Perancangan Grafis Aplikasi Bee Hold: Tertib Lalu Lintas Bagi Remaja di Kota Bandung.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN GRAFIS APLIKASI BEE HOLD: TERTIB LALU LINTAS BAGI REMAJA DI KOTA BANDUNG

Oleh Felix Heryanto

NRP 1264062

Salah satu tata tertib yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah tata tertib berkendara atau tata tertib lalu lintas. Manfaat dari mematuhi tata tertib lalu lintas adalah mengurangi kemacetan, menghindari kecelakaan serta menambah kenyamanan bagi masyarakat sekitar dalam berkendara. Namun masih banyak yang belum mematuhi tata tertib lalu lintas tersebut, salah satunya adalah remaja.

Maka dari itu, tujuan dari perancangan grafis ini adalah memberikan gambaran bagi masyarakat Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas agar tata tertib lalu lintas menjadi hal yang tidak kaku dan membosankan. Manfaat dari perancangan ini adalah menambah pengetahuan masyarakat akan tata tertib lalu lintas.

Media utama yang digunakan adalah media aplikasi tertib lalu lintas yang terintegrasi dengan rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan raya. Para pengguna akan mendapatkan point jika mematuhi rambu-rambu yag ada di jalan raya. Media utama didukung oleh media promosi berupa poster, billboard, x-banner, media sosial, dan flyer. Melalui perancangan aplikasi tertib lalu lintas ini diharapkan remaja dapat lebih mengenal tata tertib lalu lintas serta tergerak untuk lebih mematuhi tata tertib lalu lintas.


(2)

ABSTRACT

The Graphic Application Design Bee Hold of The Traffic Regulations

for Bandung Teenagers

Submitted by Felix Heryanto

NRP 1264062

One of the rules that we must abide by is traffic regulations. Obeying traffic regulations allows us to be hindered from traffic congestion or accidents so that we can feel comfortable every time we ride. However, most people, especially teenagers, often go against the traffic rules.

Therefore, we made this design to let people in Bandung see the depiction of traffic rules which does not seem frigid or boring. The benefit that can be obtained from this design is people’s gain of further knowledge regarding traffic rules.

The media applied is the application media of traffic regulations integrated with traffic signs commonly found in the street. Traffic users will earn points if traffic lights are abode by. The supporting media comprise of posters, billboards, x-banners, social media and fliers. This application is expected to make teenagers more aware of the traffic rules and abide by them even more.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Media ... 5

2.1.1 Definisi Media ... 5

2.1.2 Efek Media ... 5

2.2 Tata Tertib ... 6

2.2.1 Definisi Tata Tertib ... 6

2.2.2 Tata Tertib Berkendara ... 6

2.3 Lalu Lintas ... 6

2.3.1 Definisi Lalu Lintas ... 7


(4)

2.4 Remaja ... 11

2.4.1 Definisi Remaja ... 11

2.4.2 Karakteristik Remaja ... 11

2.4.3 Definisi Kenakalan Remaja ... 11

2.5 Bimbingan dan Penyuluhan ... 12

2.5.1 Definisi Bimbingan dan Penyuluhan ... 12

2.5.2 Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan ... 12

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 13

3.1 Data dan Fakta ... 13

3.1.1 Lembaga Terkait ... 13

3.1.2 Data / Fenomena yang Terjadi ... 19

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 34

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 37

3.2.1 Analisis STP ... 37

3.2.2 Analisis SWOT ... 38

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 41

4.1 Konsep Komunikasi ... 41

4.2 Konsep Kreatif ... 42

4.2.1 Logo ... 43

4.2.2 Grafis Media Aplikasi ... 46

4.2.3 Grafis Media Pendukung ... 59

4.2.4 Grafis Gimmick ... 65

4.3 Konsep Media ... 66

4.3.1 Media Smartphone ... 66

4.3.2 Media Poster ... 68

4.3.3 Media Billboard ... 69

4.3.4 Media X-banner ... 70

4.3.5 Media Sosial ... 71


(5)

4.4 Hasil Karya ... 73

4.4.1 Budgeting ... 79

BAB V : PENUTUP ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

5.2.1 Saran Bagi Kasat Lantas Polwiltabes Bandung ... 82

5.2.2 Saran Bagi Sesama Peneliti ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.45 Tabel Budgeting ... 79  

 

       

           

           

         


