PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE.

(1)

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikan KebutuhanKhusus

Oleh SITI RAHAYU

NIM. 1204695

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

Oleh SitiRahayu, S.Pd

UniversitasPendidikan Indonesia, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© SitiRahayu 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd. NIP. 195106011979031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan KebutuhanKhusus Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP. 19590414 198503 1 005


(4)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

Oleh

Siti Rahayu (NIM. 1204695)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Aksara Lampungmerupakanbentuktulisan yang

memilikihubungandenganAkasaraPallawadari India

Selatan.Macamtulisannyafonetikberjenissuku kata yang merupakanhurufhidupsepertidalamhuruf Arab, denganmenggunkantanda-tandapadabarisatasdanbarisbawahtetapitidakmenggunakantandapadabarisdepan, melainkanmenggunakantanda di belakang, dimanamasing-masingtandamemilikinamatersendiri.Selamainisiswatunanetrabelummemilikikese mpatanmempelajariaksara Lampung secarautuhdikarenakanbelumadanyaaksara

Lampung dalambentukhuruf Braille.Olehkarenaitu,

diperlukansuatualternatiftindakangunamemenuhikebutuhanbelajarsiswatunanetrab

erupaaksara Lampung Braille

sebagaikompensatorisatashilangatautidakberfungsinyapenglihatan.Penelitianiniber tujuanuntukmenyusunaksara Lampung dalambentuk Braille yang mudahdipahamidandigunakantunanetra.Penelitianinidilaksanakandenganmenggun akanmetodedeskriptifmelaluipendekatanResearch and Development (R & D). Adapuntahapandalampenelitiandanpengembanganinimeliputi: 1) Tahappendahuluan; 2) Tahappengembangan; dan 3) Tahapujicoba. Teknikpengumpulan data dilakukanmelaluiwawancara, observasidan tes.Analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Penelitian ini menghasilkan produk berupa aksara Lampung Braille yang dapat dipelajari dan digunakan oleh tunanetra maupun orang awas. Dengan adanya aksara Lampung dalam bentuk Braille, terpenuhinya kebutuhan belajar siswa tunanetra di provinsi Lampung dan menambah aset budaya Lampung berupa aksara Lampung Braille. Berdasarkan kesimpulan penelitian direkomendasikan kepadaguru untuk mencoba mengaplikasikan aksara Lampung Braille pada pembelajaran bahasa Lampung sebagai konpensatoris bagi siswa tunanetra dan kepada pemerintah provinsi Lampung agarmembakukan aksara Lampung Braillesebagai salah satu aset budaya Lampung.


(5)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DEVELOPING LAMPUNG ALPHABET BRAILLE By

SitiRahayu (Student ID: 1204695)

Special Needs Education Program, School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education

ABSTRACT

Lampung alphabet is a form of writing that has connection to Pallawa and South Indian alphabets. This kind of writing is phonetic and the letters are vowels in type, such as those found in Arabic alphabet, using punctuation marks on the upper and bottom parts but no marks on the front parts; instead, marks are used on the back parts, where each mark has its own name. Until recently, visually impaired students have not had the chance to study Lampung alphabet thoroughly due to the non-existent Lampung alphabet in the form of Braille alphabets. Therefore, there should be an alternative to fulfil this need of visually impaired students in the form of Lampung alphabet Braille as a compensation for the lost or non-functioning vision. The research aimed to arrange Lampung alphabet in the form of easily understood and used Braille for the visually impaired. The research was conducted using dealphabetive method through Research and Development. The stages of this research and development consisted of: 1) Preliminary stage; 2) Development stage; and 3) Testing stage. Meanwhile, the data were collected through interview, observation, and test. They were then analyzed using qualitative and quantitative data analysis. The research resulted in a product of Lampung alphabet Braille that can be studied and used by both the visually impaired and visually abled. With the existence of Lampung alphabet in the form of Braille, visually impaired students’ learning needs could be fulfilled, and the braille adds to the cultural assets of Lampung. Based on the conclusion, the research recommends that teachers try to apply Lampung alphabet Braille in the teaching and learning of Lampung language as a compensation for visually impaired students and that the Government of Lampung Province standardize Lampung alphabet Braille as one of Lampung cultural heritage.


(6)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. FokusDan PertanyaanPenelitian ... 3

C. TujuanPenelitian ... 3

D. ManfaatPenelitian ... 3

E. DefinisiIstilah ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Aksara Lampung ... 5

1. PengertianAksara Lampung ... 5

2. KomponenAksara Lampung ... 6

a. HurufInduk ... 6

b. AnakHuruf ... 7

1) AnakHuruf di AtasIndukHuruf ... 8

2) AnakHuruf di BawahIndukHuruf ... 8

3) AnakHuruf di SampingKananIndukHuruf ... 8

c. Tanda Baca ... 9

d. Angka ... 10

B. Braille ... 11

1. KonsepDasar Braille Bahasa Indonesia ... 11

a. PembentukkanHuruf Braille ... 11

b. Abjad Braille ... 11

c. Bilangan ... 12

1) Angka Braille ... 12

2) AngkaRomawi ... 13

d. Tanda Baca ... 14

2. Arab Braille ... 18

C. KonsepDasarKetunanetraan ... 19

1. DefinisiTunanetra ... 20

2. DampakKetunanetraan ... 21

3. ImplikasiDalamPembelajaran ... 21


(7)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. MetodePenelitian ... 24

