PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN KOMPETENSI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR BERBASIS TASK WITH STUDENT DIRECTION (TWSD) BAGI MAHASISWA CALON GURU.
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN KOMPETENSI
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR BERBASIS
TASK WITH STUDENT DIRECTION (TWSD) BAGI
MAHASISWA CALON GURU
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pendidikan IPA
Oleh :
AJAT SUDRAJAT NIM 0805923
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI UNTUK UJIAN TAHAP II
Promotor Merangkap Ketua,
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si
Ko-Promotor Merangkap Sekretaris,
Prof. Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed
Anggota,
Prof. Dr. Buchari
Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP. 195807121983032002
(3)
ii Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia
Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD)
Bagi Mahasiswa Calon Guru
Oleh Ajat Sudrajat Drs IKIP Bandung, 1989 M. Si ITB Bandung, 1996
Sebuah disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Prodi IPA Sekolah Pascasarjana
© Ajat Sudrajat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat asesmen kompetensi praktikum kimia analitik dasar berbasis task with student direction
(TWSD) yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif praktikum
dan kompetensi kinerja praktikum. Penelitian dilakukan menggunakan desain
research and development digunakan dengan empat tahapan yaitu : (1) studi
pendahuluan, (2) perencanaan dan pengembangan, (3) validasi, (4) implementasi perangkat asesmen. Penelitian dilaksanakan di suatu LPTK di Medan dengan melibatkan 70 calon guru dalam uji coba instrumen pilihan ganda dan 34 calon guru dalam uji coba rubrik dan 36 calon guru pada implementasi. Instrumen asesmen yang dikembangkan berupa asesmen pilihan ganda (multiple choice) untuk mengukur kompetensi aspek kognitif tentang praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri. Selain itu dikembangkan rubrik kinerja praktikum, untuk mengukur kompetensi mahasiswa dalam merencanakan praktikum, melakukan praktikum, dan melaporkan praktikum. Pengembangan perangkat asesmen melalui analisis kebutuhan, perumusan draf, serta revisi berdasarkan saran dan pertimbangan dari pakar dan mahasiswa. Uji validasi muka dan validasi isi, tingkat kesukaran, daya beda, distraktor, dan reliabilitas diperoleh instrumen asesmen pilihan ganda yang memenuhi syarat yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi aspek kognitif praktikum dan rubrik untuk mengukur kompetensi kinerja praktikum. Hasil implementasi perangkat asesmen menunjukkan bahwa asesmen pilihan ganda dapat mengukur kompetensi aspek kognitif praktikum, dan menunjukkan peningkatan kompetensi kognitif melalui kegiatan praktikum berbasis TWSD. Rubrik dapat mengukur kompetensi mahasiswa dalam merencanakan praktikum, melakukan praktikum, melaporkan praktikum, dan menunjukkan peningkatan kompetensi tersebut melalui kegiatan praktikum berbasis TWSD. Kompetensi aspek kognitif praktikum mempengaruhi kompetensi melakukan praktikum sebesar 56,8 %.
(5)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
This study aimed to develop a set of assessment of competency on basic analytical chemistry practicum based on task with student direction (TWSD), this can be used to measure cognitive competencies and practicum performance competencies. The study was conducted using a research and development design consist of four stages, namely: (1) preliminary studies, (2) planning and development, (3) validation, (4) the implementation of the assessment. The study was conducted in an institute of education in Medan, involving 70 prospective teachers in a multiple-choice test instruments and 34 prospective teachers in test rubric and 36 student teachers in the implementation. Assessment instruments developed in the form of multiple choice assessment to measure cognitive competency of practicum of gravimetric analysis and volumetric analysis. Besides developed practicum performance rubric, to measure student competency in planning, doing, and reporting of practicum. Development of assessment tools through needs analysis, the formulation of the draft, and revised based on the advice and experts judgment and students judgment. Test of face validation and content validation, level of difficulty, power of different, distractors, and reliability was obtained multiple choice assessment instruments that are eligible to be used to measure the cognitive aspects of practicum competencies and rubrics to measure the performance of practicum competencies. Implementation of the assessment results indicate that multiple-choice assessment to measure the cognitive aspects of practicum competencies, and showed increased cognitive competencies through practicum activities based TWSD. Rubrics can measure student competency in planning, doing, reporting of practicum, and showed an increased in the competency through practicum activities based TWSD. Cognitive competency of practicum plays a role in influencing competency of doing practicum is 56,8 %.
(6)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
(7)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar Belakang Masalah... B. Perumusan Masalah... C. Pembatasan Masalah... D. Definisi Operasional... E. Tujuan Penelitian... F. Manfaat Penelitian... BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR... A. Asesmen dalam Pembelajaran... 1. Pengertian Asesmen, Pengukuran, dan Evaluasi...
ii iii iv vii viii ix xiii xvi xvii 1 1 9 10 11 12 13 16 16 16 Halaman
(8)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Asesmen Hasil Pembelajaran... B. Asesmen Pilihan Ganda dan Asesmen Kinerja dalam Praktikum...
1. Asesmen Pilihan Ganda... 2. Asesmen Kinerja... 3. Asesmen Kinerja dalam Praktikum Kimia Analitik Dasar... C. Kompetensi dalam Asesmen dan Praktikum... 1. Pengertian Kompetensi... 2. Standar Kompetensi Calon Guru dalam Asesmen... 3. Kompetensi dalam Praktikum... D. Pengembangan Instrumen Asesmen Praktikum...
1. Penyusunan Instrumen Asesmen... 2. Kualitas Instrumen Perangkat Asesmen... E. Hasil Penelitian yang Relevan... BAB III METODE PENELITIAN... A. Paradigma dan Desain Penelitian... B. Lokasi dan Subjek Penelitian... C. Pengembangan Instrumen Asesmen... D. Pengumpulan Data... E. Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian... 1. Kondisi Pelaksanaan dan Asesmen Praktikum...
19 24 24 31 44 48 48 50 57 63 63 64 72 74 74 82 82 88 89 103 103 103
(9)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Hasil Pengembangan Tes Pilihan Ganda... 3. Hasil Pengembangan Task dan Rubrik untuk Praktikum Analisis
Gravimetri... 4. Hasil Pengembangan Task dan Rubrik untuk Praktikum Analisis
Volumetri... 5. Implementasi Perangkat Asesmen dalam Praktikum Kimia
Analitik Dasar... 6. Kontribusi Kompetensi Kognitif Praktikum Terhadap
Kompetensi Melakukan Praktikum... B. Pembahasan Hasil Penelitian...
1. Kondisi Pelaksanaan dan Asesmen Praktikum Yang Perlu
Dikembangkan... 2. Karakteristik Instrumen Asesmen Pilihan Ganda dan
Implementasinya... 3. Karakteristik Rubrik untuk Perencanaan Praktikum Kimia
Analitik Dasar dan Implementasinya... 4. Karakteristik Rubrik untuk Melakukan Praktikum Kimia Analitik
Dasar dan Implementasinya... 5. Karakteristik Rubrik untuk Laporan Praktikum Kimia Analitik
Dasar dan Implementasinya... 6. Kontribusi Kompetensi Kognitif Praktikum Terhadap
Kompetensi Melakukan Praktikum... 104
112
123
135
143 148
148
149
159
164
171
(10)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... A. Kesimpulan Hasil Penelitian... B. Implikasi Hasil Penelitian... C. Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...
180 180 183 185 187 194
(11)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
(12)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan, pemahaman, serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan persaingan global yang semakin ketat. Supaya mampu berperan dalam persaingan global tersebut, maka kita harus selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitas dalam semua aspek, sehingga kita dituntut untuk mampu belajar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan dapat menyelesaikan / memecahkan masalah.
Pendidikan sains dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir, sehingga mahasiswa mampu untuk bersaing secara global. Oleh karena itu pendidikan sains berperan penting dalam melek sains dan pengembangan pengetahuan. Pendidikan sains telah mengalami pergeseran ke arah yang lebih menekankan pada proses yang menitikberatkan supaya seseorang dapat mengkontribusi pengetahuannya. Selain itu pendidikan sains, juga diusahakan agar siswa dapat berpartisipasi dalam membangun pengetahuannya.
