HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, NILAI BUDAYA, EKONOMI DENGAN MOTIVASI KERJA DAN ASPIRASI PENDIDIKAN TENAGA KERJA WANITA DI SEKTOR INDUSTRI: Studi Tentang Perencanaan Pendidikan Luar Sekolah Terhadap Tenaga Kerja Wanita di Kotamadia Medan.

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, NILAI BUDAYA,
EKONOMI DENGAN MOTIVASI KERJA DAN ASPIRASI PENDIDIKAN
TENAGA KERJA WANITA Dl SEKTOR INDUSTRI

( Studi Tentang Perencanaan Pendidikan Luar Sekolah Terhadap Tenaga Kerja
Wanita di Kotamadia Medan )

TESIS

Diajukan kepada Panltia Ujian Institut Keguruan dan llmu Pendidikan
Bandung untuk Memenuhi sebagian Tugas Program S2 dalam
Bidang Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Evendi Ritonga
784/C/XX-12

PROGRAM

INSTITUT


PASCA

KEGURUAN

DAN

SARJANA

ILMU

BANDUNG
19 9 2

PENDIDIKAN

DISETUJI DAN DISAHKAN OLEii PEMBIMBINU

-PJRQF.


J2EL. SQEEABDJJ2 AiLLKIlSLttlQ

V
12RJJL. gJUPJiZ £UJiIAtfAJ:L.E{L

ELL BAHEAMfi SQEtt&ENJLu MA_

PROGRAM

PASCA

SARJANA

IKIP BANDUNG

APABILA ANAK ADAM ITU MATI, MAKA PUTUSLAH

AMALANNYA, KECUALI TIGA PERKARA. PERTAMA,
SHADAKAH JARIAH (WAQAF); KEDUA,


ILMU YANG

ORANG AMBIL MANFAAT DARIPADANYA;
ANAK

YANG SHALIH MENDOAKAN DIA (

ABU DAWUD ).

Dipersembahkan buat ananda:
MUFLIH MUHAMMAD SYUKRAN RITONGA

Ulang tahun pertama 10 Agustus 1992

KETIGA,
H.S.R.

DAFTAR I SI

Halaman


KATA PENGANTAR

1

UCAPAN TERIMA KASIH

iij-

DAFTAR ISI

-

•••

DAFTAR TABEL
BAB.I.

ix


PENDAHULUAN.

1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan dan Analisis Masalah

1
....

8

..

13

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB.II.

vi

TAHAP-TAHAP MOTIVASI KERJA DAN TINGKAT

ASPIRASI PENDIDIKAN TENAGA KERJA WANITA
DI

SEKTOR INDUSTRI

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...

15

2. Tingkat Aspirasi Pendidikan Tenaga Kerja

29

3. Tahap-Tahap Motivasi Kerja

36

4.

Kedudukan Studi Tentang Wanita dan


Relevansinya Terhadap PLS

46

5. Berbagai Penelitian Yang Telah Dilakukan Terdahulu

1. Hubungan Tingkat Pendidikan
dengan Motivasi Kerja
2.

58

Hubungan Nilai Budaya dengan

Motivasi Kerja

60

3. Hubungan Tingkat Ekonomi


dengan Motivasi Kerja
6. Defenisi Operasional dan Kerangka
Analisis
BAB.III.

62

63

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

67

B. Teknik Pengambilan Sampel
o


Vll

67

viil

BAB.IV.

C.

Penjabaran Konsep Variabel Penelitian

72

D.

Hipotesis Penelitian

74


E.

Data dan Alat Pengumpul Data

75

F.

Rancangan Pengolahan dan Analisis Data

97

HASIL PENELITIAN

A.

B.

Deskripsi Analisis Univariat

Terhadap Variabel yang Diteliti

Deskripsi Analisis Terhadap Hubungan
Bivariat

C.

BAB.V.

98

Antarvariabel

Penelitian

113

Deskripsi Analisis Terhadap Hubungan
Bivariat dengan Kontrol atau Korelasi
Parsial

118

D.

Tafsiran Hasil Pengolahan Data

128

E.

Pembahasan Hasil

131

SIMPULAN,

IMPLIKASI,

Penelitian

REKOMENDASI

A.

Simpulan

143

B.

Implikasi Hasil Penelitian

146

C.

REKOMENDASI

165

DAFTAR PUSTAKA

176

LAMPIRAN-LAMPIRAN

179

DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 1 PROYEKSI
TENAGA
KERJA
DI SUMATERA
UTARA TAHUN
1980 - 2000

16

Tabel 2 PROYEKSI TENAGA KERJA MENURUT JENIS
KELAMIN
TAHUN 1980, 1985, 1990, 1995,
DAN 2000 DI SUMATERA UTARA

16

Tabel 3 PROYEKSI TPAK WANITA MENURUT G0L0NGAN

UMUR ( % ) TAHUN 1980 - 2000

16

Tabel 4 NILAI TAMBAH INDUSTRI

20

Tabel 5 REKAPITULASI KELOMPOK INDUSTRI DI
SUMATERA UTARA

21

Tabel 6 BANYAKNYA PERUSAHAAN/USAHA DAN
PEKERJA MENURUT SEKTOR EKONOMI NON
PERTANIAN DI KOTAMADIA MEDAN

( JANUARI 1986 )

25

Tabel 7 BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI
DAN BANYAKNYA TENAGA KERJA MENURUT
KECAMATAM DI KOTAMADIA MEDAN

( JANUARI 1986 )
Tabel 8

26

BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI
DAN BANYAKNYA TENAGA KERJA DI

MEDAN ( JANUARI

KOTAMADIA

1986 )

28

Tabel 9 PENGELOMPOKAN JENIS INDUSTRI

68

Tabel 10 UKURAN SAMPEL TKW MENURUT INDUSTRI

71

Tabel 11 TINGKAT MOTIVASI KERJA TENAGA KERJA
WANITA DI SEKTOR INDUSTRI

98

Tabel 12 ASPIRASI PENDIDIKAN TENAGA KERJA WANITA
DI SEKTOR INDUSTRI

100

Tabel 13 KEINGINAN UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN

KEMBALI

-

101

Tabel 14 ALASAN PERNAH INGIN MENGIKUTI PENDIDIKAN
KEMBALI

101

Tabel 15 ALASAN TIDAK PERNAH INGIN MENGIKUTIi
PENDIDIKAN KEMBALI

102

Tabel 16 JENIS/BENTUK PENDIDIKAN YANG DIINGINKAN ..

102

IX

Tabel 17 USAHA YANG DILAKUKAN KE ARAH ITU

104

Tabel 18 PEROLEHAN DARI PENDIDIKAN YANG SEDANG/
PERNAH DIIKUTI

105

Tabel 19 SUMBER BIAYA PENDIDIKAN

106

Tabel 20 HARAPAN PEROLEHAN MENGIKUTI PENDIDIKAN
KEMBALI

106

Tabel 21 STATUS PENDIDIKAN TKW DI
Tabel 22 TINGKAT PENDIDIKAN TKW DI

SEKTOR INDUSTRI

.

