MENGEMBANGKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VII-E di SMP Negeri 5 Kota Bandung.

(1)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENGEMBANGKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VII-E di SMP Negeri 5 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh :

Regina Virgyn 0901273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013


(2)

MENGEMBANGKAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS VII-E DI SMP NEGERI 5 BANDUNG)

Oleh : Regina Virgyn

0901273

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Regina Virgyn 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Skripsi ini Telah Diujikan Pada :

Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2013

Tempat : Gedung FPIPS lantai 3 UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001 2. Sekretaris :

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP : 19611014 198601 1001

3. Penguji 1 :

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP : 19600515 198803 1002

Penguji 2 :

Drs. Eded Tarmedi, M.A NIP : 19580105 198002 1002

Penguji 3 :

Yeni Kurniawati Sumantri, S.Pd., M.Pd NIP : 19770602 200312 2001


(5)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Mengembangkan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep siswa dalam Pembelajaran IPS (Tindakan Kelas di Kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung)” Pada mata pembelajaran IPS tantangannya adalah bagaimana menyampaikan konsep yang abstrak dalam IPS menjadi nyata di depan peserta didik sehingga dapat merubah paradigma dan cara belajar yang pada akhirnya menstimulus untuk memahami konsep pembelajaran secara mendalam dan konferhensip. Hal tersebut sebenarnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mampu mentransfer pengetahuan dengan baik (Sumaatmadja,2002: 3.10). Salah satu metode pembelajaran yang diraasa tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep materi dalam pembelajaran IPS adalah metode pembelajaran Pemetaan Pikiran (Mind Mapping). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Hopkins (1993). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Guru IPS dan Siswa kelas VII-E. Pada siklus I awalnya memang belum mengalami peningkatan dan

berada pada kategori “kurang baik”. Akan tetapi pada siklus II siswa

mengalami sedikit perkembangan dalam pemahaman konsep dan ada di

kategori “cukup baik”. Pada siklus III peneliti mempersiapkan sematang mungkin perencaan berdasarkan diskusi balikan dari guru mitra maka kemampuan pemahaman konsep siswa mendapat kategori “baik”. Begitu juga pada siklus keempat atau terakhir, peneliti belajar dari pengalaman siklus III

maka siswa memperoleh kategori “baik”. Hasil penelitian yang diperoleh

yaitu 1) Perencanaan dalam mengembangkan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik.2) Implementasi metode Mind Mapping berada pada kategori baik dilakukan dengan mengaitkan materi pembelajaran IPS dengan tema permasalahan yang ada disekitar siswa. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa melalui reward. Kemudian persoalan tersebut dirumuskan kembali ke dalam sebuah media pembelajaran yang digunakan oleh guru. 3) Refleksi metode Mind Mapping berada pada kategori baik, dilakukan dengan cara melakukan diskusi balikan bersama guru mitra, hal itu dilakukan untuk perbaikan pada tindakan siklus pembelajaran selanjutnya. 4) Siswa lebih antusias dengan pembelajaran IPS, kritis dan bertanya ketika pembelajaran IPS maka hasil akhirnya berada pada kategori baik.


(6)

ABSTRACT

This paper was entitled "Developing Mind-Mapping to Enhance Students’ Understanding in Learning Social Science (A Class Action Research in class VII

E in SMP Negeri 5 Bandung)”. The challenge in teaching the social science

subject was how to deliver an abstract concept in the material to be a concrete thing for the students, so that the students were able to change their paradigm and their way of learning, which in turn it could stimulate them to understand the concepts in depth and comprehensively. It could be carried out by utilizing the sources, methods and media adjusted to the students’ learning needs so the teacher were able to transfer knowledge well (Sumaatmadja , 2002: 3:10). One of the

methods were deemed appropriate to improve students’ understanding toward

material in social science subject was Mind-Mapping. The research approach used in this study was qualitative approach, with classroom action research, the model

of Hopkin’s (1993). The research was conducted at SMP Negeri 5 Bandung while

the subjects of research were social science teacher and students class VII E SMP

Negeri 5 Bandung. In the first cycle, there was not any improvement on students’

understanding and was categorized "not good". However, in the second cycle, students had a little progress in understanding the concept and was categorized "good enough". Then after conducting the third cycle, the researcher continued to

prepare the planning based on teacher’s feedback, thus the students’ ability of

understanding the concept had reached a "good" category. Therefore it also happened in the fourth cycle (last cycle), the researcher learned from the experience of third cycle that students obtained a "good" category. The results obtained are 1 ) Planning in developing Mind-Mapping methods to improve the learning ability of understanding the concept in social science subject was in good category. 2) The implementation of Mind-Mapping method was in a good category, conducted by relating the learning material with existing problems around students. The teacher also provided motivation to students by giving reward. The issue then reformulated into an instructional media used by the teacher. 3) The reflection of Mind-Mapping methods was in good category, conducted by having feedback discussions with the teacher, it was done in order to improve the learning cycle further. 4) Students were more enthusiastic in learning social science, more critical and more asking while in the learning activity which meant the end result was in good category .


(7)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 5

1.3 TUJUAN PENELITIAN. ... 6

1.4 MANFAAT PENELITIAN…... 7

1.5 METODE PENELITIAN... 8

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN ... 12

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Metode Pembelajaran ... 14

2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran ... 14

2.1.2 Fungsi Metode Pembelajaran ... 15

2.1.3 Jenis-jenis Metode Pembelajaran... 15

2.1.4 Alasan Penggunaan Metode Pembelajaran... 16

2.2. Mengembangkan Metode Mind Mapping untuk Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS ... 17

2.2.1 Definisi Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) ... 18

2.2.2 Para Pembuat Mind Mapp dalam Sejarah ... 20

2.2.3 Kebaikan dari Mind Mapping ... 22

2.2.4 Langkah-langkah Menyusun Mind Mapping... 24

2.2.5 Kegiatan Guru dan Siswa dalam Metode Pembelajaran Mind Mapping... 26


(8)

2.3. Tinjauan Mengenai Pemahaman Konsep ... 27

2.3.1 Pengertian Pemahaman Konsep ... 27

2.3.2 Tujuan Pemahaman Konsep ... 33

2.3.3 Indikator Pemahaman Konsep... 34

2.4 Keterkaiatan Metode Mind Mapping terhadap Meningkatnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 37

3.2 Desain Penelitian ... 37

3.3 Metode Penelitian ... 42

3.4 Definisi Istilah... 43

3.5 Instrumen Penelitian... 47

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 47

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 54

4.2 Subjek Penelitian ... 54

4.3 Deskripsi Pelaksanaan dan Perencanaan Tindakan Mengembangkan Metode Mind Mapp untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran IPS... . 56

