EFEKTIVITAS MUSIK SEBAGAI PENGIRING KERJA DALAM MENGURANGI KEBOSANAN DAN KELELAHAN KERJA: Studi Eksperimen Pada Karyawan Laundry.

(1)

Skripsi No. 318/Skripsi/Psi-FIP/UPI.04.2013

EFEKTIVITAS MUSIK SEBAGAI PENGIRING KERJA DALAM MENGURANGI KEBOSANAN DAN KELELAHAN KERJA

(Studi Eksperimen Pada Karyawan Laundry)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

Oleh:

Risky Perdani Putri Rahayu 0800928

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

EFEKTIVITAS MUSIK SEBAGAI PENGIRING KERJA DALAM MENGURANGI KEBOSANAN DAN KELELAHAN KERJA

(Studi Eksperimen Pada Karyawan Laundry)

Oleh

Risky Perdani Putri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Risky Perdani Putri Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Risky PerdaniPutriRahayu (0800928).EFEKTIVITAS MUSIK SEBAGAI PENGIRING KERJA DALAM MENGURANGI KEBOSANAN DAN KELELAHAN

KERJA(STUDI EKSPERIMEN PADA KARYAWAN

LAUNDRY).Skripsi.JurusanPsikologiFIP UPI. Bandung (2013).

Penelitian ini didasari oleh banyaknya para pekerja yang mengalami kebosanan dan kelelahan selama bekerja. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah perlakuan yang bisa mengurangi kebosanan dan kelelahan yang dialami oleh para pekerja tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata skor kebosanan dan kelelahan kerja antara kelompok yang diberikan perlakuan berupa iringan musik (kelompok eksperimen) dengan kelompok yang tidak di berikan perlakuan (kelompok kontrol). Penelitian ini menggunakan metodeeksperiment pre test and post test group design. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 12 karyawan laundry, yang terdiri dari 8 karyawan laundry sebagai kelompok eksperimen dan 4 karyawan laundry sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini berlangsung selama 7 hari. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kebosanan kerja yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya, reaction timer, tensimeter digital, dan audio speaker. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Perbedaan rerata skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, (2) terdapat perbedaan rerata skor pre test dan post test pada kelompok eksperimen dengan mengalami penurunan kebosanan dan kelelahan kerja pada kelompok eksperimen. Dari hasil tersebut dapat bahwa pemberian musik pengiring kerja efektif dalam mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja petugas laundry Setiabudi Bandung.


(6)

ABSTRACK

Risky PerdaniPutriRahayu (0800928).THE EFFECTIVENESS OF USING BACKSOUND MUSICAS OCCUPATIONAL ACCOMPONIST TO REDUCE BOREDOM AND TIREDNESS AT WORK(EXPERIMENTAL STUDY ON SETIABUDI LAUNDRY WORKERS).Skripsi, Psychology Department FIP UPI

The grounds of this research is a quantitatively boredom and tiredness workers. Therefore this situation needs the right treatment.The aimof this study is todetermine differences ofmeanscoresbetweenboredomandfatiguetreatmentat groupswich are givenmusicaccompaniment(experimental group) with agroupgivennotreatment(control group). This study usesexperimentalpre-testandpost-testgroup design. Participants in this studyamounted to twelveworkers laundry, consistingof eightworkersasthe experimental groupandfourworkersas acontrol group. The study lastfor sevendays. Measuring instruments usedin this studyis a questionnaireadaptedfrom theboredomof workthatprevious studies, reaction timer, digitaltensimeter, andaudiospeakers. Data analysis wasperformedwithnon-parametricstatisticalanalysisusingMann Whitney. The results indicates: (1) The differencebetween themean scores ofthe control groupandthe experimental group, (2) differences of meanscores ofpre-testandpost-testintheexperimental groupexperienced a decreaseboredomandtirednessin the experimental group. From these resultsit can be concludedthat theprovision ofmusicalworkeffectivelyreduceboredomandtirednesslaundryworkers

atSetiabudi,Bandung.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENRNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat penelitian ... 9

1.5. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Pustaka ... 11

2.1.1. Musik Pengiring Kerja ... 11

2.1.2. Tenaga Kerja... 21

2.1.3. Kebosanan Kerja ... 23

2.1.4. Kelelahan Kerja ... 31


(8)

2.3. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

3.2. Metode Penelitian ... 39

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 40

3.4. Instrumen Penelitian ... 41

3.5. Analisis Instrumen Penelitian ... 45

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.7. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 51

4.1.1. Karakteristik Responden ... 51

4.1.2. Statistik Deskriptif ... 55

4.1.3. Sikap Kebosanan Kerja ... 57

4.1.4. Sikap Kelelahan Kerja ... 72

4.1.5. Analisis Data dan Uji Signifikansi ... 76

4.2. Pembahasan Hasil penelitian ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 112 RIWAYAT PENULIS


(9)

DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 39 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 49


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Instrumen Kebosanan Kerja ... 43

Tabel 3.2 Klasifikasi Tekanan Darah ... 44

Tabel 3.3 Uji Validitas Alat Ukur ... 45

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 46

Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 46

Tabel 3.6 Reliabilitas Instumen Kebosanan Kerja ... 47

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 51

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian ... 52

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kesukaan ... 54

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Kelompok Kontrol ... 55

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen... 56

Tabel 4.6 Tanggapan Keseluruhan Responden Sikap Kebosanan Kerja Kelompok Kontrol Pre test ... 58

