PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETONBERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN.
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON
BERTULANG DENGAN ANALISAHARGA SATUAN MODERN
Studi Kasus: “Proyek Pembangunan Gedung Lecture Hall Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung”
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya
Oleh:
DENI SAMPURNA 1002292
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL
BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN
MODERN
DENI SAMPURNA 1002292
Bandung, Januari 2014 Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing
Siti Nurasiyah ST, MT. NIP. 19660208 200812 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil Diploma III Teknik Sipil
Drs. Sukadi, MPd., MT. Drs. Odih Supratman, ST,MT. NIP.19640910 199101 1002 NIP. 1920809 199101 1002
(3)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul
“PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN” ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014
Deni Sampurna NIM.1002292
(4)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Deni Sampurna 1002292 Abstrak
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek konstruksi, mempunyai fungsi dan manfaat dalam hal mengendalikan sumber daya material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan efektivitas. Analisa Harga Satuan (AHS) yang sering dipakai pada proyek konstruksi umumnya adalah AHS yang dikeluarkan dari kementrian Pekerjaan Umum (PU). Metoda alternatif untuk mendapatkan anggaran biaya selain metoda yang dikeluarkan oleh PU, salah satunya perhitungan RAB dengan AHS cara modern. Perbedaan AHS PU dengan AHS Modern diantaranya, koefisien satuan pekerjaan memiliki interval yang bisa kita tentukan sendiri, berdasarkan kepada metode pengerjaan yang dilakukan sehingga produktifitas kerja akan bergantung pada cara yang digunakan, dalam analisa modern diperhitungkan juga dalam menentukan dimensi material produktifitas tenaga kerja, upah yang diperhitungkan merupakan upah rata-rata berdasarkan jumlah dan jenis tenaga kerja yang digunakan.Tujuan dilakukannya penelitian adalah: untuk menghitung RAB berdasarkan AHS PU, menghitung RAB berdasarkan AHS Kontraktor, menghitung RAB berdasarkan AHS Modern, dan mengetahui perbedaan biaya antara ketiga perhitungan RAB tersebut. Metode penelitian perhitungan RAB dengan AHS cara modern yang dilakukan adalah yang di perkenalkan oleh Ir. A. Soedradjat S. yang berdasarkan dari pengalaman beliau selama bekerja. Hasil akhirnya jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS PU adalah sebesar Rp.7.049.209.950, Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Kontraktor adalah sebesar Rp. 3.740.221.568,23, dan jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Modern dengan koefisien terendah adalah sebesar Rp.3.073.347.000,- dan dengan koefisien tertinggi adalah Rp. 3.484.148.150,- .
Perbandingan hasil perhitungan biaya antara ketiga metode yang digunakan, urutan biaya paling rendah adalah perhitungan RAB dengan AHS Modern dan yang paling besar perhitungan RAB dengan AHS PU.
(5)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah... 2
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rencana Anggaran Biaya ... 4
2.2 Perkembangan RAB di Indonesia ... 5
2.3 Kegunaan RAB ... 6
2.4 Komponen Penyusun RAB ... 7
(6)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.4.2 Analisa Harga Satuan ... 7
2.4.3 Biaya Langsung ... 8
2.4.4 Biaya Tidak Langsung ... 8
2.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Pekerjaan Umum ... 9
2.6 Analisis Harga Satuan Dasar (HSD) ... 10
2.6.1 Perhitungan HSD Bahan ... 10
2.6.2 Perhitungan HSD Tenaga Kerja ... 10
2.6.3 Perhitungan HSD Alat... 10
