Efek Pemberian Air Gula 5% Terhadap Endurance Selama Melakukan Aktivitas Fisik Lari Jarak Jauh Pada Pria Dewasa Non Atlet.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK PEMBERIAN AIR GULA 5% TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK LARI JARAK JAUH PADA PRIA

DEWASA NON ATLET

Oliver Rachman, 2012 Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes.

Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M.Kes. Kebugaran tubuh khususnya kebugaran aerobik telah lama dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Kebugaran tubuh berhubungan dengan daya tahan otot / endurance. Endurance dibutuhkan dalam melakukan aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat untuk memperlambat terjadinya kelelahan otot. Karbohidrat yang berasal dari luar tubuh (air mineral yang mengandung gula 5%) diberikan sebagai sumber energi tambahan untuk meningkatkan endurance.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efek pemberian air mineral dan air mineral yang mengandung gula 5% terhadap endurance selama melakukan aktivitas fisik.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental kuasi dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dan menggunakan rancangan pre test and post test. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Bahan uji berupa air mineral atau air mineral yang mengandung gula 5% diberikan pada menit ke 0, 10, 20. Data yang diukur adalah jarak tempuh lari selama 30 menit (meter). Analisis data menggunakan uji “t” tidak berpasangan dengan bantuan perangkat lunak komputer, kemudian signifikasi ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

Dari hasil penelitian, didapatkan rerata hasil pengukuran jarak tempuh lari pada kelompok yang diberi air mineral yang mengandung gula 5% dan air mineral sebesar 5529,83 meter dan 4913,00 meter. Setelah dianalisis dengan uji “t” tidak berpasangan, berbeda sangat signifikan dengan nilai p = 0,000** (p ≤ 0,01). Simpulan: Pemberian air mineral yang mengandung gula 5 % meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

Kata Kunci : aktivitas fisik, lari jarak jauh, endurance , air mineral yang mengandung gula 5%, air mineral.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF CONSUMING SUGAR WATER OF 5% CONCENTRATION ON MUSCLE ENDURANCE DURING A LONG-DISTANT RUN IN NON –

ATHLETIC MEN

Oliver Rachman, 2012 Tutor I : Fen Tih, dr., M.Kes.

Tutor II : Harijadi Pramono, dr., M.Kes. Physical fitness, especially aerobic fitness has been associated with better health for a long time. Physical fitness is associated with muscle endurance. Endurance is needed in moderate to high intensity physical activity to delay the onset of muscle fatigue. Carbohydrates such as sugar water of 5% concentration is given as an additional source of energy to improve endurance.

The purpose of this research is to determine the effect of consuming mineral water and sugar water of 5% concentration for endurance during physical activity and to compare the two.

This research was a quasi experiment with completely randomized design (CRD), using pre-test and post-test comparison. This research used 30 samples. Mineral water or sugar water of 5% concentration was given on minute 0, 10, and 20. The measured data were the distance covered in 30 minutes (meters) of running. Data were analyzed by using unpaired "t" test and processed by computer software. Significance was determined based on a p value of ≤ 0.05. The result showed that the average distance covered by the group that consumed sugar water and mineral water was 5529.83 meters and 4913.00 meters respectively. After the results were analyzed statistically, it showed a highly significant difference with p = 0.000 ** (p ≤ 0.01).

Conclusion: sugar water of 5% concentration improve muscle endurance during long – distant run.

Keywords: Physical activity, Long – distant run, sugar water of 5% concentration, mineral water.


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

1.7 Metodologi Penelitian ... 5

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Olahraga ... 6

2.1.1 Definisi Olahraga ... 6

2.1.2 Respon Hormonal selama Olahraga ... 7

2.2 Jenis Otot, dan Serabut Otot Rangka ... 11

2.3 Mekanisme Umum Kontraksi Otot ... 13

2.4 Energetika dan Karakteristik Kontraksi Otot ... 14

2.4.1 Energetika Kontraksi Otot... 14


(4)

ix

2.5 Daya Tahan dan Kelelahan Otot ... 16

2.5.1 Daya Tahan Otot ... 16

2.5.2 Kelelahan Otot ... 16

2.6 Sumber Energi Karbohidrat Selama Aktivitas ... 17

2.7 Kandungan Gula Putih dan Manfaatnya ... 19

2.8 Indeks Glikemik ... 20

3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian dan Subjek Penelitian ... 21