Tabel 4.7 Tanggapan Keseluruhan Responden Sikap Kebosanan Kerja Kelompok Kontrol Post test ... 61

Tabel 4.8 Tanggapan Keseluruhan Responden Sikap Kebosanan Kerja Kelompok Eksperimen Pre test ... 66

Tabel 4.9 Tanggapan Keseluruhan Responden Sikap Kebosanan Kerja Kelompok Eksperimen Post test ... 70

Tabel 4.10 Indeks Masa Tubuh Kelompok Kontrol ... 74

Tabel 4.11 Tekanan Darah Kelompok Kontrol ... 74

Tabel 4.12 Reaction Timer Kelompok Kontrol... 75

Tabel 4.13 Indeks Masa Tubuh Kelompok Eksperimen ... 76

Tabel 4.14 Tekanan Darah Kelompok Eksperimen ... 77

Tabel 4.15 Reaction Timer Kelompok Eksperimen ... 78

Tabel 4.16 Uji Mann-Whitney Kebosanan Kerja Waktu Pre Kelompok Eksperimen dengan Kebosanan Kerja Waktu Post ... 80

Tabel 4.17 Uji Mann-Whitney Kebosanan Kerja Waktu Pre (Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol)... 84


(11)

Tabel 4.19 Uji Mann-Whitney Kebosanan Kerja Kelompok Eksperimen (pre test dan post test) dengan Kebosanan Kerja Kelompok Kontrol (Pre test dan post test) ... 86 Tabel 4.20 Uji Mann-Whitney Kelelahan Kerja (Tekanan Darah) waktu Pre

(Kelompok Eksperimen) dengan Waktu Post (Kelompok Eksperimen) ... 90 Tabel 4.21 Kelelahan kerja (tekanan darah) waktu pre (kelompok eksperimen dan

kontrol) dengan kelelahan kerja (tekanan darah) waktu post (kelompok eksperimen dan kontrol) ... 92 Tabel 4.22 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (tekanan darah) waktu pre

(kelompok eksperimen dan kontrol) dengan kelelahan kerja (tekanan darah) waktu post (kelompok eksperimen dan kontrol) ... 93

Tabel 4.23 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (tekanan darah) kelompok eksperimen (waktu pre dan post) dan dengan kelelahan kerja (tekanan darah) kelompok kontrol(waktu pre dan post)... ... 70 Tabel 4.24 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (reaction timer) waktu pre

(kelompok eksperimen) dengan kelelahan kerja (reaction timer) waktu post (kelompok eksperimen)... 98

Tabel 4.25 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (reaction timer) waktu pre (kelompok kontrol) dengan kelelahan kerja (reaction timer) waktu post (kelompok kontrol) ... 100

Tabel 4.26 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (reaction timer) waktu pre (kelompok eksperimen dan kontrol) dengan kelelahan kerja (reaction timer) waktu post (kelompok eksperimen dan kontrol) ... 102


(12)

Tabel 4.27 Uji Mann-Whitney kelelahan kerja (reaction timer) kelompok eksperimen (waktu pre dan post) dengan kelelahan kerja (reaction timer) kelompok kontrol (waktu pre dan post) ... 104 Tabel 4.28 Hasil Observasi Kelompok Kontrol ... 107 Tabel 4.29 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen ... 108


(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 52

Grafik 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian ... 53

Grafik 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Musik Kesukaan ... 54

Grafik 4.4 Hasil Observasi Kebosanan Kelompok Kontrol ... 108


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-Lampiran ... 114 Lampiran 1 Adiministrasi Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Kebosanan Kerja

Lampiran 3 Skor Mentah Uji Coba Kuesioner Kebosanan Kerja Lampiran 4 Data Kuesioner Kebosanan Kerja

Lampiran 5 Data Kuesioner Kelelahan Kerja (IMT, Tekanan Darah, Reaction Timer)


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia.Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkanuangbagi seseorang (KBBI, 1994).Dalam melakukan pekerjaan seseorang pasti ada kalanya merasa jenuh ataupun bosan. Salah satu akibat dari pekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah timbulnya rasa kebosanan kerja dan kelelahan kerja khususnya mereka yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan, berulang-ulang, kurang bervariasi, dan kurang tantangan seperti pada pekerjaan mencuci dan menyetrika pada suatu laundry.

Hasil survey awal yang dilaksanakan peneliti sebelum penelitian berlangsung didapatkan gambaran bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh tenaga kerja termasuk pekerjaan monoton dan kurang bervariasi dan melelahkan, sebab dituntut bekerja satu macam tugas secara profesional guna memenuhi kualitas produksi. Kondisi tersebut diperburuk lagi dengan kondisi lingkungan kerja dan cara bekerja yang kurang ergonomis, belum adanya program rotasi antar pekerjaan serta belum disertakan musik pengiring kerja secara teratur di tempat kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadi (1995) akibat pengkhususan terhadap suatu pekerjaan adalah timbulnya rasa bosan dan keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Menurut Grandjean (1995) pekerjaan berulang-ulang, pekerjaan monoton dan membutuhkan kewaspadaan terus-menerus dapat menimbulkan


(16)