2.7 Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP) ... 11
2.8 Estimasi Biaya Pekerjaan Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum ... 12
2.9 Estiimasi Biaya dengan Analisa Harga Satuan Modern ... 13
2.10 Penyusunan Anggaran Biaya ... 13
2.10.1 Anggaran Biaya Kasar / Taksiran... 13
2.10.2 Anggaran Biaya Teliti ... 15
2.11 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya... 16
2.11.1 Pengumpulan Data ... 18
2.11.2 Meninjau Lapangan ... 19
2.12 Menghitung Anggaran Biaya ... 19
2.12.1 Menaksir Harga Bahan-Bahan ... 20
2.12.2 Menaksir Biaya Buruh ... 20
2.12.3 Menaksir Alat - Alat yang Diperlukan ... 21
2.12.4 Menaksir Biaya Tidak Terduga atau Overhead ... 22
2.12.5 Menaksir Keuntungan dan Profit... 23
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Flow Chart Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 24
(7)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Gambar Kerja ... 27
3.4 Perhitungan Volume... 27
3.4.1 Perhitungan Volume Pondasi Bore Pile ... 27
3.4.2 Perhitungan Volume Pile Cap dan Tie Beam ... 32
3.4.3 Perhitungan Volume Kolom ... 50
3.4.4 Perhitungan Volume Balok ... 69
3.4.5 Perhitungan Volume Pelat... 89
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 98
4.1.1 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan Kementrian Pekerjaan Umum ... 98
4.1.2 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan Kontraktor ... 101
4.1.3 Perhitungan RAB dengan Analisa Harga Satuan Modern ... 104
4.2 Rekapiulasi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 125
5.2 Saran ... 125
(8)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Analisa Harga Satuan ... 16
Gambar 2.2 Susunan Rencana Anggaran Biaya ... 17
Gambar 3.1 Tahapan Perhitungan RAB ... 24
Gambar 3.2 Site Plan Proyek UIN Sunan Gunung Djati ... 25
Gambar 3.3 Rencana Gedung B (Lecture Hall) ... 26
Gambar 3.4 Denah Pondasi ... 28
Gambar 3.5 Detail dan Potongan Pondasi ... 29
Gambar 3.6 Denah Pile Cap dan Tie Beam ... 33
Gambar 3.7 Denah dan Potongan Pile Cap ... 34
Gambar 3.8 Denah dan Potongan Tie Beam ... 35
Gambar 3.9 ShopDrawingPilecap 1 ... 36
Gambar 3.10 ShopDrawingTieBeam 1 ... 43
Gambar 3.11 Denah Kolom Lantai 1 ... 51
Gambar 3.12 Denah Kolom Lantai 2 ... 52
Gambar 3.13 Denah Kolom Lantai 3 ... 53
Gambar 3.14 Denah Kolom Lantai 4 ... 54
Gambar 3.15 Detail dan Potongan Kolom ... 55
Gambar 3.16 Rencana Balok Lantai 2 ... 69
Gambar 3.17 Rencana Balok Lantai 3 ... 70
Gambar 3.18 Rencana Balok Lantai 4 ... 71
Gambar 3.19 Rencana Balok Atap ... 72
Gambar 3.20 Shop Drawing Balok ... 73
Gambar 3.21 Shop Drawing Balok ... 74
(9)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.23 Rencana Pelat Lantai Dasar ... 89
Gambar 3.24 Rencana Pelat Lantai 2 ... 90
Gambar 3.25 Rencana Pelat Lantai 3 ... 91
Gambar 3.26 Rencana Pelat Lantai 4 ... 92
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip / Uli ... 27
Tabel 3.2 Penulangan Pondasi Bore Pile ... 31
Tabel 3.3 Penulangan Pile Cap ... 38
Tabel 3.4 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap... 43
Tabel 3.5 Penulangan Tie Beam ... 46
Tabel 3.6 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam ... 50
Tabel 3.7 Penulangan Kolom ... 59
Tabel 3.8 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Kolom ... 68
Tabel 3.9 Penulangan Balok ... 78
Tabel 3.10 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Balok ... 87
Tabel 3.11 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pelat Lantai ... 94
Tabel 3.12 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan... 95
Tabel 3.13 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan Berdasarkan Panjang Tulangan ... 96
Tabel 3.14 Rekapitulasi Perhitungan Volume Bekisting dan Cor... 97
Tabel 4.1 Perhitungan RAB dengan AHS PU ... 98