3.1.1 Bahan Penelitian ... 21

3.1.2 Alat Penelitian ... 21

3.1.3 Subjek Penelitian ... 21

3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian……….22

3.2 Metode Penelitian... 22

3.2.1 Desain Penelitian ... 22

3.2.2 Variabel Penelitian ... 22

3.2.2.1 Variabel Perlakuan ... 22

3.2.2.2 Variabel Respon ... 22

3.2.3 Perhitungan Besar Sample ... 23

3.2.4 Prosedur Kerja ... 24

3.2.4.1 Persiapan Penelitian ... 24

3.2.4.2 Prosedur Penelitian ... 24

3.2.5 Analisis Statistik ... 25

3.2.6 Hipotesis Statistik ... 25

3.2.7 Kriteria Uji ... 25

3.2.8 Aspek Etika Penelitian ... 25

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 26

4.2 Pembahasan ... 27


(5)

x 5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 35


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intensitas Aktivitas Fisik ... 7 Tabel 2.2 Pembentukan ATP dalam Katabolisme Glukosa ... 18 Tabel 4.1 Jarak Tempuh Lari (meter) Selama 30 Menit

Setelah Konsumsi Air Mineral atau Air Mineral

yang Mengandung Gula 5% ... 27 Tabel 4.2 Hasil Uji “t” Tidak Berpasangan terhadap

Rata – Rata Total Jarak Tempuh Lari Selama 30 Menit Setelah Konsumsi


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peran Epinefrin dan Norepinefrin dalam

Mempertahankan Kadar Gula Darah ... 8

Gambar 2.2 Pengaruh Epinefrin dan Norepinefrin terhadap Glukagon dan Insulin ... 9

Gambar 2.3 Peran Hormon Pertumbuhan dalam Mempertahankan Glukosa Darah ... 9

Gambar 2.4 Peran Kortisol dalam Mempertahankan Glukosa Darah...10

Gambar 2.5 Struktur Biomolekuler Otot Rangka ... 13

Gambar A. Persiapan – Penjelasan – Pemanasan ... 40

Gambar B. Pemberian Bahan Uji ... 40


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I INFORMED CONSENT ... 35 Lampiran II Data Subjek Penelitian ... 36 Lampiran III Jarak Tempuh Lari (Meter) Subjek Penelitian Yang

Mengonsumsi Air mineral ... 37 Lampiran IV Jarak Tempuh Lari (Meter) Subjek Penelitian Yang

Mengonsumsi Air Mineral yang Mengandung Gula

5% ... 38 Lampiran V Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 39 Lampiran VI Foto – Foto Penelitian ... 40


(9)

35

LAMPIRAN I

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a :

U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya:

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul: Efek Pemberian Air Gula 5% terhadap Endurance Selama Melakukan Aktivitas Fisik Lari Jarak Jauh pada Pria Dewasa Non Atlet.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Bandung, ...

Mengetahui, Yang menyatakan

Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

( ) ( )

Saksi-saksi:

1. ……… ( )

2. ……… ( )


(10)

36

LAMPIRAN II

DATA SUBJEK PENELITIAN

NO. Usia (Tahun) BB(Kg) TB(M) IMT (Kg/M2)

1 21 62 1,78 19,57

2 22 58 1,68 20,55

3 20 64 1,71 21,88

4 19 55 1,72 18,59

5 18 56 1,60 21,87

6 19 59 1,67 21,15

7 20 70 1,72 23,7

8 20 60 1,68 21,26

9 21 70 1,72 23,66

10 20 60 1,68 21,26

11 19 65 1,75 21,22

12 21 60 1,66 21,77

13 19 68 1,73 22,72

14 18 63 1,76 20,34

15 20 56 1,67 20,08

16 21 61 1,71 20,86

17 20 60 1,69 21,01

18 20 65 1,67 23,31

19 19 62 1,69 21,71

20 20 60 1,69 21,01

21 19 52 1,60 20,31

22 20 64 1,70 22,14

23 18 59 1,70 20,41

24 20 52 1,68 20,55

25 19 61 1,77 19,47

26 20 69 1,72 23,32

27 20 64 1,71 21,88

28 21 66 1,65 24,24

29 20 63 1,70 21,79


(11)

