PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI.

(1)

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh Sandi Novian

060803

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Profil Tingkat Agresivitas

Karateka UKM KKI UPI

Oleh Sandi Novian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sandi Novian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI


(4)

vi

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Penelitian ... 3

F. Batasan Istilah ... 4

G. Metode Penelitian ... 4

H. Populasi dan Sampel ... 5

I. Instrumen Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Agresivitas ... 7

1. Definisi Agresivitas ... 7

2. Teori Agresi... 8

3. Macam-macam Agresivitas... 10

4. Pengendalian Agresivitas dalam Olahraga ... 12


(5)

vii

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Proses-proses Sosial yang Dapat Menimbulkan

Perilaku Agresif ... 17

1. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar ... 18

2. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar Sosial ... 19

3. Perilaku Agresif sebagai Dorongan yang Berasal Dari Luar ... 20

4. Perilaku Agresif sebagai Perilaku Katarsis ... 21

C. Hakekat Bela Diri Karate ... 22

1. Definisi Karate ... 22

2. Teknik Karate ... 23

3. Pertandingan Karate ... 28

D. Profil Karateka UKM KKI UPI ... 31

E. Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Tujuan Penelitian ... 42

C. Tahapan Penelitian ... 43

D. Desain Penelitian ... 43

E. Populasi dan Sampel ... 44

F. Alat Pengumpul Data ... 45

G. Teknik dan Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 56


(6)

viii

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(7)

ix

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Daftar Anggota UKM KKI UPI . ... 34

2.2 Daftar Anggota UKM KKI UPI Berdasarkan Tingkatan Sabuk ... 35

2.3 Daftar Anggota UKM KKI UPI Berdasarkan Usia ... 36

3.1 Kisi-kisi Angket Agresivitas Atlet dalam Cabang Olahraga Beladiri Karate ... 46

3.2 Nilai Skala Sikap ... 48

3.3 Hasil Uji Validitas Butir Angket ... 51

3.4 Kriteria Frekwensi Persentase ... 55

4.1 Data hasil penelitian tiap sub komponen mengenai profil tingkat Agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 56

4.2 Hasil persentase sub komponen agresivitas instrumental ... 57


(8)

x

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Persentase sub komponen agresivitas instrumental ... 60 2. Persentase sub komponen agresivitas hostile ... 61 3. Profil agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 62


(9)

xi

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket uji coba profil tingkat agresivitas dalam cabang

olahraga beladiri karate ... 68

2. Data awal angket profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 71

3. Data hasil uji validitas profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 73

4. Angket penelitian profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 80

5. Data penelitian angket profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 83

6. Data hasil penelitian angket tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI ... 85

7. Daftar G ... 89

8. Surat keputusan Dekan FPOK ... 90

9. Surat mengadakan penelitian ... 95

10. Surat keterangan penelitian ... 96

11. Kartu Bimbingan ... 97

12. Foto Penelitian ... 101


(10)

1

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Olahraga bela diri karate identik dengan kekerasan. Hal ini terjadi tidak hanya di lingkungan bermasyarakat, bahkan dalam pertandingan pun kekerasan ini dapat terjadi. KKI merupakan salah satu perguruan yang telah berdiri di Indonesia yang sukup lama yaitu pada tahun 1967. Banyak prestasi yang diraih karateka perguruan KKI dari sejak awal berdiri hingga saat ini. Berbanding terbalik dengan kenyaatan prestasi yang di raih, ternyata berita-berita kekerasan pun sering terjadi oleh dalam pertandingan.

KKI salah satu perguruan yang terkenal dengan sifat keras dalam melatih, tidak sedikit hal tersebut berimbas kepada karakter anggota perguruan KKI ini. Berdasarkan pengalaman penulis perguruan ini sering bersifat agresif dalam setiap pertandingan, dan tidak sedikit sebuah kemenangan terhapus oleh sebuah tindakan agresif yang merugikan.

