Peranan Tenaga Kerja Wanita Pedagang Hortikultura di Pasar Tradisional Terhadap Pendapatan Keluarga.

(1)

PERANAN TENAGA KERJA WANITA PEDAGANG

HORTIKULTURA DI PASAR TRADISIONAL TERHADAP

PENDAPATAN KELUARGA

(

Studi Kasus: Jalan Seram, Kecamatan Medan Perjuangan, Kotamadya Medan)

SKRIPSI

LAURA ADELINA LUBIS 050309039

SEP - PKP

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

Judul Skripsi : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pedagang Hortikultura di Pasar Tradisional Terhadap Pendapatan Keluarga Nama : Laura Adelina Lubis

NIM : 050309039

Departemen : Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi : PKP

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Lily Fauzia, MSi) (Emalisa, SP, MSi) Ketua Anggota

Mengetahui,

(Ir. Luhut Sihombing MP) Ketua Departemen


(3)

RINGKASAN

LAURA ADELINA LUBIS (050309039/PKP) dengan judul skripsi ” PERANAN TENAGA KERJA WANITA PEDAGANG HORTIKULTURA DI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA” dengan studi kasus di Pasar Jalan Seram, Kecamatan Medan Perjuangan, Kotamadya Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2009 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Emalisa, SP, MSi sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Kebutuhan akan komoditas hortikultura semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah penduduk, kesadaran gizi, dan daya beli masyarakat. Untuk memenuhi permintaan itu diperlukan produk hortikultura yang memenuhi selera konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas.

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga. besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja.

Metode yang digunakan adalah secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:


(4)

1. Secara serempak, Karakteristik sosial ekonomi pedagang wanita hortikultura berpengaruh nyata terhadap pendapatannya

2. Secara parsial, hanya lama berdagang yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura


(5)

RIWAYAT HIDUP

LAURA ADELINA LUBIS, lahir di Padang Sidimpuan pada tanggal 05 Januari 1987 anak dari Ayah A. Lubis (Alm) dan Ibu M. Sinaga. Penulis merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1993 masuk Sekolah Dasar di SD Inpres P.Sidimpuan, tamat pada tahun 1999

2. Tahun 1999 masuk Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 1 P.Sidimpuan, tamat pada tahun 2002

3. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Umum di SMU Negeri 4 P.Sidimpuan, tamat pada tahun 2005

4. Tahun 2005 diterima di departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

5. Bulan Juni – Juli 2009 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Laksa, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi

6. Bulan Mei 2009 melaksanakan penelitian skripsi di kota Medan Provinsi Sumatera Utara


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah ” PERANAN TENAGA KERJA WANITA PEDAGANG HORTIKULTURA DI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA.” Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakulta Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi selaku Ketua Komisi Pembimbing, Ibu Emalisa SP, MSi salaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu saya dalam penyempurnaan skripsi ini, Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP-USU dan Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP-USU, seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP-USU, serta seluruh instansi terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama penulis mengambil data penelitian.

Segala hormat dan terima kasih khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda A. Lubis (Alm) dan Ibunda M. Sinaga atas doa, kasih sayang dan kesabarannya dalam memberi motivasi dan bimbingan yang tiada henti dan juga kepada abang-abang dan kakak-kakak atas doa dan semangat yang diberikan. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan saya khususnya batin, baher dan bamer yang turut mendukung, membantu dan mendoakan penulis dan teman-teman stambuk 2003 serta tak lupa kepada


(7)

KOMPAS yang telah banyak memberi saya pengalaman yang sangat berharga dan buat seseorang yang telah banyak membantu dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini Love You So Much...terima kasih atas doa-doanya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2009


(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN...i

RIWAYAT HIDUP...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR LAMPIRAN...vi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang...1

1.2.Identifikasi Masalah...4

1.3.Tujuan Penelitian...4

1.4.Kegunaan Penelitian...5

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka...6

2.2.Landasan Teori...10

2.3.Kerangka Pemikiran...12

2.4.Hipotesis Penelitian...15

III. METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian...16

3.2.Metode Pengambilan Sampel...16


(9)

3.4.Metode Analisis Data...17

3.5.Defenisi dan Batasan Operasional...19

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1.Luas dan Kondisi Geografis...21

4.2.Kondisi Pasar Seram...22

4.3.Sarana dan Prasarana...22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN...24

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan...42

6.2.Saran... ...42 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Distribusi Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian

di Kelurahan Pandau Hilir Tahun 2008...23

2. Banyaknya Jumlah Pasar dan Pertokoan di Kelurahan Pandau Hilir Tahun 2008...23

3. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Bedasarkan Kelompok Umur di Daerah Penelitian...25

4. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian...26

5. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Berdasarkan Lama Bekerja di Daerah Penelitian...27

7. Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Daerah Penelitian...28

8. Karakteristik Wanita Pedagang Hortikultura di Jalan Seram...29

9. Modal Wanita Pedagang Hortikultura di Daerah Penelitian………..30

10.Biaya Operasional Sampel dalam Usaha Dagang di Daerah Penelitian...32

11.Penerimaan Sampel di Daerah Penelitian...34

12.Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura di Daerah Penelitian...35

13. Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Hortikultura Terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura...36

14. Rataan Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura terhadap Total Pendapatan Keluarga...39

15. Tabulasi data Peranan Wanita Pedagang Hortikultura dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga...40


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang di Daerah Penelitian...45

2. Jumlah dan Biaya Pembelian Barang Per Bulan di Daerah Penelitian...46

3. Biaya Penyusutan Peralatan Sampel Per Bulan...53

4. Biaya Iuran Wajib Sampel Per Bulan...55

5. Biaya Transportasi Sampel Per Bulan...56

6. Biaya Curahan Tenaga Kerja Sampel Per Bulan...57

7. Total Biaya Pedagang Hortikultura Per Bulan Di daerah Penelitian...58

8. Jumlah dan Penerimaan Barang Dagangan Per Bulan...59

9. Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura Per Bulan...66

10.Pendapatan Anggota Keluarga Wanita Pedagang Hortikultura Per Bulan...67

11.Proporsi Pendapatan Wanita Pedagang Hortukultura terhadap Pendapatan Keluarga per Bulan...68


(12)

RINGKASAN

LAURA ADELINA LUBIS (050309039/PKP) dengan judul skripsi ” PERANAN TENAGA KERJA WANITA PEDAGANG HORTIKULTURA DI PASAR TRADISIONAL TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA” dengan studi kasus di Pasar Jalan Seram, Kecamatan Medan Perjuangan, Kotamadya Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2009 dan dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Emalisa, SP, MSi sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Kebutuhan akan komoditas hortikultura semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah penduduk, kesadaran gizi, dan daya beli masyarakat. Untuk memenuhi permintaan itu diperlukan produk hortikultura yang memenuhi selera konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas.

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga. besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja.

Metode yang digunakan adalah secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:


(13)

1. Secara serempak, Karakteristik sosial ekonomi pedagang wanita hortikultura berpengaruh nyata terhadap pendapatannya

2. Secara parsial, hanya lama berdagang yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura


(14)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertanian di Indonesia sedang berada di persimpangan jalan. Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat Indonesia, sektor pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. Sektor ini juga perlu menjadi salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau, pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis. Hal ini dicapai dengan memusatkan perhatian pada bahan-bahan pokok seperti beras, jagung, gula, dan kacang kedelai, dan lain-lain (Intiindonesia, 2003).

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh Negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis yang sedang terjadi. Keadaan inilah yang menampakkan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang andal dan mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional (Husodo,dkk, 2004).

Prioritas utama pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi seluruh penduduk yang terus meningkat. bila dikaitkan dengan keterjaminan pangan, ini menyiratkan pula perlunya pertumbuhan ekonomi yang disertai oleh pemerataan sehingga daya beli masyarakat meningkat dan distribusi pangan lebih merata


(15)

kebutuhan akan komoditas hortikultura semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah penduduk, kesadaran gizi, dan daya beli masyarakat. untuk memenuhi permintaan itu diperlukan produk hortikultura yang memenuhi selera konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas.hal ini memerlukan penyediaan bibit varietas unggul bermutu, cara pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, serta penanganan pasca panen (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1992).

Tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Suroto, 1992).

Ada beberapa hal yang menyebabkan wanita bekerja, diantaranya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang belum tercukupi, keinginan memajukan pendidikan anak, dan keinginan sendiri atau sekedar menyalurkan hobi. Pekerjaan mencari nafkah yang sering dilakukan wanita dalam kehidupan sehari-hari salah satunya sebagai pedagang sayur-mayur.

Umumnya di pasar tradisional yang berada di dekat jalan raya, secara kasat mata dapat dilihat sepanjang jalan banyak pedagang pengecer/pedagang kaki lima yang di dominasi oleh wanita yang menjual hasil-hasil pertanian terutama hortikultura. Mereka tidak peduli dengan ketertiban dan kelancaran lalu lintas di sekitar tempat mereka berdagang, meskipun selalu ada penggusuran dan penertiban yang dilakukan oleh polisi tetapi mereka tetap bertahan hingga bertahun-tahun.

Tenaga kerja wanita adalah wanita yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Era pembangunan dewasa ini menghendaki agar seluruh


(16)

potensi nasional dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan besar yang dayanya akan berhasil menggerakkan bangsa dan masyarakat di Indonesia mencapai cita-citanya untuk berkembang dan maju (Sayogyo, 1983).

Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga. Besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja.

Namun demikian, meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga dan kenyataan bahwa mereka juga berperan untuk meningkatkan kedudukan keluarga, maka bertambah pula masalah-masalah yang timbul. Kedua peran tersebut sama-sama membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian, sehingga jika peran yang satu dilakukan dengan baik, yang lain terabaikan sehingga timbullah konflik peran (Sayogyo, 1983)

Kaum wanita pada dasarnya merupakan potensi besar sumber manusia yang sama besarnya dengan kaum laki-laki, hal ini yang menjadi alasan untuk melakukan penelitian di pasar seram ini tentang bagaimana wanita pedagang hortikultura yang berperan sebagai pencari nafkah dan sebagai ibu rumah tangga mampu mengatur waktunya untuk suami dan anak-anakanya khususnya dalam mendidik anak agar kelak menjadi orang yang berhasil dimana kita juga bisa melihat banyak anak-anak pedagang ini bisa bersekolah sampai perguruan tinggi. Seperti kita ketahui bahwa mengurus rumah tangga itu sangat besar tanggungjawabnya dan bukanlah pekerjaan yang mudah misalnya dalam mendidik anak serta seberapa besar pendapatan yang dihasilkan wanita pedagang hortikultura dalam menambah pendapatan keluarga.


(17)

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh karateristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja) wanita pedagang hortikultura terhadap pendapatannya

2. Berapa besar kontribusi pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga?

3. Bagaimana peran wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah maka penelitian bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja) wanita pedagang hortikultura terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura 2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan wanita pedagang

hortikultura terhadap total pendapatan keluarga

3. Untuk mengetahui peran wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga


(18)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang sarjana

2. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik akademis maupun non akademis


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu dihubungkan dengan keadaan masyarakat pada umumnya. Karena peranan wanita di lapangan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat disamping nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apakah wanita dianggap sewajarnya melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan urusan rumah tangga, juga menentukan perannya (Budiman, 1992).

Pada dasarnya bagi perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru. Bagi golongan ini peranan ganda telah ditanamkan oleh orang tua mereka sejak mereka masih berusia muda. Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung tinggi, ini terlihat pada wanita desa yang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, misalnya mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga (Daulay, H., 2001).

Wanita dari dahulu sudah bekerja, tetapi baru pada masyarakat industri modernlah mereka itu berhak memasuki pasaran, tenaga kerja sendiri dan untuk memperoleh pekerjaan tanpa bantuan dan perkenan para lelaki. Wanita telah diberikan kedudukan yang tinggi dalam segala jenis pekerjaan. banyak kemungkinan, pada permulaan abad ini, sedikit sekali wanita bekerja kecuali mereka yang terdorong oleh karena kemiskinan. sekarang ini, lebih banyak yang bekerja untuk menambah tingkat kehidupan keluarga atau karena mereka ingin bekerja (Goode, W., 1991).


(20)

Melihat potensi sumber daya manusia (SDM) dari kaum wanita yang cukup besar, perlu kiranya untuk lebih memberikan perhatian mengenai peranan dan partisipasi wanita dalam segala aspek pembangunan. Salah satu program pengembangan SDM berkenaan dengan bidang ketenagakerjaan menyebutkan adanya kegiatan untuk meningkatkan partisipasi wanita dalam menyokong ekonomi keluarga, kita bisa melihat dari kegigihan wanita dalam meningkatkan perekonomian keluarga dan banyak kita lihat khususnya wanita pedagang yang sanggup menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2002).

Tidak dapat diambil kesimpulan umum sekarang ini apakah bekerja itu mempunyai pengaruh yang merusak terhadap anak ataupun hubungan antara ibu dan anak-anak. Keluarga itu kecil, dan biasanya, tidak ada wanita dewasa lainnya di dalam rumah tangga yang dapat memelihara anak-anak ketika ibunya keluar rumah, tentu saja sifat orangtua pengganti yang ada membawa pengaruh. Ibu yang bekerja part-time dan ibu pekerja kelas menengah lebih banyak kemungkinan memilih untuk bekerja, besar kemungkinan memilih pekerjaan yang mereka senangi dan menerima pekerjaan itu dengan kesadaran akan persoalan-persoalan menanggung peran ganda. Karena itu mereka lebih bertanggungjawab untuk menutupi ketidak hadiran mereka dengan cara pengaturan yang lebih baik, dengan secara sadar mengatur untuk berada bersama-sama anak mereka (Goode, W., 1991).

Peran wanita dalam menciptakan ketahanan keluarga keluarga sering dipandang sebagai institusi terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ini pandangan secara umum untuk keluarga yang lengkap. Sebab mungkin saja, sebuah keluarga hanya terdiri dari ayah dan anak atau ibu dan anak, atau mungkin pula hanya terdiri dari suami dan isteri bila mereka masih keluarga baru atau mungkin pula keluarga yang tidak memiliki anak. Wanita (baca: ibu) dalam sebuah keluarga adalah sosok unik


(21)

yang bukan saja secara kodrati mampu mengandung dan melahirkan anak, tetapi juga dengan ikhlas dan tulus merawat, mengasuh, dan mendidik anak-anak hingga menjadi orang yang berguna dan mandiri. Sosok ibu pula yang senantiasa melindungi anak ketika dalam bahaya. Menjadi teman bermain dan bercanda. Dengan penuh rasa cinta, seorang ibu selalu menghibur anak ketika sedih dan merasa putus asa. Dengan telaten, ibu selalu memberi semangat hidup pada anak dan selalu mendoakan agar kelak anaknya menjadi “orang” dan dapat hidup dengan layak (Wisadirana, 2004).

Pasar, sebagai pusat pertemuan penjual dan pembeli ataupun sebaliknya, biasanya terdapat di tempat-tempat yang strategis yakni tempat yang mudah dicapai baik oleh pihak penjual maupun pihak pembeli, tempat yang tidak jauh dari penghunian yang ada di sekitarnya serta tempat yang aman dari gangguan umum (Ikram, 1990).

Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka manggantungkan hidupnya beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum diketahui sejauh mana dan bagaimana proses dan wujud peranan pasar yang akan menimbulkan suatu perubahan di bidang ekonomi pedagang (Irawan, 2008).

Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas. Jika selama ini pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini mulai terkikis. Pemberdayaan pedagang kecil ini dapat dilakukan dengan memperbaiki akses mereka dan membantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangannya (Albert, 2007).


(22)

Perekonomian suatu wilayah, pasar-pasar dapat dibagi menjadi tiga macam dengan asumsi proses penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu antara lain pasar barang dan jasa, pasar uang dan modal, serta pasar tenaga kerja

1. Pasar Barang Dan Jasa

Pasar barang dan jasa adalah interaksi antara penawaran dan permintaan barang dan juga jasa. Penawaran umumnya dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi produk dalam bentuk barang maupun jasa sedangkan permintaan umumnya berasal dari pemerintah dan juga dari sektor rumah tangga.

2. Pasar Uang Dan Modal

Pasar uang dan modal adalah interaksi antara permintaan serta penawaran uang dalam arti hak penggunaan uang di mana yang membutuhkan uang adalah pihak yang akan mengelola dana yang didapat untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan. Pihak yang menawarkan uang dan modal adalah pihak yang rela menunda penggunaan uang untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang dikeluarkannya untuk dikelola.

3. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja pada perekonomian tertutup dilakukan oleh rumah tangga, sedangkan pada perekonomian terbuka penawaran tenaga kerja dapat berasal dari asing / luar negri. Permintaan tenaga kerja asalnya dari sektor pemerintah dan sektor perusahaan. (Ikram, M., 1990)


(23)

2.2. Landasan Teori

Peranan adalah aspek dinamis dari status yang dimiliki oleh seseorang. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu:

a. pola peranan dimana digambarkan peranan wanita seluruhnya hanya dalam pekerjaan rumah tangga atau pemeliharaan kebutuhan hidup semua anggota keluarga

b. pola peranan dimana wanita mempunyai peranan dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan mencari nafkah

Peranan atau peran merupakan pola perikelakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Peranan ini dapat diibaratkan dengan peran yang ada dalam suatu sandiwara yang para pemainnya mendapatkan tugas untuk memainkan sebagian atau seluruh bagian cerita yang menjadi tema sandiwara tersebut (Soekanto, 1981).

Wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani pembangunan mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang. Pembangunan wanita sebagai mitra sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peranan aktif dalam kegiatan pembangunan manusia seutuhnya. Kedudukan wanita dalam keluarga dan masyarakat serta peranannya dalam pembangunan perlu dipelihara dan terus ditingkatkan hingga dapat memberikan sumbangsih yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan keluarga dengan memperhatikan kodrat dan martabatnya (Depdikbud, 1993).


(24)

Pudjiwati Sayogyo dalam penelitiannya tentang peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa mengungkapkan betapa besar sumbangan wanita dalam ekonomi masyarakat dan rumah tangga, maupun dalam kehidupan keluarga. Nampaknya perkembangan masyarakat dewasa ini memang memerlukan partisipasi wanita.

Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam kelurga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Ini pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan bagi kelurganya. Banyak wanita merasa tidak puas dalam ketiga peran di atas dan sering keadaan ekonomi kelurganya menuntut untuk bekerja diluar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985).

