"Ngaji Nahan" dalam Pilpres.

[(OMPA.S

(halaman)O@
(kolom

)O~

o Senin

123
17

18

OJan

19
OPeb

o Kamis


. Selasa 0 Rabu
456
7 8
20

o Mar

21

22

8Apr

9

23

OMei

0

10

24

Jumat
11

25

o Sabtu
12

26

OJUII 0 Jul 0 Ags

0

13
27


o Sep

@

Minggu

14

OOkt

15

29

16

30--31

0 Nav 0 Des


~NgajiNahan~~ dalamPilpres
Oleh

A S E p S'U'M A R Y A N A

-=:;:;:;,.:.-:. --

P

emilu presiden (pilpres) bisamengundangpreseden.
Pertemuan dan lobi politikyang dilakukan elite partai
politik dan yang berambisi tampil menjadi presiden
bisamenjadi tontonanmembosankan. Mungkin rakyatpun
menggerutu dengan perilaku "adu manis" para calon. Mungkin rakyat berpikir sederhana, ada apa denganjabatan pres iden tersebut Yangpasti perlombaan untukmerebutkursi tersebut semakin menggelora.
Tanpa tertahan dana terus
dialirkan oleh setiap kandidat.
"Perceraian" politik yang pernah
dilakukan pun dicoba untuk dirujukkan kembali setelah menakar
kekuatan yang diperoleh dari pemilu legislatif. Bi!;ajadi yang bersuara lebih sedikit mencoba merapat ke parpol dengan suara banyak

agar lebih bergema. Figur populer
terus dipompakan untuk menarik
perhatian rakyat. Iklan teh botol
pun diubah menjadi iklan politik
yang mudah diingat dan menarik.

an yang merugikan. Menahan agar
tidak cepat bertindak tanpa pikir
panjang merupakan ajaran leluhur buhunyangperludirenungi.
Untung rugi bagi orang banyak
merupakan dasar yang perlu dipertimbangkan kendati harus
mengabaikan untung rugi bagidiri
pribadi. Demi kepentingan orang
banyak,orangyangkhatam ngaji
nahan akan memberikankesempatan bagi yang benar-benar
mampu mewujudkan kepentingan orang banyak. Demikian halnya, jika diketahui ada figur yang
"NgaJI nahan"
dianggap hanya mempeIjuangkan
Konsepsi ini bertumpu padake- ambisi dan kepentingan diri, demampuan untuk menahan diri ngan kearifannya dilakukan penagar tidak kabawa1msakaba-kaba. dekatan dengan dasar watawasauKomitmen dan tanggung jawab bilhaq watawasaubissobr.
moral melekat dalam konsepsi ini.

Yang banyak dilakukan justru'
Ngaberung nafsu ngumbar ama- sebaliknya. Pertimbangan ekonorah berlawanan dan membawa mis menjadi kuat. Dampaknya,
dampak merugikan bagi diri dan stressing semakin besar. Kepenorang lain sehingga nafsu nu ma- tingan orang banyak dipinggirkan
tak kaduhung raganu katempuh- dan digunakan sebagai kemasan
an. Untuk itu, orang mesti mampu serigala berbulu domba. Tidak
mengendalikan diri dari perbuat- mustahil orang banyak menjadi
- -----

Kliping

----

Hum as

Unpad

2009

korban keserakahan karena jabatannya digunakan sebagai tangga
memperoleh jabatan lain yang lebih tinggi dan prestisius. Penghambat yang mungkin berada pada sudut orang banyak disingkirkan dengan berbagai label buruk.

Bisajadi untuk itu ritual kebatinan
pun bermain demi ambisi diri.
Dengan ngaji nahan, orang dituntut sabar,bijaksana, dan membuang ambisi diri yang merugikan
orang lain. Bisajadi sudah
banyak yang mampu melakukannya. Namun, yang
belajarpun cukup banyak.
Yangmasih tidak kenaljuga bisa jadi setumpuk.
Yang celaka justru yang
terakhir, yaitu yang ingin
berlagak menjadi pahlawan bangsa dengan slogan
membela kepentingan rakyat.
Mungkin korban akan perjatuhan, kesejahteraan rakyat akan
sulit diwujudkan, sementara kemakmuran kelompoknya semakin
menggelembung. Gelora angkara
murka akan dirasakan bumi dan
alamoAlam pun bereaksi atas apa
yangmenimpanya.

adalah yang mampu ngaji nahan.
Nahan yang dimaksud meliputi

nahan dari ambisi pribadi serta
nahan untuk tidak merugikan
orang lain dan rakyat banyak. Selain itu juga nahan untuk tidak
menjadi alat kekuasaan pihak lain
dan agar tidak menjadi media pelampiasan dendam dari pihak-pihakdisekitarnya.
Koalisiyang dibentuk tentu saja bermuara pada upaya membela
kepentingan bangsadan rakyat banyak. Kendati harus mengalahkan
lawan,tentulah itu
disertai
dengan
pertimbangan kesanggupan yangjauh lebih besar untuk mempercepat
kemakmuran dan
kesejahteraan bangsa dengan menjaga kelestarian alam., Percuma
makmur jika alamnya rusak dan
akhirnya menyengsarakan rakyat
dan kehidupan anak cucu.Sejahtera dengan banyak bencana menimpa tentu juga bukan harapan
semua.
Meminimalisasi berbagai bencana dan kesengsaraan rakyat tenPllpres
tu merupakan tugas presiden dan
Pilpres menjadi ajang pemilih- jajarannya. Oleh sebab itu, pilpres

an pemimpin bangsayangsanggup bukan sekadar prestise bagipemamembela kepentingan rakyat ba- innya, melainkan perlu dipandang
nyak di atas kepentingan parpol sebagaibeban kewajiban yang me'~ngusung, kelompok, ataupun merlukan integritas diri yang mepribadi dan keluarganya. Seorang madai serta kesanggupan memacalon presiden (capres)
- - ---yang
- baik
- -hami
- keinginan rakyat clan alam-

-----

nya. Tentu tidak semua bisa. Yang
perlu adalah ngaji diri untuk
mengukur kapasitas diri yang dijadikan landasan keputusan untuk
tandang atau hengkang dari arena.
Sudah saatnya ngaji nahan digunakan dalam pertimbangan diri
capres agar tidak kaduhung akhirna. Bukan kaduhunglantaran habisnya uang untuk pencalonan,
melainkan lantaran kesanggupan
din yangtidak memungkinkan untuk memenuhi harapan rakyat. Jika hal demikian berada pada dada
setiap capres, mungkin kekompakan dan saling dukung bisa terwujud. Bisajadi prinsip siapa pun
presidennya, kesejahteraan rakyat
tujuannya, bisa terus digelorakan.

Untuk itu, semua figur yang
berpeluang menjadi capres bisa
berembuk dengan menahan diri
dari kepentingan clan ambisi diri.
Musyawarah untuk mufakat, yang
konon menjadi landasan demokrasi Indonesia, perlu dibangun
mulai dari menentukan figur presiden oleh kelompok pemenang
pemilu legislatif.
Tidak boleh ada pertikaian, kelicikan,dan kemunafikan. Arogansi diri dan kelompok harus dijauhkan demi kepentingan bangsa. Jika semua itu berhasil dilakukan,
ngaji nahan bisa dikatakan berhasil.Semoga.
ASEP SUMARYANA

SekretarisLP3AN
danLektor KepalapadaJurusan
llmuAdministrasi Negara
FISIP Unpad