37

LAMPIRAN III

JARAK TEMPUH LARI (METER) SUBJEK PENELITIAN YANG MENGONSUMSI AIR MINERAL

Subjek Penelitian

Jarak Tempuh Lari (meter)

Menit ke-10 Menit ke-20 Menit ke-30 TOTAL

1 1600 1900 2200 5700

2 1600 1600 1930 5130

3 1600 1200 2000 4800

4 1650 1750 1770 5170

5 1600 1900 2270 5770

6 1400 1500 2100 5000

7 1650 1700 1920 5270

8 1320 1200 1650 4170

9 1600 1900 1600 5100

10 1300 1500 1550 4350

11 1250 1400 1800 4450

12 1600 1600 1600 4800

13 1600 1600 1900 5100

14 1600 1600 1395 4595

15 1620 1600 1875 4095

16 1600 1600 1500 4700

17 1600 1600 1780 4980

18 1630 1820 1880 4330

19 1600 1450 1505 4555

20 1600 1300 1100 4000

21 1610 2000 1900 5510

22 1600 1600 1280 4480

23 1450 1350 1710 4510

24 1630 2300 2200 6130

25 1600 1900 1850 5350

26 1615 1450 1920 4985

27 1650 1950 2000 5600

28 1610 1500 1600 4710

29 1600 1750 1700 5050


(12)

38

LAMPIRAN IV

JARAK TEMPUH LARI (METER) SUBJEK PENELITIAN YANG MENGONSUMSI AIR MINERAL YANG MENGANDUNG GULA 5%

Subjek Penelitian

Jarak Tempuh Lari (Meter)

Menit ke-10 Menit ke-20 Menit ke-30 TOTAL

1 1900 2200 2000 6100

2 1915 1815 1645 5375

3 1400 1900 1900 5200

4 1715 1770 1800 5285

5 1850 1950 1800 5600

6 1700 1850 2000 5550

7 1925 1825 1710 5460

8 1600 1800 1550 4950

9 1850 2000 2150 6000

10 1375 1830 1710 4915

11 1550 2200 1925 5675

12 1785 1830 1720 5335

13 1850 2000 2100 5950

14 1825 1800 1735 5360

15 1950 1600 1850 5400

16 1945 1845 1745 5535

17 1850 2200 2300 6350

18 1850 1350 1750 4950

19 1350 1400 1850 4600

20 1655 1855 1755 5265

21 1550 2100 2250 5900

22 1850 1950 1900 5700

23 1550 1650 1700 4900

24 2385 2325 2385 7095

25 1850 1850 2100 5800

26 1550 1600 1725 4875

27 1835 1825 1860 5520

28 1850 2250 2250 6350

29 1900 1800 1600 5300


(13)

39

LAMPIRAN V


(14)

40

LAMPIRAN VI

FOTO – FOTO PENELITIAN

Gambar A. Persiapan – Penjelasan – Pemanasan

Gambar B. Pemberian Bahan Uji


(15)

41

RIWAYAT HIDUP

Nama : Oliver Rachman

NRP : 0910153

Tampat dan Tanggal Lahir : Dumai, 26 Oktober 1991

Alamat : Jl. Sukajadi No. 81 C, Dumai – Riau Riwayat Pendidikan :

1) 1997, lulus TK SANTO TARCISIUS, Dumai 2) 2003, lulus SD SANTO TARCISIUS, Dumai 3) 2006, lulus SMP DJUWITA, Batam

4) 2009, lulus SMA DJUWITA, Batam

5) 2009, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu upaya untuk menjaga kebugaran tubuh yang relatif mudah dan sederhana yaitu dengan cara berolahraga. Kebugaran tubuh khususnya kebugaran aerobik telah lama dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Kebugaran aerobik dapat didefinisikan sebagai daya tahan atau stamina yang menggambarkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan suatu usaha yang keras dan lama. Kebugaran aerobik dapat dipengaruhi oleh keturunan, latihan, usia, jenis kelamin, dan lemak tubuh. Kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan daya tahan juga dipengaruhi oleh kesehatan anda saat itu, makanan, hidrasi, tingkat istirahat, dan aklimasi terhadap panas dan ketinggian lingkungan (Sharkey, 2011).

