PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 2 MEDAN).

(1)

PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU

MADRASAH

( Studi Kasus di MTs Negeri 2 Medan)

TESIS

Oleh

EFENDI SIPAYUNG NIM: 071188130003

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 23 Mei 2012 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Magister Administrasi Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

ABSTRACT

Thesis, EFENDI SIPAYUNG (2011); The Accomplishment of Improving Teacher’s Quality Planning of Madrasah. (Case Study at MTs Negeri 2 Medan). The research aims to know the

accomplishment of improving techer’s quality planning at MTs 2 Medan. Therefore, this

research is done by using qualitative method. To collect the data which is needed in this research is used deep inteview technique, observation, and document literary. The data of research is analyzed by the some steps of data reduction, explaining data and taking the conclusion. The accuracy ofdata is checked by the credibility technique, transparency, dependability, and confirmability.

There are four finding in this research, they are:

The arrengement of improving teacher’s quality planning at MTs Negeri 2 Medan is

done by agreement which is involved those staff, teachers, committee of Madrasah with the purpose of all personals that have the capability of teaching, commitment and responsibility.

The formulation of improving techer’s planning involve MGMP activities.(workshop, training)

activity of class supervising, and training of teacher and staff. The accomplishment of teacher’s improving program at MTs Negeri 2 Medan involve MGMP program (the Agreement of teachers) by doing workshop and training of teaching capability of teachers to increase professionally to get the effectivity of learning. The accomplishment of class supervision is done to help teachers in finding and solving the learning problem in the class. In the case, class supervision is created by the headmaster by supporting of supervisior,the deputy of headmaster, and the committee of Madrasah. The accomplishment of mental upgrading as one of axpedient of

improvement of teacher’s personality is done by presenting Religious figure, education and scientist mainly to increase the teacher’s quality at MTs Negeri 2 Medan. To maximally the reach of increasing quality of teacher that is earned by following BINTAL (Bimbingan Mental) at every one month which cover many level of education. The school has already done the corporation to those teachers, school committee, government office, religious Departement of

North Sumetera to arrange and doing those education program and the increasing of teacher’s


(5)

ABSTRAK

Tesis, EFENDI SIPAYUNG (2012); PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (Studi Kasus di MTs Negeri 2 Medan). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rencana pengembangan guru di MTs Negeri 2 Medan. Karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan kajian dokumen. Data penelitian dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan. Keterpercayaan data diperiksa dengan teknik kredibilitas, transperabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Ada empat temuan dalam penelitian ini, yaitu :

Penyusunan rencana pengembangan guru di MTs Negeri 2 Medan ini dilakukan dengan cara musyawarah yang melibatkan para staff, guru, komite, madrasah dengan tujuan agar personil madrasah memiliki keterampilan mengajar, komitmen tugas dan tanggung jawab. Formulasi rencana pengembangan mutu guru mencakupo kegiatan MGMP (workshop, pelatihan), kegiatan supervisi kelas, dan pembinaan mental guru dan pegawai. Pelaksanaan program pengembangan guru MTs Negeri 2 Medan melalui kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) melalui workshop dan pelatihan keterampilan mengajar guru untuk meningkatkan profesionalitas dan keterampilan mengajar sehingga tercapai efekivitas pembelajaran. Pelaksanaan supervisi kelas dilaksnakan dalam membantu guru menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Dalam hal ini supervisi kelas melaksanakan oleh kepala sekolah dengan dukungan pengawas, wakil kepala madrasah dan komite madrasah. Pelaksanaan kegiatan pembinaan mental sebagai satu upaya pengembangan kepribadian guru dilaksnakan dengan cara menghadirkan para tokoh keagamaan,pemndidikan, dan para cendikiawan terutama upaya peningkatan kualitas guru di MTs Negeri 2 Meda. Memaksimalkan pencapaian peningkatan kualitas guru yang didapatkan guru dengan mengikuti Bintal (Bimbingan Mental) padasetiap 1 bulan sekali yang meliputi berbagai bidang pendidikan. Sekolah telah melakukan kerjasama dengan guru-guru, komite sekolah, kanwil, Depag SU untuk menyusun dan melaksanakan program-program pendidikan dan peningkatan kualitas guru.


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan.

Tesis ini berjudul :” PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (STUDI KASUS DI MTs NEGERI 2 MEDAN

”.

. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam bidang Administrasi Pendidikan ada Program Pascasarjana UNIMED Medan. Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak menerima bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat besar manfaatnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. H. Saiful Sagala, M.Pd. dan bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang berkat bimbingan dan waktu yang diberikan mereka berdua sehingga tesis ini dapat diselesaikan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Magister dalam bidang Administrasi Pendidikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur PPS UNIMED Medan, Prof. Dr. H. Saiful Sagala, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan UNIMED Medan, para staf pimpinan, dosen, dan pegawai PPS UNIMED Medan yang juga banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan pelayanan kepada penulis selama menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini.


(7)

Demikian pula disampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Nursalimi, M.Ag, selaku Kepala MTs Negeri II Medan, para guru dan pegawai yang banyak memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam mendukung penyelesaian penelitian tesis ini.

Kemudian kepada semua pihak dan rekan sejawat yang turut memberikan dukungan moril dan materil dalam rangka penyelesaian kuliah dan penulisan tesis, penulis ucapkan juga terima kasih yang tiada terhingga.

Kepada istri tercinta Sri Bowati dan anak-anak tersayang Ikhwan Syahnain, Trisna Afifah, dan Habib Shahibi, yang dengan penuh kesabaran, berkorban waktu dan perasaan dengan segala kesibukan penulis selama menyelesaikan kuliah dan penelitian ini. Sungguh pengorbanan dan motivasi yang mereka berikan selama ini menjadi motivasi bagi penulis untuk sungguh-sungguh menyelesaikan perkuliahan pada PPS UNIMED Medan.