Sebagai universitas terbaik di Indonesia, UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) memiliki suatu wadah aktivitas minat dan bakat. Pembinaan dan pengembangan bakat dan minat adalah mengembangkan apresiasi dan kegiatan lain yang sesuai dengan visi, misi dan fungsi UPI. Kegiatan-kegiatan tersebut salah satunya dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Jenis kegiatan UKM yang berada di lingkungan kampus UPI diantaranya bidang olahraga, salah satunya yaitu UKM KKI (Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia) UPI. Latihan karate di UKM KKI UPI dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai gerakan teknik karate dan teknik ju-jitsu. Selain itu, adanya pengembangan dalam memelihara kepribadian, pengembangan diri akan kejujuran, mempertinggi prestasi, menjaga sopan santun dan sanggup menguasai diri. Hal lainnya yaitu aliran KKI, memiliki falsafah tenangnya seperti air dan indahnya seperti bulan.


(11)

2

Menjadi seorang karateka yang berhasil, adalah dambaan setiap orang. Karateka yang berhasil yang dimaksud adalah menjadi seorang sosok olahragawan khususnya pada cabang beladiri karate, yang dapat mengukir prestasi baik di pertandingan maupun di luar pertandingan. Artinya karateka tersebut tidak saja berhasil sebagai atlet dengan gemilang dilapangan, tetapi juga berhasil dalam kehidupannya dibidang lain dengan kesuksesan.

Atas dasar uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian yaitu "Profil Agresivitas Karateka UKM KKI UPI". Adapun alasan peneliti memilih judul penelitian diatas adalah ingin mengetahui tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI.

B. MASALAH PENELITIAN

Dalam suatu penelitian mempunyai permasalahan yang perlu diteliti, dianalisis dan dicari permasalahannya. Kegiatan latihan di UKM merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa di setiap universitas, akan tetapi tidak semua jenis UKM sebagai penyalur minat dan bakat.

UKM KKI UPI sebagian besar anggotanya non-atlet, sehingga tujuan berlatih karate sangat beragam dan perlu diteliti lebih lanjut khususnya dalam hal tingkat agresivitasnya. Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini yaitu profil tingkat agresivitas karateka UKM KKI UPI.

1. Bagaimanakah profil tingkat agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI?

2. Bagaimanakah profil tingkat agresivitas hostile karateka UKM KKI UPI ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Selain penelitian harus memiliki tujuan yang hendak dicapai, adapun penetapan tujuan dalam suatu penelitian merupakan awal untuk menentukan kegiatan berikutnya. Adapun pokok permasalahan penelitian ini bertujuan untuk :


(12)

3

1. Untuk mengetahui lebih jelas profil tingkat agresivitas instrumental pada karateka UKM KKI UPI.

2. Untuk mengetahui lebih jelas profil tingkat agresivitas hostile pada karateka UKM KKI UPI.

D. MANFAAT PENELITIAN

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:

1. Secara teoritis, dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti bagi lembaga-lembaga yang berkaitan dengan disiplin ilmu keolahragaan khususnya kepelatihan olahraga dan pelatihan olahraga karate yaitu dalam hal profil tingkat agresivitas karateka.

2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan bagi para pelatih dan pengajar dalam memahami kedudukan pelatihan karate dalam fungsinya sebagai wadah pengembangan diri yang positif berkepribadian atau berkarakter yang dilandasi dengan Sumpah Karate untuk mengontrol agresivitas.

E. BATASAN PENELITIAN

Didalam penelitian ini penulis melakukan batasan masalah, agar tidak terlalu luas dan akurat dalam pelaksanaannya. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada profil tingkat agresivitas karateka.

2. Profil tingkat agresivitas secara spesifik diarahkan kepada agresivitas instrumental dan agresivitas hostile.

3. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah karateka UKM KKI UPI.

