Perbaikan Postur Kerja Yang Ergonomis Ditinjau Dari Gaya Maksimum Yang Ditanggung Operator dan Kemungkinan Resiko Yang Terjadi Dengan Menggunakan Software 3D SSPP dan Metode Reba (Studi Kasus PT.XYZ).

(1)

ABSTRAK

PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi ini masih terlihat postur kerja operator yang buruk seperti membungkuk dan jongkok, fasilitas fisik yang kurang memadai, serta beban yang diangkat melebihi kapasitas tubuh operator. Apabila keadaan tersebut dilakukan terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama maka dapat menyebabkan kelelahan dalam bekerja, selain itu juga dapat memicu terjadinya Musculoskeletal Disorders, yang dapat menurunkan performa operator.

Tugas akhir ini bertujuan untuk meneliti kondisi postur kerja operator saat ini ditinjau dari gaya maksimum yang ditanggung operator dan resiko yang dapat terjadi, menganalisis kesesuaian fasilitas fisik yang ada dengan antropometri operator, serta memberikan usulan perancangan fasilitas fisik dan perbaikan postur kerja guna menunjang performa operator yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan operator terdapat 11 aktivitas yang akan diteliti diantaranya aktivitas cutting bubut, cutting scrap, mengebor (1), mengebor (2), assembly (1), assembly (2), assembly (3), material handling (1), material handling (2), material handling (3), dan material handling (4). Data-data yang dikumpulkan yaitu foto-foto postur kerja saat ini, data antropometri operator dan ukuran-ukuran fasilitas fisik yang ada di lantai produksi ragum bangku.

Pengolahan data menggunakan software 3D SSPP dan metode analisis postur REBA. Foto-foto yang diteliti akan digambari garis-garis sudut menggunakan metode Image Analysis pada software ergofellow, foto yang telah digambari garis sudut dijadikan pertimbangan dalam menentukan joint angles pada input software 3D SSPP dan penilaian metode analisis postur REBA. Data antropometri operator digunakan untuk menganalisis kesesuaian fasilitas fisik yang ada dengan antropometri operator. Berdasarkan pengolahan data menggunakan REBA diketahui 8.33% memiliki level resiko tinggi dan sangat tinggi, serta 83.33% beresiko sedang dan rendah. Dari 11 aktivitas yang diteliti didapat 9 aktivitas termasuk postur kerja yang buruk dan perlu diperbaiki, sedangkan dari analisis fasilitas fisik dihasilkan 3 fasilitas fisik yang belum ergonomis untuk diperbaiki.

Oleh karena itu diberikan perancangan usulan perbaikan postur kerja dan fasilitas fisik guna menunjang performa operator yang lebih baik dengan menggunakan software Catia V5R19. Terdapat beberapa usulan perancangan fasilitas fisik yang mendukung postur kerja operator diantaranya yaitu usulan setir mesin scrap, hydra carts, dan lainnya. Berdasarkan usulan yang dibuat, diperoleh usulan perbaikan postur kerja yang dievaluasi kembali menggunakan software 3D SSPP dan metode analisis postur REBA untuk membuktikan bahwa usulan perbaikan postur kerja untuk setiap aktivitas benar-benar baik. Dengan usulan perbaikan postur kerja ini, dihasilkan 55,55% level resiko yang diabaikan dan 44.44% level resiko rendah dari postur kerja, serta gaya maksimum yang ditanggung operator pun lebih rendah dari sebelumnya. Diharapkan usulan perbaikan postur kerja ini dapat meningkatkan performa kerja operator.


(2)

DAFTAR ISI

Sub Bab Judul Halaman

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-4 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi ... 2-1 2.1.1 Definisi Ergonomi ... 2-1 2.1.2 Alasan Menggunakan Ergonomi ... 2-2 2.1.3 Efek Mengabaikan Ergonomi ... 2-2 2.2 Biomekanika Kerja... 2-3 2.2.1 Definisi Biomekanika Kerja ... 2-3 2.2.2 Konsep-Konsep Biomekanika Kerja ... 2-4 2.2.3 Sistem Muskuloskeletal ... 2-6 2.3 Work-Related Musculoskeletal Disorder ... 2-8 2.3.1 Definisi Work-Related Musculoskeletal Disorder ... 2-8 2.3.2 Penyebab Musculoskeletal Disorder ... 2-9


(3)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Sub Bab Judul Halaman

2.3.4 Ergonomi dengan Postur Kerja ... 2-11 2.3.5 Postur Kerja ... 2-12 2.4 3D SSPP ( 3D Static Strength Prediction Program ) ... 2-13 2.5 REBA (Rapid Entire Body Assessment) ... 2-15 2.6 Antropometri ... 2-17 2.7 Statistika Deskriptif ... 2-21 2.7.1 Pengertian Statistika Deskriptif... 2-21 2.7.2 Ukuran Penyebaran Data... 2-22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Studi Pendahuluan ... 3-4 3.2 Studi Pustaka ... 3-4 3.3 Identifikasi Masalah ... 3-4 3.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 3-4 3.5 Perumusan Masalah ... 3-5 3.6 Tujuan Penelitian ... 3-6 3.7 Pengumpulan Data ... 3-6 3.8 Pengolahan Data... 3-8 3.9 Analisis dan Perancangan ... 3-20 3.10 Kesimpulan dan Saran... 3-21

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.2 Lokasi Lantai Produksi ... 4-1 4.3 Mesin dan Peralatan ... 4-1 4.4 Proses Produksi ... 4-1 4.5 Pengolahan Hasil Wawancara ... 4-4


(4)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Sub Bab Judul Halaman

4.7 Data Berat Beban Alat dan Benda Kerja... 4-8 4.8 Foto-foto operator untuk setiap aktivitas yang diteliti ... 4-9 4.9 Fasilitas Fisik ... 4-20

BAB 5 ANALISIS

5.1 Penilaian Gaya maksimum yang ditanggung operator saat ini dengan menggunakan Software 3DSSPP ( 3D Static Strength Prediction Program) ... 5-1 5.1.1 Ringkasan Gaya Maksimum yang ditanggung operator ... 5-42 5.2 Penilaian Postur Kerja operator saat ini dengan menggunakan Software Ergofellow REBA (Rapid Entire Body Assessment)...5-43 5.2.1 Ringkasan Score REBA...5-90 5.3 Fasilitas Fisik ... 5-93