4.4 Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 59

4.5 Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II... 70

4.6 Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III... 83

4.7 Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus IV... 93

4.8 Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Mengembangkan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep siswa dalam Pembelajaran IPS... 105 1. Persiapan yang dilakukan guru dalam mengembangkan metode


(9)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep dalam pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung ... 105 2. Implementasi pembelajaran IPS ketika guru menerapkan metode

pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung... 107 3. Kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran

IPS dengan menggunakan Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung... 108 4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam

menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang konsep pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung... 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 110 5.2 Saran... 112

DAFTAR PUSTAKA... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Nama dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus I 62

Tabel 4.2 Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik 65 Tabel 4.3 Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Siklus I 67 Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Siklus II 71 Tabel 4.5 Daftar Nama Dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus II 73

Tabel 4.6 Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Siklus III 85 Tabel 4.7 Daftar Nama Dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus III 87

Tabel 4.8 Daftar Nama Dan Anggota Kelompok Pada Pelaksanaan

Tindakan Siklus IV 97


(11)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Presentase Siswa Laki-laki Dan Perempuan 55

Gambar 4.2 Alur Bagan Mind Mapp 63

Gambar 4.3 Proses Pelaksanaan Presentasi Siklus I 64

Gambar 4.4 Alur Bagan Mind Mapp 74

Gambar 4.5 Proses Presentasi Kelompok I Siklus I 76 Gambar 4.5 Proses Presentasi Kelompok II

Siklus I 76

Gambar 4.6 Proses Presentasi Kelompok III Siklus I 77 Gambar 4.7 Proses Presentasi Kelompok IV Siklus I 77 Gambar 4.8 Proses Presentasi Kelompok V Siklus I 78

Gambar 4.10 Alur Bagan Mind Mapp 88


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat dari permasalahan peserta didik yang masih bingung dan belum begitu memahami konsep materi yang ada dalam pembelajaran IPS. Kondisi ini sering menimbulkan hubungan interaksi yang kurang baik antara siswa dan guru ketika pembelajaran berlangsung, karena terdapat perbedaan pemahaman tentang konsep materi pembelajaran yang ada di IPS. Siswa terkadang tidak mengerti akan materi pembelajaran IPS yang belum terpadu dan

masih terpisah-pisah dengan ilmu sosial lainnya, sehingga siswa harus memiliki

tingkat pemahaman yang lebih dalam, ketika mempelajari pelajaran IPS yang

masih merupakan keterpaduan dari konsep-konsep ilmu sosial lainnya yang belum

terpadu. Terkadang setiap pembelajaran yang diberikan oleh guru sulit dan tidak dapat dipahami dengan baik oleh siswa sehingga pencapaian pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik dan maksimal. Ketika guru memberikan penugasan kepada siswa, sering kali pemahaman siswa terhadap tugas itu pun masih salah dan tidak sesuai dengan konsep atau contoh yang diberikan oleh guru ketika membahas materi pelajaran di kelas.

Berawal dari observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 5 Bandung

tepatnya di kelas VII-E pada hari Senin, tanggal 28 Januari 2013, yang beralamat

di Jalan Sumatera No.40, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur, Kota Bandung. Bahwasannya permasalahan yang saya dapatkan ketika guru bertanya tentang materi yang dibahas ketika pelajaran di kelas, mereka tidak menjawab dan terlihat bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru, ketika mereka disuruh untuk bertanya yang mengajukan pertanyan pun hanya satu orang, padahal dengan materi IPS yang kaya dan luas siswa bisa bertanya hal apapun dengan kreatif,

seperti yang dijelaskan oleh Sapriya dalam Mata Kuliah Struktur Ilmu-ilmu Sosial


(13)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waktu; Berkesinambungan dan Perubahan; 3) Manusia, Tempat, dan Lingkungan; 4) Perkembangan Individu dan Identitas; 5) Individu, Kelompok, dan Kelembagaan; 6) Kekuasaan, Kewenangan, dan Pemerintahan; 7) Produksi, Distribusi, dan Konsumsi; 8) Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat; 9) Keterkaitan Global; 10) Hukum Ideal dan praktis. Kesepuluh Tema tersebut bisa

dikembangkan lagi ke dalam tema-tema yang khusus bahkan tema khusus tersebut

bisa diturunkan lagi ke dalam tema lainnya yang menarik. Tema yang kaya dan luas tersebut harus disertai dengan keterampilan berfikir kreatif karena dengan

berfikir kreatif tema-tema tersebut bisa berkembang lebih baik. Sangat kurang

kreatifnya siswa dalam hal bertanya dan mengemukakan pendapat tidak sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi dirinya agar mampu bersaing di lingkungan masyarakat. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya” (UU Sisdiknas Pasal 1 No.20/2003).

Dalam hal ini juga masalah yang peneliti temukan bukan hanya bersumber dari siswa tapi peran guru disini juga sering kali hanya menjadi instruktur bukan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas, sehingga banyak siswa yang hanya sekilas memperhatikan setelah itu mereka malah asyik

mengobrol dengan teman sebangkunya atau asyik sendiri menggunakan gadget

yang mereka punya. Hal ini terjadi karena kejenuhan serta rasa bosan yang siswa rasakan ketika pembelajaran didalam kelas siswa hanya diam dan memperhatikan

guru yang sedang menjelaskan materi atau sesekali menampilkan powerpoint atau

video yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dijelaskan sehingga menimbulkan rasa bosan, karena tidak dilibatkannya mereka secara aktif didalam

pembelajaran IPS, sehingga pemikiran-pemikiran kreatif yang dimiliki oleh

mereka tidak tersalurkan dan tidak dapat mereka apresiasikan dengan baik dalam pembelajaran ini.


(14)

Seperti yang dijelaskan oleh Suyatno (2009: 8), Student Centred mengandung penegertian pembelajaran menerapkan strategi pedagogi yang mengorientasikan siswa kepada situasi yang bermakna, kontekstual, dunia nyata, dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, dan petunjuk bagi pembelajar ketika mereka mengembangkan pengetahuan tentang materi yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berpusat kepada siswa lebih mengedepankan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya, siswa dituntut untuk mengerahkan seluruh ide dan pemikirannya dalam bentuk kegiatan yang nyata sesuai dengan kreatifitas dan pengalaman yang dimilikinya. Sehingga peran guru dalam hal ini bukan sebagai instruktur lagi melainkan fasilitator.