4. Hanya sebatas mengungkap derajat X dan Y secara sederhana, baik dilihat secara keseluruhan maupun tiap aspeknya.

5. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu profil tingkat agresivitas dan variable bebasnya yaitu karateka UKM KKI UPI


(13)

4

6. Instrumen penelitian ini menggunakan angket tertutup (closed ended

question)

F. BATASAN ISTILAH

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian ini, maka penulis membuat batasan istilah sebagai berikut :

1. Profil adalah pemeran atau disebut juga tokoh yang berperan sebagai. 2. Agresif menurut John Dollar (1970) dalam Ibrahim (2008:141)

merupakan konsekuensi lebih lanjut dari gejala frustasi, dengan kata lain frustasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku agresif.

3. Agresivitas instrumental yaitu niat melawan tidak disertai rasa marah dan tidak disebabkan oleh rasa frustasi serta hanya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

4. Agresivitas hostile yaitu tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan dengan tujuan utamanya adalah melukai orang lain dengan perasaan marah.

5. UKM adalah ormawa yang mengkhususkan kegiatannya pada bidang bakat, minat dan penalaran mahasiswa.

6. Karateka adalah orang yang mempelajari bela diri karate.

7. KKI adalah salah satu perguruan karate beraliran Kushin Ryu yang termasuk anggota FORKI. KKI singkatan dari Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia.

G. METODE PENELITIAN

Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Dalam hal ini metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data.


(14)

5

Mengenai metode penelitian, Suharsimi Arikunto (2002) mengemukakan,

“metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi. Penelitian eksplorasi adalah penelitian terhadap permasalahan yang belum dijejaki, belum pernah ditemukan orang lain, begitu pula objek penelitian adalah wilayah yang masih baru untuk hal yang akan diteliti tersebut, sehingga walaupun dalam keadaan yang sangat miskin informasi, atau keadaan yang tertutup informasi, peneliti eksplorasi tetap berusaha menemukan atau mengungkap permasalahan yang sedang dibutuhkan atau akan diteliti tersebut.

H. POPULASI DAN SAMPEL

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan kutipan, populasi adalah kelompok yang lebih besar di mana penelitian berharap dapat menggeneralisasikan hasil temuannya ( Rusli Lutan, dkk : 2007 ). Maka populasi dari penelitian ini adalah karateka UKM KKI UPI yang berjumlah 40 orang. Populasi ini diambil karena UKM KKI UPI adalah ormawa yang dalam kegiatannya berada di lingkungan kampus UPI, sehingga dalam melakukan penelitian akan lebih memudahkan penulis, mengefesienkan waktu dan materi karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.

Dalam penelitian ini penulis membatasi jumlah sampel dari keseluruhan populasi. Agar sampel dapat mewakili cari populasi, maka anggota populasi diambil dari anggota UKM KKI UPI yaitu sebanyak 20 orang atau 50% dari populasi.

Penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan cara purposive

samplling (Margono, 2007:128), didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.


(15)

6

Mengenai ciri-ciri mengapa penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang didasarkan kepada :

1. Adanya perilaku agresif pada anggota UKM KKI UPI. 2. Tingkatan sabuk pada anggota UKM KKI UPI.

3. Tingkatan usia pada anggota UKM KKI UPI. 4. Pengalaman bertanding anggota UKM KKI UPI .

I. INSTRUMEN PENELITIAN

Suatu penelitian sudah pasti memerlukan alat ukur untuk mengumpulkan data. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi (1996), “ instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Margono (2007:165), “Kuesioner suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden”. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner / angket.


(16)

42

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENILITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk pemecahan atau menyelesaikan suatu masalah penilitian diperlukan suatu metode. Tentang suatu metode dalam penilitian oleh Arikunto (2006: 160), dijelaskan bahwa: “Metode penilitian adalah cara yang digunakan oleh peniliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Dinyatakan demikian karena metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan suatu masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Terdapat beberapa jenis metode penilitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi yang sedang terjadi melalui data-data yang dikumpulkan. Tentang hal tersebut Arikunto (2006:208) mengungkapkan sebagai berikut: “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada suatu penelitian yang dilakukan”.