SEKTOR INDUSTRI.

107
108

Tabel 23 MASA KERJA TKW DI SEKTOR INDUSTRI

108

Tabel 24 KEINGINAN UNTUK BEKERJA TERUS

109

Tabel 25 ALASAN UNTUK BEKERJA TERUS SAMPAI TUA ....

110

Tabel 26 ALASAN BERHENTI BEKERJA

110

Tabel 27 NILAI BUDAYA TKW DI SEKTOR INDUSTRI

Ill

Tabel 28 TINGKAT EKONOMI TKW DI

SEKTOR INDUSTRI

...

112

Tabel 29 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
PENDIDIKAN DENGAN MOTIVASI KERJA

114

Tabel 30 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
PENDIDIKAN DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN

115

Tabel 31 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL MASA
KERJA DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN

115

Tabel 32 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN MOTIVASI KERJA

116

Tabel 33 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN ASPIRASI MANDIRI

116

Tabel 34 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL EKONOMI
DENGAN MOTIVASI KERJA

117

Tabel 35 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
EKONOMI DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN

117

Tabel 36 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
PENDIDIKAN DENGAN MOTIVASI
STATUS PERNAH KAWIN

KERJA DIKONTROL
120

Tabel 37 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
PENDIDIKAN DENGAN MOTIVASI KERJA DIKONTROL
STATUS BELUM KAWIN

121

XI

Tabel

38 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
PENDIDIKAN

DENGAN

ASPIRASI

DIKONTROL MASA KERJA
Tabel

39

HUBUNGAN

BIVARIAT ANTARA

PENDIDIKAN

DENGAN

DIKONTROL MASA
BELUM

Tabel

PENDIDIKAN

BARU

121
VARIABEL TINGKAT

ASPIRASI

KERJA

PENDIDIKAN
BARU DAN STATUS

KAWIN

122

40 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN MOTIVASI
STATUS PERNAH KAWIN

KERJA

DIKONTROL

123

Tabel 41 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN MOTIVASI KERJA DIKONTROL
STATUS BELUM KAWIN
Tabel

42 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN DIKONTROL
MASA KERJA BARU

124

124

Tabel

43 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN DIKONTROL
MASA KERJA LAMA
125

Tabel

44 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL NILAI
BUDAYA DENGAN ASPIRASI PENDIDIKAN DIKONTROL
MASA KERJA BARU DAN STATUS BELUM KAWIN

Tabel 45 HUBUNGAN BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT
EKONOMI DENGAN
MOTIVASI KERJA DIKONTROL
DENGAN STATUS BELUM KAWIN
Tabel

46 HUBUNGAN

PENDIDIKAN DIKONTROL

47 KOEFISIEN KORELASI ANTARA VARIABEL
DEPENDEN DENGAN VARIABEL INDEPENDEN

Tabel 48 KOEFISIEN KORELASI ANTARVARIABEL
Tabel

49 MATERI
DI

127

BIVARIAT ANTARA VARIABEL TINGKAT

EKONOMI DENGAN ASPIRASI
MASA KERJA BARU
Tabel

126

127

130

130

KURSUS KETERAMPILAN TKW

SEKTOR INDUSTRI

MAKANAN DAN MINUMAN

PENGOLAHAN BAHAN

IBS

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latan Belakang Masalah,
Pada

bekerja
suatu

saat

ini semakin banyak

jumlah

wanita

dan menambah penghasilan suami. Hal ini
hal yang baru. Sejak awal terjadinya

wanita

ataupun

lainnya,

baik untuk

konsumsi keluarga.

dijual,

bukanlah

masyararakat,

telah turut serta dalam memproduksi

bahan-bahan

yang

makanan

atau

dipertukarkan,

Kehidupan keluarga tidak

saja

tergantung dari apa yang dibawa pulang oleh suami, melainkan juga dari kontribusi isteri.
Wanita masa kini tidak lagi hanya bekerja di

informal,
wanita

sektor

melainkan juga di sektor formal modern.

yang berperan serta dalam sektor formal

Jumlah

menlngkat

dengan cepatnya di negara-negara berkembang maupun

negara

maju. Wanita kini merupakan bagian dari angkatan kerja.
Menurut
masyarakat

Lester R Brown (1982), hampir

industri,

partisipasi wanita telah

selama

generasi yang lalu. Di Eropah Barat,

jumlah

pekerja wanita sepertiga dari jumlah

kerja.

Di Kanada,

dari

27%

dalam

meningkat

secara

jumlah angkatan kerja wanita

pe-

meningkat
1970.

Di

pada tahun 1977 wanita menduduki dua dari

setiap

lima pekerjaan.

wanita

yang bekerja bertambah dari hanya 17 juta

Antara tahun 1950 dan 1975

34 juta, sementara angkatan kerja

menjadi

kasar

seluruh

pada tahun 1960 menjadi 33% di tahun

Amerika Serikat,

semua

jumlah

menjadi

pria naik dari 42

51 juta. Pola-pola kerja penempatan tenaga

juta

kerja

di

Amerika Serikat selama 25 tahun yang lalu

dalam

ber-

bagai hal sama dengan yang terdapat di masyarakat industri
lainnya.

Kalau diperhatikan sejarah negara-negara maju,

ter-

nyata bahwa industrialisasi telah banyak membawa perubahan
yang

besar dalam kegiatan ekonomi untuk wanita,

kesempatan

kerja

untuk wanita

semakin

sehingga

terbuka

(Kreps,

1970; Boserup, 1970). Ini berarti bahwa pembangunan ekono
mi

membawa serta perubahan komposisi angkatan

nurut sektor. Turunnya
ada

kerja

me-

proporsi angkatan kerja yang

di dektor pertanian diikuti dengan

naiknya

ber-

proporsi

angkatan kerja di sektor industri. Peranan sektor pertani
an turun,

lusuri

sementara peranan industri naik kalau kita mene-

negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah

ke

nagara-negara dengan tingkat pendapatan tinggi.
Sebab

ialah

put.

utama

perubahan

perubahan

struktur

kesempatan

komposisi permintaan dan

kerja

penawaran

Perubahan dalam komposisi produksi bersama-sama

out

de

ngan teknologi yang ada, merupakan faktor permintaan tena
ga kerja. Perkembangan ekonomi menaikkan kesempatan
di

sektor industri,

sementara kesempatan kerja di

kerja
sektor

pertanian menurun. Di sini terlihat bahwa naiknya partisi
pasi seseorang bekerja di sektor industri dipengaruhi oleh

adanya

pada
bahwa

kesempatan

hal

yang tersedia. Dukungan

yang

ini dikemukakan oleh Standing yang

tumbuhnya

sektor

modern

member!

positip

berpendapat

kesempatan yang

lebih banyak kepada wanita untuk berpartisipasi.