Keinginan para wanita untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan perbaikan ekonomi serta keadilan sosial keluarga senantiasa tergambar dari uapaya yang selalu mereka lakukan, misalnya dengan bekerja di bidang pertanian atau mencari nafkah untuk menambah penghasilan keluarga. Wanita pada umumnya sangat peka dengan keadaan dan permasalahan yang terjadi dalam keluarga, mereka akan menjadi penengah untuk setiap masalah yang terjadi dalam kelurga mereka juga tidak akan segan-segan untuk memasuki dunia pekerjaan yang beresiko tinggi apabila keadaan keluarga mereka mengharuskan untuk berbuat demikian (Ihromi, 1995).

Pola curahan tenaga kerja wanita dan pria pada tingkat rumah tangga dengan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan nafkah. Hal tersebut akan dihubungkan dengan pola pendapatan atau upah rumah tangga, serta lapangan pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Hubungan tersebut akan mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta kesejahteraannya (Sayogyo, 1983).


(25)

Pendapata bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Pendapatan bersih adalah peneriamaan dikurangi biaya produksi. Penerimaan adalah perkalian anatara jumlah produk yang dijual dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sabagai berikut:

TR = Py . Y Keterangan:

TR = Total penerimaan Py = Harga

Y = Jumlah yang terjual (Soekartawi, 1995)

2.3. Kerangka Pemikiran

Dewasa ini studi mengenai wanita dan peranannya selalu saja dihubungkan dengan kehidupan keluarga, kedudukan dan peranannya dalam sistem kekerabatan serta sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Kalau kita melihat wanita secara idealnya maka yang kita lihat adalah wanita sebagai isteri, mengabdi kepada suami, mengurus rumah tangga dan pengasuh bagi anak-anaknya. Hal semacam ini adalah tuntutan logis dari seorang wanita sesuai dengan kodratnya sebagai isteri bagi suaminya dan sebagai ibu bagi anak-anaknya.

Keluarga adalah kesatuan dari sejumlah orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Suami sebagai pencari nafkah kini mulai tergeser fungsinya sebagai pencari nafkah oleh kehadiran isteri/wanita dimana isteri/wanita sekarang telah memiliki peran ganda yaitu peran sebagai pencari nafkah dan peran sebagai ibu rumah tangga yang harus meluangkan waktunya untuk keluarga khususnya anak sehingga tercipta ketahanan keluarga.


(26)

Pendapatan wanita dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja. Karena wanita semakin dituntut peranannya bukan hanya sebagai ibu rumah tangga melainkan juga sebagai orang yang berperan dalam menyumbangkan pendapatan pada keluarga.


(27)

Skema Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Keterangan:

Menyatakan hubungan Menyatakan pengaruh Pendapatan

Isteri (pedagang hortikultura)

Peran sebagai pencari nafkah

Peran sebagai ibu rumah tangga

Ketahanan Keluarga Keluarga

Karateristik Sosial Ekonomi:

- Umur - Tingkat

Pendidikan - Pengalaman

Bekerja - Jumlah

Tanggungan - Curahan

tenaga kerja keluarga

Pendapatan Keluarga Suami


(28)

2.4. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifkasi masalah, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Karateristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan, dan curahan tenaga kerja) wanita pedagang hortikultura berpengaruh terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura

2. Kontribusi pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga cukup besar

3. Peran wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga cukup besar


(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian di lakukan di Jalan Seram Kecamatan Medan Perjuangan, Kotamadya Medan. Alasan penentuan daerah penelitian ini adalah karena di pasar ini banyak terdapat tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai pedagang hortikultura.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Simple Random Sampling. Jumlah populasi pedagang hortikultura yang ada di daerah penelitian adalah sebanyak 80 orang dan jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 30 orang wanita pedagang hortikultura. Menurut Wirarta (2006) untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, sampel minimum adalah 30 responden sudah mewakili suatu populasi.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang akan dikumpulkan adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan wawancara langsung kepada pedagang dengan alat bantu kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini.


(30)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis regresi linear dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5

Dimana:

Y = pendapatan wanita pedagang hortikultura (Rupiah/Rp) a = koefisien intercept

b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien regresi X1 = umur (tahun)

X2 = tingkat pendidikan (tahun) X3 = pengalaman kerja (tahun) X4 = jumlah tanggungan (jiwa) X5 = curahan tenaga kerja (HKP)

Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap pendapatan wanita maka diadakan uji F yaitu:

n r

n k

k r F

  

1

2 2

Dimana:

r2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel

k = derajat bebas pembilang n-k-1 = derajat bebas penyebut


(31)

Kriteria uji untuk serempak:

F hitung  F tabel………Hipotesis Ho diterima (H1 ditolak) F hitung > F tabel………..Hipotesis Ho ditolak (H1 diterima)

Untuk menguji hipotesis 2, dianalisis dengan metode deskriptif dengan tabulasi sederhana yaitu berapa besar kontribusi pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga dimana jika nilainya > 50 persen berarti kontribusi wanita terhadap pendapatan besar

Pendapatan wanita pedagang dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pd = TR - TC

Dimana:

Pd = pendapatan

TR = total revenue/penerimaan TC = total cost/biaya

Sedangkan untuk melihat kontribusi wanita pedagang dilihat dengan: Kontribusi wanita = Pendapatan wanita pedagang hortikultura

Total pendapatan dalam keluarga

Hipotesis 3 dengan analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana tentang bagaimana perannya dalam menciptakan ketahanan keluarga yaitu dengan melihat apakah wanita pedagang hortikultura mampu merawat, mengasuh, mendidik anak-anak, melindungi anak, menjadi teman bermain dan bercanda, menghibur anak ketika sedih, memberi semangat pada anak dan mendoakannya.


(32)

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.

Definisi

1. Karakteristik sosial ekonomi adalah faktor yang ada pada diri sebagai responden yang dapat mempengaruhi pendapatan dalam usahanya

Karakteristik sosial ekonomi terdiri dari:

a. Umur adalah usia yang diukur semenjak pedagang lahir sampai saat penelitian dilaksanakan dalam tahun

b. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh pedagang hortikultura dalam tahun

c. Pengalaman bekerja adalah lama wanita pedagang hortikultura mulai bekerja di bidang perdagangan sampai penelitian dilaksanakan dalam tahun

d. Jumlah tanggungan adalah jumlah anak dan anggota keluarga lainnya yang ditanggung oleh keluarga dalam jiwa

e. Curahan tenaga kerja adalah tenaga kerja yang dipakai pada usaha perdagangan hortikultura dalam satuan HKP

2. Pedagang hortikultura adalah pedagang yang menjual sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan

3. Pendapatan wanita pedagang hortikultura adalah pendapatan wanita yang diperoleh dari hasil penjualan dagangannya

4. Pendapatan keluarga adalah penerimaan wanita pedagang hortikultura ditambah pendapatan suami

5. kontribusi adalah besarnya sumbangan penghasilan pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap keluarga secara individual dibanding dengan total pendapatan keluarga


(33)

6. Ketahanan keluarga adalah sebuah keluarga yang mampu menciptakan suasana harmonis yang terdiri dari suami, isteri, anak dan anggota lainnya guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya

7. Peran wanita dalam menciptakan ketahanan keluarga adalah peran wanita dalam merawat anak, mengasuh anak, mendidik anak, melindungi, menjadi teman bermain dan bercanda, menghibur anak, memberi semangat dan mendoakan anak-anak

Batasan Operasional

1. Penelitian ini dilakukan tahun 2009 di Jalan Seram Kotamadya Medan

2. Subjek penelitian adalah rumah tangga yang isterinya bekerja sebagai pedagang hortikultura


(34)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Luas dan Kondisi Geografis

Penelitian ini dilakukan di pasar jalan Seram yang menjadi tempat subjek penelitian berjualan. Pasar Seram ini terletak di Kelurahan Pandau Hilir Kecamatan Medan Perjuangan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pedagang tidak menjadikan pasar Seram ini sebagai tempat tinggal mereka tetapi hanya sebagai tempat untuk mencari nafkah, sebagian besar pedagang sampel bertempat tinggal di Simalingkar, Padang Bulan.

Wilayah Kelurahan Pandau Hilir ini diapit oleh beberapa kecamatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung dan Timur - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Area dan Kota - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung

Luas Kelurahan Pandau Hilir adalah 4,36 Km2, berada pada ketinggian 25 meter diatas permukaan laut dan terletak antara 030-32’-12” LU dan 980-47’-36” BT. Jarak kantor camat ke kantor walikota Medan adalah 6 km.


(35)

4.2. Kondisi Pasar Seram

Pedagang hortikultura yang berjualan di Pasar Seram berjualan di sepanjang pinggir jalan Seram. Mereka berjulan di depan kios-kios yang ada di jalan seram. Di sepanjang pasar seram ini terdapat 80 pedagang hortikultura yaitu yang menjadi populasi dari penelitian disamping itu ada 70 pedagang ikan asin, dan terdapat 60 kios. Adapun komoditi yang dijualo di pasar ini berasal dari berbagai daerah (dalam dan luar kota).

Aktivitas di pasar ini dimulai sejak pukul 00.00 WIB hingga barang dagangan para pedagang sudah habis terjual kira-kira pukul 10.00 WIB. Konsumen yang datang ke pasar ini adalah konsumen yang membeli barang dalam jumlah banyak atau sering disebut pedagang pengecer, dimana barang ini nantinya akan dijual kembali oleh mereka serta konsumen rumah tangga.