Tabel 4.2 Perhitungan RAB dengan AHS Kontraktor ... 101
Tabel 4.3 Perhitungan Upah Rata - Rata Tulangan ... 105
Tabel 4.4 Jam Kerja Buruh yang Diperlukan Dalam 100 Bengkokan dan Kaitan ... 105
Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Jam Kerja Buruh dengan Koefisien Terendah ... ...106
(10)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.6 Perhitungan Kebutuhan Jam Kerja Buruh dengan Koefisien
Tertinggi ... .107
Tabel 4.7 Spesifikasi Bar Cutter dan Bar Bender ... 108
Tabel 4.8 Jam Kerja yang Dibutuhkan Untuk 100 Batang Tulangan ... 109
Tabel 4.9 Perhitungan Jam Kerja Memasang Tulangan ( Koefisien Terendah ) ... 110
Tabel 4.10 Perhitungan Jam Kerja Memasang Tulangan ( Koefisien Tertinggi ) ... 111
Tabel 4.11 Perhitungan Upah Bekisting Rata - Rata... 112
Tabel 4.12 Keperluan Kayu Untuk Pekerjaan Bekisting per 10 m2 ... 113
Tabel 4.13 Perhitungan Harga Bahan Bekisting (Koefisien Terendah) ... 113
Tabel 4.14 Perhitungan Harga Bahan Bekisting (Koefisien Tertinggi) ... 113
Tabel 4.15 Harga Sewa Alat Bekisting ... 114
Tabel 4.16 Jam Kerja Untuk Pekerjaan Bekisting per 10 m2 ... 115
Tabel 4.17 Perhitungan Upah Bekisting (Koefisien Terendah) ... 115
Tabel 4.18 Perhitungan Upah Bekisting (Koefisien Tertinggi) ... 116
Tabel 4.19 Perhitungan Upah Rata-Rata Cor ... 116
Tabel 4.20 Jumlah Campuran Beton Tiap M3 Dengan Berbagai Mutu Beton ... 117
Tabel 4.21 Hasil Interpolasi Jumlah Campuran Beton Tiap M3 ... 118
Tabel 4.22 Perhitungan Kebutuhan Bahan Cor Beton ... 119
Tabel 4.23 Jam Kerja Untuk Pekerjaan Cor Per M3... 120
Tabel 4.24 Perhitungan Upah Cor (Koefisien Terendah)... 121
Tabel 4.25 Perhitungan Upah Cor (Koefisien Tertinggi) ... 121
Tabel 4.26 Perhitungan Sewa Alat Pekerjaan Pengecoran... 122
(11)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Bestek Gedung B UIN Sunan Gunung Djati Bandung xv
Lampiran 2 Analisa Harga Satuan PT Pembangunan Perumahan & PU ... xvi
Lampiran 3 Gambar Bestek Pembangunan Gedung UIN Sunan Gunung Djati Bandung ... xvii
Lampiran 4 Lembar Penunjukan Dosen Pembimbing ... xviii
Lampiran 5 Lembar Berita Acara Seminar ... xix
(12)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 1
(13)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 2
(14)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 3
(15)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 4
(16)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 5
(Lembar Berita Acara Seminar)(17)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 6
(18)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi sangat berkaitan dengan proses manajemen didalamnya. Pada tahap itu, pengelolaan anggaran biaya untuk melaksanakaan pekerjaan tersebut, perlu dirancang dan disusun sedemikian rupa berdasarkan sebuah konsep estimasi yang terstruktur sehingga menghasilkan nilai estimasi rancangan yang tepat dalam arti ekonomis.
Nilai estimasi anggaran yang di susun selanjutnya dikenal dengan istilah Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang mempunyai fungsi dan manfaat lebih lanjut dalam hal mengendalikan sumber daya material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pelaksanaan proyek sehingga pelaksanaan kegiatan proyek yang dilakukan akan mempunyai nilai efisiensi dan efektivitas.
Konsep penyusunan RAB proyek, pada pelaksanaannya didasarkan pada sebuah analisa masing-masing komponen penyusunnya (material, upah, dan peralatan) untuk tiap-tiap item pekerjaan yang terdapat dalam keseluruhan proyek. Hasil analisa komponen tersebut pada akhirnya akan menghasilkan harga satuan pekerjaan (HSP) per item yang menjadi dasar dalam menentukan nilai estimasi biaya pelaksanaan proyek keseluruhan dengan mengkonversikannya ke dalam total volume untuk tiap item pekerjaan yang dimaksud.