Pentinanva Penelitian .Ini &1 Indonesia.

Pemerintah

samaan

hak

1945, UU No.

Indonesia pada prinsipnya menganut

antara pria dan wanita.

80/1957, UU No.

Dalam

pasal

14/1969 maupun PP No.

pengusaha pada prinsipnya

per-

27

8/1981,

ditegaskan

bahwa

membedakan

perlakuan terhadap buruh wanita dan pria,

cuali pada perbedaan yang
63).

tidak

bersifat kondrati

UUD

boleh
ke-

(CSIS,

Hal ini menambah kemampuan bersaing dan

1983:

meningkatkan

permintaan terhadap jasa wanita di pasar kerja.
Di Indonesia,

realisasi emansipasi kaum wanita

berembrio dari rintisan R.A.

yang

Kartini telah terwujud

dalam

konstitusi negara (UUD 1945 pasal 27 ayat 1, pasal 31 ayat

1) yakni persamaan hak dalam memperoleh persamaan kedudukan

di dalam hukum dan persamaan hak dalam mendapat

ajaran.

Selanjutnya,

dalam

GBHN

(1988:381)

peng-

dinyatakan

bahwa "pembangunan yang menyeluruh mensyaratkan ikutserta-

nya

pria maupun wanita secara maksimal di segala

Dalam

rangka ini wanita mempunyai hak, kewajiban dan

sempatan

yang

sama dengan pria untuk

ikut

segala

kegiatan pembangunan. Peranan dan

wanita

dalam

peningkatan

pembangunan

makin

dan keterampilan di berbagai

kebutuhan

dan kemampuannya".

wanita

Indonesia

telah diberi hak

silnya

Ini
dan

ke

serta

dalam

tanggung

jawab

dimantapkan

dengan

serta

bidang.

melalui

bidang

sesuai

berarti

bahwa

kesempatan

dalam menentukan masa depan bangsanya. Sebagai

telah

terwujud dalam

bentuk

perubahan

ikut

ha-

peranan

wanita

yang merambah

dalam segala aspek kehidupan,

ter-

masuk dalam dunia kerja seperti di sektor industri.
rang

bagi wanita Indonesia, pekerjaan dan

karir

Sekamenjadi

saling terjalin erat. Persaingan lalu tirnbul. Wanita

ber-

saing dengan rekan-rekan sesama wanitanya atau dengan kaum

pria.

Oleh karena itu tidaklah mengherankan

jika

segera

setelah lulus sekolah mereka bersemangat untuk mendapatkan
pekerjaan dan mernulai karirnya.
Masa
abad

depan masyarakat Indonesia terutama pada

ke-21 diperkirakan telah berada pada priode

awal

tinggal

landas pembangunan bangsa yang ditandai oleh berkembangnya
industri sehingga Indonesia telah memasuki masyarakat

in

dustri

dan

(D.

Sudjana S.,

1989b:191).

Dari perkiraan ini,

kecendrungan wanita untuk bekerja di sektor formal modern,
maka wanita juga harus merupakan perhatian dalam ketenagakerjaan di sektor industri.
tak ( 1992

angkatan

kerja

pria.

besar

Simanjun-

), pada umumnya tingkat pendidikan dan keteram-

pilan

angkatan

Menurut Payaman J.

kerja wanita lebih rendah

dari

angkatan

Hasil sub sampel Sensus Penduduk tahun

kerja

wanita yang

dari pada laki-laki.

berpendidikan
Sebaliknya

rendah

proporsi

1990,

lebih

angkatan

kerja wanita yang berpendidikan menengah lebih rendah dari

pada

laki-laki.

tinggi,

Demikian juga untuk

tingkat

pendidikan

proporsi angkatan kerja wanita lebih rendah

pada laki-laki.

dari

Pada umumnya angkatan kerja yang berpendidikan

ren

dah juga berketerampilan rendah. Produktivitas kerja
angkatan
rendah,
maupun

kerja
baik
dari

dari

yang berpendidikan

rendah

juga

relatif

dilihat dari segi jam

kerja

yang

efektif

segi hasil kerja

dan

pendapatan.

Angkatan

kerja yang berpendidikan rendah lebih mengandalkan kekuaian

fisiknya

daripada daya pikir dan

tualitasnya.
T-enriah

kemampuan

Sebabitu, angkatan kerja yang

biasanya

hanya mampu

ditugaskan

inteiek-

berpendidikan
pada

pekerjaan

manual dengan sistem kerja dan peralatan sederhana.

Secara

proporsional

dari tahun 1980

hingga

tahun 1990 terjadi penurunan pekerja di sektor

pada

pertanian.

Penurunan proporsi pekerja di sektor pertanian ini diikuti

dengan

peningkatan proporsi di sektor non-pertanian

ter-

utama di sektor industri dan perdagangan. Di sektor indus

tri,

proporsi pekerja meningkat dari sekitar

9,1

pada

tahun

pada

1990.
•wanita

persen

1980 menjadi sekitar 11,6 persen

Khusus untuk tenaga kerja wanita, proporsi
di

sektor industri meningkat

dari

pada tahun 1980 menjadi sekitar 14,1

persen

tahun

pekerja

sekitar

12,5

persen

pada

tahun 1990.

Di

masa-masa

yang akan datang

menurut

perkiraan

Simanjuntak ( 1992 ) kesempatan kerja bagi wanita di

sek

tor non-pertanian akan terus meningkat. Hal ini disebabkan

perkembangan teknologi, perubahan nilai dan sistem sosial,
dan semakin kecilnya perbedaan jabatan untuk laki-laki dan

wanita termasuk pekerjaan untuk malam hari.

wanita

Angkatan kerja

yang baru memasuki pasar kerja diperkirakan

mudah mengisi lowongan kerja yang tersedia karena

tidak
rendah-

nya tingkat keterampilan teknis yang mereka miliki.
Untuk
haruslah

memasuki

era masyarakat

industri

di

diiringi dengan pengembangan sumberdaya

yang

sesuai

arah

itu.

dengan tuntutan dan kondisi yang

Pengembangan sumberdaya manusia

dapat dilakukan melalui jalur pendidikan.

atas,
manusia

sesuai

pada

dasarnya

Sedangkan

dari pendidikan persekolahan tidak selalu dapat

ke

hasil

menyedia-

kan

tenaga yang sesuai dengan dunia kerja,

nya

perubahan teknologi. Pendidikan persekolahan memerlu-

kan

waktu yang relatif panjang untuk

tenaga-tenaga

yang

terdidik dan siap

akibat

dapat

menghasilkan

pakai,

kognitif, afektif maupun psikomotoriknya,

cepat-

baik

segi

sedang teknologi

berubah sangat cepat.