2

kebosanan. Suma‟mur (1988) menjelaskan bahwa kelelahan dapat disebabkan

oleh pekerjaan monoton yang berakibat terhadap penurunan konsentrasi dalam bekerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa akibat dari kelelahan kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan penurunan produktivitas. Pendapat Setyawati (1994) bahwa pekerjaan monoton dapat menyebabkan kelelahan kerja dan dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

Kebosanan akibat ketidaksesuaian beban kerja dengan potensi dan minat dapat menjadi penyebab sakitnya seorang pekerja.Demikian hasil studi yang dilakukan Karolinska Institute di Stockholm, Swedia. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 1.430 karyawan di enam kantor di Swedia, selama tiga sampai 12 bulan. Dari jumlah tersebut, 546 karyawan mengambil satu hari libur. Dalam studi tersebut diketahui, responden 2,5 kali mengaku sakit saat beban kerja ringan, dibandingkan dengan saat-saat mereka mendapat beban kerja normal. Kemungkinan untuk mengaku sakit dan mengambil cuti sakit bahkan lebih tinggi ketika pekerja merasakan kelesuan, meski mereka belum benar-benar didiagnosa sakit.Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah adanya kekurangpuasan terhadap rutinitas pekerjaan yang dipandang minim tantangan. Ini mengakibatkan kurangnya motivasi untuk masuk kerja ketika merasa sakit(http://www.mediaindonesia.com diunduh pada tanggal 17 Februari 2012)

Menurut Robbins (1998) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja/ karyawan dapat diungkapkan dengan berbagai macam cara. Misalnya selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.


(17)

3

Terdapat studi yang melibatkan 100 karyawan itu juga menemukan beberapa orang cenderung menjadi bosan.Hasil riset ini dipresentasi pada konferensi tahunan British Psychological Society di Chester, Inggris, 11 Januari 2012. Sementara itu empat dari lima orang yang disurvei oleh Dr. Sandi Mann, psikolog bidang pekerjaan dari University of Central Lancashire, mengatakan kebosanan menyebabkan mereka kehilangan konsentrasi. Sebagian lainnya yakin hal tersebut menyebabkan kesalahan kerja. Separuh dari mereka mengatakan kebosanan di tempat kerja akan membuat mereka mencari pekerjaan baru (http://www.tempo.co diunduh pada tanggal 17 Februari 2012).

Penyebab paling utama dari kebosanan di kantor adalah berlimpahnya pekerjaan yang tidak diinginkan, sehingga para manajer harus mencari cara untuk mengurangi penyebab kebosanan di tempat kerja dan mendorong cara untuk mengatasinya (Dr.Mann-dikutip pada Huffington Post). Menurut Dr. Mann, cara mengatasi kebosanan di tempat kerja antara lain dengan melakukan program pengayaan seperti rotasi kerja, multi-skilling, dan pemberdayaan.

Biasanya rasa bosan ditandai dengan kelelahan, miskin kreativitas, hilangnya minat atau ketertarikan pada sesuatu yang dahulu disukai, malas, lesu, dan berbagai perasaan tidak enak yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan individu tersebut mengalami stress bahkan depresi (Papu, 2009)

Kebosanan saat bekerja dialami oleh hampir semua orang, tapi secara luas telah diabaikan oleh peneliti keorganisasian.Kebosanan memiliki konsekuensi penting dalam bentuk ketidakpuasan pekerjaan, omset, kecelakaan, dan pengurangan performa, sehingga perhatian lebih jauh untuk memahami


(18)

4

penyebabnya nampak meyakinkan (Fisher, 1993).Damrad-Frye dan Laird (1989,

p.316) menyatakan bahwa „komponen sikap utama kebosanan adalah perjuangan untuk memperbaiki perhatian‟.Perasaan bosan di tempat kerja memengaruhi

kualitas pekerjaan.Bahkan, pada tingkat kronis dapat memicu vandalisme, pencurian, hingga sabotase.Demikian hasil penelitian yang dipaparkan dalam

Konferensi the British Psychological Society‟s Division of Occupational

Psychology.Penelitian yang melibatkan 102 pekerja kantor di Inggris itu mengungkapkan 80% responden merasa kebosanan membuat mereka kehilangan konsentrasi. Lebih dari 50% mengatakan rasa bosan memicu kesalahan kerja dan hampir separuhnya terdorong mencari pekerjaan baru.

"Pemilik perusahaan sebaiknya mengurangi sumber kebosanan dengan program rotasi pekerjaan, pengayaan skill, dan pemberdayaan.Juga mendorong cara-cara sehat melalui pendidikan atau penyediaan camilan dan minuman sehat di kantin," saran peneliti dari University of Central Lancashire, Inggris, Sandi Mann. (LiveScience/MI/ICH)

Dalam dunia kerja, kebosanan kerja menjadi sangat penting untuk mendapat perhatian mengingat bahwa hal tersebut akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Kebosanan kerja bisa terjadi bukan saja pada pekerja di tingkat bawah (Frontliner) tetapi juga bisa melanda para pekerja di tingkat atas (Managerial Level). Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan berbagai tindakan pencegahan dengan cara melakukan rotasi kerja, melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan. Melaksanakan company gathering, memberikan kesempatan untuk melakukan cuti, dan masih banyak lagi hal lainnya. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk membuat para pekerja tidak merasa bosan dan jenuh dengankegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sehari-hari (Papu,2009).