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang penulis tetapkan dan rumuskan, maka dalam penelitian ini tujuan yang akan di capai adalah :

1. Bagaimana profil tingkat agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI ? 2. Bagaimana profil tingkat agresivitas hostile karateka UKM KKI UPI?


(17)

43

C. Tahapan Penelitian

1. Tempat penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di Gedung PKM UPI 2. Waktu penelitian :

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Juli 2013 3. Mempersiapkan angket yang akan di uji kepada responden 4. Memberikan penjelasan cara pengisian angket kepada responden 5. Membagikan angket untuk diisi kepada responden

6. Responden mengumpulkan hasil angket kepada peneliti 7. Menghitung hasil pengisian angket dari responden

D. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, 2006:186)

Populasi

Sampel

Uji coba angket

Angket

Kesimpulan data


(18)

44

E. Populasi dan Sampel

Selain pentingnya metode penelitian, ada hal yang tidak kalah penting adalah sumber data. Menurut Arikunto (2006: 129) mengenai sumber data dijelaskan bahwa: “Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh”. Pada umumnya sumber data dalam suatu penelitian menggunakan teknik angket yaitu responden atas dalam penelitian ini disebut juga populasi atau sampel. Menurut Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti”.

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis tentukan, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota UKM KKI UPI.

Sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Margono (2007: 128) bahwa:

Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Sesuai dengan pendapat di atas maka penulis mengambil sampel 50% dari jumlah 40 anggota UKM KKI UPI Bandung, maka sampel yang digunakan sebanyak 20 orang. Adapun teknik dalam pengambilan sampel yang digunakan adalah memakai teknik-teknik purposive sampling atau sampel bertujuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dasar pertimbangan dalam pemilihan sampel yang peneliti lakukan adalah sampel latihan secara rutin dan terdaftar sebagai anggota UKM KKI UPI. Penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan cara

purposive samplling (Margono, 2007:128), didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.


(19)

45

Mengenai ciri-ciri mengapa penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang didasarkan kepada :

1. Adanya perilaku agresif pada anggota UKM KKI UPI. 2. Tingkatan sabuk pada anggota UKM KKI UPI.

3. Tingkatan usia pada anggota UKM KKI UPI. 4. Pengalaman bertanding anggota UKM KKI UPI .

F. Alat Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Arikunto (2006: 151) sebagai berikut “ kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui sub variabel, indikator-indikator, dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan itu merupakan gambaran tenatang agresivitas atlet dalam bertanding karate. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan atau pertanyaan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:


(20)

46

a. Penyusunan Kisi-kisi Angket.

Tujuan penyusunan kisi-kisi angket adalah untuk lebih memudahkan penulis dalam menyusun data penelitian. Adapun sub komponen dan beberapa indikator terkait, penulis mengambil referensi peneliti salah satunya kisi-kisi angket agresivitas (Lita : 2010) seperti yang tergambar dalam tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-kisi angket agresivitas karateka dalam cabang olahraga beladiri karate

Komponen SubKomponen Indikator

Agresivitas bertanding karate

Agresif Instrumental (instrumental

aggression)

Agresid Benci (hostile aggression)

a.

b. Kemenangan tujuan utama c. Dapat mencederai

d. Tidak sengaja

e. Tidak disertai rasa marah f. Verbal

g. Menyerang secara agresif

a. Frustasi b. Marah c. Mencederai d. Sengaja

e. Kemenangan tujuan kedua f. Menggunakan segala cara g. Non verbal

h. Tekanan pertandingan i. Tuntutan harga diri


(21)

47

b. Penyusunan Angket

Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut di atas, selanjutnya dijadikan acuan untuk menyusun suatu pertanyaan yang akan disebarkan dalam suatu kuesioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket penulis menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Nazir (2005:338) bahwa:

Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas.