Jalur pendidikan yang memungkinkan untuk mengantisi-

pasi persoalan pendidikan dengan perubahan teknologi
cepat

adalah

jalur Pendidikan Luar

Sekolah

(PLS).

yang
PLS

dalam pengertiannya adalah pendidikan yang dilakukan dalam
suatu

bentuk kegiatan tertentu,

seperti

yang

diutarakan

dalam UUSPN (1989:10-11) bahwa " satuan pendidikan di luar

sekolah

meliputi keluarga, kelompok belajar,

satuan pendidikan sejenis".

negara

kursus

dan

Ini berarti bahwa setiap warga

(pria ataupun wanita) berkesempatan seluas-luasnya

untuk menjadi peserta didik melalui PLS. Dengan

demikian,

setlap

warga negara diharapkan dapat belajar

mana

saja dari kehidupannya dalam

sebagai manusia Indonesia.
itu meliputi keluarga,

pada

mengembangkan

tahap
dirinya

Sedang penyelenggara pendidikan

masyarakat,

pemerintah maupun dunia

usaha.

PLS

yaitu

dalam hal ini bisa ditujukan pada dua

tenaga-tenaga yang sudah bekerja dan

sasaran,

tenaga-tenaga

yang akan atau segera bekerja. Program PLS bagi yang sudah
bekerja dimaksudkan untuk lebih memantapkan

nya

atau

baru.

supaya dapat mengikuti

keterampilan-

perkembangan

teknologi

Program PLS itu sendiri dapat dilakukan dalam

usahaan melalui on the jobs training.

Selain itu,

lebih mudah didisain untuk lebih responsif dan

per-

PLS juga

akomodatif

terhadap perubahan teknologi.

Masalah
wanita

menghadapi era industri, kecendrungan

untuk bekerja di sektor formal modern,

dan

adaan PLS yang lebih mudah didisain untuk lebih

terhadap

perubahan teknologi ini tentu

akan

kaum
keber—

responsif

membutuhkan

suatu informasi data bagi merancang suatu bentuk

kegiatan

pendidikan khususnya bagi wanita. Di samping itu, hal
juga
an

merupakan

suatu .

kegiatan

pemantauan

kecendrung

lingkungan yang menjadi suatu masukan lingkungan

sistem

PLS.

Hal inilah yang melatar

untuk mengadakan

penelitian ini.

belakangi

ini

bagi

keinginan

8

2.

Rumusan dan Analisis Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini dapat
sebagai

hal yang ingin diketahui mengenai

bungan

antara

kerja,

nilai

latar

belakang tingkat

budaya,

tingkat

ekonomi,

:

dinyatakan
"Adakah

pendidikan,
dengan

hu

masa

motivasi

kerja dan aspirasi pendidikan.
Alasan Pemilihan Variabel,

Perkembangan
an-perusahaan
sedianya:

1.

industri serta pertumbuhan

kecil,

perusaha-

menengah maupun besar menuntut

tenaga ahli yang mempunyai

menez^apkan pengetahuan,

dan 2.

ter-

kemampuan

tenaga kerja yang

untuk dapat menyelenggarakan kegiatan tertentu.

untuk

terlatih
Pendidikan

sekolah pada umumnya tidak menghasilkan lulusan siap
ja, tetapi lulusan yang siap latih.
dikan

ker

Oleh sebab itu,

pendi

luar sekolah juga merupakan jembatan antara

pendi

dikan sekolah dengan dunia kerja.

Pendidikan

luar sekolah memiliki keleluasaan

jauh

lebih besar daripada pendidikan sekolah untuk secara cepat
disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat

yang

ikhtiar

senantiasa

berubah,

apalagi sebagai perwujudan

pembangunan

nasional.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berlangsung semakin cepat menimbulkan kebutuhan yang

aneka ragam,

semakin luas dan semakin banyak untuk memper-

oleh informasi,

atas

PP.RI.

Sekolah

).

ber-

pengetahuan,

No.

dan keterampilan ( penjelasan

73 tahun 1991

tentang

Pendidikan

Luar

9

Dalam

pada

itu

program-program

pendidikan

luar

sekolah hendaknya disusun berdasarkan kebutuhan para warga
belajar.

Dengan

mernperhatikan

hal

tersebut

diharapkan

motivasi belajar warga belajar menjadi meningkat,

sehingga

partisipasi mereka dalam setiap aktivitas belajar

menjadi

tinggi

pula.

Sudjana ( 1991:

7

) berpendapat

bahwa

ke

butuhan hidup manusia ( human need ), kebutuhan pendidikan
(

educational

need

need ), dan kebutuhan belajar

) mempunyai hubungan yang erat dan

bangkan
maupun

(

perlu

secara mendasar baik dalam penentuan
dalam

penyelenggaraan

learning

program

dipertim-

kebijaksaan

pendidikan

luar

sekolah.

Banyak

yang

dilakukan

oleh

para

ilmuan/peneliti

tentang pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan

tenaga

kerja

antara

wanita di sektor industri.

Usaha-usaha

lain ditinjau dari sudut antropologi,

kologi

itu

sosiologi,

dan bimbingan. Usaha-usaha tersebut

dan

tampak

psi-

belum

memperlihatkan gambaran yang lengkap tentang hal-hal

yang

mendorong motivasi kerja dan aspirasi pendidikan.

Dalam

diri manusia terdapat dan

bekerja

dorongan-

dorongan psikologis yang merangsang dirinya untuk

melaku-

kan aktivitas (bekerja) guna memenuhi kebutuhannya.

Motiv

asi sesungguhnya mempunyai peranan yang dominan bagi sese
orang dalam pemilihan jenis pekerjaan.
sendiri

luar

banyak

maupun

Sedang motivasi itu

dipengaruhi oleh hal-hal yang

di dalam diri individu.

Dengan

berada

kata

di

lain,

10

bahwa

motivasi itu muncul disebabkan oleh

Seorang
tertentu

tingkat

yang

memiliki

berbeda dengan

pendidikan

tingkat

yang

wanita

berbeda

motivasi

hubungan antara

tingkat

aspirasi

yang

memiliki

Dengan

kata

hubungan

pekerjaan dan aspirasi pendidikan.

adakah

pendidikan

dan

pula.

bahwa tingkat pendidikan mempunyai

motivasi
itu,

yang

akan mempunyai motivasi pekerjaan

pendidikan

lain,

wanita

banyak faktor.

dengan

Oleh

sebab

pendidikan

dengan

kerja dan aspirasi pendidikan ?.