(19)

5

Pekerjaan apapun dapat menimbulkan reaksi psikologis bagi yang melakukan pekerjaan tersebut.Reaksi ini dapat bersifat positif maupun negatif.Reaksi positif misalnya senang, bergairah,merasa sejahtera, dan lain-lain.Reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan,acuh, tidak serius, dan sebagainya (Widodo, 2006).

Penyebab kebosanan kerja bermacam-macam. Salah satunya adalah rutinitas atau pekerjaan yang dirasakan monoton sebab selalu harus dikerjakan setiap hari dalam bentuk yang sama. Kebosanan memiliki dampak terhadap produktivitas atau kinerja karyawan, yang pada akhirnya juga merupakan masalah bagi perusahaan ataupun organisasi.Apabila tidak ditanggulangi dengan segera, pada awalnya kebosanan dapat mengurangi produktivitas, tetapi lama kelamaan juga dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja.Kebosanan berhubungan dengan ketidaknyamanan kerja dan tugas rutin. Menurut Geiwitz (1996), kebosanan kerja merupakan suatu hal yang kompleks dan individual sifatnya. Tidak semua individu dapat bertahan terhadap jenis pekerjaan yang berulang– ulang atau pada pekerjaan yang sama.

Kebosanan kerja adalah suatu sumber frustasi fundamental bagi karyawan (Bardwick, 1988). Karyawan atau pegawai yang merasa bosan terhadap suatu pekerjaan yang rutin dan sederhana akan berakibat karyawan tersebut melakukan kesalahan, lamban dalam bekerja, dan cenderung bercakap–cakap dalam bekerja (Porter, dan Hackman 1975). Seorang tenaga kerja yang merasa sangat bosan atau jenuh dengan pekerjaannya mungkin akan mengalami suatu ketegangan, rasa


(20)

6

lemah, cepat marah, sulit berkonsentrasi maupun sulit bekerja secara efektif (Anoraga, 1998).

Kebosanan dapat terjadi pada tenaga kerja yang bekerja secara monoton, berulang–ulang, serta pelaksanaan atau kegiatan yang tidak menarik.Namun ada kalanya kebosanan juga dapat ditimbulkan oleh hal–hal yang semula dianggap mengasyikkan (Anies, 2005).Anastasi (1989) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kebosanan kerja meliputi faktor individu, faktor lingkungan kerja, dan faktor pekerjaan itu sendiri. Suatu pekerjaan agar tidak menimbulkan kebosanan, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh pekerja atau karyawan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja yang jelas, persyaratan jabatan yang jelas untuk mendukung uraian jabatan tersebut, peralatan kerja yang tepat atau sesuai lingkungan kerja, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Dalam bekerja juga akan mengakibatkan kelelahan yang mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja. Levy (1990) mengutarakan bahwa kelelahan kerja masih merupakan misteri dunia kedokteran modern, penuh kekaburan dalam sebab musababnya serta pencegahannyapun belum terungkap secara jelas. Menurut, Rizeddin (2000) kelelahan kerja adalah menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivitas menurun.Mack (1995) menjelaskan bahwa pengaruh musik pengiring kerja terhadap manusia tergantung selera manusia yang mendengarkannya.Pendapat senada dikemukakan oleh Dimyati (1993) musik pengiring kerja yang disajikan


(21)

7

sesuai dengan keinginan pekerja dapat berpengaruh positif berupa perasaan senang dan terhibur dalam menikmatinya.

Berdasarkan penelitian sebelumnya pada studi ilmu kesehatan kerja (Riyadi, 2002) dikatakan bahwa musik pengiring kerja dapat mengurangi kebosanan kerja dan kelelahan kerja yang dialami tenaga kerja Musik pengiring kerja lebih efektif mengurangi kebosanan kerja daripada kelelahan kerja.

Sementara penelitian lainnya dikatakan bahwa setiap tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang monoton cenderung mengalami kebosanan kerja (Pardede, 2009). Seperti pada penelitian yang dilakukan Fisher (1998), Dikatakan bahwa pada pekerjaan yang menyenangkan sekalipun, pekerja akan mengalami kebosanan pada saat bekerja akibat pekerjaan yang berulang-ulang dan adanya gangguan internal maupun eksternal.

Dalam penelitian lainnya (Santoso, 2002) menurut Kjellberg dan Landström, menyatakan bahwa kebisingan (noise) memiliki pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan resiko kecelakaan, walaupun pada level suara/volume yang rendah. Untuk tugas yang ringan, musik tidak memiliki pengaruh, musik yang nyaring juga tidak mengganggu performance pengemudi.Penelitian ini menggunakan metode Metode sub-maksimal digunakan dalam penelitian ini, yaitu suatu metode yang umum digunakan untuk menentukan hubungan antara detak jantung dengan konsumsi oksigen.Dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu musik memiliki pengaruh yang positif secara phisiologis, yaitu dalam hal menurunkan detak jantung.Namun,


(22)

8

musik tidak memiliki pengaruh terhadap konsumsi oksigen.Dengan menggunakan musik ringan, sudah cukup memberikan pengaruh terhadap performance pekerja.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul “Efektivitas Musik Sebagai Pengiring Kerja Dalam

Mengurangi Kebosanan dan Kelelahan Kerja (Studi Eksperimen Karyawan Laundry)”

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan utama yang ingin digali melalui penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan berikut ini.