Salah satu tipe/metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan Student Center adalah pemetaan pikiran (Mind Mapping). “Metode Mind Mapping adalah metode yang mempelajari konsep, pendapat ini yang dikemukakan oleh Tony Buzan” (2009: 92), dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran ini didasarkan pada cara kerja otak manusia dalam menyimpan informasi, informasi yang diterima oleh otak

dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang apabila dilihat sekilas

akan tampak seperti cabang-cabang pohon (Suyatno, 2009: 92). Dengan demikian

metode Mind Mapping berhubungan dengan optimalisasi daya ingat siswa dan

kemampuan dalam penguatan konsep suatu materi melalui kegiatan pencatatan

kreatif, oleh karena itu siswa dapat menggali kreatifitas dan menuangkan ide-ide

nya sebagai bentuk partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

Salah satu metode yang dirasa tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran

ini yaitu dengan menggunakan metode Mind Mapping, metode ini tepat

diterapkan dalam proses pembelajaran IPS. Selain metode konvensional yang banyak mendominasi dalam pembelajaran IPS, pembelajaran ini bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam menyimpan materi pembelajaran IPS kedalam memori otaknya menjadi lebih terarah dan tersusun dengan baik sehingga akan mempermudah dalam mengingat kembali materi tersebut. Sebagai dampak positif dari hasil penerapan metode pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat lebih


(15)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami dan memaknai materi pelajaran IPS dengan kreatifitas yang mereka miliki sehingga tidak akan timbul kebosanan pada saat menjalani proses pembelajaran IPS, dengan susasana dan cara belajar seperti itu diharapkan akan meningkatkan hasil belajar dan pemahaman konsep yang baik oleh siswa.

Penelitian ini dipersiapkan untuk mengembangkan pemahaman konsep

materi pembelajaran IPS dengan Mind Mapping kepada peserta didik dalam

memahami konsep pembelajaran IPS. Disini pentingnya penguasaan atau pemahaman konsep lebih dititik beratkan karena dengan memahami konsep siswa jadi menjadi lebih mudah dan mengerti tentang materi yang diberikan oleh guru. Pemahaman itu sendiri menurut Petter W, Hewson dan Richard Thorley (Ernawati, 2003: 8) yaitu konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh siswa sehingga siswa mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasikan kemungkinan yang terkait.

Memahami bukan sekedar mengetahui yang hanya terbatas pada mengingat kembali apa yang pernah dialami melainkan melibatkan proses atau kegiatan mental. Dalam penelitian ini, pemahaman konsep yang dimaksud siswa

tidak hanya sekedar mengetahui konsep-konsep IPS, melainkan benar-benar

memahaminya dengan baik yang ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan, baik yang terkait dengan konsep itu sendiri dan penerapannya dalam situasi nyata.

Menurut Van Der Berg (Ernawati, 2003: 11) tujuan dari mengajar konsep adalah agar siswa dapat :

a) Mendefinisikan konsep yang bersangkutan

b) Menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep

yang lain.

c) Menjelaskan hubungan dengan konsep-konsep yang lain.

d) Menjelaskan dari konsep kehidupan sehari-hari dan menerapkannya dalam


(16)

Belajar itu sendiri juga bukan sekedar memperoleh pengetahuan saja tetapi belajar merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Selaras dengan Bloom menurut

Sanjaya (2008: 89-90) terdapat beberapa kriteria dalam belajar ditinjau dari

belajar sebagai proses perubahan prilaku, akibat dari pengalaman dan latihan, yaitu sebagai berikut :

1. Belajar adalah aktivitas yang dirancang dan bertujuan.

2. Tujuan belajar adalah perubahan perilaku secara utuh.

3. Belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses.

4. Belajar adalah proses pemecahan masalah.

Pentingnya akan peran peserta didik yang kreatif didukung pula oleh

pernyataan dari Sujana dalam skripsi Praptiwi (2008: 3) yaitu student active

learning merupakan konsep dalam proses pembelajaran yang lebih menitik beratkan pentingnya peserta didik lebih aktif belajar dibandingkan dengan aktifitas pendidik sebagai pengajar. Aktifnya peserta didik dalam pembelajaran maka akan secara perlahan meningkatkan kreativitas peserta didik dan akan lebih berkembang, sementara peran pendidik hanya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang penulis paparkan diatas,

maka penulis termotivasi untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan

judul “Mengembangkan Mind Mapping untuk Pemahaman Konsep dalam

Pembelajaran IPS”. (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-E SMP Negeri 5

Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : “

Bagaimanakah implementasi pembelajaran dengan menggunakan Mind Mapping

dapat membantu terhadap pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran


(17)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang akan diteliti dalam masalah umum tadi, maka peneliti akan memfokuskan pada 4 (empat) pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana persiapan yang dilakukan guru dalam mengembangkan metode

pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep

materi pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran IPS ketika guru menerapkan metode

pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam

konsep pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung?

3. Kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS

dengan menggunakan Mind Mapping untuk memingkatkan pemahaman

siswa tentang konsep pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5

Bandung?

4. Upaya apa yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam

menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping untuk memingkatkan

kemampuan pemahaman siswa tentang konsep materi pembelajaran IPS di

kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai apakah Mind Mapping mampu

memingkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang konsep pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas (PTK).

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk

menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan

kemampuan pemahaman siswa tentang konsep materi pembelajaran IPS di

kelas VII-E SMP 5 Bandung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar IPS ketika guru

menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam pemahaman konsep materi pembelajaran IPS di


(18)

3. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambatan dalam

pelaksanaan metode pembelajaran Mind Mapping untuk memingkatkan

kemampuan pemahan siswa tentang konsep pembelajaran IPS di kelas VII

-E SMP Negeri 5 Bandung?

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode pembelajaran

Mind Mapping untuk memingkatkan kemampuan pemahan siswa tentang

konsep pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara :

1. Manfaat Teoretis

Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan

kontribusi guna mengembangkan Mind Mapping untuk mengembangkan

pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Dengan metode pembelajaran yang optimal oleh pendidik maka akan mempermudah proses pembelajaran IPS kepada peserta didik.

a. Pendidik

Dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif dalam pembelajaran IPS.

b. Peserta Didik

Dengan metode Mind Mapping, peserta didik termotivasi karena selama

ini mata pelajaran IPS dinilai oleh peserta didik sebagai mata pembelajaran yang monoton dan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran IPS yang lebih baik.


