yang


(30)

representatif , selanjutnya sampel tersebut dalam penyebarannya dibagikan secara proporsional.

Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang terpilih sebagai sampel maka digunakan rumus sebagai berikut:

� = ∑ � × �

(Harun Al-Rasyid, 1994, hlm. 80) Keterangan:

n1 : banyak sampel masing-masing unit

n0 : banyak sampel yang diambil dari seluruh unit NI : banyaknya populasi dari masing-masing unit ∑N : jumlah populasi dari seluruh unit

XI AP 1, � = 6 x 62 = 22 XI AP 2, � = x 62 = 20 XI AP 3, � = x 62 = 20

Dengan demikian hasil perhitungan keseluruhan dapat diperhatikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Alokasi Sampel Minimal

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Alokasi Sampel

1 XI AP 1 46 22

2 XI AP 2 42 20

3 XI AP 3 42 20

JUMLAH 130 62

(Sumber: Dokumen dari tata usaha SMK Sangkuriang 1, diolah oleh penulis)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dilihat bahwa ukuran sampel yang akan diambil di SMK Sangkuriang 1 Cimahi sebanyak 62. Dimana penyebaran sampel kepada tiap-tiap kelas XI paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(31)

41

3.2.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti perlu menggunakan instrumen sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh akurat. Arikunto (2002, hlm. 150) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur dan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Dalam pengumpulan data ini, diperlukan cara-cara dan teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dan sesuai untuk mendukung jalannya penelitian sehingga dapat menghasilkan suatu gambaran dalam pemecahan masalah yang dikajinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket.

Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup yaitu pada setiap pertanyaan telah disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan kategori Likert skala penilaian lima.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan.

Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, yaitu: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju


(32)

STS = Sangat Tidak Setuju 2) Menetapkan skala penilaian angket

Skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori Model Likert. Skala likert menurut Moh. Nazir (2003, hlm. 338) merupakan suatu skala untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal dengan menggunakan ukuran ordinal (dibuat ranking). Menurut Sugiyono (2012) “Skala Likert mempunyai gradasi sangat positif dengan sangat negatif”.

Faisal (2007, hlm. 142) menambahkan pendapatnya bahwa sakala likert biasa juga disebut sebagai “skala sikap” yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh seseorang memiliki ciri-ciri sikap tertentu yang ingin diteliti dengan dihadapkan pada beberapa pernyataan “positif” dan “negatif” (dalam jumlah yang berimbang) dan beberapa pernyataan tersebut dijawab dengan beberapa alternatif jawaban “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Kurang Setuju”, “Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Angket untuk Variabel X Kemandirian Belajar

Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Setuju (KS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

3) Melakukan uji coba angket

Sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya dilakukan angket yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket.


(33)

43

3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 121), “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

3.2.5.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan dari adanya uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sedangkan menurut Sugiono (Riduwan, 2006, hlm . 97), jika instrumen dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang sebenarnya harus diukur.

Instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila alat tersebut cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya nilai validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Dengan demikian syarat instrumen dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba atau tes. Tes yang valid adalah tes yang dapat mengukur


(34)

dengan tepat dan teliti gejala yang hendak diukur. Uji validitas instrumen menggunakan analisa item, yakni dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson (Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 213) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y.

N = Jumlah responden.

i

X = Nomor item ke i.

i

X

 = Jumlah skor item ke i. 2

1

X

= Kuadrat skor item ke i.

2

i

X

 = Jumlah dari kuadrat item ke i. Y

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

2

i

Y

 = Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

i iY

X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden.

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.

rxy =

 

 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N


(35)

45

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan  = 5%.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid.

2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft office Excel 2007. Maka akan diperoleh nilai rxy hitung kemudian

dibandingkan dengan nilai r tabel dengan n = 20 dengan taraf nyata (α) = 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebur dinyatakan tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kemandirian Belajar (X) Variabel Kemandirian Belajar (X)

No Item

Nilai Hitung Korelasi (r hitung)

Nilai r

tabel Keterangan

1 0,544 0,444 VALID

2 0,567 0,444 VALID


(36)

4 0,588 0,444 VALID

5 0,559 0,444 VALID

6 0,502 0,444 VALID

7 0,605 0,444 VALID

8 0,527 0,444 VALID

9 0,488 0,444 VALID

10 0,483 0,444 VALID

11 0,453 0,444 VALID

12 0,477 0,444 VALID

13 0,565 0,444 VALID

14 0,625 0,444 VALID

15 0,518 0,444 VALID

16 0,554 0,444 VALID

17 0,584 0,444 VALID

18 0,471 0,444 VALID

19 0,559 0,444 VALID

20 0,492 0,444 VALID

Sumber: Hasil pengolahan data

Dari tabel pengujian validitas variabel Kemandirian Belajar (X) terhadap 20 item angket Kemandirian Belajar menunjukkan semua item angket dinyatakan valid.