“Apakah musik dapat mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja pada kelompok eksperimen?”

1.3. Tujuan Penelitian

Terdapat sebuah tujuan utama dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan rerata skor kebosanan dan kelelahan kerja antara kelompok yang diberikan perlakuan berupa iringan musik (kelompok eksperimen) dengan kelompok yang tidak di berikan perlakuan (kelompok kontrol).


(23)

9

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap keilmuan psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi tentang efektifitas musik sebagai pengiring kerja dalam mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja. Selain itu dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang musik dalam keilmuan psikologi.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan dan acuan bagi para pekerja untuk dapat mengatasi permasalahan dalam mengahadapi pekerjaan yang monoton setiap harinya dengan menggunakan metode musik, sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan tidak membosankan dan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

1.5. Struktur Organisasi Skripsi BAB I Pendahuluan

Bab I berisi uraian tentang latar belakang masalah yang mendasari pentingnya diadakan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.


(24)

10

BAB II Kajian Pustaka

Bab II berisi uraian mengenai tinjauan teoritis yang digunakan dalam membahas masalah penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori musik, teori kebosanan kerja dan teori kelelahan kerja. BAB IIIMetode Penelitian

Bab III berisi uraian yang menjelaskan tentang lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas alat ukur, teknik pengumpulan data, serta prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisis data untuk melakukan pengujian hipotesis.

BAB IVHasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV berisi uraian mengenai hasil dan analisis dari penelitian serta bagaimana pembahasan dan interpretasi yang dilakukan peneliti terhadap hasil yang diperoleh.

BAB VKesimpulan dan Saran

Bab V berisi uraian tentang kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.


(25)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di 3 laundry diantaranya Marclean Laundry, Mar’s Laundry dan Freshen Up Laundry yang bertempat di Bandung. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan di laundry tersebut merupakan pekerjaan yang rutinitas, monoton, serta bisa diberi pengaruh musik dalam melakukan pekerjaannya. Sampel penelitian terdiri dari 12 orang dari 3 laundry yang berbeda. Sampel tersebut dibagi menjadi dua yaitu 4 orang sebagai kelompok kontrol (Marclean Laundry) dan 8 orang sebagai kelompok eksperimen (Mar’s Laundry dan Freshen Up Laundry).

3.2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif eksperimen dengan menggunakan teknik metode statistik non-parametik yaitu uji Mann-Whitney. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan penelitian experiment pre test and post test group design yaitu dengan cara melakukan pengukuran dan observasi subjek penelitian di awal atau sebelum perlakuan dan pada akhir sesudah perlakuan.


(26)

40

3.3. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.3.1. Variabel Penelitian

Secara konseptual, variabel adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai berbeda atau bervariasi (Nasution dan Usman, 2007). Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu:

a. Variabel bebas (X) : musik pengiring kerja

b. Variabel terikat (Y) : kebosanan dan kelelahan kerja

3.3.2 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitumusik dan kebosanan kelelahan kerja

a) Musik pengiring kerja

Musik pengiring kerja adalah musik yang disajikan untuk mengiringi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya (Sumihardi, 2000). Penggunaan musik di tempat kerja dapat mengurangi beban kerja dan banyaknya nyanyian dapat menghidupkan suasana kerja (Granjean, 1995). Sumihardi menjelaskan bahwa jenis musik yang disukai tenaga kerja, khususnya tenaga kerja wanita adalah musik berirama sedang.

b) Kebosanan dan kelelahan kerja

Kebosanan merupakan ungkapan tidak enak, secara umum suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan lelah dan capai yang menguras seluruh minat kerja dan tenaga. Umumnya kebosanan


(27)

41

ditimbulkan oleh pelaksanaan suatu yang tidak menarik, monoton dan berulang-ulang. Namun dapat juga ditimbulkan oleh hal yang semula dianggap mengasyikkan, tapi oleh karena terlalu sering dilakukan dan tak ada variasina menjadi sesuatu yang membosankan (Anoraga, 1998).

Kelelahan kerja merupakan penurunan kapasitas kerja dan ketahanan yang disebabkan oleh karena melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang ditandai dengan sensasi kelelahan, motivasi dan aktivitas mulai menurun sampai dengan tidak kuat lagi melakukan aktivitas pekerjaan (Rizeddin dalam Triyono, 2000).

3.4. INSTRUMEN PENELITIAN a. Instrumen Kebosanan Kerja

Instrumen kebosanan kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori kebosanan kerja yang dipaparkan oleh Anastasi (1989), yaitu faktor kebosanan kerja yang dapat menimbulkan kebosanan kerja adalah individu, lingkungan dan pekerjaan. Instrumen penelitian ini diadopsi dari jurnal penelitian yang berjudul “Pengaruh musik pengiring kerja terhadap kebosanan dan kelelahan kerja di Tunas Asri Keramik Yogyakarta”. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.