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

6.1 Perancangan Meja Rakit ... 6-1 6.2 Perancangan Rak Ragum ... 6-3 6.3 Perancangan Alat Material Handling ... 6-4 6.4 Perancangan Dudukan Mesin Bubut ... 6-6 6.5 Perancangan Tuas/ Setir Mesin Scrap ... 6-8 6.6 Usulan Display Monitor pada Mesin Bor ... 6-11 6.7 Usulan Alat Material Handling (Hydra cart) ... 6-12 6.8 Usulan Perbaikan Postur Kerja ... 6-14 6.9 Penilaian Gaya maksimum yang ditanggung operator (Postur Kerja Usulan) dengan menggunakan Software 3DSSPP ( 3D Static Strength Prediction Program)...6-30 6.10 Penilaian Postur Kerja Operator (Postur Kerja Usulan) dengan menggunakan


(5)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Sub Bab Judul Halaman

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-3


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Nama Tabel Halaman

3.1 Contoh Tabel Analisis Fasilitas Fisik 3-12

4.1 Hasil Wawancara Keluhan Fisik Pekerja 4-5

4.2 Hasil Wawancara Aktivitas yang Menyebabkan Kelelahan Fisik 4-6

4.3 Aktivitas yang Diteliti 4-7

4.4 Data Tinggi dan Berat Badan Operator 4-7

4.5 Data Antropometri Operator 4-8

4.6 Berat Beban Alat dan Benda Kerja 4-8

5.1 Ringkasan Gaya Maksimum 5-45

5.2 Ringkasan Score REBA 5-98

5.3 Ringkasan Data REBA 5-99

5.4 Ringkasan Data REBA (lanjutan) 5-100

5.5 Ringkasan Hasil 3D SSPP dan REBA seluruh aktivitas 5-101 5.6 Ringkasan Data Maks dan Data Min Antropometri Operator 5-101

5.7 Analisis Fasilitas Fisik 5-102

5.8 Ringkasan Analisis Fasilitas Fisik 5-104

6.1 Usulan Dimensi Meja Rakit 6-1

6.2 Usulan Dimensi Rak Ragum 6-3

6.3 Usulan Dimensi Alat Material Handling 6-5

6.4 Usulan Dimensi Dudukan Mesin 6-7

6.5 Usulan Stir Mesin Scrap 6-9

6.6 Spesifikasi dimensi Hydra Carts 6-13

6.6 Ringkasan Hasil 3D SSPP dan REBA seluruh aktivitas 6-15 6.7 Ringkasan Hasil 3D SSPP untuk Setiap Usulan Postur Kerja 6-60 6.8 Ringkasan Score REBA untuk Setiap Usulan Postur Kerja 6-60 6.9 Ringkasan 3D SSPP dan REBA untuk Setiap Usulan Postur Kerja 6-61 7.1 Ringkasan Hasil 3D SSPP dan REBA seluruh aktivitas 7-1

7.2 Ringkasan Score REBA 7-1


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Konsep Tradisional dalam biomekanika kerja 2-4

2.2 Perubahan pada konsep tradisional 2-5

2.3 Proses terjadinya Cumulative Trauma 2-6

2.4 Model Konseptual Terjadinya MSD 2-11

2.5 Tampilan Software 3D SSPP 2-12

3.1 Metodologi Penelitian 3-1

3.2 Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3-2

3.3 Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3-3

3.4 Contoh Tampilan Image Analysis 3-7

3.5 Pilihan menu 3D SSPP 3-8

3.6 Input Antropometri 3-8

3.7 Input Joint Angles 3-9

3.8 Input hand loads 3-10

3.9 Tampilan Software 3D SSPP setelah menginput gerakan 3-10 3.10 Tampilan Report Sagittal Plane Lowback Analysis 3-11

4.1 Diagram Keluhan Fisik Pekerja 4-3

4.2 Diagram Aktivitas yang menyebabkan kelelahan fisik 4-4

4.3 Operator Mesin Bubut (1) 4-6

4.4 Operator Mesin Scrap (1) 4-7

4.5 Operator Mesin Bor (1) 4-8

4.6 Operator Mesin Bor (2) 4-9

4.7 Operator Assembly (1) 4-10

4.8 Operator Assembly (2) 4-11

4.9 Operator Assembly (3) 4-12

4.10 Operator Manual Material Handling (1) 4-13

4.11 Operator Manual Material Handling (2) 4-14


(8)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

4.13 Operator Manual Material Handling (4) 4-16

4.14 Palu Besi 4-17

4.15 Meja Rakit 4-18

4.16 Rak Ragum 4-18

4.17 Alat Material Handling 4-19

5.1 Image Analysis Trunk/flexion 5-1

5.2 Image Analysis Upper arm right 5-1

5.3 Image Analysis Fore Arm Right Vertical 5-2

5.4 Image Analysis Upper leg right 5-2

5.5 Image Analysis Lower leg right 5-3

5.6 Image Analysis Upper leg left 5-3

5.7 Image Analysis Lower leg left 5-4

5.8 Joint Angles Proses Cutting Mesin Bubut 5-4 5.9 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas Proses Cutting Bubut 5-5 5.10 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan Cutting Bubut 5-5 5.11 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping Cutting Bubut 5-6 5.12 Tampilan Postur Kerja 3D Proses Cutting Mesin Bubut 5-6

5.13 Tampilan Output cutting mesin bubut 5-7

5.14 Input Joint angles proses cutting mesin scrap (1) 5-7 5.15 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas Cutting scrap (1) 5-8 5.16 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan Cutting scrap (1) 5-8 5.17 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping Cutting scrap (1) 5-9 5.18 Tampilan Postur Kerja 3D Proses Cutting Mesin scrap (1) 5-9 5.19 Tampilan Output cutting mesin scrap (1) 5-10 5.20 Input Joint angles proses pada mesin bor (1) 5-10 5.21 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas mesin bor (1) 5-11 5.22 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan mesin bor (1) 5-11 5.23 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping mesin bor (1) 5-12