Berbagai penelitian sekarang ini telah menunjukkan bahwa orang yang mempertahankan kebugaran tubuh, menggunakan beragam latihan secara benar dapat memperpanjang kehidupan dan mengurangi angka kejadian serangan jantung dan stroke (Guyton & Hall, 2007). Ketidak- aktifan memiliki kontribusi dengan peningkatan risiko penyakit hipertensi dan penyakit jantung koroner (Sherwood, 2007).

Upaya meningkatkan kebugaran adalah dengan cara berolahraga teratur untuk membiasakan diri dalam memberikan beban pada otot tubuh agar beradaptasi dengan beban ekstra yang ditimbulkan oleh latihan. Latihan atau olahraga yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan performa serat otot sehingga memungkinkan melakukan latihan yang lebih berat sekaligus meningkatkan daya tahan otot di masa yang akan datang (Sharkey, 2011). American College of Sports Medicine


(17)

2

merekomendasikan setiap individu untuk berolahraga minimal tiga kali seminggu, selama 20 – 30 menit, untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan fisik (Sherwood, 2007).

Daya tahan otot atau sering disebut dengan endurance, merupakan suatu pengukuran dari jumlah total kerja yang dilakukan oleh otot tertentu dalam waktu tertentu. Selain ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot, endurance juga ditentukan oleh jarak kontraksi otot dan jumlah otot yang berkontraksi setiap menit. Dalam melakukan suatu aktivitas fisik yang terus – menerus dan dalam waktu yang lama seperti lari jarak jauh, daya tahan otot atau endurance merupakan komponen penting yang menentukan waktu terjadinya kelelahan otot (Guyton & Hall, 2007).

Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk melakukan setiap aktivitas. Studi yang dilakukan oleh Coyle tahun 2003, menyatakan bahwa kelelahan dapat dikurangi dengan menambahkan karbohidrat ke dalam minuman. Hasil studi tersebut menyatakan bahwa karbohidrat yang berasal dari luar merupakan sumber energi yang predominan selama aktivitas fisik yang lama (Coyle, 2004).

Cadangan glikogen otot akan menipis bila melakukan aktivitas fisik yang lama. Kehabisan cadangan glikogen otot dapat menyebabkan terjadinya kelelahan. Sumber karbohidrat yang berasal dari luar tubuh yang dapat meningkatkan energi sebesar 30-40% (Guyton & Hall, 2007). Salah satu contoh karbohidrat dari luar tubuh adalah air gula. Air gula merupakan suatu jenis sukrosa yang murah dan mudah diperoleh di pasaran. Sebelum melakukan aktivitas fisik yang lama, seseorang disarankan mengonsumsi minuman berkarbohidrat tidak lebih dari 200 Kilokalori untuk menghindari kadar glukosa darah yang rendah (Whitney & Rolfes, 2005).

Hingga saat ini, masih banyak masyarakat menghindari kehidupan aktif berolahraga dengan alasan cepat merasa lelah (Andrews, 2011). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efek dari pemberian air mineral yang mengandung gula 5% dalam meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.


(18)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah pemberian air mineral yang mengandung gula 5% dapat meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian : untuk mengukur endurance setelah pemberian air mineral yang mengandung gula 5% selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

Tujuan dari penelitian : untuk mengetahui dan membandingkan efek pemberian air mineral dan air mineral yang mengandung gula 5% terhadap endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis : memberi pengetahuan tentang efek pemberian air mineral yang mengandung gula 5% terhadap endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

Manfaat praktis : memberi informasi pada masyarakat tentang cara untuk meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

1.5 Kerangka Pemikiran

Endurance sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi terutama karbohidrat sebagai sumber energi utama. Kandungan glikogen yang tersimpan di dalam otot sebelum melakukan aktivitas merupakan cadangan energi yang menentukan ketahanan otot. Bila menjalankan diet tinggi karbohidrat maka otot akan akan menyimpan glikogen lebih banyak. Sebaliknya bila diet tinggi karbohidrat dihindari, dapat menyebabkan keterbatasan cadangan glikogen dalam otot dan menjadi hambatan dalam


(19)

4

mempertahankan kerja otot.Semakin besar cadangan glikogen dalam otot, diperlukan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan cadangan glikogen tersebut dan besarnya cadangan glikogen ini menentukan daya tahan otot. Bila cadangan glikogen habis, maka otot akan mengalami kelelahan (Whitney & Rolfes, 2005).

Otot dapat memperoleh glukosa tidak hanya dari cadangan glikogen dalam tubuh, tetapi dapat juga memperolehnya dari makanan dan minuman yang dikonsumsi selama aktivitas fisik. Kecepatan pencernaan karbohidrat dan efeknya terhadap kadar glukosa darah dinyatakan dengan indeks glikemik. Gula putih mempunyai indeks glikemik yang tinggi. Gula putih merupakan sumber sukrosa yang mudah didapat dan paling sering digunakan (Sharkey, 2011). Konsumsi gula sangat bermanfaat selama melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan daya tahan tinggi, karena gula yang dikonsumsi selama aktivitas fisik tersebut berlangsung akan dialirkan dari traktus digestivus ke otot untuk mencegah kelelahan otot (Whitney & Rolfes, 2005).

Dalam keadaan istirahat atau melaksanakan aktivitas fisik ringan, sumber energi dari jaringan otot sebagian besar bergantung pada asam lemak karena membran sel otot hanya sedikit permeabel terhadap glukosa. Tetapi pada saat melakukan aktivitas fisik sedang atau berat, maka otot menggunakan sebagian besar glukosa sebagai sumber energinya. Selain itu, pada saat melakukan aktivitas tersebut, sistem saraf simpatis akan terangsang dan akan melepaskan epinefrin yang berfungsi untuk meningkatkan penyediaan glukosa untuk metabolisme energi yang cepat (Guyton & Hall, 2007).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka gula putih yang dilarutkan menjadi air gula dapat menjadi sumber energi tambahan yang dapat dikonsumsi selama melakukan aktivitas fisik dengan tujuan untuk meningkatkan endurance selama beraktivitas (Hansen, 2009).


(20)

5

1.6 Hipotesis Penelitian

Pemberian air mineral yang mengandung gula 5% meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

1.7 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental komparatif. Sampel yang digunakan adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK UPI). Pada hari pertama subjek penelitian akan diberi minum air mineral 300 cc dan setelah itu melakukan aktivitas lari jarak jauh selama 30 menit dengan intensitas sedang. Seminggu kemudian, air mineral diganti dengan air mineral yang mengandung gula 5%. Pemberian bahan uji dilakukan pada menit ke 0, 10, dan 20. Kemudian jarak tempuh selama 30 menit diukur dan dicatat dalam satuan meter. Data akan dikumpulkan secara observasi dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 11,5 .

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : Lapangan Lari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan Universitas Kristen Maranatha Bandung Waktu Penelitian : Desember 2011 – November 2012


(21)

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian air mineral yang mengandung gula 5% meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis karbohidrat lain dan jenis latihan fisik lainnya, seperti: bersepeda, treadmill, dan lain-lain.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari konsentrasi gula yang optimal untuk meningkatkan endurance secara maksimal.

Konsumsi minuman yang mengandung karbohidrat dengan konsentrasi tidak lebih dari 200 Kkal selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh untuk meningkatkan endurance.


(22)

32

DAFTAR PUSTAKA

Allen DG. et.al. 2011. http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm /bc/80600.htm (diakses: 25/08/2012)

American College of Sports Medicine. 1998. Classification of exercise intensity for cardiorespiratory endurance (Table). In American College of Sports Medicine (ACSM’s) Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription (3rd Edition). Philadelphia, PA: Lippincott, Williams, and Wilkins. Andrews J. 2011. How to Exercise Without Laziness. Available from :

http://www.livestrong.com/article/521951-how-to-exercise-without-laziness/. (Diakses : 28/08/2012)

Brotherhood JR. 1984. Nutrition and Sports Performance. Available from http:// adisonline.com/sportsmedicine/Abstract/1984/01050/Nutrition_and_Sports_Per formance.3.aspx (diakses: 25/08/2012)