Demikian

juga

halnya dengan nilai budaya yang dianut dalam keluarga akan

menjadikan
aspirasi

perbedaan
pendidikan.

keluarga

akan

memandang

wanita

pekerjaannya.
memiliki

yang

motivasi
Nilai

terlihat

bidang

budaya

pada

yang

dinaut

bagaimana

dan laki-laki terhadap

Ada

pekerjaan

itu

pendidikan

dan

keluarga yang memandang

bahwa

pada

Ada

wanita
keluarga

kedudukan

yang

tidak setara,

sehingga wanita tidak perlu bekerja di

luar

rumah.

sebab itu,

Oleh

wanita dengan pria

dalam

keluarga

kedudukan yang setara dengan pria.

memandang

dan

nilai budaya

yang

dianut

dalam

keluarga turut berperan dalam motivasi pekerjaan dan aspi
rasi

pendidikan.

budaya

yang

Dalam hal ini,

dianut dalam

adakah

keluarga

hubungan

mendorong

nilai

motivasi

kerja dan aspirasi pendidikan ?
Situasi ekonomi yang berbeda pada manusia akan

jadikan
aspirasi

motivasi

yang berbeda pada jenis

pendidikannya.

Seorang

wanita

pekerjaan
yang

men

dan

merasakan

11

bahwa situasi ekonominya lumayan/memadai, akan
dorongan

menjadikan

motivasi tertentu pada pekerjaan. Demikian

dengan

wanita

kurang

memadai.

Oleh sebab itu,

adakah

dengan

motivasi kerja

dan

ekonomi

yang merasakan

bahwa

situasi

juga

ekonominya

hubungan

aspirasi

tingkat

pendidikan

tenaga kerja wanita di sektor industri ?
Industri sebagai sistem merupakan perpaduan subsistem

fisis dengan subsistem manusia.

ngandung makna,
tah,

Subsistem

fisis

yaitu komponen-komponen lahan, bahan

sumberdaya energi dan Iain-lain.

Sedangkan

me-

men-

subsistem

manusia meliputi komponen-komponen tenaga kerja,

kemampuan

teknologi,

subsistem

manusia

nilai-nilai dan Iain-lain.

seperti

tenaga kerja,

Komponen

kemampuan

teknologi

dan

nilai ini merupakan salah satu bidang kajian PLS.

Kemandirian
sanggup

memiliki

sendiri

dengan penuh keyakinan.
tidak

Seorang

masalah-masalah

individu

yang

yang bekerja

dihadapinya

untuk

pada

mencari

orang

kemandirian tersebut.

yang

paling

bahwa

segala

dari

sesuatu

yang menyangkut dirinya termasuk pemenuhan

kebu-

dapat dicapai tanpa berharap bantuan dari

pihak

lain termasuk Tuhan.

ialah

industri

ekstrim

tuhannya

individu yang mandiri

Hal

lain.

penghasilan

termasuk tenaga kerja wanita di sektor

memiliki

mampu

Seseorang yang memiliki kemandiri

akan menggantungkan dirinya

wanita

sendiri,

diduga

bahwa

melakukan sendiri kegiatan-kegiatannya dan

menyelesaikan

an

pengertian

Singkatnya kemandirian adalah sesuatu

12

sifat

yang

dimaksudkan

berdiri di atas kaki

sendiri.

Mandiri

dalam studi ini adalah individu yang

yang

bekerja

oleh karena dorongan rasa tidak ingin menggantungkan

diri

pada

baik

orang lain, merupakan upaya menjawab

ekonomi

maupun lainnya.

tantang,

Aspirasinya terhadap PLS

dilatar

belakangi pemahaman dirinya tentang kekuatan dan kelemahan

yang

dimiliki,

kemampuan memperhitungkan

ancaman lingkungan sekitar,

alternatif
kerjanya.
pada

untuk menghadapi berbagai masalah dalam
Oleh sebab itu,

pekerjaan

kerjanya.

penelitian ini juga

akan membutuhkan

Demikian

Seorang
kemajuan

juga wanita yang

dunia

difokuskan
yang

memi

dalam

karir

bekerja

di

sektor

industri akan senantiasa membutuhkan kemajuan dalam

kerjanya.
dan

Kebutuhan ini dapat terpe-nuhi

berlatih.

organisir

tujuan.
suatu

akan

bentuk

lebih efektif dan efisien

belajar

mencapai

tepat untuk itu adalah dengan

memasuki

pendidikan.

Sedang bentuk

untuk itu adalah PLS.

antara

kerja,

nilai budaya yang
dengan

ter-

bagi

bungan

ekonomi,

dengan

karir

Belajar dan berlatih yang teratur dan

Cara yang

relevan

dan

dan kemampuan memilih berbagai

analisis tentang kemandirian.

liki

kesempatan

latar belakang

pendidikan

Oleh sebab itu,

tingkat

adakah

pendidikan,

dianut dalam keluarga,

aspirasi pendidikan ?. Hal-hal

lah yang menyebabkan variabel latar

yang
hu

masa

tingkat
tersebut-

bela-belakang

pendi

dikan, nilai budaya, dan tingkat ekonomi dijadikan sebagai
variabel inti dalam penelitian ini.

13

Dari

masalah

pokok dan analisis masalah

di

atas,

dapat di rumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian
gai berikut

1) Adakah

seba

:

hubungan antara tingkat pendidikan

dengan

mo

tivasi kerja dan aspirasi pendidikan ?

2) Adakah hubungan antara masa kerja dengan aspirasi
didikan

3) Adakah

pen

?

hubungan

antara nilai budaya

dengan

motivasi

4) Adakah hubungan antara tingkat ekonomi dengan

motivasi

kerja dan aspirasi pendidikan ?

kerja dan aspirasi pendidikan ?

3- Tujuan dan Kegunaan Penelitian3.1.

Tujuan

Yang menjadi tujuan penelitian ini ini adalah : "Un
tuk mendapatkan informasi data tentang faktor-faktor
berhubungan dengan motivasi kerja dan aspirasi

yang

pendidikan

tenaga kerja wanita di sektor industri.

3•2. Kegunaan Penelitian
Dari

tujuan di atas,

maka kegunaan yang

diharapkan

dengan penelitian ini antara lain :

1) Dapat

dijadikan

pengembangan
di

sektor

masukan bagi pemerintah

dalam

wanita sebagai angkatan kerja,

upaya

khususnya

industri.

2) Dapat dijadikan masukan bagi perencanaan/penyelenggaraan

PLS

PLS dalam upaya

yang

merancang/menyelenggarakan

bersesuaian dengan

khususnya di sektor industri.

angkatan

kerja

bentuk

wanita,

14

3) Dapat
yang

dijadikan masukan informasi tentang layanan
dibutuhkan

oleh tenaga kerja wanita

di

PLS

sektor

industri.

