Kepadatan lalu lintas di Kota Malang

KEPADATAN LALU LINTAS
DI KOTA MALANG1
Nia Redhantika2
13430020
nia_redhantika@yahoo.com

Abstrak
Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan dikenal
dengan julukan kota pelajar, atau banyak juga yang menjuluki sebagai Kota Bunga. Oleh
sebab itu banayak wisatawan berkunjung di kota malang. Namun jika kapasitas jalan raya
yang tidak dapat menampung para pengendara (wisatawan) dengan maksimal akan
menimbulkan ketidaknyamanan para wisatawan. Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan. Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4
klasifikasi yaitu:Klasifikasi menurut fungsi, Klasifikasi menurut Kelas Jalan, Klasifikasi menurut
medan jalan, Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan.
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan. Agar
sesuai dengan keingginan pemerintah dalam menciptakan lalu lintas yang selamat, aman,
cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien maka di susunlah sebuah managemen
lalu lintas yang dapat di gunakan sebagai pedoman untuk mengurangi dampak – dampak
negatif yang ditimbulkan oleh padatnya lalu lintas.

Kata kunci: Jalan Raya, Tingkat Kepadatan Lalu Lintas, Dampak negative kepadatan lalu lintas.

Pendahuluan
Kota Malang adalah sebuah kota diProvinsi Jawa Timur, Indonesia. Jumlah penduduk
Kota malang pada tahun 2014 adalah 857.891 yang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu
Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Sukun,Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan
Kecamatan Lowokwaru (dispendukcapil malang : 2013). Jumlah penduduk tersebut bukanlah
tergolong kecil jika di bandingkan dengan luas wilayah kota Malang 252,10 km2 .3 Jika luas
tersebut diambil 20% (50,42 km2 ) untuk sirkulasi jalan maka standart lalu lintas bisa berjalan
dengan cukup baik, agar lebih baik lagi dan tidak menimbulkan kecelakaan lalu lintas maka
di butuhkan fasilitas-fasilitas pendukung seperti perbaikan jalan yang rusak, jalan pedestrian,
rambu-rambu lalu lintas, bantuan polisi lalu lintas, perbaikan aturan jalur yang macet, dsb.

Gambar 1. GOOD DESIGN: At wide intersections, pedestrian access can be enhanced
through a variety of features including ladder marking of crosswalks, perpendicular curb
ramps, curb extensions with landscaping, detectable warnings, medians, and accessible
pedestrian signals. (Sumber: Federal Highway Administration, 2014)
1
2
3


Judul tugas Bahasa Indonesia dan Pendidikan Ilmiah Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang 2014
Nia Redhantika Mahasiswa Arsitektur Universitas Merdeka Malang, 13430020
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang

1

PERMASALAHAN
1.
2.

Apakah faktor yang menyebabkan padatnya lalu lintas di Kota Malang?
Bagaimana upaya mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Malang?

TUJUAN PENULISAN/PEMBAHASAN
1.
2.
3.

Mengetahui faktor penyebab padatnya lalu lintas di Kota Malang.

Mengetahui dampak negatif dari kepadatan lalu lintas di Kota Malang.
Mengetahui solusi mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Malang.

JALAN RAYA
Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.4
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby,1999).

A. Klasifikasi jalan

Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu:
klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi
menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

(Bina Marga 1997).

a. Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan
yaitu :

1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal yaitu Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciriciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.

b. Klasifikasi menurut Kelas Jalan

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu
terberat (MST) dalam satuan ton.


c. Klasifikasi menurut medan jalan

Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman
kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan
keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen
rencana jalan tersebut.

4

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

2

d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari Jalan
Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.