Dengan demikian secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.7

Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba

No Variabel Jumlah Item

1 Kemandirian Belajar 20

Jumlah 20


(37)

47

3.2.5.2Uji Reliabilitas

Di dalam penelitian suatu alat pengukur (instrumen) harus bersifat reliabel. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten, cermat serta akurat. Suatu instrumen yang reliabel akan memberikan hasil yang sama ketika dilakukan beberapa kali pengujian dengan melibatkan kelompok subjek yang sama.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Suharsimi Arikunto dalam Sambas Ali M (2010, hlm. 31) formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), yaitu:

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan Σσi2 = Jumlah varians item

σi2 = Varians total

Dimana : Rumus varians sebagai berikut :

 





2

2 11

1

1

i i

k

k

r

 





2

2 11

1

1

t

t

n

n

r

N N X X

          2 2 2 2 


(38)

(Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 227)

Keterangan: σ = Varians ∑X = Jumlah Skor N = Jumlah Peserta Tes

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan kengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 11. Menghitung nilai koefisien alfa.

12. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan α = 5%. 13. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. kriterianya :

1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel. 2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.

Setelah diperoleh nilai r11, kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan N = 20 dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel


(39)

49

maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir, rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kemandirian Belajar (X)

No Variabel Hasil Keterangan

rhitung rtabel

1 Kemandirian Belajar 0,858 0,444 RELIABEL

Sumber: Hasil pengolahan data, 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel X (Kemandirian belajar), diperoleh rhitung = 0,858 dan nilai rtabel pada α = 0,05 dan db = n - 2 = 0,444. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,858 > 0,444), dengan demikian angket untuk variabel X (Kemandirian Belajar) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

3.2.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain : (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


(40)

b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Skoring

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N

1. 2. N

Sumber : Ating dan Sambas (2006, hlm. 39)

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.2.6.1Teknik Analisis Data Deskriptif

Sambas A.Muhidin dan Maman A (2007, hlm. 53) menyatakan bahwa : Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran tingkat kemandirian belajar, dan untuk mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa. Termasuk dalam teknik analisis


(41)

51

data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modul.

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).

Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog Method Of Succesive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang interval digunakan rumus sebagai berikut:

Rentang = nilai maksimum – nilai minimum.

Kelas interval = rentang/banyaknya interval. Banyaknya interval = 3.

Selanjutnya disajikan pada tabel kriteria penafsiran seperti pada tabel 9 berikut ini:


(42)

Tabel 3.10

Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

X Y

1 – Ni + i Rendah Rendah

... – ... Sedang Sedang

... – Na Tinggi Tinggi

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (Sambas dan Maman, 2007, hlm. 146)

3.2.6.2Teknik Analisis Data Inferensial

Uep dan Sambas (2011, hlm. 185) menyatakan bahwa :

Analisis statistik inferensial, yaitu adalah data dengan statistik, yang digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam praktik penelitian, analisis statistika inferensial biasanya dilakukan dalam bentuk pengujian hipotesis. Statisika inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi.

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk data interval dan data ratio serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk data nominal dan data ordinal. Dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik karena data yang digunakan adalah data interval. Hal ini bermaksud guna menjawab pertanyaan pada no. 3 pada rumusan masalah, yaitu adakah pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.


(43)

53

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh responden. 3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden 4. Menghitung nilai koefisien regresi.

5. Menghitung nilai uji statistik F.

6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel r atau nilai tabel F, pada derajat bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

7. Membandingkan nilai hitung r atau nilai hitung F dengan nilai r atau nilai F yang terdapat dalam tabel.

8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan: Jika nilai hitung r atau F lebih besar dari nilai tabel r atau F, maka item angket dinyatakan signifikan.

3.2.7 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu Uji Homogenitas, Uji Normalitas, dan Uji Linieritas.

3.2.7.1Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila � > nilai tabel � , maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Berikut rumus nilai hitung � (Sambas & Uep, 2011:96) diperoleh dengan rumus:

� = �� [� − ∑�� log �� ]

Dimana:

Si2 : Varians tiap kelompok data


(44)

B : Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑db) S2gab : Varians gabungan = � =∑ .��

2 ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11 Model tabel uji barlet

Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 Db.Log Si2 Db. Si2

1 2 3 …. …. ∑

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.

3.2.7.2Uji Normalitas

Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Dengan mengetahui suatu distribusi data normal maka akan berkaitan dengan pemilihan pengujian statistik yang akan digunakan.

Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan dari Liliefors test adalah penggunaan/perhitungannya


(45)

55

yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Harun Al Rasyid, 2005).

Langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji Liliefors test menurut Sambas Ali Muhidin (2010, hlm. 93) adalah sebagai berikut :

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data yang sama.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D (n,α).

Berikut adalah tabel distribusi pembantu untuk melakukan pengujian normalitas data:

Tabel 3.12

Distribusi pembantu dalam pengujian normalitas data

Xi Fi Fki Sn (Xi) Z F0 (Xi) 1Sn(Xi) – F0(Xi)1 1Sn(Xi-1) – F0(Xi)1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010, hlm. 94) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar. Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul.

