ANALISIS PUTUSAN MA NO. 160 PK/PDT/2011 TENTANG SENGKETA LAHAN ANTARA MASYARAKAT DESA MARGAMULYA, DESA WANASARI DAN DESA WANAKERTA KECAMATAN TELUKJAMBE KABUPATEN KARAWANG DENGAN PT. SUMBER AIR MAS PRA.

ABSTRAK
Ariesta Apriany
110110110008
Permasalahan dalam Putusan MA No. 160 PK/Pdt/2011 yakni
mengenai sengketa lahan yang terjadi antara masyarakat Desa
Margamulya, Desa Wanasari dan Desa Wanakerta Kecamatan Telukjambe Kabupaten Karawang dengan PT. Sumber Air Mas Pratama
(PT.SAMP). Obyek yang dipersengketakan merupakan tanah negara
bebas yang diredistribusikan kepada masyarakat atas dasar pelaksanaan
landreform, tetapi banyak pihak yang bertindak sewenang-wenang untuk
dapat menguasai lahan tersebut dengan melakukan berbagai cara. Dalam
kasus ini diduga adanya penyerobotan tanah seluas 350 Ha yang
dilakukan oleh PT. SAMP terhadap lahan milik masyarakat. Dalam amar
putusan, hakim menyatakan bahwa PT. SAMP merupakan pihak yang
memenangkan hak atas tanah tersebut. Kemudian pada Tahun 2014
dilakukan eksekusi yang dirasa tidak adil bagi masyarakat setempat,
sehingga dalam penelitian ini akan dikaji mengenai perlindungan hukum
bagi masyarakat sebagai penerima hak redistrisbusi.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalis dan meneliti
studi kasus ini adalah melalui metode yuridis normatif, yang menitik
beratkan pada data sekunder atau data kepustakaan dengan spesifikasi
deskriptif analitis. Sesuai dengan metode yang digunakan, maka kajian

dilakukan terhadap norma-norma dan asas-asas yang terdapat dalam
data sekunder yang terdapat dalam bahan-bahan hukum primer dan
sekunder. Analisis data dilakukan dengan cara analisis kualitatif, yaitu
data yang diperoleh, dipilih dan disusun secara sistematis, selanjutnya
dianalisis secara kualitatif dengan maksud mencapai kejelasan masalah
yang akan dibahas.
Berdasarkan hasil analisis, perolehan hak atas tanah oleh
masyarakat Desa Margamulya, Desa Wanasari, dan Desa Wanakerta
telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961
Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian
yang merupakan salah satu ketentuan mengenai pelaksanaan landreform,
yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat, khususnya para petani dengan cara pembagian tanah yang
adil dan merata. Perlindungan hukum bagi masyarakat penerima hak
redistribusi terhadap pelaksanaan eksekusi dari Putusan MA No. 160
PK/Pdt/2011, dapat diberikan oleh pemerintah dengan mengadakan
mediasi antara masyarakat dengan PT. SAMP guna memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat yang kehilangan mata pencaharian,
pemukiman, serta hak redistribusinya dengan mendapatkan uang ganti
rugi yang layak dari PT. SAMP.


iv