B. Perencanaan geometrik jalan raya
a. Standar Perencanaan

Standar perencanaan adalah ketentuan yang memberikan
batasan-batasan dan metode perhitungan agar dihasilkan produk yang
memenuhi persyaratan. Standar perencanaan geometrik untuk ruas
jalan di Indonesia biasanya menggunakan peraturan resmi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tentang perencanaan
geometrik jalan raya. Peraturan yang dipakai dalam studi ini adalah
“Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota” yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dengan terbitan resmi No. 038
T/BM/1997 dan American Association of State Highway and
Transportation Officials. 2001 (AASHTO 2001).

b. Kendaraan Rencana

Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius
putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Dilihat
dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan – kendaraan yang
menggunakan jalan, kendaraan - kendaraan tersebut dapat

dikelompokkan (Bina Marga, 1997).
Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan
geometrik disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang
dominan menggunakan jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga tentu
ikut menentukan kendaraan yang dipilih sebagai perencanaan.

c. Volume lalu lintas rencana

Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi
satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit).
Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan
yang terlalu lebar untuk volume lalu lintas rendah cenderung
membahayakan karena pengemudi cenderung mengemudikannya
dengan kecepatan yang lebih tinggi sedangkan kondisi jalan belum
tentu memungkinkan. Disamping itu juga mengakibatkan peningkatan
biaya pembangunan yang tidak pada tempatnya/ tidak ekonomis
(Sukirman, 1994)
Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan
dengan penentuan jumlah dan lebar jalur adalah :
1. Lalu lintas harian rata-rata

2. Volume Jam perencanaan

d. Kecepatan Rencana

Kecepatan adalah besaran yang menunjukan jarak yang ditempuh
kendaraan di bagi waktu tempuh, biasanya dinyatakan dalam
km/jamKecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilij untuk
perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan
jalan, jarak pandang dan lain-lain.Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya kecepatan adalah keadaan terrain apakah datar, berbukit atu
gunung. Untuk menghemat biaya tentu saja perencanaan jalan
sepantasnya disesuaikan dengan keaadaan medan. Suatu jalan yang
ada di daerah datar tentu saja memiliki kecepatanm desain yang lebih
tinggi dibandingkan pada daerah pegunungan atau daerah perbukitan.

TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS

3

Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di ruang lalu lintas

jalan yang mempunyai pengertian prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan
tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.5
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan
jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui
manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.Adapun komponen-komponen lalu lintas
itu sendiri terdiri atas manusia, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam
pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan untuk dikemudikan oleh
pengemudi yang mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang
memenuhi persyaratan.

A. Komponen terjadinya lalu lintas

Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh
pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan
melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

1. Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan
sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal
mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu
reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih
dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin
dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu
jalan dan tata ruang.

2. Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan
muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk
bisa bermanuver dalam lalu lintas.


3. Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan
bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan
tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas
dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan
serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

B. Faktor penyebab kepadatan lalu lintas
1. Faktor Jalan raya (ruang lalu lintas jalan)

Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan
raya itu sendiri. Buruknya kondisi ruang lalu lintas jalan serta sempit
/terbatasnya ruang/lahan jalan akan menghambat pergerakan pengguna
jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan raya antara lain: adanya
kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan, pemanfaatan ruang jalan
untuk urusan yang bukan semestinya atau pemanfaatan yang keliru,
misal: jalan digunakan untuk praktek pasar. Terbatasnya lahan jalan
dapat diartikan daya tampung (kapasitas) yang rendah dari ruang lalu
lintas jalan, disebabkan jumlah kendaraan yang melintas/beredar
melebihi daya tampung ruang jalan dan pemanfaatan yang keliru dari
ruang lalu lintas jalan.

5

Undang-undang RI No.14 Tahun 1992

4

2. Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi
kendaraan yang melintasi di jalan raya.Berbagai hal yang menyangkut
kondisi kendaraan bisa berupa: jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan
kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya. Misal: jumlah kendaraan
yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya,
beroperasinya jenis dan ukuran kendaraan tertentu yang berpotensi
memacetkan arus lalu lintas.