Analisa Harga Satuan (AHS) yang sering dipakai pada proyek konstruksi umumnya adalah AHS yang dikeluarkan dari kementrian Pekerjaan Umum (PU). Dalam AHS PU koefisian kebutuhan tenaga kerja, alat & material telah ditentukan sesuai dengan penelitian dan riset yang telah dilakukan oleh pihak PU yang menjadi acuan sebagai suatu dasar untuk menyusun perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Harga Perkiraan Perencana (HPP) sehingga estimator sering melakukan penambahan dan pengurangan koefisien analisa satuan pekerjaan
(19)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tujuan mendapatkan harga penawaran yang dapat dipertanggung jawabkan.
Metoda alternatif untuk mendapatkan anggaran biaya selain metoda yang dikeluarkan oleh PU, salah satunya dengan analisa cara modern yang di perkenalkan oleh Ir. A. Soedradjat S yang berdasarkan dari pengalaman beliau selama bekerja. Perbedaan AHS modern dengan AHS PU antara lain:
a. Koefisien satuan pekerjaan memiliki interval yang bisa kita tentukan sendiri, berdasarkan kepada metode pengerjaan yang dilakukan sehingga produktifitas kerja akan bergantung pada cara yang digunakan.
b. Dalam analisa modern diperhitungkan juga dalam menentukan dimensi material produktifitas tenaga kerja.
c. Upah yang diperhitungkan merupakan upah rata-rata berdasarkan jumlah dan jenis tenaga kerja yang digunakan.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi dan Rumusan masalah yang dicapai oleh penulis yaitu :
1. AHS PU masih belum secara detail memisahkan produktifitas tenaga kerja jika dikaitkan dengan dimensi material yang digunakan.
2. AHS PU masih belum menggunakan upah rata-rata. 1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari tugas akhir ini yaitu : 1. Untuk menghitung RAB dengan AHS kontraktor. 2. Untuk menghitung RAB dengan AHS PU.
3. Untuk menghitung RAB dengan AHS Modern.
4. Untuk membandingkan hasil perhitungan RAB yang menggunakan AHS kontraktor, AHS PU, dan AHS Modern.
1.4 Batasan Masalah
(20)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan RAB pekerjaan struktur yang berkaitan dengan pekerjaan Struktur beton bertulang tanpa menghitung pekerjaan tangga dan tulangan pelat (wiremesh).
2. Gambar konstruksi yang digunakan adalah gambar bestek yang didapat dari Konsultan Perencana.
3. Sebagai pembanding, digunakan RAB yang didapat dari Kontraktor tanpa mengidentifikasi kesalahan perhitungan volume yang diketahui.
4. Kebutuhan tenaga kerja yang digunakan berdasarkan perhitungan tenaga kerja yang di dapat dari bobot kurva S.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dan penulisan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang gambaran umum penelitian, teori-teori dan metode yang digunakan dalam penelitian.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengolahan data penelitian berupa data teknis proyek dan perhitungan volume, dengan menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil kajian dan pembahasan dari data penelitian yang dilakukan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA
(21)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(22)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Flow Chart Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Mulai
Pengumpulan Data:
1. AHS Kontraktor 2. AHS PU
3. Gambar Bestek 4. Barchart
Perhitungan Volume
Menghitung RAB untuk suatu volume tertentu
Rencana Anggaran
RAB Bahan
Selesai
(23)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Tahapan Perhitungan RAB 3.2 Data Proyek
Data proyek adalah data yang menjelaskan mengenai pekerjaan proyek pembangunan. Data proyek dapat berupa data umum proyek dan data teknis proyek. Data umum proyek adalah data yang menjelaskan tentang data suatu proyek pekerjaan pembangunan. Data umum proyek digunakan untuk memberikan informasi umum mengenai proyek, dari mulai nama proyek, lokasi proyek dan instansi yang terlibat dalam pengerjaan proyek tersebut.