(28)

42

Berikut pemaparan isntrumen kebosanan kerja. Tabel 3.1

Tabel Blue Print Instrumen Kebosanan Kerja

No Dimensi Indikator Item

1 Individu Kerentanan terhadap pekerjaan 1-15 2 Lingkungan Hal yang mengganggu pemusatan

perhatian

16-22

3 Pekerjaan Pekerjaan yang membutuhkan sedikit perhatian dan memberikan

minat instrinsik

23-28

Total 28

b. Instrumen Kelelahan Kerja

Instrumen kelelahan kerja dalam penelitian ini mengacu kepada teori yang dipaparkan oleh Suma’mur (1988) yaitu, faktor kelelahan kerja, diantaranya adalah lingkungan kerja fisik seperti suhu, penyinaran, dan kebisingan yang tidak memadai, monotoni pekerjaan, psikososial, gangguan kesehatan, status gizi, beban kerja dan daya tahan tubuh.

Menurut Nurmawati (1996) salah satu cara untuk mengukur keadaan gizi tenaga kerja adaah dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus:

IMT = Berat badan kg


(29)

43

IMT dibagi menjadi empat kategori menurut Anonim (1995) yaitu:

1. Kurus (bila IMT kurang dari 18)

2. Berat badan normal (bila IMT : 18,5 – 25,0) 3. Kelebihan berat badan ringan (IMT : 25 – 27) 4. Obesitas (IMT lebih dari 27).

Pengukuran kelelahan kerja seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan alat pencatat reaksi atau reaction timer. Pengukuran kelelahan dengan menggunakan reaction timer dilakukan sebanyak dua puluh kali untuk setiap responden. Hasil pengukuran yang dipergunakan adalah rata-rata dari pengukuran ke enam sampai dengan ke lima belas. Evaluasi hasil pengukuran kelelahan tersebut adalah dengan membandingkan hasil pengukuran kelelahan tersebut adalah dengan standar yang ada, yaitu:

a. Kelelahan ringan : 240-409 milidetik b. Kelelahan sedang : 410-579 milidetik c. Kelelahan berat : >580 milidetik.

Pengukuran kelelahan juga berdasarkan tekanan darah. Klasifikasi Nilai Tekanan Darah


(30)

44

Berikut ini klasifikasi berlaku tekanan darah berlaku bagi orang dewasa 18 tahun atau lebih dari WHO-ISH 1999

Tabel 3.2 Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Normal-Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi Derajat 1 (ringan)

Subgrup: borderline

140-159 140-149

90-99 90-94

Hipertensi Derajat 2 (sedang)

160-169 100-109

Hipertensi Derajat 3 (berat)

> 180 > 140

> 110 < 90 Isolated Systolic

Hypertension Subgrup: borderline


(31)

45

3.5. ANALISIS INSTRUMEN PENELITIAN 1. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2010). Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Skala sikap kebosanan kerja di adaptasi dari skala sikap kebosanan Slamet Riyadi (2002), setelah diuji reliabilitas dan validitas tiap-tiap faktornya dengan hasil sebagai berikut:

Faktor 1. Individu (1-15): valid dan reliabel dengan rtt: 0,928

Faktor II. Lingkungan kerja (16-22): valid dan reliabel dengan rtt: 0,824

Faktor III. Pekerjaan (23-28): valid dan reliabel dengan rtt: 0,827 Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut:


(32)

46

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2010). Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (Azwar, 2010). Reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai rxy mendekati angka 1.Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas dihitung menggunakan SPSS versi18for Windows. Menurut Guilford (Sugiyono, 2012:184), kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach antara lain:

Tabel 3.5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900


(33)

47

Kurang Reliabel 0,200-0,400 Tidak Reliabel <0,200

Tabel 3.6

Reliabilitas Instrumen Kebosanan Kerja Reliability Statistics

Pada tabel di atas, didapatkan hasil uji reliabilitas pada instrumen kebosanan kerja setelah uji coba sebesar 0,750. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen kebosanan kerja termasuk ke dalam kategori reliabel.

3.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pernyataan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi, 2010).Pada penelitan ini menggunakan quasi-experimental control group time series experimental (Latipun, 2004).Hal ini karena dalam

Cronbach's Alpha

N of Items


(34)

48

penelitian ini digunakan desain Pre Test Post Test Control Group.Sebagaimana pada skema berikut:

Fluktuasi pada kelompok kontrol merupakan pembanding dari fluktuasi paka kelompok perlakuan

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam skala ini pernyataan-pernyataan atau pertanyaan yang diajukan, baik yang positif maupun yang negatif dinilai oleh responden dengan lima pilihan jawaban. Responden harus memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut. Setiap jawaban memiliki nilainya masing-masing sesuai dengan format di atas.

nonR O1  O2  O3 (X)  O4  O5  O6 nonR O7 O8  O9  (-)  O10  O11  O12


(35)

49

3.7. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Adapun prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mencari dan menelaah berbagai fenomena atau masalah yang berkembang di masyarakat. Dari fenomena atau masalah tersebut, peneliti kemudian menjadikan hal itu sebagai landasan dari topik penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti

Memilih topik penelitian Merumuskan masalah & hipotesis Menentukan variable Memilih Pendektan Menentukan sumber data / partisipan Membuat program& Menyusun instrumen Melaksanakan penelitian Mengolah dan analisis data Membuat kesimpulan Menyusun laporan Penelitian Lanjutan


(36)

50

mengumpulkan berbagai informasi, merumuskan masalah serta membuat hipotesis penelitian.