3. Faktor manusia (pemakai jalan)

Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia
selaku pemakai jalan. Berbagai hal menyangkut manusia antara lain:
sikap, perilaku dan kebiasaan (behavior and habit) yang kurang tepat
ketika menggunakan jalan rayamenyebabkan kemacetan lalu lintas dan
membahayakan pihak lain, misal: sikap dan perilaku mementingkan diri
sendiri, tidak mau mengalah, congkak, arogan, menganggap bahwa
melanggar aturan berlalu lintas adalah hal biasa serta tidak mengetahui
atau tidak mau peduli bahwa gerakan (manuver) nya mengganggu
bahkan membahayakankeselamatan pengguna jalan lain,yang berprinsip
bahwa kecerobohannya bukan merupakan tanggung jawabnya
melainkanmenjadi tanggung jawab pihak lain.

4. Faktor Lain

Banyak faktor lain selain ketiga faktor (komponen) di atas yang
dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas, misalnya: penerapan yang
keliru terhadap kebijakan dan undang-undang lalu lintas angkutan jalan,
keberadaan mall (pintu mall) di tepi jalan raya sehingga keluar masuk
kendaraan, orang dan angkutan umum yang ngetem akanmengganggu
kelancaran lalulintas,kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas,
demonstrasi, kerusuhan, dan cuaca (hujan deras dan banjir).

C. Menejemen lalu lintas

Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas meliputi:
1. Kegiatan perencanaan lalu lintas.
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi
tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui
tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud
tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan
ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap
memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.
2. Kegiatan pengaturan lalu lintas.
Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas,
penentuan kecepatan minimum dan maximum, larangan atau perintah
penggunaan jalan bagi pemakai jalan.
3. Kegiatan pengawasan lalu lintas.
Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi:

a. Pemantauan dan penilaian terhadap kebijaksanaan
lalu lintas.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan
tersebut
untuk
mendukung
ketercapaian tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Kegiatan
pemantauan meliputi :
i.
Inventarisasi kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang
berlaku pada ruas jalan.
ii.
Jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah
dilakukan atas setiap pelanggaran tersebut.

5

Sedangkan kegiatan penilaian meliputi :
1. Penentuan kriteria penilaian.
2. Analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan.

b. Tindakan
korektif
kebijaksanaan lalu lintas.

terhadap

pelaksanaan

Tindakan ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran
tingkat pelayanan yang sudah ditentukan.Tindakan korektif
diantaranya adalah peninjauan ulang terhadap kebijaksanaan apabila
didalam pelaksanaannya menimbulkan masalah.

4.

Kegiatan pengendalian lalu lintas

Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi :
a. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan
lalu lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam
pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
untuk menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah
ditetapkan.
b. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu
lintas.

DAMPAK NEGATIF KEPADATAN LALU LINTAS
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi
kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak
mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Gambar 2. Kemacetan Lalu Lintas di Jln Raya Sengkaling Malang (Sumber :
Malang Raya, 2011)

6

Gambar 3.Kecelakaan yang terjadi di Jl. Sunandar Priyo Sudarmo Kota Malang
(Sumber : Achmad Syaiful Afandi, 2012)

A. Penyebab kemacetan

Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:
 Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
 Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang
menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat
kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,



Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan



Ada perbaikan jalan,



Bagian jalan tertentu yang longsor,



Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi
isyarat sirene tsunami.



Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt :
berjalan lambat di lajur kanan dsb.



Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.



Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan
sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah
kendaraan yang akan melewati area tersebut.



Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti
tinggi rendahnya arus lalu lintas



Adanya tawuran antarpelajar yang menyebabkan kurang lancarnya lalu
lintas



Banyak orang yang menyebrang di jalan tersebut



Walaupun di jalan SATU ARAH, masih ada pengendara yang NYELONONG
dari arah yang TERLARANG / berlawanan

B. Dampak negatif kepadatan lalu lintas

7

Kepadatan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara
lain disebabkan.
 Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
 Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan
bakar lebih rendah,



Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk
jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan
penggunaan rem yang lebih tinggi,



Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi
energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang
optimal,



Meningkatkan stress pengguna jalan,



Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam
kebakaran dalam menjalankan tugasnya

C. PEMECAHAN MASALAH KEPADATAN LALU LINTAS

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan
kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang
komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan Kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah
dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.

Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal
itu memungkinkan,
Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus
tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus
belok kanan.
Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu
lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
Mengembangkan inteligent transport sistem.
Memberikan sanksi jika ada yang melanggar

2. Keberpihak kepada angkutan umum

Gambar 4. Angkutan Umum Kota Malang (Sumber : Bocah pati , 2014)

8

Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah
mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan
ruang jalan antara lain:
i.
ii.
iii.
iv.

Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan
khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,
Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di
Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura
Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota
di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak
langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea
masuk kepada angkutan umum,

3. Pembatasan Kendaraan Pribadi
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah
harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai
berikut:
i.

ii.
iii.

Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu
kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan
di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil
dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm.
Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat
dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di
kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun
pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan
dibatasi lalu lintasnya,
Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan
biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak
kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan
tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai
kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor
masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur
busway.

4. Pnyeberang jalan

Gambar 5. Sering dilalui untuk
menyeberang pejalan kaki (Sumber
:M.Jalaludin Jabbar,2013)

Gambar 6. Curb extensions and
highly visible crosswalks improve
pedestrian access at midblock
crossings (Sumber: Federal
Highway Administration, 2014)

9

Berbagai strategi dapat digunakan untuk mengidentifikasi
penyeberangan midblock kepada orang-orang dengan gangguan
penglihatan. Jika persimpangan bersinyal tersebut, seorang pejalan kaki
digerakkan perangkat sinyal diakses dengan nada locator harus
disediakan. Strategi lain adalah untuk mengangkat permukaan termasuk
wayfinding directional di seluruh lebar trotoar (tegak lurus terhadap jalur
trotoar perjalanan). Ini peringatan pejalan kaki tunanetra untuk
persimpangan midblock, dan mereka dapat mengikuti permukaan arah
tepi jalan di sisi lain dari persimpangan. Di Amerika Serikat, relatif sedikit
penyeberangan midblock dilengkapi teknologi mengangkat permukaan
directional, meskipun mereka lebih banyak digunakan di negara-negara
lain, termasuk Jepang dan Inggris.

KESIMPULAN
Dengan mengetahui pemaparan mengenai kepadatan lalu lintas maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi jalan raya, kendaraan, manusia dan faktor alam (cuaca)
sangat berpengaruh penting dalam terjadinya lalu lintas. Jika salah satu faktor tidak
sesuai kinerja maka lalu lintas tersebut berdampak negatif, khususnya ketika padatnya
lalu lintas. Maka di susunlah menejemen lalu lintas untuk mengurangi dampak negatif
khususnya kemacetan lalu lintas.

SARAN

Gunakan menejemen lalu lintas sebagai pertimbangan tata ruang kota,
sehingga terjadinya kepadatan lalu lintas serta dampak-dampak negatif yang
mengikuti mampu di minimalisir, terutama keamanan dan kenyamanan dalam
berkendara.

REFERENSI
Undang-undang RI No.14 Tahun 1992
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006

DAFTAR PUSTAKA
…………. 2014. Bicycle & Pedestrian. www.fhwa.dot.gov . Kamis, 1 Januari 2015
……………Kota Malang. www.eastjava.com/tourism/malang/ina/citytour/about-us.html
Kamis, 1 Januari 2015
………..2014. Jumlah Penduduk Kota Malang. www.dispendukcapil.malangkota.go.id.
Kamis, 1 Januari 2015
………..2014. Kemacetan. www.id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan. Kamis,1 Januari 2015
.......2012. Jalan. www.perkot2012b.blogspot.com. Kamis, 1 Januari 2015
Gunawan, Ikhsan. …. .Faktor-faktor penyebab kemacetanlalu lintas.
www.ikhsangunawan.blogdetik.com. Kamis, 1 Januari 2015
Veronika, Julia. 2011. Analisis Kepadatan Lalu Lintas DiKecamatan Denpasar Barat.
www.portalgaruda.org Kamis, 1 Januari 2015

10

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21