Pelajaran dari Pilpres Iran dari
'OPINI
J a wa Pos· Rabu
17 Juni 2009
Pehljaran dari Pilptes Iran
HASIL pemilihan presiden Iran
(12/6/09) yang dimenangkan cal on
presiden incumhent Mahmoud Ahmadinejad diprotes kubu oposisi yang
dimotori Mir Hossein Mousavi . Mengaeu pada pengumuman Kementerian
Dalam Negeri Iran (13/6/09), Ahmadinejad unggul dengan perolehan 62.63
persen. Dia dikuntit oleh Mousavi (33.75
persen), Mohsen Rezaei (1,73 persen).
dan Mehdi Karroubi (0.85 persen).
Hasil itu mengejutkan banyak pihak
karena sebelumllya Mousavi diprediksi
menang satu putamn. Karisma Mousavi yang mampu merebut hati sebagian
besar rakyat Iran dengan programprogramnya yang reformis me njanjikan adanya perubahan oi negeri para
mullah itu. Popularitas mantan perdana
menteri Iran di era Perang Iraq-Iran
( 1980-1988) ini mampu me nenggelamkan Ahmadinejad yang dianggap gagal
dalam mengatasi problem domestik
meskipuu berkibar di panggung politik
internasional.
Berdasar tren semaeam itu, tudingan
bahwa pemerintah berkuasa bertindak
eurang menjadi 'perkembangan yang
tak terhindarkan. Tak pelak, Mousavi
yang merasa dirugikan menggelar demonstrasi besar-be'saran di Teheran .
Akibatnya. stabilitas politik Iran terganggu seiring dengan terjadinya
bentrok an tara pendukung Mousavi
dan polisi antihuru-hara yang berpihak
kepada Ahmadinejad.
Menyimak perkembangan politik
terkini di In1l1. setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa kita petik.
Jujur dan Adil
Pertama, pernilihan seorang pernimpin
negara harus dijalankan dengan jujur
dan adil sejalan dengan nilai-nilai
demokrasi. Krisi s politik Iran bermula
dari 'adanya dug aan manipulasi suara
Oleh:
A.Safrii
Mubah
Menyongsong pilpres buJan
depan, Indonesia patut waspada
terhadap kemungkinan
keterlibatan negara lain untuk
ikut menentukan pemimpin
masa depan negeri ini."
Dosen IImu
Hubungan
Internasional
FISIP Universitas
Airlangga
yang dilakukan pemerintah . Dugaan
itu kian kuat setelah media Inggris The
Daily Telegraph berhasil mendapatkan
boeoran has il 。 セャゥ@ pilpres Iran (Jawa
Po.\". 16/6/09 ). Menumt hasil itu . Mousavi memenangkan pilpres dengan torehan
19.1 juta suant. Sebaliknya. Ahmadinejad menduduki peringkat ketiga dengan
capaian 5,7 juta suara. sekitar 7,7 juta
suara di bawah Karroubi.
Benar atau tidaknya versi bocoran
itu jelas masih menunggu pembuktian lebih lanjut. Tetapi. yang pasti ,
pilpres Iran menyisakan masalah
yang mengllncam penegakan demokrasi di negara itu. Seeara substansi. demokrasi mensyaratkan penyelenggaraan pemilll yang jujur. adil,
dao tepereaya sehingga hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak
yang berkompetisi .
Bagi kita di Indonesia, pelajaran yang
bisa diambil adalah untuk menghasiIkan sebuah pemilu yang kredibel dan
tepercaya, pemerintah dan penyelenggara pemilu harus bertindak jujur dan
adil. Tidak boleh ada manipulasi suara
hanya untuk mengamankan posisi di
kekuasaan.