Setelah menemukan fokus penelitian, peneliti menentukan variabel penelitian. Dalam hal ini yaitu variabel musik dan variabel kebosanan dan kelelahan kerja. Selanjutnya peneliti menentukan pendekatan penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Prosedur ini dilanjutkan dengan menentukan populasi dan sampel penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini adalah pegawai laundry setiabudi Bandung. Selanjutnya peneliti membuat rancangan untuk pemberian iringian musik pengiring kerja, dan dilanjutkan dengan penyusunan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner yang berkaitan dengan kebosanan dan kelelahan kerja.

Setelah semua tahap tersebut terlaksanakan, maka kemudian peneliti melakukan pelaksanaan penelitian pre-test, pemberian iringan musik pengiring kerja, baru kemudian melakukan post-test. Setelah seluruh proses penelitian selesai peneliti mulai melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney.


(37)

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pemberian musik pengiring kerja efektif dalam mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja pada petugas laundry di Setiabudi Bandung.

2. Terdapat perbedaan rerata skor kebosanan dan kelelahan kerja petugas laundry Setiabudi Bandung yang diberikan musik pengiring kerja dengan petugas laudnry yang tidak diberikan musik pengiring kerja.

3. Pemberian musik pengiring kerja selama 7 hari merupakan salah satu perlakuan yang dapat mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja pada petugas laundry Setiabudi Bandung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Perlunya musik sebagai pengiring kerja dalam mengurangi kebosanan kerja dan kelelahan kerja

2. Untuk indikator Indeks Masa Tubuh tidak ada perbedaan, oleh karena itu perlu adanya penelitian yang lebih lama

3. Karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki, penulis menentukkan partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan laundry. Oleh karena itu bagi


(38)

110

peneliti selanjutnya, disarankan untuk menentukan partisipan yang lebih luas dengan bidang pekerjaan yang beragam.

4. Karena keterbatasan waktu dan biaya, penulis menentukan waktu observasi secara singkat yaitu 7 hari. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan observasi lebih lama dengan jangka waktu yang lebih panjang agar hasil yang didapat menjadi lebih maksimal.


(39)

111

DAFTAR PUSTAKA

Abeles, H.F and Chung, J.W, 1996.Handbook of Music Psychology.San Antonio: IMR Press

Anoraga, A. 1998.Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Azwar, S. 2011. PenyusunanSkalaPsikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar Azwar, S. 2009. RelibitasdanValiditas. Yogyakarta: PustakaPelajar Djohan.2003.Psikologi Musik.Yogyakarta: PenerbitBukuBaik

Geiwitz, P. J. 1996 “Structure of Boredom” Journal of personality and Social psychology vol pp 592-600

Ihsan, H. 2009. MetodeSkalaPsikologi. Diktat PerkuliahanPadaJurusanPsikologi FIP UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Latipun.2004.Psikologi Eksperimen,edisikedua.Malang: UMM Press Munandar, A.S.2001.Psikologi IndustridanOrganisasi.Jakarta: UI Press Papu, J. 2002. Kebosanan Kerja. http://www.e-psikologi.com/

PedomanPenulisanSkripsi. Bandung: JurusanPsikologi UPI

Riyadi, Slamet.dkk.2002.Pengaruh

MusikPengiringKerjaDalamMengurangiKebosanan Dan KelelahanKerja Di Tunas AsriKeramikYogyakarta.Yogyakarta: Jurnal UGM

Seashore, E. Carl.1967.Psychology Music.New York: Dover Publication Suryabrata, S. 2005. PengembanganAlatUkurPsikologi. Yogyakarta:


(1)

penelitian ini digunakan desain Pre Test Post Test Control Group.Sebagaimana pada skema berikut:

Fluktuasi pada kelompok kontrol merupakan pembanding dari fluktuasi paka kelompok perlakuan

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam skala ini pernyataan-pernyataan atau pertanyaan yang diajukan, baik yang positif maupun yang negatif dinilai oleh responden dengan lima pilihan jawaban. Responden harus memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut. Setiap jawaban memiliki nilainya masing-masing sesuai dengan format di atas.

nonR O1  O2  O3 (X)  O4  O5  O6


(2)

Rizky Perdani Putri Rahayu, 2013

Efektivitas Musik Pengiring Kerja Dalam Mengurangi Kebosanan Dan Kelelahan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.7. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Adapun prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mencari dan menelaah berbagai fenomena atau masalah yang berkembang di masyarakat. Dari fenomena atau masalah tersebut, peneliti kemudian menjadikan hal itu sebagai landasan dari topik penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti

Memilih topik penelitian Merumuskan masalah & hipotesis Menentukan variable Memilih Pendektan Menentukan sumber data / partisipan Membuat program& Menyusun instrumen Melaksanakan penelitian Mengolah dan analisis data Membuat kesimpulan Menyusun laporan Penelitian Lanjutan


(3)

mengumpulkan berbagai informasi, merumuskan masalah serta membuat hipotesis penelitian.

Setelah menemukan fokus penelitian, peneliti menentukan variabel penelitian. Dalam hal ini yaitu variabel musik dan variabel kebosanan dan kelelahan kerja. Selanjutnya peneliti menentukan pendekatan penelitian, yaitu pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Prosedur ini dilanjutkan dengan menentukan populasi dan sampel penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini adalah pegawai laundry setiabudi Bandung. Selanjutnya peneliti membuat rancangan untuk pemberian iringian musik pengiring kerja, dan dilanjutkan dengan penyusunan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner yang berkaitan dengan kebosanan dan kelelahan kerja.