B. DesainPenelitian ... 25

1. TahapStudiPendahuluan ... 26

2. TahapStudiPengembangan ... 27

a. Penyusunan Draft Aksara Lampung Braille ... 27

b. ValidasiAhli ... 27

c. RevisiProduk ... 27

3. TahapUjiCoba ... 28

C. LokasidanInformanPenelitian ... 28

1. InformanPenelitianTahapStudiPendahuluan ... 28

2. Validator PenelitianTahapStudiPengembangan ... 30

3. InformanPenelitianTahapUjiCoba ... 30

D. TeknikPengumpulan Data ... 31

1. Wawancara ... 31

2. Observasi ... 32

3. Tes ... 32

E. Analisis Data ... 32

1. Analisis Data Kualitatif ... 33

2. Analisis Data Kuantitatif ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. HasilPenelitian ... 37

1. Pertimbangan Yang MelandasiPentingnyaPengembangan Akasara Lampung Braille ... 37

2. Proses PengembanganAksara Lampung Braille ... 39

3. Proses UjiCobaAksara Lampung Braille Yang TelahDikembangkan ... 52

4. PendapatSiswaTunanetraSelakuPenggunaTerhadapAksara Lampung ynagtelahdikembangkan ... 55

B. Pembahasan ... 56

1. Pertimbangan Yang MelandasiPentingnyaPengembangan Akasara Lampung Braille ... 56

2. Proses PengembanganAksara Lampung Braille ... 57

3. Proses UjiCobaAksara Lampung Braille Yang TelahDikembangkan ... 58

4. PendapatSiswaTunanetraSelakuPenggunaTerhadap AksaraLampung ynagtelahdikembangkan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Rekomendasi ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN Lampiran 1.Kisi-kisiWawancaraKepadaKepalaSekolah ... 63

Lampiran 2.PedomanWawancaraKepadaKepalaSekolah ... 64


(8)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 4.PedomanWawancaraKepada Guru Bahasa Lampung ... 66

Lampiran 5. Kisi-kisiWawancaraKepadaSiswaTunanetra... 67

Lampiran 6.PedomanWawancaraKepadaSiswaTunanetra ... 68

Lampiran 7. Kisi-kisiWawancaraKepadaSiswaTunanetra... 69

Lampiran 8.PedomanWawancaraKepadaSiswaTunanetra ... 70

Lampiran9. Kisi-kisiObservasiKegiatanPembelajaranBahasa Lampung ... 71

Lampiran 10.PedomanObservasiKegiatanPembelajaranBahasa Lampung 72 Lampiran 11. Kisi-kisi Draft Aksara Lampung Braille ... 73

Lampiran 12. Draft AwalAksara Lampung Braille ... 74

Lampiran13. Kisi-kisiInstrumenValidasi Draft AksaraLampung Braille ... 91

Lampiran14.InstrumenValidasi Draft AksaraLampung Braille ... 92

Lampiran15. Draft AkhirAksara Lampung Braille ... 96

Lampiran 16.RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 113

Lampiran 17.Foto-fotoKegiatanUjiCoba ... 119


(9)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 HurufInduk ... 6

Tabel 2.2 AnakHuruf Di AtasIndukHuruf ... 8

Tabel 2.3 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 8

Tabel 2.4 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 9

Tabel 2.5 Tanda Baca ... 9

Tabel 2.6 Angka ... 10

Tabel 2.7 TandaAngka Dan Cara Penulisannya ... 13

Tabel 2.8 Cara PenulisanAngkaRomawi ... 14

Tabel 2.9 Tanda Baca Braille ... 14

Tabel 2.10 Arab Braille ... 18

Tabel 3.1 JumlahInformanPenelitianpadaTahapStudiPendahuluan ... 29

Tabel 3.2 Jumlah ValidatorPenelitianpadaTahapStudiPengembangan .... 30

Tabel 3.3 JumlahInformanPenelitianpadaTahapUjiCoba... 31

Tabel 3.4 KriteriaPenilaian ... 35

Tabel 4.1 HurufInduk ... 40

Tabel 4.2 AnakHuruf Di AtasIndukHuruf ... 41

Tabel 4.3 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 41

Tabel 4.4 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 41

Tabel 4.5 Tanda Baca ... 42

Tabel 4.6 Angka ... 42

Tabel 4.7 HasilValidasi ... 47

Tabel 4.8 HasilRevisi ... 48

Tabel 4.9 Usulan Yang TidakDirevisi ... 48

Tabel 4.10 HurufInduk ... 49

Tabel 4.11 AnakHuruf Di AtasIndukHuruf ... 50

Tabel 4.12 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 50

Tabel 4.13 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 51

Tabel 4.14 Tanda Baca ... 51

Tabel 4.15 Angka ... 52

Tabel 4.16 HasilEvaluasi ... 54

Tabel 4.17 KriteriaPenilaian ... 55


(10)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penomorantitik Braille posisimembaca ... 11

Gambar 2.2 Abjad Braille posisimembaca ... 12

Gambar 2.3 Bentuktandaangka ... 12

Gambar 2.4 Cara PenulisanBilangan Yang Lebih Dari SatuAngka ... 13


(11)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1 AlurPenelitian ... 35 Bagan 3.2 KomponenDalamAnalisis Data Kualitatif ... 33 Bagan 3.3 AlurAnalisis Data Kualitatif ... 34


(12)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang memberikan kontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia, baik itu ditinjau dari unsur fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Dengan kata lain, bahasa daerah merupakan cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bahasa daerah harus dilestarikan dan diwariskan secara turun temurun sebagai identitas dan kebanggaan bagi masyarakat penggunanya.

Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di nusantara sebagai ciri khas dan kebanggaan bagi masyarakat Lampung. Menurut Sujadi (2013: 81) mendefinisikan bahasa Lampung sebagai

“sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung,

selatan Palembang dan pantai barat Banten”. Sujadi (2013: 22) juga berpendapat

“berdasarkan peta bahasa, bahasa Lampung memiliki dua subdialek yaitu, dialek A (api) dan subdialek O (Nyo)”. Hal ini sejalan dengan pendapat Royan dalam Sujadi (2013: 22) “bahasa Lampung diklasifikasikan menjadi dua sub dialek yaitu, dialek Belalau atau dialek Api dan dialek Nyow”. Namun idealis konseptual ini tidak sejalan dengan fakta di lapangan, karena bahasa mayor yang saat ini berkembang di provinsi Lampung adalah bahasa Indonesia, sehingga berdampak pada bergesernya nilai bahasa Lampung sebagai identitas daerah Lampung.

Bahasa Lampung juga merupakan salah satu bahasa daerah yang harus mampu bertahan dalam kuatnya arus globalisasi yang sudah begitu banyak mengikis budaya kita.Keadaan ini tidak terlepas dari peran pemerintah provinsi Lampung yang membuat kebijakan menjadikan bahasa Lampung sebagai mata pelajaran Muatan Lokal yang wajib diikuti oleh seluruh siswa jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di provinsi Lampung, baik itu di sekolah reguler maupun di sekolah segregasi.


(13)

2

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mempelajari bahasa Lampung, diharapkan siswa dapat mengenal dan turut melestarikan salah satu unsur budaya Lampung yaitu bahasa Lampung. Hal ini diperkuat dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 2 Tahun 2008 Tentang pelestarian aset budaya Lampung.

Fenomena di lapangan saat ini menunjukkan bahwa tunanetra belum memiliki kesempatan untuk mempelajari bahasa Lampung secara utuh sebagaimana orang awas pada umumnya, terutama pada materi aksara Lampung atau yang lebih dikenal dengan istilah Had Lampung (aksara Kaganga) karena belum adanya aksara Lampung bentuk huruf Braille yang dapat diakses oleh tunanetrasehingga tunanetra menjadi terhambat dalam mengenal, mempelajari dan melestarikan aksara Lampung.

Aksara Lampuang (Had Lampung) menurut Sujadi (2013: 81) adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan Akasara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab, dengan menggunakan tanda-tanda pada baris atas dan tanda-tanda pada baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki nama tersendiri.

Huruf Braille latin yang ada saat ini terdiri dari 21 huruf konsonan dan lima huruf vokal belum mampu mengakomodasi lambang-lambang yang ada pada aksara Lampung yang terdiri dari 20 huruf induk (kelabai surat), 12 anak huruf (benah surat), beberapa tanda baca dan angka. Kondisi ini membutuhkan suatu alternatif tindakan guna memenuhi kebutuhan orang tunanetra yaitu aksara Lampung dalam huruf Braille sebagai kompensasi atas hilangnya fungsi penglihatan. Menurut Tarsidi. (2004) Teknik alternatif adalah cara khusus (baik dengan atau pun tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra-indra nonvisual atau sisa indra penglihatannya untuk melakukan kegiatan yang normalnya dilakukan dengan indra penglihatan. Oleh karena itu pembuatan aksara Lampung Braille yang mudah dipahami bagi para penggunanya merupakan salah satu alternatif/kompensatoris terhadap potensi masalah yang ada di lapangan.


(14)

3

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Had Lampung dipengaruhi oleh dua unsur yaitu aksara Pallawa dan huruf Arab. Oleh karena itu, dalam merumuskan aksara Lampung Braille pun didasarkan pada perpaduan antara teori huruf Braille indonesia dan teori Arab Braille yang mengikuti kaidah-kaidah teori aksara Kaganga, sehingga dihasilkan aksara Lampung Braille bagi tunanetra yang berada pada wilayah geografis provinsi Lampung.

Berdasarkan kenyataan di atas, melalui Research and Development menginspirasi peneliti untuk merumuskan dan menawarkan aksara Lampung Braille bagi tunanetra yang selama ini belum tersentuh oleh pendidik dan budayawan Lampung.

B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah “Pengembangan aksara Lampung Braille”.

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pertimbangan apa saja yang melandasi pengembangan aksara Lampung

Braille?

2. Bagaimana proses pengembangan aksara Lampung Baille?

3. Bagaimana proses uji coba aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan?

4. Bagaimana pendapat siswa tunanetra selaku pengguna terhadap aksara Lampung yang telah dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aksara Lampung Braille yang mudah dipahami dan digunakan oleh tunanetra.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan tunanetra di provinsi Lampung berupa aksara Lampung Braille yang mudah dipahami dan dapat digunakan dalam setting formal


(15)

4

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupun nonformal serta memperkaya aset budaya Lampung dalam bentuk aksara Lampung Braille.

E. Definisi Istilah

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang jarang ditemui dan mungkin akan menimbulkan penapsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu,untuk membantu para pembaca dalam menemukan maknanya, berikut ini akan dijelaskan beberapa istilah, sebagai berikut:

1. Braille

Istilah Braille diambil dari nama penciptanya seorang tunanetra berkebangsaan Perancis yaitu Louis Braille. Braille adalah tulisan yang digunakan oleh tunanetra, dibangun dari pola kombinasi enam titik timbul dengan posisi tiga titik vertikal dan dua titik horizontal dimana masing-masing titik diberi nomor tetap yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Keenam titik tersebut dapat disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan 64 macam kombinasi yang melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika dan lainnya.

2. Aksara Lampung

Aksara Lampung adalahabjad atau bentuk tulisan khusus milik masyarakat Lampung berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab, dengan menggunkan tanda-tanda pada baris atas dan baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki nama tersendiri.

3. Aksara Lampung Timbul

Aksara Lampung timbul adalah aksara Lampung yang dibuat atau dicetak timbul mengikuti bentuk aslinya sehingga selain dapat diakses oleh penglihatan juga dapat diakses melalui perabaan

4. Aksara Lampung Braille

Aksara Lampung Braille adalah kombinasi dari enam titik Brailleyang sebelumnya telah digunakan pada bidang lain kemudian dirumuskan secara


(16)

5

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus untuk melambangkan simbol tertentu mengikuti kaidah penulisan dalam aksara Lampung sehingga dihasilkan aksara Lampung Braille.


(17)

24 Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan sistematika yang jelas mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Pada bab ini akan dibahas tentang metode dan pendekatan penelitian yang digunakan, desain penelitian yang ditetapkan, lokasi dan informan yang terlibat dalam penelitian, bagaimana cara pengumpulan dan pengolahan data sehingga dapat dibuat sebuah kesimpulan.

A.Metode Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengembangan Aksara Lampung Braille ” ini

bertujuan untuk menghasilkanproduk berupa aksara Lampung Braille yang mudah dipahami dan digunakan tunanetra. Agar dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan metode dan pendekatan penelitian yang tepat, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif dengan pendekatan Research and Development (R & D).

MenurutSukmadinata, (2006: 72) metode deskriptif adalah “suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun frnomena buatan manusia”. Pemilihan metode deskriptif dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu mengungkap fenomena yang sedang berlangsung. Sendangkan pendekatan R & D adalah pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Hal ini selaras dengan yang dikemukan oleh Borg & Gall (1986: 772) bahwa:

Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational product”. Jadi pendekatan R&D merupakan pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk kemudian memvalidasi produk tersebut untuk mengukur keefektifannya.


(18)

25

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Bungin, 2010:87), sedangkan Nazir (2009: 84) menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa desain penelitian adalah rancangan atau pedoman dari semua proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini dirancang dengan tiga tahap penelitian, yaitu : 1) Tahap pendahuluan; 2) tahap pengembangan; dan 3) tahap uji coba. Setiap tahap dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik yang berbeda dalam hal pendekatan maupun pengumpulan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan akhir yang ingin dicapai.Untuk itu, prosedur penelitian ini akan diilutrasikan pada bagan berikut ini:

1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN

- Kebutuhan dalam pembelajaran Bahasa Lampung

- Cara pemenuhan kebutuhan/solusi yang dilakukan

STUDI LAPANGAN

- Aksara Lampung

- Huruf Braille bidang bahasa Indonesia

- Arab Braille

STUDI LITERATUR

Analisis Empirik Analisis Literatur

DESKRIPSI & ANALISIS

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN

Draft Aksara Lampung Braille

Validasi Aksara Lampung Braille

Revisi Draft Aksara Lampung Braille

Uji Coba Produk Revisi Aksara

Lampung Braille 3. TAHAP UJI COBA

Produk Akhir Aksara Lampung Braille


(19)

26

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1Alur Penelitian

Berdasarkan bagan tersebut, maka langkah-langkah atau prosedur penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Studi Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan studi pendahuluan ke SLB Bina Insani untuk mengetahui kondisi objektif yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal bahasa Lampung, mengidentivikasi kebutuhan belajar dan menggali bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru serta mencoba menggali apa saja yang menjadi harapan kepala sekolah, guru dan siswa terhadap masalah yang sedang dihadapi. Fenomena yang terjadi dilapangan dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan aksara Lampung Braille.

Pada tahap pendahuluan ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilaksanakan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa. Sedangkan observasi dilakukan pada saat pembelajaran Bahasa Lampung berlangsung. Lokasi observasi bertempat di ruang kelas. Kegiatan observasi yang dilaksanakan adalah observasi nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dalam aktivitas yang sedang diamati.

Dalam tahap pendahuluan ini, selain pengambilan data lapangan, juga dilakukan studi literatur atau tinjauan pustaka dengan cara mengumpulkan dan menelaah berbagai referensi yang berkaitan dengan aksara Lampung dan sistem tulisan Braille. Dari berbagai sumber buku yang dipelajari termasuk penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang dalam penelitian ini dijadikan dasar dalam mengembangkan aksara Lampung Braille.


(20)

27

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Studi Pengembangan

Pada tahap studi pengembangan, kegiatan yang dilakukan terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:

a. Penyusunan Draft Aksara Lampung Braille

Berdasarkan hasil studi lapangan dan studi literatur, peneliti merumuskan atau menyusun draft aksara Lampung dalam bentuk huruf Braille. Aksara Lampung Braille dibuat dalam dua draft, yaitu draft awas dan draft Braille yang dilengkapi dengan aksara Lampung timbul.Hasil akhir kegiatan ini berupa draft aksara Lampung Braille. Setelah draft aksara Lampung dipandang cukup lengkap, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.

b. Validasi Ahli

Setelah penyusunan draft aksara Lampung Braille dipandang cukup lengkap, dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu validasi. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik delphie.

Teknik delphie dilaksanakan dengan cara peneliti mengunjungi para pakar yang keahliannya berkaitan dengan produk untuk meminta kesediaannya menelaah (expert judgment)terhadap draft aksara Lampung Braille yang telah disusun oleh peneliti.

Setelah para validator menelaah draft aksara Lampung Braille, untuk membantu proses penilaian, maka validaor diminta sekesdiaanya untuk mengisi instrumen berupa kuisioneragar dapat menggali tentang kelemahan, kekuatan dan saran yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam merevisi produk.

c. Revisi Produk

Setelah mendapatkan hasil penilaian dari para ahli terhadap draft aksara Lampung Braille, maka diketahui hal-hal yang tidak sesuai dari produk yang dihasilkan. Selanjutnya ketidak sesuaian yang merupakan kelemahan produk dikurangi dengan cara merevisi bagian-bagian yang dipandang belum tepat.


(21)

28

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah rumusan baru tersebut dirasa cukup, makadari ketiga langkah kegiatan dalam tahap pengembangan ini, menghasilkan produk berupa aksara Lampung Braille hasil revisi yang siap untuk dicobakan kepada penggunanya.

3. Uji Coba

Setelah dilakukan revisi, untuk mengetahui keefektifanproduk yang dihasilkan ditingkat pengguna, maka aksara Lampung Braille dilakukan uji coba dengan cara diperkenalkan kepada siswa melalui proses pembelajaran. Setelah siswa mengenal dan menguasai aksara Lampung Braille dilaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa berupa tes. Setelah mengetahui hasilnya para siswa juga dimintai pendapatnya melalui wawancara terhadap aksara Lampung Braille yang telah dipelajari. Pendapat para siswa dapat dijadikan sebagai bahan pertimangan dalam proses perbaikkan selanjutnya.

C.Lokasi dan Informan Penelitian

Berdasarkan desain penelitian, maka lokasi dan informan penelitian yang terlibat akan dibahas satu persatu berdasarkan tahapan penelitian.

1. Lokasi dan Informan Penelitian pada Tahap Studi Pendahuluan

Penelitian tahap pendahuluan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Bagian A Bina Insani Bandar Lampung (SLB-A Bina Insani). Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SLB-A Bina Insani merupakan sekolah khusus bagi tunanetra, di mana sekolah ini memiliki guru-guru dan siswa yang cocok untuk dijadikan sebagai informan penelitian. Adapun kriteria pemilihan lokasi penelitian ini adalah : 1) sekolah ini merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi tunanetra dan memiliki siswa yang membutuhkan aksara Lampung Braille dan; 2) sekolah yang cukup kooperatif diharapkan dapat bekerjasama dengan peneliti. Setelah mengadakan studi pendahuluan di


(22)

29

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa lokasi, maka peneliti menetapkan SLB-A Bina Insanisebagai lokasi penelitian pada tahap studi pendahuluan.

Adapun yang menjadi informan penelitian pada tahap studi pendahuluan ini terdiri dari seorang kepala sekolah berinisial ASA, seorang guru bahasa Lampung berinisial M dan seorang siswa tunanetra jenjang sekolah menengah peertama di SLB-A Bina Insani Bandar Lampung dengan inisial DAO. Kepala sekolah ASAdipilih menjadi informan penelitian tahap studi pendahuluan dengan pertimbangan sebagai pengatur kebijakan di SLB-A Bina Insani dan memahami tentang kebutuhan belajar bagi siswa tunanetra. Guru M dipilih menjadi informan penelitian dengan pertimbangan bahwa guru M merupakan guru yang mengampuh mata pelajaran muatan lokal bahasa Lampung di SLB-A Bina Insani sehingga dipandang memahami apa yang dibutuhkan siswa tunanetra dalam pelajaran muatan lokal bahasa Lampung. Melalui guru M diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang pembelajaran aksara Lampung yang selama ini berlangsuang. Informan lain adalah siswa DAO sebagai ketua OSIS mewakili unsur siswa.

Pemilihan ketiga informan ini dilakukan dengan purposive sampling. Lincoln and Guba (1985)mengemukakan bahwa purposive sampling didasarkan atas pertimbangan kekayaan informasi, bukan pertimbangan statistik. Untuk mempermudah penyajian data informan yang terlibat pada tahap ini, berikut akan disampaikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Jumlah Informan Penelitian pada Tahap Studi Pendahuluan

No Informan Inisial Jumlah

1 Kepala Sekolah ASA 1 Orang

2 Guru Bahasa Lampung M 1 Orang


(23)

30

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille


(24)

31

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Lokasi dan Validator Penelitian pada Tahap Pengembangan

Adapun para ahli yang akan dilibatkan untuk dimintai judgment(penilaian) adalah ahli dalam bidang pendidikan khusus terutama untuk anak tunanetra, ahli dalam bidang budaya Lampung khususnya aksara Lampung dan praktisi pengajaran Bahasa Lampung. Masukan ataupun saran dari para ahli dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyempurnakan rumusan. Data informan penelitian yang terlibat pada tahap ini, akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Jumlah Validator Penelitian pada Tahap Studi Pengembangan

No Keahlian Inisial Unit Kerja

1 Ahli Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. D. T, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia 2 Budayawan

Lampung

Dr. A. J, M.Pd. Taman Budaya Lampung 3 Guru Bahasa

Lampung

M. S.Pd. SLB Bina Insani

3. Lokasi dan Informan Penelitian pada Tahap Uji Coba

Pengembangan tahap selanjutnya dilakukan dengan proses uji coba produk. Uji Coba produk dilakukan kepada empat orang siswa tunanetra di SLB Bina Insani yang menjadi lokasi penelitian.

Siswa yang menjadi informan pada penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1) siswa yang mengalami hambatan penglihatan;2) siswa yang tidak mengalami masalah pada aspek kognitif; dan 3) siswa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis Braille dengan baik. Jika terdapat siswa


(25)

32

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak memenuhi kriteria, maka siswa tersebut tidak dapat dijadikan informan penelitian pada tahap uji coba ini.

Adapun data siswa yang menjadi informan pada tahap uji coba produk ini akan disampaikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Informan Penelitian pada Tahap Uji Coba

No Inisial Jenjang Pendidikan Jenis Kelamin

1 NM Kelas VI SDLB Laki-laki

2 MY Kelas VII SMPLB Laki-laki

3 FW Kelas VIII SMPLB Perempuan

4 DAO Kelas IX SMPLB Laki-laki

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan data yang akan diungkap. Untuk studi pendahuluan teknik yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara, dilengkapi dengan observasi. Kedua teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga diperoleh data yang utuh. Untuk perumusan aksara Lampung Braille menggunakan teknik dokumentasi dan analisis dokumen. Sedangkan untuk uji coba menggunakan teknik tes.

Berikut ini dijelaskan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data: 1. Wawancara

Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara tak terstruktur agar terasa lebih alamiah dan kekeluargaan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada tahap studi pendahuluan. Pada tahap ini wawancara dilaksanakan kepada kepala sekolah, guru dan siswa tentang kondisi objektif dilapangan berkenaan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran aksara Lampung yang dituangkan dalam kisi-kisi instrumen wawancara.


(26)

33

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille


(27)

34

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap kedua, wawancara dilakukan kepada empat orang siswa tunanetra setelah melaksanakn uji coba untuk mengetahui tanggapan siswa tunanetra selaku pengguna terhadap aksara Lampung Braille yang telah disusun. Hal-hal yang akan digali dalam kegiatan ini dituangkan dalam kisi-kisi Instrumen wawancara.

2. Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran bahasa Lampung sedang berlangsung dengan maksud untuk memperoleh data tentang kegiatan pembelajaran dan tindakan yang dilakukan guru dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hal-hal yang diungkap dalam kegiatan observasi dituangkan dalam kisi-kisi observasi.

3. Tes

Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi dan memperkaya data penelitian yang dibutuhkan. Tes diberikan setelah empat orang siswa tunanetra yang memenuhi kriteria selesai mengikuti kegiatan pembelajaran aksara Lampung Braille yang dilaksanakn oleh peneliti sendiri.

Tes tertulis dilaksanakan guna mengetahuitingkat pemahaman siswa tunanetra terhadap aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan. Pada proses ini juga akan tergali mengenai kekurangan dan kelebihan dari aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan serta hambatan yang terjadi pada saat mempelajari aksara Lampung Braille.Kegitan pembelajaran dan pelaksanaan tes serta instrumen tes tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

E.Analisis Data

Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian, menghasilkan dua kelompok data yang diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Berikut ini akan dipaparkan analisis data tersebut:


(28)

35

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:244).

Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,2010: 246), yang terdiri dari tiga fase, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan konklusi dan verifikasi. Kegiatan tersebut akan diilustrasikan pada gambar berikut ini:

Bagan 3. 2

Komponen dalam analisis data (interactive model)

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Oleh karena itu, masing-masing komponen akan diuraikan berikut ini:

a. Reduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mebagai

Data Kolection

Data Display

Data Kolection

Data Reduction

Data Display

Conclusion: Drawing/ Verification


(29)

36

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikut:entrasformasikan data yang tercantum dalam instrumen yang digunakan yaitu wawancara dan observasi

b. Penyajian data, analisis data ini adalah menentukan bagaimana data itu akan disajikan. Sajian data ini menampilkan rakitan informasi yang padat dan terorganisasi untuk memudahkan penarikan konklusi. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk sajian data yang berupa tabel.

c. Penarikan konklusi dan verifikasi, penarikan konklusi dilakukan dengan melihat kembali data untuk menimbang-nimbang makna dari data yang sudah dianalisis itu dan untuk menimbang implikasinya bagi pertanyaan penelitian terkait. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Bloland (1992: 4) bahwa verifikasi di dalam penelitian kualitatif sama fungsinya dengan reliabilitas dan validitas di dalam penelitian kuantitatif. Dia mengemukakan, “Verification performs for qualitative research what reliability and validity perform for quantitative research”.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan bagian data yang diperoleh dari proses penelitian ini. Agar data yang dihimpun dapat memberikan makna terhadap hasil penelitian, maka perlu dilakukan proses analisis data. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor hasil tes yang diperoleh dari tes pada saat kegiatan uji coba aksara Lampung Braille kepada empat orang siswa tunanetra di SLB Bina Insani.Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data kuantitatif akan diilustrasikan pada bagan berikut ini:

Menentukan Skor

Menghitung Skor

Menentukan Kriteria

Menyajikan Data


(30)

37

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3. 3

Alur Analisis Data Kuantitatif

a. Menentukan Skor

Pada langkah ini, peneliti menentukan bobot atau skor dari masing-masing soal. Dalam hal ini terdari dari tiga tipe soal, dimana masing-masing tipe soal memiliki butir soal dan tingkat kesulitan yang berbeda dan berjenjang.

- Tipe soal A. Pemberian skorpada soal no 1-20 ditetapkan dengan cara memberi skor 5 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor terendah/minimum adalah 0.

- Pemberian skorpada soal no 21-30 ditetapkan dengan cara memberi skor 10 diberikukan untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor terendah/minimum adalah 0.

- Pemberian skorpada soal no 30-35ditetapkan dengan cara memberi skor 20 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor terendah/minimum adalah 0.

b. Menghitung Skor

Hasil tes atau pekerjaan siswa dihitung berdasarkan skor yang telah ditetapkan. Dengan melakukan perhitungan ini, akan diketahui skor yang dicapai oleh siswa.

c. Mentukan Kriteria

Berdasarkan skor yang diperoleh melalui tes, ditentukan kriteria penilaian. Data dikelompokkan berdasarkan komponen penilaian ditentukan skor minimum dan skor maksimum. Ditentukan skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor terendah/minimum


(31)

38

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah 0. Dari rentang skor tersebut dibuat kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian

No Skor Kriteria

1 0-60 Kurang

2 61-70 Cukup

3 71-90 Baik

4 91-100 Sangat Baik

d. Menyajikan data

Data hasil tes dihitung berdasarkan kelompok komponen penilaian kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan kriteria penilaian.

e. Menarik kesimpulan

Berdasarkan urutan kegiatan di atas dibuatlah sebuah kesimpulan yang dapat memberikan makna terhadap hasil penelitian.Kesimpulan yang utuh dan koprehensif merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian.


(32)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59 BAB V

KESIMPILAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandenganjudul “PengembanganAksara

Lampung Braille”, dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut :

1. Pertimbanganyang melandasipengembanganaksara Lampung Braille adalah: a. Siswatunanetrasebagaiindividu yang mengalamihambatan visual

sedemikianrupatidakdapatdipaksakanuntukmembacatulisanawas.

Olehkarenaitu, pembuatanaksara Lampung Braille dipandangperluuntuksegeradikembangkansebagaipemenuhankebutuhanb elajarbagisiswatunanetra yang ada di provinsi Lampung.

b. Selamaini guru mengalamikesulitandalammengajarkanaksara Lampung, karenabelumadanyaaksara Lampung dalambentuk Braille, sehinggapembelajaranmenjaditerhambat.

c. Pembuatanaksara Lampung Braille

dipandangsebagaikompensatoris/teknikalternatifatashilangatautidakberfu ngsinyapenglihatan.

2. Proses pengembanganaksara Lampung Braille

Pengembanganaksara Lampung Braille

dilakukansecarasistematisdanberkesinambungan.Diawalidarirancangan, kemudian proses validasidanmelaluibeberapa kali revisihinggadihasilkanaksara Lampung Braille yang mudahdipahamidandigunakanbagisiswatunanetra.

3. Proses ujicobaaksara Lampung Braille yang telahdikembangkan

Melaluikegiatanujicoba, diketahuibahwaaksara Lampung Braille dapatditerimaolehsiswatunanetra.Hal inididukungdengan data hasilujicobaaksara Lampung Braille terhadapempat orang siswatunanetra


(33)

60

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menunjukkanbahwasiswadapatmemahamidanmengaplikasikanaksara Lampung denganbaik.

4. Pendapatsiswatunanetraselakupenggunaterhadapaksara Lampung Braille yang telahdikembangkan:

a. Para tunanetra yang

menjadiinformandalampenelitianiniberpendapatbahwaaksara Lampung Braille yang telahdirumuskancukupmudahuntukdipahamidandigunakan. b. Para siswamengharapkanadanyabukupanduanaksara Lampung Braille

yang tersedia di

perpustakaansekolahsehinggamerekadapatmempelajariaksara Lampung secaramandiri.

B.Rekomendasi

Berdasarkankesimpulanpenelitian yang telahdiuraikan, makapenelitimerekomendasikanbeberapahal, sebagaiberikut:

1. Berdasarkanhasilpenelitianterbuktibahwasiswatunanetradapatmemahamide nganbaikaksara Lampung Braille yang telahdisusun. Olehsebabitupenelitimerekomendasikankepada guru untukmencobamengaplikasikanaksara Lampung Braille padapemelajaranbahasa Lampung sebagaikonpensatorisbagisiswatunanetra yang ada di provinsi Lampung.

2. Penelitiantentang “Pengembanganaksara Lampung Braille

initelahdilakukandengantahapan yang sistematisdanmenunjukkanhasil

yang baik. Olehkarenaitu,

penelitimerekomendasikankepadapemerintahprovinsi Lampung agar membakukanaksara Lampung Braille danmemberlakukannyasecararesmi di provinsi Lampung.


(34)

61

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2004). Bahasa Dan Aksara Lampung Kelas 1. Lampung: Tunas Melati Batin, M. M. (2013). Panduan Mudah Menulis Alsara Lampung. Bandar

Lampung: Buana Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (1989).Educational Research On Introduction (Fifth ed) New York: Longman.

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 1 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 2 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 3 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 4 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 5 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 6 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Departemen Agama RI. (2010). Penulisan Al-Quran Braille berdasarkan Mushap Strandar. Jakarta: Departemen Agama RI

Departemen Pendidikan Nasional RI. (2006).Sistim Braille Indonesia Bidang Bahasa Indonesia, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

id.wikipedia.org. (2011). Tunanetra. [Online],Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra [22 Juli 2013].

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry.Beverly Hills, CA: Sage.

Melinda, E, S. (2010).

PembelajaranAdaptifBagiSiswaBerkebutuhanKhusus.Depok: Luksima Moleong, L. J. (2010)MetodePenelitianKualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya. Muharam, S. (2002). Kamus Bahasa Lampung. Bandar Lampung: Buana Cipta.


(35)

62

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahardja, D. (2006). PengantarPendidikanLuarBiasa. University Of Tsukuba: Criced.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.

Sujadi, F. (2013). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai.Bandar Lampung: Citra Insan Madani

Sukmadinata, N. S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tarsidi, D. (2010). Belajar Braille Dalam 6 Modul. Bandung: Program StudiPendidikanKebutuhanKhususSekolahPascasarjanaUnivgersitasPendi dikan Indonesia

Tarsidi, D. (2011). DefinisiTunanetra [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html[10 Maret 2013]. Tarsidi, D. (2012). Disabilitas Dan PendidikanInklusif. [Online].Tersedia:

http://www.d-tarsidi.blogspot.com/2012/11/disabilitas-dan-pendidikan-inklusif.html[01 September 2013].

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(36)

122

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

SitiRahayu

Lahir di Bandar Lampung, 30 Desember 1982.

Dinyatakanmengalamiketunanetraansejaklahir yang

disebabkanolehkatarakdanbaruterdeteksisertamendapatkanintervensimedispadausi

aduabulan. SejakbulanFebruaritahun 2009

diterimasebagaipagawainegerisipildanditempatkan di SLB Negeri Metro provinsi Lampung sebagaitenagapendidikhingga sekarang.

Menempuhpendidikandasar di SDLB BinaInsaniBandar Lampung tahun 1994-1996.Melanjutkanpendidikanmenengahpertama di SMPLBN-A CiteureupCimahitahun 1996-1999.Sekolahmenengahatas di SMU Negeri 5 Cimahitahun 1999-2002.Berhasilmasukperguruantinggi diUniversitasPendidikan Indonesia padaFakultasIlmuPendidikanjurusanPendidikanLuarBiasatahun 2002-2007 denganpenelitian “PembelajaranBahasaInggrisdalam Setting Integrasi”.

Padatahun 2012

mendapatkankesempatandanmenerimaamanahuntukmelanjutkanpendidikanjenjan g magister di UniversitasPendidikan Indonesia Pascasarjana Program StudiPendidkanKebutuhanKhusus yang didanaiolehP2TK DikdasKementerianPendidikanRepublik Indonesia.


(1)

38

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah 0. Dari rentang skor tersebut dibuat kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian

No Skor Kriteria

1 0-60 Kurang

2 61-70 Cukup

3 71-90 Baik

4 91-100 Sangat Baik

d. Menyajikan data

Data hasil tes dihitung berdasarkan kelompok komponen penilaian kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan kriteria penilaian.

e. Menarik kesimpulan

Berdasarkan urutan kegiatan di atas dibuatlah sebuah kesimpulan yang dapat memberikan makna terhadap hasil penelitian.Kesimpulan yang utuh dan koprehensif merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian.


(2)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59 BAB V

KESIMPILAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandenganjudul “PengembanganAksara

Lampung Braille”, dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut :

1. Pertimbanganyang melandasipengembanganaksara Lampung Braille adalah: a. Siswatunanetrasebagaiindividu yang mengalamihambatan visual

sedemikianrupatidakdapatdipaksakanuntukmembacatulisanawas.

Olehkarenaitu, pembuatanaksara Lampung Braille

dipandangperluuntuksegeradikembangkansebagaipemenuhankebutuhanb elajarbagisiswatunanetra yang ada di provinsi Lampung.

b. Selamaini guru mengalamikesulitandalammengajarkanaksara Lampung, karenabelumadanyaaksara Lampung dalambentuk Braille, sehinggapembelajaranmenjaditerhambat.

c. Pembuatanaksara Lampung Braille

dipandangsebagaikompensatoris/teknikalternatifatashilangatautidakberfu ngsinyapenglihatan.

2. Proses pengembanganaksara Lampung Braille

Pengembanganaksara Lampung Braille

dilakukansecarasistematisdanberkesinambungan.Diawalidarirancangan,

kemudian proses validasidanmelaluibeberapa kali

revisihinggadihasilkanaksara Lampung Braille yang

mudahdipahamidandigunakanbagisiswatunanetra.

3. Proses ujicobaaksara Lampung Braille yang telahdikembangkan

Melaluikegiatanujicoba, diketahuibahwaaksara Lampung Braille dapatditerimaolehsiswatunanetra.Hal inididukungdengan data hasilujicobaaksara Lampung Braille terhadapempat orang siswatunanetra


(3)

60

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menunjukkanbahwasiswadapatmemahamidanmengaplikasikanaksara Lampung denganbaik.

4. Pendapatsiswatunanetraselakupenggunaterhadapaksara Lampung Braille yang telahdikembangkan:

a. Para tunanetra yang

menjadiinformandalampenelitianiniberpendapatbahwaaksara Lampung Braille yang telahdirumuskancukupmudahuntukdipahamidandigunakan. b. Para siswamengharapkanadanyabukupanduanaksara Lampung Braille

yang tersedia di

perpustakaansekolahsehinggamerekadapatmempelajariaksara Lampung secaramandiri.

B.Rekomendasi

Berdasarkankesimpulanpenelitian yang telahdiuraikan,

makapenelitimerekomendasikanbeberapahal, sebagaiberikut:

1. Berdasarkanhasilpenelitianterbuktibahwasiswatunanetradapatmemahamide

nganbaikaksara Lampung Braille yang telahdisusun.

Olehsebabitupenelitimerekomendasikankepada guru

untukmencobamengaplikasikanaksara Lampung Braille

padapemelajaranbahasa Lampung sebagaikonpensatorisbagisiswatunanetra yang ada di provinsi Lampung.

2. Penelitiantentang “Pengembanganaksara Lampung Braille

initelahdilakukandengantahapan yang sistematisdanmenunjukkanhasil

yang baik. Olehkarenaitu,

penelitimerekomendasikankepadapemerintahprovinsi Lampung agar membakukanaksara Lampung Braille danmemberlakukannyasecararesmi di provinsi Lampung.


(4)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2004). Bahasa Dan Aksara Lampung Kelas 1. Lampung: Tunas Melati Batin, M. M. (2013). Panduan Mudah Menulis Alsara Lampung. Bandar

Lampung: Buana Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (1989).Educational Research On Introduction (Fifth ed) New York: Longman.

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 1 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 2 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 3 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 4 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 5 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 6 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Departemen Agama RI. (2010). Penulisan Al-Quran Braille berdasarkan Mushap Strandar. Jakarta: Departemen Agama RI

Departemen Pendidikan Nasional RI. (2006).Sistim Braille Indonesia Bidang Bahasa Indonesia, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

id.wikipedia.org. (2011). Tunanetra. [Online],Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra [22 Juli 2013].

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry.Beverly Hills, CA: Sage.

Melinda, E, S. (2010).

PembelajaranAdaptifBagiSiswaBerkebutuhanKhusus.Depok: Luksima Moleong, L. J. (2010)MetodePenelitianKualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya. Muharam, S. (2002). Kamus Bahasa Lampung. Bandar Lampung: Buana Cipta.


(5)

62

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahardja, D. (2006). PengantarPendidikanLuarBiasa. University Of Tsukuba: Criced.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.

Sujadi, F. (2013). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai.Bandar Lampung: Citra Insan Madani

Sukmadinata, N. S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tarsidi, D. (2010). Belajar Braille Dalam 6 Modul. Bandung: Program StudiPendidikanKebutuhanKhususSekolahPascasarjanaUnivgersitasPendi dikan Indonesia

Tarsidi, D. (2011). DefinisiTunanetra [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html[10 Maret 2013]. Tarsidi, D. (2012). Disabilitas Dan PendidikanInklusif. [Online].Tersedia:

http://www.d-tarsidi.blogspot.com/2012/11/disabilitas-dan-pendidikan-inklusif.html[01 September 2013].

Tim Dosen UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

SitiRahayu

Lahir di Bandar Lampung, 30 Desember 1982.

Dinyatakanmengalamiketunanetraansejaklahir yang

disebabkanolehkatarakdanbaruterdeteksisertamendapatkanintervensimedispadausi

aduabulan. SejakbulanFebruaritahun 2009

diterimasebagaipagawainegerisipildanditempatkan di SLB Negeri Metro provinsi Lampung sebagaitenagapendidikhingga sekarang.

Menempuhpendidikandasar di SDLB BinaInsaniBandar Lampung tahun

1994-1996.Melanjutkanpendidikanmenengahpertama di SMPLBN-A

CiteureupCimahitahun 1996-1999.Sekolahmenengahatas di SMU Negeri 5 Cimahitahun 1999-2002.Berhasilmasukperguruantinggi diUniversitasPendidikan Indonesia padaFakultasIlmuPendidikanjurusanPendidikanLuarBiasatahun

2002-2007 denganpenelitian “PembelajaranBahasaInggrisdalam Setting Integrasi”.

Padatahun 2012

mendapatkankesempatandanmenerimaamanahuntukmelanjutkanpendidikanjenjan g magister di UniversitasPendidikan Indonesia Pascasarjana Program

StudiPendidkanKebutuhanKhusus yang didanaiolehP2TK