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 4

Gambar 3.1 Logo Dinas Perhubungan ... 13

Gambar 3.2 Logo Pemerintahan Kota Bandung ... 16

Gambar 3.3 Logo Satuan Lalu Lintas ... 18

Gambar 3.4 Diagram jumlah pengendara ... 21

Gambar 3.5 Diagram jumlah dan jenis kendaraan ... 22

Gambar 3.6 Diagram intensitas remaja berlalu lintas ... 22

Gambar 3.7 Diagram waktu berlalu lintas ... 23

Gambar 3.8 Diagram jumlah siswa mengetahui lalu lintas ... 24

Gambar 3.9 Diagram narasumber siswa mengenai lalu lintas ... 24

Gambar 3.10 Diagram siswa yang mengalami kecelakaan lalu lintas ... 25

Gambar 3.11 Diagram siswa yang melanggar lalu lintas ... 26

Gambar 3.12 Diagram macam pelanggaran lalu lintas ... 26

Gambar 3.13 Diagram penyebab pelanggaran lalu lintas ... 27

Gambar 3.14 Diagram jumlah pengguna smartphone ... 28

Gambar 3.15 Diagram pengguna smartphone sebagai gaya hidup ... 28

Gambar 3.16 Diagram siswa yang mengakses aplikasi ... 29

Gambar 3.17 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari jenis kelamin ... 30

Gambar 3.18 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari umur ... 31

Gambar 3.19 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari pendidikan ... 31

Gambar 3.20 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari jenis kendaraan ... 32

Gambar 3.21 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari mobil ... 33

Gambar 3.22 Diagram pelanggaran lalu lintas ditinjau dari motor ... 34

Gambar 3.23 Kampanye Gerakan Nasional ... 35

Gambar 3.24 Relawan yang membawa salah satu poster ... 36

Gambar 3.25 Anak-anak yang sedang membawa selebaran ... 36

Gambar 4.1 Logo Aplikasi “Bee Hold” ... 43

Gambar 4.2 Hewan Lebah ... 44


(8)

Gambar 4.4 Tampilan menu Log In (kiri) ... 47

Gambar 4.5 Tampilan menu Sign Up (kanan) ... 47

Gambar 4.6 Tampilan utama aplikasi(kiri)   ... 48

Gambar 4.7 Tampilan utama aplikasi(kanan) ... 48

Gambar 4.8 Tampilan menu setelah finish ... 49

Gambar 4.9 Tampilan step 1 aplikasi(kiri) ... 50

Gambar 4.10 Tampilan step 2 aplikasi(kanan) ... 50

Gambar 4.11 Tampilan step 3 aplikasi(kiri) ... 51

Gambar 4.12 Tampilan step 4 aplikasi(kanan) ... 51

Gambar 4.13 Tampilan main menu ... 52

Gambar 4.14 Tampilan menu my profile (kiri) ... 53

Gambar 4.15 Tampilan menu my profile (kanan) ... 53

Gambar 4.16 Tampilan menu my points (kiri) ... 54

Gambar 4.17 Tampilan menu my redeem (kanan) ... 54

Gambar 4.18 Tampilan menu redeem (kiri) ... 55

Gambar 4.19 Tampilan menu redeem (kanan) ... 55

Gambar 4.20 Tampilan menu info (kiri) ... 56

Gambar 4.21 Tampilan menu info (kanan) ... 56

Gambar 4.22 Tampilan menu gift (kiri) ... 57

Gambar 4.23 Tampilan menu gift (kiri) ... 58

Gambar 4.24 Tampilan menu gift (kanan) ... 58

Gambar 4.25 Poster Bee Hold ... 60

Gambar 4.26 BillboardBee Hold ... 61

Gambar 4.27 X-Banner Bee Hold ... 62

Gambar 4.28 Iklan Media Sosial Bee Hold ... 63

Gambar 4.29 FlyerBee Hold ... 64

Gambar 4.30 Gimmick Bee Hold ... 65

Gambar 4.31 Media Smartphone ... 66

Gambar 4.32 Media Smartphone ... 67

Gambar 4.33 Media Poster ... 68

Gambar 4.34 Media Billboard ... 69


(9)