Menurut Sudjana mengenai skala Likert adalah sebagai berikut :

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk perrtanyaan untuk dinilai oleh responden, apakah pertanyaan itu didukung atau ditolak, melalui rentang nilai tertentu. Oleh sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori,yakni pertanyaan positif atau pertanyaaan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif maupun nilai negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak ada pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Menurut Saswinadi (1988: 82) dijelaskan bahwa responden menilai pernyataan itu dengan salah satu jawaban sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) 2. Sejutu (S)

3. Tidak Tahu (TT) 4. Tidak Sejutu (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk setiap pernyataan meiliki nilai/skor skala sikap masing-masing yang dapat dilihat dari tabel berikut di bawah ini:


(22)

48

Tabel 3.2 Nilai Skala Sikap

Arah dari pernyataan (SS) (S) (TT) (TS) (STS)

Positif atau Menyenangkan 4 3 2 1 0

Negatif atau Tidak menyenangkan 0 1 2 3 4

Penyusunan pernyataan-pernyataan tidak dilakukan dengan sembarang, melainkan harus bertolak ukur dari penjelasan Likert dalam Saswinadi (1988:83) sebagai berikut:

1. Pernyataan itu harus merupakan gambaran dari perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta.

2. Setiap pernyataan harus jelas,singkat, terarah dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambiguity).

3. Hendaknya diusahakan supaya model jawaban tidak terhimpun di data ujung kontinium, tetapi sebagaian berada di ujung lain terletak di tengah kontinium arah sikap itu.

4. Keseluruhan perangkat skala sikap itu hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, ialah yang berarah positif dan yang berarah neatif. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan jawaban yang steriotipis dari responden. 5. Tiap pernyataan harus mengandung satu variabel sikap dan tidak boleh lebih.

Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyusun suatu pernyataan dalam angket harus bersifat jelas, singkat dan terah serta tidak memiliki tafsiran ganda.

c. Uji Coba Angket

Setelah disusunnya angket, tidak lekas diberikan kepada sampel yang sesungguhnya. Perlu adanya suatu pengujian angket, oleh karena itu penulis menguji coba angket untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas angket tersebut. Tidak semua pernyataan dalam angket akan kembali diberikan pada angket sebenarnya.


(23)

49

Hanya pernyataan-pernyataan yang memenuhi syarat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Untuk memenuhi pernyataan tersebut memenuhi syarat maka perlu di tentukan tingkat validitasnya.

Uji angket ini dilaksanakan kepada mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan latihan karate di perguruan tinggi Kota Bandung yang tidak termasuk kedalam sampel penelitian, pada tangal 24-26 Juli 2013. Angket tersebut diberikan kepada 20 orang sampel penelitian.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas intrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah.

2. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang memperoleh skor rendah.

3. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

4. Mencari nilai rata-rata ( ) setiap butir pernyataan kelompok atas dan nilai rata-rata ( ) setiap butir kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: nilai rata-rata yang dicari : jumlah skor


(24)

50

5. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan kelopok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

S =

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari

: jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata

1 : jumlah sampel dikurangi satu

6. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

S2 =

Keterangan:

S2 : varians gabungan

S1 : simpangan baku kelompok satu

S2 : simpangan baku kelompok dua

n : sampel

7. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai berikut:

t =


(25)

51

Keterangan:

: rata-rata kelompok satu : rata-rata kelompok dua

S1 : simpangan baku kelompok satu

S2 : simpangan baku kelompok dua

n : sampel

8. Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel dalam taraf nyata 0.10 atau dengan tingkat kepercayaan 90%. Instrumen ini memiliki tingkat kebebasan + = 10 + 10 – 2 = 18, nilai t-tabel menunjukkan harga 1.33.