4.3. Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana di suatu pasar akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kelancaran aktifitas jual beli pedagang. Semakin baik sarana dan prasarana maka semakin mudah para pedagang melakukan aktifitas jual belinya.

Sarana dan Prasarana yang ada di pasar seram ini adalah seperti listrik, dimana seperti diketahui bahwa sampel memulai aktifitasnya pada pukul 00.00-10.00 WIB dengan adanya penerangan ini akan mempermudah sampel dalam berjualan dan pembelinya pun dengan leluasa untuk berbelanja. Selain penerangan ada juga posko pasar yang berfungsi sebagai tempat pedagang melapor jika ada sesuatu yang mengganggu di daerah sekitar pasar tersebut, posko ini terletak di tengah-tengah pasar tersebut sehingga mudah untuk dijangkau oleh para pedagang.


(36)

Penduduk di Kelurahan Pandau Hilir ini bekerja pada sektor jasa perdagangan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut:

Tabel 1. Distribusi Penduduk Bedasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Pandau Hilir Tahun 2008.

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Negeri 27 0,66

2 Swasta 1602 39,58

3 Pedagang 2010 49,65

4 Pensiunan 4 0,10

5 Lainnya 405 10,00

Jumlah 4048 100

Sumber: Kantor BPS Kotamadya Medan tahun 2007.

Penduduk Kelurahan Pandau Hilir ini kebanyakan bermata pencaharian sebagai pedagang, tetapi pedagang sampel pada penelitian ini tidak bertempat tinggal di Kelurahan ini. Banyaknya pasar dan pertokoan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Banyaknya Jumlah Pasar dan Pertokoan di Kelurahan Pandau Hilir

Tahun 2008.

No Jenis Jumlah

1 Pasar 1

2 Pertokoan 5

3 Swalayan/mini market 0

4 Mall/plaza 1

Jumlah 7


(37)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Hortikultura

Karakteristik sosial ekonomi dari wanita pedagang hortikultura sangat beragam antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka memiliki karakteristik ataupun kepribadian masing-masing yang cenderung berbeda satu sama lain. Karakter ini dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan jual-beli dalam usaha dagang. Adapun karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hortikultura tersebut antara lain adalah:

a. Umur

Umur seringkali menjadi salah satu hambatan bagi seseorang untuk dapat melaksanakan tugas ataupun kewajibannya dengan baik, begitu juga dengan wanita pedagang hortikultura. Umur biasanya berpengaruh terhadap kesehatan yang secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas bekerja mengingat wanita pedagang ini mulai berjualan dari jam 00.00 – 10.00 WIB, yang tentunya butuh stamina yang kuat.

Jumlah wanita pedagang hortikultura di daerah penelitian berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.


(38)

Tabel 3. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Bedasarkan Kelompok Umur di Daerah Penelitian

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah Wanita Pedagang Hortikultura

(Orang)

Persentase (%)

25 – 35 5 16,67

36 – 46 16 53,33

47 – 57 9 30

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 1

Tabel 3. memperlihatkan bahwa kelompok umur terbesar yaitu 36 – 46 tahun sebanyak 16 orang (53,33%), sedangkan untuk kelompok umur terkecil yaitu 47 – 57 tahun dan 25 – 35 tahun sebanyak 9 orang (30%) dan 5 orang (16,67%).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal dari wanita pedagang hortikultura yang cukup memadai juga akan memperlihatkan tingkat pengetahuan dan wawasan yang memadai dalam kegiatan sehari-hari wanita pedagang hortikultura.

Tingkat pendidikan dari wanita pedagang hortikultura dapat dilihat pada Tabel 4. beriukut ini:


(39)

Tabel 4. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian

Kelompok Pendidikan (Tahun)

Jumlah Wanita Pedagang Hortikultura

(Orang)

Persentase

Tidak Sekolah 2 6,67

SD (6) 5 16,67

SLTP (9) 6 20

SLTA (12) 16 53,33

D3 – S1 (15 - 17) 1 3,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer diolah, lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4. di atas diketahui bahwa sebagian besar dari wanita pedagang hortikultura memiliki tingkat pendidikan yang sudah cukup tinggi yaitu sebanyak 17 orang (56,66%) yang merupakan tamatan SLTA dan D3/S1, tetapi ada juga wanita pedagang hortikultura sampel yang tidak mengecap dunia pendidikan sebanyak 2 orang (6,67%).

c. Lama Berdagang

Lamanya seseorang bekerja merupakan hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan ketermapilan tertentu. Dari lama bekerja dapat diketahui sejauh mana wanita pedagang hortikultura mengerti tentang usaha jual-beli (berdagang) sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari wanita pedagang hortikultura itu sendiri. Dapat dikatakan semakin tinggi pengalaman wanita pedagang hortikultura tersebut maka semakin mampu pula mengelola usaha mereka dengan lebih baik dan sudah mampu


(40)

mengatasi kendala dalam usahanya misalnya seperti barang yang tidak terjual dalam sehari.

Lama bekerja yang dimiliki wanita pedagang hortikultura sampel untuk lebih jelas dapat diliha pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Berdasarkan Lama Bekerja di Daerah Penelitian

Lama Bekerja (Tahun)

Jumlah Wanita Pedagang Hortikultura

(Orang)

Persentase (%)

1 – 14 4 13,33

15 – 27 20 66,67

28 – 40 6 20

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer diolah, lampiran 1

Bedasarkan Tabel 5. di atas dapat dilihat bahwa jumlah wanita pedagang hortikultura terbanyak berdasarkan lama bekerja yaitu 15-27 tahun sebanyak 20 orang (66,67%), sedangkan jumlah wanita pedagang hortikultura untuk kelompok umur terkecil yaitu 1-14 tahun sebanyak 4 orang (13,33%).

d. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan merupakan banyaknya orang yang dibiayai dalam suatu rumah tangga, baik anggota keluarga maupun bukan anggota keluarga dari pedagang itu sendiri.

Jumlah tanggungan dari wanita pedagang hortikultura dapat dilihat dari Tabel 5, berikut ini :


(41)

Tabel 6. Distribusi Wanita Pedagang Hortikultura Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Daerah Penelitian

Jumlah tanggungan (orang)

Jumlah wanita pedagang Hortikultura

(orang)

Persentase (%)

1-5 23 76,6%

6-10 7 23,4% Jumlah 30 100% Sumber: Data primer diolah, lampiran 1

Berdasarkan Tabel 6 diatas diketahui bahwa jumlah tanggungan wanita pedagang yang memiliki tanggungan 1-5 orang / rumah tangga adalah 23 orang (76,6%) sedangkan yang memiliki tanggungan 6-10 orang / rumah tangga adalah 7 orang (23,4%).

e. Curahan Tenaga Kerja

Curahan tenaga kerja usaha wanita pedagang hortikultura di daerah penelitian hanya pada kegiatan jual beli saja. Pada umumnya di daerah penelitian ini rata-rata tidak menggunakan tenaga kerja keluarga maupun luar keluarga, mereka hanya menggunakan tenaga sendiri dalam usaha dagangnya, meskipun ada sebagian sampel yang memiliki tenaga kerja. Curahan tenaga kerja ini dihitung dalam satuan HKP ( Hari Kerja Pria ) yaitu berkisar antara 18 – 36 HKP, dengan rata-rata HKP adalah 28,95 /pedagang/ bulan. Hal ini menunjukkan bahwa curahan tenaga kerja dari tiap pedagang adalah cukup besar.

Adapun karakteristik sosial wanita pedagang hortikultura meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berdagang, jumlah tanggungan dan.


(42)

Tabel 7. Karakteristik Wanita Pedagang Hortikultura di Jalan Seram

Karakteristik Sampel Range Rataan

Umur (Tahun) 25-57 42,60

Tingkat Pendidikan (Tahun) 0-17 9,70

Lama Berdagang (Tahun) 1-40 21,00

Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-10 3,97

Curahan Tenaga Kerja (HKP) 18-36 28,95

Sumber : Data primer diolah, lampiran 1

Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa umur sampel berkisar antara 25-57 tahun dengan rataan 42,60. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata wanita pedagang hortikultura berada pada usia produktif.

Tingkat pendidikan wanita pedagang hortikultura berkisar antara 0-17 tahun dengan rataan 9,70. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata wanita pedagang hortikultura memiliki pendidikan hanya sampai SLTP.

Lama berdagang wanita pedagang hortikultura berkisar antara 1-40 tahun dengan rataan 21,00. Hal ini menunjukkan bahwa sampel telah cukup lama terjun dalam usaha dagang, sehingga dapat dikatakan sampel telah berpengalaman.

Jumlah tanggungan wanita pedagang hortikultura berkisar 1-10 orang dengan rataan 3,97. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan wanita pedagang hortikultura relatif sedikit.

Curahan tenaga kerja wanita pedagang hortikultura berkisar 18-36 HKP dengan rataan 28,95. Hal ini menunjukkan bahwa Curahan tenaga kerja wanita pedagang hortikultura relatif sedikit.


(43)

5.2. Usaha Wanita Pedagang Hortikultura Biaya tata niaga wanita pedagang hortikultura

Biaya tata niaga adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh wanita pedagang hortikultura dalam melakukan usahanya selama satu bulan. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya pembelian barang dagangan, biaya penyusutan peralatan, biaya iuran wajib dan tagihan listrik, dan biaya tenaga kerja.