Gambar 4.36 Media Instagram ... 71

Gambar 4.37 Media Flyer ... 72

Gambar 4.38 Hasil Karya Aplikasi ... 73

Gambar 4.39 Hasil Karya Aplikasi ... 74

Gambar 4.40 Hasil Karya Poster ... 75

Gambar 4.41 Hasil Karya Billboard ... 75

Gambar 4.42 Hasil Karya X-Banner ... 76

Gambar 4.43 Hasil Karya Media Sosial ... 76

Gambar 4.44 Hasil Karya Flyer ... 77

Gambar 4.45 Gimmick Bee Hold ... 78

           

   


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rangkuman Wawancara ... 85

A.1 Wawancara dengan Ria Wardani, M.si   ...  85 

A.2 Wawancara dengan Rahardian Krisman   ...  86 

Lampiran B Kuesioner ... 87

Lampiran C Lembar Asistensi ... 89


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata tertib adalah susunan aturan yang dirancang dengan tujuan agar masyarakat lebih teratur dalam beraktifitas sehari-hari. Warga negara yang baik harus mentaati aturan yang sudah dirancang oleh negaranya masing-masing. Salah satu tata tertib yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah tata tertib berkendara atau tata tertib lalu lintas. Tata tertib lalu lintas dirancang agar masyarakat lebih teratur dalam berkendara di jalan raya. Dengan mematuhi tata tertib lalu lintas akan mengurangi kemacetan, menghindari kecelakaan serta menambah kenyamanan bagi masyarakat sekitar dalam berkendara. Namun pada kenyataannya lalu lintas menjadi salah satu masalah penting yang dihadapi oleh setiap daerah. Pelanggaran tata tertib terjadi di setiap daerah, termasuk Kota Bandung.

Menurut data yang diperoleh dari Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung , menyebutkan sekitar 79.844 pelakunya adalah remaja berusia 15 – 18 tahun. Pelanggaran tata tertib terbanyak terjadi oleh usia muda. Salah satu pelanggaran yang terjadi adalah pemakaian knalpot bising pada kendaraan roda dua yang dilakukan oleh usia muda atau berstatus pelajar. Tidak hanya itu, ternyata banyak pula pelajar yang tidak memiliki SIM. Polisi akan menindak para pelajar yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sesuai dengan UU No 22 tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Sindonews,com, Kamis, 18 September 2014). Jika pelanggaran tata tertib lalu lintas terus menerus dilakukan, maka yang akan terjadi tidak hanya kecelakaan tetapi bisa berujung pada kematian.

Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Jawa Barat telah mencatat selama tahun 2013 telah terjadi 7.802 kejadian kecelakaan lalu lintas, dengan korban meninggal mencapai 2.941 jiwa, luka berat 2.996 jiwa, dan luka ringan mencapai 7.746 jiwa (Pikiran Rakyat Online, Minggu, 26 Januari 2014)

Dilihat dari sisi psikologis, psikolog Ria Wardani, M.si, mengemukakan seorang remaja memiliki pola pikir secara individual dan cenderung tidak


(12)

memikirkan lingkungan sekitar. Seorang remaja tidak membutuhkan sesuatu yang kongkrit atau nyata. Dengan pola pikir remaja itu sendiri, remaja dapat berpikir dengan khayalan mereka. Seorang remaja tidak menyukai paksaan terhadap dirinya. Ini dikarenakan remaja merasa paksaan adalah suatu batasan yang dapat membatasi kreatifitas mereka dalam berpikir dan bertingkah laku. Dalam hal ini, sebagai orang yang bergerak dalam bidang keilmuan DKV, penulis akan menggunakan ilmu tersebut untuk mengajak para remaja di Kota Bandung agar lebih tertarik dalam mematuhi tata tertib lalu lintas. Hubungan dari permasalahan ini dengan bidang keilmuan DKV adalah peran DKV yang dapat membuat informasi yang sedemikian rumit menjadi sederhana, sehingga diharapkan dapat mengajak remaja untuk mematuhi tata tertib lalu lintas dan membuat hal tersebut menjadi lebih praktis dan tidak membosankan.

Penulis tertarik dengan masalah tata tetrib lalu lintas dikarenakan oleh respon remaja terhadap lalu lintas dan ketertiban lalu lintas itu sendiri. Seorang remaja perlu dibimbing dalam proses menuju kedewasaannya, salah satunya adalah membimbing mereka untuk lebih mengenal serta mematuhi tata tetrib lalu lintas. Ketertiban lalu lintas yang perlu diperbaiki agar tercipta kenyamanan dan keamanan dalam berkendara bagi masyarakat di Kota Bandung. Tidak hanya itu, dengan mematuhi tata tertib lalu lintas akan mengurangi kecelakaan bahkan kematian.