Sebuah pernyataan tes dinyatakan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data jika hitung lebih besar atau sama dengan tabel, jika hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Hasil uji validitas butir angket pada penelitian ini dpat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir Angket

No. Soal t-hitung t-tabel Keterangan

1 2 3 4 5 6

1.58 2.38 1.03 0.52 3.32 1.90

1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33

Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid

Valid Valid


(26)

52 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3.26 2.98 1.76 0.80 -0.42 3.59 1.16 1.67 1.48 1.57 -0.35 -0.62 4.78 2.68 0.32 -2.23 0.33 1.70 -0.35 1.83 -0.90 0.00 0.59 -1.65 -0.41 2.30 -0.60 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid


(27)

53 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1.90 -0.23 3.70 2.91 1.61 -0.31 1.00 -2.15 2.26 -0.30 -2.89 0.00 3.40 4.22 2.35 1.51 0.30 1.12 -1.55 2.78 4.78 1.72 1.29 3.12 0.97 2.41 0.37 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.33 Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid


(28)

54

Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa butir angket yang berjumlah 60 butir soal terdapat 30 butir soal yang tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, sisanya sebanyak 30 soal dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data dan siap untuk disebarkan sesuai dengan rencana penyebaran angket yang telah dijadwalkan sebelumnya.

d. Pelaksanaan Penyebaran Angket

Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis sebarkan kepada sampel penelitian yang sumber data untuk penelitian ini. Penulis menyebarkan angket pada tanggal 26-28 Juli 2013

G. Teknik Analisis Data

Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi salah satu butir pernyataan atau terisi lebih dari satu jawaban

2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pernyataan positif: SS = 4, S = 3, TT = 2, TS = 1 dan STS = 0 b. Pernyataan negatif: SS = 0, S = 1, TT = 2, TS = 3 dan STS = 4 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penilitian.


(29)

55

Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa persentasi teantang profil agresivitas karateka UKM KKI UPI, penulis menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100% Keterangan:

P : jumlah atau besarnya persentase yang dicari ∑ : jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban ∑ : jumlah total skor

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010:54), dengan menafsirkan kriteria penilaian persentase sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Frekwensi Persentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang


(30)

64

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisa data, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI berada pada kategori cukup dengan persentase sebesar 57.79%. Hal ini mengartikan bahwa karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI dalam kondisi agresivitas instrumental yang terkontrol.

2. Profil agresivitas hostile karateka UKM KKI UPI berada pada kategori kurang dengan persentase sebesar 49.56%. Hal ini mengartikan bahwa karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI pada tingkat agrsivitas hostile yang rendah.

3. Profil karateka di UKM KKI UPI dalam kategori yang baik, ditinjau dari tingkat agresivitas.

Perilaku agresif merupakan dorongan naluriah yang dilatarbelakangi oleh faktor individu dan faktor lingkungan sosial. Perilaku agresif merupakan dorongan yang muncul akibat perlakuan tertentu,dan terjadi pada situasi tertentu. Situasi dan karakteristik pertandingan menuntut karateka mengembangkan perilaku agresif. Lingkungan sosial adalah faktor terpenting yang dapat mengembangkan perilaku agresif, baik yang instrumental maupun yang hostile. Oleh karena itu, latihan mengendalikan agresif perlu dikembangkan, karena dipandang sebagai perilaku yang diperlukan untuk dapat memenangkan pertandingan, tetapi perilaku agresif yang tidak terkendali perlu dicegah karena dapat mengakibatkan karateka tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.


(31)

65

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis serta kesimpulan yang diambil dari hasil pengolahan data penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat mengembangkan olahraga beladiri karate.

1. Bagi para pelatih harus dapat membedakan cara melatih karateka yang memiliki agresivitas instrumental atau hostile agar karateka dapat diarahkan dalam mengontrol tingkat agresivitas. Adapun cara penerapannya melalui tipe atau gaya kepemimpinan pelatih kepada karateka.