Tidak boleh ada pula tekanan kepatla
pihak-pihak tertentu untuk memi h h
capres tertentu. Jika ini yang エ・イェセャ
、 ゥN@
dikhllwatirkan huru-hara politik sepe rti
di Iran menular pada
"ii'l
tidak puas dengan hasil pilpres hendaknya langsung menggugat melalui
jalur hukum. Kita memiliki pengalaman yang menyejukkan ketika banyak
pihak tidak puas dengan pelaksanaan
pemilu legislatif 9 April lalu . Waktu
itu. sejumlah partai memilih memerkarakannya melalui Mahkamah Konstitu'si dan bukannya memprovokasi
massa llntuk protes di jalanan. Pengalaman ini patut diulangi manakala
pada pilpres 8 Juli nanti llda pihak yang
merasa dirugikan.
Jalur Hukum
Kedua, setiap ketidakpuasan terhadap
hasil pel11ilihan presioen semestinya
diIaporkan kepada institusi yang berwenang untuk kemudian diproses sesuai hukum yang berlaku.
Iran menyajikan sebuah eontoh yang
tidak patut ditiru. Pemsaan kalah karena
dicurangi tidak dilampiaskan melalui
gugatan hukum sesuai aturan yang berlaku. Sebaliknya, kekecewaan itu dirnuntahkan di jalanan dalarn bentuk aksi
unjuk rasa yang berakhir rusuh . Konsekuensinya, kerugian tidak hanya terlokalisasi pada capres yang kalah, tetapi
kian meluas pada rakyat yang menjadi
korban tak bersalah dari aksi anarkis itu.
Perkembangan terakhir. tujuh orang
tewas dalam kemsuhan itu.
Memang benar Mousavi telah melayangkan gugatan atas kemenangan
Ahmadinejad kepada Dewan Wali
sebagai institusi tertinggi yang berwenang memutuskan sengketa pemilu .
N arnun, gugatan itu bam dilayangkan
setelah dia me ngaah kan ratusan ribu
pend uk ungnya untuk tu run ke jalan
me m protes has il pilpres. G ugatan itll
terasa tCTlambat karen3 hams menunggu be nlrok massa yang menghas ilkan
kerusu h"n te rb llru k sejak Revolusi
Isl am 1(71).
Pel ajarann ya .
J a wa Pos· Rabu
17 Juni 2009
Pehljaran dari Pilptes Iran
HASIL pemilihan presiden Iran
(12/6/09) yang dimenangkan cal on
presiden incumhent Mahmoud Ahmadinejad diprotes kubu oposisi yang
dimotori Mir Hossein Mousavi . Mengaeu pada pengumuman Kementerian
Dalam Negeri Iran (13/6/09), Ahmadinejad unggul dengan perolehan 62.63
persen. Dia dikuntit oleh Mousavi (33.75
persen), Mohsen Rezaei (1,73 persen).
dan Mehdi Karroubi (0.85 persen).
Hasil itu mengejutkan banyak pihak
karena sebelumllya Mousavi diprediksi
menang satu putamn. Karisma Mousavi yang mampu merebut hati sebagian
besar rakyat Iran dengan programprogramnya yang reformis me njanjikan adanya perubahan oi negeri para
mullah itu. Popularitas mantan perdana
menteri Iran di era Perang Iraq-Iran
( 1980-1988) ini mampu me nenggelamkan Ahmadinejad yang dianggap gagal
dalam mengatasi problem domestik
meskipuu berkibar di panggung politik
internasional.
Berdasar tren semaeam itu, tudingan
bahwa pemerintah berkuasa bertindak
eurang menjadi 'perkembangan yang
tak terhindarkan. Tak pelak, Mousavi
yang merasa dirugikan menggelar demonstrasi besar-be'saran di Teheran .
Akibatnya. stabilitas politik Iran terganggu seiring dengan terjadinya
bentrok an tara pendukung Mousavi
dan polisi antihuru-hara yang berpihak
kepada Ahmadinejad.
Menyimak perkembangan politik
terkini di In1l1. setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa kita petik.