(9)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

5.24 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses mesin bor (1) 5-12 5.25 Input Hand Forces pada proses mesin bor(1) 5-13 5.26 Mengaktifkan Mantain Hand Position pada mesin bor(1) 5-13 5.27 Tampilan Output pada proses mesin bor (1) 5-14 5.28 Input Joint angles pada proses mesin bor (2) 5-14 5.29 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas mesin bor (2) 5-15 5.30 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan mesin bor (2) 5-15 5.31 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping mesin bor (2) 5-16 5.32 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses mesin bor (2) 5-16 5.33 Tampilan Output pada proses mesin bor (2) 5-17 5.34 Input Joint angles pada proses assembly (1) 5-17 5.35 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas assembly (1) 5-18 5.36 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan assembly (1) 5-18 5.37 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping assembly (1) 5-19 5.38 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses assembly (1) 5-19 5.39 Input Hand Forces pada proses assembly (1) 5-20 5.40 Mengaktifkan Mantain Hand Position pada assembly (1) 5-20 5.41 Tampilan Output pada proses assembly (1) 5-21 5.42 Input Joint angles pada proses assembly (2) 5-21 5.43 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas assembly (2) 5-22 5.44 Tampilan Postur Kerja Tampak Depan assembly (2) 5-22 5.45 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping assembly (2) 5-23 5.46 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses assembly (2) 5-23 5.47 Tampilan Output pada proses assembly (2) 5-24 5.48 Input Joint angles pada proses assembly (3) 5-24 5.49 Tampilan Postur Kerja Tampak Atas assembly (3) 5-25 5.50 Tampilan Postur Kerja Tampak Samping assembly (3) 5-26 5.51 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses assembly (3) 5-26


(10)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

5.52 Tampilan Postur Kerja 3D Pada Proses assembly (3) 5-26 5.53 Tampilan Output pada proses assembly (3) 5-27 5.54 Input Joint angles pada proses Material Handling (1) 5-27 5.55 Tampilan Postur Tampak Atas Material Handling (1) 5-28 5.56 Tampilan Postur Tampak Depan Material Handling (1) 5-28 5.57 Tampilan Postur Tampak Samping Material Handling (1) 5-29 5.58 Tampilan Postur Kerja 3D Material Handling (1) 5-29 5.59 Input Hand Forces pada proses Material Handling (1) 5-30 5.60 Mengaktifkan Mantain Hand Position pada MH (1) 5-30 5.61 Tampilan Output pada proses asse Material Handling (1) 5-31 5.62 Input Joint angles proses Material Handling (2) 5-31 5.63 Tampilan Postur Tampak Atas Material Handling (2) 5-32 5.64 Tampilan Postur Tampak Depan Material Handling (2) 5-32 5.65 Tampilan Postur Tampak Samping Material Handling (2) 5-33 5.66 Tampilan Postur Kerja 3D Material Handling (2) 5-33 5.67 Input Hand Forces pada proses Material Handling (2) 5-34 5.68 Mengaktifkan Mantain Hand Position pada MH (2) 5-34 5.69 Tampilan Output pada proses asse Material Handling (2) 5-35 5.70 Input Joint angles proses Material Handling (3) 5-35 5.71 Tampilan Postur Tampak Atas Material Handling (3) 5-36 5.72 Tampilan Postur Tampak Depan Material Handling (3) 5-36 5.73 Tampilan Postur Tampak Samping Material Handling (3) 5-37 5.74 Tampilan Postur Kerja 3D Material Handling (3) 5-37 5.75 Tampilan Output pada proses asse Material Handling (3) 5-38 5.76 Input Joint angles proses Material Handling (4) 5-38 5.77 Tampilan Postur Tampak Atas Material Handling (4) 5-39 5.78 Tampilan Postur Tampak Depan Material Handling (4) 5-39 5.79 Tampilan Postur Tampak Samping Material Handling (4) 5-40


(11)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

5.80 Tampilan Postur Tampak Depan Material Handling (4) 5-40 5.81 Tampilan Postur Tampak Samping Material Handling (4) 5-41 5.82 Tampilan Postur Tampak 3D Material Handling (4) 5-41

5.83 Tampilan output Material Handling (4) 5-42

5.84 Langkah 1 Penilaian Neck, trunk, and legs 5-44

5.85 Langkah 2 Penilaian Load 5-44

5.86 Langkah 3 Penilaian Upper arm, lower arm, and wrist 5-45

5.87 Langkah 4 Penilaian Coupling 5-46

5.88 Langkah 5 Penilaian Activity 5-47

5.89 Database Proses Cutting Mesin Bubut (Bagian Kanan) 5-47 5.90 Final Score Proses Cutting Mesin Bubut (Bagian Kanan) 5-48 5.91 Database Proses Cutting Mesin Bubut (Bagian Kiri) 5-48 5.92 Final Score Proses Cutting Mesin Bubut (Bagian Kiri) 5-50 5.93 Database Proses Cutting Mesin Scrap (1) (Bagian Kanan) 5-50 5.94 Final Score Proses Cutting Mesin Scrap (1) (Bgn Kanan) 5-52 5.95 Database Proses Cutting Mesin Scrap (1) (Bagian Kiri) 5-52 5.96 Final Score Proses Cutting Mesin Scrap (1) (Bagian Kiri) 5-54 5.97 Database Proses Pada Mesin Bor (1) (Bagian Kanan) 5-54 5.98 Final Score Proses Pada Mesin Bor (1) (Bagian Kanan) 5-56 5.99 Database Proses Pada Mesin Bor (1) (Bagian Kiri) 5-56 5.100 Final Score Proses Pada Mesin Bor (1) (Bagian Kiri) 5-58 5.101 Database Proses Pada Mesin Bor (2) (Bagian Kanan) 5-58 5.102 Final Score Proses Pada Mesin Bor (2) (Bagian Kanan) 5-60 5.103 Database Proses Pada Mesin Bor (2) (Bagian Kiri) 5-60 5.104 Final Score Proses Pada Mesin Bor (2) (Bagian Kiri) 5-62 5.105 Database Proses Assembly (1) (Bagian Kanan) 5-62 5.106 Final Score Proses Assembly (1) (Bagian Kanan) 5-64 5.107 Database Proses Assembly (1) (Bagian Kiri) 5-64


