DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (APLIKASI MODEL MUNDELL FLEMING).

(1)

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

ADA TUA PARDAMEAN

NIM: 8106162001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

ADA TUA PARDAMEAN

NIM: 8106162001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

ADA TUA PARDAMEAN. Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Terjadinya trade-off antara pencapaian stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi terutama dalam jangka pendek merupakan dampak dilematis dari pengambilan keputusan untuk melakukan kebijakan fiskal atau kebijakan moneter dalam perekonomian Indonesia. Permasalahan inilah yang melatarbelakangi penelitian ini dan ditujukan guna mengetahui dampak kebijakan fiskal dan moneter terhadap perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yakni variabel PDB, Pengeluaran Pemerintah, Penerimaan Pajak, Ekspor, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, Tingkat Bunga secara time series dari tahun 2000 sampai dengan 2012. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Two Stage Least Squares (TSLS) dengan model estimasi regresi linear berganda menggunakan bantuan program Eviews 5.0. Hasil dari penelitian ini secara simultan dapat disimpulkan bahwa pada persamaan Model IS untuk variabel Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB indonesia, sedangkan variabel Pengeluaran Pemerintah (G0), Ekspor (X0) dan

Penerimaan Pajak (Tx) serta Nilai Tukar (ER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB Indonesia, sementara itu pada persamaan Model LM untuk variabel Jumlah Uang Beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan PDB Indonesia secara statistik pada tingkat = 10% dan untuk variabel Suku Bunga tidak signifikan terhadap PDB Indonesia.


(7)

ABSTRACT

ADA TUA PARDAMEAN. Impact of Fiscal and Monetary Policy in Indonesia's economy. Thesis. Medan: Postgraduate of The State University of Medan, 2013.

The trade-off between achieving price stability and economic growth, especially in the short term is the impact of a decision-making dilemma for the conduct of fiscal policy or monetary policy in the Indonesian economy. The problem is what lies behind this study and aimed to determine the impact of fiscal and monetary policies on the Indonesian economy. The data used are secondary data sourced from Bank Indonesia and BPS variables namely GDP, Government Expenditure, Tax Revenue, Export, Exchange Rate, Money Supply, Interest Rates for time series from 2000 to 2012. Data analysis was performed using Two Stage Least Squares (TSLS) estimation with multiple linear regression models using Eviews 5.0 program assistance. The results of this study it can be concluded that the simultaneous equation model on IS to variable Interest Rate and a significant negative effect on GDP of Indonesia, while the Government Expenditure variable (G0), Export (X0) and

Tax Revenue (Tx) and Exchange Rate (ER) effect positively and significantly to Indonesia's GDP, while the equation for the LM model of the Money Supply variables significantly and negatively related to Indonesia's GDP increased at a rate statistically = 10% and for variable interest rate is not significantly to Indonesia's GDP

Keywords: GDP, Government Expenditure, Tax Revenue, Export, Exchange Rate,

Money Supply, Interest Rates.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia”.

Selama melaksanakan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus Pembimbing I.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus selaku Penguji.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si. selaku pembimbing II, Bapak Indra Maipita, M.Si, Ph.D dan Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, M.A, selaku Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed.


(9)

7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan LVIII Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya kepada Ikhwanul Zuhri Pane, Zamzami Elwadiip, Noni Putri Ritonga, Winta Ratna Sari, SE. M.Si, , terutama sangat khusus buat Bapak Anggiat Sinaga yang telah menjalin keakraban bersama, suka duka, dukungan dan semangatnya selama menjalani perkuliahan ini.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya ini belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, 8 Maret 2013 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ... ………..iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1. Landasan Teori ... 11

2.1.1 Pendapatan Nasional ... 11

2.1.2 Kebijakan Fiskal ... 12

2.1.2.1 Jenis Kebijakan Fiskal ... 13

2.1.2.2 Alat Analisis Kebijakan Fiskal Melalui Kurva IS ... 15

2.1.2.3 Derivasi Kurva IS... 15

2.1.3 Kebijakan Moneter ... 18

2.1.3.1 Jenis Kebijakan Moneter ... 19

2.1.3.2 Alat Analisis Kebijakan Fiskal Melalui Kurva LM ... 20

2.1.2.3 Derivasi LM Secara Grafis dan Matematis ... 21

2.1.4 Teori Model Mundell Fleming ... 23

2.1.4.1 Kebijakan Fiskal Pada Sistem Kurs Tetap ... 25

2.1.4.2 Kebijakan Moneter Pada Sistem Kurs Tetap ... 26

2.1.4.1 Kebijakan Fiskal Pada Sistem Kurs Mengambang ... 27

2.1.4.2 Kebijakan Moneter Pada Sistem Kurs Mengambang .... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

2.3. Kerangka Konseptual ... 33


(11)

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

3.2. Jenis Dan Sumber Data ... 35

3.3. Metode Analisis ... 35

3.3.1 Model Estimasi... 36

3.3.2. Uji Ekonometrik ... 41

3.3.2.1 Uji Autokorelasi ... 41

3.3.2.1 Uji Multikolinieritas ... 43

3.3.2.1 Uji Normalitas ... 44

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia ... 50

4.2. Perkembangan Fiskal Dan Variabel Yang Mem pengaruhinya ... 52

4.2.1 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Di Indonesia .. 52

4.2.2 Perkembangan Penerimaan Pajak Di Indonesia ... 53

4.2.3 Perkembangan Ekspor Di Indonesia ... 55

4.2.1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Di Indonesia ... 56

4.3. Perkembangan Moneter Dan Variabel Yang Mem pengaruhinya ... 58

4.3.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga ... 58

4.3.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar Di Indonesia ... 59

4.4. Hasil Estimasi Model Penelitian ... 60

4.5 Hasil Uji Asumsi Ekonometrika ……… 62

4.5.1 Uji Normalitas ……… 62

4.5.2 Uji Autokorelasi ………. 63

4.5.3 Uji Multikolinearitas ……….. 69

4.6 Analisis Hasil Estimasi Model Penelitian ……….. 65

4.7. Pembahasan Uji Kriteria Statistik ……….. 67

4.8 Pembahasan Variabel Penelitian ……… 69

4.8.1 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB) …….……… 69

4.8.2 Pengaruh Ekspor Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB) ...……….… 71

4.8.3 Pengaruh Penerimaan Pajak Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB)……… 73

4.8.4 Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB) ……...………..………… 74

4.8.5 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB)………. 75

4.8.6 Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Perekonomian Di Indonesia (PDB) ………...………… 75


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 79

Daftar Pustaka ... 80


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Perkembangan PDB Indonesia Dari Tahun 2000–2012 ...… 2

Gambar 1.2 Persentase Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Atas PDB………... 2

Gambar 2.1 Kurva Kebijakan Fiskal Ekspansif ………..……… 13

Gambar 2.2 Kurva Kebijakan Fiskal Kontraktif ……….……… 14

Gambar 2.3 Derivasi Kurva IS ………..……….…….. 16

Gambar 2.4 Derivasi Kurva LM ……….………..…… 22

Gambar 2.5 Kebijakan Fiskal Pada Sistem Kurs Tetap ………..….. 25

Gambar 2.6 Kebijakan Moneter Pada Sistem Kurs Tetap ……..……….. 26

Gambar 2.7 Kebijakan Fiskal Pada Sistem Kurs Mengambang ….……. 27

Gambar 2.8 Kebijakan Moneter Pada Sistem Kurs Mengambang …….. 28

Gambar 2.9 Kerangka Konseptual ……….…….. 34

Gambar 4.1 Perkembangan Perekonomian Di Indonesia Tahun 2000-2012 ………. 46

Gambar 4.2 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Tahun 2000-2012 53 Gambar 4.3 Perkembangan Pajak Di Indonesia Tahun 2000-2012 ……. 54

Gambar 4.4 Pertumbuhan Ekspor Di Indonesia Tahun 2000-2012 ….… 55 Gambar 4.5 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar US$ Tahun 2000-2012 57 Gambar 4.6 Tingkat Suku Bunga Dalam Negeri Dan Luar Negeri Tahun 2000 – 2012 ……….………..… 59


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penelitian ... 83

2. Hasil Estimasi Model Penelitian ... 84

3. Hasil Uji Multikolinearitas ………... 85


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian deregulasi keuangan dan perbankan yang di mulai tahun 1983. Implikasi dari deregulasi tersebut adalah semakin meningkatnya integrasi dan interaksi antar berbagai unsur ekonomi yang menyebabkan struktur ekonomi menjadi dinamis dan kompleks. Struktur ekonomi yang kompleks akan merubah perilaku pelaku ekonomi yang diindikasikan dengan munculnya berbagai fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi selalu digunakan untuk melihat perkembangan perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian sehingga barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah atau terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto.

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun milik penduduk negara lain yang berada di negara tersebut. PDB dapat dinilai menurut harga pasar atau harga yang berlaku dan harga tetap atau harga konstan (Sukirno,2004:35).

Berikut disajikan grafik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDB berdasarkan harga konstan selama tahun 2000-2012.


(16)

2 1 .4 4 2 .9 8 5 1 .5 7 7 .1 7 1 1 .7 5 0 .8 1 5 1 .9 6 4 .3 2 7 2 .1 7 8 .8 5 0 2 .4 6 2 .8 4 4 2 .6 1 8 .1 3 9 2 .3 1 0 .6 9 0 2 .0 8 2 .4 5 6 1 .8 4 7 .1 2 7 1 .6 5 6 .5 1 7 1 .5 0 6 .1 2 4 1 .3 8 9 .7 7 0 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun Triliun Rupiah

R

Sumber: Bank Indonesia, (2012) diolah

Gambar 1.1. Perkembangan PDB Indonesia Dari Tahun 2000– 2012 (Dalam Triliun Rupiah )

Berdasarkan gambar 1.1. diatas dapat dilihat bahwa kenaikan PDB sangat berfluktuasi, dimana jumlah PDB pada tahun 2000 adalah Rp. 1.389.770 triliun dan jumlah ini terus mengalami kenaikan, hingga di tahun 2012 jumlah tersebut bertambah menjadi Rp. 2.618.139 triliun.

Kuncoro (2004:67) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi masyarakat dan investasi yang juga merupakan faktor penggerak pertumbuhan. Sebagai pembuktian dari pendapat tersebut dapat dilihat dari grafik berikut:

Sumber: Bank Indonesia, (2012) diolah

Gambar 1.2. Persentase Pengeluaran Konsumsi Dan Investasi Atas PDB

69,19 72,3 69,19 72,3 67,06 71,27 70,77 69,19 71,01 69 68,2 65,6

19,67 19,43 19,67 19,43 19,51 22,45 23,64 24,13

24,97 27,65 31,1 32,1 0 10 20 30 40 50 60 70 80

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012 Tahun

Persen


(17)

3

Berdasarkan gambar 1.2. diatas terlihat bahwa komponen penyumbang PDB lebih besar konsumsi daripada investasi. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia lambat. Secara teori, pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi tidak akan menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap akan dapat meningkatkan produktivitas dan dapat membantu penyerapan tenaga kerja sehingga angka pengangguran pun dapat dikurangi (Kuncoro, 2004;123).

Perkembangan PDB ini tidak terlepas dari campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Alat pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi adalah dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalan atau proses kehidupan ekonomi masyarakat melalui Anggaran Belanja Negara atau APBN yang merupakan acuan pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Sedangkan kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.

Kebijakan fiskal tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tabel berikut memuat perkembangan pengeluaran pemerintah


(18)

4

pusat dari tahun 2001 sampai dengan 2010 (dalam miliar rupiah) sebagai cerminan perkembangan kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah.

Tabel 1.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Pusat Dan Daerah Dari Tahun 2001 Sampai Dengan 2010 (Dalam Miliar Rupiah) Tahun

Belanja Pemerintah

Pusat

Belanja Pemerintah

Daerah

Total Belanja Negara 2001 260.500 81.100 341.600

2002 224.000 98.200 322.200

2003 258.100 120.700 378.800

2004 255.300 119.000 374.400

2005 364.100 177.800 511.900

2006 478.300 220.800 699.100

2007 498.172 254.201 752.373

2008 655.649 366.951 1.022.600

2009 716.367 412.413 1.128.780

2010 699.688 443.565 1.143.253 Sumber: Bank Indonesia, (2012) diolah

Dari data yang terdapat pada tabel 1.1. dapat disimpulkan perkembangan pengeluaran pemerintah senantiasa terus meningkat baik pengeluaran pemerintah pusat maupun pengeluaran pemerintah daerah. Dari peningkatan jumlah belanja pemerintah tersebut diketahui bahwa pemerintah Indonesia menjalankan kebijakan fiskal secara ekspansif (kebijakan fiskal berupa penambahan pengeluaran Negara atau pengurangan pajak). Sasaran dari kebijakan fiskal itu sendiri adalah peningkatan PDB dan memperluas kesempatan kerja atau mengurangi pengangguran. Kebijakan ekspansif akan mengurangi tingkat pengangguran karena setiap pengeluaran pemerintah akan diusahakan untuk


(19)

5

pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek padat karya yang menyerap tenaga kerja, disisi lain pengurangan pajak akan meningkatkan investasi karena biaya investasi berkurang, seperti yang terlihat pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Investasi Dan Pajak Di Indonesia Selama Tahun 2001 – 2010

Tahun Investasi (Keseluruhan) (milyar rupiah)

Pajak (Milyar rupiah) 2001 293.792,70 185.541

2002 307.584,60 210.088

2003 309.431,05 242.048

2004 354.856,74 280.559

2005 393.500,50 346.997

2006 403.719,24 409.055

2007 441.614,01 491.835

2008 493.222,49 658.667

2009 523.455,22 725.843

2010 565.733,42 729.165 Sumber: Bank Indonesia, (2012) diolah

Selain kebijakan fiskal, kebijakan moneter juga dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui Bank Indonesia. Indikator yang dapat menilai kebijakan moneter tersebut dapat berupa: inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar dan nilai tukar. Inflasi yang tinggi akan menimbulkan kesulitan bagi Bank untuk mengerahkan dana masyarakat, karena dengan inflasi yang tinggi tersebut, tingkat bunga riil (bunga nominal-inflasi) akan menurun, sehingga mengurangi keinginan masyarakat untuk menyimpan kekayaannya dalam produk-produk perbankan. Hal ini akan membuat perbankan kekurangan


(20)

6

dana dari masyarakat yang berarti penyediaan dana bagi investasi juga berkurang akibatnya laju pertumbuhan ekonomi akan lambat. Nilai tukar yang tidak stabil juga akan mempengaruhi pelaku usaha dan perbankan. Untuk itu pemerintah melalui otoritas moneternya dapat melakukan berbagai strategi kebijakan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Misalnya metode penambahan uang dalam ekonomi akan menimbulkan permasalahan meningkatnya tingkat harga barang dan jasa, sehingga menyebabkan peningkatan inflasi. Pembiayaan defisit anggaran dengan cara penambahan jumlah uang beredar juga akan memiliki dampak pada peningkatan permintaan uang oleh masyarakat. Hal ini disebabkan adanya penurunan nilai uang dalam ekonomi, dengan kata lain, masyarakat perlu menambah uang untuk pengeluarannya.

Dengan demikian, pembiayaan defisit anggaran oleh pemerintah dengan cara menambahkan uang dalam ekonomi dapat meningkatkan jumlah penerimaan pemerintah (Mankiw, 2006:274), sedangkan dalam teori Keynes menjelaskan bahwa permintaan uang dipengaruhi oleh suku bunga, harga, dan kuantitas barang. Permintaan uang naik maka investasi akan berkurang, apabila investasi berkurang maka akan mengakibatkan permintaan agregat berkurang. Pada akhirnya kenaikan permintaan agregat pada first cycle dan berkurangnya permintaan agregat pada second cycle akan mencapai posisi keseimbangan baru secara bersama-sama.

Berikut disajikan tabel 1.3 yang memuat indikator-indikator yang dapat dijadikan sebagai cerminan kebijakan moneter mulai tahun 2001 sampai dengan 2010.


(21)

7

Tabel 1.3. Jumlah Uang Beredar, Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulan, Dan Nilai Tukar Periode Tahun 2001 - 2010

Tahun M1 (milyar Rupiah) M2 (milyar Rupiah) Tingkat Suku Bunga SBI

3 Bln (%)

Nilai Tukar Rata-rata

Rp/ US $ 2001 177.731 844.053 17,62 10.348

2002 191.939 883.908 19,93 8.895

2003 213.784 944.366 8,31 8.423

2004 245.946 1.033.877 7,43 9.119

2005 271.140 1.202.762 12,74 9.781

2006 347.013 1.382.493 9,75 8.975

2007 450.055 1.649.662 8,00 9.372

2008 456,787 1.895.839 10,83 10.895

2009 515.824 2.141.384 6,46 9.353

2010 605.411 2.471.206 6,26 8.959 Sumber: Bank Indonesia,dan BPS (2012) diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa strategi kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah kebijakan moneter longgar (easy

monetary policy) yaitu dengan menggiatkan kembali perekonomian yang sedang

lesu, dengan cara mempermudah dan menambah jumlah uang beredar, agar permintaan konsumsi naik yang secara otomatis juga akan menaikkan produksi.

Dalam perekonomian terbuka dan sistem devisa bebas, kebijakan moneter yang longgar dapat berdampak pada kenaikan harga/inflasi dan mengurangi daya saing produk dalam negeri dan pada akhirnya akan menurunkan devisa. Sementara itu, kebijakan moneter ketat akan memberi dampak sebaliknya, terutama dalam rangka meredam kenaikan harga atau inflasi yang berlebihan,


(22)

8

sehingga tekanan terhadap neraca pembayaran berkurang karena produk dalam negeri kembali dapat bersaing, meskipun dengan kebijakan ini akan berdampak pula pada menurunnya pertumbuhan ekonomi, karena jumlah uang yang beredar dikurangi, yang berarti permintaan juga berkurang.

Krisis ekonomi memberi pelajaran kepada bangsa Indonesia bahwa beberapa indikator-indikator ekonomi makro yang memuaskan belum menjadi jaminan bahwa kondisi ekonomi Indonesia memang kuat. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan kegiatan ekonomi seperti pada masa sebelum krisis ekonomi pada akhir dekade 1990-an pilihan kebijakan ekonomi untuk menstabilisasi perekonomian adalah kebijakan fiskal dan moneter. Pada saat ekonomi dirasakan berjalan terlalu lambat dari yang seharusnya yang ditandai dengan rendahnya pertumbuhan dan tingginya tingkat pengangguran, maka dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat diharapkan dapat mendorong perekonomian tumbuh lebih cepat dan pengangguran dapat ditekan. Sedangkan pada saat perekonomian dianggap terlalu laju yang ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi dan tingkat inflasi yang juga tinggi, kebijakan fiskal dan moneter diharapkan dapat menekan dan mengarahkan perekonomian agar terhindar dari dampak negatif.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan makroekonomi yang memiliki target yang harus dicapai baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sudah lama terjadi perdebatan antara kebijakan fiskal dan moneter. Di satu sisi, kebijakan moneter diarahkan pada pencapaian target menjaga stabilitas tingkat harga. Sementara itu disisi lain kebijakan fiskal ditetapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Hal ini kemudian yang menyebabkan munculnnya trade-off antara pencapaian stabilitas


(23)

9

harga dan pertumbuhan ekonomi terutama dalam jangka pendek. Kebijakan defisit fiskal yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan tingkat inflasi, sebaliknya perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi juga memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Perkembangan perekonomian yang semakin dinamis dan terintegrasi dengan perekonomian dunia memberikan implikasi penting bagi para pelaku ekonomi terutama dalam pengambilan kebijakan makroekonomi. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter melalui koordinasi yang baik akan memberikan sinyal positif bagi pasar dan menjaga stabilitas makroekonomi.

Berdasarkan kondisi dan fenomena dalam perekonomian Indonesia, Penulis tertarik untuk membuat sebuah studi yang penulis tuangkan dalam sebuah

tulisan dengan judul “Dampak Kebijakan Fiskal Dan Moneter Dalam Perekonomian Indonesia:

1. 2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari tulisan ini adalah :

Bagaimanakah Dampak Kebijakan Fiskal pada variabel Pengeluaran Pemerintah, Penerimaan Pajak, Ekspor, Nilai Tukar dan Kebijakan Moneter pada variabel Jumlah Uang beredar, Suku Bunga, terhadap peningkatan PDB Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Menganalisis dampak Kebijakan Fiskal pada variabel Pengeluaran Pemerintah, Penerimaan Pajak, Ekspor, Nilai Tukar dan Kebijakan Moneter pada variabel Jumlah Uang beredar, Suku Bunga, terhadap peningkatan PDB Indonesia.


(24)

10

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menganalisis dampak kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian indonesia.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang dampak kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian indonesia.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa, dosen dan peneliti lainnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada Persamaan Model IS untuk variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB indonesia, sedangkan variabel pengeluaran pemerintah, ekspor dan pajak serta nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB Indonesia.

Secara detail dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Setiap kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 1.538.718 miliar.

b. Setiap kenaikan Ekspor sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 22.737 miliar.

c. Setiap kenaikan Pajak sebesar 1 persen, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 260.309 miliar.

d. Setiap kenaikan nilai tukar sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 220.758 miliar.

e. Setiap kenaikan Suku bunga sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 27.323 miliar.

2. Pada persamaan Model LM untuk Variabel jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan PDB Indonesia secara statistik


(26)

79

pada tingkat = 10% dan untuk variabel suku bunga tidak signifikan terhadap PDB Indonesia atau dapat dinyatakan bahwa:

a. Setiap kenaikan jumlah uang beredar sebesar 1 persen, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 715.275 miliar.

b. Setiap kenaikan Suku bunga sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 311.324 miliar.

5.2. Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar konsisten menjaga tingkat bunga yang stabil dan mendorong kebijakan yang dapat meningkatkan sektor riil sehingga perekonomian dapat terus tumbuh dan stabilitas tetap terjaga.

2. Diharapkan agar pemerintah menciptakan iklim yang baik bagi investor yang ingin menanamkan investasinya dengan memberikan kemudahan proses dan pelayanan perizinan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerimaan yang berasal dari pajak, tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga bisa dilihat dari faktor sosial budaya, politik dan hukum, atau dapat juga dilihat dari segi kondisi negara pengimpor sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor apa saja yang, mempengaruhi penerimaan negara dari pajak.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Aliman dan A Budi Purnomo. 2001. Kausalitas antara Ekspor dan Pertumbuhan

Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia, Vol. 16, No.2.

Anwar, Khairil. 2011. Pengaruh Intermediasi Keuangan Dan Jumlah Uang

Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal E-Mabis

Vol. 12 No. 1.

Asri, Nur. 2005, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan (Kajian Antar Propinsi di

Indonesia Periode 1994-2003). Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Andalas.

Atmadja, Adwin Surya. 2001, Free Floating Exchange Rate System dan

Penerapannya Pada kebijaksanaan Ekonomi di Negara Yang Berperekonomian Kecil dan Terbuka, Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol 3 , No. 1.

Badan Pusat Statistik. 2000-2012, ”Produk Domestik Bruto”, www.bi.go.id Bank Indonesia. 2013, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI),

Berbagai edisi penerbitan.

---, www.bi.go.id. Jakarta: Bank Indonesia

Engen E.M and Skinner J. 1992, Fiscal Policy and Economic Growth, Cambridge, NBER Working Paper Series No. 4223

Gujarati, Damodar. 2006, Ekonometrika Dasar, Alih bahasa Sumarno Zain, Jakarta. Erlangga.

Gulo, Angadrowa. 2008, Analisis Pengaruh Aspek Fiskal Dan Moneter Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Guritno, Mangkoesoebroto. 1993, Ekonomi publik, Ed. 3; Cet.1, BPFE-Yogyakarta.

Jamzani Sodik. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) Vol. 12 No. 1.


(28)

79

Jung, W.S dan J. Marshall. 1985. “Export, Growth And Causality In Developing Countries”. Journal of Development Economics, 18 : 1-12. North-Holland

Konuki, Tetsuya. 2000. The effect of monetary policy on agregat demand in small

open economy: An aplication of the structural error correction model.

IMF Working Paper. Fiscal Affair Department

Ma’ruf, Ahmad dan Wihastuti, Latri. 2006, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,

Determinan Dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Vol 9 , No. 1

Madjid, Noor Cholis. 2007, Analisis efektivitas antara kebijakan fiskal dan

kebijakan moneter dengan pendekatan model IS - LM (studi kasus indonesia tahun 1970 - 2005). Tesis. Program Pascasarjana Universitas

Diponegoro Semarang.

Mankiw, Gregory N. 2006, Macroekonomi, Edisi 6, Alih bahasa Fitria Liza dan Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Metwally, M.M. 1995, Teori dan Model Ekonomi Islam, PT. Bangkit Daya Insana, Edisi Pertama, Jakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Yogyakarta: Erlangga

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi, Edisi Perdana : PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi, Makro dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Nuary, Sanny. 2005. Analisis Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1970-2002, Tesis, Sekolah

pascasarjana.Universitas Sumatera Utara.

Putra, Muhammad Angga Pratama. 2009, Analisa Keterkaitan Antara Ekspor dan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 1960-2009. Skripsi

Universitas Sumatera Utara.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008, Teori Ekonomi Makro Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Raman, Abdur. 2009, Analisis Efektivitas Kebijakan Fiskal Dan Moneter

Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, Tesis, Sekolah


(29)

80

Reksoprayitno Soediyono. 2000, Ekonomi Makro, Edisi Millennium, BPFE UGM Yogjakarta

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, Wiliam, 1996, Ilmu Makroeconomi, Alih Bahasa Haris Munanandar, Dkk, Erlangga, Jakarta.

Santoso, Teguh, Maruto Umar basuki. 2009, Dampak kebijakan fiscal dan

Moneter dalam Perekonomian Indonesia; Aplikasi Model Mundell-Fleming, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 5,nomor 2.

Soediyono R. 1981, Ekonomi Makro: Pengantar Analisis Pendapatan Nasional, Penerbit Liberty,Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Modren, Perkembangan Pemikiran dari

Klasik hingga Keynesian Baru, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Suparmoko, M. 1997, Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, Cet.VII, BPFE, Yogyakarta.

Yulianti, Sri Handaru dan Prasetyo, Handoyo. 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Internasional. Andi. Yogyakarta. Edisi Pertama


(1)

10 1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menganalisis dampak kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian indonesia.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang dampak kebijakan fiskal dan moneter dalam perekonomian indonesia.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa, dosen dan peneliti lainnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya


(2)

78

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada Persamaan Model IS untuk variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDB indonesia, sedangkan variabel pengeluaran pemerintah, ekspor dan pajak serta nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB Indonesia.

Secara detail dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Setiap kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 1.538.718 miliar.

b. Setiap kenaikan Ekspor sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 22.737 miliar.

c. Setiap kenaikan Pajak sebesar 1 persen, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 260.309 miliar.

d. Setiap kenaikan nilai tukar sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 220.758 miliar.

e. Setiap kenaikan Suku bunga sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 27.323 miliar.

2. Pada persamaan Model LM untuk Variabel jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan PDB Indonesia secara statistik


(3)

79

pada tingkat = 10% dan untuk variabel suku bunga tidak signifikan terhadap PDB Indonesia atau dapat dinyatakan bahwa:

a. Setiap kenaikan jumlah uang beredar sebesar 1 persen, maka akan menurunkan PDB sebesar Rp. 715.275 miliar.

b. Setiap kenaikan Suku bunga sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan PDB sebesar Rp. 311.324 miliar.

5.2. Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah agar konsisten menjaga tingkat bunga yang stabil dan mendorong kebijakan yang dapat meningkatkan sektor riil sehingga perekonomian dapat terus tumbuh dan stabilitas tetap terjaga.

2. Diharapkan agar pemerintah menciptakan iklim yang baik bagi investor yang ingin menanamkan investasinya dengan memberikan kemudahan proses dan pelayanan perizinan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerimaan yang berasal dari pajak, tidak hanya dari segi ekonomi tetapi juga bisa dilihat dari faktor sosial budaya, politik dan hukum, atau dapat juga dilihat dari segi kondisi negara pengimpor sehingga dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor apa saja yang, mempengaruhi penerimaan negara dari pajak.


(4)

78

Aliman dan A Budi Purnomo. 2001. Kausalitas antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia, Vol. 16, No.2.

Anwar, Khairil. 2011. Pengaruh Intermediasi Keuangan Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal E-Mabis Vol. 12 No. 1.

Asri, Nur. 2005, Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan (Kajian Antar Propinsi di Indonesia Periode 1994-2003). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Atmadja, Adwin Surya. 2001, Free Floating Exchange Rate System dan Penerapannya Pada kebijaksanaan Ekonomi di Negara Yang Berperekonomian Kecil dan Terbuka, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 3 , No. 1.

Badan Pusat Statistik. 2000-2012, ”Produk Domestik Bruto”, www.bi.go.id Bank Indonesia. 2013, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI),

Berbagai edisi penerbitan.

---, www.bi.go.id. Jakarta: Bank Indonesia

Engen E.M and Skinner J. 1992, Fiscal Policy and Economic Growth, Cambridge, NBER Working Paper Series No. 4223

Gujarati, Damodar. 2006, Ekonometrika Dasar, Alih bahasa Sumarno Zain, Jakarta. Erlangga.

Gulo, Angadrowa. 2008, Analisis Pengaruh Aspek Fiskal Dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Guritno, Mangkoesoebroto. 1993, Ekonomi publik, Ed. 3; Cet.1, BPFE-Yogyakarta.

Jamzani Sodik. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) Vol. 12 No. 1.


(5)

79

Jung, W.S dan J. Marshall. 1985. “Export, Growth And Causality In Developing Countries”. Journal of Development Economics, 18 : 1-12. North-Holland

Konuki, Tetsuya. 2000. The effect of monetary policy on agregat demand in small open economy: An aplication of the structural error correction model. IMF Working Paper. Fiscal Affair Department

Ma’ruf, Ahmad dan Wihastuti, Latri. 2006, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Determinan Dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol 9 , No. 1

Madjid, Noor Cholis. 2007, Analisis efektivitas antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dengan pendekatan model IS - LM (studi kasus indonesia tahun 1970 - 2005). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Mankiw, Gregory N. 2006, Macroekonomi, Edisi 6, Alih bahasa Fitria Liza dan Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Metwally, M.M. 1995, Teori dan Model Ekonomi Islam, PT. Bangkit Daya Insana, Edisi Pertama, Jakarta

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Yogyakarta: Erlangga

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi, Edisi Perdana : PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi, Makro dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Nuary, Sanny. 2005. Analisis Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1970-2002, Tesis, Sekolah pascasarjana.Universitas Sumatera Utara.

Putra, Muhammad Angga Pratama. 2009, Analisa Keterkaitan Antara Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 1960-2009. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008, Teori Ekonomi Makro Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. Raman, Abdur. 2009, Analisis Efektivitas Kebijakan Fiskal Dan Moneter

Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara


(6)

Reksoprayitno Soediyono. 2000, Ekonomi Makro, Edisi Millennium, BPFE UGM Yogjakarta

Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, Wiliam, 1996, Ilmu Makroeconomi, Alih Bahasa Haris Munanandar, Dkk, Erlangga, Jakarta.

Santoso, Teguh, Maruto Umar basuki. 2009, Dampak kebijakan fiscal dan Moneter dalam Perekonomian Indonesia; Aplikasi Model Mundell-Fleming, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 5,nomor 2. Soediyono R. 1981, Ekonomi Makro: Pengantar Analisis Pendapatan Nasional,

Penerbit Liberty,Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Modren, Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga Keynesian Baru, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Suparmoko, M. 1997, Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, Cet.VII, BPFE, Yogyakarta.

Yulianti, Sri Handaru dan Prasetyo, Handoyo. 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Internasional. Andi. Yogyakarta. Edisi Pertama