(19)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan mengenai seberapa efektif

metode Mind Mapping ini diterapkan dalam meningkatkan mutu dan

kualitas pembelajaran IPS. khususnya bagi siswa yang berada di Sekolah yang diteliti dan umumnya bagi sekolah yang lain.

b. Peneliti

Peneliti berharap dengan dilakukannya penelitian ini dapat mengetahui

seberapa efektifnya metode Mind Mapping dalam pembelajaran IPS untuk

mengembangkan tingkat pemahaman konsep materi pembelajaran IPS untuk siswa. Peneliti sebagai calon pendidik juga berharap dengan adanya penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi dirinya kelak nanti ketika mengajar.

1.5 Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, pendekatan yang tidak ada batasan antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Pendekatan kualitatif mempunyai asumsi bahwa orang yang meneliti tidak dapat dipisahkan dengan yang diteliti.

Menurut Meleong dalam (Kuntjojo, 2005: 14) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

-lain.

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan istilah Classroom Action

Research. Penelitian tindakan kelas juga merupakan sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu


(20)

(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan diri yang

meliputi kegiatan praktek sosial atau pendidikan, pemahaman mengenai kegiatan

-kegiatan praktek pendidikan, dan situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek (Kemmis dalam Wiriaatmadja, 2005: 12).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat

masala-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa, 2004: 3).

Arikunto (2007: 3 ) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam buku prosedur penelitian dalam pendekatan praktik, Arikunto (2006: 91) mendefinisikan penelitian tindakan tindakan kelas yang mencakup sederhana, yakni merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

lebih profesional (Sudikin, Basrowi dan Suranto, 2002: 16).

Rapoport dalam Hopkins (1993:44) menyatakan bahwa action research : ... aims to contribute both to the practical concerens of people in an immadiate problematic situation and to the goals of sosial science by joint collaboratiob within a mutually acceptable ethical framework.

Kemmis dalam Hopkins (1993: 44) juga menyatakan:

Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants in sosial (including educational) situations in order to improvethe rationality and justice of (a) their own sosial or educational practicd of (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which the practices are carried out.


(21)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sanford, PTK merupakan suatu kegiatan siklis yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas yang selanjutnya disebut PTK adalah penelitian yang

mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang

merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

c. Teknik Pengumpulan Data

1) Observasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa observasi adalah peninjauan secara cermat sebelum praktik mengajar, para calon guru

mengadakan ke sekolah-sekolah. Sedangkan menurut Sanjaya (2011: 86)

Observasi yaitu suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsungdan mencatatnya dengan alat

observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

2) Wawancara

Wawancara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam suatu karya tulis maupun non tulisan. Wawancara yang akan peneliti lakukan nanti yaitu bentuknya wawancara terencana yaitu kepada peserta didik untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa, dan juga wawancara insidental yang dilakukan kepada guru mitra.


(22)

Studi literatur merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari literature, baik itu buku, karya tulis ilmiah seperti : jurnal, skripsi, tesis, dan sebagainya.

Peneliti mengambil buku yang berkaitan dengan Mind Mapping

terhadap pemahaman konsep pembelajaran IPS, dan buku metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain itu juga peneliti mengutip beberapa karya tulis seperti Skripsi dan Tesis.

4) Studi Dokumentasi

Basrowi & Suwandi dalam skripsi Herlina. A. E. (2011: 11) bahwa

suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.

Selain catatan yang dihasilkan, peneliti juga akan mendokumentasikan berupa foto pada saat siklus penelitian dilaksanakan.

d. Subjek dan Lokasi Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa kelas

VII-E di SMPN 5 Kota Bandung dengan jumlah siswa 30 orang terdiri

dari 12 orang siswa Laki-laki dan 18 orang siswa Perempuan. Alasan

dipilihnya kelas tersebut karena menurut guru IPS sebagai guru mitra

siswa di kelas VII-E tersebut kurang mampu mengembangkan

pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS, dan hal tersebut dibuktikan oleh peneliti ketika melakukan pra observasi pada tanggal 23 Januari 2013.

2) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII-E SMPN 5 Kota

Bandung, yang beralamat di Jalan Sumatera No.40, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur, Kota Bandung. Alasan peneliti memilih sekolah ini karena terdapat masalah kurangnya keterampilan berfikir kreatif pada


(23)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam mata pelajaran IPS, adapun pra observasi dilakukan pada hari senin, tanggal 28 Januari 2013.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari Penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat teoritis maupun manfaat praktis, sekilas metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II membahas mengenai Kajian Pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian Pustaka

yang penulis kaji yaitu mengenai mengembangkan Mind Mapping dalam

pemahaman konsep materi pembelajaran IPS. Berdasarkan judul tersebut maka

penulis memaparkan Kajian Pustakanya menjadi ; Pertama, membahas mengenai

Metode Pembelajaran, jenis-jenis metode pembelajaran dan manfaat media

pembelajaran. Yang kedua akan membahas tentang metode Mind Mapping yang

didalamnya terdapat pengertian, manfaat dan juga bagaimana cara membuat Mind

Mapping. Ketiga, Membahas tentang pemahaman konsep, pengertian pemahaman

konsep,tujuan pemahaman konsep, ciri-ciri pemahaman konsep, dan manfaat

pemahaman konsep dan hasil penelitian terdahulu. Keempat, membahas mengenai

Pembelajaran IPS itu sendiri, yaitu ada definisi, prinsip-prinsip pembelajaran IPS

yang terdiri dari hakikat dan tujuan IPS, metode dalam Pembelajaran IPS, terakhir

membahas mengenai kaitannya antara penerapan Metode Mind Mapping terhadap

pemahaman konsep materi pembelajaran IPS.

Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci yang di bab 1 dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian secara rinci, Lokasi dan Subjek Penelitian, prosedur dan tahap


(24)

persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik pengumpulan data, analisis data dan validasi data.

Bab IV merupakan bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Maka bab ini berisi profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan tindakan kelas.

Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti lain selajutnya agar tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan peneliti sebelumnya.