(12)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

5.108 Final Score Proses Assembly (1) (Bagian Kiri) 5-66 5.109 Database Proses Assembly (2) (Bagian Kanan) 5-66 5.110 Final Score Proses Assembly (2) (Bagian Kanan) 5-68 5.111 Database Proses Assembly (2) (Bagian Kiri) 5-68 5.112 Final Score Proses Assembly (2) (Bagian Kiri) 5-70 5.113 Database Proses Assembly (3) (Bagian Kanan) 5-70 5.114 Final Score Proses Assembly (3) (Bagian Kanan) 5-72 5.115 Database Proses Assembly (3) (Bagian Kiri) 5-72 5.116 Final Score Proses Assembly (3) (Bagian Kiri) 5-74 5.117 Database Proses Material Handling (1) (Bagian Kanan) 5-74 5.118 Final Score Proses Material Handling (1) (Bagian Kanan) 5-76 5.119 Database Proses Material Handling (1) (Bagian Kiri) 5-76 5.120 Final Score Proses Material Handling (1) (Bagian Kiri) 5-78 5.121 Database Proses Material Handling (2) (Bagian Kanan) 5-78 5.122 Final Score Proses Material Handling (2) (Bagian Kanan) 5-80 5.123 Database Proses Material Handling (2) (Bagian Kiri) 5-80 5.124 Final Score Proses Material Handling (2) (Bagian Kiri) 5-82 5.125 Database Proses Material Handling (3) (Bagian Kanan) 5-82 5.126 Final Score Proses Material Handling (3) (Bagian Kanan) 5-84 5.127 Database Proses Material Handling (3) (Bagian Kiri) 5-84 5.128 Final Score Proses Material Handling (3) (Bagian Kiri) 5-86 5.129 Database Proses Material Handling (4) (Bagian Kanan) 5-86 5.130 Final Score Proses Material Handling (4) (Bagian Kanan) 5-88 5.131 Database Proses Material Handling (4) (Bagian Kiri) 5-88 5.132 Final Score Proses Material Handling (4) (Bagian Kiri) 5-90

6.1 Usulan Meja Rakit (3D) 6-2


(13)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.3 Usulan Rak Ragum (3D) 6-3

6.4 Usulan Rak Ragum (2D) 6-4

6.5 Usulan Alat Material Handling (3D) 6-5

6.6 Usulan Alat Material Handling (2D) 6-6

6.7 Usulan Dudukan Mesin Bubut (3D) 6-7

6.8 Usulan Dudukan Mesin Bubut (2D) 6-8

6.9 Tuas/Setir Mesin Scrap 6-8

6.10 Mesin Scrap 6-9

6.11 Usulan Stir Mesin Scrap (3D) 6-10

6.12 Usulan Stir Mesin Scrap (2D) 6-10

6.13 Usulan Display Monitor Pada Mesin Bor 6-11

6.14 Area A dan B pada Mesin Bor 6-12

6.15 Usulan Hydra cart 6-12

6.16 Usulan Hydra cart (3D) 6-13

6.17 Usulan Hydra cart (2D) 6-14

6.18 Usulan Postur Cutting Bubut Tampak Depan 6-16 6.19 Usulan Postur Cutting Bubut Tampak Samping 6-16

6.20 Tampilan 2D Mesin Bubut 6-17

6.21 Usulan Postur Cutting Scrap Tampak Belakang 6-18 6.22 Usulan Postur Cutting Scrap Tampak Samping 6-18 6.23 Tampilan 2D Mesin Scrap yang menggunakan stir usulan 6-19 6.24 Usulan Postur Pada proses mesin bor Tampak Depan 6-20 6.25 Usulan Postur Pada proses mesin bor Tampak Samping 6-20 6.26 Usulan Postur Pada proses assembly (1) Tampak Depan 6-21 6.27 Usulan Postur Pada proses assembly (1) Tampak Samping 6-22 6.28 Usulan Postur Pada proses assembly (1) Tampak Samping 6-22 6.29 Usulan Postur Pada proses assembly (2) Tampak Depan 6-23 6.30 Usulan Postur Pada proses assembly (2) Tampak Samping 6-24


(14)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.31 Usulan Postur Pada proses assembly (2) Tampak Samping 6-24 6.32 Usulan Postur Pada proses MH (1) Tampak Samping 6-25 6.33 Usulan Postur Pada proses MH (1) Tampak Belakang 6-26 6.34 Usulan Postur Pada proses MH (2) Tampak Samping 6-27 6.35 Usulan Postur Pada proses MH (2) Tampak Belakang 6-27 6.36 Usulan Postur Pada proses MH (3) Tampak Samping 6-28 6.37 Usulan Postur Pada proses MH (3) Tampak Depan 6-29 6.38 Usulan Postur Pada proses MH (4) Tampak Samping 6-30 6.39 Usulan Postur Pada proses MH (4) Tampak Depan 6-30 6.40 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas Cutting Bubut 6-31 6.41 Tampilan Output Aktivitas Cutting Bubut 6-32 6.42 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas Cutting Scrap 6-33 6.43 Tampilan Output Aktivitas Cutting Scrap 6-33 6.44 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas Mesin Bor (2) 6-34 6.45 Tampilan Output Aktivitas Mesin Bor (2) 6-34 6.46 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas Assembly (1) 6-35 6.47 Tampilan Output Aktivitas Assembly (1) 6-35 6.48 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas Assembly (2) 6-36 6.49 Tampilan Output Aktivitas Assembly (2) 6-37 6.50 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas MH (1) 6-38 6.51 Tampilan Output Aktivitas Material Handling (1) 6-38 6.52 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas MH (2) 6-39 6.53 Tampilan Output Aktivitas Material Handling (2) 6-39 6.54 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas MH (3) 6-40 6.55 Tampilan Output Aktivitas Material Handling (3) 6-40 6.56 Tampilan 3D Usulan Postur Kerja Aktivitas MH (4) 6-41 6.57 Tampilan Output Aktivitas Material Handling (4) 6-42 6.58 Database dan Hasil REBA Cutting Bubut (Bgn.Kanan) 6-43


