Selanjutnya

v

PERSEIUJUAN ANrARA PEMERINI'AH REPUBLil< INDONESIA
DAN
PEMER.INTAH PARJA NJGINI

REruBLIK INX>NESIA

DAN PAPUA NJGINI DAN KER..JASAMA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA DAN PEMERINTAH PAPUA NUGINI
TENTANG BATAS - BATAS MARITIM
ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN PAPUA NUGINI
DAN KERJASAMA TENTANG
MASALAH-MASALAH YANG BERSANGKUTAN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA dan PEMERINTAH
PAPUA NUGINI
Mengingat Persetujuan-persetujuan antara Pernerintah
Republik Indonesia dan Pernerintah Commonwealth Australia ,

yang ditanda - tangani pada tanggal delapan belas Mei seribu sernbilan ratus tujuh puluh satu (di dalarn Persetujuan ini disebut "Persetujuan Dasar Laut tahun 1971"),
tanggal sernbilan Oktober seribu sernbilan ratus tujuh
puluh dua (dalam Persetujuan ini disebut "Persetujuan
Tarnbahan tahun 1972") dan tanggal dua belas Pebruari
seribu sernbilan ratus tujuh puluh tiga (dalarn Persetujuan
ini disebut "Persetujuan Tarnbahan tahun 1973") yang
rnasing- rnasing rnenentukan garis batas daerah-daerah tertentu landas kontinen yang berdarnpingan dengan dan terrnasuk Republik Indonesia dan daerah- daerah tertentu dari
landas kontinen yang berdampingan dengan dan termasuk
Papua Nugini,
Mengingat lebih lanjut bahwa dalarn Persetujuan Dasar Laut
Tahun 1971 Pemerintah Republik Indonesia dan Pernerintah
Commonwealth Australia rnenyerahkan penentuan garis batas
daerah- daerah landas kontinen rnasing-rnasing di Sarnudera
Pasifik ke arah Utara dari Lintang Selatan 2° 8 ' 30 ",
Bujur Tirnur 141° 1 ' 30" (dalarn Persetujuan ini disebut
"Titik C2 " ) kepada persetujuan di kernudian hari,
Berketetapan sebagai tetangga baik dan dalarn sernangat
kerjasarna dan persahabatan , untuk secara permanen rnenyelesaikan batas- batas dari daerah- daerah yang tersebut

- 2 -


dalam paragrap terdahulu di daerah mana Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini masingmasing akan melaksanakan hak-hak berdaulatnya tentang
eksplorasi landas kontinen dan eksploitasi surnbersurnber kekayaan alarnnya.
Memperhatikan perkernbangan- perkernbangan terakhir dalarn
Hukurn Laut tentang rejim landas kontinen dan zona ekonomi eksklusif,
TELAH MENYETUJUI SEBAGAI BERIKUT
PASAL

1

Dalam Persetujuan ini istilah ''landas kontinen" berarti , sesuai dengan hukurn internasional, dasar laut
dan tanah di bawah daerah bawah-laut yang berada di
luar laut wilayah Republik Indonesia dan laut wilayah
Papua Nugini keseluruh perpanjangan alamiah dari
wilayah daratan Republik Indonesia dan Papua Nugini
sarnpai ke tepi ter-luar dari batas kontinen , atau
sarnpai jarak 200 mil laut dari garis dasar dari mana
lebar laut-laut wilayah masing-masing diukur , yaitu
dalam hal tepi ter-luar batas kontinen tidak mencapai

jarak tersebut.
PASAL
1.

2

Sesuai dengan prinsip yang tersebut dalam ayat

1 Pasal 4 Persetujuan Dasar Laut tahun 1971, batas
antara daerah landas kontinen yang berdampingan dan
termasuk Papua Nugini kearah Utara dari Titik C2 adalah garis - garis lurus yang ditunjukkan pada Peta yang
dilarnpirkan pada Persetujuan ini , mulai pada Titik C2,
dari sana menyarnbung kearah Utara , pada titik-titik

. - 3 -

yang ditentu.kan di bawah ini dengan urutan sebagai
berikut :
C3 Titik
141° 24 '

C4 Titik
140° 49 '
C5 Titik
140° 48 '

Lintang Selatan 10 04' 35" , Bujur Tirnur
00"
I
Lin tang Utara
00° 44 10" , Bujur Tirnur
10 "
10 01 ' 35", Bujur Tirnur
Lin tang Utara
35"

2.
Koordinat- koordinat dari titik-titik yang di tentu.kan di dalam ayat 1 Pasal ini adalah koordinatkoordinat geografis dan merupakan letak sebenarnya
dari titik- titik serta garis-garis yang rnenghubungkan titik - titik tersebut ditentu.kan dengan suatu
cara yang disepakati oleh pejabat- pejabat yang berwenang dari kedua Pemerintah.
3.

Batas yang tersebut pada ayat 1 Pasal ini
tidak akan me r ugikan hak- hak kedua Negara , sesuai
dengan hukurn internasional, untu.k rnemperpanjang
batas tersebut lebih l anjut dengan rnenarik garisgaris lurus, berdasarkan pr insip yang ditentukan
dalarn ayat 1 Pasal ini , dar i Titik C5 kearah Utara
sarnpai ke batas- batas ter- luar landas-landas kontinen rnasing- rnasing atas mana kedua Negara rnelaksanakan hak-hak berdaulatnya untu.k rnelaku.kan eksplorasi landas- landas kontinen tersebut dan rne l akukan eksploitasi sumber-sumber daya alarnnya , dirnana
hak- hak berdaulat tersebut ada .
Untuk maksud ayat 2 Pasal ini pejabat yang
4.
berwenang untuk Republik Indonesia adalah Ketua
Badan Koordinasi Sur vey dan Pernetaan Nasional dan
setiap orang yang dikuasakannya , dan untuk Papua
Nugini adalah Surveyor General of Papua Nugini , terrnasu.k setiap orang yang dikuasakannya .

- 4 PASAL

3

Bila suatu akumulasi tunggal dari hidrokarbon cair
atau gas alarn, atau jika suatu kandungan mineral

l ain di bawah l andas kontinen , mernotong garis- garis
yang ditentukan dal am Pasal 2 Persetujuan ini dan
bagian dari akumulasi atau kandungan tersebut yang
terletak pada satu sisi dari garis itu dapat di ambil dalam bentuk c airan seluruhnya atau sebagian
dari sisi l ain dari garis tersebut , maka kedua Pemerintah akan berusaha untuk mencapai persetujuan
tentang cara akumulasi atau kandungan tersebut akan
dieksplorasi se- effektif mungkin dan tentang pembagian yang adil keuntungan-keuntungan dari eksploi tasi tersebut .
PASAL

4

Garis batas yang tersebut dalarn Pasal 2 Persetujuan
ini dan Pasal- pasa l 1, 3 dan 4 dari Persetujuan
セNAGQ@
•g,
/}/,;
'l.'aJQeaaaFl 'l'alrn7