(25)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 lokasi dan subjek penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung ini terletak di jalan Sumatera No. 40 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII dan kelas XII, yaitu ibu Hj. Eva Dianawati, M.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-E berjumlah 30 orang, yaitu terdiri dari 18 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas VII-E karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar dikelas VII-E.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan pada penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas model Hopkins yang terdiri dari empat komponen, yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, dan mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa putaran siklus dalam lima bulan penelitian dilapangan. Setiap siklus akan dijelaskan dibawah ini. penelitian ini bersifat partisipatorik dan kolaboratif yang ditekankan kepada upaya merefleksi diri yang akan dilakukan bersama-sama peneliti dengan siswa, dan antar guru dan peneliti, tehadap peningkatan kualitas pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung. Menurut Hopkins (1993), pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, dan mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya. Model spiral yang dikembangkan oleh Hopkins (1993).


(26)

Gambar : 3.1 Penelitian Tindakan Model Hopkins

Sumber : (Sanjaya, 2011:54)

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Perencanaan ulang

Tindakan

Observasi Refleksi

Observasi


(27)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari bagan 3.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah, yaitu peneliti melakukan identifikasi permasalahan peneltian melalui pra observasi terhadap sekolah serta kelas yang menjadi tempat penelitian. Hal ini dilakukan peneliti sewaktu melaksanakan program PPL dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sekolah dan kelas penelitian selama empat bulan. Hasil pengamatan yang selama ini ditemui dan dirasakan selama melaksanakan program PPL selanjutnya didiskusikan bersama guru mitra hingga menghasilkan identifikasi masalah penelitian ini.

2. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh saat melakukan pra observasi.

Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai beikut: a. memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian.

b. menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan. c. Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas

yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

d. Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

e. Mendiskusikan langkah-langkah metode pembelajaran dengan metode Mind Mapping yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas.

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.


(28)

g. Menentukan materi yang sesuai dengan metode pembelajaran Mind Mapping agar tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan pemahaman konsep materi pembelajaran IPS oleh siswa.

h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk menumbuhkan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran IPS.

i. Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti.

j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagi tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator. k. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam

penelitian. 3. Pelaksanaan

Pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya. Aksi adalah kegiatan inti yang akan dilaksanakan dengan penerapan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk mengembangkan Mind Mapping untuk pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dikelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung.

Adapun langkah-langkah aksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode Mind Mapping dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.

b. Mengoptimalkan penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran IPS pada pertemuan pertama dan kedua.

c. Melakukan pengamatan secara teliti selam proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua untuk melihat perubahan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.


(29)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi, untuk melihat, merekam dan mencatat aktivitas siswa ketika diterapkan metode pembelajaran Mind Mapping dalam proses pembelajaran IPS.

e. Melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.

f. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran IPS.

g. Melakukan revisi aksi sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.

h. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selasai dilaksanakan.

4. Observasi

Pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksakannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi ini peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi yang telah disiapkan meliputi: 1) fokus aktivitas siswa dikelas yaitu pelaksanaan metode pembelajaran Mind Mapping dan kemampuan untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam berpendapat. 2) fokus aktivitas guru yakni saat kegiatan saat pelaksanaan metode pembelajaran Mind Mapping dilakukan. 3) catatan lapangan dan wawancara dengan siswa. Kegiatan observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dikelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dikelas tersebut, sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyususnan tindakan selanjutnya. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan:


(30)

a. melakukan observasi (pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti).

b. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan pokok bahasan.

c. Mengamati kesesuaian penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dengan kaitan terhadap materi yang ada.

d. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran Mind Mapping dalam mata pelajaran IPS.

e. Mengamati perubahan tumbuhnya keterampilan untuk mengemukakan satu konsep untuk dijelaskan berdasarkan pemahaman siswa dengan penerapan metode pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran IPS.

4. Refleksi

Refeksi dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan. Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakuakan evaluasi dari pelaksanaan tindakan, sebagai langkah perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan:

a. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan.

b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan kesiklus selanjutnya.

3.3 Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Karena dengan menggunkan pendekatan ini akan memudahkan peneliti dalam mengungkap masalah-masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan lebih akurat dan tepat sasaran. Seperti yang telah diungkapkan oleh Nasution (1997:18) pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka berusaha


(31)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar. Oleh karena itu peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang valid.

Dalam penelitian ini menggunkan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas menurut Wiriatmadja (2005: 11) adalah:

“penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukaakan oleh Wiriatmadja, pada hakikatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses antara guru dan siswa untuk melalukan perbaikan, peningkatan, perubahan dalam pembelajaran yang lebih baik. Agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Penelitian dengan melakukan PTK pada umumnya sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dikelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam PTK ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar siswa dikelas VII-E, dengan tujuan untuk menumbuhkan keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat, melalui metode pembelajaran Mind Mapping.

3.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, berikut ini adalah definisi operasional yang digunakan, meliputi : 1. Mind mapp menurut Tony Buzan adalah pembelajaran yang memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan dua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun verbal.

2. Pemahaman menurut Peter W. Hewson dan Richard Thorley (Ernawati, 2003:8) adalah “Konsepsi yang bisa dicerna dipahami oleh siswa”.


(32)

Sedangkan woolfolk ( Ernawati, 2003:9) mendefinisikan konsep sebagai suatu kategorik yang digunkan untuk mengelompokan ide-ide, peristiwa-peristiwa, orang-orang dan objek-objek yang similar atau serupa”. Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memahami, mengerti, dan mengetahui benar semua konsep.

3. Pembelajaran IPS menurut Sapriya at all (2008: 2) salah satu jenis program studi, dan juga sejumlah mata pelajaran yang termasuk kedalam disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti Tata Negara, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Geografi, dan Sejarah.

Berikut tahapan yang akan dilakukan dengan menggunkan metode pembelajaran Mind Mapping, diantaranya:

1. persiapan

Dalam tahapan persiapan ini yaitu melakukan kegiatan:

a. Menentukan tema permasalahan sesuai dengan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

b. Membentuk kelas menjadi lima kelompok yang terdiri dari enam orang secara heterogen.

c. Melakukan pendalaman materi melalui kegiatan mencari sumber-sumber referensi yang sesuai dengan permasalahan dan tema yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan pelaksanaan ini terdiri dari kegiatan:

Pembelajaran IPS dengan menggunakan Mind Mapping

a. Setting kelas dibentuk agar setiap kelompok duduk secara bersama-sam dalam mengerjakan Mind Mapping.

b. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membuaat Mind Mapping awal mengenai tema yang sedang dibahas.

c. Kemudian setiap keolmpok mempresentasikan tema yang mereka bahas dengan kelompok masing-masing.