(15)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

Gambar Judul Halaman

6.59 Database dan Hasil REBA Cutting Bubut (Bgn.Kiri) 6-44 6.60 Database dan Hasil REBA Cutting Scrap (Bgn.Kanan) 6-45 6.61 Database dan Hasil REBA Cutting Scrap (Bgn.Kiri) 6-46 6.62 Database dan Hasil REBA Mesin Bor (Bgn.Kanan) 6-47 6.63 Database dan Hasil REBA Mesin Bor (Bgn.Kiri) 6-48 6.64 Database dan Hasil REBA Assembly (1) (Bgn.Kanan) 6-49 6.65 Database dan Hasil REBA Assembly (1) (Bgn.Kiri) 6-50 6.66 Database dan Hasil REBA Assembly (2) (Bgn.Kanan) 6-51 6.67 Database dan Hasil REBA Assembly (2) (Bgn.Kiri) 6-52 6.68 Database dan Hasil REBA MH (1) (Bgn.Kanan) 6-53 6.69 Database dan Hasil REBA MH (1) (Bgn.Kiri) 6-54 6.70 Database dan Hasil REBA MH (2) (Bgn.Kanan) 6-55 6.71 Database dan Hasil REBA MH (2) (Bgn.Kiri) 6-56 6.72 Database dan Hasil REBA MH (3) (Bgn.Kanan) 6-57 6.73 Database dan Hasil REBA MH (3) (Bgn.Kiri) 6-58 6.74 Database dan Hasil REBA MH (41) (Bgn.Kanan) 6-59 6.75 Database dan Hasil REBA MH (4) (Bgn.Kiri) 6-60 6.76 Grafik Evaluasi REBA untuk Seluruh Usulan Postur Kerja 6-62


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Pedoman Wawancara A-1


(17)

(18)

Pertanyaan Pedoman Wawancara

1. Apakah anda puas dengan fasilitas fisik yang tersedia di lantai produksi ragum bangku ini? (Ya atau tidak)

2. Apakah anda memiliki keluhan fisik selama bekerja di tempat ini? ( Ya atau tidak)

3. Jika ya, keluhan apa saja yang anda rasakan? (Boleh menjawab lebih dari satu keluhan)

a. Sakit punggung b. Sakit pinggang c. Sakit tangan d. Sakit kaki e. Sakit leher

4. Apakah sebelum bekerja di tempat ini anda mengalami keluhan-keluhan tersebut? ( Pernah atau Tidak Pernah)

5. Seperti yang kita ketahui disini terdapat berbagai macam aktivitas seperti cutting dengan mesin bubut, scrap,assembly dan lain-lain. Menurut Anda, aktivitas apa saja yang menjadi penyebab atas keluhan-keluhan fisik yang anda alami selama ini ?

Pilihannya : a. Cutting dengan bubut b. Cutting dengan scrap c. Aktivitas mengebor

d. Aktivitas menggunakan mesin Gergaji pita e. Aktivitas menggunakan mesin Gerinda datar f. Assembly/Perakitan.

g. Material Handling (Boleh memilih lebih dari satu aktivitas)


(19)

RIWAYAT HIDUP

Johana Devi, dilahirkan di Bandung pada tanggal 26 Juni 1990. Anak kedua dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Christian Pangaribuan dan Ellys Roslely Simorangkir.

Pada tahun 2001 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya di SD Negeri Sindang Sari Padalarang. Penulis melanjutkan pendidikan SMP di SMP Negeri 3 Cimahi kemudian menyelesaikan pendidikan SMA di salah satu sekolah favorit yaitu SMA Negeri 2 Cimahi pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima menjadi mahasiswa Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha.

Penulis mengikuti kegiatan Acara Welcome to Maranatha 2008 sebagai peserta, kegiatan ospek jurusan LEAF 2008 sebagai peserta. Penulis mengambil kegiatan di luar kuliah seperti: Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Chollose 323 periode 2009 – sekarang. Penulis ikut ambil bagian di dalam kepengurusan PMK menjadi panitia Wilujeng Sumping 2012 sebagai Sekretaris dan Bendahara dan menjadi panitia Welcome To Our Family 2010 sebagai sie.Publikasi dan Dokumentasi.

Di luar itu penulis juga memiliki kegiatan sebagai Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Universitas Kristen Maranatha sejak tahun 2010 – 2012, serta ambil bagian di dalam kepengurusan HIMA TI periode 2011-2012 sebagai anggota divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang), dan menjadi panitia acara studi banding HIMA TI Universitas Indonesia & Universitas Trisakti Jakarta. Penulis juga aktif mengikuti kegiatan Pemuda dan kegiatan Paduan Suara di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Cimahi.

Untuk mengetahui mengenai isi laporan tugas akhir ini maka dapat menghubungi penulis pada nomor telepon seluler 085624932509 atau email: yoyoy_oyoyy@yahoo.com


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor industri menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, industri sangat berkontribusi bagi perekonomian nasional,baik industri kecil, menengah maupun industri besar. Salah satu industri yang menopang perekonomian Indonesia adalah industri baja. Industri baja merupakan salah satu industri yang penting karena saat ini baja banyak digunakan untuk kegiatan manufaktur pada industri lainnya, seperti penggunaan jig & fixture pada industri saat ini. Pada industri baja, sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting. Performa kerja yang baik dari sumber daya manusia, secara tidak langsung akan mendukung kemajuan dari industri itu sendiri. Postur kerja dan fasilitas fisik pada suatu industri juga merupakan aspek penting yang berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Kedua aspek tersebut saling berhubungan dan mendukung satu sama lain dalam menciptakan suatu kondisi kerja yang kondusif. Dengan adanya postur kerja dan fasilitas fisik yang baik, diharapkan dapat meningkatkan performa dari para pekerja dan meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Di lantai produksi ini, terdapat lima orang operator dan satu orang pengawas. Berdasarkan keterangan pengawas tersebut, saat ini performa para pekerja mulai menurun. Hal ini dapat dipicu oleh kegiatan pada proses fabrikasi, karena terdapat beberapa pekerjaan yang dilakukan secara manual dan memiliki resiko kerja yang cukup tinggi, seperti pada proses proses assembly yang dilakukan dengan posisi badan yang jongkok, dan aktivitas material handling

yang dilakukan secara manual. Postur kerja yang salah sering dikarenakan ukuran fasilitas yang kurang sesuai dengan antropometri operator. Postur kerja yang tidak alami misalnya terlalu sering berdiri, selalu jongkok, membungkuk, mengangkat


(21)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

dengan waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada anggota tubuh kita.