Penulis tergerak untuk mengajak para remaja mematuhi tata tertib lalu lintas di Kota Bandung. Penulis akan memberikan gambaran baru bagi remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas dengan marancang media agar remaja tidak memiliki gambaran bahwa tata tertib lalu lintas adalah suatu hal yang kaku dan membosankan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang hendak diteliti lebih lanjut adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara memberikan gambaran kepada remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas?


(13)

2. Bagaimana merancang grafis aplikasi agar para remaja di Kota Bandung tertarik dalam mematuhi tata tertib lalu lintas?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran bagi remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas agar remaja tidak memiliki gambaran bahwa tata tertib lalu lintas adalah suatu hal yang kaku dan membosankan.

2. Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung yang sesuai agar remaja lebih peduli dan tertarik terhadap mematuhi tata tertib lalu lintas.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Bahan dan materi dari penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:

1. Studi Pustaka

Penulis akan mencari dan mengumpulkan data melalui buku dan sumber yang terpercaya mengenai tata tertib lalu lintas dan pelanggaran tata tertib lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.

2. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara dengan pihak dan lembaga-lembaga terkait dalam menangani lalu lintas dan masyarakat di Kota Bandung.

3. Kuesioner

Kuesioner berisikan beberapa pertanyaan mengenai tertib lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas oleh remaja di Kota Bandung.


(14)

1.5 Skema Perancangan

Permasalahan : Pelanggaran remaja terhadap tata tertib lalu lintas di Kota Bandung

Rumusan Masalah

Memberikan gambaran baru kepada remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas melalui perancangan media tertib lalu lintas.

Tujuan

Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung agar memiliki gambaran terhadap tata tertib lalu lintas serta mematuhi

tata tertib lalu lintas Konsep Komunikasi

Pendekatan melalui salah satu gaya hidup

yaitu smartphone

Teori Media Tata Tertib Lalu Lintas

Remaja

Bimbingan dan Penyuluhan

Konsep Media Mobile phone, poster, Billboard, X-banner, Media sosial Konsep Kreatif

Memadukan karakteristik lebah pada

aplikasi lalu lintas

Grafis Aplikasi Tertib Lalu Lintas bagi Remaja di Kota Bandung

Sumber Data

Studi Pustaka : Buku dan Berita Online Wawancara : Kapolres Tabes Bandung dan

Psikologi Maranatha

Kuesioner : Pertanyaan akan disebar ke sekolah

Hasil Analisis

Remaja di Kota Bandung masih belum peduli terhadap pentingnya mematuhi tata tertib lalu lintas serta akibat dari melakukan pelanggaran tata tertib lalu lintas .


(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Negara Indonesia. Dalam masalah tata tertib, Masayarakat Kota Bandung perlu meningkatkan ketaatan terhadap tata tertib, salah satunya adalah tata tertib lalu lintas. Menurut data yang diperoleh dari Kasat Lantas Polwiltabes Bandung, banyak pelanggaran tata tertib lalu lintas yang terjadi dalam berbagai usia. Salah satunya adalah usia remaja yang menjadi pelanggar kedua tertinggi dalam data statisik tahun 2015. Menurut data yang didapat berdasarkan hasil survey, penulis merancang melalui  pendekatan  gaya  hidup  dengan  mengenalkan  tata  tertib  lalu  lintas  melalui smartpohone berdasarkan  adanya  gaya  hidup  yang  berkembang  di  kalangan  anak  remaja  pada  masa  sekarang.  Saat  ini,  penggunaan smartphone  adalah  salah  satu  kegiatan  yang  banyak  dilakukan  oleh kalangan remaja.  Perancangan  yang  dimaksud  adalah  dengan  merancang  media 

mobile application yang dinilai praktis dan mudah bagi kalangan remaja. 

Media utama dalam perancangan adalah aplikasi. Media aplikasi dipilih dikarenakan banyaknya pengguna smartphone pada kalangan remaja. Menurut hasil survey banyak remaja yang sering mengunduh aplikasi dan digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Media promosi seperti poster, billboard, x-banner, media sosial (Instagram), dan flyer. Media promosi dipilih untuk membantu mempromosikan aplikasi tersebut kepada masyarakat terutama kalangan remaja.

