Perbandingan Efek Pemberian Air Mineral dan Isotonik Terhadap Endurance Saat Melakukan Aktivitas Lari Jarak Jauh Selama 30 Menit Pada Pria Dewasa Non Atlet.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN

AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA

MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH PADA PRIA

DEWASA NON ATLET

Albertus Gani Haryono Pembimbing I : Harijadi Pramono, dr., M.Kes. Pembimbing II : Fen Tih, dr., M.kes.

Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Tubuh akan kehilangan banyak cairan dan otot akan terus berkontraksi sehingga akan menyebabkan kelelahan pada otot. Daya tahan otot (endurance) dibutuhkan dalam olahraga agar kelelahan otot dapat kita tunda. Saat ini populer adanya air isotonik, menggantikan cairan mineral, yang lebih bermanfaat dalam hal mengembalikan cairan tubuh yang hilang sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi dan kelelahan otot.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efek pemberian air mineral dan air isotonik terhadap endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh pada pria dewasa non-atlet.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental kuasi yang bersifat komparatif dan menggunakan rancangan pre test dan post test. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Bahan uji berupa air mineral dan air isotonik diberikan pada menit ke 0, 10, 20. Data yang diukur adalah jarak tempuh lari

selama 30 menit (meter). Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan

bantuan perangkat lunak komputer, kemudian signifikasi ditentukan berdasarkan

nilai p ≤ 0,05.

Dari hasil penelitian, didapatkan rata-rata jarak tempuh lari dengan pemberian air mineral adalah sebesar 4946.7 m dan rata- rata jarak tempuh lari dengan pemberian air isotonik adalah sebesar 5347.7 m. Setelah dianalisis dengan uji “t”

berpasangan, berbeda sangat signifikan dengan nilai p = 0,000** (p ≤ 0,01).

Simpulan : Pemberian air isotonik meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh selama 30 menit pada pria dewasa non-atlet.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND

ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE

RUNNING ACTIVITY ON ADULT NON ATHELETE MALE

Albertus Gani Haryono, 2014 Tutor I : Harijadi Pramono, dr., M.Kes. Tutor II : Fen Tih, dr., M.kes.

These days, people became realize of the importance of exercising for health,

body will lose many fluids and muscles will contract thereby causing muscle exhaustion, the endurance of these muscles is necessary so that the muscle exhaustion can be prolonged to a later time, nowdays it is popular for isotonic water, replacing the mineral fluids, which is more important in replacing the lost body fluid so that the body does not become dehydrated and exhausted.

The aim of the research is to study and compare the effect of giving mineral water and isotonic water on the endurance during long distance running on adult non athlete male.

This study is a quasi experimental design, with comparative, using prospective pre and post test design, the subject of the study is 30 adult male, the test materials are mineral water and isotonic water, which were given on the minute time of 0, 10, and 20th minute, the measured data are the distance of running for

30 minutes (in meters), the data was analyzed using t paired test, with p value of < 0.05

The result of the study found that the average running distance with mineral waters are 4946.7 meters, and the average running distance with isotonic waters are 5347.7 meters, after t paired analysis, the data was improved very significantly with p value of = 0,000 (p < 0,01).

The conclusion of the study found that isotonic water increase endurance during long distance running on adult non athlete male.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi otot ... 6

2.1.1 Anatomi Fungsional Otot Skelet ... 6

2.1.2 Mekanisme Kontraksi Otot ... 7

2.1.3 Fisiologi Otot dalam Olah Raga ... 9

2.1.4 Daya Tahan Otot ... 11

2.1.5 Olahraga ... 12

2.2 Fisiologi Cairan Tubuh ... 13

2.2.1 Kompartemen Cairan Tubuh ... 15

2.2.2 Komposisi Cairan Tubuh ... 16

2.2.3 Keseimbangan Osmotik Cairan Tubuh ... 17

2.3 Sport Drink ... 20

2.3.1 Komposisi Sport Drink ... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian dan Subjek Penelitian... 23

3.1.1 Bahan Penelitian ... 23

3.1.2 Alat Penelitian ... 23

3.1.3 Subjek penelitian ... 23

3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 24


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.2.2.1 Variabel Perlakuan... 24

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.2.2.3 Variabel Respon ... 25

3.2.3 Perhitungan Besar Sample ... 25

3.2.4 Prosedur Kerja ... 26

3.2.4.1 Persiapan Penelitian ... 26

3.2.4.2 Prosedur Penelitian ... 26

3.2.5 Analisis Statistik ... 27

3.2.6 Hipotesis Statistik ... 27

3.2.7 Kriteria Uji ... 28

3.2.8 Aspek Etik Penelitian ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.2 Pembahasan ... 30

4.3 Pengujian hipotesis ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN ... 35


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Komposisi cairan intraseluler dan ekstraseluler... 16 Tabel 2.1 Komposisi cairan intraseluler dan ekstraseluler... 21 Tabel 4.1 Hasil Jarak Tempuh Lari Selama 30 Menit Setelah Konsumsi Air Mineral dan Air Isotonik ... 29 Tabel 4.2 Hasil Analisis ... 30


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Otot Skelet secara Diagramatik ... 7 Gambar 2.2 Struktur ATP ... 11


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Data Hasil Percobaan ... 35

Lampiran 2 : Lembar Hasil Perhitungan Statistik ... 37

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Persetujuan ... 38

Lampiran 4 : Foto Penelitian ... 39


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusat-pusat kebugaran tubuh untuk memenuhi kebutuhan olahraga bagi pekerja sibuk yang ingin menyempatkan diri berolahraga disela-sela rutinitas kerja sehari-hari. Berbagai media membahas betapa pentingnya olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Kebugaran menjadi syarat mutlak bagi setiap manusia agar tetap aktif dan produktif dalam pekerjaannya. Olahraga atau latihan fisik didefinisikan sebagai gerakan otot yang dilakukan berulang-ulang atau ritmis, terencana, dengan intensitas gerakan yang terukur, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu (American College of Sports Medicine, 2013)

Latihan fisik yang dilakukan secara berulang dan teratur akan memberikan hasil berupa tubuh yang sehat, yang ditandai dengan ketahanan otot yang kuat, sistem kardio-respirasi yang optimal, dan berat badan yang seimbang. American

college of sports medicine merekomendasikan agar olahraga dilakukan minimal

tiga kali seminggu, selama 20-30 menit, untuk mengurangi risiko penyakit jantung, penyakit metabolik dan meningkatkan kesehatan fisik (American College of Sports Medicine, 2013).