4) Dapat dijadikan masukan informasi tentang isu PLS
kah

yang dapat diprediksikan dan

PLS itu pada masa depan.

apakah

apa

signifikansi

BAB

III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode

Penelitian

Pendekatan

yang

dipergunakan

dalam

penelitian

adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
dan analisis yang dipergunakan adalah

deskriptif.
diperoleh

Melalui

analisis

gambaran

tentang

metode

deskriptif

Sedang
dan

metode
analisis

diharapkan

peristiwa-peristiwa

permasalahan yang terjadi pada

saat

penelitian

ini

akan
atau

dilakukan.

Berikutnya dilanjutkan dengan penganalisaan keterkaitan atau

sumbangan
variabel

dari

variabel-variabel

dependen,

yakni

independen

terhadap

sumbangan/konstribusi

tingkat

pendidikan, nilai budaya, dorongan ekonomi terhadap motivasi
dan

aspirasi

aspirasi

PLS,

terhadap
maupun

PLS,

serta

masa

penganalisisan

kerja

terhadap

keterkaitan

antar

variabel dalam penelitian ini.

Pe.rtimbangan
deskriptif

lain

bagi

ini did a sarkan

penggunaan

pada

mengumpulkan informasi secara

metode

keinginan

terinci,

analisis

untuk

dapat

mengidentifikasikan

masalah yang ada, dan mengadakan perbandingan.

B. Teknik Pengambilan Sampel.

Populasi dalam

penelitian

ini

adalah

tenaga

kerja

wanita pada kelompok industri kimia dasar dan aneka industri

pada

zona

industri

pengelompokan

Medan.

Populasi

jenis industri
67

yang

ini

dilakukan

diambil
oleh

dari
Kanwil

68

Perindustrian Sumatra Utara,

yang terdiri dari

Tabel

9

PENGELOMPOKAN JENIS INDUSTRI

No.
1.

2.

3 .

Kelompok Industri
Industri

Aneka

Sub-Kelompok Industri

Kimia Dasar

Industri

Mesin & Logam Dasar

1.

An Organik

2.

Agrokimia

3.

Selkar

4.

Organik

1.

Pangan/Makanan/Minuman

2.

Bahan Bangunan dan Umum

3.

Sandang dan Kulit

4.

Industri

5.

Jasa dan Barang Logam

1.

Industri Logam Dasar

2.

Kimia

Serat

Industri Mesin Listrik
Elektronika

dan
3.

*

-

Industri Perkapalan

Sub-Kelompok Industri yang diteliti

Penentuan dua kelompok dari ketiga kelompok

disebabkan bahwa pada

kelompok

kerja wanita sangat minim dan

penelitian yang

diharapkan.

3

(ketiga)

kurang

Selanjutnya

sub

jumlah

mendukung

pada

(kesatu) diambil 2 buah industri yakni 1 dari
an organik dan 1 buah dari

yang

kelompok

ada

tenaga

pada

data

kelompok
sub

selkar.

1

kelompok
Hal

ini

69

didasarkan

bahwa

kedua buah

observasi

awal

cukup

industri

memenuhi

tersebut

syarat,

menurut

karena

kelompok lain jumlah tenaga wanita sangat minim,

hasil

pada

sub

sebab

sub-

sub kelompok tersebut sangat padat teknologi.
Dari kelompok 2

diambil

satu

sub

kelompok

industri dengan jumlah 3 buah industri,

yakni

sub

kelompok

industri pangan/makanan

Hal

bahwa pada sub

(kedua)

dan

kelompok

minuman.

lain

tenaga

bekerja pada bidang-bidang pendukung

ini

kerja
kerja

didasarkan

wanita
pria

dan

sangat tersebar pada banyak industri yang saling
Dilihat dari segi waktu penelitian dan

kurang

menguntungkan.

Cara

ini

dengan

sampel berdasarkan pertimbangan (Purposive
menurut Bambang Suwarno

berdasarkan

(1987:17)

pertimbangan

menentukan kuota menurut

sampel sembarang saja atau

sesuka

yang menggunakan teknik ini akan
dengan

keperluan

tidak

pula

peneliti

sampelnya

Keuntungan

harus
menarik

Seorang

memilih

yang
sampel

penelitian

hati.

penelitiannya.

ini

penarikan

penarikan

.tidak. berarti
dan

hal

Sampling),

bahwa

strata,

juga

berjauhan.

birokrasi,

sesuai

hanya

sesuai

Purposive

Sampling adalah bahwa pihak peneliti dapat menggunakan skill

penelitiannya

dan

pengalaman

pengetahuan

yang

melatar

unit

populasi

belakangi untuk memilih respondennya.

Untuk menentukan industri yang menjadi

dilakukan

dengan

pertimbangan.

Sedang

untuk

mendapatkan

besaran sampel digunakan Proporsional Random Sampling :
n

n=

1 + (

i) / n—
o

( Cochran; 1977:76)

70

dimana

: n = ukuran sampel terkecil.
N = jumlah sumber data populasi.
t = nilai pada kurva normal berdasarkan taraf nyata

yang dipilih ( = 0,05 maka t = 1,96 ).
p

= proporsi

dari

salah

satu

unit

yang

diperbandingkan
q = 1 - p
d = taraf

kesalahan

dalam

prosedur

(ditetapkan

sebesar 5 persen).
34

= 0,0716

475

q = IjI

= 0,9284

.2

t

pq

n

O

.2

(1,96)2 (0,0716) (0,9284)
(0,05)2

S'nSoc9
0,UUZb

dibulatkan = 102.

= 102,118

102
n

=

n

= 84,1145

1 + (102 - D/475

Dari

dibulatkan =

jumlah

diobservasi, dan dari
dapat diolah,

n.n =

di

84.

atas

diasumsikan

95%

yang

dapat

95% itu diperkirakan 95% datanya yang

maka :

n
qk " n or
u,yoxu,yo

< Harwich dan Lininger; 1957:112 )

71

84

= 93,2

0,95 x 0,95

23_

dibulatkan

Dari jumlah besaran sampel minimum di

sampel

yang

diambil

dan

ditetapkan sebesar 128
berikut

diolah

atas,

dalam

responden

akhirnya

penelitian

dengan

proporsi

ini

sebagai

:
34

Proporsi kelompok 1 (kesatu) = —2F75— x n
34
475

x

128

0,0715 x 128 = 9,16
Kelompok 1.1.

Kelompok 1.2.

15

x 9 = 3,97

34

Kelompok 2.2

Kelompok 2.3.

dibulatkan

=9-4=5.

Proporsi kelompok 2 (kedua) =

Kelompok 2.1.

19J.

407
441

441

***

x 128 = 0,928 x 128

= 118,837

dibulatkan = il£

x 119 = 109,825

dibulatkan = Hfl

U6_ x

441

119 = 4,317

dibulatkan =

4.