Modal Pedagang

Modal wanita pedagang hortikultura dapat dilihat pada Tabel 8. di bawah ini: Tabel 8. Modal Wanita Pedagang Hortikultura di Daerah Penelitian

No. Total Modal

Sampel (Kg) (Rp)

1 4,900 25,450,000

2 8,200 14,750,000

3 5,500 25,450,000

4 18,000 27,000,000

5 8,400 31,400,000

6 4,200 22,050,000

7 8,000 38,500,000

8 6,900 45,450,000

9 6,000 15,250,000

10 4,500 11,250,000

11 5,850 34,650,000

12 6,210 22,365,000

13 4,400 19,800,000

14 6,100 19,100,000

15 4,850 24,150,000

16 4,400 7,600,000

17 6,000 16,500,000

18 13,300 25,300,000

19 3,800 7,900,000

20 6,800 11,200,000

21 6,100 11,900,000

22 7,050 13,975,000

23 5,900 18,750,000

24 8,000 12,500,000


(44)

No. Total Modal

Sampel (Kg) (Rp)

26 9,800 18,300,000

27 6,100 31,150,000

28 5,300 14,900,000

29 8,800 16,000,000

30 2,100 47,400,000

Jumlah 667,590,000 Rata-rata 22,253,000

Sumber: Data primer diolah, lampiran 2

Dari Tabel 8. di atas dapat dilihat bahwa besar kisaran modal wanita pedagang hortikultura di daerah penelitian adalah Rp. 7.600.000,- sampai Rp. 47.400.000,- jadi rata-rata biaya yang dikeluarkan pedagang per harinya adalah sekitar Rp. 253.333,- sampai Rp. 1.580.000,-. Besarnya modal disini tergantung kepada jenis barang yang dijual oleh para pedagang, semakin banyak jumlah dan jenisnya maka besar pula modal yamg dibutuhkan pedagang untuk memulai usahanya. Modal merupakan biaya yang hanya digunakan oleh pedagang untuk membeli barang dagangan dari produsen awal yang menyediakan komoditi hortikultura. Dalam hal ini modal sangat dibutuhkan karena merupakan biaya awal dari kegiatan jual beli oleh pedagang.

Biaya Operasional

Biaya Operasional yang terdiri atas biaya penyusutan alat, Biaya peralatan, Biaya iuran dan listrik, dan transportasi yang dipakai dalam usaha ini dapat dilihat pada Tabel 9. di bawah ini:


(45)

Tabel 9. Biaya Operasional Sampel dalam Usaha Dagang di Daerah Penelitian

No

Sampel Total Biaya

Peralatan habis Pakai

Total

Biaya Total Biaya Biaya transport/ Total Biaya

Penyusutan Iuran tenaga Kerja Bulan

1 10,000 305,000 270,000 600,000 900,000 27,535,000 2 10,000 605,000 330,000 1,200,000 3,000,000 19,895,000 3 5,000 580,000 180,000 1,800,000 1,020,000 29,035,000 4 5,000 610,000 180,000 1,200,000 1,500,000 30,495,000 5 5,000 910,000 180,000 1,800,000 900,000 35,195,000 6 5,000 310,000 180,000 600,000 300,000 23,445,000 7 5,000 455,000 180,000 600,000 600,000 40,340,000 8 5,000 455,000 240,000 600,000 600,000 47,350,000 9 5,000 310,000 180,000 600,000 450,000 16,795,000 10 5,000 245,000 180,000 600,000 450,000 12,730,000 11 10,000 970,000 180,000 1,800,000 1,500,000 39,110,000 12 5,000 305,000 240,000 600,000 450,000 23,965,000 13 5,000 455,000 240,000 1,200,000 600,000 22,300,000 14 15,000 460,000 240,000 600,000 450,000 20,865,000 15 10,000 460,000 330,000 1,200,000 750,000 26,900,000 16 5,000 280,000 240,000 600,000 450,000 9,175,000 17 5,000 455,000 180,000 600,000 600,000 18,340,000 18 5,000 605,000 180,000 600,000 750,000 36,440,000 19 5,000 455,000 240,000 600,000 300,000 9,500,000 20 5,000 310,000 270,000 1,200,000 300,000 13,285,000 21 5,000 520,000 240,000 600,000 450,000 13,715,000 22 5,000 610,000 240,000 600,000 3,000,000 18,430,000 23 5,000 310,000 180,000 1,800,000 1,050,000 22,095,000 24 5,000 305,000 240,000 1,800,000 360,000 15,210,000 25 5,000 605,000 360,000 1,800,000 750,000 32,120,000 26 10,000 605,000 360,000 2,400,000 4,500,000 26,175,000 27 5,000 455,000 180,000 1,200,000 450,000 33,440,000 28 10,000 455,000 360,000 1,800,000 300,000 17,825,000 29 5,000 605,000 180,000 1,800,000 1,500,000 20,090,000 30 10,000 305,000 180,000 1,800,000 450,000 50,145,000

Total 195,000 14,315,000 6,960,000 34,200,000 28,680,000 751,940,000

Rataan 6,500 477,167 232,000 1,140,000 956,000 25,064,667

Sumber: Data primer diolah, lampiran 3, 4, 5, 6 dan 7

Dari Tabel 9. di atas dapat dilihat bahwa total biaya yang dimiliki oleh pedagang berkisar antara Rp. 9.175.000,- sampai Rp. 50.145.000,-. jadi biaya yang dikeluarakan pedagang setiap harinya untuk biaya operasional adalah sekitar Rp. 305.833,- sampai Rp. 1.671.500,-. Keragaman dalam hal biaya operasional juga dipengaruhi oleh banyaknya barang yang dijual. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan


(46)

oleh pedagang yang digunakan untuk membantu kegiatan berdagang, mulai dari transportasi, iuran, biaya peralatan dan semua biaya penunjang. Adapun biaya operasional ini adalah sekitar 7,80 % dari modal.

Biaya Tenaga Kerja

Wanita pedagang hortikultura di daerah penelitian hanya kegiatan jual beli saja. Sehingga para wanita pedagang umumnya hortikultura di daerah penelitian ini rata-rata tidak menggunakan tenaga kerja keluarga maupun luar keluarga tetapi ada juga sebagian pedagang yang mengunakan tenaga kerja keluarga dengan upah Rp. 20.000/hari/tenaga kerja. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh wanita pedagang hortikultura di daerah penelitian adalah Rp. 1,140,000.


(47)

5.3. Penerimaan Wanita Pedagang Hortikultura

Penerimaan sampel berasal dari penjualan barang dagangan. Penerimaan dan produksi dapat dilihat pada Tabel 10 berikut :

Tabel 10. Penerimaan Sampel di Daerah Penelitian

No. Total Penerimaan

Sampel (Kg) (Rp)

1 4,900 32,300,000

2 8,200 24,450,000

3 5,500 31,950,000

4 18,000 36,000,000

5 8,400 39,200,000

6 4,200 27,150,000

7 8,000 45,000,000

8 6,900 53,850,000

9 6,000 21,250,000

10 4,500 16,500,000

11 5,850 42,750,000

12 6,210 28,575,000

13 4,400 25,200,000

14 6,100 25,800,000

15 4,850 30,750,000

16 4,400 12,000,000

17 6,000 23,250,000

18 13,300 40,000,000

19 3,800 13,600,000

20 6,800 18,400,000

21 6,100 19,250,000

22 7,050 23,825,000

23 5,900 24,650,000

24 8,000 18,250,000

25 7,200 36,600,000

26 9,800 29,350,000

27 6,100 38,550,000

28 5,300 20,950,000

29 8,800 22,900,000

30 2,100 53,100,000

Jumlah 207,160 875,000,000

Rata-rata 6,905 29,166,667

Sumber: Data primer diolah, lampiran 8

Berdasarkan pada Tabel 10 di atas, kisaran penerimaan sampel per bulan adalah sebesar Rp. 13.600.000,- sampai Rp. 53.100.000,-. Besarnya penerimaan yang diterima


(48)

5.4. Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura

Pendapatan wanita pedagang hortikultura artinya adalah total penerimaan dikurangi dengan besar biaya tata niaga. Pendapatan sampel dapat dilihat pada Tabel 11. berikut:

Tabel 11. Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura di Daerah Penelitian Uraian Range

(Rp)

Rataan (Rp) Penerimaan sampel 12,000,000 – 53,850,000 29,166,667

Biaya tata niaga 9,175,000 – 50,145,000 24,882,667

Pendapatan sampel 2,755,000 - 5,690,000 4,102,000

Sumber: Data primer diolah, lampiran 9

Berdasarkan Tabel 11. di atas, pendapatan sampel rata-rata per bulan adalah sebesar Rp. 4,102,000.

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Hortikultura terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hotikultura terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura itu sendiri dapat diuji dengan analisis regresi linier berganda


(49)

Dalam analisis regresi linier berganda yang menjadi variabel bebas adalah: X1 : umur (tahun)

X2 : tingkat pendidikan (tahun) X3 : lama berdagang (tahun) X4 : jumlah tanggungan (jiwa) X5 : curahan tanaga kerja (HKP)

Sedangkan yang menjadi variabel tidak bebas adalah pendapatan wanita pedagang hortikultura. Untuk melihat pengaruh karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hortikultura terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura dapat dilihat pada Tabel 12. di bawah ini.