Olahraga dapat dibagi menjadi dua, yaitu olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Latihan aerobik adalah olahraga yang berlangsung dalam periode waktu yang lama, dilakukan terus menerus dan relatif berintensitas rendah. Contoh dari olahraga aerobik adalah jogging, bersepeda, diving, senam. Sedangkan latihan anaerobik merupakan olahraga yang berlangsung dalam periode waktu yang singkat, berulang-ulang dan berintensitas tinggi. Contoh dari olahraga anaerobik adalah tenis, sepak bola, basket,dan baseball (Nick N, 2013)


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan metabolismenya, latihan anaerobik merupakan struktur reaksi kimia yang tidak memerlukan oksigen. Sebaliknya latihan aerobik merupakan struktur reaksi kimia yang memerlukan oksigen. Dalam latihan anerobik dan latihan aerobik terdapat sistem yang disebut glikolisis. Glikolisis merupakan proses merubah karbohidrat menjadi energi. Namun glikolisis dalam latihan anerobik dan aerobik berbeda. Dalam latihan anerobik proses glikolisis dilakukan tanpa membutuhkan adanya oksigen, dan ATP yang terbatas. Hasil akhir dari metabolisme anaerobik adalah asam laktat yang harus segera dimobilisir dari otot untuk menghindari kelelahan. Glikolisis anaerobik menjadi jalur utama sumber energi setelah ATP dan sistem fosfagen tidak memenuhi kecukupan energi dalam olahraga ini. Sedangkan dalam latihan aerobik proses glikolisis membutuhkan adanya oksigen dan ATP yang tidak terbatas (Guyton & Hall, 2010).

Di samping masalah energi yang berasal dari kedua jenis metabolisme tersebut, air dan elektrolit merupakan komponen penting yang mutlak dibutuhkan dalam melaksanakan latihan fisik. Saat kita melakukan latihan fisik berat kita akan kehilangan air dan garam melalui keringat, selain itu cairan terbuang dari tubuh melalui hembusan nafas yang berlangsung cepat dan dalam (Shirreffs S M, 2003). Dalam melakukan olahraga, tubuh akan kehilangan banyak cairan dan otot akan terus berkontraksi sehingga akan menyebabkan kelelahan pada otot. Daya tahan otot (endurance) dibutuhkan dalam olahraga agar kelelahan otot dapat kita tunda. Daya tahan otot didefinisikan sebagai kemampuan otot untuk melakukan kontraksi terus menerus tanpa mengalami lelah. Keuntungan mempunyai daya tahan otot yang baik adalah dapat bekerja dalam waktu yang lama tanpa merasa lelah, mempunyai postur tubuh yang ideal, mengurangi nyeri otot, dan cedera otot. (Fitness for Life, 2014)

Saat ini populer adanya air isotonik, sebagai alternatif dari cairan mineral, yang lebih bermanfaat dalam hal mengembalikan cairan tubuh yang hilang sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi dan kelelahan otot. Air isotonik merupakan salah satu produk minuman untuk meningkatkan kebugaran, yang mengandung karbohidrat, natrium, kalium dan elektrolit lain. Istilah isotonik seringkali


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha

digunakan untuk larutan minuman yang memiliki nilai osmolalitas serupa cairan tubuh, yaitu sekitar 280 mosmol/kg H2O (Shirreffs S M, 2003).

Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh air isotonik dibandingkan dengan air mineral terhadap performa olahraga aerobik pada dewasa non atlet.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah air isotonik dapat meningkatkan endurance dibandingkan dengan air mineral selama melakukan aktifitas lari jarak jauh pada pria dewasa non-atlet. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efek pemberian air mineral dan air isotonik terhadap endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh pada pria dewasa non-atlet.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan memperluas informasi tentang manfaat mengkonsumsi air isotonik terhadap

endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh.

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang manfaat konsumsi air isotonik untuk mempertahankan

endurance.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan olahraga, tubuh akan banyak kehilangan cairan dan elektrolit melalui keringat dan dapat menyebabkan kelelahan otot. Saat tubuh kehilangan cairan, maka diperlukan asupan cairan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sport drink diciptakan untuk menjaga keseimbangan karbohidrat dan elektrolit dalam tubuh, karena sport drink dapat diserap lebih cepat oleh usus


(11)

4 Universitas Kristen Maranatha

dibandingkan dengan air mineral. Salah satu jenis sport drink adalah air isotonik. Air isotonik diciptakan dengan komposisi yang telah disamakan dengan komposisi cairan tubuh dan mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan tubuh. (Australia Sports Dietitians, 2009)

Air isotonik dirancang terutama untuk dikonsumsi saat sedang berolahraga

untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan tubuh dan mempercepat penyebaran elektrolit dalam tubuh. Orang yang mengonsumsi minuman isotonik dapat melakukan olahraga dalam waktu yang lebih lama dan lebih efektif, khususnya dalam latihan dan kompetisi. Minuman isotonik juga dapat dikonsumsi setelah olahraga untuk membantu memulihkan cairan tubuh dan nutrisi yang hilang melalui keringat saat berolahraga. (Australia Sports Dietitians, 2009)

Minuman isotonik adalah minuman yang memiliki komposisi yang disesuaikan dengan komposisi cairan tubuh agar memiliki tekanan osmosis yang sama dengan dinding pembuluh darah,sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh daripada air biasa (Shirreffs S M, 2003).

