Pengaruh Perilaku Machiavellian terhadap Kepuasan Kerja, Pengambilan Keputusan Etis dan Ideologi Etika Akuntan dengan Karakteristik Demografi Sebagai Variabel Kontrol.

(1)

ABSTRACT

Accounting profession relationship with the professional service users and impact of the accounting profession ethics violation on public confidence in the professional services, making behavioral problems accountant as interesting issue for discussion. Machiavellian behavior that tends to override the rules of ethics above personal interests can be a constraint in carrying out duties as an accountant. The purpose of this study as an application of the accounting profession is to determine whether accountants are generally individuals who have high or low machiavellian behavior and know how to influence machiavellian behavior on job satisfaction, ethical decision making, and ethical ideology of accountants with demographic characteristics as control variables . This study proposed a number of research questions that examine the relationship between Machiavellian behavior with job satisfaction, ethical decision making and ethical ideology accountant..

The primary data, which were collected with purposive method, were obtained from spreading questionnaires to 80 individuals who have been through educational programs Strata 1 (S1) majoring in accounting and were/are working in the KAP/auditor who work and live in Bandung. From 80 questionnaires were spread, only 57 questionnaires can be used. Examination this hypothesis using descriptive analysis and regression analysis with SPSS version 21. The results obtained in partial test showed that overall, the level of machiavellian behavior by accountants respondents in this study include individuals who have a low machiavellian behavior. The findings indicate that there is no influence of the demographic characteristics of accountants to machiavellian behavior. On the other hand machiavellian behavior has a positive effect on job satisfaction, ethical decision making and ethical ideology.

Keywords: machiavellian, demographic accountant, job satisfaction, ethical decision, ethical ideology.


(2)

viii

ABSTRAK

Hubungan profesi akuntan dengan pengguna jasa profesionalnya serta dampak luas dari pelanggaran etika profesi akuntan pada kepercayaan publik atas jasa profesionalnya, menjadikan masalah perilaku akuntan sebagai isu yang menarik untuk didiskusikan. Perilaku machiavellian yang cenderung mengesampingkan aturan etika diatas kepentingan pribadi dapat menjadi kendala dalam menjalankan tugas sebagai akuntan. Tujuan dari penelitian ini sebagai aplikasi terhadap profesi akuntan adalah untuk mengetahui apakah akuntan pada umumnya merupakan individu yang memiliki perilaku machiavellian tinggi atau rendah dan mengetahui bagaimana pengaruh perilaku

machiavellian terhadap kepuasan kerja, pengambilan keputusan etis, dan ideologi etika dari akuntan dengan karakteristik demografi sebagai variabel kontrolnya. Penelitian ini mengajukan sejumlah pertanyaan penelitian yang mengkaji hubungan antara perilaku

machiavellian dengan kepuasan kerja, pengambilan keputusan etis dan ideologi etika akuntan.

Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diambil dengan metode

purposive sampling, yakni dengan cara menyebarkan 80 buah kuesioner kepada individu yang telah menempuh program pendidikan Strata 1 (S1) jurusan akuntansi dan pernah/sedang bekerja di KAP/sebagai auditor yang bekerja dan berdomisili di Bandung, dimana kuesioner yang dapat diolah adalah sebanyak 57 buah kuesioner. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskritif dan analisis regresi dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 21. Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian secara parsial menunjukkan bahwa secara keseluruhan, tingkat perilaku

machiavellian dengan responden akuntan pada penelitian ini termasuk individu yang memiliki perilaku machiavellian yang rendah. Hasil temuan mengindikasi bahwa tidak ada pengaruh karakteristik demografi akuntan terhadap perilaku machiavellian. Di sisi lain perilaku machiavellian berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, pengambilan keputusan etis dan ideologi etika.

Kata kunci: machiavellian, demografi akuntan, kepuasan kerja, keputusan etis, ideologi etika.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN…... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 4

1.3Tujuan Penelitian... 5

1.4Manfaat Penelitian... 6

1.5Sistematika Penulisan……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 8

2.1Landasan Teori... 8

2.1.1 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)... 8

2.1.2 Machiavellianism... 10


(4)

x

2.1.4 Kepuasan Kerja…... 15

2.1.5 Pengambilan Keputusan Etis... 17

2.1.6 Ideologi Etika………. 18

2.1.6.1 Idealisme………... 20

2.1.6.2 Relativisme………... 22

2.2Pengembangan Hipotesis... 23

4.4.1 Perilaku Machiavellian dan Profesi Akuntan……… 23

4.4.2 Perilaku Machiavellian dan Karakteristik Demografi………... 25

4.4.3 Perilaku Machiavellian dan Kepuasan Kerja………. 27

4.4.4 Perilaku Machiavellian dan Pengambilan Keputusan Etis…… 29

4.4.5 Perilaku Machiavellian dan Ideologi Etika……… 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1Populasi dan Sampel... 33

3.1.1 Populasi……….. 33

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel……….. 33

3.2Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel... 34

3.2.1 Perilaku Machiavellian……….. 34

3.2.2 Karakteristik Demografi (Demographic Characteristics)……. 35

3.2.3 Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)………. 37

3.2.4 Pengambilan Keputusan Etis (ethical decision making)……… 37

3.2.5 Ideologi Etika (Ethical Ideology)………... 38

3.3Jenis dan Sumber Data... 39


(5)

3.5Metode Analisis Data………. 40

3.5.1 Uji Statistik Deskriptif………... 40

3.5.2 Uji Validitas………... 40

3.5.3 Uji Reliabilitas………... 41

3.5.4 Uji Hipotesis………... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42

4.1Hasil Pengumpulan Data... 42

4.2Analisis Deskriptif Demografi Responden... 42

4.3Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 45

4.3.1 Hasil Pengujian Validitas... 45

4.3.1.1 Hasil Pengujian Perilaku Machiavellian... 46

4.3.1.2 Hasil Pengujian Pengambilan Keputusan Etis……….. 47

4.3.1.3 Hasil Pengujian Ideologi Etika………... 48

4.3.2 Hasil Pengujian Reliabilitas... 49

4.4Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 51

4.4.1 Perilaku Machiavellian dan Profesi Akuntan……… 51

4.4.2 Perilaku Machiavellian dan Karakteristik Demografi………... 53

4.4.3 Perilaku Machiavellian dan Kepuasan Kerja………. 56

4.4.4 Perilaku Machiavellian dan Pengambilan Keputusan Etis…… 58

4.4.5 Perilaku Machiavellian dan Ideologi Etika……… 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 62

5.1Simpulan... 62


(6)

xii

5.3Keterbatasan………... 65

DAFTAR PUSTAKA... 66

LAMPIRAN... 68


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Hubungan Sikap, Norma Subyektif, dan Niat Perilaku... 9


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Orientasi Etika... 20

Tabel 4.1 Rincian Total Kuisioner... 42

Tabel 4.2 Profil Responden... 43

Tabel 4.3 Uji Validitas Indikator Perilaku Machiavellian... 46

Tabel 4.4 Uji Validitas Indikator Pengambilan Keputusan Etis …... 47

Tabel 4.5 Uji Validitas Indikator Relativisme... 48

Tabel 4.6 Uji Validitas Indikator Idealisme... 49

Tabel 4.7 Tabel 4.8 Uji Cronbach’s Alpha... Analisis Deskriptif Perilaku Machiavellian……….. 50 52 Tabel 4.9 Skor Machiavellian... 53

Tabel 4.10 Hasil Regresi: Variabel Karakteristik Demografi dan Perilaku Machiavellian………... 55

Tabel 4.11 Hasil Regresi: Variabel Perilaku Machiavellian dan Kepuasan Kerja... 57

Tabel 4.12 Hasil Regresi: Variabel Perilaku Machiavellian dan Pengambilan Keputusan Etis... 59 Tabel 4.13 Hasil Regresi: Variabel Perilaku Machiavellian dan Ideologi Etika 61


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Kuesioner... 68 Lampiran B Hasil Output SPSS... 76


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku menurut Jogiyanto (2008:11) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi-reaksi dari suatu objek atau organisme. Dalam melakukan setiap aktivitas kehidupan, manusia mempunyai pertimbangan-pertimbangan mengapa itu dilakukan bahkan mempertimbangkan bagaimana jika aktivitas yang dilakukan tersebut berhubungan dengan orang lain. Perilaku setiap individu akan dibentuk oleh kepribadian individu itu sendiri, dimana perilaku tersebut konsisten terhadap orang, objek, gagasan, dan situasi. Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku yang tidak etis seperti manipulasi dan perbuatan tidak jujur lainnya.

Seseorang berkarakter negatif yang memiliki kecenderungan memanipulasi, berbuat curang, licik, dan tidak jujur disebut machiavellian

(Purnamasari dan Chrismastuti, 2006). Istilah machiavellian ini dipopulerkan oleh Niccolo Machiavelli pada abad ke 16 dalam buku yang berjudul “The Prince” dan

“The Discourses” (Wakefield, 2008). Machiavellianism didefinisikan sebagai sebuah proses dimana manipulator mendapatkan lebih banyak reward dibandingkan yang dia peroleh ketika tidak melakukan manipulasi, ketika orang lain mendapatkan lebih kecil, minimal dalam jangka pendek (Christie dan Geis, 1970 dalam Wakefield, 2008). Individu dengan perilaku machiavellian tinggi cenderung lebih berbohong (McLaughlin, 1970 dalam Purnamasari dan Chrismastuti, 2006). Richmond (2001) menunjukkan individu dengan perilaku machiavellian tinggi akan lebih mungkin


(11)

Bab I: Pendahuluan 2

melakukan tindakan yang tidak etis dibandingkan individu dengan perilaku

machiavellian rendah.

Penelitian terdahulu menunjukkan efek dari perilaku machiavellian secara signifikan mempengaruhi pilihan karir dan perilaku di tempat kerja. Sebagai contoh, para peneliti mendeteksi berbagai tingkat perilaku machiavellian dalam profesi yang berbeda seperti pemasaran (Hunt dan Chonko 1984), bankir (Corzine et al. 1999) dan eksekutif toko serba guna (Gable dan Topol, 1988). Studi lainnya menunjukkan

machiavellian mengakibatkan peningkatan ketegangan kerja (Gemmill dan Heisler 1972; Heisler dan Gemmill 1977 dalam Wakefield, 2008) dan kurangnya kepuasan kerja (Gable dan Topol 1988; Hunt dan Chonko 1984; Corzine et al. 1999).

Karakter menunjukkan pribadi seorang professional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Perilaku dan tindakan etis seorang akuntan, akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya. Beberapa penelitianmendukung teori adanya keterkaitan kepribadian mahasiswa akuntansi dengan perilaku mereka dalam menghadapi dilema etika (Suliani, 2010). Penelitian lainnya menambahkan pengaruh perilaku machiavellian

dengan ideologi etika seperti Wakefield (2008) dalam penelitiannya mengenai akuntansi dan machiavellianism menyatakan bahwa seseorang yang memiliki perilaku machiavellian yang tinggi cenderung memiliki relativisme yang tinggi.

Dalam bidang profesi akuntansi, tidak hanya dituntut memiliki kompetensi atau keahlian saja, tetapi juga harus memiliki sikap profesional dalam menjalankan profesinya dan mematuhi kode etik profesi yang ada. Salah satu kode etik resmi bagi para profesional akuntansi adalah Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Keberadaan kode etik ini dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi


(12)

Bab I: Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya (Suliani,2010). Keunikan hubungan profesi akuntan dengan pengguna jasa profesionalnya serta dampak luas dari pelanggaran etika profesi akuntan pada kepercayaan publik atas jasa profesionalnya, menjadikan masalah perilaku akuntan sebagai isu yang menarik untuk didiskusikan. Perilaku machiavellian yang cenderung mengesampingkan aturan etika diatas kepentingan pribadi dapat menjadi kendala dalam menjalankan tugas sebagai akuntan.

Walaupun dalam menjalankan profesi akuntan dituntut untuk bekerja secara profesional dan mematuhi kode etik profesi yang ada, namun ada beberapa kasus manipulasi yang mencoreng nama akuntan di mata publik. Salah satunya kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen seperti kasus Enron Corp (2001). Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson (2000), yang merupakan salah satu KAP yang termasuk dalam jajaran big five, secara mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001 (Purnamasari, 2006). Sebagian pihak menyatakan kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur Anderson memberikan dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis (Purnamasari, 2006). Kasus-kasus serupa juga terjadi di Indonesia. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) atas kertas kerja yang dibuat oleh KAP, dari 10 KAP yang melakukan audit terhadap 37 bank bermasalah ternyata hanya 1 KAP yang tidak melanggar SPAP (Bangkit, 2001 dalam Purnamasari, 2006).


(13)

Bab I: Pendahuluan 4

Berdasarkan isu tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat hubungan antara bidang professional akuntan dengan kecenderungan perilaku manipulatif. Mengingat maraknya kasus manipulasi menunjukkan ketidaktaatan akuntan pada kode etik yang ada. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti perilaku machiavellian diantara akuntan pada umumnya. Penelitian ini mengeksplorasi pertanyaan berikut: Apakah perilaku machiavellian berhubungan dengan karakteristik demografi akuntan, kepuasan kerja dan pengambilan keputusan etis dalam profesi akuntan dimana terdapat standar professional dalam tingkah laku? Bagaimana hubungan antara perilaku machiavellian dengan ideologi etika yang dianut oleh akuntan?

Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Wakefield (2008) mengenai analisis hubungan antara perilaku machiavellian dan karakteristik demografi akuntan, kepuasan kerja, dan ideologi etika. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat pada objek dan lokasi penelitiannya yaitu individu yang pernah/sedang bekerja sebagai auditor di Kota Bandung. Selain itu peneliti juga menambahkan satu variabel yaitu pengambilan keputusan etis sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya. Alasan dilakukannya penelitian ini karena masih sedikit penelitian mengenai perilaku machiavellian di Indonesia terutama yang berfokus pada profesi akuntan serta untuk mengetahui gambaran perilaku machiavellian pada akuntan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(14)

Bab I: Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1. Apakah akuntan pada umumnya merupakan individu yang memiliki perilaku

machiavellian tinggi atau rendah?

2. Bagaimana pengaruh karakteristik demografi akuntan terhadap perilaku

machiavellian?

3. Bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepuasan kerja akuntan?

4. Bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis akuntan?

5. Bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap ideologi etika dari akuntan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui apakah akuntan pada umumnya merupakan individu yang memiliki perilaku machiavellian tinggi atau rendah.

2. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik demografi akuntan terhadap perilaku machiavellian.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepuasan kerja akuntan.

4. Mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis akuntan.

5. Mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap ideologi etika dari akuntan.


(15)

Bab I: Pendahuluan 6

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan wawasan mengenai hubungan antara perilaku machiavellian dengan karakteristik demografi akuntan, kepuasan kerja, pengambilan keputusan etis dan ideologi etika. 2. Manfaat bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan tema yang sama.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini akan dituangkan dalam 5 bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama dari skripsi ini menguraikan secara singkat mengenai isi skripsi yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini memaparkan teori–teori yang telah diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya digunakan dalam landasan pembahasan dan pemecahan masalah serta berisi tentang penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.


(16)

Bab I: Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan berbagai hal, diantaranya sampel penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, metode penelitian serta metodologi analisis yang digunakan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab keempat dalam skripsi ini diantaranya menguraikan deskripsi obyek penelitian, analisis hasil penelitian, dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir merupakan bagian penutup, yang berisi simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, saran untuk penelitian mendatang, serta keterbatasan penelitian.


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tujuan dari penelitian ini sebagai aplikasi terhadap profesi akuntan adalah: (1) untuk mengetahui apakah akuntan pada umumnya merupakan individu yang memiliki perilaku machiavellian tinggi atau rendah, (2) mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik demografi akuntan terhadap perilaku machiavellian, (3) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepuasan kerja akuntan, (4) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis akuntan, dan (5) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap ideologi etika dari akuntan.

Secara keseluruhan, tingkat perilaku machiavellian dengan responden akuntan pada penelitian ini termasuk individu yang memiliki perilaku machiavellian

yang rendah. Terbukti dari nilai skor perilaku machiavellian akuntan yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Wakefield (2008) dengan sampel yang sama, yaitu akuntan. Skor perilaku machiavellian pada penelitian ini juga lebih rendah dibandingkan dengan skor perilaku machiavellian pada bidang profesional lainnya seperti manajer pembelian (Chonko, 1982), profesional penjualan (Singhapakdi and Vitell, 1992), bankir di U.S (Corzine and Buntzman, 1999) dan beberapa penelitian lainnya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan Jogiyanto (2008:42) yang mengungkapkan bahwa niat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subyektif (subjective norms) terhadap perilaku. Hal ini berarti


(18)

Bab V: Simpulan dan Saran 63

Universitas Kristen Maranatha bahwa sikap seseorang dan norma subyektif akan membentuk niat perilaku. Seorang akuntan sangat dipengaruhi oleh sikap profesional dalam menjalankan profesinya dan mematuhi kode etik profesi yang ada, maka sudah seharusnya seorang akuntan memiliki perilaku machiavellian yang rendah.

Berdasarkan karakteristik demografi, dalam penelitian ini karakteristik demografi akuntan seperti usia, gender, pendidikan, pendapatan dan posisi tidak ada yang mempengaruhi perilaku machiavellian dari akuntan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Corzine et al. (1999) dan Hunt dan Chonko (1984) yang menyatakan tidak ada hubungan antara pendapatan dan perilaku machiavellian. Pada penelitian yang dilakukan Wakefield (2008) terdapat beberapa kesamaan, yaitu tidak ada pengaruh antara usia, gender, pendapatan dan posisi dengan perilaku machiavellian. Perbedaannya pada penelitian Wakefield (2008) menunjukkan pengaruh positif pendidikan terhadap perilaku machiavellian. Peneliti mengasumsikan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh kurangnya variasi dalam sampel yang digunakan dalam penelitian ini karena mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir S1 yang mencapai 86% dari responden.

Dalam penelitian ini, semakin tinggi perilaku machiavellian maka semakin tinggi pula kepuasan kerja dan kepuasan karir pada akuntan. Hasil ini konsisten dengan hasil pada penelitian yang dilakukan oleh Corzine et al. (1999) bahwa bankir yang memiliki tingkat perilaku machiavellian yang tinggi percaya akan mencapai karir yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Richmond (2001) bahwa pada mahasiswa akuntansi, perilaku machiavellian secara signifikan mempengaruhi


(19)

Bab V: Simpulan dan Saran 64

pengambilan keputusan etis. Suliani (2010) juga menyatakan hal serupa bahwa perilaku machiavellian berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis pada mahasiswa S1 akuntansi.

Berdasarkan ideologi etika, perilaku machiavellian juga berpengaruh positif dengan relativisme dan idealisme. Konsisten dengan hasil penelitian Wakefield (2008) yang menyatakan bahwa akuntan dengan tingkat machiavellian tinggi akan lebih relatifistik dibandingkan akuntan dengan tingkat machiavellian rendah dan dalam suatu studi mengenai konsumen lanjut usia, Vitell et al. (1991) menyatakan bahwa individu dengan tingkat machiavellian tinggi memiliki skala idealisme yang tinggi pula. Machiavellian yang tinggi didorong oleh kepentingan diri sendiri dan bergantung pada perspektif pribadi, maka hal ini dapat menjelaskan hubungan perilaku machiavellian dengan ideologi etika.

5.2 Saran

Dari hasil dan simpulan yang telah didapatkan peneliti, maka peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Bagi penelitian selanjutnya, dapat diteliti perilaku machiavellian pada berbagai jenis akuntan lainnya seperti akuntan pemerintah dan dilakukan penelitian di daerah yang lebih luas.

2. Bagi KAP, disarankan untuk meninjau kembali kode etik profesi yang ada karena kode etik profesi dapat mempengaruhi perilaku

machiavellian seorang akuntan, dengan memperketat kode etik profesi mungkin dapat mengurangi kecenderungan perilaku machiavellian.


(20)

Bab V: Simpulan dan Saran 65

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Keterbatasan

Adapun keterbatasan-keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mengambil responden yang bekerja sebagai akuntan di Kantor Akuntan Publik, responden seperti akuntan pemerintah tidak termasuk dalam penelitian ini.

2. Data dalam penelitian ini hanya mencakup daerah Bandung saja, maka penelitian ini belum memiliki generalisasi yang tinggi.

3. Penelitian ini hanya menunjukkan pengaruh perilaku machiavellian

terhadap relativisme dan idealisme saja, apakah akuntan dengan perilaku machiavellian tinggi lebih cenderung untuk patuh pada Kode Etik Profesi belum diketahui. Pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepatuhan akuntan pada Kode Etik Profesi tidak diuji dalam penelitian ini.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Althusser, Louis. (1984). Essay on Ideology. London: Verso.

Anusorn, Singhapakdi dan Scott, J. Vitell. (1991). Analyzing the Ethical Decision Making of Sales Professionals. Journal of Personal Selling & Sales Management, 11, hal: 359-367.

Anwar, Prabu. (2005). Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 3, hal. 1-25.

Boeree,George. (2008). Personality Theories. Jogyakarta: Prismasophie.

Corzine, J., G. Buntzman, dan E. Busch. (1999). Machiavellianism in U.S. Bankers.

International Journal of Organizational Analysis, 7, hal. 72–83.

Darmadi, Hamid. (2003). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta. Fakih, M. (2006). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Forsyth, D.R. (1980). A taxonomy of ethical ideologies. Journal of Personality and Social Psychology, 39, hal. 175-184.

_____. (1992). Judging the Morality of Business Practice: The Influence of Personal Moral Philosophies. Journal of Business Ethics, 11, hal: 461-470.

Gable, M., dan M. Topol. (1989). Machiavellianism and Job Satisfaction of Retailing Executives in a Specialty Store Chain. Psychological Reports, 64, hal. 107– 112.

Hartono, Jogiyanto. (2008). Sistem Informasi Keprilakuan. Yogyakarta: Andi.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Hendriksen, Eldon. S. dan Van Breda, Michael F. (2000). Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Batam Center: Iteraksara.

Hunt, S. dan Chonko, L. (1984). Marketing and Machiavellianism. Journal of Marketing, 48, hal. 30–42.

Johan, Rita. (2002). Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, 1, hal 6-31.


(22)

67

Universitas Kristen Maranatha Mangunhardjana. A. (1997). Isme-isme dari A-Z. A. Yogyakarta: kanisius.

Mayasari, Lin dan Maharani, Anita. (2011). Idealisme vs Relativisme Gen Y terhadap Iklan Sexual Appeal. Karisma, 5, hal: 84-93.

Paton, W. A. dan Littleton A. C. (1970). An Introduction To Corporate Accounting Standards. American Accounting Association, 14, hal: 46-64.

Purnamasari, St.Vena. (2006). Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Simposium Nasional Akuntansi Padang, 9, hal. 1-14.

_____ dan Advensia, Agnes. (2006). Dampak Reinforcement Contingency Terhadap Hubungan Sifat Machiavellian dan Perkembangan Moral. Simposium NasionalAkuntansiPadang, 9, hal. 1-25.

Purwodarminto, WJS. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Richmond, Kelly A. (2001). Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and Gender: The Impact on Accounting Students’ Ethical Decision Making.

Desertasi. Blacksburg, Virginia.

Shomali, Mohammad A. (2001). Relativisme Etika.,Jakarta: Serambi.

Sonny, Keraf. (1998). Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius. Srijanti, A. Rahman H. I. dan Purwanto S. K. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan

Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat.

Suliani, Metta. (2010). Pengaruh Pertimbangan Etis, Perilaku Machiavellian, dan Gender dalam Pembuatan Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi. Jurnal Akuntansi & Auditing, 7, hal: 62-79.

Sunjoyo., Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena, dan Albert Kurniawan. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Wakefield, Robin L. (2008). Accounting and Machiavellianism. Behavioral Research in Accounting, 20, hal 115-129.


(1)

62

Universitas Kristen Maranatha

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tujuan dari penelitian ini sebagai aplikasi terhadap profesi akuntan adalah: (1) untuk mengetahui apakah akuntan pada umumnya merupakan individu yang memiliki perilaku machiavellian tinggi atau rendah, (2) mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik demografi akuntan terhadap perilaku machiavellian, (3) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepuasan kerja akuntan, (4) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis akuntan, dan (5) mengetahui bagaimana pengaruh perilaku machiavellian terhadap ideologi etika dari akuntan.

Secara keseluruhan, tingkat perilaku machiavellian dengan responden akuntan pada penelitian ini termasuk individu yang memiliki perilaku machiavellian yang rendah. Terbukti dari nilai skor perilaku machiavellian akuntan yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Wakefield (2008) dengan sampel yang sama, yaitu akuntan. Skor perilaku machiavellian pada penelitian ini juga lebih rendah dibandingkan dengan skor perilaku machiavellian pada bidang profesional lainnya seperti manajer pembelian (Chonko, 1982), profesional penjualan (Singhapakdi and Vitell, 1992), bankir di U.S (Corzine and Buntzman, 1999) dan beberapa penelitian lainnya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan Jogiyanto (2008:42) yang mengungkapkan bahwa niat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subyektif (subjective norms) terhadap perilaku. Hal ini berarti


(2)

Bab V: Simpulan dan Saran 63

Universitas Kristen Maranatha bahwa sikap seseorang dan norma subyektif akan membentuk niat perilaku. Seorang akuntan sangat dipengaruhi oleh sikap profesional dalam menjalankan profesinya dan mematuhi kode etik profesi yang ada, maka sudah seharusnya seorang akuntan memiliki perilaku machiavellian yang rendah.

Berdasarkan karakteristik demografi, dalam penelitian ini karakteristik demografi akuntan seperti usia, gender, pendidikan, pendapatan dan posisi tidak ada yang mempengaruhi perilaku machiavellian dari akuntan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Corzine et al. (1999) dan Hunt dan Chonko (1984) yang menyatakan tidak ada hubungan antara pendapatan dan perilaku machiavellian. Pada penelitian yang dilakukan Wakefield (2008) terdapat beberapa kesamaan, yaitu tidak ada pengaruh antara usia, gender, pendapatan dan posisi dengan perilaku machiavellian. Perbedaannya pada penelitian Wakefield (2008) menunjukkan pengaruh positif pendidikan terhadap perilaku machiavellian. Peneliti mengasumsikan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh kurangnya variasi dalam sampel yang digunakan dalam penelitian ini karena mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakhir S1 yang mencapai 86% dari responden.

Dalam penelitian ini, semakin tinggi perilaku machiavellian maka semakin tinggi pula kepuasan kerja dan kepuasan karir pada akuntan. Hasil ini konsisten dengan hasil pada penelitian yang dilakukan oleh Corzine et al. (1999) bahwa bankir yang memiliki tingkat perilaku machiavellian yang tinggi percaya akan mencapai karir yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif perilaku machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Richmond (2001) bahwa pada mahasiswa akuntansi, perilaku machiavellian secara signifikan mempengaruhi


(3)

Universitas Kristen Maranatha pengambilan keputusan etis. Suliani (2010) juga menyatakan hal serupa bahwa perilaku machiavellian berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis pada mahasiswa S1 akuntansi.

Berdasarkan ideologi etika, perilaku machiavellian juga berpengaruh positif dengan relativisme dan idealisme. Konsisten dengan hasil penelitian Wakefield (2008) yang menyatakan bahwa akuntan dengan tingkat machiavellian tinggi akan lebih relatifistik dibandingkan akuntan dengan tingkat machiavellian rendah dan dalam suatu studi mengenai konsumen lanjut usia, Vitell et al. (1991) menyatakan bahwa individu dengan tingkat machiavellian tinggi memiliki skala idealisme yang tinggi pula. Machiavellian yang tinggi didorong oleh kepentingan diri sendiri dan bergantung pada perspektif pribadi, maka hal ini dapat menjelaskan hubungan perilaku machiavellian dengan ideologi etika.

5.2 Saran

Dari hasil dan simpulan yang telah didapatkan peneliti, maka peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Bagi penelitian selanjutnya, dapat diteliti perilaku machiavellian pada berbagai jenis akuntan lainnya seperti akuntan pemerintah dan dilakukan penelitian di daerah yang lebih luas.

2. Bagi KAP, disarankan untuk meninjau kembali kode etik profesi yang ada karena kode etik profesi dapat mempengaruhi perilaku machiavellian seorang akuntan, dengan memperketat kode etik profesi mungkin dapat mengurangi kecenderungan perilaku machiavellian.


(4)

Bab V: Simpulan dan Saran 65

Universitas Kristen Maranatha

5.3 Keterbatasan

Adapun keterbatasan-keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mengambil responden yang bekerja sebagai akuntan di Kantor Akuntan Publik, responden seperti akuntan pemerintah tidak termasuk dalam penelitian ini.

2. Data dalam penelitian ini hanya mencakup daerah Bandung saja, maka penelitian ini belum memiliki generalisasi yang tinggi.

3. Penelitian ini hanya menunjukkan pengaruh perilaku machiavellian terhadap relativisme dan idealisme saja, apakah akuntan dengan perilaku machiavellian tinggi lebih cenderung untuk patuh pada Kode Etik Profesi belum diketahui. Pengaruh perilaku machiavellian terhadap kepatuhan akuntan pada Kode Etik Profesi tidak diuji dalam penelitian ini.


(5)

66

Universitas Kristen Maranatha Althusser, Louis. (1984). Essay on Ideology. London: Verso.

Anusorn, Singhapakdi dan Scott, J. Vitell. (1991). Analyzing the Ethical Decision Making of Sales Professionals. Journal of Personal Selling & Sales Management, 11, hal: 359-367.

Anwar, Prabu. (2005). Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 3, hal. 1-25.

Boeree,George. (2008). Personality Theories. Jogyakarta: Prismasophie.

Corzine, J., G. Buntzman, dan E. Busch. (1999). Machiavellianism in U.S. Bankers. International Journal of Organizational Analysis, 7, hal. 72–83.

Darmadi, Hamid. (2003). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta. Fakih, M. (2006). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Forsyth, D.R. (1980). A taxonomy of ethical ideologies. Journal of Personality and Social Psychology, 39, hal. 175-184.

_____. (1992). Judging the Morality of Business Practice: The Influence of Personal Moral Philosophies. Journal of Business Ethics, 11, hal: 461-470.

Gable, M., dan M. Topol. (1989). Machiavellianism and Job Satisfaction of Retailing Executives in a Specialty Store Chain. Psychological Reports, 64, hal. 107– 112.

Hartono, Jogiyanto. (2008). Sistem Informasi Keprilakuan. Yogyakarta: Andi.

Hartono, Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Hendriksen, Eldon. S. dan Van Breda, Michael F. (2000). Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Batam Center: Iteraksara.

Hunt, S. dan Chonko, L. (1984). Marketing and Machiavellianism. Journal of Marketing, 48, hal. 30–42.

Johan, Rita. (2002). Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, 1, hal 6-31.


(6)

67

Universitas Kristen Maranatha Mangunhardjana. A. (1997). Isme-isme dari A-Z. A. Yogyakarta: kanisius.

Mayasari, Lin dan Maharani, Anita. (2011). Idealisme vs Relativisme Gen Y terhadap Iklan Sexual Appeal. Karisma, 5, hal: 84-93.

Paton, W. A. dan Littleton A. C. (1970). An Introduction To Corporate Accounting Standards. American Accounting Association, 14, hal: 46-64.

Purnamasari, St.Vena. (2006). Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Simposium Nasional Akuntansi Padang, 9, hal. 1-14.

_____ dan Advensia, Agnes. (2006). Dampak Reinforcement Contingency Terhadap Hubungan Sifat Machiavellian dan Perkembangan Moral. Simposium Nasional Akuntansi Padang, 9, hal. 1-25.

Purwodarminto, WJS. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Richmond, Kelly A. (2001). Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and Gender: The Impact on Accounting Students’ Ethical Decision Making. Desertasi. Blacksburg, Virginia.

Shomali, Mohammad A. (2001). Relativisme Etika.,Jakarta: Serambi.

Sonny, Keraf. (1998). Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius. Srijanti, A. Rahman H. I. dan Purwanto S. K. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan

Perguruan Tinggi Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat.

Suliani, Metta. (2010). Pengaruh Pertimbangan Etis, Perilaku Machiavellian, dan Gender dalam Pembuatan Keputusan Etis Mahasiswa S1 Akuntansi. Jurnal Akuntansi & Auditing, 7, hal: 62-79.

Sunjoyo., Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena, dan Albert Kurniawan. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Wakefield, Robin L. (2008). Accounting and Machiavellianism. Behavioral Research in Accounting, 20, hal 115-129.


Dokumen yang terkait

PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PEMULA DI KOTA MALANG DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL KONTROL

0 5 34

Pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap Dilema Etika Internal Auditor Dalam Pengambilan Keputusan Etis

0 22 331

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP AUDIT JUDGEMENT DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAWA TENGAH)

0 17 231

Pengaruh sifat machiavellian dan perkembangan moral terhadap perilaku etis auditor dengan independensi sebagai variabel intervening

1 5 62

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN IDEOLOGI ETIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 4 18

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS INTERNAL AUDITOR.

0 2 12

Pengaruh Work-life Balance terhadap Kepuasan Kerja dan Pengambilan Keputusan Etis - Unika Repository

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PELAKSANAAN ETIKA PROFESI, SIFAT MACHIAVELLIAN DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris di KAP Semarang) - Unika Repository

0 0 12

PENGARUH PELAKSANAAN ETIKA PROFESI, SIFAT MACHIAVELLIAN DAN PERTIMBANGAN ETIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AKUNTAN PUBLIK

0 0 10

PENGARUH MACHIAVELLIAN, LOVE OF MONEY, ETHICAL SENSITIVITY, DAN PENGETAHUAN ETIKA TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 1 16