Setelah semua tahap tersebut terlaksanakan, maka kemudian peneliti melakukan pelaksanaan penelitian pre-test, pemberian iringan musik pengiring kerja, baru kemudian melakukan post-test. Setelah seluruh proses penelitian selesai peneliti mulai melakukan pengolahan dan analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney.


(4)

Rizky Perdani Putri Rahayu, 2013

Efektivitas Musik Pengiring Kerja Dalam Mengurangi Kebosanan Dan Kelelahan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pemberian musik pengiring kerja efektif dalam mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja pada petugas laundry di Setiabudi Bandung.

2. Terdapat perbedaan rerata skor kebosanan dan kelelahan kerja petugas laundry Setiabudi Bandung yang diberikan musik pengiring kerja dengan petugas laudnry yang tidak diberikan musik pengiring kerja.

3. Pemberian musik pengiring kerja selama 7 hari merupakan salah satu perlakuan yang dapat mengurangi kebosanan dan kelelahan kerja pada petugas laundry Setiabudi Bandung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba memberikan saran kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Perlunya musik sebagai pengiring kerja dalam mengurangi kebosanan kerja dan kelelahan kerja

2. Untuk indikator Indeks Masa Tubuh tidak ada perbedaan, oleh karena itu perlu adanya penelitian yang lebih lama

3. Karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki, penulis menentukkan partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan laundry. Oleh karena itu bagi


(5)

peneliti selanjutnya, disarankan untuk menentukan partisipan yang lebih luas dengan bidang pekerjaan yang beragam.

4. Karena keterbatasan waktu dan biaya, penulis menentukan waktu observasi secara singkat yaitu 7 hari. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan observasi lebih lama dengan jangka waktu yang lebih panjang agar hasil yang didapat menjadi lebih maksimal.


(6)

Rizky Perdani Putri Rahayu, 2013

Efektivitas Musik Pengiring Kerja Dalam Mengurangi Kebosanan Dan Kelelahan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abeles, H.F and Chung, J.W, 1996.Handbook of Music Psychology.San Antonio: IMR Press

Anoraga, A. 1998.Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Azwar, S. 2011. PenyusunanSkalaPsikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar Azwar, S. 2009. RelibitasdanValiditas. Yogyakarta: PustakaPelajar Djohan.2003.Psikologi Musik.Yogyakarta: PenerbitBukuBaik

Geiwitz, P. J. 1996 “Structure of Boredom” Journal of personality and Social psychology vol pp 592-600

Ihsan, H. 2009. MetodeSkalaPsikologi. Diktat PerkuliahanPadaJurusanPsikologi FIP UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Latipun.2004.Psikologi Eksperimen,edisikedua.Malang: UMM Press Munandar, A.S.2001.Psikologi IndustridanOrganisasi.Jakarta: UI Press Papu, J. 2002. Kebosanan Kerja. http://www.e-psikologi.com/

PedomanPenulisanSkripsi. Bandung: JurusanPsikologi UPI

Riyadi, Slamet.dkk.2002.Pengaruh

MusikPengiringKerjaDalamMengurangiKebosanan Dan KelelahanKerja Di Tunas AsriKeramikYogyakarta.Yogyakarta: Jurnal UGM

Seashore, E. Carl.1967.Psychology Music.New York: Dover Publication Suryabrata, S. 2005. PengembanganAlatUkurPsikologi. Yogyakarta:


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO JAKARTA TAHUN 2011

3 56 227

Analisis Kelelahan Kerja, Kebosanan Kerja, Kepuasan Kerja sebagai Dasar Rekomendasi Perbaikan Fisiologis Pekerja

0 4 7

KAJIAN MUSIK PENGIRING PADA TARI CAKALELE DI MEDAN.

3 11 20

PENGARUH MUSIK KERJA TERHADAP TINGKAT KELELAHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Pengaruh Musik Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakramat, Karanganyar.

0 1 16

[Pengaruh Musik Kerja terhadap Tingkat Kelelahan dan Produktivitas Kerja Pengaruh Musik Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Dan Produktivitas Kerja Karyawan Unit Filling Pt. Indo Acidatama Tbk, Kemiri, Kebakramat, Karanganyar.

0 2 15

EFEKTIFITAS PELATIHAN MOTIVASI KERJA UNTUK MENURUNKAN KEBOSANAN KERJA KARYAWAN BAGIAN KASIR Efektifitas Pelatihan Motivasi Kerja Untuk Menurunkan Kebosanan Kerja Karyawan Bagian Kasir Assalaam Hypermarket Solo.

0 2 18

PERANAN MUSIK SEBAGAI PENGIRING DALAM KEGIATAN BALLROOM DANCE DI KOTA MEDAN.

0 3 25

PENGARUH MUSIK PENGIRING KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN BATIK TULIS DI INDUSTRI BATIK BROTOSENO SRAGEN.

0 0 13

ANALISIS STRUKTUR MUSIK DAN FUNGSI KEYBOARD SEBAGAI MUSIK PENGIRING TARI MAENA PADA UPACARA PESTA PERNIKAHAN

1 3 92

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK PENGIRING KERJA TERHADAP DAYA TAHAN KONSENTRASI KERJA KARYAWAN KANTOR BPJS KESEHATAN SURAKARTA SKRIPSI

0 0 11