= 119 - 110 - 4 = 5_
Tabel

10

UKURAN SAMPEL TKW MENURUT INDUSTRI

Kelompok Industri
1.

2.

Jumlah TKW

Sampel

Industri Kimia Dasar

34

9

1.1. PT.

Gunung Gahapi Sakti

15

4

1.2.

Kim Sari Paper

19

5

441

119

PT.

Aneka Industri

72

Kelompok Industri

407

110

Multi Bintang

16

4

Pepharin Ria

18

5

475

128

2.1.

PT.

San Maru Food Mnf.

2.2.

PT.

2.3.

PT.

Jumlah
Catatan

Sampel

Jumlah TKW

:

- Data industri diperoleh dari Kanwil Perindustrian Sumatera
Utara.

- Data jumlah tenaga kerja diperoleh dari Kanwil

Departemen

Tenaga Kerja Sumatera Utara.

C. Penjabaran Konsep-konsep Teoritis, Empiris dan Analitis.
Konsep
Teoritis

(1)
1.Motivasi

Konsep Empiris

Konsep Analitis
(3)

(2)
1.Tingkat
kebutuhan

l.Data ttg pilihan responden

pada pernyataan tingkat ke
butuhan, dalam bentuk
inventori.

2.Aspirasi 2.1.Keinginan

2.1.Laporan responden ttg ke

terhadap

Terhadap

inginan mengikuti pendd.

PLS

Pendidikan

kembali serta alasannya

dan bentuk/jenis pendd.

yang diinginkan.
2.2.Upaya yg
Dilakukan

2.2.Jawaban responden ttg

usaha yg dilakukan serta
sumber dananya.

2.3.Peningkat-

3.Status

2.3.Jawaban responden akan pe-

an Yg Di

rolehan yg diharapkan dari

harapkan

pendd.

1.Status
Perkawinan

tersebut.

l.Data ttg status perkawinan
responden.

73

Konsep
Teoritis

(1)
4.Tkt.Pen
didikan

Konsep Empiris

Konsep Analitis
(3)

(2)

4.l.Data ttg. ijazah pendd.

4.1.Ijazah
Terakhir

formal yg dimiliki oleh
responden.
4.2.Data ttg.

4.2.Lama

Bersekolah

lamanya respon

den menduduki bangku se
kolah

5.Masa

Kerja

5.1.Lama Be

5.1.Laporan responden ttg.lama

kerja Pa

dan jumlah waktu ia beker

da Tempat

ja pada tempat kerjanya

Bekerjanya

sekarang.

Sekarang

5. 2.Keinginan
untuk

te-

rus bekerja
6.Nilai

6.1 .Perlakuan

5.2.Jawaban responden akan te-

rus bekerja atau berhenti
serta alasannya.

6. l.Data ttg perlakuan keluar

Budaya

Terhadap

ga terhadap wanita dim

Yg Di

Wanita

pendidikan, pekerjaan, dll

anut

6.2.Kepemimpinan 6. 2.Laporan responden tentang

Dalam

Kepala Ke

kepemimpinan kepala ke-

Keluar

luarga

luarganya tergolong demokratis atau

ga

7 .Dorongan 7.l.Pemilikan

tidak.

7.1.Laporan responden tentang

Ekonomi

Harta Ke

harta yang dimiliki oleh

Keluarga

luarga

keluarganya.

7.2.Penghasilan

7. 2.Laporan responden tentang

Keluarga dan

penghasilan keluarga dan

Pribadi

pribadinya per-bulan serta
sumber-sumbernya.

7.3.Pengeluaran

7.3.Laporan responden tentang

Keluarga dan

pengeluaran keluarga dan

Pribadi

pribadinya per-bulan serta
keperluannya.

74

D- HIPOTESIS
Dalam

penelitian ini, hipotesis yang

lah sebagai berikut

diajukan ada

:

1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

motivasi

kerja.

2) Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan

aspirasi

pendidikan.

3) Ada hubungan antara nilai budaya dalam keluarga

dengan

motivasi kerja.

4) Ada

hubungan

antara

nilai

antara

masa

budaya

dengan

aspirasi

pendidikan.

5) Ada hubungan

kerja

dengan

aspirasi

pendidikan.

7) Ada hubungan antara dorongan ekonomi
pendidikan.

dengan

aspirasi

75

E. Data dan Alat Pengumpul Data

1. Jenis Data yang Diperlukan.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan

permasalahan

kiranya perlu diketahui terlebih dahulu jenis data yang
butuhkan. Beranjak dari permasalahan dan

tujuan

di-

penelitian

maka data yang akan diungkap adalah sebagai berikut.
Data tentang

motivasi

dilihat

kebutuhan yang dikemukakan oleh

dari

Maslow,

lima

tingkatan

seperti

kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan

sosial/afiliasi,

kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan aktualisasi diri.
Untuk melihat hal tersebut disusun 20
distribusikan

dalam

pernyataan ini

setiap

diharapkan

pernyataan

tingkatan.

dapat

Dari

mengungkap

yang

di-

pernyataan-

data

tentang

motivasi sebagai variabel dependen (Yi).

Data yang berhubungan

dengan

aspirasi

terhadap

PLS

mencakup keinginan untuk mengikuti pendidikan kembali, upaya

yang

dilakukan

kearah

itu,

diharapkan. Guna mengungkap

serta

data

ini

peningkatan
dipergunakan

yang
angket

yang dipersiapkan sedemikian rupa dengan alternatif jawaban
yang telah disusun berdasarkan kategori tinggi, dan rendah.
Kuesioner ini

diharapkan

dapat

mengungkap

data

tentang

aspirasi terhadap PLS sebagai variabel dependen (Y2).
Data tentang status

(Xi)

diungkap

dengan pertanyaan yang memberi alternatif

melalui

jawaban

kuesioner

kategori

pernah kawin dan belum pernah kawin. Melalui pertanyaan

ini

akan diketahui frekuensi responden

dan

yang'

pernah

kawin

76

belum pernah kawin.

Hal

ini diperuntukkan

bagi

kontrol

terhadap hubungan beberapa variabel penelitian ini.
Data tentang tingkat pendidikan diungkap melalui

lama

menduduki bangku sekolah dan ijazah tertinggi yang dimiliki.
Alternatif

jawaban

berdasarkan

dari

pertanyaan

kategori tinggi, dan

diharapkan akan

mampu

ini

telah

rendah.

mengungkap

Dari

data

disusun

pertanyaan

tentang

tingkat

pendidikan sebagai variabel independen (Xz).
Untuk

mendapatkan

data

tentang

masa

kerja

dipergunakan kuesioner yang item pertanyaan disusun dan

di-

distribusikan sesuai dengan penjabaran konteoritis, empiris,

dan analitis. Data ini meliputi

tempat bekerja,
bekerja dalam

lama

lama bekerja dalam
sehari.