Carter J, Jeukendrup AE. , Mundel T., Jones D. 2003. Carbohydrate Supplementation Improves Moderate and High-Intensity Exercise in the Heat. Pflugers Archiv, 446:211-219 ( Diakses: 10/12/11)

Coyle EF. 2004. Fluid and Fuel Intake During Exercise dalam Journal of Sports Medicine. 2004 available from: http://www.edb.utexas.edu/coyle/review%20arts/ 32%20PR)%20Fluid%20&%20Fuel.%20JSS%202004.pdf (Diakses: 12/1/2012) Elliot DL. 1985. The Medical Clinics of North America : Exercise, Philadelphia:

Saunders College Publishing, hlm.18, 41

Fox EL. 1979. Function of Skeletal Muscle. In: Sports Physiology. New York: Saunders College Publishing, hlm. 91 – 95).

Ganong WF. 2001. Dalam HM Djauhari Widjajakusumah (Ed.). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC, hlm. 281

Gartner LP., Hiatt J.L. 2007. Color Textbook of Histology 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, hlm.157

Guyton AC., Hall JE. 2007. Dalam Luqman Yanuar Rachman, Huriawati Hartanto, Andita Novrianti, Nanda Wulandari (Ed.). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC, hlm. 74-82,873, 1112-1123


(23)

33

Hansen DM. 2009. Identifying and Managing Fatigue in Running Athletes – Part 1. Available from : http://www.runningmechanics.com/identifying-and-managing-fatigue-in-running-athletes/ (Diakses: 22/08/2012)

Hutchins M. 2011. Anaerobic Vs. Aerobic Exercises. Available from: http://www.livestrong.com/article/369979-anaerobic-vs-aerobic-exercises/

(Diakses: 28/08/2012)

Krogh A. , Lindhard J. 1920. The relative value of fat and carbohydrate as sources of muscular energy. Bioch. J. 14: 290–363 Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1263890/ (Diakses: 22/08/2012) McArdle WD. et.al. 1996. Exercise Physiology : Energy, Nutrition, and Human

Performance 4th ed. USA : Williams and Wilkins, hlm. 19-41).

Murray RK. , Granner DK. , Rodwell VW. 2006. Dalam Nanda Wulandari, Leo Rendy, Linda Dwijayanthi, Liena, Frans Dany, Luqman Yanuar Rachman (Ed). Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC, hlm. 582 – 583

Murray RK. et.al. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry 28th ed. New York : Lange Medical Publications, hlm. 155, 459

Powers SK., Howley ET. 2007. Exercise Physiology : Theory and Application to Fitness and Performance, 6th ed. New York : McGraw-Hill Companies,Inc, hlm.93-100, 321,409-411.

Purba A. 2007. Kardiovaskular dan Faal Olahraga. Bandung : Bagian Ilmu Faal / Faal Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, hlm.1,2,15-18,41

Quinene P. 2010. Submaximal Treadmill Exercises. Available from: http://www.livestrong.com/article/158089-submaximal-treadmill-exercises/ (Diakses: 22/08/2012)

Reynagel M. 2010. Glycemic Index. Available from: http://nutritiondata.self.com/ topics/glycemic-index (Diakses: 15/09/2012)

Sharkey BJ. 2011. Fitness and Health 2nd ed. Terjemahan Eri Desmarini Nasution. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.15, 72, 80-85, 99-100, 163-164, 236

Sherwood L. 2007. Human Physiology From Cells to Systems Sixth edition. Belmont CA: Thomson Brooks/Cole, hlm.38

White Sugar. 2012. Berlin : Gesamtverband der Deutschen Versicherungswirtschaft e.V. (GDV) 2002-2012. Available from : www.tisgdv.de/tis_e/ware/zucker/ weiszuck/weiszuck.htm (Diakses: 15/09/2012)


(24)

34

Whitney E., Rolfes SR. 2005. Understanding Nutrition Tenth Edition. Belmont, CA : Thomson Wadsworth, hlm. 484

Woolson RF. 1987. Statistical Methods for The Analysis of Biomedical Data. New York : John Wiley & Sons.