Kepada Ayahanda Jakenan Sipayung dan Ibunda Panim Damanik yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dan berkat doanya jualah penulis masih dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang program Strata dua (S2) dan menjadi kekuatan semangat untuk terus menuntut ilmu pengetahuan pada Program Pascasarjana UNIMED Medan.

Akhirnya, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atas kemungkinan adanya kekeliruan dalam karya ilmiah ini. Semua kemungkinan adanya kekeliruan merupakan kekurangan dan keterbatasan penulis. Karena itu, penulis tetap mengharap petunjuk dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala kesempurnaan Ilmu-Nya . Amin.


(8)

Medan, Februari 2012 Penulis

EFFENDI SIPAYUNG NIM. 071188130003


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I:PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 15

C. Perumusan Masalah 15

D. Tujuan Penelitian 15

E. Kegunaan Penelitian 16

BAB II:KAJIAN PUSTAKA 17

A. Hakikat Manajemen Sumberdaya Tenaga Kependidikan 17 B. Peran Manajemen Sumberdaya Tenaga Kependidikan 19 C. Perencanaan Sumberdaya Tenaga Kependidikan 21 D. Pelatihan & Pengembangan Sumberdaya Tenaga Kependidikan 29

BAB III:METODOLOGI PENELITIAN 40

A. Pendekatan Penelitian 40

B. Latar Penelitian 42

C. Sumber Data 43

D. Teknik Pengumpulan Data 44

E. Teknik Analisis Data 47

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 49

BAB IV:TEMUAN DAN PEMBAHASAN 54

A. Temuan umum 54

1. Sejarah Berdirinya 54

2. Perkembangan Madrasah 57

3. Lokasi, Sarana dan Prasarana Madrasah 59

4. Keadaan Tenaga Pengajar 61

5. Keadaan Fasilitas 63

6. Keadaan Siswa 65

B. Temuan Khusus 66

1. Penyusunan Rencana Pengembangan Guru 66 2. Pelaksanaan Rencana Pengembangan Guru 77 3. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran 85

4. Pelaksanaan Pembinaan Mental Guru 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian 93

BAB V: PENUTUP 103

A. Kesimpulan 103

B. Saran-Saran 104

DAFTAR PUSTAKA 106


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Secara faktual tidak bisa dibantah bahwa sumberdaya manusia adalah bahagian yang terpenting dari unsur manajemen. Bagaimanapun faktor manajemen merupakan proses pengelolaan dalam organisasi yang mencakup unsur sumberdaya manusia, material, uang, metode, pasar dan waktu yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks ini ketersediaan sumberdaya manusia atau personil yang profesional dalam suatu organisasi sangat signifikan dalam proses manajemen untuk dijalankan dengan baik. Karena itu, bidang sumberdaya manusia harus difungsikan dalam setiap organisasi untuk membantu orang-orang dan organisasi mencapai tujuannya. Dalam perkembangan kini, pendayagunaan sumberdaya manusia menghadapi banyak tantangan yang muncul dari tuntutan kebutuhan pegawai, organisasi dan masyarakat.

Dalam dunia baru abad ke-21, kompetisi global dan perubahan teknologi komunikasi dan transportasi masa kini telah tiba. Tidak hanya ada satu alasan mengapa akhirnya perubahan terjadi, tetapi perubahan mungkin dapat diidentifikasi dengan beberapa kunci perubahan. Sumberdaya manusia telah dikenali sebagai hal yang sangat penting dan menjadi elemen universal dalam efektivitas organisasi dan kunci sumber keuntungan kompetitif (Lawler III dan Worley, 2006:5). Dijelaskan bahwa kunci perubahan tersebut


(11)

mencakup: (1) pertumbuhan cepat dalam bidang ilmu dan teknologi adalah penggerak yang memberi kontribusi pertumbuhan penting modal manusia (human capital), (2) ledakan pertumbuhan teknologi informasi tahun 1990-an dan bakat yang dicapai oleh modal manusia, (3) pertumbuhan pengakuan bahwa nilai pasar yang semakin lebih besar dalam hal modal manusia. Karena itu pengetahuan adalah hal utama dalam mencapai efektivitas organisasi telah diubah sangat esensial bagi organisasi. Apa yang dilakukan oleh perangkat sumberdaya manusia dan bagaimana melakukan perubahan organisasi, semua terkait dalam merespon lingkungan dan pesaing baru yang muncul dalam dunia global.

Menurut Sulaksana (2003:8) sejak industrialisasi produksi, kebangkitan industri jasa dan ledakan teknologi informasi, kecepatan perubahan lingkungan berbagai perusahaan yang beroperasi menjadi begitu tidak dapat dihindari. Mengacu kepada Clarke, dikemukakannya bahwa dalam dekade terakhir ini dapat disaksikan perubahan yang belum ada presedennya dalam sejarah. Dari segala penjuru belahan dunia terjadi perubahan besar-besaran di dunia bisnis, dan sektor komputer sampai jasa keuangan, dari sektor telekomunikasi hingga

layanan kesehatan”.

Begitu pula peran strategis sumberdaya manusia profesional dalam konteks manajemen pendidikan nasional. Peningkatan mutu pendidikan nasional ditentukan oleh faktor ketersediaan sumberdaya guru profesional pada setiap satuan pendidikan. Bagaimanapun, guru masa depan adalah guru yang ditempa secara berkesinambungan di


(12)

dalam pusat-pusat pelatihan guru yang bermutu. Karena itu manajemen pendidikan nasional perlu membenahi pusat pelatihan guru, karena keberadaan pusat pelatihan guru sangat menentukan percepatan perbaikan profesi guru seiring dengan implementasi UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Bagaimanapun, mutu adalah inti pendidikan. Saat ini, apakah mutu sudah memasuki ruang kelas dan lingkungan pembelajaran pada sekolah dan madrasah? Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan hal yang penting dan fundamental dalam menentukan masa depan anak-anak, remaja dan peran orang-orang dewasa. Dengan demikian kualitas pendidikan dapat dipahami sebagai suatu hal yang memuaskan kebutuhan dasar pembelajaran, dan memperkaya kehidupan pelajar serta pengalaman hidup mereka dalam pembelajaran dalam memaksimalkan pengembangan potensi secara berkelanjutan.

Perubahan menuju peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya kebutuhan pribadi guru untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam perspektif sosial, ekonomi dan politik, akan tetapi perubahan pendidikan merupakan keperluan organisasi bahkan manajemen untuk mengusahakan dan melibatkan individu personil sekolah yang berkiprah dan terkait untuk memajukan pendidikan yang mencerdaskan bangsa. Jika suatu bangsa sibuk membangun secara pisik dan ekonomi, namun masih banyak mengorbankan hak asasi warga negara, itu artinya pendidikan belum sepenuhnya mampu mencerdaskan bangsa.


(13)

Bagaimanapun, peningkatan kualitas organisasi sangat tergantung pada peran manajemen. Tegasnya, manajemen hanya akan berfungsi dengan baik manakala dijalankan oleh para manajer dan sumberdaya manusia yang berkualitas dan profesional. Fungsi manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang tugas sekolah, yaitu manajemen kurikulum atau pengajaran, personil, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana, material, dan manajemen hubungan dengan masyarakat. Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh kepala sekolah beserta staf dan guru-guru dalam merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kemudian dalam tahap pengorganisasian, kepala sekolah menetapkan dan memfungsikan setiap orang dalam sekolah untuk melaksanakan kegiatan. Pada tahap pengerahan, kepala sekolah menggerakkan seluruh orang yang terkait untuk segera bersama-sama melaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing.

Dalam konteks ini ditekankan bahwa kepala sekolah harus bekerja secara akrab dengan masyarakat dan warga sekolah. Disamping harus memiliki manajemen dan kepemimpinan sekolah sebagai tanggung jawab utama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, juga sekaligus merancang dan mengarahkan perubahan sekolah ke arah yang lebih baik. Pelaporan siswa menjadi tangggungjawab mereka, menata kegiatan administrasi, kepemimpinan pendidikan, dan memiliki kemampuan berhubungan dengan mayarakat secara lebih baik. Sedangkan wakil kepala sekolah membantu kepala


(14)

sekolah dalam hal penyusunan anggaran, koordinasi kurikulum dan pengembangan staf. Selanjutnya para guru bertanggungjawab menjalankan kegiatan belajar dan mengajar secara baik (Syafaruddin, 2002:110).

Para guru harus bekerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di sekolah, baik manajemen kurikulum/pengajaran, ketenagaan/personalia, keuangan, sarana dan prasarana, maupun kesiswaan yang dirancang kepala sekolah. Demikian pula para manajer atau kepala sekolah harus berfungsi sebagai bagian dari kerja sama dalam lembaga untuk menjamin perubahan dalam lingkungan pendidikan era kekinian. Manajemen peningkatan kualitas guru haruslah memiliki pemimpin pendidikan yang profesional, sebab jika tidak, maka manajemen sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Untuk menghasilkan kualitas yang baik maka perlu manajemen yang baik.

Kepala sekolah harus memiliki konsep tentang mutu pendidikan. Paling tidak kepala sekolah harus menyusun visi, misi, strategi dan tujuan sekolah dalam menjangkau masa depan, serta kewenangan dan pengawasan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Strategi peningkatan kualitas guru dimulai dari perubahan manajemen sekolah yang operasional rutinitas kepada manajemen peningkatan mutu secara strategis. Intinya adalah diperlukan pembaharuan dalam konsep mutu, pembiayaan, metode dan pelayanan pendidikan terhadap pelanggan baik kepada murid, guru, orang tua, mayarakat,


(15)

dan industri atau stakeholders. Karena itu, disamping kepemimpinan yang kuat diperlukan peran serta masyarakat untuk peningkatan kualitas guru secara berkelanjutan.

Sekolah yang unggul senantiasa memberikan peluang bagi setiap guru yang efektif untuk mengembangkan keinginan dan kreativitasnya demi peningkatan mutu proses belajar-mengajar (Moedjiarto, 2002:70). Menjadi sekolah yang bermutu secara terpadu berarti memerlukan hubungan erat dengan pihak berkepentingan (stakeholders). Pendidikan memberikan jasa yang berpotensi untuk memecahkan sejumlah persoalan penting masyarakat saat ini. Para profesional pendidikan publik mesti mengembangkan cara baru, cara yang sudah diperbaiki, dalam mengajar. Bila sistem pendidikan mutakhir bertahan dalam krisis sekarang ini pertama-tama harus mampu menyelesaikan persaingan yang ada dalam masyarakat.

Bagaimanapun, para siswa memiliki masalah yang berbeda, dan sayangnya sekolah memiliki sumber daya yang terbatas. Hal yang harus dilakukan adalah mencoba memecahkan semua masalah yang dihadapi para siswa, tetapi para pendidik memfokuskan perhatian pada pemecahan masalah tertentu atau yang dipilih secara tepat. Mengidentifikasi masalah secara tepat merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi para guru dan administrator sekarang ini. Dalam bidang pendidikan, masalah yang tepat itu adalah masalah membawa siswa untuk berprestasi di dalam kelas.

Namun hal yang paling penting adalah bagaimana kepala sekolah mengelola para guru agar guru dapat menjalankan tugas-tugas


(16)

mereka dengan baik, sehinggga tujuan pendidikan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dalam lingkungan pendidikan sekarang ini terus mengalami perubahan dari era sebelumnya, karena itu yang hanya bersifat konstan hanyalah perubahan. Sebagian sekolah dapat secara efektif mengelola perubahan, sekolah-sekolah tersebut secara berkelanjutan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka, strategi, sistem dan budaya untuk kelangsungan hidup dan bahkan lebih baik meskipun ada trauma atau gelombang keterkejutan disebabkan adanya perubahan kekuasaan di dalam dan kebanyakan faktor eksternal terhadap institusi

Proses pembinaan guru adalah rangakaian kegiatan rekrutmen, seleksi, dan penempatan guru. Manajemen seperti ini adalah merupakan manajemen personil guru yang dikelola oleh pemerintah dan lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitas. Untuk memastikan bahwa hanya calon-calon guru yang memiliki kelayakan akademik dan kualifikasi pendidikan yang sesuai yang direkrut sebagai guru, maka rekrutmen seorang guru harus berdasarkan kepada hasil seleksi yang mengutamakan mutu calon yang dibuktikan oleh skor tes seleksi dengan menggunakakn perangkat instrumen yang standard dan teruji secara indeks prestasinya. Perangkat instrumen meliputi penguasaan bidang studi/mata pelajaran dan kependidikan

Seorang yang profesional akan terus-menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar melalui pendidikan dan pelatihan. Proses


(17)

pendidikan dan pelatihan bagi guru secara sederhana dipahami sebagi proses pembinaan.

Bagaimanapun, modal utama organisasi pendidikan bermakna bahwa staf atau personalia adalah kunci investasi lembaga. Perkembangan kompleksitas lembaga pendidikan bermuara kepada institusi, atau yayasan besar yang memiliki banyak sekolah, atau sekolah yang besar dengan diminati banyak masyarakat. Perencanaan dan pengembangan efektivitas staf dan sumberdaya tenaga kependidikan merupakan syarat esensial bagi pencapaian dan maksimalisasi pencapaian tujuan (Law dan Glover, 2000:189).

Pembinaan guru adalah serangkaian usaha bantuan kepada guru terutama layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah/pengawas untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang bermuara kepada peningkatan mutu lulusan.

Pendapat lain dijelaskan oleh Beach dan Reinhartz (2000) pengembagan staf (guru) adalah proses memelihara dan melatih untuk menigkatkan kualitas personil. Jadi diperlukan adanya program pengembangan profesional guru sehingga para guru mendapatkan informasi baru, baik berupa pengetahuan, keterampilan, pembinaan sikap dan komitmen mengajar sebagi tugas profesional yang mulia.

Menurut Gueskey dan Huberman (Syafaruddin, 2005:257) proses pembinaan guru dapat dilakukan melalui pelatihan guru. Karena pelatihan/penataran guru memberikan implikasi sebagai bentuk dukungan eksternal yang diberikan bagi pengembangan


(18)

profesional hanya akan efektif bila dikaitkan dengan pengalaman tugas di lapangan dan pengetahuan dan keperluan profesional guru.

Hasil penelitian Wiyono (2000:71) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas jabatan guru di bawah gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berbeda. Semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas jabatan guru di sekolah dasar cenderung lebih tinggi di bawah gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berorientasi tinggi pada tugas dan hubungan manusia (integrated) dari pada di bawah gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berorentasi tinggi pada tugas (task oriented).

Sebagai bagian konstelasi pendidikan nasional, madrasah juga diliputi berbagai problema sumberdaya, manajemen dan kepemimpinan. Madrasah perlu bangkit dari keterbelakangan. Pemberdayaan personil menjadi kata kunci untuk mengeliminir berbagai kelemahan. Mengacu kepada pendapat Rahim (2001:63) masa depan pendidikan Islam di Indonesia ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal, dunia pendidikan Islam masih menghadapi problem pokok rendahnya kualitas sumberdaya manusia pengelola pendidikan. Hal ini terkait dengan program pendidikan dan pembinaan tenaga kependidikan yang masih lemah dan pola rekrutmen tenaga pegawai yang kurang selektif. Secara eksternal, pendidikan Islam dipengaruhi globalisasi, demokratisasi dan liberalisasi Islam.

Hasil penelitian Townsend (1994:94) menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan utama sekolah bertanggung jawab


(19)

melaksanakan pengembangan kebijakan sekolah yang sesuai, menggunakan informasi dan metode terbaik dalam pengembangan sekolah serta staf bertanggung jawab menjamin kebijakan terlaksana dalam cara yang mempermudah kemungkinan mencapai keberhasilan sekolah.

Hasil penelitian Reynold dan Sullivan, dikemukakan Saran dan Trafford, (1990:15) bahwa sekolah efektif dalam perspektif pengorganisasian sekolah, menerapkan keseimbangan pemberdayaan, rendahnya tingkat hukuman pisik, kepala sekolah membagi kekuasaan, hubungan sekolah dengan orang tua terbuka, staf dan guru memiliki harapan positif terhadap siswa, dan bentuk organisasi yang melibatkan siswa secara akademik dan secara sosial, serta menghindari sikap memaksa.

Dalam penelitian Suyatno (2003:88) menemukan bahwa integritas kepala sekolah berhubungan dengan kualitas sekolah. Semakin tinggi kualitas integritas kepala sekolah maka akan semakin tinggi kualitas sekolah. Integritas kepala sekolah merupakan kapasitas kepala sekolah memberikan: (1) komitmen pengabdiannya pada sekolah yang dipimpinnya, tangggung jawab, daya inovasi, kepercayaan, (2) nilai-nilai- kejujuran, keyakinan, sikap adil, memelihara dan menepati janji, (3) konsisten dalam tindakan dan keputusannya tercermin pada sikap konsekuen dan teguh dalam melaksanakan visi dan misi sekolah.

Modal utama organisasi pendidikan bermakna bahwa staf atau personalia adalah kunci investasi lembaga. Perkembangan


(20)

kompleksitas lembaga pendidikan bermuara kepada institusi, atau yayasan besar yang memiliki banyak sekolah, atau sekolah yang besar dengan diminati banyak masyarakat. Perencanaan dan pengembangan efektivitas staf dan sumberdaya tenaga kependidikan merupakan syarat esensial bagi pencapaian dan maksimalisasi pencapaian tujuan (Law dan Glover, 2000:189).

Masyarakat konsumen dalam dunia pendidikan menuntut kualitas produksi yang tinggi terus menerus diperbaiki. Oleh sebab itu, profesionalisme merupakan syarat mutlak di dalam kehidupan global. Bagaimanapun di dalam sekolah, tujuan harus dirumuskan, kebijakan perlau dibuat, program dikembangkan, personil dipekerjakan, fasilitas diperkirakan, segala peralatan diusahakan, dan semua unsur terpisah harus dikoordinasikan. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh orang-orang tenaga ahli terdidik, tenaga non pengajar, pustakawan, psikolog, psikiater, pengacara, manajer bisnis dan pegawai (Castetter, 1981:5).

Dewasa ini, pendidikan merupakan bidang kerja yang membutuhkan komitmen pribadi tingkat tinggi semua elemen sumberdaya tenaga kependidikan secara profesional. Oleh karena itu, semua pribadi yang terkait dengan pendidikan harus memandang bahwa perubahan pendidikan merupakan keharusan bagi mengantisipasi kebutuhan bangsa, pemerintah, pihak terkait pad masa kini dan mendatang. Bahkan perubahan pendidikan berkenaan dengan masa depan umat manusia dalam menata kehidupan dan kebudayaannya supaya lebih berkualitas dan bermartabat. Tanpa perubahan yang bermakna dengan dirancang oleh manajemen


(21)

strategik, maka pendidikan menjadi sesuatu yang stagnan, dan diragukan kemampuannya membuat yang baru untuk kemajuan bagi formulasi kebudayaan kontemporer.

Berdasarkan kajian di atas bahwa konteks MTs Negeri 2 Medan sebagai penyelenggara satuan pendidikan jenjang sekolah menengah pertama, yang dikelola Kementerian Agama memiliki peran strategis dalam pengembangan sumberdaya guru. Karena itu, sistem perencanaan sumberdaya manusia khususnya tenaga guru terkait dengan peran guru sebagai pendidik profesional yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, khususnya tujuan pembelajaran di Tsanawiyah.

Semakin baik perencanaan maka akan menghasilkan rencana yang diharapkan. Dalam merespon keperluan peningkatan mutu guru, maka pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen madrasah. Proses penyusunan rencana merupakan tahap awal dalam pelaksanaan rencana yang diharapkan. Bergitu pula dengan pelaksanaan rencana kegaiatan MGMP, pelaksanaan supervisi, dan pembinaan mental dan pembinaan personil lainnya memungkinkan sumberdaya guru semakin meningkat kualitasnya.

Setidaknya dengan begitu arah pengembangan individu dan karir guru juga semakin jelas. Soalnya, mutu guru menjadi tolok ukur pengembangan SDM berkualitas yang diharapkan. Begitu pula pada madrasah-madrasah memang diperlukan rencana pengembangan


(22)

mutu guru yang jelas dalam mengantisipasi peningkatan mutu berkelanjutan di madrasah.

Sebagai madrasah yang diminati masyarakat, keberadaan madrasah ini telah mengembangkan kelas unggulan sejak tahun pelajaran 2006-2007. Setiap tahun madrasah ini menerima dua kelas siswa untuk program kelas unggulan. Perkembangan peminat masuk ke MTs Negeri 2 Medan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 1

Perkembangan Siswa MTs Negeri 2 dari tahun 2007-2012

Nomor Tahun Pendaftar Diterima

1 2007/2008 918 335

2 2008/2009 668 341

3 2009/2010 826 341

4 2010/2011 815 316

5 2011/2012 827 329

Sumber: Data MTs Negeri 2 tahun 2011

Dari data di atas dapat dipahami bahwa setiap seleksi siswa baru, maka lebih dari 300-an orang tidak mendapat kesempatan belajar di MTs Negeri 2 karena tidak lulus seleksi. Fakta ini menunjukkan peminat MTs Negeri 2 Medan masih tetap menjadi pilihan masyarakat dalam melanjutkan pendidikan anak-anaknya.

Dalam kaitan ini, keberadaan MTs Negeri 2 Medan merupakan jenjang pendidikan dasar yang sangat menentukan pemerataan pendidikan yang berfokus pada wajib belajar 12 tahun. Untuk itu


(23)

diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atas pengembangan sumberdaya guru dalam menangani program pembelajaran efektif dan unggulan secara totalitas di madrasah ini. Dengan begitu akan tersedia guru-guru profesional (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial) yang diperlukan madrasah ini dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu lulusan yang unggul. Fenomena menunjukkan bahwa pengembangan mutu guru cenderung dilaksanakan melalui kegiatan MGMP, kegiatan pembinaan mental, pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan pendidikan lanjutan.

Sebagai madrasah yang diminati masyarakat, saat ini madrasah ini sudah memiliki guru 83 orang, terdiri atas 7 orang berpendidikan S2, 3 orang lagi sedang mengikuti pendidikan S2, dan 73 orang berpendidikan S1. Dalam perkembangannya saat ini, selain guru-guru mengikuti pendidikan lanjutan pada jenjang S2, manajemen madrasah juga melaksanakan kegiatan pelatihan keahlian guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), supervisi pengajaran, pembinaan keagamaan/mental dan manajemen madrasah juga melaksanakan penyertaan guru dalam berbagai pelatihan oleh Diklat Keagamaan Medan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Faktor lain yang menjadi alasan bagi pentingnya penelitian ini adalah karena keberadaan madrasah ini termasuk madrasah berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dalam kaitan ini adalah hal yang menarik untuk meneliti bagaimana


(24)

proses pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru dalam meningkatkan efektivitas tugas organisasi di MTs Negeri 2 Medan. B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru di Madrasah Tsnawiyah Negeri 2 Medan. Fokus penelitian ini dibatasi dalam kajian pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru, berkenaan dengan proses penyusunan rencana, formulasi rencana, pelaksanaan program dalam kegiatan MGMP, supervisi pembelajaran dan pembinaan mental para guru.

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penyusunan rencana pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan?

2. Bagaimana pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di MTs Negeri 2 Medan?.

3. Bagaimana pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan?

4. Bagaimana pelaksanaan pembinaan mental keagamaan dalam upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan? D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus dan permasalahan penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:


(25)

1. Mengetahui penyusunan rencana pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

2. Mengetahui pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru melalui kegiatan MGMP di MTs Negeri 2 Medan.

3. Mengetahui pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

4. Mengetahui pelaksanaan pembinaan mental keagamaan dalam upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan. E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan dalam mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pengembangan kualitas sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

2. Bagi para Mapenda di Kantor Kementerian Agama kota Medan sebagai masukan dalam membenahi manajemen peningkatan kualitas derajat profesionalisme guru dalam pelaksanaan perencanaan sumberdaya guru di Kantor Kementerian Agama kota Medan.

3. Secara konseptual hasil penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan model pelaksanaan perencanaan dalam peningkatan kualitas guru.


(26)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari data yang penulis peroleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Penyusunan rencana pengembangan kualitas guru di MTs Negeri 2 Medan ini dilakukan dengan cara musyawarah yang melibatkan para staf, guru, komite madrasah dengan tujuan agar personil madrasah memiliki komitmen tugas dan tanggung jawab melaksanakan program untuk meningkatnya mutu madrasah. 2. Program pengembangan guru di MTs Negeri 2 Medan ini

mencakup supervisi kelas, kegiatan Bintal (Pembinaan Mental) pada1 bulan sekali, Mengusulkan diadakannya pelatihan guru ke Kanwil SU, Mengaktifkan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di MTs Negeri 2 Medan, dan menganjurkan untuk mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan pendidikan, Diklat, Perlombaan guru profesional, dan ESQ (Emosional Spiritual Quetion).

3. Pelaksanaan supervisi kelas dilaksanakan dalam membantu guru dalam menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Dalam hal ini supervisi kelas dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan dukungan pengawas, wakil kepala madrasah dan komite madrasah.

4. Pelaksanaan kegiatan pembinaan mental keagamaan sebagai satu upaya pengembangan kepribadian guru dilaksanakan dengan cara


(27)

menghadirkan para tokoh keagamaan, pendidikan, dan para cendekiawan terutama upaya peningkatan kualitas guru di MTs Negeri 2 Medan. Memaksimalkan pencapaian peningkatan kualitas guru yang didapatkan guru dengan mengikuti Bintal (Bimbingan Mental) pada setiap 1 bulan sekali yang meliputi berbagai bidang pendidikan. Sekolah telah melakukan kerjasama dengan guru-guru, komite sekolah, Kanwil, Depag SU untuk menyusun dan melaksanakan program-program pendidikan dan peningkatan kualitas guru, sehingga para guru dapat memahami arti manajemen yang sebenarnya. Kemudian sekolah mengadakan kerjasama dengan komite sekolah yang merupakan pilar ketiga dalam memajukan pendidikan yaitu negara, masyarakat dan sekolah, kemudian sekolah memusyawarahkan dalam hal penanggulangan masalah yang dihadapi kepada pilar ketiga untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui para guru dan staf-stafnya.

B. Saran-Saran

1. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan ini diharapkan dapat menerapkan sistem manajemen yang lebih baik sehingga para guru dan staf-stafnya dapat membantu kepala sekolah dalam melaksanakan program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

2. Hendaknya kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas kepada para guru dan dalam mengembangkan diri melalui pendidikan lanjutan dan latihan tambahan, sehingga keprofesionalan guru semakin meningkat.


(28)

3. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan diharapkan dapat memotivasi para guru dalam pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas atau pengembangan guru, agar para guru dapat memaksimalkan kompetensinya dalam proses belajar mengajar dengan meningkatkan insentif guru supaya pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas guru dapat tercapai dengan baik.

4. Hendaknya semua bidang pengembangan mutu madrasah melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan pertemuan untuk peningkatan mutu guru.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar,Saiful, dkk. Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung: CitaPustaka Media, 2006.

Alfonso, Robert J, Gerald F. Fierth, and Richard F. Neville, Instructional Supervision, London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Arcaro, Joremo S. Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Armstrong, Michael, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 1994.

Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Beare, Hedley, Brian J. Caldwell, And Ross H. Millikan, Creating Excellenct School, Routledge Education, 1989.