2. Pelatih mampu memahami bagaimana cara mengembangkan dan meningkatkan maupun menurunkan perilaku agresif.

3. Pelatih harus dapat menjaga dorongan agresif karateka agar tetap terkendali, agar tidak menimbulkan permusuhan.

4. Selanjutnya pelatih mengendalikan perilaku agresif karateka tersebut melalui proses penerapan Sumpah Karate yang terdiri dari :

1. Sanggup menguasai kepribadian 2. Sanggup patuh pada kejujuran 3. Sanggup mempertinggi prestasi 4. Sanggup menjaga sopan santun 5. Sanggup menguasai diri


(32)

66

Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI. (2009). Aktivitas, Dinamika Prestasi

Kemahasiswaan Tahun 2009. Bandung : UPI

Gunarsa, Singgih. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Ibrahim, Rusli. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Maryani, Lita. (2010). Profil Agresivitas Atlet Cabang Olahraga Sepak Bola : FPOK

UPI

Lutan, Rusli. ( 2007 ). Penelitian pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung

Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Matjan, bastinus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: PT. Ghalia Indonesia

Nurhasan, (2002). Pengembangan sistem Pembelajaran Modul mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nurosi Nurasjati, N. (2010). Menjadi Karate-ka Tangguh. [Online]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/50782076/Menjadi-Karateka-Tangguh-Nurosi. html [24 Maret 2011]

Sagitarius. (2008). Modul Karate. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sagitarius. (2010). Pengaruh Kondisi Fisik dan Agresivitas Terhadap Penampilan

(Performance) Atlet pada Pertandingan Karate Nomor Kumite. Tesis. Bandung : UPI


(33)

67

Sarwono, Sarlito (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Sasmojo, Saswinadi. (1988). Metode Penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. Anem Kosong Anem Sitanggang, Hennry. (1994). Kamus Psikologi. Bandung: PT. CV Armico

TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. (1988) . Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI

Wahid, Abdul. (2007). SHOTOKAN (Sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran

Karate-Do Tersebar di Dunia). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://www.17376693-Agresivitas-Dan_Kecemasan.pdf

http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perspektifagresi_avin.pdf

http://elisabetyas.wordpress.com/2009/10/03/jenis-jenis-penelitian-kuantitatif. html http://www.indoskripsi/2009/lusiannafrianti.pdf

http://referensimakalah.com/2012/08pengertian-pengolahan-data-dalam-penelitian.html


(1)

Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa butir angket yang berjumlah 60 butir soal terdapat 30 butir soal yang tidak valid, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, sisanya sebanyak 30 soal dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data dan siap untuk disebarkan sesuai dengan rencana penyebaran angket yang telah dijadwalkan sebelumnya.

d. Pelaksanaan Penyebaran Angket

Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis sebarkan kepada sampel penelitian yang sumber data untuk penelitian ini. Penulis menyebarkan angket pada tanggal 26-28 Juli 2013

G. Teknik Analisis Data

Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi salah satu butir pernyataan atau terisi lebih dari satu jawaban

2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pernyataan positif: SS = 4, S = 3, TT = 2, TS = 1 dan STS = 0 b. Pernyataan negatif: SS = 0, S = 1, TT = 2, TS = 3 dan STS = 4 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penilitian.


(2)

55

Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa persentasi teantang profil agresivitas karateka UKM KKI UPI, penulis menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100% Keterangan:

P : jumlah atau besarnya persentase yang dicari

∑ : jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban

∑ : jumlah total skor

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010:54), dengan menafsirkan kriteria penilaian persentase sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Frekwensi Persentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang


(3)

64 Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan, serta analisa data, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Profil agresivitas instrumental karateka UKM KKI UPI berada pada kategori cukup dengan persentase sebesar 57.79%. Hal ini mengartikan bahwa karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI dalam kondisi agresivitas instrumental yang terkontrol.

2. Profil agresivitas hostile karateka UKM KKI UPI berada pada kategori kurang dengan persentase sebesar 49.56%. Hal ini mengartikan bahwa karakter dalam kepribadian karateka UKM KKI UPI pada tingkat agrsivitas hostile yang rendah.