Yunyun Yudiana, Herman Subardjah, Tite Juliantine, tt. Latihan Fisik. Bandung: FPOK-UPI


(1)

mempertahankan kerja otot. Semakin besar cadangan glikogen dalam otot, diperlukan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan cadangan glikogen tersebut dan besarnya cadangan glikogen ini menentukan daya tahan otot. Bila cadangan glikogen habis, maka otot akan mengalami kelelahan (Whitney & Rolfes, 2005).

Otot dapat memperoleh glukosa tidak hanya dari cadangan glikogen dalam tubuh, tetapi dapat juga memperolehnya dari makanan dan minuman yang dikonsumsi selama aktivitas fisik. Kecepatan pencernaan karbohidrat dan efeknya terhadap kadar glukosa darah dinyatakan dengan indeks glikemik. Gula putih mempunyai indeks glikemik yang tinggi. Gula putih merupakan sumber sukrosa yang mudah didapat dan paling sering digunakan (Sharkey, 2011). Konsumsi gula sangat bermanfaat selama melakukan aktivitas fisik yang membutuhkan daya tahan tinggi, karena gula yang dikonsumsi selama aktivitas fisik tersebut berlangsung akan dialirkan dari traktus digestivus ke otot untuk mencegah kelelahan otot (Whitney & Rolfes, 2005).

Dalam keadaan istirahat atau melaksanakan aktivitas fisik ringan, sumber energi dari jaringan otot sebagian besar bergantung pada asam lemak karena membran sel otot hanya sedikit permeabel terhadap glukosa. Tetapi pada saat melakukan aktivitas fisik sedang atau berat, maka otot menggunakan sebagian besar glukosa sebagai sumber energinya. Selain itu, pada saat melakukan aktivitas tersebut, sistem saraf simpatis akan terangsang dan akan melepaskan epinefrin yang berfungsi untuk meningkatkan penyediaan glukosa untuk metabolisme energi yang cepat (Guyton & Hall, 2007).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka gula putih yang dilarutkan menjadi air gula dapat menjadi sumber energi tambahan yang dapat dikonsumsi selama melakukan aktivitas fisik dengan tujuan untuk meningkatkan endurance selama beraktivitas (Hansen, 2009).


(2)

5

1.6 Hipotesis Penelitian

Pemberian air mineral yang mengandung gula 5% meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

1.7 Metodologi

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental komparatif. Sampel yang digunakan adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK UPI). Pada hari pertama subjek penelitian akan diberi minum air mineral 300 cc dan setelah itu melakukan aktivitas lari jarak jauh selama 30 menit dengan intensitas sedang. Seminggu kemudian, air mineral diganti dengan air mineral yang mengandung gula 5%. Pemberian bahan uji dilakukan pada menit ke 0, 10, dan 20. Kemudian jarak tempuh selama 30 menit diukur dan dicatat dalam satuan meter. Data akan dikumpulkan secara observasi dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 11,5 .

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : Lapangan Lari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung dan Universitas Kristen Maranatha Bandung Waktu Penelitian : Desember 2011 – November 2012


(3)

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian air mineral yang mengandung gula 5% meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis karbohidrat lain dan jenis latihan fisik lainnya, seperti: bersepeda, treadmill, dan lain-lain.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari konsentrasi gula yang optimal untuk meningkatkan endurance secara maksimal.

Konsumsi minuman yang mengandung karbohidrat dengan konsentrasi tidak lebih dari 200 Kkal selama melakukan aktivitas fisik lari jarak jauh untuk meningkatkan endurance.


(4)

32

DAFTAR PUSTAKA

Allen DG. et.al. 2011. http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm /bc/80600.htm (diakses: 25/08/2012)

American College of Sports Medicine. 1998. Classification of exercise intensity for cardiorespiratory endurance (Table). In American College of Sports Medicine (ACSM’s) Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription (3rd Edition). Philadelphia, PA: Lippincott, Williams, and Wilkins. Andrews J. 2011. How to Exercise Without Laziness. Available from :

http://www.livestrong.com/article/521951-how-to-exercise-without-laziness/. (Diakses : 28/08/2012)

Brotherhood JR. 1984. Nutrition and Sports Performance. Available from http:// adisonline.com/sportsmedicine/Abstract/1984/01050/Nutrition_and_Sports_Per formance.3.aspx (diakses: 25/08/2012)