Dalam minuman isotonik terdapat beberapa mineral yang penting bagi sel tubuh manusia seperti Na, K, Cl, Ca, dan Mg yang sangat dibutuhkan untuk kontraksi otot. Minuman isotonik bermanfaat sebagai pengganti elektrolit yang hilang melalui keringat, juga dapat menyediakan sumber karbohidrat untuk kerja otot bagi orang-orang yang kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi. (Shirreffs S M, 2003).

Air isotonik diciptakan dengan komposisi yang telah disamakan dengan komposisi cairan tubuh dan mempunyai tekanan osmosis yang sama yang terdiri dari air, 6-8% karbohidrat, dan beberapa elektrolit terutama natrium dan kalium. Karbohidrat dalam bentuk karbohidrat sederhana diperlukan agar dapat membantu tubuh dalam mempertahankan ketersediaan glikogen otot sehingga ketersediaan energi tetap tersedia dan kelelahan otot dapat dicegah (Sports Dietitians Australia, 2009).

Elektrolit yang terkandung di dalam air isotonik seperti natrium (Na) dapat merangsang absorpsi gula dan cairan di usus, retensi cairan didalam usus dan menggantikan natrium yang terbuang saat olahraga. Selain natrium, kalium


(12)

5 Universitas Kristen Maranatha

berfungsi dalam rehidrasi cairan dalam intraseluler, menjaga keseimbangan cairan-elektrolit, keseimbangan asam basa dalam tubuh dan berperan dalam kontraksi otot bersamaan dengan natrium dan kalsium. (Anwari Irawan M, 2007).

1.6 Hipotesis

Konsumsi air isotonik lebih baik dalam meningkatkan endurance dibandingkan air mineral selama melakukan aktifitas lari jarak jauh pada non-atlet.


(13)

32 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian air isotonik meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh pada pria dewasa non atlet dibandingkan dengan pemberian air mineral.

5.1 Saran

 Mengganti air mineral yang biasa diberikan pada saat melakukan aktivitas lari jarak jauh dengan air isotonik untuk meningkatkan endurance.

 Melakukan penelitian selanjutnya menggunakan metode yang berbeda.

 Melakukan penelitian lanjutan untuk menentukan kandungan elektrolit dan kadar karbohidrat yang paling optimal dalam air isotonik untuk meningkatkan endurance pada saat lari jarak jauh.


(14)

PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE SELAMA MELAKUKAN AKTIVITAS LARI JARAK JAUH SELAMA 30 MENIT PADA PRIA DEWASA NON ATLET COMPARISON OF MINERAL WATER EFFECT AND ISOTONIC ON ENDURANCE DURING LONG DISTANCE RUNNING ACTIVITY IN 30

MINUTE ON ADULT NON ATHELETE MALE Harijadi Pramono1, Fen Tih2, Albertus Gani Haryono3 1Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

2Bagian Ilmu Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

3Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia ABSTRAK

Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Tubuh akan kehilangan banyak cairan dan otot akan terus berkontraksi sehingga akan

menyebabkan kelelahan pada otot. Daya tahan otot (endurance) dibutuhkan dalam olahraga

agar kelelahan otot dapat kita tunda. Saat ini populer adanya air isotonik, menggantikan cairan mineral, yang lebih bermanfaat dalam hal mengembalikan cairan tubuh yang hilang sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi dan kelelahan otot.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan efek pemberian air

mineral dan air isotonik terhadap endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh pada

pria dewasa non-atlet.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental kuasi yang bersifat komparatif

dan menggunakan rancangan pre test dan post test. Subjek penelitian berjumlah 30 orang.

Bahan uji berupa air mineral dan air isotonik diberikan pada menit ke 0, 10, 20. Data yang diukur adalah jarak tempuh lari selama 30 menit (meter). Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan bantuan perangkat lunak komputer, kemudian signifikasi ditentukan

berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

Dari hasil penelitian, didapatkan rata-rata jarak tempuh lari dengan pemberian air mineral adalah sebesar 4946.7 m dan rata- rata jarak tempuh lari dengan pemberian air isotonik adalah sebesar 5347.7 m. Setelah dianalisis dengan uji “t” berpasangan, berbeda sangat signifikan

dengan nilai p = 0,000** (p ≤ 0,01).

Simpulan : Pemberian air isotonik meningkatkan endurance selama melakukan aktivitas

lari jarak jauh selama 30 menit pada pria dewasa non-atlet.


(15)

ABSTRACT

These days, people became realize of the importance of exercising for health, body will lose many fluids and muscles will contract thereby causing muscle exhaustion, the endurance of these muscles is necessary so that the muscle exhaustion can be prolonged to a later time, nowdays it is popular for isotonic water, replacing the mineral fluids, which is more important in replacing the lost body fluid so that the body does not become dehydrated and exhausted. The aim of the research is to study and compare the effect of giving mineral water and isotonic water on the endurance during long distance running on adult non athlete male. This study is a quasi experimental design, with comparative, using prospective pre and post test design, the subject of the study is 30 adult male, the test materials are mineral water and

isotonic water, which were given on the minute time of 0, 10, and 20th minute, the measured

data are the distance of running for 30 minutes (in meters), the data was analyzed using t paired test, with p value of < 0.05

The result of the study found that the average running distance with mineral waters are 4946.7 meters, and the average running distance with isotonic waters are 5347.7 meters, after t paired analysis, the data was improved very significantly with p value of = 0,000 (p < 0,01). The conclusion of the study found that isotonic water increase endurance during long distance running on adult non athlete male.