(13)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cain dan Evans (Rustaman, 2005) menyatakan bahwa sains mengandung empat pokok yaitu : produk, proses, sikap dan teknologi. Dalam belajar sains, siswa seharusnya tidak hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar tentang aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. Jika mengacu pada National Research Council (1996), rendahnya kontribusi pembelajaran sains disebabkan hanya menitikberatkan pada penguasaan materi (subject matter) dan penggunaan asesmen yang tidak sesuai sehingga siswa hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan saja. Oleh sebab itu pembelajaran sains tidak hanya menekankan pada konsep sebagai produk tanpa mengembangkan keterampilan proses dari siswa.
Dalam pembelajaran sains, keterampilan proses dapat dilakukan dengan belajar melalui pengalaman secara langsung, yang umumnya diperoleh melalui pendekatan kerja laboratorium, yakni melalui kegiatan praktikum. Menurut Firman (1989) kegiatan laboratorium memberikan pengalaman langsung sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih tertanam dalam diri siswa.
Belajar melalui pengalaman secara langsung berinteraksi dengan objek atau situasi yang sebenarnya merupakan cara belajar yang sangat efektif, terutama dalam pembelajaran sains, sebab dalam mempelajari sains tidak cukup hanya dengan belajar secara verbal tanpa adanya saat ketika siswa melakukan sendiri proses sains. Hal ini sesuai dengan pendapat Firman (1989) yang menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa dari proses belajar mengajar sains haruslah menunjang pencapaian
(14)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tiga aspek tujuan pengajaran sains, yaitu : (1) pemahaman terhadap konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau teori dalam pengajaran sains, (2) penguasaan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan seperti mengamati, mengukur, mempergunakan alat, dan yang lainnya, (3) penanaman sikap ilmiah pada diri siswa, seperti teliti, objektif, jujur dan seadanya.
Kegiatan praktikum merupakan metode pengajaran yang dapat membantu siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman, baik pengalaman dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Yosaphat S, 1986). Hal ini sesuai dengan pendapat Rahayuningsih & Dwiyanto (2005) bahwa kegiatan praktikum sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersamaan, yaitu keterampilan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan pengalaman seperti ini siswa memperoleh kesan yang mendalam tentang objek atau situasi yang dipelajarinya. Kegiatan praktikum merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran sains termasuk pembelajaran kimia.
Proses pembelajaran sains di perguruan tinggi termasuk pembelajaran kimia, terdiri atas kegiatan tatap muka, kegiatan praktikum, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Pembelajaran untuk mahasiswa memiliki karakteristik yaitu : (1) integrasi teori dan praktek untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (2) kondisi belajar yang kondusif untuk mengembangkan kreatifitas, motivasi, dan wawasan, (3) memanfaatkan teknologi (Depdiknas, 2002).
(15)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kimia sebagai proses, dapat dipelajari menggunakan pendekatan “keterampilan proses sains” atau “keterampilan dasar bekerja ilmiah”. Metode yang dapat dipilih yaitu melalui kegiatan praktikum di laboratorium. Pada kegiatan ini untuk menemukan konsep baru, diantaranya mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, mengajukan pertanyaan, dan berkomunikasi.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi di program studi pada beberapa perguruan tinggi tertentu, mata kuliah praktikum kimia analitik dasar (kimia analitik I) merupakan mata kuliah yang terpisah dari mata kuliah kimia analitik dasar. Adapun sifat dari mata kuliah ini adalah praktikum dengan beban 1 sks. Penyelenggara mata kuliah ini dikoordinir oleh seorang dosen pengampu. Dosen dapat merumuskan silabus, memilih strategi pembelajaran dan asesmennya. Kompetensi praktikum yang sudah dirumuskan dapat dikembangkan indikator-indikatornya menjadi instrumen asesmen (Depdiknas, 2003c). Dosen mempunyai keleluasaan untuk menyusun asesmen yang sesuai dalam pembelajaran praktikum untuk aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sesuai dengan tujuan pembelajaran praktikum yang diharapakan.
Kegiatan praktikum sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Dalam kegiatan praktikum mahasiswa akan memperoleh berbagai pengalaman baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Kegiatan praktikum mempunyai peranan penting dalam pembelajaran kimia, namun demikian keberhasilan kegiatan praktikum dalam menunjang proses pembelajaran tergantung pada berbagai aspek,
(16)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
salah satu aspek yang turut menentukan keberhasilan tersebut adalah pendekatan yang dipergunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran kimia tersebut melalui kegiatan praktikum, serta asesmen yang digunakannya.
Praktikum kimia analitik dasar merupakan kegiatan praktikum yang mendasari belajar keterampilan yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan praktikum mata kuliah lain dalam bidang kimia. Begitu juga seorang yang telah lulus mengikuti praktikum kimia analitik dasar, selain menguasai aspek kognitif, dianggap telah memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pekerjaan analisis. Hal penting yang lain adalah lulusan praktikum kimia analitik dasar harus dapat menunjukkan sikap yang benar terhadap berbagai aspek keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, karena pada praktikum ini paling banyak digunakan bahan kimia yang berbahaya. Kedua kompetensi esensial tersebut pada umumnya luput dari asesmen dosen.
Kegiatan praktikum di laboratorium saat ini masih banyak melakukan kegiatan praktikum verifikasi tradisonal yang berdasarkan penuntun praktikum, dimana kegiatan praktikum dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membuktikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum atau teori yang telah ada. Selain itu petunjuk praktikum yang sudah terinci mengakibatkan kurang mendorong mahasiswa untuk berkreasi mengorganisir kompetensinya untuk merencanakan dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
(17)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Domin (2007) pembelajaran praktikum dapat dilakukan secara
expository, inquiry, discovery dan problem based. Praktikum berbasis problem akan
mendorong untuk merencanakan dan menyelesaikan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam praktikum. Hal ini hampir sama dengan praktikum yang berbasis
task with student direction (TWSD). Salah satu kegiatan praktikum yang melibatkan mahasiswa melalui tugas yang harus diselesaikan langsung oleh mahasiswa. Tugas yang diberikan dalam TWSD merupakan tugas dalam melaksanakan kegiatan praktikum mulai dari perencanaan dan mendesain praktikum untuk menyelesaikan masalah yang diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa disediakan waktu untuk membuat rencana praktikum berdasarkan masalah yang diberikan oleh dosen. Berdasarkan rencana praktikum yang telah dibuat oleh mahasiswa, kemudian mahasiswa melakukan praktikum dengan menggunakan bahan-bahan dan alat-alat yang telah disediakan di laboratorium untuk mengumpulkan data percobaan, sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Hasil percobaan, perhitungan dan kesimpulan dapat disampaikan atau dikomunikasikan melalui laporan praktikum.
Dalam kegiatan praktikum ini, mahasiswa diberikan pengalaman belajar otentik dan keterampilan memecahkan masalah yang berorientasi pada pembelajaran berbasis masalah. Belajar merupakan hasil kerja mahasiswa dan pembelajaran memainkan peranan penting yang memungkinkan terjadinya aktivitas konstruksi pengetahuan. Pembelajaran berbasis masalah mengubah prosedur pembelajaran menjadi realistik dan pemecahan masalah terjadi dalam latihan yang profesional
(18)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Gallagher, et al,1995). Pembelajaran dimulai setelah mahasiswa dikonfrontasi dengan masalah yang terstruktur (Woods, 1996). Kegiatan praktikum berbasis tugas (task) yang merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan cenderung memotivasi mahasiswa untuk belajar pengetahuan baru yang digunakan untuk memecahkan masalah atau tugasnya. Suatu informasi yang dikumpulkan untuk suatu masalah tertentu, dipelajari dengan tujuan untuk memecahkan tugas/masalah
Dosen pengampu mempunyai tanggung jawab untuk memberikan asesmen terhadap kegiatan praktikum mahasiswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran praktikum, dosen pengampu cenderung melakukan asesmen terfokus kepada hasil laporan praktikum yang dibuat oleh mahasiswa, dan lebih banyak dilakukan asesmen tengah semester dan akhir semester yang bersifat pengukuran ranah kognitif dan diujikan secara tertulis (paper and pencil test) yang berhubungan dengan materi praktikum yang telah dilakukannya. Apabila sistem asesmen tersebut terus dilakukan, maka tidak akan terukur tingkat kompetensi mahasiswa dalam kompetensi praktikum, sehingga akan mengurangi kompetensi mahasiswa dalam praktikumnya, khususnya praktikum kimia analitik dasar. Karena belum tersedianya perangkat asesmen kompetensi praktikum kimia analitik, itulah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan perangkat asesmen yang valid dan reliabel. Pembinaan kompetensi praktikum kimia analitik dasar sangat penting dalam rangka menimbulkan percaya diri mahasiswa dalam belajar kimia. Selain itu kompetensi praktikum merupakan implementasi dari kurikulum berbasis kompetensi yang telah diberlakukan.
(19)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sehubungan dengan kegiatan praktikum tersebut, maka sangat dibutuhkan asesmen yang dapat mengases kompetensi dalam aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar.
Asesmen dalam pembelajaran praktikum harus dapat mengukur kompetensi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu kompetensi dapat diuraikan menjadi beberapa indikator, dan setiap indikator dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrumen asesmen. Dengan demikian dalam pembelajaran kimia termasuk praktikum dapat dilakukan asesmen dengan prosedur tertulis, lisan dan observasi atau pengamatan.
Dalam pembelajaran sains, guru atau calon guru diharapkan dapat melakukan asesmen proses dan hasil pembelajaran sains secara komprehensif dan benar. Komprehensif artinya asesmen dilakukan mencakup berbagai aspek kompetensi. Benar artinya asesmen yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip asesmen yang objektif, valid, reliabel, demokratis dan berkeadilan.
Asesmen sebagai bagian dari program pembelajaran, mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Pola asesmen yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Stiggins (1994) yang menyatakan bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa pembelajaran yang efektif, efesien dan produktif tidak mungkin ada tanpa asesmen yang baik.
(20)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap asesmen, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tepat. Alat ukur dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu tes dan non tes. Bentuk tes antara lain : pilihan ganda, uraian terbatas, uraian bebas, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio. Sedangkan bentuk non tes antara lain : angket, skala sikap, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.(Depdiknas, 2003d)
Kimia yang menekankan pada aspek proses dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum. Oleh karena itu selain asesmen aspek kognitif yang telah dikembangkan, perlu dikembangkan juga asesmen untuk kompetensi praktikum kimia analitik dasar. Konteks asesmen dalam praktikum kimia analitik dasar adalah melakukan analisis kuantitatif yaitu analisis gravimetri dan analisis volumetri.
Dari beberapa dasar pemikiran teoritik dan pengamatan empiris serta menelaah hasil penelitian yang ada, ternyata belum banyak penelitian yang khusus membahas tentang bentuk rubrik untuk mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa kimia pada pelaksanaan praktikum khususnya untuk analisis gravimetri dan analisis volumetri. Dalam upaya memperbaiki kondisi pelaksanaan asesmen yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik dasar perlu dilaksanakan pengembangan dan penelitian tentang hal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memperbaiki perangkat asesmen dalam mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar, dikemukakan penelitian
(21)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, telah diuraikan peran penting praktikum kimia analitik dasar untuk mengembangkan keterampilan proses. Selain itu diungkapkan juga mengenai pengembangan perangkat asesmen pada praktikum untuk mengukur kompetensi praktikumnya, dimana perangkat asesmennya belum tersedia. Berhubungan dengan upaya mengembangkan perangkat asesmen yang berkaitan dengan praktikum kimia analitik dasar, maka permasalahan yang perlu dipecahkan melalui penelitian ini adalah “perangkat asesmen yang bagaimanakah yang dapat mengukur kompetensi mahasiswa calon guru kimia dalam aspek kognitif dan praktikum kimia analitik dasar berbasis task with student direction (TWSD)? Untuk menjawab rumusan masalah utama dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian pengembangan perangkat asesmen untuk mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa calon guru kimia.
Selanjutnya agar penelitian ini lebih terarah, maka masalah utama diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Kompetensi dan indikator apakah yang perlu diases dalam praktikum kimia analitik dasar ?
(22)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Bagaimana karakteristik perangkat asesmen untuk mengukur aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar ?
3. Bagaimana implementasi perangkat asesmen dalam mengukur kompetensi aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar ?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perangkat asesmen yang dikembangkan berupa instrumen untuk mengukur aspek kognitif praktikum berupa instrumen tes pilihan ganda (multiple choice) dan instrumen untuk mengukur kompetensi praktikum berupa rubrik. Rubrik digunakan untuk mengases kompetensi merencanakan praktikum, kompetensi melakukan praktikum, dan kompetensi melaporkan praktikum.
2. Praktikum yang dilakukan sesuai dengan kurikulum program studi pendidikan kimia LPTK di Sumatera Utara pada perkuliahan praktikum kimia analitik dasar. Praktikumnya adalah praktikum analisis kuantitatif dasar berupa analisis gravimetri dan analisis volumetri. Pemilihan analisis ini berdasarkan pertimbangan keterwakilan dari bahan perkuliahan praktikum analisis kuantitatif dasar.
(23)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Kompetensi yang diukur merupakan kompetensi aspek kognitif tentang praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri. Sedangkan kompetensi psikomotor merupakan kompetensi dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri dalam merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan melaporkan hasil praktikum.
4. Asesmen dikembangkan untuk praktikum berbasis task with student direction
(TWSD) dimana tugas yang diberikan berupa masalah yang harus diselesaikan
secara langsung oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen pengampu.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran yang berbeda terhadap variabel penelitian perlu dikemukakan batasan terhadap istilah. Beberapa penjelasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Perangkat asesmen merupakan instrumen asesmen yang dirancang dengan langkah-langkah tertentu berupa instrumen asesmen pilihan ganda yang terdiri dari stem dan lima pilihan (option), rubrik beserta kriterianya, yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif praktikum dan kompetensi praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri yang berbasis task with
(24)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Kompetensi praktikum merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
3. Praktikum berbasis task with student direction (TWSD) merupakan praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri dimana mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan tugas (task) berupa masalah yang harus diselesaikan secara langsung oleh mahasiswa. Tugas yang harus diselesaikan mulai dari perencanaan praktikum, melakukan praktikum, dan melaporkan hasil praktikum.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dalam penelitian ini secara umum bertujuan untuk “mengembangkan perangkat asesmen yang valid dan reliabel yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar”. Pengembangan perangkat asesmen untuk mengukur kompetensi praktikum dalam penelitian ini difokuskan pada praktikum analisis gravimeri dan analisis volumetri.
Tujuan penelitian ini secara khusus, mengungkap secara empiris untuk : 1. Menghasilkan gambaran tentang kompetensi dan indikator yang perlu diases
dalam praktikum kimia analitik dasar terutama praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri
(25)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Menghasilkan karakteristik perangkat asesmen untuk mengukur aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa calon guru kimia
3. Menghasilkan gambaran implementasi dari perangkat asesmen yang diperoleh dalam mengukur aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar. Implementasi tersebut terutama berhubungan dengan : (a) kontribusi aspek kognitif praktikum terhadap kompetensi praktikum (khusnya dalam melakukan praktikum kimia analitik dasar), (b) peningkatan aspek kognitif praktikum dan peningkatan kompetensi praktikum kimia analitik dasar yang mencakup kompetensi merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan melaporkan praktikum.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoritis dan praktis, terutama diharapkan dapat memberikan inovasi dan sumbangan dalam meningkatkan kualitas asesmen dalam pembelajaran praktikum.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diperoleh yaitu menghasilkan temuan-temuan dan prinsip-prinsip pengembangan perangkat asesmen untuk mengukur kognitif praktikum dan mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar yang dapat memenuhi kompetensi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
(26)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perguruan Tinggi khususnya LPTK yang mengelola praktikum kimia analitik dasar, hasil penelitian ini merupakan akuntabilitas Perguruan Tinggi atau LPTK terhadap masyarakat dalam rangka menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang diharapkan.
b. Bagi dosen pada umumnya dan khususnya dosen pada mata kuliah praktikum kimia analitik dasar, dimana hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya pengembangan perangkat asesmen untuk mengukur kompetensi. Kompetensi dalam kimia analitik dasar merupakan dasar untuk analisis berkelanjutan yang lebih kompleks. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan bagi guru/dosen praktikum kimia analitik dasar dalam membuat instrumen asesmennya. Memudahkan dosen/guru untuk melaksanakan pembelajaran praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa calon guru kimia
c. Bagi para peneliti yang tertarik dalam usaha pengembangan perangkat asesmen, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam merancang instrumen asesmen yang berbasis kompetensi. d. Bagi mahasiswa, pembekalan kemampuan sesuai dengan kompetensi
praktikum kimia analitik dasar, dapat meningkatkan pengetahuan tentang pelaksanaan praktikum terutama praktikum kimia analitik dasar secara benar dan utuh.
(27)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
(28)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma dan Desain Penelitian 1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pengembangan instrumen asesmen yang dapat mengukur kompetensi mahasiswa dalam praktikum kimia analitik dasar. Praktikum yang dilakukan berbasis task with student direction, dimana kompetensi praktikum dari mahasiswa dituntut untuk berkompetensi dalam merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan melaporkan praktikum. Selain itu mahasiswa harus mempunyai pengetahuan aspek kognitif tentang praktikum sehinggga dalam melakukan praktikum dapat berjalan dengan lancar yang didukung oleh pengetahuan praktikumnya.
Kerangka berpikir dalam merencanakan penelitian ini didasarkan pada studi pendahuluan tentang kondisi kegiatan praktikum yang riil, bahwa kegiatan praktikum masih bersifat verifikasi atau dalam bentuk resep yang berdasarkan buku penuntun praktikum, sehingga mahasiswa hanya tinggal mengikuti prosedur yang ada dalam penuntun praktikum. Kondisi pelaksanaan asesmen kompetensi praktikum yang riil yaitu asesmen yang digunakan untuk mengukur kompetensi praktikum masih berupa tes tertulis (paper and pencil test), bentuk essay, dan hanya mengutamakan mengukur
(29)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kompetensi aspek kognitif saja. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan alat, menggunakan bahan, keselamatan kerja, merancang dan mendesain praktikum belum dilaksanakan dan diperlukan asesmen khusus.
Kegiatan praktikum yang ideal seharusnya dapat dilaksanakan secara inquiry,
dicsovery, problem base. Kegiatan praktikum seperti itu diharapakan untuk
melibatkan mahasiswa dalam merencanakan, melakukan dan melaporkan hasil praktikumnya. Asesmen dalam kegiatan praktikum seharusnya mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang mengutamakan asesmen kinerja.
Perangkat asesmen yang baik dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar mahasiswa termasuk dalam melaksanakan praktikum, sehingga pembelajaran yang efektif, efesien dan produktif tidak mungkin ada tanpa perangkat asesmen yang baik (Stiggins, 1994). Pada umumnya asesmen yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada ranah kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan pendidik kurang memahami asesmen ranah afektif dan ranah psikomotor (Depdiknas, 2008). Apabila melakukan asesmen seperti di atas, maka tingkat kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum tidak akan terukur, termasuk praktikum kimia analitik dasar.
Kegiatan praktikum mempunyai peranan penting dalam pengajaran kimia. Namun demikian keberhasilan kegiatan praktikum tergantung kepada pendekatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum tersebut. Kegiatan praktikum selama ini masih dipergunakan untuk memperjelas bahan pelajaran,
(30)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dimana kegiatan praktikum ini berorientasi pada pendekatan verifikasi. Kegiatan praktikum belum banyak melibatkan mahasiswa mulai dari merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil praktikumnya.
Kegiatan praktikum harus banyak melibatkan mahasiswa, sehingga mahasiswa merasa dilibatkan mulai dari perencanaan praktikum sampai melaporkan praktikum. Bahkan mahasiswa harus dilibatkan dalam perencanaan asesmennya sehingga mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan dalam praktikumnya. Untuk itu maka perlu pengembangan perangkat asesmen yang otentik berupa rubrik sekaligus perangkat asesmen yang dapat mengukur aspek kognitif.
Pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pedagogi, dan asesmen, menekankan pada pencapaian hasil belajar. Kurikulum berbasis kompetensi disusun untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara keseluruhan. Setiap kompetensi menggambarkan langkah kemajuan peserta didik menuju kompetensi pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat terus menerus dalam suatu kajian materi pembelajaran (Depdiknas, 2003a)
Salah satu mata kuliah di salah satu LPTK di Sumatra Utara adalah praktikum kimia analitik dasar yang merupakan salah satu bagian dari kurikulum berbasis kompetensi. Praktikum yang melibatkan mahasiswa mulai dari perencanaan pratikum, kemudian melakukan praktikum dan mengkomunkasikan hasil praktikum berupa laporan praktikum, yaitu praktikum berbasis TWSD. Berikut digambarkan bagan paradigma penelitian.
(31)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Paradigma Penelitian Kompetensi calon guru
kimia dalam praktikum
Kompetensi : - merencanakan praktikum - melakukan praktikum - melaporkan praktikum - aspek kognitif praktikum
Pengembangan perangkat asesmen otentik dan aspek
kognitif
Perangkat asesmen kompetensi praktikum
berbasis TWSD
Kondisi kegiatan praktikum yang riil
- Verifikasi/ bentuk resep
- Berdasarkan penuntun
praktikum Kondisi Asesmen praktikum yang riil - Tes tertulis - Berbentuk essay
- Mengukur aspek kogntif
Kegiatan praktikum ideal
-Inquiry, discovery,
problem base
-Melibatkan mahasiswa
merencanakan, melakukan dan melaporkan praktikum Asesmen yang ideal
-Asesmen aspek kognitif,
afektif dan psikomotor
-Mengutamakan asesmen
kinerja
gap
Praktikum kimia analitik dasar berbasis TWSD
(32)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi, mata kuliah praktikum kimia analitik dasar merupakan mata kuliah tersendiri dengan jumlah satu sks. Mata kuliah ini dikoordinir oleh seorang dosen pengampu, dimana dosen dapat merumuskan silabus, memilih strategi pembelajaran dan asesmennya untuk mengetahui keberhasilan perkuliahannya. Dosen pengampu mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perangkat asesmen terhadap kegiatan praktikum mahasiswa.
Pembinaan kompetensi praktikum kimia analitik dasar sangat penting dalam rangka menimbulkan percaya diri dalam belajar kimia. Selain itu kompetensi praktikum merupakan implementasi dari kurikulum berbasis kompetensi yang telah diberlakukan. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan asesmen harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhububungan dengan aspek afektif, kognitif dan psikomotor. (Depdiknas, 2008).
2. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan perangkat asesmen untuk mengetahui pemahaman praktikum dan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum kimia analitik dasar. Dalam penelitian ini difokuskan pada praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri. Instrumen yang dikembangkan adalah instrumen pilihan ganda (multiple choice) dan rubrik untuk mengukur kompetensi
(33)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mahasiswa dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis volumeteri yang berbasis TWSD, rubrik yang dikembangkan mulai dari rubrik untuk mengases tugas merencanakan praktikum, rubrik untuk mengases tugas melakukan praktikum, dan rubrik untuk mengases tugas melaporkan praktikum.
-Studi literatur
- Studi lapangan
Merumuskan kompetensi dan indikator
Menyusun tes pilihan ganda
Menyusun tugas (task with student
direction)
Menyusun rubrik praktikum
Judgmen pakar (validasi isi) dan revisi awal
Uji coba instrumen dan revisi keterobservasian
Uji keterbacaan dan kejelasan instrumen Implementasi perangkat asesmen Eksperimen dan Pengumpulan data Analisis hasil
Analisis dan Uji
Reliabilitas Analisis hasil
Perangkat asesmen S tu d i P e n d a h u lu a n P e re n ca n a a n & P e n g e m b a n g a n V a li d a si Im p le m e n ta si
(34)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengembangan Perangkat Asesmen
Pengembangan perangkat asesmen dilakukan melalui penelitian dan pengembangan (Research and Development ) yang biasa disebut rancangan penelitian R & D yang mengacu kepada Borg and Gall (1983). Desain R & D tersebut meliputi empat tahap yaitu : (1) studi pendahuluan, (2) perancangan dan pengembangan, (3) validasi hasil rancangan dan pengembangan, (4) implementasi. Secara ringkas desain penelitian pengembangan perangkat asesmen ditunjukkan pada Gambar 3.2. di atas.
Penelitian dilakukan terhadap masalah utama bagaimana karakteristik dari instrumen asesmen aspek kognitif praktikum dan rubrik untuk mengases merencanakan praktikum, rubrik untuk mengases melakukan praktikum, dan rubrik untuk mengases melaporkan praktikum, sehingga diperoleh instrumen asesmen yang valid dan reliabel. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berupa kompetensi kognitif, kompetensi praktikum, kontribusi atau hubungan kompetensi kognitif terhadap kinerja praktikum serta peningkatan kompetensi praktikumnya.
Dalam studi pendahuluan di lapangan dilakukan pengkajian terhadap pedagogik materi subjek dan karakteristik mata kuliah praktikum kimia analitik dasar termasuk asesmen yang selama ini dilakukan, serta mempelajari berbagai hasil
(35)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian yang berhubungan dengan perangkat asesmen kerja laboratorium atau praktikum, melalui berbagai literatur yang relevan. Dalam studi lapangan, dilakukan pengumpulan data mengenai pelaksanaan perkuliahan praktikum kimia analitik dasar dan bentuk asesmen yang selama ini dilakukan.
Pada tahap perencanaan, yaitu merencanakan bentuk asesmen berdasarkan praktikum yang berbasis TWSD. Dalam kegiatan praktikum tersebut menuntut mahasiswa untuk kompeten dalam memecahkan masalah praktikum mulai dari merencanakan praktikum, melakukan praktikum, dan melaporkan praktikum, serta aspek kognitif dalam praktikum. Dalam tahap ini, maka direncanakan untuk mengembangkan perangkat asesmen untuk mengukur kegiatan praktikum berbasis TWSD yaitu bentuk rubrik untuk mengases merencanakan praktikum, rubrik untuk mengases melakukan praktikum, rubrik untuk mengases melaporkan praktikum, dan soal pilihan ganda untuk mengases aspek kognitif praktikum. Pada tahap pengembangan dirumuskan kompetensi, indikator dan merancang draf perangkat asesmen untuk mengukur kompetensi aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar berupa rubrik. Pada langkah ini disusun tes pilihan ganda, tugas (task) dan rubrik berupa kriteria penskoran untuk mengases kompetensi praktikum. Pada tahap ini dilakukan judgment pakar oleh pakar asesmen dan pakar kimia, tentang draf perangkat asesmen dan dilakukan revisi atas saran para pakar dan uji keterbacaan dan kejelasan instrumen terhadap mahasiswa.
(36)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada tahap validasi, perangkat asesmen pilihan ganda dan rubrik kompetensi praktikum kimia analitik dasar yang telah diperbaiki atau direvisi berdasarkan hasil validasi para ahli, kemudian dilakukan uji coba keterbacaan dan kejelasan terhadap mahasiswa, sehingga diketahui keerbacaan dan kejelasan oleh mahasiswa. Kemudian analisis dan uji reliabilitas pada lingkungan perkuliahan sesungguhnya, yaitu pada perkuliahan praktikum kimia analitik dasar. Pada pelaksanaan uji coba ini semua kompetensi dan indikator diamati atau disesuaikan dengan kompetensi/indikator pada instrumen yang telah dibuat. Pengumpulan data dilakukan melalui hasil pengamatan atau observasi berdasarkan kompetensi yang ditunjukkan oleh mahasiswa dalam praktikum kimia analitik dasar, sehingga diperoleh perangkat asesmen.
Selanjutnya perangkat asesmen yang teruji diimplementasikan untuk mengumpulkan data selanjutnya.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di suatu LPTK di Sumatra Utara. Subjek penelitian adalah semua mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Kimia peserta mata kuliah praktikum kimia analitik dasar pada tahun akademik 2011/2012. Satu kelas yang berjumlah 34 mahasiswa digunakan untuk uji coba rubrik sehingga diperoleh rubrik yang teruji. Untuk uji coba tes pilihan ganda dilakukan terhadap 70 mahasiswa yang telah lulus praktikum kimia analitik dasar. Subjek penelitian yang
(37)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan untuk implementasi perangkat asesmen dilakukan terhadap mahasiswa yang berjumlah 36 mahasiswa semester tiga tahun akademik 2011/2012.
C. Pengembangan Instrumen Asesmen
Penelitian mengembangkan instrumen berupa instrumen penguasaan konsep pelaksanaan praktikum dan instrumen untuk mengukur kompetensi melaksanakan praktikum. Sebagian besar instrumen tersebut disusun sendiri. Secara singkat jenis instrumen dan kegunaannya dipaparkan sebagai berkut :
1. Instrumen Kognitif Praktikum
Pengembangan instrumen kognitif praktikum (Lampiran 1a dan 1b) dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa tentang praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri. Instrumen pemahaman konsep praktikum disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen pilihan ganda ini berupa pemahaman dan perhitungan.
Penyusunan instrumen asesmen pemahaman konsep ini diawali dengan mengidentifikasi konsep-konsep dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri yaitu menyiapkan dan mengidentifikasi sampel, membuat larutan, melakukan titrasi, menentukan kadar analit dalam sampel, melakukan pengendapan, mengubah endapan menjadi bentuk tertimbang. Berdasarkan konsep tersebut
(38)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemudian membuat kisi-kisi dan selanjutnya menyusun butir-butir soal beserta kunci jawabannya. Butir-butir soal yang diperoleh mula-mula berjumlah 40 item soal.
Soal dan kunci jawaban yang telah dikembangkan kemudian diberikan kepada tiga pakar kimia dan asesmen untuk di judgment yang bertujuan untuk mengetahui validitas muka dan validitas isi. Untuk memvalidasi tersebut dibuat kriteria dengan skor 1 (terendah), 2, 3, 4, dan 5 (tertinggi) (Maloney, 2001). Untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan soal dan pilihan jawaban yang telah dikembangkan dalam tes dipahami oleh mahasiswa, maka dilakukan tes kejelasan terhadap 44 mahasiswa. Melakukan uji coba instrumen pilihan ganda yang telah di judgment kepada mahasiswa yang telah lulus praktikum kimia analitik dasar. Menganalisis validitas muka dan validitas isi, karakteristik soal : tingkat kesukaran, daya beda, burfugsi atau tidaknya distraktor, dan reliabilitas. Hasil validitas, reliabilitas, dan uji karaktaristik soal, maka dari 40 butir soal yang diujicobakan terpilih sebanyak 34 butir soal untuk digunakan mengumpulkan data selanjutnya.
2. Lembaran Tugas (Task)
Sesuai dengan pengukuran kompetensi praktikum, maka pengembangan perangkat asesmen merupakan asesmen kinerja (performance assessment), di mana perangkat asesmen kinerja ini meliputi tugas (task) dan kriteria penilaian (rubric).
Lembar tugas (task) (Lampiran 2a dan 3a) bertujuan supaya mahasiswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan yang berhubungan dengan tugas yang akan
(39)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan pada pelaksanaan praktikum kimia analitik dasar. Dari masalah yang diberikan tersebut sebagai tugas yang harus diselesaikan, mahasiswa dibimbing sesuai dengan masalah yang ada mulai dari cara membuat judul praktikum, tujuan praktikum, variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang digunakan, tahapan kerja serta cara membuat tabel data. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah, kemudian dibahas bersama-sama antara dosen dengan mahasiswa sehingga diperoleh rencana praktikum yang disepakati bersama. Kemudian dilakukan pelatihan mahasiswa dalam menggunakan alat yang berhubungan dengan rencana praktikum tersebut.
Penyusunan tugas diawali dengan mengidentifikasi masalah yang kira-kira dapat dilaksanakan dalam praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri. Tugas yang disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan pakar, serta dilakukan revisi atas dasar saran dari dosen pembimbing dan pakar. Dalam menyelesaikan masalah praktikum, untuk analisis gravimetri mahasiswa dituntut untuk menentukan kadar tembaga, sedangkan dalam analisis volumetri, mahasiswa dituntut untuk menentukan larutan basa.
3. Lembar Kriteria (Rubric)
Lembaran kriteria (rubric) merupakan lembar kriteria penskoran yang terdiri dari kriteria-kriteria mengenai kompetensi praktikum mahasiswa dalam praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri. Rubrik yang dibuat
(40)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dimaksudkan untuk mengukur kompetensi mahasiswa dalam kompetensi praktikum. Rubrik yang dikembangkan terdiri dari tiga jenis untuk masing-masing praktikum yaitu : (1) rubrik untuk mengases kompetensi merencanakan praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri (Lampiran 2b dan 3b), (2) rubrik untuk mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri (Lampiran 2c dan 3c) , (3) rubrik untuk mengases kompetensi melaporkan hasil praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri (Lampiran 2d dan 3d).
Pada rubrik untuk mengases perencanaan praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri ada delapan kompetensi yaitu judul praktikum, tujuan praktikum, variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang digunakan, tahapan kerja termasuk prosedur keselamatan, perencanaan merekam dan mengorganisasi data observasi. Tiap-tiap kompetensi mempunyai lima indikator dan dibuat kriteria antara 1 sampai dengan 5. Kriteria penskoran untuk setiap kompetensi dengan kriteria sebagai berikut : skor 5, semua indikator dapat diungkapkan secara lengkap , skor 4, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada salah satu indikator tidak sempurna, skor 3, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada dua indikator yang tidak sempurna, skor 2, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada tiga indikator yang tidak sempurna, dan skor 1, indikator-indikator dapat diungkap, namun ada empat indikator yang tidak sempurna.
(41)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada rubrik untuk mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum analisis gravimetri. Pada rubrik ini ada 8 kompetensi dan masing-masing kompetensi mempunyai indikator. Kompetensi pada rubrik ini antara lain : (1) memijarkan krus dengan 6 indikator. (2) melarutkan zat sampel dengan 3 indikator, (3) mengendapkan sampel dengan 6 indikator. (4) penyaringan endapan dengan 6 indikator, (5) mengeringkan dan memijarkan endapan dengan 6 indikator, (6) menimbang endapan dengan 7 indikator, (7) menghitung kadar dengan 3 indikator, dan (8) keselamatan kerja dengan 5 indikator.
Pada rubrik untuk mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum analisis volumetri. Pada rubrik ini ada 6 kompetensi dan masing-masing kompetensi mempunyai indikator. Kompetensi pada rubrik ini antara lain : (1) menimbang zat standar dengan 8 indikator. (2) membuat larutan standar dengan 7 indikator, (3) preparasi larutan sampel dengan 5 indikator. (4) melakukan titrasi dengan 5 indikator, (5) menghitung konsentrasi dengan 3 indikator, (6) keselamatan kerja dengan 5 indikator. Untuk rubrik ini dibuat kriteria penskoran dengan skor antara 0 sampai dengan 2. Skor ini dengan kriteria sebagai berikut : skor 2, apabila kompetensi dilakukan dengan benar dan sempurna, skor 1, jika kompetensi dilakukan dengan benar tetapi kurang sempurna, dan skor 0, apabila kompetensi tidak muncul sama sekali atau tidak dikerjakan.
Pada rubrik untuk mengases laporan praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri ada sepuluh kompetensi yaitu judul praktikum, tujuan praktikum,
(42)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang digunakan, tahapan kerja, data observasi, perhitungan dan kesimpulan. Tiap-tiap kompetensi mempunyai lima indikator dan dibuat kriteria penskoran antara 1 sampai dengan 5. Kriteria penskoran untuk setiap kompetensi dengan kriteria sebagai berikut : skor 5, semua indikator dapat diungkapkan secara lengkap , skor 4, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada salah satu indikator tidak sempurna, skor 3, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada dua indikator-indikator yang tidak sempurna, skor 2, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada tiga indikator yang tidak sempurna, dan skor 1, indikator-indikator dapat diungkap, namun ada empat indikator yang tidak sempurna.
Rubrik yang telah dikembangkan kemudian diberikan kepada tiga pakar kimia dan asesmen untuk di judgment yang bertujuan untuk mengetahui validitas muka dan validitas isi. Untuk memvalidasi tersebut dibuat kriteria dengan skor 1 (terendah), 2, 3, 4, dan 5 (tertinggi). Untuk mengetahui apakah rubrik yang telah dikembangkan dalam tes dipahami oleh mahasiswa, maka dilakukan tes kejelasan terhadap 44 mahasiswa. Melakukan uji coba rubrik yang telah di judgment kepada mahasiswa yang mengambil praktikum kimia analitik dasar, tetapi bukan subjek penelitian dan menghitung reliabilitasnya.
(43)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data penelitian ada dua macam yaitu data pengembangan perangkat asesmen dan data implementasi asesmen. Untuk data pengembangan perangkat asesmen diperoleh data kuantitatif berupa skor mahasiswa dalam menyelesaikan soal pilihan ganda, skor merencanakan praktikum, skor melakukan praktikum dan skor melaporkan praktikum. Sedangkan data kualitatif berupa tanggapan mahasiswa atas kejelasan dan pemahaman mahasiswa terhadap perangkat asesmen yang dikembangkan, tanggapan para pakar. Para pakar diminta untuk memberikan tanggapan terhadap tes pemahaman konsep praktikum dan rubrik untuk mengases kompetensi praktikum sehingga dapat mengetahui validitas muka dan validitas isi dengan memberikan skor 1 sampai dengan 5 (Maloney, 2001).
Pengumpulan data validasi muka dan validasi isi dari soal pemahaman konsep praktikum dan rubrik dilakukan dengan menggunakan lembar validasi. Data tanggapan mahasiswa terhadap kejelasan dan keterbacaan dari tiap-tiap soal dan butir jawaban (option) dan kompetensi pada rubrik dilakukan dengan menggunakan lembar kejelasan yang diberikan kepada mahasiswa di luar subjek penelitian.
Pengumpulan data uji coba instrumen asesmen dilakukan dengan menggunakan soal pilihan ganda, dan rubrik. Untuk data instrumen pilihan ganda diberikan kepada 70 mahasiswa dan uji coba rubrik dilakukan terhadap mahasiswa yang bukan subjek penelitian dengan menggunakan rubrik yang di judgment para pakar, sehingga diperoleh perangkat asesmen yang teruji
(44)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk mengetahui efektivitas perangkat asesmen yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan implementasi. Implementasi perangkat asesmen untuk mengumpulkan data menggunakan alat asesmen pilihan ganda dilakukan tes terhadap mahasiswa sehingga diperoleh skor pretest dan posttest, dan rubrik di implementasikan dalam praktikum untuk mengetahui skor kompetensi praktikum analisis gravimetri (praktikum I) dan analisis volumetri (praktikum II). Dari data-data yang diperoleh dapat diketahui kontribusi atau hubungan dan peningkatan mahasiswa dalam memahami konsep praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh yaitu data untuk karakteristik perangkat asesmen dan data implementasi perangkat asesmen. Analisis untuk soal pilihan ganda meliputi validitas muka dan validitas isi, indeks kesukaran butir soal, daya beda butir soal, fungsi distraktor dan koefisien reliabilitas tes. Menganalisis kejelasan dan pemahaman mahasiswa terhadap butir soal dan rubrik. Menganalisis kontribusi pemahaman konsep praktikum terhadap kompetensi melakukan praktikum. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep praktikum, merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan melaporkan hasil praktikum.
1. Analisis Instrumen Asesmen Pilihan Ganda a. Validitas Instrumen Asesmen
(45)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Validitas menunjukkan sejauh mana instrumen asesmen itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh instrumen asesmen tersebut. Untuk menentukan validitas instrumen asesmen pada penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada tiga pakar dalam bidang asesmen dan bidang kimia untuk diberi saran dan pertimbangan (expert judgment). Pertimbangan yang berikan berupa validitas muka dan validitas isi. Ketiga pakar diminta untuk memberikan saran dan pertimbangan terhadap penampilan (appearance) berupa validitas muka dan validitas isi yang merupakan kelayakan substansi dari setiap butir alat asesmen mencerminkan ciri artibut yang hendak diukur (Azwar S, 2010; Maloney, et al, 2001)
Para pakar diminta untuk menuliskan pertimbangannya dalam lembar validasi (Lampiran 4, 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c).
Tabel 3.1
Klasifikasi Analisis Validitas Muka dan Validitas Isi
Rentang Nilai Interpretasi
0,00 – 0,09 1,00 – 1,99 2,00 – 2,99 3,00 – 3,99 4,00 – 5,00
Sangat rendah Rendah
Cukup Tinggi Sangat tinggi
Tiap kompetensi/indikator pada instrumen asesmen pilihan ganda dan instrumen asesmen rubrik, para pakar memberikan pertimbangan dengan skor 1 (terendah)
(46)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sampai 5 (tertinggi). Selanjutnya hasil validasi dari para pakar diinterpretasikan besarnya nilai disajikan pada Tabel 3.1
Untuk menguji kejelasan dan keterbacaan perangkat alat asesmen (tiap-tiap butir soal dan pilihan jawaban untuk instrumen asesmen pilihan ganda (Lampiran 7), dan keenam jenis rubrik (Lampiran 8a, 8b, 8c, 9a, 9b, dan 9c)) dilakukan dengan meminta 44 mahasiswa untuk memberikan skor dan pendapat menyangkut kejelasan (pemahaman) dan keterbacaan mahasiswa terhadap perangkat alat asesmen tersebut. Keempat puluh empat mahasiswa diminta untuk membaca satu persatu pernyataan dalam rubrik dan menuliskan hasil penilaiannya dalam lembar penilaian kejelasan dan keterbacaannya. Mahasiswa memberi tanda cek () pada kata “ya” bila menurut mahasiswa kompetensi/ indikator dapat dimengerti atau dipahami maksud pernyataannya. Berilah tanda cek () pada kata “tidak” bila menurut mahasiswa kompetensi/ indikator tidak dimengerti atau tidak dipahami maksud pernyataannya. Jumlah mahasiswa yang memberikan pilihannya dijumlahkan kemudian dinyatakan dalam persentase.
P =
% (3.1)
dimana p = persentase
Untuk menganalisis keterbacaan dan kejelasan perangkat asesmen dilakukan tafsiran (Sumantri, 1989) yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
(47)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Persentase (%) Tafsiran
1 0 Tidak ada
2 1 – 25 Sebagian kecil
3 26 – 49 Hampir setengahnya
4 50 Setengahnya
5 51 – 75 Sebagian besar
6 76 – 99 Hampir seluruhnya
7 100 Seluruhnya
b. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran (P) dari setiap item butir soal dihitung berdasarkan jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah pesera tes seluruhnya (Surapranata, 2009; Arikunto, 2007). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal pilihan ganda digunakan rumus :
P =
(3.2)
dengan P adalah tingkat kesukaran, B adalah banyaknya peserta yang menjawab benar, JS adalah jumlah seluruh peserta tes. Operasi perhitungan tingkat kesukaran butir soal dilakukan dengan program ITEMEN Versi 3.00.
Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal digunakan kriteria (Suherman, 2003; Arikunto, 2007; Surapranata, 2009) sebagai berikut :
Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P Interpretasi
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
(48)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk mengidentifikasi butir soal nilai P antara 0,00 – 0,15 termasuk sangat sukar, maka sebaiknya butir soal tersebut dibuang, begitu juga untuk butir soal dengan P antara 0,86 -1,00 sangat mudah sebaiknya dibuang (Nitko dalam Surapranata, 2009).
c. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2002). Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah dengan membagi dua subyek masing-masing 27%. Bila jumlah subjek lebih dari 50 maka diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah (Zainul dan Nasoetion, 1997). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus :
D =
-
= Pa – Pb (3.3)
dengan D adalah daya beda, Ba adalah banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar, Bb adalah banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar, Ja adalah banyaknya peserta kelompok atas, Jb adalah banyaknya peserta kelompok bawah. Pa adalah proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar, Pb adalah proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Operasi perhitungan daya pembeda (biserial dan point biserial) butir soal dilakukan dengan program ITEMEN Versi 3.00.
(49)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menginterpretasikan daya beda dari tiap butir soal digunakan suatu kriteria ( Allain dalam Werdhiana, 2009) sebagai berikut :
Tabel 3.4
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai D Interpretasi
> 0,40 Sangat baik (excellent discrimination) 0,30 – 0,39 Baik (good discrimination)
0,10 – 0,29 Cukup (Fair discrimination) 0,01 – 0,10 Buruk (poor discrimination) Negatif Kunci jawaban tidak ada atau
menimbulkan pengertian ganda(item may
be miss-keyed or intrinsically ambiguous)
Untuk mengidentifikasi butir soal yang memerlukan revisi, dapat menggunakan kriteria Ebel. Kriteria nilai D menurut Ebel, jika D ≤ 0,19 butir soal harus dieleminasi atau revisi seluruhnya. Daya beda yang dianggap masih memadai
dan dapat diterima untuk butir soal apabila D ≥ 0,25 (Zainul dan Nasoetion, 1997).
Makin tinggi daya beda suatu butir soal, semakin baik butir soal tersebut sebaliknya semakin rendah daya beda, maka butir soal dianggap makin tidak baik.
d. Distraktor
Analisis distraktor dalam butir soal merupakan hal yang penting (Zimmaro, 2003). Analisis dapat dilihat dari daya beda pengecoh (distraktor). Tanda negatif pada distraktor menunjukkan bahwa distraktor sudah berfungsi dengan baik, dimana peserta tes yang skornya rendah memilih pengecoh (distraktor) sebagai jawabannya.
(50)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Artinya peserta tes yang kemampuannya rendah memilih pengecoh. Selain itu analisis pilihan jawaban mahasiswa dapat didasarkan pada sebaran pilihan jawaban mahasiswa terhadap setiap butir soal. Analisis ini didasarkan pada pengecoh yang dapat berfungsi jika dipilih paling sedikit 5% dari peserta tes (Arikunto, 2005; Tarrant M, et al, 2009; Battista, 2011). Operasi perhitungan fungsi distraktor butir soal dilakukan dengan program ITEMEN Versi 3.00.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memutuskan apakah butir soal diterima atau tidak sebagai berikut : jika ada salah satu distraktor yang dipilih kurang dari 5% maka ditolak atau ada yang bertanda positif (+).
e. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah suatu petunjuk konsisten tes mengukur apa yang harus diukur (Engelhardt & Beichner, 2004). Nilai reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda digunakan rumus Alpha Cronbach (Azwar, 2010 ) sebagai berikut :
α = ∑ (3.4)
dengan α adalah koefisien reliabilitas keseluruhan tes, dan k adalah jumlah butir soal, adalah jumlah varian dari skor setiap butir soal, adalah varianskor total.. Operasi perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 17.0 for
(1)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Borg, W. R, & Gall, M. D. 1983. Education Research An Introduction. Fourth Edition. New York : Longman Inc
Calongesi, J. S. 1995. Merancang Tes untuk Manilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Chan, L.K.S & Cole, P.G. 1987. Teaching Principles and Practice. New York : Prentice Hall.
Cooper, J. M. 1990. Classroom Teaching Skill. Massachusetts : D. C. Health and Company
Crocker, L & Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory. Forth Worth : Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Dahar, R. W. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Depdiknas, 2002, Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad
ke-21. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional
Depdiknas . 2003a. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta
Depdiknas. 2003b. Kurikulum 2004 Pedoman Umum Pengembangan Silabus. Jakarta
Depdiknas. 2003c. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kimia. Jakarta
Depdiknas. 2003d., Kurikulum 2004 Pengembangan Sistem Penilaian, Jakarta Depdiknas. 2005. Pengembangan Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi (Buku 1
Pedoman Umum). Jakarta. Ditjen Dikti
Depdiknas, 2006. Permendiknas nomor 22 tahun 2006. Jakarta
Depdiknas. 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Jakarta Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
(2)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Domin D.S. 2007. Sudents Perception of When Conceptual Development Occurs During Laboratory Instruction. Chemistry Education Research and
Practic. 8 (2), 140 – 152.
Eskilson, Olle. 2008. The Quality of Lower Secondary Students Discussions During Labwork in Chemistry. Eurasia Jornal of Mathematics, Science
and Technology Education. 4 (3), 247 – 254
Etkina, Eugenia., et.al. 2006. Scientific Ability and Their Assessment, Physic
Education Research. 2, 020103.
Fay, Michael E., Grove, Nathaniel P., Town, Marcy Hamby., and Bretz, Stacey Lowery. 2007. A Rubric to Characterisize Inquiry in The Undergraduate Chemistry Laboratory, Chemistry Education Research and Practice, 8 (2), 212 – 219.
Firman, H. 1989. Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia.Bandung. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Bandung
Fraenkel, J.R dan Wallen, N.E. 1993. How to Design and Evaluate Research in
Education. New York. Mc Graw Hill Inc
Gabel, D. L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York : Macmillan Company
Gallagher, S., Stepien, W. J., Sher, B. T., dan Workman, D. 1995. Implementing Problem-Based Learning in Science Classrooms, School Science and
Mathematics, 95 (3) : 136 – 146
Gronlund, N.E., & Linn, R.L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Sixth edition. New York : MacMillan Publishing Company.
Herman, L. J., Aschbacher, R. P., Winters, L. 1992. A Practical Guide to
Alternative Assessment. California: ASCD.
Hunter, C. Mccsoh, R. Wilkins, H. 2003. Integrating Learning and Assessment in Laboratory Work. Journal Chemistry Education Research and Practice. Vol 4(1). p. 67-75.
http://www.bcteacherregulation.ca/documents/aboutUs/standards/edu.stds.pdf.
Standar for the Education, Competence & Professional Conduct of Educator in British Columbia. Online. 6 Juli 2012
(3)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
http://www.images.lussysf.multiply.multiplycontent.com. Teknik Analisis Butir
Soal. Online 23 September 2011
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
195911301987031-YAYA_SUNARYA/BAHAN_EVALUASI-ASESMEN/URAIAN.pdf. Upaya Meningkatkan Kualitas Tes Pilihan
Ganda. Online 25 September 2011
Joyce, B., Weil, M & Calhoum, E. 2000. Models of Teaching. Neehan : Heights Massachussets.
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and
Practice. Japan : Shizuoka University
Maloney, D. P., O’Kuma, T.L., Hieggelke, C.J., Heuvelen, A.V. 2001. Surveying
Students Conceptual Knowledge of Electricity and Magnetism. Am. J.
Phys. Suppl. Vol 69, No 7, July 2001. S15-S23
Marzano, R.J. Pickering, D., Mctighe, J. 1994. Assessing Student Outcomes :
Performance Assessment Using The Dimensions of Learning Model.
Alexandria : Association for Supervision and Curriculum Development
Mc Donnell, Claire., O’Connor, Christine., and Seery, Michael K. 2007,
Developing Practical Chemistry Skill by Means of Stude-Driven Problem Based Learning Mini-Projects, Chemistry Education Research and
Practice, 8 (2), 130 – 139.
McGarvey, J. D. 2004. Experimenting with Undergraduate Practicals. The Royal
Society Chemistry. Vol. 8. p. 58-65
Meltzer, D.E. 2002. The Relation Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics : A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. Journal of Am J Phys. 70 (12) Desember 2002, 1259-1286
Miller, H. P. 1989. Theories Developmental Psychology. 2rd ed. New York : W.H
Freeman and Company
Mogaluglu, Ebru and Saribas, Deniz. 2010. Pre-service Science Teachers Competence to Design sn Inquiry Based Lab Lesson, Prosedia Social and
(4)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mueller, Jon. 2005 , The Authentic Assessment Toolbox : Enhanching Student Learning Through Online Faculty Development, Merlot Journal of Online
Learning and Teaching, vol.1 , no 1
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya
Muslich, M. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontektual). Jakarta : Bumi Aksara
Nahadi. 2009. Efektivitas Pembelajaran Kemampuan Asesmen Pembelajaran Bagi Mahasiswa Calon Guru Kimia. Disertasi. UPI (tidak diterbitkan)
National Science Education Standards. 1996. Washington DC. National Academy Pres
National Science Teacher Association. 1998. Standards for Science Teacher
Association Preparation. America
Ottander, Christina and Grelsson, Gunnel. 2006. Laboratory Work : The Teachers Perspective, The Journal of Biological Education, vol 40, no 3
Pidekso, A. 2009. Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengelolaan Data Statistik. Yogyakarta : CV Andi Offset
Popham, W.J. 1999. Classroom Assessment : What Teacher Need to Know. Boston : Allyn and Bacon
Purwanto. 2010. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan
Pemanfaatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rahman, T. 2008. Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi. Disertasi. UPI (tidak diterbitkan)
Rahayuningsih, E dan Dwiyanto, D. 2005. Pembelajaran di Laboratorium. Yogyakarta : Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Rudner, L.M., and Schafer, W.D., 2002.What Teachers Need to Know About
Assessment. Washington DC : National Education Association.
Ruseffendi. 1998. Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Andira.
(5)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rustaman, N. Y. 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Makalah Penataran Guru-guru NTT di Jurusan Pendidikan Biologi
Rustaman, N. Y. 2002. Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan
Tinggi. Bandung: UPI.
Rustaman, N., 2002., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung : UPI
Rustaman, N., 2003., Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains, Makalah Seminar, Bandung : Universitas Pasundan
Rustaman, N.Y, Dirdjosoemarto, S., Adi Yudianto, S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, K. M., 2005. Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang. UM
Rustaman, N.Y. 2006. Penilaian Otentik (Authentic Assessment) dan
Penerapannya dalam Pendidikan Sains. Makalah
Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta
Semiawan, C., dkk. 1990. Prinsip dan Teknik Pengukuran, Penilaian dalam
Pendidikan, Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya
Stiggins, R.J. 1994. Student-Centered Classroom Assessmen. New York : Macmillan College Publishing Company
Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Dirjendikti Depdikbud
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara
Sumantri, M. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : CV Maulana
Sumantri, Y. 1989. Evaluasi Penggunaan Peralatan Laboratorium di FPTK IKIP
Bandung. Laporan Penelitian. IKIP Bandung
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius
Surapranata, S. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
(6)
Ajat Sudrajat, 2013
Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tarrant, M., Ware, J., Mohammed, A.M. 2009. An Assessment of Functioning and Non-functioning Distractors in Multiple-Choice Questions : A Descriptive Analysis. BMC Medical Education. 9 : 40
Utomo, Tjipto & Ruijter, K. 1989. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta : PT Gramedia
Vossen, H. 1986. Kompendium Didaktik Kimia, Bandung : Remaja Karya
Werdhiana, I. K., 2009. Pengembangan Asesmen Untuk Mengukur Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA. Disertasi. UPI (tidak diterbitkan)
Wiggins, G. 1984. “A True Test : Toward More Authentic and Equitable
Assessment”. Phi Delta Kappan. 70. (9) 703-713
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo
Witteck, Torsten., Most, Bettina., Kienast, Stephan., and Eilks, Ingo. 2007. A
Lesson Plan on “Methods of Separation Matter” Based on The Learning
Company Approach – A Motivation Frame for Self-Regulated and Open
Lab-work in Introductory Secondary Chemistry Lesson, Chemistry
Education Research and Practice, 8 (2), 108 – 119.
Wolf, A. 1995. Competence-Based Assessment. Buckingham : Open University Press
Woods, D. R., 1996, Problem Based Learning, especially in the Context of Large
Classes. http://www.chemeng.mcmaster.ca/pbl/pbl.htm. Diakses tanggal
20 Juni 2011
Yasophat S, 1986, Perbedaan Pengaruh Kegiatan Laboratorium Inkuiri Terbimbing dan Kegiatan Laboratorium Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pengajaran IPA, Tesis, PPS IKIP Bandung
Zainul, A & Nasoetion. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Dirjen Dikti Zainul, A. 2001. Alternative Assessment. Jakarta : PAU-PPAI Dediknas
Zimmaro, D. M. 2003. Test Item Analysis & Decision Making.Texas : Center for Teaching and Learning
Zimmaro, D. M. 2010. Writing Good Multiple-Choice Exams. Texas : Center for Teaching and Learning