Carter J, Jeukendrup AE. , Mundel T., Jones D. 2003. Carbohydrate Supplementation Improves Moderate and High-Intensity Exercise in the Heat. Pflugers Archiv, 446:211-219 ( Diakses: 10/12/11)

Coyle EF. 2004. Fluid and Fuel Intake During Exercise dalam Journal of Sports Medicine. 2004 available from: http://www.edb.utexas.edu/coyle/review%20arts/ 32%20PR)%20Fluid%20&%20Fuel.%20JSS%202004.pdf (Diakses: 12/1/2012) Elliot DL. 1985. The Medical Clinics of North America : Exercise, Philadelphia:

Saunders College Publishing, hlm.18, 41

Fox EL. 1979. Function of Skeletal Muscle. In: Sports Physiology. New York: Saunders College Publishing, hlm. 91 – 95).

Ganong WF. 2001. Dalam HM Djauhari Widjajakusumah (Ed.). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC, hlm. 281

Gartner LP., Hiatt J.L. 2007. Color Textbook of Histology 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier, hlm.157

Guyton AC., Hall JE. 2007. Dalam Luqman Yanuar Rachman, Huriawati Hartanto, Andita Novrianti, Nanda Wulandari (Ed.). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC, hlm. 74-82,873, 1112-1123


(5)

Hansen DM. 2009. Identifying and Managing Fatigue in Running Athletes – Part 1. Available from : http://www.runningmechanics.com/identifying-and-managing-fatigue-in-running-athletes/ (Diakses: 22/08/2012)

Hutchins M. 2011. Anaerobic Vs. Aerobic Exercises. Available from: http://www.livestrong.com/article/369979-anaerobic-vs-aerobic-exercises/

(Diakses: 28/08/2012)

Krogh A. , Lindhard J. 1920. The relative value of fat and carbohydrate as sources of muscular energy. Bioch. J. 14: 290–363 Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1263890/ (Diakses: 22/08/2012) McArdle WD. et.al. 1996. Exercise Physiology : Energy, Nutrition, and Human

Performance 4th ed. USA : Williams and Wilkins, hlm. 19-41).

Murray RK. , Granner DK. , Rodwell VW. 2006. Dalam Nanda Wulandari, Leo Rendy, Linda Dwijayanthi, Liena, Frans Dany, Luqman Yanuar Rachman (Ed). Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC, hlm. 582 – 583

Murray RK. et.al. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry 28th ed. New York : Lange Medical Publications, hlm. 155, 459

Powers SK., Howley ET. 2007. Exercise Physiology : Theory and Application to Fitness and Performance, 6th ed. New York : McGraw-Hill Companies,Inc, hlm.93-100, 321,409-411.

Purba A. 2007. Kardiovaskular dan Faal Olahraga. Bandung : Bagian Ilmu Faal / Faal Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, hlm.1,2,15-18,41

Quinene P. 2010. Submaximal Treadmill Exercises. Available from: http://www.livestrong.com/article/158089-submaximal-treadmill-exercises/ (Diakses: 22/08/2012)

Reynagel M. 2010. Glycemic Index. Available from: http://nutritiondata.self.com/ topics/glycemic-index (Diakses: 15/09/2012)

Sharkey BJ. 2011. Fitness and Health 2nd ed. Terjemahan Eri Desmarini Nasution. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.15, 72, 80-85, 99-100, 163-164, 236

Sherwood L. 2007. Human Physiology From Cells to Systems Sixth edition. Belmont CA: Thomson Brooks/Cole, hlm.38

White Sugar. 2012. Berlin : Gesamtverband der Deutschen Versicherungswirtschaft e.V. (GDV) 2002-2012. Available from : www.tisgdv.de/tis_e/ware/zucker/ weiszuck/weiszuck.htm (Diakses: 15/09/2012)


(6)

34

Whitney E., Rolfes SR. 2005. Understanding Nutrition Tenth Edition. Belmont, CA : Thomson Wadsworth, hlm. 484

Woolson RF. 1987. Statistical Methods for The Analysis of Biomedical Data. New York : John Wiley & Sons.

Yunyun Yudiana, Herman Subardjah, Tite Juliantine, tt. Latihan Fisik. Bandung: FPOK-UPI