Jujur dan Adil
Pertama, pernilihan seorang pernimpin
negara harus dijalankan dengan jujur
dan adil sejalan dengan nilai-nilai
demokrasi. Krisi s politik Iran bermula
dari 'adanya dug aan manipulasi suara
Oleh:
A.Safrii
Mubah
Menyongsong pilpres buJan
depan, Indonesia patut waspada
terhadap kemungkinan
keterlibatan negara lain untuk
ikut menentukan pemimpin
masa depan negeri ini."
Dosen IImu
Hubungan
Internasional
FISIP Universitas
Airlangga
yang dilakukan pemerintah . Dugaan
itu kian kuat setelah media Inggris The
Daily Telegraph berhasil mendapatkan
boeoran has il 。 セャゥ@ pilpres Iran (Jawa
Po.\". 16/6/09 ). Menumt hasil itu . Mousavi memenangkan pilpres dengan torehan
19.1 juta suant. Sebaliknya. Ahmadinejad menduduki peringkat ketiga dengan
capaian 5,7 juta suara. sekitar 7,7 juta
suara di bawah Karroubi.
Benar atau tidaknya versi bocoran
itu jelas masih menunggu pembuktian lebih lanjut. Tetapi. yang pasti ,
pilpres Iran menyisakan masalah
yang mengllncam penegakan demokrasi di negara itu. Seeara substansi. demokrasi mensyaratkan penyelenggaraan pemilll yang jujur. adil,
dao tepereaya sehingga hasil akhirnya dapat diterima oleh semua pihak
yang berkompetisi .
Bagi kita di Indonesia, pelajaran yang
bisa diambil adalah untuk menghasiIkan sebuah pemilu yang kredibel dan
tepercaya, pemerintah dan penyelenggara pemilu harus bertindak jujur dan
adil. Tidak boleh ada manipulasi suara
hanya untuk mengamankan posisi di
kekuasaan.
Tidak boleh ada pula tekanan kepatla
pihak-pihak tertentu untuk memi h h
capres tertentu. Jika ini yang エ・イェセャ
、 ゥN@
dikhllwatirkan huru-hara politik sepe rti
di Iran menular pada
"ii'l
tidak puas dengan hasil pilpres hendaknya langsung menggugat melalui
jalur hukum. Kita memiliki pengalaman yang menyejukkan ketika banyak
pihak tidak puas dengan pelaksanaan
pemilu legislatif 9 April lalu . Waktu
itu. sejumlah partai memilih memerkarakannya melalui Mahkamah Konstitu'si dan bukannya memprovokasi
massa llntuk protes di jalanan. Pengalaman ini patut diulangi manakala
pada pilpres 8 Juli nanti llda pihak yang
merasa dirugikan.
Jalur Hukum
Kedua, setiap ketidakpuasan terhadap
hasil pel11ilihan presioen semestinya
diIaporkan kepada institusi yang berwenang untuk kemudian diproses sesuai hukum yang berlaku.
Iran menyajikan sebuah eontoh yang
tidak patut ditiru. Pemsaan kalah karena
dicurangi tidak dilampiaskan melalui
gugatan hukum sesuai aturan yang berlaku. Sebaliknya, kekecewaan itu dirnuntahkan di jalanan dalarn bentuk aksi
unjuk rasa yang berakhir rusuh . Konsekuensinya, kerugian tidak hanya terlokalisasi pada capres yang kalah, tetapi
kian meluas pada rakyat yang menjadi
korban tak bersalah dari aksi anarkis itu.
Perkembangan terakhir. tujuh orang
tewas dalam kemsuhan itu.
Memang benar Mousavi telah melayangkan gugatan atas kemenangan
Ahmadinejad kepada Dewan Wali
sebagai institusi tertinggi yang berwenang memutuskan sengketa pemilu .
N arnun, gugatan itu bam dilayangkan
setelah dia me ngaah kan ratusan ribu
pend uk ungnya untuk tu run ke jalan
me m protes has il pilpres. G ugatan itll
terasa tCTlambat karen3 hams menunggu be nlrok massa yang menghas ilkan
kerusu h"n te rb llru k sejak Revolusi
Isl am 1(71).
Pel ajarann ya .