3. Profil karateka di UKM KKI UPI dalam kategori yang baik, ditinjau dari tingkat agresivitas.

Perilaku agresif merupakan dorongan naluriah yang dilatarbelakangi oleh faktor individu dan faktor lingkungan sosial. Perilaku agresif merupakan dorongan yang muncul akibat perlakuan tertentu,dan terjadi pada situasi tertentu. Situasi dan karakteristik pertandingan menuntut karateka mengembangkan perilaku agresif. Lingkungan sosial adalah faktor terpenting yang dapat mengembangkan perilaku agresif, baik yang instrumental maupun yang hostile. Oleh karena itu, latihan mengendalikan agresif perlu dikembangkan, karena dipandang sebagai perilaku yang diperlukan untuk dapat memenangkan pertandingan, tetapi perilaku agresif yang tidak terkendali perlu dicegah karena dapat mengakibatkan karateka tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.


(4)

65

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis serta kesimpulan yang diambil dari hasil pengolahan data penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat mengembangkan olahraga beladiri karate.

1. Bagi para pelatih harus dapat membedakan cara melatih karateka yang memiliki agresivitas instrumental atau hostile agar karateka dapat diarahkan dalam mengontrol tingkat agresivitas. Adapun cara penerapannya melalui tipe atau gaya kepemimpinan pelatih kepada karateka.

2. Pelatih mampu memahami bagaimana cara mengembangkan dan meningkatkan maupun menurunkan perilaku agresif.

3. Pelatih harus dapat menjaga dorongan agresif karateka agar tetap terkendali, agar tidak menimbulkan permusuhan.

4. Selanjutnya pelatih mengendalikan perilaku agresif karateka tersebut melalui proses penerapan Sumpah Karate yang terdiri dari :

1. Sanggup menguasai kepribadian 2. Sanggup patuh pada kejujuran 3. Sanggup mempertinggi prestasi 4. Sanggup menjaga sopan santun 5. Sanggup menguasai diri


(5)

66 Sandi Novian, 2013

PROFIL TINGKAT AGRESIVITAS KARATEKA UKM KKI UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI. (2009). Aktivitas, Dinamika Prestasi Kemahasiswaan Tahun 2009. Bandung : UPI

Gunarsa, Singgih. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Ibrahim, Rusli. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Maryani, Lita. (2010). Profil Agresivitas Atlet Cabang Olahraga Sepak Bola : FPOK UPI

Lutan, Rusli. ( 2007 ). Penelitian pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung

Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Matjan, bastinus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: PT. Ghalia Indonesia

Nurhasan, (2002). Pengembangan sistem Pembelajaran Modul mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nurosi Nurasjati, N. (2010). Menjadi Karate-ka Tangguh. [Online]. Tersedia http://www.scribd.com/doc/50782076/Menjadi-Karateka-Tangguh-Nurosi. html [24 Maret 2011]

Sagitarius. (2008). Modul Karate. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sagitarius. (2010). Pengaruh Kondisi Fisik dan Agresivitas Terhadap Penampilan (Performance) Atlet pada Pertandingan Karate Nomor Kumite. Tesis. Bandung : UPI Pendidikan Olahraga


(6)

67

Sarwono, Sarlito (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Sasmojo, Saswinadi. (1988). Metode Penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. Anem Kosong Anem Sitanggang, Hennry. (1994). Kamus Psikologi. Bandung: PT. CV Armico

TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. (1988) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI

Wahid, Abdul. (2007). SHOTOKAN (Sebuah Tinjauan Alternatif terhadap aliran Karate-Do Tersebar di Dunia). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://www.17376693-Agresivitas-Dan_Kecemasan.pdf

http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perspektifagresi_avin.pdf

http://elisabetyas.wordpress.com/2009/10/03/jenis-jenis-penelitian-kuantitatif. html http://www.indoskripsi/2009/lusiannafrianti.pdf

http://referensimakalah.com/2012/08pengertian-pengolahan-data-dalam-penelitian.html