Pemilihan warna kuning yang dominan pada perancangan media utama dan media promosi bertujuan untuk membuat masyarakat terutama kalangan remaja menjadi tertarik serta memberikan warna cerah dan ramah. Pemilihan hewan lebah yang diaplikasikan pada logo dikarenakan sifat-sifat positif hewan tersebut yang patut dicontoh oleh masyarakat.


(16)

5.2 Saran

Berikut merupakan saran-saran yang diberikan kepada lembaga terkait yaitu Kasat Lantas Polwiltabes Bandung.

5.2.1 Saran dari Penguji

Merancang desain pada media sebaiknya lebih bervariatif dan tidak terlalu monoton. Ini dimaksudkan agar audience tidak cepat bosan saat melihat desain pada media tersebut. Dalam merancang media promosi untuk sebuah aplikasi harus lebih menonjol karena sudah banyak aplikasi yang bermunculan pada masa kini. Ini dimaksudkan agar aplikasi yang dirancang tidak kalah bersaing dengan aplikasi lain.

5.2.2 Saran Bagi Kasat Lantas Polwiltabes Bandung

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tata tertib lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Para petugas lalu lintas lebih tegas terhadap para pelaku pelanggaran tata tertib lalu lintas, baik pelanggaran kecil maupun pelanggaran besar pada tata tertib lalu lintas. Kurangnya media promosi tata tertib lalu lintas bagi kalangan remaja yang bersifat tidak kaku dan membosankan.

Oleh karena itu, penulis berharap agar perancangan grafis yang telah dirancangan dapat berguna serta membantu meningkatkan ketertiban lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga berharap kepada lembaga terkait dapat lebih tegas dalam melakukan tindak hukum terhadap para pelanggar tata tertib lalu lintas.

5.2.3 Saran Bagi Sesama Peneliti

Tata tertib lalu lintas merupakan salah satu topik yang dapat diangkat menjadi hal menarik dan penting untuk diinformasikan kepada masyarakat. Tata tertib lalu lintas yang seringkali dikemas secara formal dan kaku menjadi salah satu faktor kurangnya rasa ketertarikan masyarakat kepada tata tertib lalu lintas.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Alwi Dahlan. 1998. Memahami Globalisasi: Tantangan Perguruan Tinggi Abad 21.

Seminar BP-7 Pusat 19 Februari, Jakarta.

Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hadiman, H. 2001. Tetib Mengemudi Dalam Rangka Menunjang Operasi Zebra.

Jakarta

Halim, Dr. Nurdin Abd MA. 2010. Media dan Perubahan Sosial. Pekanbaru:

Lembaga Penelitian & Pengembangan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Jensen, L.C. 1985. Adolescence: Theories, Research, Applications. St. Paul, San

Fransisco: West Publishing Co.

Kagitcibasi, C. 1984. Socialization in Traditional Society. International Journal of

Psychology. 19.

Kunkel, A., Hummert, M.L & Dennis, M.R. 2006. Social learning theory. Modeling

and communication in the family context. In Enganging theories in family

communication multiple perspectives. London: Sage Publications.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, Sarlito W. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Stoop. 1958. Principles and Practices in Guidance. New York: Mc. Graw Hill Book

Company.

Sudarsono, Drs. Dharmawan. 1988. Petunjuk Keselamatan Lalu Lintas. Jakarta:

Asosiasi Keselamatan Jalan Indonesia.

Surya, Drs. MOH. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: C.V.

ILMU Bandung.

Venus, Drs. Antar, M.A. 2012. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.


(18)

B. Sumber Online

Anonim. 2014. “Ciri-ciri Remaja dilihat dari Sisi Psikologis”, (Online), (www.tipsmanfaat.com, diakses 26 Maret 2014).

Anonim. 2012 “Definisi Tata tertib”. (Online). (www.kbbi.co.id, diakses 2012). Anonim. 2016. “Sat Lantas Rancang Program Lalu Lintas bagi Pelajara atau

Mahasiswa”, (Online), (www.jurnalmetronews.com, diakses 9 Januari 2016). Indra, Andre Bayu. 2014. “Kapolda: Penyebab Utama Laka Lantas Pelanggaran Lalu

Lintas”, (Online), (www.pikiran-rakyat.com, diakses 26 Januari 2014).