(33)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Peran guru untu mengatur penuh terlaksananya proses diskusi sehingga siswa terlibat secara aktif.

e. Kegiatan presentasi diakhiri apabila siswa telah cukup dalam menjelaskan tema yang mereka bahas.

f. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengomentari proses pelaksanaan jalannya diskusi.

g. Guru memberikan komentar, penguatan dan proses penguatan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung untuk dijadikan sebagai proses perbaikan siswa dalam pelaksanaan selanjutnya.

3. Pembuatan Laporan

kegiatan dalam membuat laporan ini setiap kelompok akan diperintahkan untuk membuat hasil laporan diskusi kelompok dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping yang telah disediakan. Hasil pembuatan laporan ini pun dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat tingkat pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.

Menembangkan pemahaman konsep dalam IPS ini yang dimaksud pada penelitian ini berkaitan dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping disederhanakan menjadi indikator-indikator sebagai berikut:

1) Mencari dan menemukan berbagai sumber referensi. Siswa diarahkan untuk melakukan pencarian dan menemukan informasi yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan dari berbagai sumber yang telah disediakan oleh guru.

2) Mengolah sumber referensi. Siswa diarahkan untuk melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya, mengenai hasil pencarian sumber dan penemuan informasi untuk dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan Mind Mapping.

3) Kegiatan membuat Mind Mapping. Siswa diarahkan untuk dapat mengembangkan setiap ide atau gagasannya kemudian saling bekerja sama untuk membuat Mind Mapping yang sesuai dengan tema/materi. Yang dilakukan dengan menggunakan metode pemebelajaran Mind


(34)

Mapping sehingga siswa dapat mempresentasikannya dengan gaya dan pemahaman yang mereka miliki.

4) Kemudian siswa diarahkan untuk membuat laporan dari hasil kegiatan presentasi yang telah dilakukan sesuai petunjuk yang telah diberikan. Indikator-indikator dalam mengembangkan pemahaman konsep materi dalam pembelajaran IPS siswa untuk mampu berpikir secara mandiri menurut gambaran yang telah mereka buat dalam Mind Mapping yang telah mereka buat diperoleh dari hasil kegiatan pengamatan dan observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.

3.5 Instrumen penelitian

Data hasil penelitian yang dibutuhkan adalah mengembangkan pemahaman siswa tentang konsep materi pembelajran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka dibutuhkan instrumen dalam penelitian ini. oleh karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada dilapangan diperlukan beberapa perangkat penelitian, yaitu sebagai berikut.

3.5.1 Lembar Observasi

Teknik observasi merupakan teknik yang menuntut peneliti untuk melakukan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap objek penelitian. Alasan melakukan observasi yaitu dapat menggambarkan secara jelas perilaku atau kejadian yang berada di lapangan, dan dapat menjawab pertanyaan dari hal yang belum diketahui. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan (Arikunto, 2002:25). Observasi terbuka ini memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan mengembangkan Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS.


(35)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil dari penelitian ini akan didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya.

3.5.2 Catatan Lapangan ( Field Notes)

Informasi yang sangat penting dalam penelitian ini adalah catatan lapangan yang dibuat mitra peneliti saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian berlangsung meliputi beberapa aspek saat pemebalajaran dikelas seperti susasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lain serta komentar dari mitra saat melakukan pengamatan.

3.5.3 lembar wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat guru dan siswa mengeani pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah:

3.6.1 Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:219). Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan


(36)

metode pembelajaran Mind Mapping, kegiatan pembelajaran dikelas dan keterampilan siswa dalam membuat dan memahami Mind Mapping yang dibuat oleh guru atau siswa itu sendiri.

Observasi yang dilalukan oleh peneliti adalah kegiatan observasi terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiyono (2008:146) adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diteliti, kapan dan dimana tempatnya. Observasi terstruktur ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu peneliti telah menentukan bentu-bentuk aktivitas siswa yang menjadi fokus dalam penelitian ini. aktivitas siswa yang dimaksud di sisni adalah indikator yang telah dikembangkan oleh peneliti dari variabel metode pembelajaran Mind Mapping dan menumbuhkan kemampuan dalam pemahaman konsep materi siswa. Selain mengamati aktivitas siswa, observasi juga dilakukan untuk mengamati aktivitas guru, yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai peran guru dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping. Alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas tersebut diisi dengan memberi tanda check list pada kolom penilaian yang telah disediakan peneliti.

3.6.2 Wawancara

Menurut Wiriaatmadja (2005: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang dianggap perlu.

Peneliti mengumpulkan data melalui proses wawancara tidak baku yaitu wawancara yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan umum dan khusus yang diantisipasi pewawancara dalam urutan dan kesempatan yang tersedia (Wiriaatmadja, 2005:117). Wawancara dalma penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping. Sebelum melakukan wawancara dengan siswa peneliti terlebih


(37)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Alat yang akan digunakan dalam proses wawancara adalah lembar pedoman wawancara dan alat tulis. kegiatan ini dilakukan dengan mengambil sampel perwakilan siswa sebanyak tiga siswa untuk diwawancarai mengenai proses pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping.

3.6.3 Studi Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam belajar serta foto-foto atau rekaman dalam proses belajar.

3.6.4 Catatan Lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan penelitian dapat menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, mencatat persoalan-persoalan yang dihadapi dan solusinya, mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil-hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi. Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok-pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dialami,selama kegiatan berlangsung.


(38)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Teknik Pengolahan Data

1) Data Kualitatif

Sebanyak apapun data yang kita peroleh dari hasil penelitan jika tidak diolah dan dianalisis maka tidak akan berarti apa-apa. Maka dari itu suatu data didalam PTK sangat penting untuk diolah dan dianalisis. Menurut Sanjaya (2011: 106) menganalisis data yaitu suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Hal yang serupa dikemukakan oleh Bogdan & Biklen dalam Meleong (2010: 248) bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif dilakukan dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

3.7.2 Analisis Data

Data kualitatif sumber data deskripsi yang luas dan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Untuk memperoleh data yang akurat dan memuaskan maka dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif yang dilakukan selama proses pembelajaran. Setelah data terkumpul peneliti menganalisis, mereduksi dan menyimpulkan data. Menurut Sugiyono (2010:89) analisis data adalah:

Proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain. Analisis data kualitatif bersifat


(39)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

induktif, yaitu analisis data berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Dalam hal ini dilakukan setiap siklus penelitian tindakan kelas sehingga penelitia akan menilai setiap tindakan dalam proses pembelajaran, dan selanjutnya akan memutuskan perencanaan untuk siklus berikutnya.