Tabel 12. Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Hortikultura Terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura

No Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Signifikansi 1 Intercept 202883.2 1.366024 2.064 0.1846 2 Umur -36,640.6 -0.94084 2.064 0.35616 3 Tingkat Pendidikan -521.75 -0.0137 2.064 0.98918 4 Lama Berdagang 163,584.5 3.845576 2.064 0.00078 5 Jumlah Tanggungan -38,066.8 -0.57546 2.064 0.57034 6

Curahan Tenaga

Kerja 12,257.07 0.516493 2.064 0.61024

Multipel R 0.79111

R Square 0.625869

F-Hitung 8.030

Signifikansi F 0,000

F-tabel (α = 0,05) 2.62


(50)

Dari hasil analisis regresi dapat ditulis persamaan regresinya, yaitu: Y = 202883.2 + -36,640.6X1 + (-521.75X2) + 163,584.5X3

+ (-38,066.8X4) + 12,257.07X5

Dari Tabel 11. dapat diketahui bahwa :

1. Secara serempak diperoleh Fhitung = 8.030 lebih besar dari Ftabel = 2.6200. Hal ini menunjukkan bahwa secara serempak kelima variabel berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura.

2. Secara parsial diperoleh :

a. Untuk variabel X1 yaitu umur (tahun) diperoleh thitung = -0.94084 lebih kecil dari ttabel = 2.064. Hal ini menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura. Koefisien regresi X1 sebesar -36,640.6 dapat diartikan bahwa setiap penambahan umur 1 tahun mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar Rp 36,640.6.

b. Untuk variabel X2 yaitu tingkat pendidikan (tahun) diperoleh thitung = -0.0137 lebih kecil dari ttabel = 2.064. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura. Koefisien regresi X2 sebesar -521.75 dapat diartikan bahwa setiap kenaikan tingkat pendidikan 1 tahun mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar Rp 521.75.

c. Untuk variabel X3 yaitu lama berdagang (tahun) diperoleh thitung = 3.845576lebih kecil darittabel = 2.064. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang


(51)

hortikultura. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi pengalaman pedagang maka semakin tinggi pula pendapatannya (dapat mengendalikan keadaan pasar dan jenis komoditi yang sedang laku dalam pasaran). Koefisien regresi sebesar 163,584.5 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan lama berdagang 1 tahun mengakibatkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 163,584.5.

d. Untuk variabel X4 yaitu jumlah tanggungan (jiwa) diperoleh thitung = -0.57546lebih kecil darittabel = 2.064. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura. Koefisien regresi sebesar -38,066.8 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan jumlah tanggungan 1 orang mengakibatkan penurunan pendapatan sebesar Rp 38,066.8.

e. Untuk variabel X3 yaitu curahan tenaga kerja (HKP) diperoleh thitung = 0.516493 lebih kecil dari ttabel = 2.064. Hal ini menunjukkan bahwa curahan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura. Koefisien regresi sebesar 12,257.07 dapat diartikan bahwa setiap kenaikan curahan tenaga kerja 1 HKP mengakibatkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 12,257.07.

Koefisien determinasi (R2) = 0.625869 artinya 62,58% pendapatan wanita pedagang hortikultura dalam usaha wanita pedagang hortikultura diterangkan oleh variabel bebas dan sekitar 12,52% lagi diterangkan oleh variabel di luar model tersebut.

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hortikultura berpengaruh terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura itu


(52)

sendiri yaitu sebesar 87,48%, maka hipotesis yang menyatakan karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hortikultura berpengaruh terhadap pendapatan wanita diterima.

Kontribusi pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga

Pendapatan wanita pedagang hortikultura merupakan pendapatan utama (pokok) dalam keluarga mereka, meskipun disamping itu ada pendapatan lain dari anggota keluarga yang lain yaitu suami. Kontribusi rataan pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :

Tabel 13. Rataan Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura terhadap Total Pendapatan Keluarga

Uraian Rata-rata (Rp/bulan) Kontribusi (%)

Pendapatan wanita pedagang hortikultura

4,102,000 85,40

Pendapatan anggota keluarga wanita pedagang hortikultura

576,667 14,60

Total pendapatan keluarga 4,853,333 100

Sumber : Data primer diolah, lampiran 11

Dari Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa kontribusi pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga adalah sangat besar yaitu sekitar 85,40%, maka hipotesis yang menyatakan bahwa kontribusi pendapatan wanita pedagang hortikultura terhadap total pendapatan keluarga besar diterima.


(53)

Peranan Wanita Pedagang Hortikultura dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga Ketahanan keluarga adalah suatu gambaran untuk melihat bagaimana wanita pedagang hortikultura menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu selain untuk menambah pendapatan keluarga.

Berdasarkan hasil tabulasi data mengenai peranan wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 14. Tabulasi data Peranan Wanita Pedagang Hortikultura dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga

No Kegiatan Jumlah sampel yang melakukan

Jumlah sampel yang tidak melakukan

orang Persentase orang persentase

1. Merawat Anak 10 33,3 % 20 66,7 %

2. Mengasuh Anak 20 66,6 % 10 33,3 %

3. Mendidik Anak 12 40 % 18 60 %

4. Melindungi Anak 30 100 % 0 0

5. Menjadi Teman Bermain Anak dan Bercanda

12 40 % 18 60 %

6. Menghibur Anak 30 100 % 0 0

7. Memberi Semangat dan Mendoakan Anak

30 100 % 0 0

Jumlah 144 479,9 % 66 220 %

Rataan 20 68,55 % 9 31,4%

Sumber : Data primer diolah, lampiran

Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura, hanya 10 orang yang merawat anaknya, sedangkan selebihnya diajarkan untuk mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel memiliki peran yang sangat rendah dalam merawat anak.


(54)

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura, sebanyak 20 orang yang mengasuh anaknya sendiri, sedangkan selebihnya diasuh oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel memiliki peran yang cukup besar dalam mengasuh anak.

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura hanya 12 orang yang meluangkan waktunya untuk mendidik anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel memiliki peran yang sangat rendah dalam mendidik anak.

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura semua sampel melindungi anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata peran sampel sangat besar dalam melindungi anak.

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura hanya 12 orang yang meluangkan waktu untuk menjadi teman bermain dan bercanda. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel memiliki peran yang rendah dalam menjadi teman bermain dan bercanda bagi anak-anaknya.

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura semua sampel menghibur anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa peran sampel dalam menghibur anaknya sangat besar.

Dari 30 sampel wanita pedagang hortikultura semua sampel memberikan semangat dan mendoakan anaknya agar berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa peran sampel dalam memberikan semangat dan mendoakan anaknya sangat besar.

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa peranan wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahan keluarga cukup besar yaitu sebesar 68,55%, maka hipotesis yang menyatakan peran wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga cukup besar diterima.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. - Secara serempak, karakteristik sosial ekonomi wanita pedagang hortikultura berpengaruh nyata terhadap pendapatannya

- Secara parsial, hanya umur yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan wanita pedagang hortikultura

2. Kontribusi pendapatan wanita hortikultura terhadap total pendapatan keluarga cukup besar yakni 85,40% dengan pendapatan rata-rata pendapatan pedagang per bulan adalah Rp. 4.102.000

3. Peran wanita pedagang hortikultura dalam menciptakan ketahanan keluarga cukup besar

Saran

Kepada wanita pedagang hortikultura

Agar wanita pedagang hortikultura dapat memilih komoditi pertanian yang lebih menguntungkan untuk dijual agar dapat menambah pendapatan pedagang tersebut.


(56)

Kepada pemerintah

Agar pemerintah lebih memberikan perhatiannya kepada pedagang ini dengan cara memberikan sarana dan fasilitas yang lebih baik untuk mereka berjualan.

Pemerintah sebaiknya menertibkan semua pungutan liar yang membebani para pedagang.

Kepada peneliti selanjutnya

Agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan pedagang sehingga dapat diperoleh informasi lain.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Albert. 2007. Perusahaan Pemda Pasar Jaya. Jakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1992. 5 Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

BPS Provinsi Sumatera Utara. 2002.

Budiman. 1992. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia.

Daulay, H. 2001. Pergeseran Pola Relasi Gender di Keluarga Migran. Yogya: Galang Press.

Depdikbud. 1993. Garis-garis Besar Haluan Negara (TAP MPR no.23/MPR/19930) Jakarta.

Goode, W. 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Erlangga.

Husodo, dkk, 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Petani Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ihromi, 1995. Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Ikram, M. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Inti Indonesia. 2003. Agiculture Sector Riview Indonesia. USA: Carana Corporation. Moenandar, 1985. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia. Jakarta: UI Press. Sayogyo, P. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta:

Rajawali.

Soekanto, S. 1981. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta: Rajawali. Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Jogyakarta: Gajah Mada University Press.