Bogdan, Robert C. and Sari Knop Biklen, Qualitative Research for Education ,London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Bramham, John. Human Resources Planning. Kuala Lumpur: Golden Books Center SDN.BHD, 2000.

Bush, Tony and Marianne Coleman. Leadership and Strategic Management in Education. Terjemahan Fachrurozi,Yogyakarta: Ircisod, 2000.

Casio, Wayne F. Managing Human Resources. Boston: McGraw Hill, 2006.

Castetter, William B. The Personnel Function in Educational Administration. New York: Macmillan Publishing Company, 1981. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV.

Diponegoro, 2000.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Duke, Daniel L and Robert Lynn Canady, School Policy, New York: McGraw-Hill, Inc, 1991.

Gall, Meredith D, Joyce R. Gall dan Walter R. Borg, Educational Research, Amerika: Pearson Education, Inc, 2003.

Gilley, Jerry dan Steven A. Enggland,Principle of Human Resources,Massachusetts: Addison-Wesley Publishing company, Inc, 1989.


(30)

Glesne, Corrine and Alan Peshkin, Becoming Qualitative Researchers,

London: Longman Pubishing Group, 1992.

Guskey, T. R. & Huberman, M. Profesional Development in Education.

New York : Teachers College Press, 1995.

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,1995.

Jalal, Fasli dan Supardi. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yokyakarta : Adi Cita Karya Nusa, 2001.

Johnson, Richard, A, Fremont E. Kast, dan James E. Rosenzweig, Teori Sistem dan Penerapannya dalam Management, Jakarta: Ichtiar Baru, 1980.

Komaruddin. Manajemen Berdasarkan Sasaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1990.

Lawler III, Edward. E dan Christopher G. Worley, Built to Change: How to Achieve Sustained Organizational Effectiveness, San Fransisco: Jossey Bass, 2006.

Lincoln, Yvonna S. and Egon G.Guba, Naturalistiq Inquiry, California: Sage Publications, 1985.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, Analisi Data Kualitatif,

terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Moedjiarto, Sekolah Unggul, Jakarta: CV. Duta Graha Pustaka, 2002. Mondy, RW dan M Noe Roberth, Human Resourcesw Management, New

Jersey: Prentice Hall-englewood Cliffs, 1996.

Mondy, R. Wayne dan Shane R. Premaux, Management: Concepts, Practices and Skills,New Jersey: Pretice Hall Cliffs, 1995.

Matutina, Doni C. Manajemen Personalia, Jakarta : Rineka Cipta, 1993. Mites, A Metthew. B. dan Huberman, Mihcael. Analisis Data Kualitatif,

Jakarta : Universitas Indonesia, 1992.

Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005.

Mulyasa E. Standart Kompetensi dan Sertifiokasi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007.


(31)

Mulyasa E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosda Karaya, 2002.

Nawawi, Hadar. Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1997. Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Grasindo , 2003.

Patton, Michael Quinn, Qualitative evauation Method, London: Sage Publications Beverly Hils, 1980.

Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos, 2001.

Rivai, Veitzhal, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan dari Teori Ke Peraktek, Jakarta: Murai Kencana, 2004.

Safri, Rachmat. Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan Hukum, Bandung : Pustaka Setia, 2000.

Saleh Abd, Rosyat. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta : Bulan Bintang , 1993.

Siahahan, Amiruddin. Tarbiyah Jurnal Pendidikan dan Kesenian, Medan : IAIN-SU, 2003.

Sagala, Saiful, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

Bandung: Alfabeta, 2007.

Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2006.

Saran, Rene dan Vernon Trafford, Research in Educational Management and Policy: Retrospect and Prospect, New York: The Falmer Press, 1990.

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Siagian, S.P.Filsafat Administrasi.Jakarta: Gunung AGung.1985.

Spradley, James P, Participant Observation, New York: Holt Rinehart and Winston, 1980.

Strauss, Anselm and Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research,

California: Sage Publication, Inc, 1990.

Sulaksana, Uyung, Manajemen Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.


(32)

Suyatno, Thomas, Paramaeter No.17 Th XX, Juni 2003,Jakarta:UNJ, 2003.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005.

Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2002.

Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Quantum Teaching, 2005.

Syafe’i, Sofyan. Manajemen Kontemporer, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1996.

Terry, George R, The Principles of Management, Illionis:1973.

Walker, James, Human Resource Planning, Amerika: McGraw Hill, Inc, 1999.

Winardi. Dasar-Dasar Manajemen.Bandung: Sinar Baru.sarana, 1990. Wiyono, Bambang Budi, Gaya kepemimpinan kepala Sekolah dan

Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar, Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2000.

Wahjusumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.


(1)

menghadirkan para tokoh keagamaan, pendidikan, dan para cendekiawan terutama upaya peningkatan kualitas guru di MTs Negeri 2 Medan. Memaksimalkan pencapaian peningkatan kualitas guru yang didapatkan guru dengan mengikuti Bintal (Bimbingan Mental) pada setiap 1 bulan sekali yang meliputi berbagai bidang pendidikan. Sekolah telah melakukan kerjasama dengan guru-guru, komite sekolah, Kanwil, Depag SU untuk menyusun dan melaksanakan program-program pendidikan dan peningkatan kualitas guru, sehingga para guru dapat memahami arti manajemen yang sebenarnya. Kemudian sekolah mengadakan kerjasama dengan komite sekolah yang merupakan pilar ketiga dalam memajukan pendidikan yaitu negara, masyarakat dan sekolah, kemudian sekolah memusyawarahkan dalam hal penanggulangan masalah yang dihadapi kepada pilar ketiga untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui para guru dan staf-stafnya.