Ispranato, Tri. 2014. “Polisi Bakal Razia Knalpot Bising di Sekolah”, (Online), (www.daerah.sindonews.com, diakses 18 September 2014).

Nurzani, Ichsan Sofan. 2015. “Sifat dan Sikap Positif yang Perlu Kita Contoh Dari Hewan Lebah”, (Online), (www.baca-dulu.net, diakses tahun 2015).


(1)

2. Bagaimana merancang grafis aplikasi agar para remaja di Kota Bandung tertarik dalam mematuhi tata tertib lalu lintas?

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran bagi remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas agar remaja tidak memiliki gambaran bahwa tata tertib lalu lintas adalah suatu hal yang kaku dan membosankan.

2. Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung yang sesuai agar remaja lebih peduli dan tertarik terhadap mematuhi tata tertib lalu lintas.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Bahan dan materi dari penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya:

1. Studi Pustaka

Penulis akan mencari dan mengumpulkan data melalui buku dan sumber yang terpercaya mengenai tata tertib lalu lintas dan pelanggaran tata tertib lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.

2. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara dengan pihak dan lembaga-lembaga terkait dalam menangani lalu lintas dan masyarakat di Kota Bandung.


(2)

1.5 Skema Perancangan

Permasalahan : Pelanggaran remaja terhadap tata tertib lalu lintas di Kota Bandung

Rumusan Masalah

Memberikan gambaran baru kepada remaja di Kota Bandung terhadap tata tertib lalu lintas melalui perancangan media tertib lalu lintas.

Tujuan

Merancang grafis aplikasi tertib lalu lintas bagi remaja di Kota Bandung agar memiliki gambaran terhadap tata tertib lalu lintas serta mematuhi

tata tertib lalu lintas Konsep Komunikasi

Pendekatan melalui salah satu gaya hidup

yaitu smartphone Teori Media Tata Tertib Lalu Lintas

Remaja

Bimbingan dan Penyuluhan

Konsep Media Mobile phone, poster, Billboard, X-banner, Media sosial Konsep Kreatif

Memadukan karakteristik lebah pada

aplikasi lalu lintas

Grafis Aplikasi Tertib Lalu Lintas bagi Remaja di Kota Bandung

Sumber Data

Studi Pustaka : Buku dan Berita Online Wawancara : Kapolres Tabes Bandung dan

Psikologi Maranatha

Kuesioner : Pertanyaan akan disebar ke sekolah

Hasil Analisis

Remaja di Kota Bandung masih belum peduli terhadap pentingnya mematuhi tata tertib lalu lintas serta akibat dari melakukan pelanggaran tata tertib lalu lintas .


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kota Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Negara Indonesia. Dalam masalah tata tertib, Masayarakat Kota Bandung perlu meningkatkan ketaatan terhadap tata tertib, salah satunya adalah tata tertib lalu lintas. Menurut data yang diperoleh dari Kasat Lantas Polwiltabes Bandung, banyak pelanggaran tata tertib lalu lintas yang terjadi dalam berbagai usia. Salah satunya adalah usia remaja yang menjadi pelanggar kedua tertinggi dalam data statisik tahun 2015. Menurut data yang didapat berdasarkan hasil survey, penulis merancang melalui  pendekatan  gaya  hidup  dengan  mengenalkan  tata  tertib  lalu  lintas  melalui smartpohone berdasarkan  adanya  gaya  hidup  yang  berkembang  di  kalangan  anak  remaja  pada  masa  sekarang.  Saat  ini,  penggunaan smartphone  adalah  salah  satu  kegiatan  yang  banyak  dilakukan  oleh kalangan remaja.  Perancangan  yang  dimaksud  adalah  dengan  merancang  media 

mobile application yang dinilai praktis dan mudah bagi kalangan remaja. 

Media utama dalam perancangan adalah aplikasi. Media aplikasi dipilih dikarenakan banyaknya pengguna smartphone pada kalangan remaja. Menurut hasil survey banyak remaja yang sering mengunduh aplikasi dan digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Media promosi seperti poster, billboard, x-banner,

media sosial (Instagram), dan flyer. Media promosi dipilih untuk membantu

mempromosikan aplikasi tersebut kepada masyarakat terutama kalangan remaja. Pemilihan warna kuning yang dominan pada perancangan media utama dan media promosi bertujuan untuk membuat masyarakat terutama kalangan remaja menjadi tertarik serta memberikan warna cerah dan ramah. Pemilihan hewan lebah yang diaplikasikan pada logo dikarenakan sifat-sifat positif hewan tersebut yang patut dicontoh oleh masyarakat.