Apabila pekerjaan tersebut dilakukan terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menyebabkan kelelahan dalam bekerja, selain itu dapat memicu terjadinya Musculoskeletal Disorders, yang dapat menurunkan performa kerja operator. Performa kerja yang kurang baik tentunya juga akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan di setiap proses. Kelelahan dini akibat pekerjaan juga dapat menimbulkan penyakit dan kecelakaan kerja. Pekerjaan dengan beban yang berlebihan beratnya dan perancangan peralatan yang tidak ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah yang pada akhirnya menyebabkan banyaknya keluhan pada diri operator. Oleh karena itu,untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan wajib memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerjanya dengan cara penyesuaian postur kerja dengan fasilitas fisik yang ada.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, penulis melihat bahwa perusahaan masih kurang memperhatikan aspek ergonomi dalam hal postur kerja operator dan fasilitas fisik yang ada di perusahaan saat ini. Masih terlihat pekerja yang melakukan pekerjaannya secara tidak ergonomis dan menyebabkan ketidaknyamanan, salah satunya adalah posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja yaitu membungkuk dan jongkok. Hal ini tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja, bahkan dapat menimbulkan cidera fisik apabila terus menerus dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin melakukan perbaikan mengenai postur kerja operator serta merancang fasilitas fisik dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomic. Diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan performa kerja yang nantinya akan mendukung keberhasilan dalam kegiatan produksi.


(22)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang terjadi pada perusahaan ini adalah sebagai berikut :  Postur kerja operator yang buruk seperti membungkuk dan jongkok

yang berulang setiap harinya, menyebabkan keluhan nyeri pada badan yaitu tangan, kaki, punggung, dan pinggang dari operator yang dilakukan berdasarkan wawancara.

 Fasilitas fisik yang kurang memadai, dapat menurunkan performa kerja operator

 Beban yang diangkat melebihi kapasitas tubuh operator, beban yang terlalu berat akan memicu MSD pada tubuh operator.

1.3 Pembatasan Masalah & Asumsi

Adapun pembatasan kajian masalah yang diteliti dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan dan perbaikan postur kerja dilakukan pada aktivitas yang meliputi proses cutting bubut, cutting scrap, mengebor (1), mengebor (2), assembly (1), assembly (2), assembly (3), Material Handling (1), Material Handling (2), Material Handling (3), dan Material Handling (4).

2. Tools yang digunakan dalam mengolah data postur kerja adalah Software 3D SSPP dan Software Ergofellow.

3. Pengukuran langsung Dimensi Tubuh operator dilakukan dengan menggunakan meteran, karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk menyediakan kursi antropometri saat pengukuran.

4. Reports Software 3D SSPP yang digunakan sebagai penilaian gaya maksimum yang ditanggung operator adalah Sagittal Plane Lowback Analysis yaitu Total Compression Force.

5. Penelitian ini hanya mencakup ketahanan dalam biomekanika kerja.


(23)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

7. Karena kondisi lingkungan fisik lantai produksi ragum bangku sudah memenuhi keadaan standar, maka tidak diberikan usulan. 8. Penurunan performa operator hanya ditinjau dari postur kerja

operator.

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Pengambilan data untuk analisis postur dilakukan dengan mengambil sampel dari tiap aktivitas pekerjaan. Diasumsikan, postur bekerja sampel yang diambil tidak berbeda secara signifikan dengan pekerja lain saat melakukan pekerjaan sejenis.

2. Nilai gravitasi yang digunakan untuk mengkonversi massa menjadi berat beban adalah 9,8 m/s2.

3. Tinggi alas kaki operator adalah 2 cm.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang ada, di dalam penelitian ini akan dicari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini :

1. Bagaimana kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari gaya maksimum yang ditanggung oleh operator ?

2. Bagaimana kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assessment)?

3. Bagaimana kesesuaian fasilitas fisik sekarang dengan antropometri pekerja?

4. Bagaimana usulan perancangan fasilitas fisik yang dapat diberikan untuk menunjang performa operator yang lebih baik?

5. Bagaimana usulan perbaikan untuk postur kerja operator yang dapat diberikan pada kondisi saat ini?


(24)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari gaya maksimum yang ditanggung oleh operator.

2. Menganalisis kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).

3. Menganalisis kesesuaian fasilitas fisik sekarang dengan antropometri pekerja.

4. Membuat perancangan fasilitas fisik di lantai produksi ragum bangku guna menunjang performa operator yang lebih baik.

5. Memberi usulan perbaikan mengenai postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam penyajian laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini dijabarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika pembahasan laporan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai tinjauan pustaka yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan pelaksanaan penelitian sejak awal dilakukan studi pendahuluan, studi pustaka, pencarian perusahaan, identifikasi permasalahan, pengambilan dan pengolahan data, analisis, perbaikan, dan evaluasi, hingga ditarik kesimpulan dan saran atas penelitian.


(25)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi tentang pengumpulan data melalui observasi langsung,wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung data-data yang dibutuhkan. Seperti foto-foto operator saat bekerja dan data dimensi tubuh operator.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software 3D SSPP dan metode REBA dalam menilai postur kerja operator dan membuat tabel analisa fasilitas fisik yang ada di lokasi produksi ragum bangku, kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil pengolahan data yang ada.

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

Pada bab ini berisi perancangan perbaikan postur kerja berikut fasilitas fisik dengan menggunakan software Catia V5R19, serta evaluasi hasil perancangan yang telah dibuat dengan menggunakan software 3D SSPP dan metode REBA. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan pelaksanaan penelitian sehingga dapat menjawab tujuan penelitian yang ingin dicapai sebelumnya. Serta mencantumkan saran-saran yang berguna bagi pihak yang bersangkutan.


(26)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari gaya maksimum yang ditanggung oleh operator.

Tabel 7.1

Ringkasan Hasil 3D SSPP seluruh aktivitas

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi gaya maksimum yang terjadi di L5/S1 untuk seluruh aktivitas secara umum dapat diterima, karena nilai total compression berada di bawah nilai batas maksimum yang dapat ditanggung operator yaitu 3400 N, hanya aktivitas Material Handling (2) dan Material Handling (3) yang melebihi batas maksimum gaya yang dapat ditanggung operator.