B. Saran-Saran

1. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan ini diharapkan dapat menerapkan sistem manajemen yang lebih baik sehingga para guru dan staf-stafnya dapat membantu kepala sekolah dalam melaksanakan program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

2. Hendaknya kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas kepada para guru dan dalam mengembangkan diri melalui pendidikan lanjutan dan latihan tambahan, sehingga keprofesionalan guru semakin meningkat.


(2)

3. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan diharapkan dapat memotivasi para guru dalam pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas atau pengembangan guru, agar para guru dapat memaksimalkan kompetensinya dalam proses belajar mengajar dengan meningkatkan insentif guru supaya pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas guru dapat tercapai dengan baik.

4. Hendaknya semua bidang pengembangan mutu madrasah melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan pertemuan untuk peningkatan mutu guru.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar,Saiful, dkk. Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung: CitaPustaka Media, 2006.

Alfonso, Robert J, Gerald F. Fierth, and Richard F. Neville, Instructional Supervision, London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Arcaro, Joremo S. Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Armstrong, Michael, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 1994.

Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Beare, Hedley, Brian J. Caldwell, And Ross H. Millikan, Creating Excellenct School, Routledge Education, 1989.

Bogdan, Robert C. and Sari Knop Biklen, Qualitative Research for Education ,London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Bramham, John. Human Resources Planning. Kuala Lumpur: Golden Books Center SDN.BHD, 2000.

Bush, Tony and Marianne Coleman. Leadership and Strategic Management in Education. Terjemahan Fachrurozi,Yogyakarta: Ircisod, 2000.

Casio, Wayne F. Managing Human Resources. Boston: McGraw Hill, 2006.

Castetter, William B. The Personnel Function in Educational Administration. New York: Macmillan Publishing Company, 1981. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV.

Diponegoro, 2000.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Duke, Daniel L and Robert Lynn Canady, School Policy, New York: McGraw-Hill, Inc, 1991.

Gall, Meredith D, Joyce R. Gall dan Walter R. Borg, Educational Research, Amerika: Pearson Education, Inc, 2003.

Gilley, Jerry dan Steven A. Enggland,Principle of Human Resources,Massachusetts: Addison-Wesley Publishing company, Inc, 1989.


(4)

Glesne, Corrine and Alan Peshkin, Becoming Qualitative Researchers, London: Longman Pubishing Group, 1992.

Guskey, T. R. & Huberman, M. Profesional Development in Education. New York : Teachers College Press, 1995.

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,1995.

Jalal, Fasli dan Supardi. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yokyakarta : Adi Cita Karya Nusa, 2001.

Johnson, Richard, A, Fremont E. Kast, dan James E. Rosenzweig, Teori Sistem dan Penerapannya dalam Management, Jakarta: Ichtiar Baru, 1980.

Komaruddin. Manajemen Berdasarkan Sasaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1990.

Lawler III, Edward. E dan Christopher G. Worley, Built to Change: How to Achieve Sustained Organizational Effectiveness, San Fransisco: Jossey Bass, 2006.

Lincoln, Yvonna S. and Egon G.Guba, Naturalistiq Inquiry, California: Sage Publications, 1985.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, Analisi Data Kualitatif, terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Moedjiarto, Sekolah Unggul, Jakarta: CV. Duta Graha Pustaka, 2002. Mondy, RW dan M Noe Roberth, Human Resourcesw Management, New

Jersey: Prentice Hall-englewood Cliffs, 1996.

Mondy, R. Wayne dan Shane R. Premaux, Management: Concepts, Practices and Skills,New Jersey: Pretice Hall Cliffs, 1995.

Matutina, Doni C. Manajemen Personalia, Jakarta : Rineka Cipta, 1993. Mites, A Metthew. B. dan Huberman, Mihcael. Analisis Data Kualitatif,

Jakarta : Universitas Indonesia, 1992.

Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005.

Mulyasa E. Standart Kompetensi dan Sertifiokasi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007.


(5)

Mulyasa E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosda Karaya, 2002.

Nawawi, Hadar. Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1997. Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Grasindo , 2003.

Patton, Michael Quinn, Qualitative evauation Method, London: Sage Publications Beverly Hils, 1980.

Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos, 2001.

Rivai, Veitzhal, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan dari Teori Ke Peraktek, Jakarta: Murai Kencana, 2004.

Safri, Rachmat. Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan Hukum, Bandung : Pustaka Setia, 2000.

Saleh Abd, Rosyat. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta : Bulan Bintang , 1993.

Siahahan, Amiruddin. Tarbiyah Jurnal Pendidikan dan Kesenian, Medan : IAIN-SU, 2003.

Sagala, Saiful, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2006.

Saran, Rene dan Vernon Trafford, Research in Educational Management and Policy: Retrospect and Prospect, New York: The Falmer Press, 1990.

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Siagian, S.P.Filsafat Administrasi.Jakarta: Gunung AGung.1985.

Spradley, James P, Participant Observation, New York: Holt Rinehart and Winston, 1980.

Strauss, Anselm and Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research, California: Sage Publication, Inc, 1990.

Sulaksana, Uyung, Manajemen Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.


(6)

Suyatno, Thomas, Paramaeter No.17 Th XX, Juni 2003,Jakarta:UNJ, 2003.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005.

Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2002.

Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Quantum Teaching, 2005.

Syafe’i, Sofyan. Manajemen Kontemporer, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1996.

Terry, George R, The Principles of Management, Illionis:1973.

Walker, James, Human Resource Planning, Amerika: McGraw Hill, Inc, 1999.

Winardi. Dasar-Dasar Manajemen.Bandung: Sinar Baru.sarana, 1990. Wiyono, Bambang Budi, Gaya kepemimpinan kepala Sekolah dan

Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar, Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2000.

Wahjusumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.