(58)

Lampiran 1. Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita Pedagang di Daerah Penelitian No Sampel Umur Tingkat Pendidikan Lama Berdagang Jumlah

Tanggungan Curahan

(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Jiwa)

Tenaga Kerja (HKP)

1 47 6 27 5 27

2 38 12 15 3 36

3 35 15 12 3 34.5

4 48 0 30 3 30

5 50 12 22 3 30

6 42 6 20 7 34.5

7 45 12 27 10 24

8 40 12 20 3 18

9 39 12 20 3 33

10 33 12 14 2 36

11 42 9 21 3 36

12 45 12 26 6 33

13 37 9 16 5 24

14 47 12 28 4 30

15 42 12 22 4 24

16 29 9 10 2 27

17 43 12 20 4 36

18 38 12 20 5 27

19 37 6 15 4 36

20 55 6 29 3 24

21 49 0 31 4 30

22 47 12 31 2 36

23 35 9 14 6 21

24 42 9 17 1 25.5

25 49 6 25 6 21

26 46 12 18 4 30

27 54 9 29 8 27

28 46 12 18 1 24

29 35 12 16 2 33

30 43 12 17 3 21

Total 1278 291 630 119 868.50


(59)

Lampiran 2. Jumlah dan Biaya Pembelian Barang Per Bulan Wanita Pedagang Hortikultura di Daerah Penelitian

Sampel 1

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Cabai Merah 7,000 1,000 7,000,000

2 Bawang Merah 5,500 900 4,950,000

3 Bawang Putih 2,500 600 1,500,000

4 Bawang Bombay 5,000 2,400 12,000,000

Jumlah 20,000 4,900 25,450,000

Sampel 2

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kol 1,000 1,500 1,500,000

2 Sawi Putih 1,500 1,800 2,700,000

3 Sawi Pahit 2,500 1,500 3,750,000

4 Buncis 2,000 900 1,800,000

5 Sop Prey 2,000 2,500 5,000,000

Jumlah 9,000 8,200 14,750,000

Sampel 3

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kentang 5,000 900 4,500,000

2 Sankis 3,500 900 3,150,000

3 Markisa 4,000 1,200 4,800,000

4 Terong Belanda 8,500 1,000 8,500,000

5 Keladi 3,000 1,500 4,500,000

Jumlah 24,000 5,500 25,450,000

Sampel 4

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Tomat 1,500 18,000 27,000,000


(60)

Sampel 5

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Tomat 1,500 1,200 1,800,000

2 Timun 2,000 2,000 4,000,000

3 Wortel 3,000 1,200 3,600,000

4 Kentang 5,500 4,000 22,000,000

Jumlah 12,000 8,400 31,400,000

Sampel 6

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Cabai Hijau 3,500 900 3,150,000

2 Bawang Merah 5,500 1,800 9,900,000

3 Cabai Rawit 6,000 1,500 9,000,000

Jumlah 15,000 4,200 22,050,000

Sampel 7

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Tomat 1,500 3,000 4,500,000

2 Cabai Merah 7,000 3,000 21,000,000

3 Cabai Rawit 6,500 2,000 13,000,000

Jumlah 15,000 8,000 38,500,000

Sampel 8

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Cabe Rawit 7,000 3,000 21,000,000

2 Cabe Merah 6,500 3,000 19,500,000

3 Bawang Merah 5500 900 4,950,000

Jumlah 19,000 6,900 45,450,000

Sampel 9


(61)

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Sawi Pahit 2,500 1,500 3,750,000

2 Buncis 2,000 2,000 4,000,000

3 wortel 3,000 2,500 7,500,000

Jumlah 7,500 6,000 15,250,000

Sampel 10

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Sawi Pahit 3,000 1,500 4,500,000

2 Buncis 2,000 1,500 3,000,000

3 Wortel 2,500 1,500 3,750,000

Jumlah 7,500 4,500 11,250,000

Sampel 11

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Cabai Merah 6,500 4,500 29,250,000

2 Cabai Hijau 4,000 1,350 5,400,000

Jumlah 10,500 5,850 34,650,000

Sampel 12

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Terong 2,500 4,500 11,250,000

2 Bunga Kol 6,500 1,710 11,115,000

Jumlah 9,000 6,210 22,365,000

Sampel 13

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Jagung 2,000 3,400 6,800,000

2 Asam 13,000 1,000 13,000,000

Jumlah 15,000 4,400 19,800,000

Sampel 14


(62)

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Timun 2,000 5,500 11,000,000

2 Asam 13,500 600 8,100,000

Jumlah 15,500 6,100 19,100,000

Sampel 15

No Jenis komoditi

Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Markisa 4,500 1,000 4,500,000

2 Terong Belanda 9,000 1,150 10,350,000

3 Semangka 3,000 1,500 4,500,000

4 Jeruk 4,000 1,200 4,800,000

Jumlah 20,500 4,850 24,150,000

Sampel 16

No Jenis komoditi

Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Jagung 2,000 3,200 6,400,000

2 Janten 1,000 1,200 1,200,000

Jumlah 3,000 4,400 7,600,000

Sampel 17

No Jenis komoditi

Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kol 1,000 3,000 3,000,000


(63)

3 Bunga Kol 7,000 1,500 10,500,000

Jumlah 10,000 6,000 16,500,000

Sampel 18

No Jenis komoditi

Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kol 1,000 1,500 1,500,000

2 Sawi Putih 1,500 1,200 1,800,000

3 Sawi Pahit 2,500 1,600 4,000,000

4 Daun Ubi 2,500 6,000 15,000,000

5 Kacang Panjang 1,000 3,000 3,000,000

Jumlah 8,500 13,300 25,300,000

Sampel 19

No Jenis komoditi

Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Daun Sop 2,500 600 1,500,000

2 Sop Prey 2,000 3,200 6,400,000

Jumlah 4,500 3,800 7,900,000

Sampel 20

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Tonat 1,000 6,000 6,000,000


(64)

Jumlah 7,500 6,800 11,200,000 Sampel 21

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Daun Sop 2,500 600 1,500,000

2 Buncis 2,500 1,200 3,000,000

3 Terong 2,000 900 1,800,000

4 Kacang Panjang 1,000 1,200 1,200,000

5 Sop Prey 2,000 2,200 4,400,000

Jumlah 10,000 6,100 11,900,000

Sampel 22

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kol 1,500 1,450 2,175,000

2 Sawi Putih 1,500 1,200 1,800,000

3 Sawi Pahit 2,500 2,400 6,000,000

4 Buncis 2,000 2,000 4,000,000

Jumlah 7,500 7,050 13,975,000

Sampel 23

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Daun Sop 3,000 2,600 7,800,000

2 Selada 5,500 900 4,950,000

3 Sop Prey 2,500 2,400 6,000,000

Jumlah 11,000 5,900 18,750,000

Sampel 24

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Kol 1,000 3,500 3,500,000

2 Sawi Putih 2,000 4,500 9,000,000


(65)

Sampel 25

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Wortel 2,500 1,600 4,000,000

2 Lobak 1,500 2,000 3,000,000

3 Ercis 6,000 3,600 21,600,000

Jumlah 10,000 7,200 28,600,000

Sampel 26

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Buncis 2,500 1,000 2,500,000

2 Jagung 1,500 2,200 3,300,000

3 Terong 2,000 1,000 2,000,000

4 Kacang Panjang 1,000 1,200 1,200,000

5 Janten 1500 1000 1500000

6 Kacang tanah 4200 900 3780000

7 Gambas 1200 600 720000

8 Paria 1500 1000 1500000

9 Bengkuang 2000 900 1800000

Jumlah 17,400 9,800 18,300,000

Sampel 27

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Cabai Merah 6,500 2,600 16,900,000

2 Bawang Putih 3,000 2,000 6,000,000

3 Bawang Bombay 5,500 1,500 8,250,000

Jumlah 15,000 6,100 31,150,000

Sampel 28

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Buncis 2,000 1,500 3,000,000

2 Terong 2,500 1,400 3,500,000


(66)

4 Kencong 4,000 900 3,600,000

5 Rimbang 5,000 600 3,000,000

Jumlah 15,500 5,300 14,900,000

Sampel 29

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Buncis 2,000 1,200 2,400,000

2 Janten 2,000 1,800 3,600,000

3 Terong 2,000 2,600 5,200,000

4 Kacang Panjang 1,500 3,200 4,800,000

Jumlah 7,500 8,800 16,000,000

Sampel 30

No Jenis komoditi Harga Jumlah Unit Total

(Rp/Kg) (Kg) (Rp)

1 Timun 2,000 1,200 2,400,000

2 Petai Kupas 50,000 900 45,000,000


(67)

Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Sampel Per Siklus (1 Bulan) di Daerah Penelitian

No Sampel Timbangan

Unit Harga Umur Pakai Penyusutan

(Rp) (Bulan) (Rp)

1 2 600,000 60 10,000

2 2 600,000 60 10,000

3 1 300,000 60 5,000

4 1 300,000 60 5,000

5 1 300,000 60 5,000

6 1 300,000 60 5,000

7 1 300,000 60 5,000

8 1 300,000 60 5,000

9 1 300,000 60 5,000

10 1 300,000 60 5,000

11 2 600,000 60 10,000

12 1 300,000 60 5,000

13 1 300,000 60 5,000

14 3 900,000 60 15,000

15 2 600,000 60 10,000

16 1 300,000 60 5,000

17 1 300,000 60 5,000

18 1 300,000 60 5,000

19 1 300,000 60 5,000

20 1 300,000 60 5,000

21 1 300,000 60 5,000

22 1 300,000 60 5,000

23 1 300,000 60 5,000

24 1 300,000 60 5,000

25 1 300,000 60 5,000

26 2 600,000 60 10,000

27 1 300,000 60 5,000

28 2 600,000 60 10,000

29 1 300,000 60 5,000

30 2 600,000 60 10,000

Total 39 11,700,000 1,800 195,000


(68)

No Sampel

Plastik

Pisau

Total

Unit Harga/Unit Total

(Rp) (Rp) (Rp)