Aktivitas Total Compression (N) Keterangan Gaya Maksimum

Cutting Bubut 2075 Dapat diterima

Cutting Scrap (1) 2365 Dapat diterima

Mengebor (1) 767 Dapat diterima Mengebor (2) 1797 Dapat diterima

Assembly (1) 2061 Dapat diterima

Assembly (2) 846 Dapat diterima

Assembly (3) 1322 Dapat diterima

Material Handling (1) 1740 Dapat diterima

Material Handling (2) 4246 Tidak Dapat Diterima

Material Handling (3) 3558 Tidak Dapat Diterima


(27)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

2. Kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).

Tabel 7.2

Ringkasan Score REBA

Dari ringkasan tabel diatas dapat diketahui kondisi postur kerja operator ditinjau dari segi analisis metode REBA saat ini, bahwa hanya dua aktivitas saja yang memiliki resiko rendah yaitu aktivitas Mengebor (1) dan Assembly (3). Sehingga perlu dilakukan usulan perbaikan postur kerja untuk 9 aktivitas lainnya yang memiliki resiko sedang hingga resiko sangat tinggi.

3. Kesesuaian fasilitas fisik sekarang dengan antropometri pekerja. Tabel 7.3

Tabel Ringkasan Analisis Fasilitas Fisik

Berdasarkan Tabel Ringkasan Analisa Fasilitas Fisik di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi fasilitas fisik lantai produksi ragum bangku saat ini yaitu Produk Meja Rakit, Rak Ragum Finish Machining dan Alat Material Handling belum ergonomis, karena dimensi tinggi produk tersebut terlalu rendah bila dilihat dari data antropometri operator. Sehingga perlu adanya perancangan perbaikan untuk Meja Rakit, Rak Ragum Finish Machining dan Alat Material Handling dengan mempertimbangkan antropometri operator dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

No Produk Kesimpulan Keputusan

1 Palu Ergonomis Tidak Diperbaiki

2 Meja Rakit Belum ergonomis Diperbaiki

3 Rak ragum finish machining Belum ergonomis Diperbaiki


(28)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3

4. Perancangan fasilitas fisik di lantai produksi ragum bangku guna menunjang performa operator yang lebih baik.

Berikut ini merupakan usulan fasilitas fisik di lantai produksi ragum bangku guna menunjang performa operator yang lebih baik yaitu :

Pada aktivitas cutting bubut diusulkan perancangan dudukan mesin bubut yang dapat dilihat pada Gambar 6.7.

Pada aktivitas cutting scrap diusulkan perancangan setir/tuas mesin scrap yang dapat dilihat pada Gambar 6.11.

 Pada aktivitas di mesin bor diusulkan display monitor pada mesin bor yang dapat dilihat pada Gambar 6.13.

Pada aktivitas assembly (1) dan assembly (2) diusulkan perancangan meja rakit yang dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Pada aktivitas Material Handling (1) diusulkan perancangan rak ragum dan usulan alat Material Handling yaitu Hydra Carts yang dapat dilihat pada Gambar 6.16 dan Gambar 6.3.

Pada aktivitas Material Handling (2), Material Handling (3), dan Material Handling (4) diusulkan alat Material Handling yaitu Hydra Carts yang dapat dilihat pada Gambar 6.16.

5. Perbaikan mengenai postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku.

Tabel 7.4


(29)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4

Berdasarkan hasil ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa usulan postur kerja yang dibuat sudah baik, karena dilihat dari dua metode yang dipakai yaitu Software 3D SSPP dan metode REBA saling mendukung, karena memang aktivitas dengan level resiko rendah memiliki total compression yang rendah pula. 7.2 Saran

Saran untuk perusahaan adalah sebagai berikut:

 Mengimplementasikan usulan agar dapat memperbaiki performa operator, yaitu perancangan dudukan mesin pada aktivitas cutting mesin bubut, perancangan setir mesin pada aktivitas cutting mesin scrap, perancangan meja rakit pada aktivitas assembly, dan hydra carts pada aktivitas material handling.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

Melakukan penelitian mengenai postur kerja dengan menganalisis output lain dari 3D SSPP sehingga diketahui efek/dampak pekerjaan yang diamati dengan menganalisis bagian tubuh lainnya.

Melakukan penelitian mengenai postur kerja dan manual material handling (MMH) di departemen lainnya.

 Melakukan penelitian mengenai postur kerja dengan mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada sendi-sendi operator.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Agatha, Yudith Ria; “Perbaikan fasilitas kerja dan perancangan metode

kerja dengan memperhatikan aspek ergonomi di PT. Jatim Bromo Steel”,

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra, 2009.

2. Bernard, B. P. A Critical Review of Epidemiologi Evidence for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper Extremity, and Low Back. “Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors”, 1997.

3. Chaffin, D. B & Anderson, G.B.J. Occupational Biomechanics 2nd Edition, Canada: Jhon Willey & Sons, 1991.

4. Chaffin, D. B & Anderson, G.B.J. Occupational Biomechanics 3nd Edition, New York: Jhon Willey & Sons, 1999.

5. Karwowski, W. Occupational Ergonomics Principles of Work Design. Florida: CRC Press, 2003.

6. Kroemer, Karl., Henrike Kroemer., Katrin Kroemer-Elbert. Ergonomics :

How to design for Ease and Efficiency 2nd Edition”. New Jersey : Prentice Hall, 2001.

7. Pulat, Babur Mustafa; “Industrial Ergonomics”, New York, 1996.

8. Sutalaksana, Iftikar, dkk.; “Teknik Perancangan Sistem Kerja”, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1996.

9. The University of Michigan “Manual Handbook 3D SSPP”, Canada, 1999. 10.Wilson, J. R. Evaluation of Human Work: “A Practical Ergonomics

Methodology 2ndEdition”, London: Taylor & Francis, 1995.

Sumber dari internet:

11.(www.edgarsnyder.com/legal-dictionary/e.html) 12.(http://www.answer.com./topik/ergonomis)

13.(http://www.wiley.com/college/turban/glossary.html) 14. http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri


(31)

16. http://scc-himasta.webnode.com/news/statistika-deskriptif/

17. http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-2-00481-TIAS%20BAB%202.pdf 18. http://www.anneahira.com/fisika-kedokteran.htm


(1)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari gaya maksimum yang ditanggung oleh operator.

Tabel 7.1

Ringkasan Hasil 3D SSPP seluruh aktivitas

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kondisi gaya maksimum yang terjadi di L5/S1 untuk seluruh aktivitas secara umum dapat diterima, karena nilai total compression berada di bawah nilai batas maksimum yang dapat ditanggung operator yaitu 3400 N, hanya aktivitas Material Handling (2) dan Material Handling (3) yang melebihi batas maksimum gaya yang dapat ditanggung operator.