Teknis analis data yang dikemukan oleh Miles & Huberman yang dikutip dari Basrowi & Suwandi (2008: 20) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan, yaitu:

a. Reduksi Data

reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah meumbuhkan kemampuan pemahaman konsep materi siswa dalam pembelajaran IPS melalui metode pembelajaran Mind Mapping.

b. Display (penyajian data)

penyajian data berupa teks naratif, matriks, grafik untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dan kemudian dialkukan klasifikasi. Penyajian data yang dilakukan secara singkat, jelas, terperinci dan menyeluruh akan memudahkan untuk memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data dalam penelitian ini banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. c. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi

Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung.


(40)

3.7.3 Validasi Data

Digunakan untuk membuktikan apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang terjadi, maka peneliti melakukan validasi data tahap validasi data dilakukan melalui:

a. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara dari nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya (Wiriaatmadja, 2005: 168).

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain, misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Menurut Elliott (Wiriaatmadja, 2005: 168) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).

c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa (Wiriaatmadja, 2005: 168).

d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaiakan, modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.


(41)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tantang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.(Wiriaatmadja, 2005: 171).

f. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan (Wiriaatmadja, 2005: 170). Glaser dan Strauss (1967:68) juga mengemukakan bahwa tidak ada tambahan data baru berarti sudah tercapai kejenuhan, yang disebut saturasi.

3.7.4 Interpretasi Data

Data yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan yang diperoleh antara peneliti dan guru. Interpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses pembelajaran dan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan tindakan

b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus c. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru d. Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung mengenai “Mengembangkan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep”.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam mengembangkan metode Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP yang memacu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap materi pembelajaran, materi pembelajaran IPS dikaitkan dengan masalah-masalah yang terjadi disekitar lingkungan siswa, media yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Sebagai peneliti guru juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa, catatan lapangan, format wawancara siswa, dan studi dokumentasi. 2. Implementasi metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. Pelaksanaannya dilakukan setiap tindakan siklus, diantaranya mengaitkan materi pembelajaran IPS dengan tema permasalahan yang ada disekitar siswa.


(43)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa melalui reward. Kemudian persoalan tersebut dirumuskan kembali kedalam dalam sebuah media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Mereka sudah mampu memahami konsep materi yang satu dan materi yang lainnya dengan sebaik mungkin. Setelah selesai melakukan presentasi, siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi hasil diskusi yang telah dilaksanakan tadi dan memilih kelompok presentasi terbaik. Sehingga hasil penerapan metode Mind Mapping berdasarkan teknik observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi.

3. Guru merefleksikan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir dari refleksi ini yaitu berada pada kategori baik. Guru melakukan diskusi balikan bersama guru mitra, hal itu dilakukan untuk perbaikan pada tindakan siklus pembelajaran selanjutnya, masukan diberikan agar peneliti sebagai guru pada saat proses pembelajaran selanjutnya lebih baik lagi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan. Acuan dalam melakukan refleksi ini yaitu dengan melihat hasil observasi siswa, wawancara siswa, catatan lapangan, dan studi dokumentasi. 4. Siswa mengimplementasikan pemahaman konsep setelah

diterapkannya metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam pembelajaran IPS dan hasil akhir pada siklus keempat kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII-E berada pada kategori baik. Siswa lebih antusias dengan pembelajaran IPS, siswa lebih berani dalam bertanya, siswa lebih kritis dalam materi pembelajaran IPS, dan siswa lebih antusias jika diberi tugas yang membolehkan mereka untuk berkreasi, sehingga kreativitas mereka menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.


(44)

5.2 Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai berikut:

Bagi peneliti, pada penelitian metode Mind Mapping ini terbukti telah mengembangkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Siswa lebih ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan presentasi didepan kelas, siswa menjadi lebih pandai tanpa harus membawa buku teks dan bisa menjelaskan materi dengan pemahaman konsep yang mereka pahami sendiri. Namun dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya, materi harus lebih dikuasai oleh guru, mencari tema permasalahan yang familiar dengan siswa, dengan fokus penelitian lainnya seperti membuat suatu produk dengan pengembangan kreativitas atau peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

Bagi siswa, kemampuan pemahaman konsep terus berkembang. Dengan cara tidak ragu-ragu untuk menjelaskan materi yang sudah mereka pahami dan mereka tuangkan ke dalam bentuk Mind Mapping dan bertanya pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Sehingga pembelajaran IPS diharapkan lebih komunikatif.

Bagi guru, metode Mind Mapping merupakan salah satu alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa lebih dominan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperjelas aturan dari metode ini, sehingga siswa lebih paham ketika melakukannya.

Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode Mind Mapping terbukti telah mengembangkan kemampuan pemahaman konsep materi pelajaran. Maka dari itu sekolah harus lebih mendukung, memfasilitasi, dan memperbaiki fasilitas yang sudah ada,


(45)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga guru lebih mudah saat mengajar di kelas. Kemudian guru juga harus mendukung metode pembelajaran yang ada selama itu berdampak positif untuk siswa.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Buzan,T. (2007). Buku Pintar Mind Mapp Untuk Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research and Educational Reform. Chicago : The University of Chicago.

Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas Prov. Jabar.

Moleong, J. (2010). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Sapriya. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : CV. Yasindo Multi Aspek.

Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pedekatan Kualitatif,

Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Taniredja, T. (2011). Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi Guru: Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung : Alfabeta.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.

Bandung : PT. Refika Aditama.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hasan, S.H. (2006). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somantri, N.(2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung : Rizqi Press.

Budimansyah, D. Suparlan. dan Meirawan, D. (2008). PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung:PT Genesindo.

Ahmadi, A. dan Uhbiyati Nur. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta, A. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta.


(47)

Regina Virgyn, 2013

Pengembangan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Di Dalam Pembelajaran IPUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sapriya (2009). Pendidikan IPS. Bandung : CV Rosda Karya.

Lie, A. (2007) Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Setiadi, E dan Kholif U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Somantri, N. (2003) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Weber, M. (2009). Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hermianto & Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi aksara.