1 300,000 2 2,500 5,000 305,000

2 600,000 2 2,500 5,000 605,000

3 570,000 4 2,500 10,000 580,000

4 600,000 4 2,500 10,000 610,000

5 900,000 4 2,500 10,000 910,000

6 300,000 4 2,500 10,000 310,000

7 450,000 2 2,500 5,000 455,000

8 450,000 2 2,500 5,000 455,000

9 300,000 4 2,500 10,000 310,000

10 240,000 2 2,500 5,000 245,000

11 960,000 4 2,500 10,000 970,000

12 300,000 2 2,500 5,000 305,000

13 450,000 2 2,500 5,000 455,000

14 450,000 4 2,500 10,000 460,000

15 450,000 4 2,500 10,000 460,000

16 270,000 4 2,500 10,000 280,000

17 450,000 2 2,500 5,000 455,000

18 600,000 2 2,500 5,000 605,000

19 450,000 2 2,500 5,000 455,000

20 300,000 4 2,500 10,000 310,000

21 510,000 4 2,500 10,000 520,000

22 600,000 4 2,500 10,000 610,000

23 300,000 4 2,500 10,000 310,000

24 300,000 2 2,500 5,000 305,000

25 600,000 2 2,500 5,000 605,000

26 600,000 2 2,500 5,000 605,000

27 450,000 2 2,500 5,000 455,000

28 450,000 2 2,500 5,000 455,000

29 600,000 2 2,500 5,000 605,000

30 300,000 2 2,500 5,000 305,000

Total 14,100,000 86 75,000 215,000 14,315,000


(1)

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Kol

2,000

1,500

3,000,000

2 Sawi

Putih

3,000

1,200

3,600,000

3 Sawi

Pahit

4,000

1,600

6,400,000

4 Daun

Ubi

3,500

6,000

21,000,000

5 Kacang

Panjang

2,000

3,000

6,000,000

Jumlah

14,500

13,300

40,000,000

Sampel 19

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Daun

Sop

4,000

600

2,400,000

2 Sop

Prey

3,500

3,200

11,200,000

Jumlah

7,500

3,800

13,600,000

Sampel 20

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Tomat

2,000

6,000

12,000,000

2 Cabai

Merah

8,000

800

6,400,000

Jumlah

10,000

6,800

18,400,000

Sampel 21

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Daun

Sop

4,000

600

2,400,000

2 Buncis

3,000

1,200

3,600,000

3 Terong

3,500

900

3,150,000

4 Kacang

Panjang

2,000

1,200

2,400,000

5 Sop

Prey

3,500

2,200

7,700,000

Jumlah

16,000

6,100

19,250,000

Sampel 22

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Kol

2,500

1,450

3,625,000

2 Sawi

Putih

3,000

1,200

3,600,000


(2)

3 Sawi

Pahit 4,000

2,400

9,600,000

4 Buncis

3,500

2,000

7,000,000

Jumlah

13,000

7,050

23,825,000

Sampel 23

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Daun

Sop

4,000

2,600

10,400,000

2 Selada

6,500

900

5,850,000

3 Sop

Prey

3,500

2,400

8,400,000

Jumlah

14,000

5,900

24,650,000

Sampel 24

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Kol

2,000

3,500

7,000,000

2 Sawi

Putih

2,500

4,500

11,250,000

Jumlah

4,500

8,000

18,250,000

Sampel 25

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Wortel

4,000

1,600

6,400,000

2 Lobak

2,500

2,000

5,000,000

3 Ercis

7,000

3,600

25,200,000

Jumlah

13,500

7,200

36,600,000

Sampel 26

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Buncis

3,500

1,000

3,500,000

2 Jagung

2,500

2,200

5,500,000

3 Terong

3,500

1,000

3,500,000

4 Kacang

Panjang

2,500

1,200

3,000,000

5 Janten

2500

1000

2500000

6 Kacang

tanah

5500

900

4950000

7 Gambas

2000

600

1200000


(3)

8 Paria

2500

1000

2500000

9 Bengkuang

3000

900

2700000

Jumlah

27,500

9,800

29,350,000

Sampel 27

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Cabai

Merah

8,000

2,600

20,800,000

2 Bawang

Putih

4,000

2,000

8,000,000

3 Bawang

Bombay

6,500

1,500

9,750,000

Jumlah

18,500

6,100

38,550,000

Sampel 28

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Buncis

3,500

1,500

5,250,000

2 Terong

3,500

1,400

4,900,000

3 Timun

3,000

900

2,700,000

4 Kencong

5,000

900

4,500,000

5 Rimbang

6,000

600

3,600,000

Jumlah

21,000

5,300

20,950,000

Sampel 29

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Buncis

3,500

1,200

4,200,000

2 Janten

2,500

1,800

4,500,000

3 Terong

3,000

2,600

7,800,000

4 Kacang

Panjang

2,000

3,200

6,400,000

Jumlah

11,000

8,800

22,900,000

Sampel 30

No Jenis

komoditi Harga Jumlah

Unit Total

(Rp/Kg) (Kg)

(Rp)

1 Timun

3,000

1,200

3,600,000

2 Petai

Kupas

55,000

900

49,500,000


(4)

Lampiran 9. Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura Per Siklus (1 Bulan) di Daerah Penelitian No Sampel Total Penerimaan (Rp) Total Biaya Pendapatan Sampel

1 32,300,000 27,535,000 4765000

2 24,450,000 19,895,000 4555000

3 31,950,000 29,035,000 2915000

4 36,000,000 30,495,000 5505000

5 39,200,000 35,195,000 4005000

6 27,150,000 23,445,000 3705000

7 45,000,000 40,340,000 4660000

8 53,450,000 47,350,000 6100000

9 21,250,000 16,795,000 4455000

10 16,500,000 12,730,000 3770000

11 42,750,000 39,110,000 3640000

12 28,575,000 23,965,000 4610000

13 25,200,000 22,300,000 2900000

14 25,800,000 20,865,000 4935000

15 30,750,000 26,900,000 3850000

16 12,000,000 9,175,000 2825000

17 23,250,000 18,340,000 4910000

18 40,000,000 36,440,000 3560000

19 13,600,000 9,500,000 4100000

20 18,400,000 13,285,000 5115000

21 19,250,000 13,715,000 5535000

22 23,825,000 18,430,000 5395000

23 24,650,000 22,095,000 2555000

24 18,250,000 15,210,000 3040000

25 36,600,000 32,120,000 4480000

26 29,350,000 26,175,000 3175000

27 38,550,000 33,440,000 5110000

28 20,950,000 17,825,000 3125000

29 22,900,000 20,090,000 2810000

30 53,100,000 50,145,000 2955000

Total 875,000,000 746,480,000 123,060,000


(5)

Lampiran 10. Pendapatan Anggota Keluarga Wanita Pedagang Hortikultura Per Siklus (1 Bulan) di Daerah Penelitian

No

Sampel Wiraswasta Buruh Kep.Lingkungan Bertani Total

1 0 0 0 0 0

2 600,000 0 0 0 600,000

3 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0

7 0 1,200,000 0 0 1,200,000

8 900,000 0 0 0 900,000

9 0 0 0 0 0

10 0 0 500,000 0 500,000

11 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 0

13 600,000 0 0 0 600,000

14 2,500,000 0 0 0 2,500,000

15 3,000,000 0 0 0 3,000,000

16 0 1,500,000 0 0 1,500,000

17 0 0 0 0 0

18 2,000,000 0 0 0 2,000,000

19 0 0 0 1,500,000 1,500,000

20 0 0 0 0 0

21 0 0 0 0 0

22 3,000,000 0 0 0 3,000,000

23 0 0 0 0 0

24 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0

26 0 0 0 0 0

27 0 0 0 0 0

28 0 0 0 0 0

29 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0

Total 12,600,000 2,700,000 500,000 1,500,000 17,300,000

Rataan 420,000 90,000 16,667 50,000 576,667


(6)

Lampiran 11. Proporsi Pendapatan Wanita Pedagang Hortikultura Terhadap Pendapatan Keluarga Per Siklus (1 Bulan) di Daerah Penelitian

No Sampel

Pendapatan Pendapatan

Total Pendapatan

Proporsi Pendapatan Sampel

Anggota Keluarga

lain Keluarga Wanita (%)

1 4,765,000 0 4,765,000 100

2 4,555,000 600,000 5,155,000 88

3 2,915,000 0 2,915,000 100

4 5,505,000 0 5,505,000 100

5 4,005,000 0 4,005,000 100

6 3,705,000 0 3,705,000 100

7 4,660,000 1,200,000 5,860,000 80

8 6,100,000 900,000 7,000,000 87

9 4,455,000 0 4,455,000 100

10 3,770,000 500,000 4,270,000 88

11 3,640,000 0 3,640,000 100

12 4,610,000 0 4,610,000 100

13 2,900,000 600,000 3,500,000 83

14 4,935,000 2,500,000 7,435,000 66

15 3,850,000 3,000,000 6,850,000 56

16 2,825,000 1,500,000 4,325,000 65

17 4,910,000 0 4,910,000 100

18 3,560,000 2,000,000 5,560,000 64

19 4,100,000 1,500,000 5,600,000 73

20 5,115,000 0 5,115,000 100

21 5,535,000 0 5,535,000 100

22 5,395,000 3,000,000 8,395,000 64

23 2,555,000 0 2,555,000 100

24 3,040,000 0 3,040,000 100

25 4,480,000 0 4,480,000 100

26 3,175,000 0 3,175,000 100

27 5,110,000 0 5,110,000 100

28 3,125,000 0 3,125,000 100

29 2,810,000 0 2,810,000 100

30 2,955,000 0 2,955,000 100

Total 123,060,000 17,300,000 140,360,000 88