Jawaban

berdasarkan kategori tinggi,

bekerja

seminggu

tersebut

sedang,

di

dan

Industri

serta

lama

akan

disusun

rendah.

Melalui

pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat

mengungkap

masa kerja sebagai variabel independen (X3).

Untuk mengungkap data tentang

budaya

diungkap

dari aspek-aspek yang menunjukkan nilai-nilai yang

ada/ber-

laku

terhadap

dalam

keluarga,

yakni

nilai

mencakup

perlakuan

wanita dalam keluarga dan kepemimpinan kepala keluarga, yang

dikumpulkan melalui

kuesioner.

Item

pertanyaan

dalam

kuesioner"ini disusun dengan alternatif jawaban

berdasarkan

kategori tinggi, dan rendah. Melalui kuesioner

diharapkan

dapat mengungkap nilai budaya sebagai variabel

independen

(X*).

77

Data yang menyangkut ekonomi meliputi pemilikan

harta

keluarga, penghasilan keluarga dan pribadi, serta pengeluaran keluarga.

Data

dikumpulkan

jawaban-jawaban responden

melalui

akan

kuesioner,

dimasukkan

tinggi, dan rendah. Melalui kuesioner ini

dalam

dimana

kategori

diharapkan

dapat

mengungkap ekonomi sebagai variabel independen (Xs).
2. Alat Pengumpul Data
a.

Motivasi

1) Penyusunan alat pengumpul data

Alat
variabel

pengumpul

data

ini dalah inventori.

berdasarkan

gagasan-gagasan

yang

dipergunakan

Inventori

yang

ini

terdapat

dalam

dikembangkan

dalam

teori

motivasi dari Abraham H. Maslow.

Dengan merujuk pada lima tingkatan kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow maka

dikembangkan

inventori

mengetahui tingkat motivasi wanita memasuki kerja di
industri.

Keseluruhan

pengembangan

motivasi ini dilakukan dengan
berikut

melalui

untuk

sektor

inventori

tingkat

tahap-tahap

sebagai

:

a) Menganalisa

indikator

dan

motivasi kerja di sektor

indentifikasi
industri.

hal

karakteristik
ini

dilakukan

sebagaimana diuraikan pada bab II dan akhirnya diperoleh
sebagai berikut :
1.

sandang

2.

papan

78

3.

pangan

4.

dst.

b) Identifikasi

karakteristik

industri. Hal ini

motivasi

kerja

dengan

mengkaji

dilakukan

sumber, pada akhirnya diperoleh

sejumlah

motivasi

industri

bekerja

di

sektor

diikhtisarkan sebagai berikut

di

sektor
berbagai

karakteristik
yang

dapat

:

1. Supaya dapat membeli pakaian yang layak.
2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Agar dapat

menyewa,

membeli

atau

membangun

rumah

sendiri.

4. Ingin memperoleh gaji.

5. Ingin mempersiapkan biaya perobatan kalau sakit.
6.

Untuk persiapan masa tua.

7. Ingin

berdiri

sendiri/agar

tidak

tergantung

pada

orang tua atau suami.

8. Agar tidak terjadi cekcok dalam keluarga.
9. Ingin bergaul dengan orang yang bermacam ragam.

10. Ingin menjadi pemimpin salah satu organisasi

pekerja

wanita.

11. Karena perusahaan minta saya untuk bekerja.
12. Karena teman yang lain juga bekerja.

13. Ingin memperoleh pangkat yang lebih tinggi.
14. Supaya orang lain mengakui kelebihan saya.

15. Supaya mendapat pujian dari orang lain.

16. Ingin

mendapat

tempat

yang

lebih

baik di

mata

79

masyarakat.

17. Ingin menunjukkan pada orang

lain

bahwa

saya

juga

mampu bekerja.

18. Ingin meningkatkan prestasi dalam pekerjaan.
19.

Untuk memperoleh kepuasan.

20. Ingin melaksanakan tanggung jawab saya sebagai warga
negara.

Setelah

melalui

tahapan

pengujian

karakteristik yang diidentifikasikan
bagian pengujian

alat

pengumpul

di

atas

data),

terhadap

(lihat

maka

pada

pertanyaan-

pertanyaan yang telah diuji tersebut kemudian dikombinasikan
menjadi pasangan-pasangan pertanyaan. Penjodohan itu

diatur

sedemikian rupa sehingga setiap

setiap

tingkatan

mendapat

karakteristik

kesempatan

untuk

dari

dipasang-pasangkan

dengan setiap karakteristik dari tingkatan lainnya, sehingga
diperoleh 160 pasangan pertanyaan.

Setelah

semua

pertanyaan

itu

dijodohkan

menurut

kisi-kisi dan pola penjodohan yang dikemukakan diatas,

selesailah penyusunan peringkat inventori
bekerja disektor industri. Dan untuk
terhadap

konsistensi

pasangan dibuat

dabal,

jawaban

tingkat

kepentingan

responden,

sehingga

jumlah

maka

maka

motivasi
penilaian
beberapa

pasangan-pasangan

pernyataan dalam inventori menjadi 200 pasangan.

Demikian

selanjutnya

inventori

mengumpul data tentang tingkat motivasi
sektor

industri.

itu

digunakan

wanita

untuk

bekerja

di

80

2) Penskoran alat pengnumpul data.
Penskoran ( pemberian nilai jawaban ) dilakukan

dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a)

Menghitung banyak hurup A yang dilingkari

dalam

setiap

baris lembar jawaban. Pasangan pertanyaan yang dikenai garis

penuh tidak diperhitungkan, tetapi yang dikenai garis putus-

putus harus diperhitungkan. Jumlah tersebut ditulis di bawah
hurup A pada masing-masing baris yang bersangkutan.

b)

Menghitung banyak huruf B yang dilingkari

dalam

setiap

lajur lembar jawaban. Pasangan pernyataan yang dikenai garis
penuh tidak diperhitungkan,
putus-putus

sedangkan

yang

diperhitungkan. Jumlah tersebut

dikenai

garis

dituliskan

atas garis dibawah huruf B pada masing-masing yang

di

berjudul

sama dengan kolom yang bersangkutan.

c)

Angka-angka yang terdapat dibawah A dan

baris dijumlahkan
huruf AB

pada

memperlihatkan

dan

dituliskan

masing-masing

diatas

baris.

kecenderungan

dilihat pada contoh dibawah ini.

pada

garis

setiap

di

Angka-angka

tingkat

memiliki angka terbanyak. Contoh untuk

B

tersebut

motivasi

hal

bawah

tersebut

yang

dapat

81

veil!

Di Sektor Industri
,.
>.T

A

\/

/

T ,. I. ... 1. ^ ..

dy J a Li a i,a: