PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI SMA MELALUI PROGRAM PELATIHAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE PADA MATERI GENETIKA.
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERIMA KASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
E. Penjelasan Istilah 7
F. Sistematika Penulisan 8
BAB II PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU MELALUI IMPLEMENTASI PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE
9
A. Pengembangan Profesional Guru 9
B. Pedagogical Content Knowledge 12
C. Studi tentang Penerapan Pedagogical Content Knowledge pada Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(2)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii
BAB III METODE PENELITIAN 30
A. Paradigma Penelitian 30
B. Desain Penelitian 35
C. Prosedur Penelitian untuk Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA melalui Program Pelatihan PCK pada materi Genetika
1. Studi Pendahuluan
2. Perancangan Program Pelatihan PCK 3. Validasi Ahli
4. Uji Coba Terbatas dan Revsisi Produk 5. Uji Coba Utama dan Revisi Produk
37 37 42 42 44 47
D. Instrumen Penelitian 58
E. Analisis Data 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60
A. Hasil Penelitian dan Analisisnya 60
1. Materi sulit menurut persepsi guru Biologi SMA 60
2. Karakteristik Pelatihan PCK 64
3. Kemampuan guru menyusun dokumen CoRe dan PaP-eR 86 4. Faktor penunjang dan kendala dalam menerapkan PCK
pada materi genetika
136
B. Temuan dan Pembahasan 139
C. Implikasi, Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian 152
1. Implikasi Penelitian 152
2. Keunggulan dan Keterbatasan Penelitian 155
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan B. Saran
C. Rekomendasi
158 158 159 160
DAFTAR PUSTAKA 162
(3)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Kompetensi Guru Mata pelajaran Biologi pada SMA/MA,
SMK/MAK
10
Tabel 2.2 Perbedaan konseptualisasi PCK 15
Tabel 2.3 Format CoRe menurut Loughran 23
Tabel 2.4 Pertanyaan yang diajukan selama wawancara dengan profesor 25 Tabel 2.5 Koleksi data secara detail dalam penelitian Loughran 28 Tabel 3.1 Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2008/2009
untuk soal-soal genetika
39
Tabel 3.2 Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2009/2010 untuk soal-soal genetika Paket B
39 Tabel 3.3 Perbandingan urutan materi genetika pada SK dan KD
(Permendiknas No22/2006) dan textbook Campbell. 41 Tabel 3.4 Perbandingan pelatihan PCK tahap uji coba dan tahap
penyempurnaan 46
Tabel 3.5 Struktur program In Service Training PCK tahap 1 46 Tabel 3.6 Struktur program In Service Training PCK tahap 2 47 Tabel 3.7 Format CoRe (Content Representation) yang merupakan
konseptualisasi suatu materi (Loughran et al, 2003) 52 Tabel 3.8 Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data dan
instrumen penelitian
57 Tabel 4.1 Nilai Pre Test dan Post Test peserta pada Inset PCK Tahap 1 69 Tabel 4.2 Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian
pada Inset PCK tahap 1 dalam skala 1 - 4 71 Tabel 4.3 Tanggapan peserta pelatihan terhadap angket tertutup
mengenai pelaksanaan inset PCK tahap 1
73 Tabel 4.4 Daftar observasi PBM untuk seluruh subyek penelitian selama
(4)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv
Tabel 4.5 Nilai Pre Test dan Post Test peserta pada Inset PCK Tahap 2 80 Tabel 4.6 Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian
pada Inset PCK tahap 1 dalam skala 1 - 4 83 Tabel 4.7 Tanggapan peserta pelatihan terhadap angket tertutup
mengenai pelaksanaan inset PCK tahap 2
85 Tabel 4.8 Format analisis CoRe untuk seluruh subyek penelitian 89 Tabel 4.9 Contoh-contoh jawaban subyek penelitian untuk pertanyaan
CoRe no. 2
99 Tabel 4.10 Contoh-contoh jawaban subyek penelitian untuk pertanyaan
CoRe no. 5
105 Tabel 4.11 Jumlah keberadaan masing-masing komponen PaP-eR untuk
seluruh PaP-eR dari masing-masing subyek penelitian.
111 Tabel 4.12 Nilai PaP-eR berdasarkan komponen untuk masing-masing
PaP-eR
112 Tabel 4.13 Analisis PaP-eR dengan nilai terbesar yang disusun oleh S7 114 Tabel 4.14 Analisis PaP-eR dengan nilai terkecil yang disusun oleh S1 119 Tabel 4.15 Analisis PaP-eR untuk materi gen, struktur dan replikasi
DNA yang disusun oleh S5 120
Tabel 4.16 Analisis PaP-eR untuk materi sintesis protein yang disusun
oleh S10 124
Tabel 4.17 PaP-eR dengan format tabel yang disusun oleh S6,
analisisnya tidak ditampilkan seperti PaP-eR lainnya karena perbedaan format
129
Tabel 4.18 Analisis PaP-eR untuk materi replikasi DNA yang disusun
oleh S9 132
Tabel 4.19 Faktor penunjang dan kendala dalam menyusun dokumen administrasi pembelajaran (RPP & silabus) dan CoRe dan PaPeR
(5)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Keterkaitan PCK dengan praktek profesional guru 13
Gambar 3.1 Paradigma penelitian 34
Gambar 3.2 Alur penelitian Research and Development 36 Gambar 3.3 Alur kegiatan Inset PCK tahap 1 dilihat dari urutan pemberian
materi 49
Gambar 3.4 Alur kegiatan Inset PCK tahap 1, dilihat dari input, proses
dan output 53
Gambar 3.5 Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari urutan pemberian
materi 54
Gambar 3.6 Alur kegiatan Inset PCK tahap 2, dilihat dari input, proses
dan output 55
Gambar 4.1 Konsep Biologi SMA yang sulit dipahami guru 62 Gambar 4.2 Konsep Biologi SMA yang sulit diajarkan ke siswa 62 Gambar 4.3 Konsep Biologi SMA yang sulit dibuat sistem penilaiannya 63 Gambar 4.4 Skor rata-rata untuk masing-masing instrumen evaluasi diri
dalam skala 1-4
62 Gambar 4.5 Rata-rata skor IPKG 1 untuk seluruh subyek penelitian
(skala 1-4) 76
Gambar 4.6 Rata-rata skor IPKG 2 untuk seluruh subyek penelitian 77 Gambar 4.7 Skor rata-rata untuk masing-masing instrumen evaluasi diri
dalam skala 1-4
82 Gambar 4.8 Dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan oleh
masing-masing subyek penelitian
87 Gambar 4.9 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no.1 97 Gambar 4.10 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no.2 98 Gambar 4.11 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no.3 102 Gambar 4.12 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no.4 103 Gambar 4.13 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 5 104 Gambar 4.14 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 6 107
(6)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi
Gambar 4.15 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 7 108 Gambar 4.16 Respon guru terhadap pertanyaan CoRe no 8 109 Gambar 4.17 Perbandingan jumlah PaP-eR dengan nilai ≥ 60 dan nilai
< 60 113
Gambar 4.18 Hasil triangulasi terhadap nilai rata-rata dari seluruh subyek penelitian
150 Gambar 4.19 Hasil triangulasi terhadap nilai rata-rata S6 151
(7)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Instrumen untuk menjaring data materi Biologi yang sulit menurut
persepsi guru 167
2. Panduan pelatihan PCK tahap 1 dan 2 176
3. Bahan ajar materi PCK 195
4. Soal peta konsep 205
5. Instrumen evaluasi diri 213
6. Angket untuk menjaring tanggapan subyek penelitian terhadap pelatihan PCK
217
7. Instrumen untuk menjaring data faktor penunjang dan kendala dalam mengimplementasikan PCK
220
8. Instrumen IPKG 1 dan IPKG 2 223
9. Hasil evaluasi diri untuk masing-masing subyek penelitian dan hasil evaluasi diri untuk masing-masing E1, E2, E3 dan E4
237
10. Hasil penilaian guru dengan menggunakan instrumen IPKG 1 dan IPKG 2
240
11. Hasil analisis CoRe untuk masing-masing subyek penelitian 245 12. Profil CoRe untuk masing-masing subyek penelitian dan profil Core
untuk masing-masing pertanyaan dalam CoRe
315
13. Contoh dokumen CoRe hasil kerja masing-masing Subyek Penelitian 319 14. Contoh Dokumen PaP-eR yang disusun oleh masing-masing subyek
penelitian
394
15. Hasil analisis PaP-eR untuk masing-masing subyek penelitian 499 16. Profil PaP-eR untuk masing-masing subyek penelitian 509 17. Profil masing-masing subyek penelitian secara keseluruhan 512
(8)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
(9)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 merupakan abad Biologi. Seperti dikatakan oleh Robert F.Curl, (1996) bahwa abad 21 adalah abad Biologi, setelah abad 20 memperlihatkan kesuksesan ilmu Fisika dan Kimia. Berbagai perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi cenderung berkiblat pada Biologi dalam berbagai bentuknya. Mulai dari aspek makro seperti isu-isu lingkungan hidup yang menyebabkan munculnya Sistem Manajemen Mutu ISO 14000 yang khusus mengatur ketentuan produksi yang ramah lingkungan dan memberikan sertifikasi khusus untuk penerapan manajemen berbasis lingkungan, sampai pada aspek mikro seperti penggunaan mikroorganisme dalam berbagai produk Bioteknologi.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya teknologi yang ramah lingkungan perlu dikembangkan, dan hal ini sangat berkaitan dengan Literasi Sains. Amerika telah mencanangkan hal ini jauh sebelumnya melalui tulisan ilmiah berjudul Science for all Americans (Rutherford & Ahlgreen, 1990). Dalam tulisan disebutkan bahwa masyarakat perlu melek sains untuk menghadapi berbagai persoalan yang ada di masyarakat saat ini dan untuk mengantisipasi permasalahan di masa yang akan datang. Literasi sains bisa dicapai melalui reformasi pendidikan, dan ini sangat bergantung pada peran guru sebagai agen sentral pembelajaran di dalam kelas.
(10)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Guru mempunyai tugas melakukan reformasi pengetahuan siswa, dan juga budaya di sekolah. Reformasi tidak dapat dilakukan dengan cara top down atau di luar kehendak guru tersebut. Jika guru tidak diyakinkan akan pentingnya perubahan, mereka tidak akan bisa menerapkan perubahan tersebut dengan bersemangat. Jika guru tidak memahami penuh tugas mereka atau tidak cukup dibekali dengan persiapan yang memadai untuk mengajarkan konten baru dan cara mengajarkannya, maka reformasi akan terhambat (American Association for the Advancement of Science, 1990).
Guru merupakan agen sentral pendidikan dalam mencerdaskan bangsa. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan di lapangan bahwa apa yang siswa pelajari sangat dipengaruhi oleh cara siswa diajar oleh gurunya (National Research Council, 1996: 28). Dinyatakan bahwa guru sains yang efektif akan menciptakan lingkungan yang memungkinkan guru dan para siswanya bekerja bersama sebagai pebelajar yang aktif. Sementara siswanya belajar dengan pengalaman langsung dengan sumber belajar, guru sains belajar memahami bagaimana siswa yang berbeda dalam minat, kemampuan, dan pengalaman menjadi senang belajar sains dan belajar bagaimana guru memberikan dukungan dan bimbingan yang efektif pada siswanya. Selanjutnya NRC (1996: 57) menyatakan bahwa pengembangan profesional guru harus berlangsung secara berkelanjutan dan sepanjang hayat, paling tidak sejak mahasiswa hingga akhir karir profesionalnya. Hal tersebut sejalan dengan National Science Teacher Association (NSTA & AETS, 1998) bahwa standar penyiapan guru sains meliputi tiga tingkatan yaitu tingkatan preservice, guru pemula (induction), dan guru profesional. Dengan demikian, guru harus terus meningkatkan kemampuan diri
(11)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hingga menjadi profesional. Dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya, seorang guru seyogjanya juga mempertimbangkan aspek-aspek pendukung di sekolah.
Di Indonesia, guru Biologi SMA/MA dipersyaratkan mempunyai kompetensi dalam bidang akademis yang cukup kompleks. Sebagai ilustrasi, ada 14 hal yang harus dimiliki guru Biologi dalam kompetensi profesional, di antaranya adalah: (1) memahami konsep, hukum, dan teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel dan (2) Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait (Permendiknas No. 16/2007). Kedua macam kompetensi ini menuntut penguasaan dan pemahaman konten Biologi yang mendalam bagi guru dan cara mengajarkannya. Selanjutnya karena apa yang siswa pelajari sangat dipengaruhi oleh cara siswa diajar oleh gurunya (NRC, 1996: 28), maka cara mengajar guru atau pengetahuan pedagogis guru tidak bisa dipisahkan dari konten materi yang diajarkan. Shulman (1987) menyatakan bahwa pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis harus dipadukan dalam pembelajaran untuk menciptakan pengetahuan baru: Pedagogical Content Knowledge (PCK). Oleh karena itu, PCK sangat penting dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut An, Kulm, and Wu (2004) dan Turnuklu (2007), PCK mempunyai tiga komponen, yaitu pemahaman konten, pemahaman kurikulum dan pemahaman pedagogis. Mereka juga menyatakan pentingnya pengetahuan cara mengajar dan menguasainya sebagai komponen inti PCK.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kompetensi akademik guru Biologi di Indonesia masih rendah. Data dari Direktorat Tenaga Kependidikan tahun
(12)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2004 mengungkapkan nilai rata-rata Uji Kompetensi untuk guru Biologi sebesar 47,5% (benar 19 dari 40 soal). Hal ini sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa penguasaan guru akan materi Biologi masih rendah, yakni di bawah 50%. Seperti telah diuraikan sebelumnya (Turnuklu, 2007) bahwa penguasaan konten guru merupakan bagian dari PCK, maka untuk sementara dapat diasumsikan bahwa rendahnya penguasaan guru mengenai konten Biologi akan berdampak pada rendahnya kompetensi guru Biologi akan PCK. Pengetahuan guru mengenai konten materi subyek merupakan isu penting dalam pendidikan sains, seperti dilaporkan dalam penelitian–penelitian sebelumnya bahwa guru sekolah menengah tidak cukup memiliki pelatihan dalam disiplin ilmu sains. Guru-guru tersebut seringkali memiliki miskonsepsi yang sama dan kerangka berfikir yang sama mengenai sains seperti halnya siswa mereka (Lee, 1995).
Berdasarkan keseluruhan uraian, maka untuk meningkatkan mutu pendidikan Biologi di Indonesia diperlukan program pengembangan profesional guru yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu bentuk program pengembangan profesional guru yang penting dilaksanakan adalah peningkatan pemahaman dan penerapan PCK bagi guru Biologi SMA. Diharapkan dengan adanya pemahaman dan penerapan PCK dalam pembelajaran, maka kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas akan meningkat, yang kemudian akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar Biologi siswa di sekolah.
(13)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan profesional guru Biologi SMA melalui program pelatihan Pedagogical Content Knowledge pada materi genetika?”
Agar rumusan masalah lebih operasional maka diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut.
1. Materi Biologi apa yang dianggap sulit oleh guru Biologi SMA? 2. Apakah karakteristik program pelatihan PCK pada materi genetika?
3. Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun dokumen CoRe (Content Representation) dan PaP-eR (Pedagogical and Professional experience Repertoire) yang merupakan representasi PCK ?
4. Apa saja faktor penunjang dan kendala yang dihadapi para guru Biologi dalam menerapkan PCK untuk materi genetika?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang diajukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menghasilkan program pengembangan profesional guru Biologi SMA melalui pelatihan PCK pada materi genetika.
2. Mengidentifikasi faktor penunjang dan kendala yang dihadapi para guru Biologi SMA dalam menerapkan PCK untuk materi genetika.
(14)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berupa program pelatihan PCK untuk guru Biologi SMA pada materi genetika, yang merupakan hasil studi pendahuluan dan pengembangan program. Oleh karena itu, hasil penelitian bermanfaat seperti berikut:
1. Meningkatkan mutu pendidikan Biologi di jenjang SMA
2. Bermanfaat untuk para praktisi pendidikan, pembina, dan pengelola MGMP dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional guru Biologi SMA
3. Meningkatkan kualitas kerjasama antara guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) serta Dinas Pendidikan dalam pengembangan profesional guru
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori dalam pengembangan konsep mengenai penerapan PCK dalam pengembangan profesional guru.
E. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dalam penelitian ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami maksud penelitian, dan menghindari intrepretasi lain selain yang dimaksudkan dalam penelitian ini; sekaligus menjelaskan ruang lingkup penelitian. Beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut. 1. Pengembangan profesional guru
(15)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Istilah ini mengacu pada kegiatan pengembangan pengetahuan dan keahlian profesional bagi guru dalam berbagai bentuk (National Science Education Standard, 1996).
2. Pedagogical Content Knowledge (PCK)
PCK merupakan konstruk akademik yang pertama kali digagas oleh Shulman (1986, 1987) dan merupakan pengetahuan dalam mengorganisasi konten yang cocok untuk tugas mengajar yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembelajar.
3. Content Representation (CoRe)
CoRe merupakan representasi PCK seorang guru yang dikembangkan oleh Loughran et al. (2003), yang berisi uraian mengenai konten sains tertentu. CoRe berisi jawaban atas delapan pertanyaan yang mencakup aspek konten materi, siswa, strategi mengajar dan sistem penilaian.
4. Pedagogical and Professional Experience Repertoire (PaP-eR)
PaP-eR merupakan refleksi seorang guru dalam bentuk narasi setelah melakukan praktek pembelajaran. Bersama-sama dengan CoRe, PaP-eR merupakan resource folio yang merepresentasikan kemampuan PCK seorang guru.
F. Sistematika Penulisan
Disertasi ini terdiri atas lima bab. Bab I berisi gambaran umum mengenai penelitian, yang terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan
(16)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sistematika penulisan. Bab II menguraikan landasan teoretik tentang pengembangan profesional guru, Pedagogical Content Knowledge, hasil-hasil penelitian terdahulu dan posisi penelitian ini. Bab III mengupas metodologi penelitian. Bab IV memaparkan hasil penelitian dan analisisnya; temuan dan pembahasan; implikasi, keunggulan dan keterbatasan penelitian. Bab V berisikan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan pada Bab I, yang terdiri atas kesimpulan, saran dan rekomendasi.
(17)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Di Indonesia, masalah guru menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan diberlakukannya Undang-undang guru dan dosen no. 14 th. 2005 mengenai sertifikasi guru dan PP. 19 th. 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, maka seorang guru dipersyaratkan memiliki empat kompetensi sesuai dengan bidang yang diampunya yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (UU Guru dan Dosen No. 14 Th. 2005). Empat kompetensi tersebut saling melengkapi satu sama lain dalam membentuk profil seorang guru ptofesional.
Sesuai dengan kompetensi profesional, guru Biologi SMA/MA dipersyaratkan mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampunya di sekolah (butir 20). Kompetensi ini dijabarkan ke dalam 14 butir, antara lain: (1) memahami konsep, hukum, dan teori Biologi serta penerapannya secara fleksibel, (2) memahami lingkup dan kedalaman biologi sekolah, (3) kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu yang terkait. Menurut kompetensi pedagogik, seorang guru Biologi dipersyaratkan mempunyai beberapa kompetensi, antara lain menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi dua butir yaitu: memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu; menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
(18)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu (Permendiknas No. 16/2007). Karenanya, penguasaan dan pemahaman konten Biologi yang cukup mendalam sekaligus juga kemampuan dalam mengajar yang sesuai dengan konten materi menjadi suatu keharusan bagi guru. Hal ini akan berimplikasi pada kegiatan pengembangan profesional guru Biologi SMA yang tidak bisa dipisahkan dengan pengembangan kemampuan guru dalam menggabungkan penguasaan materi dan cara mengajar materi tersebut. Hal ini didukung oleh National Research Council (1996:28) yang menyatakan bahwa cara mengajar seorang guru akan sangat mempengaruhi materi yang dipelajari siswa
Ide mendasar mengenai penggabungan antara pengetahuan materi subyek (konten) dan pedagogi dikemukakan oleh Shulman (1986, 1987) yang menyatakan bahwa pengetahuan konten dan pengetahuan pedagogis harus dipadukan dalam pembelajaran untuk menghasilkan pengetahuan baru yaitu Pedagogical Content Knowledge (PCK). Dengan kata lain, PCK adalah pengetahuan dalam mengorganisasi konten yang cocok untuk mengajar, yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman pembelajar. Konsep ini dikembangkan oleh Loughran et al. (2001) yang mendefinisikan PCK sebagai ”pengetahuan seorang guru dalam menyediakan situasi mengajar untuk membantu pembelajar dalam mengerti konten atas fakta ilmu pengetahuan”.
Dalam rangka merepresentasikan PCK seorang guru sains, Loughran et al. (2006) mengembangkan suatu format yang mencakup aspek-aspek penting dari seorang guru sains yang sukses dalam memahami pengetahuan materi subyek sains dan pedagogi. Format PCK khusus ini terdiri dari dua elemen. Elemen pertama
(19)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
disebut CoRe (Content Representation), yang memberikan cara pandang akan konten tertentu yang diajarkan ketika mengajar suatu topik. Elemen kedua disebut PaP-eR (Pedagogical and Professional-experience Repertoire), yang bersifat singkat tetapi bermakna spesifik dan ditujukan untuk menunjukkan implementasi dari aspek-aspek CoRe. Kemampuan PCK seorang guru direpresentasikan melalui CoRe dan PaP-eR yang berhubungan, yang dikombinasikan untuk menghasilkan Resource Folio PCK pada konten atau topik yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya penguasaan materi dan kemampuan pedagogi dalam mengajar, maka kegiatan pengembangan profesional guru tidak bisa dipisahkan dengan pengembangan kemampuan guru dalam menggabungkan antara penguasaan materi dan cara mengajar materi tersebut. Selama ini pengembangan profesional guru dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang dilakukan biasanya bersifat umum, tidak membahas satu topik atau pokok bahasan khusus secara mendalam. Sebagai contoh, pelatihan bidang studi Biologi tidak secara utuh membahas mengenai salah satu pokok bahasan materi biologi yang perlu diprioritaskan, untuk kemudian dibahas secara utuh mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar. Pemilihan strategi, metode, model ataupun penentuan jenis penilaian untuk satu pokok bahasan tidak dibahas secara tuntas. Akibatnya, peserta pelatihan kurang bisa menggabungkan berbagai aspek dalam pembelajaran secara utuh.
Dengan mempertimbangkan pentingnya pengembangan profesional guru yang ditujukan untuk menggabungkan kemampuan pedagogy dan pemahaman konten materi secara utuh, maka pelatihan bertema Pedagogical Content Knowledge (PCK)
(20)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perlu dilakukan. Dalam pengembangan program pelatihan ini, konsep genetika dipilih sebagai topik utama yang akan mewarnai semua topik lainnya. Konsep PCK yang digunakan adalah konsep yang dikembangkan oleh Loughran et al. (2006) yaitu penggunaan CoRe dan PaP-eR sebagai representasi PCK seorang guru. Topik genetika dipilih karena topik ini merupakan topik ke-2 yang dianggap paling sulit oleh guru, baik dalam memahami konsep, dalam mengajarkan ke siswa, dan dalam melakukan penilaian ke siswa (Hamidah, 2009). Topik genetika juga dipandang perlu untuk dikaji karena berdasarkan hasil Ujian Nasional Tahun 2009 dan 2010, nilai rata-rata siswa di propinsi Jawa Barat relatif lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata nasional. Diharapkan pelatihan PCK seperti ini dapat melatih guru secara utuh dalam hal penguasaan konten materi genetika dan sekaligus kemampuan pedagoginya. Uraian mengenai latar belakang penelitian digambarkan dalam bentuk paradigma penelitian pada Gambar 3.1.
(21)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Pedagogical Content Knowledge (PCK) : gabungan pengetahuan akan
materi subyek dan pedagogi
Program Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA melalui PCK
Peningkatan kompetensi Profesional Guru Biologi SMA
Standar Kompetensi Guru ( UU No. 14/2005 dan PP No 19/2005)
Pedagogik Sosial Kepribadian Profesional
Materi Genetika SMA
Pelatihan PCK pada materi genetika Program Pengembangan Profesional
Guru
In Service Training On Service Training
In Service Traning
Content Representation (CoRe) &
(22)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme guru Biologi SMA melalui program pelatihan Pedagogical Content Knowledge pada materi genetika. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Borg & Gall, 1989 dalam Sukmadinata, 2008) yang meliputi 10 langkah penelitian yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data (research & information collecting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draft produk (develop preliminary form of product), (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), (5) merevisi hasil uji coba (main product revision), (6) uji coba utama, (7) revisi produk operasional, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Dalam penelitian ini, tahapan penelitian yang akan dilakukan hanya sampai tahap ujicoba utama (tahap keenam). Tahapan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Penelitian dilaksanakan pada gugus MGMP Biologi Kabupaten Bandung. Analisis Kebutuhan berkaitan dengan studi lapangan dilakukan pada 41 orang guru yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasik, Bekasi, Sumedang. Uji coba terbatas dan uji coba utama dilaksanakan di MGMP Kabupaten Bandung. Subyek penelitian untuk uji coba terbatas sebanyak lima orang, dan uji coba utama sebanyak 10 orang. Sampel dipilih dengan kriteria kualifikasi sarjana (S1) pendidikan dan non pendidikan Biologi, serta mengajar di kelas XII SMA.
(23)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Alur Penelitian Research and Development
Tahap Penelitian & Pengumpulan Data (Define)
Studi pustaka mengenai hasil-hasil penelitian PCK terdahulu yang relevan, kajian teoretis mengenai PCK
Studi mengenai hasil UN Biologi SMA Tahun 2009 dan 2010 Studi lapangan: Penjaringan data mengenai materi yang sulit
menurut persepsi guru Biologi SMA.
Pengembangan (Develop)
Program peningkatan profesional guru Biologi SMA dan perangkatnya yang telah teruji
Perancangan program pelatihan (Design) Penyusunan panduan pelatihan
Penyusunan bahan ajar pelatihan Pengembangan alat ukur pelatihan Validasi pakar pendidikan dan praktisi
Uji Coba Tahap 1
Revisi Produk
(24)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Program Peningkatan Profesionalisme Guru Biologi SMA melalui pelatihan Pedagogical Content
Knowledge pada materi Genetika
Prosedur penelitian melalui tahapan-tahapan: analisis kebutuhan, perancangan program pelatihan PCK, validasi ahli, uji coba terbatas dan revisi produk, uji coba utama dan revisi produk pemantapan, aplikasi kompetensi dan evaluasi. Perkembangan kompetensi peserta dalam PCK akan dirunut dengan menggunakan penilaian portofolio terhadap dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan.
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebagai bagian dari analisis kebutuhan pengembangan program peningkatan profesional guru. Analisis kebutuhan yang dilakukan melalui studi literatur dan studi lapangan.
a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian dan teori-teori pengetahuan PCK. Hasil kajian digunakan untuk merancang strategi dan penyusunan materi pengembangan profesional guru.
Dari hasil studi literatur mengenai temuan-temuan penelitian dan teori-teori mengenai Pedagogical Content Knowledge, peneliti tertarik untuk menerapkan dokumen CoRe (Content Representation) dan PaP-eR (Pedagogical and Professional experience Repertoire) sebagai representasi PCK seorang guru. Dokumen CoRe dan
(25)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PaP-eR ini dikembangkan oleh Loughran et al. (2004, 2006), yang merupakan hasil penelitian terhadap sejumlah guru sains di Australia selama bertahun-tahun. Penggunaan CoRe dan PaP-eR dalam penelitian terhadap guru dan mahasiswa calon guru serta tenaga pendidik lainnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan berbagai variasi (Loughran et al., 2004; Mulhall et al, 2003; Loughran et al, 2008; Padilla et.al., 2008; Rolinick et al., 2008).
Hasil studi literatur selanjutnya yang dilakukan terhadap data pelaksanaan Ujian Nasional tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010 (data dari Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendiknas, 2009 & 2010) mengungkapkan bahwa materi genetika merupakan materi yang paling banyak diujikan pada UN dengan jumlah soal terbanyak yaitu enam buah (dari 40 buah soal). Hasil analisis UN menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi genetika di Jawa Barat untuk beberapa kemampuan genetika yang diujikan, lebih rendah dari penguasaan materi genetika di tingkat Nasional. Hal ini diindikasikan dengan rata-rata nilai UN tingkat Propinsi untuk soal-soal genetika yang cenderung lebih rendah untuk beberapa kemampuan yang diuji jika dibandingkan dengan rata-rata nilai UN tingkat Nasional (Laporan Hasil Analisis Ujian Nasional LPMP Jawa Barat, 2009 dan 2010). Hasil UN materi Biologi untuk kompetensi genetika tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010 ditampilkan pada Tabel 3.1 dan 3.2.
(26)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1. Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2008/2009 untuk soal-soal genetika
No Soal
Kemampuan genetika yang diuji Rata-rata nilai
Propinsi Nasional 30 Mampu menafsirkan susunan/stuktur asam
nukleat/polinukleotida
88,69 82,59
31 Mampu menentukan tempat berlangsungnya masing-masing tahapan sintesis protein
57,20 68,13
32 Mampu mengidentifikasi tahap-tahap pembelahan sel berdasarkan ciri-ciri/gambar yang disajikan
76,99 77,38
33 Mampu menguraikan tahapan gametogenesis berdasarkan gambar yang disajikan
75,56 73,84
34 Mampu menentukan jumlah/rasio fenotip dari kasus persilangan hukum Mendel/penyimpangan semu Hukum Mendel
74,37 72,53
35 Mampu menafsirkan prsitiwa mutasi dari kasus/gambar yang disajikan
51,19 61,49
Sumber : Puspendik, Depdiknas (2009)
Tabel 3.2. Hasil Ujian Nasional materi Biologi tahun ajaran 2009/2010 untuk soal-soal genetika Paket B
No Soal
Kemampuan genetika yang diuji Rata-rata nilai
Propinsi Nasional
30 Menginterpretasi prinsip-prinsip hukum Mendel 69,14 78,71
31 Mengidentifikasi peristiwa mutasi 51,83 66,20
32 Mengidentifikasi DNA/RNA berdasarkan ciri-ciri/strukturnya 83,19 67,42
33 Menjelaskan tahap sintesis protein 46,09 69,41
34 Mengidentifikasi tahap reproduksi sel 13,50 59,69
35 Menjelaskan tahapan peristiwa gametogenesis 92,83 77,80
Sumber : Puspendik Kemendiknas ( 2010)
Analisis terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Genetika (Permendiknas No.22/ 2006 tentang Standar Isi) dibandingkan dengan materi di textbook Biology, Concepts & Connections (Campbell et al. 2008) dan Biology (Campbell et al., 2008), hasilnya menunjukkan adanya perbedaan urutan materi. Perbedaan tersebut oleh sebagian besar guru kelas XII juga dirasakan berpengaruh karena pada SK dan KD genetika, materi genetika disajikan dari konsep yang bersifat abstrak terlebih dahulu (gen, DNA dan Kromosom; sintesis
(27)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
protein; mitosis meiosis) dilanjutkan dengan materi yang lebih mudah diamati yaitu Pola Hereditas, dan terakhir materi mutasi. Berdasarkan wawancara dengan guru, hal ini agak menyulitkan guru ketika mengajar materi genetika karena harus mengajarkan konsep yang bersifat abstrak dahulu di awal sebelum menerangkan hal-hal yang lebih nyata. Guru Biologi sendiri kebanyakan memegang referensi yang sama dengan buku yang dipegang oleh siswa, sehingga alur materi yang mereka ajarkan ke siswa sesuai dengan buku siswa.
Tabel 3.3. menunjukkan perbedaan urutan materi pada beberapa buku siswa dan textbook Biologi, Concept and Connection (Campbell et al., 2008) Berdasarkan Tabel 3.3. dapat dilihat bahwa materi mutasi (KD 3.5) dibahas tersendiri dan berada pada urutan terakhir setelah materi Pola Hereditas (KD 3.4), sedangkan pada textbook Campbell merupakan bagian dari konsep biologi molekuler/DNA, dan tidak dibahas terlalu rinci. Pada textbook Campbell terdapat materi tambahan yaitu “Bagaimana gen dikendalikan”, yang tidak termasuk dalam SK dan KD genetika. Hal ini wajar mengingat materi “Bagaimana gen dikendalikan” merupakan materi yang sulit dan belum saatnya diketahui siswa SMA.
Fenomena lain yang muncul adalah adanya perbedaan pembahasan mengenai penyimpangan semu hukum Mendel. Pada buku teks siswa terbitan empat penerbit (Sinergi, Erlangga, Grafindo dan Grasindo), penyimpangan semu hukum Mendel membahas mengenai istilah kriptomeri, gen komplementer, atavisme dan interaksi gen berikut rumus perbandingan genotip dan fenotipnya secara rinci. Pada Textbook Biology (Campbell et al, 2009), istilah-istilah tersebut tidak muncul, yang muncul adalah istilah dominansi tidak sempurna, gen yang mempunyai lebih dari 2 alel,
(28)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
satu gen dapat mempengaruhi banyak karakter fenotip dan satu karakter dipengaruhi oleh banyak gen.
Tabel 3.3. Perbandingan urutan materi genetika pada SK dan KD (Permendiknas No22/2006) dan textbook Campbell. Perbedaan warna menunjukkan perbedaan
materi sekaligus menunjukkan posisi materi. Permendiknas No22/2006
tentang Standar Isi (SI)
Urutan materi pada Buku Siswa Urutan materi pada textbook Campbell (2008, 2009) Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Penerbit Sinergi (2008) Erlangg a (2007) Grasindo (2007) Grafindo (2007) 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada Salingtemas 3.1. Menjelas- kan konsep gen, DNA dan kromosom Substan si Genetik Materi Genetik Substansi Gen dan Pembela han Sel Substansi Genetik
Sel sebagai basis dari reproduksi dan hereditas (meliputi mitosis dan meiosis) 3.2. Menjelas-kan hubungan gen (DNA)-RNA-polipeptida dan proses sintesis protein Substan si Genetik Peran DNA & RNA dalam Sintesis Protein Substansi Gen dan Pembela- han Sel Substansi Genetik Pola-pola hereditas (termasuk hukum Mendel dan variasinya, dan kromosom) 3.3. Menjelas-kan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat Reprod uksi Sel Pembela han Sel Substansi Gen dan Pembelaha n Sel Pola-pola hereditas Biologi molekuler gen (termasuk di dalamnya struktur materi genetik, replikasi DNA, sintesis protein, mutasi, genetika mikroba) 3.4. Menerap kan
prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat Pola-Pola Heredit as Pewarisa n Sifat Pewarisan Sifat Pola-pola hereditas Bagaimana gen dikendalikan
3.5. Menjelas kan peristiwa mutasi dan implikasi nya dalam Salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, masyarakatI
(29)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pendapat guru mengenai materi Biologi yang dianggap sulit dalam hal konsep, dalam hal mengajarkan, dan dalam hal mengevaluasi pemahaman siswa. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi di atas adalah dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui materi Biologi apa saja yang dianggap sulit oleh guru.
2. Perancangan Program Pelatihan PCK
Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan sebagai dasar penyusunan program pelatihan sebagai produk dari penelitian ini. Terdapat empat materi yang dikembangkan untuk mendukung pelatihan, yaitu: (1) Pedagogical Content Knowledge (PCK), (2) model pembelajaran, (3) penyusunan RPP dan silabus, (4) peer teaching. Adapun instrumen efektivitas pelatihan terdiri atas: (1) pendapat peserta tentang Pelatihan PCK, dan (2) penilaian produk pelatihan berupa dokumen CoRe dan PaP-eR.
3. Validasi ahli
Rancangan program pelatihan PCK yang sudah dibuat kemudian divalidasi oleh tiga orang ahli dan dua orang praktisi. Tiga orang ahli tersebut terdiri atas tiga orang dosen yang ahli dalam pelatihan, bidang Genetika dan PCK. Validasi oleh praktisi (guru) ditujukan untuk memperoleh masukan dari lapangan berkaitan dengan keterbacaan isi dan pelaksanaan pelatihan. Saran-saran yang diberikan oleh para ahli
(30)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan untuk menyempurnakan rancangan Program Pelatihan. Secara umum para ahli menyetujui bahwa rancangan Pelatihan PCK telah memenuhi syarat sebagai rancangan program pelatihan untuk melatih guru dalam meningkatkan kompetensinya menerapkan PCK. Namun demikian ada beberapa catatan (saran) yang harus dicermati dan disempurnakan baik pada panduan pelatihan dan instrumen efektivitas pelatihan.
1) Panduan Pelatihan
Panduan pelatihan secara umum telah memenuhi persyaratan pengelolaan suatu pelatihan. Terdapat benang merah yang runut mulai dari pendahuluan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi dan tindak lanjut, hingga tata tertib dan jadwal. Ada kesinambungan yang jelas antara tujuan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi-tindak lanjut sehingga diasumsikan bahwa pelatihan dapat mencapai tujuan. Materi pelatihan dinilai cukup membekali kompetensi peserta dalam memahami materi PCK.
2) Bahan Ajar Pelatihan
Bahan ajar pelatihan dinilai telah sesuai dengan tujuan pelatihan dan jenisnya telah memadai untuk membekali kompetensi guru dalam memahami PCK.
3) Instrumen Efektivitas Pelatihan
Beberapa catatan yang disarankan validator antara lain adanya tambahan instrumen untuk mengukur efektivitas pelatihan berupa: (1) adanya instrumen evaluasi diri yang mengukur kompetensi peserta sebelum dan sesudah pelatihan, (2)
(31)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
soal uji kompetensi materi genetika berupa peta konsep sebaiknya diperbaiki dengan hanya membuat isian pada konsep, bukan pada proposisi konsep.
4. Uji Coba terbatas dan Revisi Produk
a. Hasil Uji Coba dan Kendala
Uji coba terbatas dilakukan untuk melakukan evaluasi kualitatif dari Rancangan Pelatihan PCK, yaitu mengetahui keberhasilan penerapan program yang sedang dikembangkan. Uji coba dilaksanakan di SMA Terpadu Baiturrahman, yang diikuti oleh lima orang guru. Skenario pelatihan dapat dilaksanakan secara lancar dan bahan pelatihan dapat dipahami.
Masalah-masalah yang muncul ketika pelaksanaan uji coba rancangan PCK adalah sebagai berikut. Pertama pengelolaan waktu pelatihan, yaitu kurangnya waktu peserta untuk berlatih menyusun dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Hal ini terjadi pada materi penyusunan silabus dan RPP, peserta membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami penyusunan RPP pada materi genetika. Kurangnya waktu juga terjadi ketika peserta diminta untuk berlatih menyusun dokumen CoRe dan PaP-eR. Kedua, peserta ternyata masih merasa kesulitan dalam memahami beberapa konsep dalam genetika. Konsep gen dan kromosom, hukum Mendel, dan sintesis protein merupakan konsep yang paling banyak ditanyakan. Untuk mengakomodir hal ini dibutuhkan seorang pakar khusus genetika. Ketiga, perlu adanya waktu tambahan untuk memfasilitasi peserta apabila mereka mengalami hambatan dalam menerapkan PCK di sekolah masing-masing. Oleh karena itu,
(32)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diperlukan adanya pelatihan tambahan bagi guru, sehingga program pelatihan PCK yang tadinya hanya berupa in service training dan on service training saja, disempurnakan menjadi in service training 1 – on service training – in service training 2.
b. Pendapat peserta
Pelatihan bertema PCK dengan fokus pada satu materi saja yaitu Genetika merupakan hal baru bagi para peserta pelatihan. Berdasarkan hasil refleksi tertulis peserta pelatihan, hal ini dinilai sangat positif karena peserta merasa fokus dan mudah memahami konsep genetika, sekaligus juga mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat di kelas. Dokumen CoRe dan PaP-eR juga dinilai positif karena mampu membuat guru menjadi lebih siap mengajar. Sedikitnya jumlah peserta pelatihan juga membantu peserta untuk lebih intensif dalam mengikuti setiap sesi pelatihan. Padatnya sesi pelatihan tidak membuat peserta lelah, tetapi membuat mereka terpacu untuk tetap semangat dengan mengikuti semua materi dengan antusias. Peserta menyarankan agar waktu pelatihan ditambah, sehingga mereka punya cukup waktu untuk lebih memahami materi-materi pelatihan.
c. Usaha-usaha Perbaikan
Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan mengacu pada program pelatihan PCK tahap uji coba. Hal-hal yang disempurnakan meliputi : (1) jumlah jam pelatihan, (2) pola pelatihan, (3) komposisi materi, (4) fasilitator, dan (5) jumlah
(33)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peserta pelatihan. Untuk lebih jelasnya, perbandingan pelatihan PCK dari tahap uji cobadan pelatihan yang sudah disempurnakan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Perbandingan Pelatihan PCK Tahap Uji coba dan Tahap Penyempurnaan
No. Aspek Pelatihan Tahap Uji Coba
Pelatihan yang sudah disempurnakan
1. Waktu 30 JP 34 JP + 34 JP
2. Pola In Service – On Service Training
In Service 1 – On Service – In Service Training 2
3. Materi KTSP, Peer Teaching, PCK KTSP, Genetika, PCK 4. Fasilitator Semua fasilitator berlatar
belakang pendidikan
Fasilitator berlakang pendidikan dan fasilitator berlatar belakang Biologi murni (pakar genetika)
5. Jumlah Peserta 5 orang 10 orang
Hasil penyempurnaan materi In-Service Training tahap 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6. Tabel 3.5 merupakan struktur program In Service Training PCK tahap 1, dengan lama waktu pelatihan 34 jam. Materi yang diberikan ada tujuh, dengan alokasi wakrtu terbanyak untuk materi PCK. Tabel 3.6 merupakan struktur program In Service Training Tahap 2 yang terdiri dari 5 materi dengan alokasi waktu terbanyak untuk materi Diseminasi implementasi PCK. Materi Diseminasi implementasi PCK antara lain diisi dengan tayangan video pembelajaran guru di kelas yang kemudian dibahas bersama-sama.
Tabel 3.5. Struktur Program In Service Training PCK tahap 1
Program Mata Sajian Jumlah Jam
Pelajaran
Kode
Pokok 1. Genetika 5 A
2. Kajian SKL, SI, SK dan KD Genetika 5 B
3. Penyusunan silabus dan RPP 5 C
4. Model-model pembelajaran 4 D
(34)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Pedagogical Content Knowledge 10 F
Penunjang 7. Penyusunan Action Plan 1 G
Jumlah 34 JP
Tabel 3.6. Struktur Program In-Service Training tahap 2
Program Mata Sajian Jumlah Jam
Pelajaran
Kode
Pokok 1. Reviu materi PCK 7 A
2. Penyusunan dokumen CoRe 8 B
3. Penyusunan dokumen PaP-eR 8 C
4. Diseminasi implementasi PCK pada materi genetika
10 D
Penunjang 5. Penyusunan Action Plan 1 E
Jumlah 34 JP
5. Uji Coba Utama dan Revisi Produk
Program pelatihan yang telah disempurnakan berdasarkan hasil uji coba terbatas, selanjutnya, diuji coba secara luas (utama). Uji coba dilaksanakan di LPMP Jawa Barat, dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang guru Biologi SMA yang mengajar di kelas XII.
Secara rinci langkah-langkah kegiatan pada uji coba utama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengarahan kepada para fasilitator tentang skenario pelatihan yang akan dilaksanakan. Kegiatan tersebut bertujuan agar semua fasilitator memiliki pandangan dan langkah yang sama dan sesuai dengan skenario;
(35)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Mengirim surat permohonan kepada ketua MGMP Kabupaten Bandung untuk mengirimkan guru sebanyak 19 orang (yang akhirnya menjadi 10 orang karena berbagai hal) sebagai peserta pelatihan. Guru tersebut secara resmi diundang ke kepala sekolahnya masing-masing.
2) Mengurus perizinan tempat dan penggunaan fasilitas pendukung pelatihan 3) Menggandakan panduan, bahan ajar dan instrumen-instrumen pelatihan 4) Menghubungi fasilitator yang dilibatkan dalam pelatihan
c. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dengan pola in service - on service – in service training. Pelatihan in service training tahap 1 dilaksanakan tanggal 14-16 Oktober 2010, pelaksanaan on service training dilaksanakan selama pembelajaran genetika, yaitu antara bulan oktober sampai bulan desember 2010, sedangkan in service training tahap 2 dilaksanakan tanggal 25-27 Februari 2011. d. In service training tahap 1 (14-16 Oktober 2010).
1) Peserta mengikuti tes awal untuk mengukur penguasaan peserta akan materi genetika dengan mengisi soal peta konsep genetika. Peserta juga mengisi format mengenai evaluasi diri peserta akan materi pelatihan
2) Pemberian materi dilaksanakan dengan sedapat mungkin memberikan kesempatan pada peserta untuk berlatih. Materi penyusunan silabus, model pembelajaran dan penilaian serta genetika disampaikan dengan metoda ceramah. Adapun materi penyusunan RPP, dan materi Pedagogical Content Knowledge disampaikan dengan ceramah dan pemberian tugas kelompok. Materi PCK yang diberikan mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Loughran et.al. (2006), yaitu dengan pembuatan dokumen CoRe dan
(36)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PaP-eR sebagai representasi PCK seorang guru. Dokumen CoRe berbentuk tabel yang berisi delapan pertanyaan yang harus dijawab oleh guru mengenai suatu materi, sehingga dokumen CoRe dinyatakan sebagai konseptualisasi suatu konten. Format CoRe dapat dilihat pada Tabel 3.7. Dokumen PaP-eR merupakan refleksi seorang guru setelah mengajar yang berbentuk narasi. Kedua dokumen ini yang nantinya dijadikan acuan penilaian peningkatan kompetensi seorang guru dalam mengimplementasikan PCK di sekolah masing-masing. Pada pelatihan ini, hanya dokumen CoRe yang dibuat secara berkelompok, dokumen PaP-eR belum dibuat, karena dokumen ini akan dibuat di sekolah masing-masing setelah PBM genetika selesai. Tugas kelompok tersebut kemudian dipresentasikan dan dibahas bersama peserta lain dan fasilitator.
3) Peserta mengisi tes akhir, evaluasi diri akhir dan kuesioner. Alur kegiatan dalam kegiatan In service training PCK tahap 1 dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Input materi Genetika
Input Kajian SI, SK dan KD
Input materi Pengembangan Silabus dan RPP PEMBUKAAN
Input materi Model Pembelajaran Input materi
Penilaian hasil Belajar Input materi
PCK
PENUTUPAN Post Test dan
evaluasi diri akhir Pre Test dan evaluasi diri awal
(37)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.3. Alur Kegiatan Inset PCK tahap 1 dilihat dari urutan pemberian materi
Berikut ini adalah uraian mengenai materi Inset PCK tahap 1. (1) Materi genetika
Materi ini membahas konsep-konsep genetika yang belum dipahami guru. Proses selama pelatihan lebih difokuskan pada diskusi antara fasilitator (pakar genetika) dan peserta mengenai materi genetika yang dianggap sulit oleh guru, antara lain mengenai sintesa protein, konsep DNA dan hukum Mendel.
(2) Materi Kajian Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Materi kajian SI, SK dan KD difokuskan pada materi genetika, yaitu SK 3 dan KD 3.1 s.d. KD 3.5. Peserta pelatihan bersama-sama dengan fasilitator membahas ruang lingkup materi genetika dilihat dari kurikulum SMA.
(3) Materi Pengembangan silabus dan RPP
Materi ini membahas mengenai keterkaitan silabus dan RPP dengan SI, SK dan KD genetika. Guru juga berlatih membuat contoh RPP yang benar sesuai dengan standar kurikulum
(38)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Materi model pembelajaran difokuskan pada pemilihan strategi, pendekatan atau model yang paling tepat dalam mengajarkan materi genetika. Peserta dalam kelompok membuat satu contoh RPP materi genetika dengan strategi yang sesuai, untuk kemudian dipraktekkan di dalam kelas.
(5) Materi Penilaian Hasil Belajar
Materi ini membahas mengenai jenis-jenis penilaian dan bagaimana memilih strategi yang tepat untuk materi genetika.
(6) Materi Pedagogical Content Knowledge (PCK)
Materi ini membahas mengenai pentingnya konsep PCK dalam pengembangan profesional seorang guru. Guru diperkenalkan pada dokumen CoRe dan PaP-eR sebagai salah satu bentuk representasi PCK seorang guru. Dokumen CoRe atau Content Representation lebih merupakan cara pandang seorang guru akan sebuah materi, dan bisa dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas dimulai. CoRe bisa menjadi acuan dalam penyusunan RPP atau skenario pembelajaran, tapi bukan merupakan RPP itu sendiri (Loughran, 2006). Format CoRe dapat dilihat pada Tabel 3.7. Dokumen PaP-eR (Pedagogical and Profesional experience Repertoire) merupakan pelengkap dokumen CoRe, lebih merupakan refleksi seorang guru setelah melakukan pembelajaran suatu materi di kelas. Bersifat singkat dan spesifik, dan menunjukkan penerapan aspek-aspek dari suatu CoRe. Isinya bervariasi, bisa merupakan tanya jawab yang ada antara guru dan murid, atau penggambaran strategi atau skenario pembelajaran yang digunakan dan dampaknya terhadap siswa. Apakah siswa memahami materi tersebut atau tidak, dan bagaimana situasi tersebut mempengaruhi guru untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
(39)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PaP-eR tidak mempunyai format yang baku, bisa disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan selera guru yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya, contoh-contoh PaP-eR dapat dilihat pada Loughran et al. (2006).
Tabel 3.7. Format CoRe (Content Representation) yang merupakan konseptualisasi suatu materi (Loughran et al, 2003)
Pertanyaan Ide/Konsep Sains yang
penting Ide
Besar 1
Ide Besar 2
dst
Apa yang anda ingin siswa pelajari dari ide ini.
Kenapa hal ini penting diketahui oleh siswa
Hal lain dari materi ini yang anda ketahui tetapi belum saatnya diketahui oleh siswa
Kesulitan/ keterbatasan yang berhubungan dengan cara mengajarkan materi ini
Pengetahuan akan pemikiran siswa yang mempengaruhi anda dalam mengajarkan materi ini
Faktor lain yang mempengaruhi cara anda mengajarkan materi ini
Prosedur mengajar (dan alasan khusus untuk penggunaannya) Cara spesifik untuk memastikan pemahaman atau kebingungan siswa mengenai materi ini
(7) Action Plan
Materi ini merupakan materi terakhir dari seluruh rangkaian materi selama pelatihan. Hal-hal yang dibahas pada materi ini meliputi rencana kerja para guru setelah selesai mengikuti pelatihan. Prosesnya berupa tanya jawab dan membahas mengenai berbagai kemungkinan kendala ataupun penunjang yang akan ditemui guru di sekolah dalam mengimplementasikan materi pelatihan.
(40)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara umum, proses yang dialami oleh peserta mulai awal sampai akhir kegiatan pelatihan PCK dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Alur kegiatan Inset PCK tahap 1, dilihat dari input, proses dan output
e. On service Training (Oktober-Desember 2011). Pada tahap ini peserta mengimplementasikan hasil pelatihan dalam pembelajaran genetika di sekolah masing-masing. Peneliti kemudian melakukan monitoring ke masing-masing Genetika
Kajian SI, SK & KD materi genetika Pengembangan Silabus dan RPP materi genetika Model
Pembelajaran materi genetika Penilaian hasil belajar
Pedagogical Content Knowledge (PCK)
PROSES INPUT
Ceramah Tanya Jawab Brainstorming Diskusi
Kerja Kelompok Presentasi
Meningkatnya kompetensi Guru Biologi SMA dalam
menerapkan PCK pada materi Genetika dan berbagai aspek pendukungnya
(41)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peserta untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan, dan merekam aktivitas PBM dalam bentuk video. Selain itu dilakukan juga diskusi dengan guru untuk membahas proses pembelajaran yang telah dilakukan dan juga membahas masalah-masalah yang dihadapi guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Hasil dari kegiatan monitoring pada saat on service training dijadikan bahan untuk melaksanakan kegiatan in service tahap ke-2.
f. In service training tahap ke-2 (25-27 Februari 2011).
1) Peserta mengikuti tes awal untuk mengukur kemampuan peserta dalam materi genetika melalui pemberian soal peta konsep.
2) Peserta mendapatkan materi penguatan mengenai Pedagogical Content Knowledge, khususnya mengenai penyusunan dokumen CoRe dan PaP-eR. Peserta kemudian memperbaiki dokumen CoRe dan PaP-eR yang telah dibuat sebelumnya, untuk kemudian didiskusikan bersama peserta lain dan fasilitator.
3) Peserta mengisi tes akhir, evaluasi diri akhir dan kuesioner mengenai pelatihan.
4) Dokumen CoRe dan PaP-eR yang dihasilkan oleh masing-masing peserta akan dinilai dan didokumentasikan untuk mengetahui pemahaman dan implementasi PCK di sekolah masing-masing. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Input materi
PCK
Input Materi Penyusunan
CoRe
Input materi Penyusunan
PaP-eR
PEMBUKAAN
Diseminasi Implementasi
PCK Action Plan
PENUTUPAN Post Test
dan Evaluasi diri akhir Pre Test dan
Evaluasi diri awal
(42)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.5. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari urutan pemberian materi
Gambar 3.6. Alur kegiatan Inset PCK tahap 2 dilihat dari Input, proses dan output
Berikut ini adalah uraian mengenai materi Inset PCK tahap 2. (1) Reviu Materi PCK
Reviu Pedagogical Content Knowledge (PCK) Penyusunan dokumen CoRe Penyusunan dokumen PaP-eR Diseminasi implementasi PCK pada materi genetika
Action Plan
PROSES INPUT
Ceramah Tanya Jawab Brainstorming Diskusi
Kerja Kelompok Penayangan video PBM peserta Presentasi
Meningkatnya kompetensi Guru Biologi SMA dalam
menerapkan PCK pada materi Genetika dan berbagai aspek pendukungnya OUTPUT
(43)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Materi ini membahas kembali mengenai pentingnya PCK dalam pengembangan profesional seorang guru. Guru kembali diingatkan mengenai representasi PCK melalui dokumen CoRe dan PaP-eR yang akan mereka reviu dan perbaiki selama pelatihan.
(2) Penyusunan dokumen CoRe (Content Representation)
Materi ini membahas mengenai penyusunan dokumen CoRe. Di dalam kelompok, guru kembali mendiskusikan mengenai CoRe dan memperbaiki dokumen CoRe yang telah mereka buat sebelumnya. Terjadi sharing antar anggota kelompok mengenai hal-hal yang penting disertakan dalam dokumen CoRe sebagai konseptualisasi guru mengenai suatu konsep. Hasil dari kerja kelompok ini kemudian dipresentasikan untuk ditanggapi oleh kelompok lainnya.
(3) Penyusunan dokumen PaP-eR (Pedagogical and Professional experience Repertoire)
Materi ini membahas kembali mengenai bagaimana menyusun dokumen PaP-eR. Peserta pelatihan secara individual kemudian menyusun PaP-eR berdasarkan pembelajaran genetika yang telah mereka lakukan pada semester I. Dalam membuat PaP-eR, sebagian peserta pelatihan menggunakan tayangan video PBM masing-masing yang dibuat sewaktu kegiatan On service training PCK sebagai alat bantu. Peserta pelatihan juga melakukan diskusi dengan peserta lainnya dan fasilitator mengenai PBM yang telah mereka lakukan.
(4) Diseminasi implementasi PCK
Materi ini membahas mengenai implementasi PCK di sekolah masing-masing. Peserta pelatihan dibagi ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 2-3 orang.
(44)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Di dalam kelompok mereka mendiskusikan tayangan video pembelajaran milik masing-masing anggota kelompok. Peserta pelatihan juga mendiskusikan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam melaksanakan pembelajaran genetika. Setiap kelompok kemudian memilih satu buah video pembelajaran yang mereka anggap paling baik untuk dipresentasikan di depan kelas. Video tersebut kemudian ditanggapi oleh peserta dari kelompok lain, disertai dengan tanggapan dari guru yang bersangkutan.
Fenomena yang muncul selama diskusi dalam kelompok adalah bahwa peserta pelatihan sangat antusias mengamati tayangan video dari kelompok lainnya, dan terjadi diskusi lintas kelompok, karena ada kelompok yang kemudian bergabung dengan kelompok lainnya untuk membahas satu tayangan video. Salah satu contoh video yang paling banyak diamati adalah tayangan video materi hukum Mendel dengan menggunakan baling-baling genetika.
(5) Action Plan
Materi ini merupakan materi terakhir dari seluruh rangkaian materi selama pelatihan. Hal-hal yang dibahas pada materi ini meliputi rencana kerja para guru setelah selesai mengikuti pelatihan. Prosesnya berupa tanya jawab dan membahas mengenai berbagai kemungkinan kendala ataupun penunjang yang akan ditemui guru di sekolah dalam mengimplementasikan materi pelatihan.
(45)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel 3.8. meringkas hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.
Tabel 3.8. Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian
No Pertanyaan
Penelitian
Data yang diperlukan
Instrumen penelitian Responden / Sumber data
1. Materi Biologi
apa yang
dianggap sulit oleh guru Biologi SMA?
Identifikasi materi Biologi SMA yang sulit
Angket
- Materi sulit dalam hal mengajarkan
- Materi sulit dalam hal konsep
- Materi sulit dalam hal menilai siswa
Guru
2. Apakah karakteristik program pelatihan PCK dalam membelajarkan materi genetika?
Pelatihan PCK Panduan Pelatihan Bahan Ajar :
1. Kajian SK dan KD 2. PenyusunanSilabus 3. Penyusunan RPP 4. Model Pembelajaran 5. Sistem Penilaian
6. PCK
Instrumen Evaluasi diri peserta pelatihan Angket peserta
mengenai pelaksanaan program pelatihan
Guru
3. Bagaimana kemampuan guru dalam menyusun dokumen CoRe
dan PaP-eR yang merupakan representasi PCK? Kompetensi perencanaan pembelajaran
Lembar penilaian dokumen (Intrumen Penilaian Kinerja Guru 1 = IPKG 1)
Dokumen RPP
Kompetensi pelaksanaan pembelajaran
Lembar observasi (Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 = IPKG 2)
Guru
Kompetensi guru pada akhir pelatihan dan pembimbingan
Lembar analisis dokumen
CoRe dan PaP-eR
Dokumen
CoRe dan PaP-eR
4. Apa saja faktor penunjang dan kendala yang
Kendala yang dihadapi dalam mengembangka
(46)
Dida Hamidah, 2012
Pengembangan Profesional Guru Biologi SMA Melalui Program Pelatihan Pedagogical Content
Knowledge Pada Materi Genetika
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Pertanyaan
Penelitian
Data yang diperlukan
Instrumen penelitian Responden / Sumber data
dihadapi para guru Biologi SMA dalam penerapan
Pedagogical Content Knowledge
untuk materi genetika ?
n perangkat pembelajaran seperti RPP, Silabus, dokumen penilaian; dan Dokumen CoRe dan PaP-eR
E. Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: 1) Profil materi Biologi SMA yang sulit; 2) Kompetensi guru dalam penerapan PCK, melalui penyusunan dokumen CoRe dan PaP-eR; 3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam penerapan PCK. Data-data kualitatif tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Data kuantitatif berupa skor kompetensi guru dalam materi genetika dan pembelajaran melalui instrumen IPKG 1 dan IPKG 2. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung rerata.
Skor kompetensi guru diperoleh melalui pre test dan post test materi genetika dalam bentuk soal peta konsep. Gain tes ditentukan dari skor tes akhir dan tes awal yang dinormalisasi dengan rumus:
Skor tes akhir – skor tes awal N(g) =
Skor maksimum – skor tes awal
Kemudian N gain diinterpretasikan berdasarkan skala Hake (1999) yaitu: tinggi jika 0,71-1,00; sedang jika 0,31-0,70; rendah jika 0,00-0,30.
(1)
3. Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dapat mengadopsi atau mengadaptasi program pengembangan profesional guru melalui pelatihan
PCK sesuai dengan kebutuhan di lapangan, dengan memperbaiki atau
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Abell, S.K.(2008). Twenty Years Later: Does pedagogical content knowledge remain a useful idea?. International Journal of Science Education,30:10,1405 — 1416
American Association for the Advancement of Science (1990). Chapter 14.
Reforming Education. Science for all Americans Online.
Berry A., Loughran, J. & van Driel, J.H. (2008). Revisiting the Roots of Pedagogical Content Knowledge. International Journal of Science Education,30:10,1271 — 1279
Campbell, N. A., Reece, J.B., Taylor, M.R., Simon, E.J. & Dickey, J.L. (2009).
Biology. Concepts & Connections. Sixth Edition. San Francisco: Pearson
Education, Inc.
Campbell, N. A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V and Jackson, R.B. (2008). Biologi. Eight Edition. San Francisco: Pearson Education., Inc
.
Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G. (1999). Biologi. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas. (2005-a).Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Fokus Media.
Depdiknas. (2005-b). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Fokusmedia
Depdiknas (2006). Peraturan Pemerintanh RI nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Depdiknas. (2007). Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta
Dimova, Y. & Loughran, J. (2009). Developing a big picture understanding of reflection in pedagogical practice. Reflective Practice, 10 (2), 205 217.
Ertmer, P.A. & Newby, T.J. (1996). The expert learner: Strategic, self-regulated, and reflective. Instructional Science, 24, 1–24.
(3)
Enfield, M. (2000). Content and Pedagogy: Intersection in the NSTA Standards for Science Teacher Education.
Electronic Journal of Science
Education V4 N3, Duggan-Haas, Enfield and Ashmann - March
2000. https://www.msu.edu/~dugganha/PCK.htm
Gess-Newsome, J. (1999). Pedagogical Content Knowledge: an Introduction and Orientation. Examining Pedagogical Content Knowledge. Science &
Technology Education Library. New York: Kluwer Academic Publishers.
Hamidah, D & Rustaman, N.Y (2009). Analisis Kebutuhan Pengembangan
Profesional Guru Biologi SMA, makalah yang disajikan pada seminar
nasional pendidikan IPA tanggal 24 Januari 2009 di Universitas Lampung. Henze, I., van Driel, J.H. & Verloop, N. (2008). Development of Experienced
Science Teachers Pedagogical Content Knowledge of Models of the Solar System and the Universe. International Journal of Science Education, 30:10,1321 — 1342
Howe, K. & Eisenhart, M. (1990). Standards for qualitative (and quantitative) research: A prolegomenon.. Educational Researcher, 19(4), 2–9.
Johnson, S., Monk, M. & Hodges, M. (2000). Teacher development and change in South Africa: A critique of the appropriateness of transfer of northern/western practice. Compare, 30, 179–192.
Karmana, O. (2008). Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas XII SMA/MA Program IPA. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama
Korthagen, F.A.J., Loughran, J. & Russell, T.L. (2006). Developing fundamental principles for teacher education programs and practices. Teaching and
Teacher Education, 22 (8), 1020 1041.
Lee, E. & Luft, J.A. (2008). Experienced Secondary Science Teachers' Representation of Pedagogical Content Knowledge. International Journal of
Science Education, 30:10,1343 — 1363
Lee, O. (1995). Subject matter knowledge, classroom management, and instructional practices in middle school science classrooms. Journal of Research in Science
Teaching, 32(4), 423–440.
Loughran, J. (2009). Is teaching a discipline?: Implications for teaching and teacher education. Teachers and Teaching: Theory and Practice, 15 (2), 189- 203.
(4)
Loughran, J., Mulhall, P. and Berry, A.(2008). Exploring Pedagogical Content Knowledge in Science Teacher Education. International Journal of Science
Education,30:10,1301 — 1320
Loughran J., Amanda Berry & Pamela Mulhall (2006). Understanding and Developing Science Teachers’ Pedagogical Content Knowledge. Rotterdam : Sense Publishers.
Loughran, J., & Berry, A. (2005). Modelling by Teacher Educators. Teaching and
Teacher Education, 21(2), 193 - 203
Loughran, J. (2004). Student teacher as researcher: Accepting greater responsibility for learning about teaching. Australian Journal of Education, 48 (2), 213 221.
Loughran, J., Mulhall, P., & Berry, A. (2004). In search of Pedagogical Content Knowledge in Science: developing ways of articulating and documenting professional practice. Journal of Research in Science Teaching, 41 (4), 370 - 391.
Loughran, J. (2002). Effective Reflective Practice: in search of meaning in learning about teaching, Journal of Teacher Education, 53 (1), 33 43.
Loughran, J., Milroy, P., Berry, A., Gunstone, R.F. & Mulhall, P. (2001). Science Cases in Action: Documenting Science Teachers Pedagogical Content Knowledge through PaP-eRs. Research in Science Education, 31 (1), 267 289.
Loughran, J. (1999). Professional Development for Teachers: a growing concern. The
Journal of In-Service Education, 25 (2), 261 272.
Magnusson, S., Krajcik, J. & Borko, H. (1999). Nature, Sources and Development of Pedagogical Content Knowledge for Science Teaching. Examining
Pedagogical Content Knowledge. Science & Technology Education Library.
New York : Kluwer Academic Publishers.
Mahariesti, D. (2008). Generasi Biologi untuk Kelas XII IPA. Jakarta : PT Sinergi Pustaka Indonesia
Mishra, P. & Koehler , M.J. (2006). Technological Pedagogical Content Knowledge: A Framework for Teacher Knowledge. Teachers College Record, 108 , (6), 1017–1054
(5)
Munby, H., & Russell, T. (1994). The authority of experience in learning to teach: Messages from a physics methods class. Journal of Teacher Education, 45(2), 86–95.
National Research Council (1996). National Science Education Standards. Washington DC: National Academic Press.
Novak, J.D. & Gowin, D. B. (1985). Learning How to Learn. London: Cambridge University Press.
Nilsson, P. (2008). Teaching for Understanding: The complex nature of pedagogical content knowledge in preservice education. International Journal of Science
Education,30:10,1281 — 1299
NSTA & AETS (2000), Standards for Science Teacher Preparation
Padilla, K., Ponce-de-León, A.M., Rembado, F.M. & Garritz, A. (2008). Undergraduate Professors' Pedagogical Content Knowledge: The case of amount of substance. International Journal of Science Education, 30:10,1389 — 1404
Park, S. & Oliver J. S. (2008). National Board Certification (NBC) as a Catalyst for
Teachers’ Learning about Teaching: The Effects of the NBC Process on
Candidate Teachers’ PCK Development. Journal of Research in Science
Teaching, 45 :7, 812-834
Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, Bambang, S. (2007). Biologi untuk SMA
Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Putnam, R. & Borko, H. (2000). What do new views of knowledge and thinking have to say about research on teacher learning?. Educational Researcher, 29(1), 4– 15.
Resnick & Lauren B. (eds) (2005). Teaching Teacher: Professional Development to Improve Student Achievement. Research Point. (3)
Rollnick, M., Bennett, J., Rhemtula, M., Dharsey, N. & Ndlovu, T. (2008). The Place of Subject Matter Knowledge in Pedagogical Content Knowledge: A case study of South African teachers teaching the amount of substance and chemical equilibrium. International Journal of Science Education,30:10,1365 — 1387
(6)
Sanders, L.R., Borko, H. & Lockard, J.D. (1993). Secondary science teachers’ knowledge base when teaching science courses in and out of their area of certification. Journal of Research in Science Teaching, 30(7), 723–736. Shulman, L.S. (1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching.
Educational Researcher, 15(2), 4–14.
Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: foundations of the new reform.
Harvard Educational Review, 57(1), 1-22.
Smith, D., & Neale, D. (1989). The construction of subject matter knowledge in primary science teaching. Teaching and Teacher Education, 5(1), 1–20. Speck, M & Knipe, C. (2005). Why can’t we get it right? Designing High-Quality
Professional Development for Standards-Based Schools. 2nd ed. London : Corwin Press
Susilowarno, R.G., Hartono, R.S., Mulyadi, Mutiarsih, Th.E., Murtiningsih, Umiyati (2007). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Grasindo
Van Driel, JH., De Jong, Verloop, N. (2002). The Development of Preservice
Chemistry Teachers’ Pedagogical Content Knowledge. Journal of Science
Teacher Education (86), 572-590
Van der Valk, A.E. & Broekman , H. (1999). The lesson preparation method: A way of investigating pre-service teachers’ pedagogical content knowledge.
European Journal of Teacher Education, 22, 11–22.
Veal, W.R., & Kubasko, W.R. (2003). Biology and geology teachers’ domain
-specific pedagogical content knowledge of evolution. Journal of Curriculum
and Supervision, 18, 344–352.
Widodo, A., Riandi, Supriatno, B. (2011). Pengembangan Paket Program Berbasis Video untuk Peningkatan Kompetensi Mengajar Guru Sains. Cakrawala