(4)

5.2 Saran

Berikut merupakan saran-saran yang diberikan kepada lembaga terkait yaitu Kasat Lantas Polwiltabes Bandung.

5.2.1 Saran dari Penguji

Merancang desain pada media sebaiknya lebih bervariatif dan tidak terlalu monoton. Ini dimaksudkan agar audience tidak cepat bosan saat melihat desain pada media tersebut. Dalam merancang media promosi untuk sebuah aplikasi harus lebih menonjol karena sudah banyak aplikasi yang bermunculan pada masa kini. Ini dimaksudkan agar aplikasi yang dirancang tidak kalah bersaing dengan aplikasi lain.

5.2.2 Saran Bagi Kasat Lantas Polwiltabes Bandung

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tata tertib lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Para petugas lalu lintas lebih tegas terhadap para pelaku pelanggaran tata tertib lalu lintas, baik pelanggaran kecil maupun pelanggaran besar pada tata tertib lalu lintas. Kurangnya media promosi tata tertib lalu lintas bagi kalangan remaja yang bersifat tidak kaku dan membosankan.

Oleh karena itu, penulis berharap agar perancangan grafis yang telah dirancangan dapat berguna serta membantu meningkatkan ketertiban lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga berharap kepada lembaga terkait dapat lebih tegas dalam melakukan tindak hukum terhadap para pelanggar tata tertib lalu lintas.

5.2.3 Saran Bagi Sesama Peneliti

Tata tertib lalu lintas merupakan salah satu topik yang dapat diangkat menjadi hal menarik dan penting untuk diinformasikan kepada masyarakat. Tata tertib lalu lintas yang seringkali dikemas secara formal dan kaku menjadi salah satu faktor kurangnya rasa ketertarikan masyarakat kepada tata tertib lalu lintas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Alwi Dahlan. 1998. Memahami Globalisasi: Tantangan Perguruan Tinggi Abad 21. Seminar BP-7 Pusat 19 Februari, Jakarta.

Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hadiman, H. 2001. Tetib Mengemudi Dalam Rangka Menunjang Operasi Zebra. Jakarta

Halim, Dr. Nurdin Abd MA. 2010. Media dan Perubahan Sosial. Pekanbaru:

Lembaga Penelitian & Pengembangan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Jensen, L.C. 1985. Adolescence: Theories, Research, Applications. St. Paul, San Fransisco: West Publishing Co.

Kagitcibasi, C. 1984. Socialization in Traditional Society. International Journal of Psychology. 19.

Kunkel, A., Hummert, M.L & Dennis, M.R. 2006. Social learning theory. Modeling and communication in the family context. In Enganging theories in family communication multiple perspectives. London: Sage Publications.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, Sarlito W. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Stoop. 1958. Principles and Practices in Guidance. New York: Mc. Graw Hill Book

Company.

Sudarsono, Drs. Dharmawan. 1988. Petunjuk Keselamatan Lalu Lintas. Jakarta:

Asosiasi Keselamatan Jalan Indonesia.

Surya, Drs. MOH. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: C.V.


(6)

B. Sumber

Online

Anonim. 2014. “Ciri-ciri Remaja dilihat dari Sisi Psikologis”, (Online), (www.tipsmanfaat.com, diakses 26 Maret 2014).

Anonim. 2012 “Definisi Tata tertib”. (Online). (www.kbbi.co.id, diakses 2012). Anonim. 2016. “Sat Lantas Rancang Program Lalu Lintas bagi Pelajara atau

Mahasiswa”, (Online), (www.jurnalmetronews.com, diakses 9 Januari 2016). Indra, Andre Bayu. 2014. “Kapolda: Penyebab Utama Laka Lantas Pelanggaran Lalu

Lintas”, (Online), (www.pikiran-rakyat.com, diakses 26 Januari 2014).

Ispranato, Tri. 2014. “Polisi Bakal Razia Knalpot Bising di Sekolah”, (Online), (www.daerah.sindonews.com, diakses 18 September 2014).

Nurzani, Ichsan Sofan. 2015. “Sifat dan Sikap Positif yang Perlu Kita Contoh Dari Hewan Lebah”, (Online), (www.baca-dulu.net, diakses tahun 2015).