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Fomula, fki = fi + fkisebelumnya. Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n. Kolom 5 : Nilai z. Fomula, Z =

Di mana : X = ∑ �

� dan S =

Σ �2Σ�� 2 �

n−

Xi– X


(46)

Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Nilai yang paling besar pada kolom (8) adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara ,886

√�

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka H0 : diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka H1 : ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.2.7.3Uji Linieritas

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006, hlm. 296) adalah:

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) = Σ �

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

� � / = � [∑ −∑ . ∑ ]


(47)

57

JKres = ΣY2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

� = ∑ {∑ − ∑� }

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

10) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = JKTC K – 2

12) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:


(48)

N – k

13) Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC

RJKE

14) Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.

15) Mencari nilai F tabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 %

16) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

3.2.8 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas suatu masalah dalam penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dan dalam hal ini pengujian tersebut bertujuan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal (Bambang dan Lina, 2010, hlm. 76).

Diterima atau tidaknya suatu hipotesis tergantung dari pengujian yang dilakukan, yaitu berupa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur atau langkah-langkah dalam menguji suatu hipotesis dan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Pengujian keberartian pada analisis regresi sederhana dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin, 2006, hlm. 245-255),:


(1)

60

RJKres = JKres n-2

g. Menghitung nilai F dengan rumus:

1

) (Re

) (Re

  

k n

JK k JK F

s g

hitung

dengan k = banyaknya Variabel bebas

3. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian: jika

nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H ;

Membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, kriteria kesimpulan adalah Tolak H0, jika nilai hitung F lebih besar dari nilai tabel F.


(2)

85 Miftahudin Romadhona, 2015

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran variabel kemandirian belajar yang terdiri dari delapan indikator, yaitu (1) mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif (2) tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain (3) tidak lari dan menghindari masalah (4) memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam (5) apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain (6) tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain (7) berusaha bekerja keras dan penuh ketekunan dan kedisiplinan (8) bertanggung jawab atas tindakannya sendiri, berada pada kategori cukup tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,79.

2. Gambaran variabel prestasi belajar yang dilihat dari nilai rata-rata UAS mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi berada pada kategori sedang/cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang memiliki nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran produktif.

3. Hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa kemandirian belajar

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

5.2 Saran

1. Pada variabel kemandirian belajar, indikator bertanggung jawab atas tindakannya sendiri berada pada kategori rendah. Oleh sebab itu khususnya siswa harus dapat meningkatkan kemandirian belajarnya, karena salah satu


(3)

86

manfaat dari kemandirian belajar yaitu dapat memupuk tanggung jawab. Peran orang tua serta guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

2. Pada variabel prestasi belajar, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemandirian belajarnya agar prestasi belajar siswa meningkat lagi.

3. Kemandirian belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran produktif siswa kelas XI pada paket keahlian administrasi perkantoran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Mengingat kemandirian belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar, maka sebaiknya orang tua dan guru harus mampu mendorong siswa untuk meningkatkan kemandirian belajar, karena semakin tinggi tingkat kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya.


(4)

87 Miftahudin Romadhona, 2015

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:

Ahmadi, Abu. (2004). Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Asrori, Mohammad. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima Baharudin dan Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Basri, Hasan. (2000). Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Mudjiman, Haris. (2007). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

________ (2010). Statistika 2: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Muhidin, Sambas Ali dan Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Muhtamadji. (2002). Pendidikan Keselamatan Konsep dan Penerapan. Jakarta: Depdiknas


(5)

88

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2008). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. (2002). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito

________. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Cetakan kedua. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Toha, Chabib. (1996). Kapita Selekta Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Yamin, Martinis. (2007). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Gaung Persada Press Sumber internet:

Karnita. (2006). Kemandirian Belajar. Tersedia pada


(6)

Miftahudin Romadhona, 2015

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunarto. (2008). Kemandirian Belajar. Tersedia pada

http://banjarnegarambs.wordpress.com/kemandirian-belajar-siswa/.

Sunarto. (2012).Pengertian Prestasi Belajar. Fasilitator Idola [online]. Tersedia pada http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/.

Sumber di luar jurnal dan buku:

Ara Z. M. (1998). Perbedaan Kemandirian Anak Remaja Tunggal dengan Anak Remaja Tidak Tunggal. Skripsi Psikologi UI. Jakarta: tidak diterbitkan.

Rahma Widyastuti, (2010), Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Tes Intelegensi Dengan Prestasi Belajar. Tesis Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret, Surakarta: tidak diterbitkan.

Tri Sunarsih, (2009), Hubungan Antara Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar dan Bimbingan Akademik Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa di STIKES A. Yani Yogyakarta. Tesis Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret, Surakarta: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 7 62

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 4 55

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2011/2012 PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 47

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK MOHAMAD TOHA CIMAHI.

4 8 60

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG I CIMAHI.

0 1 63

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 3 44

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Produktif Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Karanganyar Kabupaten Kebumen.

0 0 2

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI - repositoryUPI S PKR 0906187 Title

0 0 4

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI - repository UPI S PKR 1102768 Title

0 0 3