Ernawati. (2003) Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa SMU melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung : UPI (tidak diterbitkan).

Buzan,T. (2007). Buku Pintar Mind Mapp Untuk Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supriatna, N.(2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung:Historia Utama Press.

Wiriaatmadja, R.( 2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Badung : PT Remaja Rosda.

Muthmainah, R (2013) Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah. Skripsi jurusan pendidikan sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Wawan, A (2011) Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Jurusan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Yuliana, E (2007) Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Materi Pelajaran Sejarah Melalui Penilaian Portofolio. Skripsi Jurusan Sejarah FPIPS UPI Bandung.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 5 Bandung mengenai “Mengembangkan Mind Mapping untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep”.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam mengembangkan metode Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar yang sudah berpengalaman guru mitra juga dapat memberi masukan kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP yang memacu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap materi pembelajaran, materi pembelajaran IPS dikaitkan dengan masalah-masalah yang terjadi disekitar lingkungan siswa, media yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Sebagai peneliti guru juga mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa, catatan lapangan, format wawancara siswa, dan studi dokumentasi. 2. Implementasi metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam


(2)

Regina Virgyn, 2013

Tidak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa melalui

reward. Kemudian persoalan tersebut dirumuskan kembali kedalam

dalam sebuah media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Mereka sudah mampu memahami konsep materi yang satu dan materi yang lainnya dengan sebaik mungkin. Setelah selesai melakukan presentasi, siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi hasil diskusi yang telah dilaksanakan tadi dan memilih kelompok presentasi terbaik. Sehingga hasil penerapan metode Mind Mapping berdasarkan teknik observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi.

3. Guru merefleksikan metode Mind Mapping untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir dari refleksi ini yaitu berada pada kategori baik. Guru melakukan diskusi balikan bersama guru mitra, hal itu dilakukan untuk perbaikan pada tindakan siklus pembelajaran selanjutnya, masukan diberikan agar peneliti sebagai guru pada saat proses pembelajaran selanjutnya lebih baik lagi sesuai dengan rencana yang telah dilakukan. Acuan dalam melakukan refleksi ini yaitu dengan melihat hasil observasi siswa, wawancara siswa, catatan lapangan, dan studi dokumentasi. 4. Siswa mengimplementasikan pemahaman konsep setelah

diterapkannya metode Mind Mapping atau pemetaan pikiran dalam pembelajaran IPS dan hasil akhir pada siklus keempat kemampuan pemahaman konsep siswa di kelas VII-E berada pada kategori baik. Siswa lebih antusias dengan pembelajaran IPS, siswa lebih berani dalam bertanya, siswa lebih kritis dalam materi pembelajaran IPS, dan siswa lebih antusias jika diberi tugas yang membolehkan mereka untuk berkreasi, sehingga kreativitas mereka menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.


(3)

5.2 Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai berikut:

Bagi peneliti, pada penelitian metode Mind Mapping ini terbukti telah mengembangkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS. Siswa lebih ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran terutama dalam melakukan presentasi didepan kelas, siswa menjadi lebih pandai tanpa harus membawa buku teks dan bisa menjelaskan materi dengan pemahaman konsep yang mereka pahami sendiri. Namun dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini. Maka peneliti berharap untuk penelitian selanjutnya, materi harus lebih dikuasai oleh guru, mencari tema permasalahan yang familiar dengan siswa, dengan fokus penelitian lainnya seperti membuat suatu produk dengan pengembangan kreativitas atau peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

Bagi siswa, kemampuan pemahaman konsep terus berkembang. Dengan cara tidak ragu-ragu untuk menjelaskan materi yang sudah mereka pahami dan mereka tuangkan ke dalam bentuk Mind Mapping dan bertanya pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Sehingga pembelajaran IPS diharapkan lebih komunikatif.

Bagi guru, metode Mind Mapping merupakan salah satu alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru harus senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa lebih dominan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperjelas aturan dari metode ini, sehingga siswa lebih paham ketika melakukannya.


(4)

Regina Virgyn, 2013

sehingga guru lebih mudah saat mengajar di kelas. Kemudian guru juga harus mendukung metode pembelajaran yang ada selama itu berdampak positif untuk siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buzan,T. (2007). Buku Pintar Mind Mapp Untuk Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research and

Educational Reform. Chicago : The University of Chicago.

Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas Prov. Jabar.

Moleong, J. (2010). Metotodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Sapriya. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : CV. Yasindo Multi Aspek.

Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pedekatan Kualitatif,

Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Taniredja, T. (2011). Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi

Guru: Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung : Alfabeta.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.

Bandung : PT. Refika Aditama.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hasan, S.H. (2006). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

Regina Virgyn, 2013

Sapriya (2009). Pendidikan IPS. Bandung : CV Rosda Karya.

Lie, A. (2007) Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Setiadi, E dan Kholif U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Somantri, N. (2003) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Weber, M. (2009). Sosiologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hermianto & Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi aksara.

Ernawati. (2003) Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika siswa SMU

melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung : UPI (tidak

diterbitkan).

Buzan,T. (2007). Buku Pintar Mind Mapp Untuk Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supriatna, N.(2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung:Historia Utama Press.

Wiriaatmadja, R.( 2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Badung : PT Remaja Rosda.

Muthmainah, R (2013) Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah. Skripsi jurusan pendidikan sejarah FPIPS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Wawan, A (2011) Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Jurusan Sejarah FPIPS UPI Bandung.

Yuliana, E (2007) Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Materi Pelajaran Sejarah Melalui Penilaian Portofolio. Skripsi Jurusan Sejarah FPIPS UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan peta konsep (concept mapping) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep senyawa hidrokarbon

0 25 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING BERBASIS ANALITIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Analitik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kubus dan Balok (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Karanga

0 1 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING BERBASIS ANALITIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KUBUS DAN Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping Berbasis Analitik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kubus dan Balok (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP

0 0 13

METODE DEBAT UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI PADA PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII C SMP Negeri 4 Bandung).

0 3 43

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

0 2 48

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-5 SMP Negeri 16 Bandung.

0 6 31

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-5 SMP Negeri 16 Bandung - repository UPI S IPS 1001684 Title

0 1 7

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENUMBUHKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS: Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta Didik Kelas VII-E SMP Negeri 12 Bandung - repository UPI T IPS 1404562 Title

0 0 3

PENGARUH METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENTOLO - UMBY repository

0 2 9

PENGARUH METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SENTOLO - UMBY repository

0 0 28