Aktivitas Total Compression (N) Keterangan Gaya Maksimum

Cutting Bubut 2075 Dapat diterima

Cutting Scrap (1) 2365 Dapat diterima Mengebor (1) 767 Dapat diterima Mengebor (2) 1797 Dapat diterima

Assembly (1) 2061 Dapat diterima

Assembly (2) 846 Dapat diterima

Assembly (3) 1322 Dapat diterima

Material Handling (1) 1740 Dapat diterima

Material Handling (2) 4246 Tidak Dapat Diterima

Material Handling (3) 3558 Tidak Dapat Diterima


(2)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 2. Kondisi postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku sekarang, ditinjau dari segi analisis metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).

Tabel 7.2

Ringkasan Score REBA

Dari ringkasan tabel diatas dapat diketahui kondisi postur kerja operator ditinjau dari segi analisis metode REBA saat ini, bahwa hanya dua aktivitas saja yang memiliki resiko rendah yaitu aktivitas Mengebor (1) dan Assembly (3). Sehingga perlu dilakukan usulan perbaikan postur kerja untuk 9 aktivitas lainnya yang memiliki resiko sedang hingga resiko sangat tinggi.

3. Kesesuaian fasilitas fisik sekarang dengan antropometri pekerja. Tabel 7.3

Tabel Ringkasan Analisis Fasilitas Fisik

Berdasarkan Tabel Ringkasan Analisa Fasilitas Fisik di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi fasilitas fisik lantai produksi ragum bangku saat ini yaitu Produk Meja Rakit, Rak Ragum Finish Machining dan Alat Material Handling belum ergonomis, karena dimensi tinggi produk tersebut terlalu rendah bila dilihat dari data antropometri operator. Sehingga perlu adanya perancangan perbaikan untuk Meja Rakit, Rak Ragum Finish Machining dan Alat Material Handling dengan mempertimbangkan antropometri operator dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

No Produk Kesimpulan Keputusan

1 Palu Ergonomis Tidak Diperbaiki

2 Meja Rakit Belum ergonomis Diperbaiki 3 Rak ragum finish machining Belum ergonomis Diperbaiki 4 Alat Material Handling Belum ergonomis Diperbaiki


(3)

4. Perancangan fasilitas fisik di lantai produksi ragum bangku guna menunjang performa operator yang lebih baik.

Berikut ini merupakan usulan fasilitas fisik di lantai produksi ragum bangku guna menunjang performa operator yang lebih baik yaitu :

Pada aktivitas cutting bubut diusulkan perancangan dudukan mesin bubut yang dapat dilihat pada Gambar 6.7.

Pada aktivitas cutting scrap diusulkan perancangan setir/tuas mesin scrap yang dapat dilihat pada Gambar 6.11.

 Pada aktivitas di mesin bor diusulkan display monitor pada mesin bor yang dapat dilihat pada Gambar 6.13.

Pada aktivitas assembly (1) dan assembly (2) diusulkan perancangan meja rakit yang dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Pada aktivitas Material Handling (1) diusulkan perancangan rak ragum dan usulan alat Material Handling yaitu Hydra Carts yang dapat dilihat pada Gambar 6.16 dan Gambar 6.3.

Pada aktivitas Material Handling (2), Material Handling (3), dan Material Handling (4) diusulkan alat Material Handling yaitu Hydra Carts yang dapat dilihat pada Gambar 6.16.

5. Perbaikan mengenai postur kerja operator di lantai produksi ragum bangku.

Tabel 7.4


(4)

Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4

Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa usulan postur kerja yang dibuat sudah baik, karena dilihat dari dua metode yang dipakai yaitu Software 3D SSPP dan metode REBA saling mendukung, karena memang aktivitas dengan level resiko rendah memiliki total compression yang rendah pula.

7.2 Saran

Saran untuk perusahaan adalah sebagai berikut:

 Mengimplementasikan usulan agar dapat memperbaiki performa operator, yaitu perancangan dudukan mesin pada aktivitas cutting mesin bubut, perancangan setir mesin pada aktivitas cutting mesin scrap, perancangan meja rakit pada aktivitas assembly, dan hydra carts pada aktivitas material handling.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

Melakukan penelitian mengenai postur kerja dengan menganalisis output lain dari 3D SSPP sehingga diketahui efek/dampak pekerjaan yang diamati dengan menganalisis bagian tubuh lainnya.

Melakukan penelitian mengenai postur kerja dan manual material handling (MMH) di departemen lainnya.

 Melakukan penelitian mengenai postur kerja dengan mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada sendi-sendi operator.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Agatha, Yudith Ria; “Perbaikan fasilitas kerja dan perancangan metode

kerja dengan memperhatikan aspek ergonomi di PT. Jatim Bromo Steel”, Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra, 2009.

2. Bernard, B. P. A Critical Review of Epidemiologi Evidence for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper Extremity, and Low Back. “Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors”, 1997.

3. Chaffin, D. B & Anderson, G.B.J. “Occupational Biomechanics 2nd Edition, Canada: Jhon Willey & Sons, 1991.

4. Chaffin, D. B & Anderson, G.B.J. “Occupational Biomechanics 3nd Edition, New York: Jhon Willey & Sons, 1999.

5. Karwowski, W. Occupational Ergonomics Principles of Work Design. Florida: CRC Press, 2003.

6. Kroemer, Karl., Henrike Kroemer., Katrin Kroemer-Elbert. Ergonomics : How to design for Ease and Efficiency 2nd Edition”. New Jersey : Prentice Hall, 2001.

7. Pulat, Babur Mustafa; “Industrial Ergonomics”, New York, 1996.

8. Sutalaksana, Iftikar, dkk.; “Teknik Perancangan Sistem Kerja”, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1996.

9. The University of Michigan “Manual Handbook 3D SSPP”, Canada, 1999. 10.Wilson, J. R. Evaluation of Human Work: “A Practical Ergonomics

Methodology 2ndEdition”, London: Taylor & Francis, 1995.

Sumber dari internet:

11.(www.edgarsnyder.com/legal-dictionary/e.html)

12.(http://www.answer.com./topik/ergonomis)

13.(http://www.wiley.com/college/turban/glossary.html)

14. http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri


(6)

Universitas Kristen Maranatha

16. http://scc-himasta.webnode.com/news/statistika-deskriptif/

17. http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2010-2-00481-TIAS%20BAB%202.pdf