Keywords: long distance running, endurance, isotonic water.

PENDAHULUAN

Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusat-pusat kebugaran tubuh untuk memenuhi kebutuhan olahraga bagi pekerja sibuk yang ingin menyempatkan diri berolahraga disela-sela rutinitas kerja sehari-hari. Berbagai media membahas betapa pentingnya olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Kebugaran menjadi syarat mutlak bagi setiap manusia agar tetap aktif dan produktif dalam pekerjaannya. Olahraga atau latihan fisik didefinisikan sebagai gerakan otot yang dilakukan berulang-ulang atau ritmis, terencana, dengan intensitas gerakan yang terukur, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu1.

Latihan fisik yang dilakukan secara berulang dan teratur akan memberikan

hasil berupa tubuh yang sehat, yang ditandai dengan ketahanan otot yang kuat, sistem kardio-respirasi yang optimal, dan

berat badan yang seimbang. American

college of sports medicine

merekomendasikan agar olahraga dilakukan minimal tiga kali seminggu, selama 20-30 menit, untuk mengurangi risiko penyakit jantung, penyakit metabolik dan meningkatkan kesehatan fisik2.

Olahraga dapat dibagi menjadi dua, yaitu olahraga aerobik dan olahraga anaerobik. Latihan aerobik adalah olahraga yang berlangsung dalam periode waktu yang lama, dilakukan terus menerus dan relatif berintensitas rendah. Contoh dari olahraga aerobik adalah jogging, bersepeda, diving, senam. Sedangkan latihan anaerobik merupakan olahraga yang berlangsung dalam periode waktu yang singkat, berulang-ulang dan berintensitas tinggi. Contoh dari olahraga


(16)

anaerobik adalah tenis, sepak bola, basket,dan baseball3.

Berdasarkan metabolismenya, latihan anaerobik merupakan struktur reaksi kimia yang tidak memerlukan oksigen. Sebaliknya latihan aerobik merupakan struktur reaksi kimia yang memerlukan oksigen. Dalam latihan anerobik dan latihan aerobik terdapat sistem yang disebut glikolisis. Glikolisis merupakan proses merubah karbohidrat menjadi energi. Namun glikolisis dalam latihan anerobik dan aerobik berbeda. Dalam latihan anerobik proses glikolisis dilakukan tanpa membutuhkan adanya oksigen, dan ATP yang terbatas. Hasil akhir dari metabolisme anaerobik adalah asam laktat yang harus segera dimobilisir dari otot untuk menghindari kelelahan. Glikolisis anaerobik menjadi jalur utama sumber energi setelah ATP dan sistem fosfagen tidak memenuhi kecukupan energi dalam olahraga ini. Sedangkan dalam latihan aerobik proses glikolisis membutuhkan adanya oksigen dan ATP yang tidak terbatas4.

Di samping masalah energi yang berasal dari kedua jenis metabolisme tersebut, air dan elektrolit merupakan komponen penting yang mutlak dibutuhkan dalam melaksanakan latihan fisik. Saat kita melakukan latihan fisik berat kita akan kehilangan air dan garam melalui keringat, selain itu cairan terbuang dari tubuh melalui hembusan nafas yang berlangsung cepat dan dalam5.

Dalam melakukan olahraga, tubuh akan kehilangan banyak cairan dan otot akan terus berkontraksi sehingga akan menyebabkan kelelahan pada otot. Daya

tahan otot (endurance) dibutuhkan dalam

olahraga agar kelelahan otot dapat kita tunda. Daya tahan otot didefinisikan sebagai kemampuan otot untuk melakukan kontraksi terus menerus tanpa mengalami lelah. Keuntungan mempunyai daya tahan

otot yang baik adalah dapat bekerja dalam waktu yang lama tanpa merasa lelah, mempunyai postur tubuh yang ideal, mengurangi nyeri otot, dan cedera otot6.

Saat ini populer adanya air isotonik, sebagai alternatif dari cairan mineral, yang lebih bermanfaat dalam hal mengembalikan cairan tubuh yang hilang sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi dan kelelahan otot. Air isotonik merupakan salah satu produk minuman untuk meningkatkan kebugaran, yang mengandung karbohidrat, natrium, kalium dan elektrolit lain. Istilah isotonik seringkali digunakan untuk larutan minuman yang memiliki nilai osmolalitas serupa cairan tubuh, yaitu sekitar 280

mosmol/kg H2O5.

Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh air isotonik dibandingkan dengan air mineral terhadap performa olahraga aerobik pada dewasa non atlet.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental kuasi yang bersifat komparatif dan menggunakan rancangan pre-test dan post-test. Subjek penelitian adalah 30 orang Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia dengan kriteria Inklusi laki-laki

berusia 18-24 tahun, BMI 18,5-24,9 kg/m2,

kondisi fisik sehat, terbiasa berolahraga, dan bersedia mengikuti penelitian dari awal sampai akhir dan menandatangani formulir informed consent. Kriteria ekslusi subjek adalah melakukan aktivitas berlebihan yang mengakibatkan kelelahan otot, mempunyai riwayat penyakit asma, jantung, hipertensi, diabetes melitus, mengkonsumsi minuman penambah stamina 24 jam sebelum penelitian, dan merokok.


(17)

Sebelum penelitian dilakukan, subjek penelitian beraktivitas seperti biasa setiap harinya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan kelelahan otot. Subjek penelitian tidak boleh mengkonsumsi kopi, coklat, alkohol dan minuman penambah stamina.

Pada minggu pertama penelitian, subjek penelitian melakukan lari jarak jauh selama 30 menit, dan diberi air mineral sebanyak 300 cc setiap interval 10 menit. Pada minggu kedua penelitian, sampel penelitian melakukan lari jarak jauh selama 30 menit, dan diberi air isotonik sebanyak 300 cc setiap interval 10 menit.

Endurance dinilai berdasarkan pada

besaran jarak tempuh (dalam satuan meter)

yang mampu dicapai dalam waktu 30 menit. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji “t” berpasangan dengan

α < 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui efek konsumsi air mineral terhadap jarak tempuh lari yang dilakukan selama 30 menit pada 30 subjek penelitian. Percobaan kedua dilakukan pada minggu berikutnya untuk mengetahui efek pemberian air isotonik pada subjek penelitian yang sama. Perbandingan hasil pengukuran jarak tempuh lari selama 30 menit pada subjek penelitian yang mengkonsumsi air mineral dan air isotonik disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 1 Hasil Jarak Tempuh Lari (meter) Setelah Konsumsi Air Mineral dan Air Isotonik

NO. JARAK TEMPUH (meter) NO. JARAK TEMPUH (meter)

Pre Test (Air mineral)

Post Test (Air Isotonik)

Pre Test (Air mineral)

Post Test (Air Isotonik)

1 5084 5880 16 4680 4820

2 6300 6520 17 4192 5106

3 6820 7060 18 5172 5206

4 5892 6050 19 4232 4652

5 4732 5075 20 4312 4616

6 3528 4212 21 5384 5622

7 5024 5120 22 4708 5280

8 5960 6210 23 4504 4948

9 5300 5714 24 5606 5812

10 4900 5348 25 5012 5260

11 3904 4648 26 5492 5652

12 3904 4648 27 5544 5712

13 4460 4900 28 5330 5388

14 4304 5086 29 5330 5685


(18)

Pada Tabel 1 didapatkan rata-rata hasil pengukuran jarak tempuh lari lebih tinggi saat subjek penelitian mengkonsumsi air isotonik daripada saat mengkonsumsi air mineral. Rata- rata jarak tempuh lari dengan pemberian air mineral adalah sebesar 4946.7 m dan rata- rata jarak

tempuh lari dengan pemberian air isotonik adalah sebesar 5347.7 m.

Untuk menentukan apakah perbedaan rerata jarak tempuh lari jarak jauh berbeda secara statistik dilakukan uji t berpasangan

dengan α=0,05. Hasil analisis disajikan

dalam tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji t berpasangan untuk rerata pre-test dan post-test.

Pada Tabel 2 didapatkan bahwa pemberian air isotonik pada pria dewasa meningkatkan jarak tempuh lari sangat signifikan (p=0.000) yaitu sebesar 401 meter. Hal ini menunjukan bahwa air

isotonik dapat meningkatkan endurance

dibandingkan dengan air mineral pada pria dewasa non-atlet.

Dari hasil penelitian diatas nilai rata-rata jarak tempuh lari sesudah pemberian air isotonik meningkat dibandingkan dengan mengkonsumsi air mineral, hal ini berarti pemberian air isotonik pada pria dewasa non atlet dapat meningkatkan

endurance.Penelitian pemberian air

isotonik lain pada pria dewasa di Australia oleh Kenneth Graham, John Marsden, Nathan Versey menunjukan hal yang sama yaitu pemberian air isotonik dapat

mempertahankan endurance7.

Di dalam air isotonik terdapat kandungan karbohidrat dan beberapa elektrolit terutama natrium, dan kalium. Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, meningkatkan konsumsi cairan dengan mengaktifkan refleks haus, kontraksi otot dan juga berperan dalam proses absorpsi air dan glukosa dalam usus. Sedangkan kalium berfungsi menjaga keseimbangan

cairan-elektrolit dalam tubuh keseimbangan asam basa dan membantu rehidrasi dengan meningkatkan retensi cairan dalam ruang intraseluler. Selain itu, bersama dengan kalsium dan natrium, kalium berperan dalam transmisi saraf, aktivator enzim piruvat kinase dan kontraksi otot sehingga dengan adanya kandungan karbohidrat dan elektrolit dalam air isotonik dapat meningkatkan endurance8.

KESIMPULAN

Pemberian air isotonik meningkatkan

endurance selama melakukan aktivitas lari

jarak jauh pada pria dewasa non atlet dibandingkan dengan pemberian air mineral.

DAFTAR PUSTAKA

1 .

American College of Sports Medicine. Health-Related Physical Fitness Defined Risks and Benefits Associated with Physical Activity. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/

Rata- rata 4946.7 5347.7

Rata-rata Standar Deviasi P

Pretest

Posttest -401.000


(19)

Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf" http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/ hphe4450/files/handouts/Section01- Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf . 2 .

American College of Sports Medicine. Resistance Training for Health and Fitness. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK "http://www.acsm.org/docs/brochures/res istance-training.pdf" http://www.acsm.org/docs/brochures/resi stance-training.pdf . 3 .

Nick N. Examples of Aerobic & Anaerobic Activities. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"http://www.livestrong.com/article/3582 35-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/" http://www.livestrong.com/article/35823 5-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/ . 4 .

Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed.

Philadelphia: Saunders-Elsevier; 2010. 5

.

Shirreffs SM. The Optimal Sports Drink. Sportmedizin und Sporttraumatologie. 2003; 51(1): p. 25-29.

6 Fitness for Life. Muscular Endurance and

. General Muscle Information. [Online].; 2014. Available from: HYPERLINK "http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12% 20Muscle%20Fitness_Muscular%20Endu rance.pdf" http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12% 20Muscle%20Fitness_Muscular%20Endu rance.pdf . 7 .

Kenneth G, John M, Nathan V, David B. Powerade Web Site. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"https://www.powerade.com.au/products /isotonic-research-abstract" https://www.powerade.com.au/products/i sotonic-research-abstract . 8 .

Irawan A. Polton Sports Science and Performance Lab Web Site. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK "http://www.pssplab.com/journal/01.pdf" http://www.pssplab.com/journal/01.pdf .


(20)

33 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

American College of Sports Medicine. (2013, 5 9). Health-Related Physical

Fitness Defined Risks and Benefits Associated with Physical Activity.

Retrieved from

http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/hphe4450/files/handouts/Section0 1-Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf

American College of Sports Medicine. (2013). Resistance Training for Health and

Fitness. Retrieved from

http://www.acsm.org/docs/brochures/resistance-training.pdf

Anwari Irawan M. (2007). Cairan Tubuh, Elektrolit & Mineral. Retrieved from http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

Fitness for Life. (2014, january). Muscular Endurance and General Muscle

Information. Retrieved from

http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12%20Muscle%20Fitness_Muscular% 20Endurance.pdf

Nick N. (2013, december 18). Examples of Aerobic & Anaerobic Activities. Retrieved from http://www.livestrong.com/article/358235-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/

Sports Dietitians Australia. (2009, june). Fact Sheet Sports Drinks. Retrieved from

http://www.sportsdietitians.com.au/resources/upload/file/Sports%20Drink s.pdf

American College of Sports Medicine. (2011). Selecting and Effectively Using

Sports Drinks, Carbohydrate Gels and Energy Bars. Retrieved November

5, 2014, from http://www.acsm.org/docs/brochures/selecting-and-effectively-using-sports-drinks-carbohydrate-gels-and-energy-bars.pdf Brandis, K. (2014). 3.2. Insensible Water Loss. Retrieved November 5, 2014,

from http://www.anaesthesiamcq.com/FluidBook/fl3_2.php

Coyle, E. (1999). Physiological determinants of endurance exercise performance.

Journal of Science and Medicine in Sports, 2(3), 181-189.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall Textbook of Medical


(21)

34 Universitas Kristen Maranatha

Guyton, A., & Hall, J. (2007). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (11th ed.). Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.

Sherwood, L. (2008). Human Physiology: From Cells to Systems (7th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Shirreffs, S. (2003). The Optimal Sports Drink. Sportmedizin und

Sporttraumatologie, 51(1), 25-29.

SportAccord. (2013). Definition of Sport. Retrieved November 26, 2014, from http://www.sportaccord.com/en/members/definition-of-sport/

The American College of Sports Medicine. (1998). American College of Sports

Medicine's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and Prescription (3rd ed.). Philadelphia, PA: Lippincott-Williams and Wilkins.

Voza, L. (2013). Define Strength, Power & Muscular Endurance. Retrieved November 5, 2014, from http://www.livestrong.com/article/115549-define-strength-power-muscular-endurance/

Wayne, J. (2013). Aerobic Vs. Anaerobic Fitness. Retrieved November 26, 2014, from http://www.livestrong.com/article/334601-aerobic-vs-anaerobic-fitness/

Anwari Irawan M. (2007). CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT & MINERAL. Retrieved from Polton Sports science & Performance Lab: http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

Kenneth G John M Nathan V David B. (2013). The Effect of

Carbohydrate-Electrolyte Sports Drink on Intense Endurance Exercise Performance.

Retrieved from https://www.powerade.com.au/products/isotonic-research-abstract


(1)

anaerobik adalah tenis, sepak bola, basket,dan baseball3.

Berdasarkan metabolismenya, latihan anaerobik merupakan struktur reaksi kimia yang tidak memerlukan oksigen. Sebaliknya latihan aerobik merupakan struktur reaksi kimia yang memerlukan oksigen. Dalam latihan anerobik dan latihan aerobik terdapat sistem yang disebut glikolisis. Glikolisis merupakan proses merubah karbohidrat menjadi energi. Namun glikolisis dalam latihan anerobik dan aerobik berbeda. Dalam latihan anerobik proses glikolisis dilakukan tanpa membutuhkan adanya oksigen, dan ATP yang terbatas. Hasil akhir dari metabolisme anaerobik adalah asam laktat yang harus segera dimobilisir dari otot untuk menghindari kelelahan. Glikolisis anaerobik menjadi jalur utama sumber energi setelah ATP dan sistem fosfagen tidak memenuhi kecukupan energi dalam olahraga ini. Sedangkan dalam latihan aerobik proses glikolisis membutuhkan adanya oksigen dan ATP yang tidak terbatas4.

Di samping masalah energi yang berasal dari kedua jenis metabolisme tersebut, air dan elektrolit merupakan komponen penting yang mutlak dibutuhkan dalam melaksanakan latihan fisik. Saat kita melakukan latihan fisik berat kita akan kehilangan air dan garam melalui keringat, selain itu cairan terbuang dari tubuh melalui hembusan nafas yang berlangsung cepat dan dalam5.

Dalam melakukan olahraga, tubuh akan kehilangan banyak cairan dan otot akan terus berkontraksi sehingga akan menyebabkan kelelahan pada otot. Daya tahan otot (endurance) dibutuhkan dalam olahraga agar kelelahan otot dapat kita tunda. Daya tahan otot didefinisikan sebagai kemampuan otot untuk melakukan kontraksi terus menerus tanpa mengalami lelah. Keuntungan mempunyai daya tahan

otot yang baik adalah dapat bekerja dalam waktu yang lama tanpa merasa lelah, mempunyai postur tubuh yang ideal, mengurangi nyeri otot, dan cedera otot6.

Saat ini populer adanya air isotonik, sebagai alternatif dari cairan mineral, yang lebih bermanfaat dalam hal mengembalikan cairan tubuh yang hilang sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi dan kelelahan otot. Air isotonik merupakan salah satu produk minuman untuk meningkatkan kebugaran, yang mengandung karbohidrat, natrium, kalium dan elektrolit lain. Istilah isotonik seringkali digunakan untuk larutan minuman yang memiliki nilai osmolalitas serupa cairan tubuh, yaitu sekitar 280 mosmol/kg H2O5.

Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh air isotonik dibandingkan dengan air mineral terhadap performa olahraga aerobik pada dewasa non atlet.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental kuasi yang bersifat komparatif dan menggunakan rancangan pre-test dan post-test. Subjek penelitian adalah 30 orang Mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia dengan kriteria Inklusi laki-laki berusia 18-24 tahun, BMI 18,5-24,9 kg/m2,

kondisi fisik sehat, terbiasa berolahraga, dan bersedia mengikuti penelitian dari awal sampai akhir dan menandatangani formulir informed consent. Kriteria ekslusi subjek adalah melakukan aktivitas berlebihan yang mengakibatkan kelelahan otot, mempunyai riwayat penyakit asma, jantung, hipertensi, diabetes melitus, mengkonsumsi minuman penambah stamina 24 jam sebelum penelitian, dan merokok.


(2)

Sebelum penelitian dilakukan, subjek penelitian beraktivitas seperti biasa setiap harinya dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menyebabkan kelelahan otot. Subjek penelitian tidak boleh mengkonsumsi kopi, coklat, alkohol dan minuman penambah stamina.

Pada minggu pertama penelitian, subjek penelitian melakukan lari jarak jauh selama 30 menit, dan diberi air mineral sebanyak 300 cc setiap interval 10 menit. Pada minggu kedua penelitian, sampel penelitian melakukan lari jarak jauh selama 30 menit, dan diberi air isotonik sebanyak 300 cc setiap interval 10 menit.

Endurance dinilai berdasarkan pada besaran jarak tempuh (dalam satuan meter)

yang mampu dicapai dalam waktu 30 menit. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji “t” berpasangan dengan α < 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui efek konsumsi air mineral terhadap jarak tempuh lari yang dilakukan selama 30 menit pada 30 subjek penelitian. Percobaan kedua dilakukan pada minggu berikutnya untuk mengetahui efek pemberian air isotonik pada subjek penelitian yang sama. Perbandingan hasil pengukuran jarak tempuh lari selama 30 menit pada subjek penelitian yang mengkonsumsi air mineral dan air isotonik disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 1 Hasil Jarak Tempuh Lari (meter) Setelah Konsumsi Air Mineral dan Air Isotonik NO. JARAK TEMPUH (meter) NO. JARAK TEMPUH (meter)

Pre Test (Air mineral)

Post Test (Air Isotonik)

Pre Test (Air mineral)

Post Test (Air Isotonik)

1 5084 5880 16 4680 4820

2 6300 6520 17 4192 5106

3 6820 7060 18 5172 5206

4 5892 6050 19 4232 4652

5 4732 5075 20 4312 4616

6 3528 4212 21 5384 5622

7 5024 5120 22 4708 5280

8 5960 6210 23 4504 4948

9 5300 5714 24 5606 5812

10 4900 5348 25 5012 5260

11 3904 4648 26 5492 5652

12 3904 4648 27 5544 5712

13 4460 4900 28 5330 5388

14 4304 5086 29 5330 5685


(3)

Pada Tabel 1 didapatkan rata-rata hasil pengukuran jarak tempuh lari lebih tinggi saat subjek penelitian mengkonsumsi air isotonik daripada saat mengkonsumsi air mineral. Rata- rata jarak tempuh lari dengan pemberian air mineral adalah sebesar 4946.7 m dan rata- rata jarak

tempuh lari dengan pemberian air isotonik adalah sebesar 5347.7 m.

Untuk menentukan apakah perbedaan rerata jarak tempuh lari jarak jauh berbeda secara statistik dilakukan uji t berpasangan dengan α=0,05. Hasil analisis disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji t berpasangan untuk rerata pre-test dan post-test.

Pada Tabel 2 didapatkan bahwa pemberian air isotonik pada pria dewasa meningkatkan jarak tempuh lari sangat signifikan (p=0.000) yaitu sebesar 401 meter. Hal ini menunjukan bahwa air isotonik dapat meningkatkan endurance

dibandingkan dengan air mineral pada pria dewasa non-atlet.

Dari hasil penelitian diatas nilai rata-rata jarak tempuh lari sesudah pemberian air isotonik meningkat dibandingkan dengan mengkonsumsi air mineral, hal ini berarti pemberian air isotonik pada pria dewasa non atlet dapat meningkatkan

endurance.Penelitian pemberian air isotonik lain pada pria dewasa di Australia oleh Kenneth Graham, John Marsden, Nathan Versey menunjukan hal yang sama yaitu pemberian air isotonik dapat mempertahankan endurance7.

Di dalam air isotonik terdapat kandungan karbohidrat dan beberapa elektrolit terutama natrium, dan kalium. Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, meningkatkan konsumsi cairan dengan mengaktifkan refleks haus, kontraksi otot dan juga berperan dalam proses absorpsi air dan glukosa dalam usus. Sedangkan kalium berfungsi menjaga keseimbangan

cairan-elektrolit dalam tubuh keseimbangan asam basa dan membantu rehidrasi dengan meningkatkan retensi cairan dalam ruang intraseluler. Selain itu, bersama dengan kalsium dan natrium, kalium berperan dalam transmisi saraf, aktivator enzim piruvat kinase dan kontraksi otot sehingga dengan adanya kandungan karbohidrat dan elektrolit dalam air isotonik dapat meningkatkan endurance8.

KESIMPULAN

Pemberian air isotonik meningkatkan

endurance selama melakukan aktivitas lari jarak jauh pada pria dewasa non atlet dibandingkan dengan pemberian air mineral.

DAFTAR PUSTAKA

1 .

American College of Sports Medicine. Health-Related Physical Fitness Defined Risks and Benefits Associated with Physical Activity. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/ Rata- rata 4946.7 5347.7

Rata-rata Standar Deviasi P

Pretest

Posttest -401.000


(4)

Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf"

http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/ hphe4450/files/handouts/Section01- Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf .

2 .

American College of Sports Medicine. Resistance Training for Health and Fitness. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"http://www.acsm.org/docs/brochures/res istance-training.pdf"

http://www.acsm.org/docs/brochures/resi stance-training.pdf .

3 .

Nick N. Examples of Aerobic & Anaerobic Activities. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"http://www.livestrong.com/article/3582 35-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/"

http://www.livestrong.com/article/35823 5-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/ .

4 .

Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed.

Philadelphia: Saunders-Elsevier; 2010. 5

.

Shirreffs SM. The Optimal Sports Drink. Sportmedizin und Sporttraumatologie. 2003; 51(1): p. 25-29.

6 Fitness for Life. Muscular Endurance and

. General Muscle Information. [Online].; 2014. Available from: HYPERLINK "http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12% 20Muscle%20Fitness_Muscular%20Endu rance.pdf"

http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12% 20Muscle%20Fitness_Muscular%20Endu rance.pdf .

7 .

Kenneth G, John M, Nathan V, David B. Powerade Web Site. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK

"https://www.powerade.com.au/products /isotonic-research-abstract"

https://www.powerade.com.au/products/i sotonic-research-abstract .

8 .

Irawan A. Polton Sports Science and Performance Lab Web Site. [Online].; 2013. Available from: HYPERLINK "http://www.pssplab.com/journal/01.pdf" http://www.pssplab.com/journal/01.pdf .


(5)

33

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

American College of Sports Medicine. (2013, 5 9). Health-Related Physical

Fitness Defined Risks and Benefits Associated with Physical Activity.

Retrieved

from

http://homepages.wmich.edu/~ccheatha/hphe4450/files/handouts/Section0

1-Physical%20Fitness-Risk%20Benefits-Handouts-Updated.pdf

American College of Sports Medicine. (2013). Resistance Training for Health and

Fitness. Retrieved from

http://www.acsm.org/docs/brochures/resistance-training.pdf

Anwari Irawan M. (2007). Cairan Tubuh, Elektrolit & Mineral. Retrieved from

http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

Fitness for Life. (2014, january). Muscular Endurance and General Muscle

Information.

Retrieved

from

http://www.ccsoh.us/Downloads/Ch12%20Muscle%20Fitness_Muscular%

20Endurance.pdf

Nick N. (2013, december 18). Examples of Aerobic & Anaerobic Activities.

Retrieved from

http://www.livestrong.com/article/358235-examples-of-aerobic-anaerobic-activities/

Sports Dietitians Australia. (2009, june). Fact Sheet Sports Drinks. Retrieved

from

http://www.sportsdietitians.com.au/resources/upload/file/Sports%20Drink

s.pdf

American College of Sports Medicine. (2011). Selecting and Effectively Using

Sports Drinks, Carbohydrate Gels and Energy Bars. Retrieved November

5,

2014,

from

http://www.acsm.org/docs/brochures/selecting-and-effectively-using-sports-drinks-carbohydrate-gels-and-energy-bars.pdf

Brandis, K. (2014). 3.2. Insensible Water Loss. Retrieved November 5, 2014,

from http://www.anaesthesiamcq.com/FluidBook/fl3_2.php

Coyle, E. (1999). Physiological determinants of endurance exercise performance.

Journal of Science and Medicine in Sports, 2(3), 181-189.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010). Guyton and Hall Textbook of Medical


(6)

34

Universitas Kristen Maranatha

Guyton, A., & Hall, J. (2007). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology

(11th ed.). Philadelphia, PA: Saunders-Elsevier.

Sherwood, L. (2008). Human Physiology: From Cells to Systems (7th ed.).

Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Shirreffs, S. (2003). The Optimal Sports Drink. Sportmedizin und

Sporttraumatologie, 51(1), 25-29.

SportAccord. (2013). Definition of Sport. Retrieved November 26, 2014, from

http://www.sportaccord.com/en/members/definition-of-sport/

The American College of Sports Medicine. (1998). American College of Sports

Medicine's Resource Manual for Guidelines for Exercise Testing and

Prescription (3rd ed.). Philadelphia, PA: Lippincott-Williams and Wilkins.

Voza, L. (2013). Define Strength, Power & Muscular Endurance. Retrieved

November 5, 2014, from

http://www.livestrong.com/article/115549-define-strength-power-muscular-endurance/

Wayne, J. (2013). Aerobic Vs. Anaerobic Fitness. Retrieved November 26, 2014,

from

http://www.livestrong.com/article/334601-aerobic-vs-anaerobic-fitness/

Anwari Irawan M. (2007). CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT & MINERAL.

Retrieved

from

Polton

Sports

science

&

Performance

Lab:

http://www.pssplab.com/journal/01.pdf

Kenneth G John M Nathan V David B. (2013). The Effect of

Carbohydrate-Electrolyte Sports Drink on Intense Endurance Exercise Performance.

Retrieved from

https://www.powerade.com.au/products/isotonic-research-abstract