1. Nama proyek : Proyek UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2. Lokasi Proyek : Jl. A.H Nasution Bandung
( Sumber : PT Pembangunan Perumahan (Persero) )
Gambar 3.2 Site Plan Proyek UIN Sunan Gunung Djati
3. Pemilik (owner) : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
4. Konsultan Perencana : PT. Deta Decon
(24)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Kontraktor : PT Pembangunan Perumahan (Persero)
Data teknis proyek merupakan data yang berisi tentang spesifikasi teknis pekerjaan. Data teknis proyek menjelaskan tentang luas bangunan, jumlah lantai yang direncanakan, tipe bangunan yang akan dibuat, struktur yang digunakan, durasi pengerjaan proyek serta mutu beton yang digunakan dalam pembangunan gedung yang direncanakan.
( Sumber : PT Pembangunan Perumahan (Persero) )
Gambar 3.3 Rencana Gedung B-Lecture Hall
1. Luas Bangunan : 4.560 m2 2. Jumlah Lantai : 4 Lantai
3. Tipe Bangunan : Gedung Kuliah 4. Struktur Bangunan : Beton Bertulang
5. Tangga : Tangga Beton
6. Lama pekerjaan : 7 bulan
(25)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Pondasi : K-250 8. Sistem Pelelangan : Terbuka
9. Sumber Dana : IDB , GOI
10.Harga Proyek : Rp. 150.678.973.184,38 3.3Gambar Kerja
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang dipakai untuk acuan pelaksaan suatu pekerjaan. Tujuan dibuatnya gambar kerja agar gambar bisa dibaca oleh pelaksana dilapangan tanpa ada kesalahan. Gambar shop drawing meliputi pekerjaan awal, seperti : pembuatan pondasi, sloof dan kolom sampai pekerjaan rangka atap.
3.4 Perhitungan Volume
Pengukuran kuantitas/volume pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item pekerjaan berdasarkan pada gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.
3.4.1 Perhitungan Volume Pondasi Bore Pile
Pondasi Bore pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam. Perhitungan volume pondasi dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pondasi bore pile tersebut.
(26)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diameter Luas penampang diameter dalam jarak sirip lebar rusuk Berat
Nominal (d) nominal nominal (d0) melintang memanjang nominal
mm cm2 mm min(mm) maks(mm) maks(mm) maks(mm) kg/m
1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S.8 8 0,5927 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7 7,9 0,627
4 S.13 13 1,3327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,578
6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,230
7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 38,0 39,3 17,4
Tinggi Sirip
melintang
No Penamaan
(27)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(28)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(29)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan Volume Tulangan Pondasi Bore Pile
Perhitungan tulangan dilakukan untuk menentukan jumlah tulangan yang diperlukan.
a. Tulangan sengkang
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan volume tulangan sengkang yang diperlukan adalah:
Di asumsikan sengkang berbentuk lingkaran
Panjang total tulangan = [ keliling tulangan x jumlah sengkang ]
= [2πr x (panjang tulangan / jarak sengkang+1)] Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 8 mm
Diameter sengkang = 0,26 m Panjang 1 buah sengkang = 0,8164 m
Panjang 1 buah pondasi = 6 m
Jarak sengkang = 3 m jarak 0,125 m 3 m jarak 0,2 m
Jumlah pondasi = 180
Penyelesaian:
Panjang total tulangan = [ keliling tulangan x jumlah sengkang ]
= [2πr x (panjang tulangan / jarak sengkang)] = { 2πr x jumlah sengkang }
={2 x 3.14 x 0.12 x [( 3 / 0,125 +1) + ( 3 / 0,2 +1)]} = {0,8164 x 33}
= 26,9412 m
Total tulangan yang dibutuhkan = jml. pondasi x panjang tul. sengkang x berat tul. = 180 x 26,9412 x 0,395kg ( lihat tabel 3.1) = 1915,51932 kg
(30)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan pokok
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan volume tulangan pokok yang diperlukan adalah:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x jumlah pondasi ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 13mm Panjang 1 buah tulangan = 6 m’
Jumlah tulangan dalam 1 buah pondasi = 10 buah
Jumlah pondasi = 180
Penyelesaian:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x jumlah pondasi ]
= 6 x 10 x 180 = 10800 m
Total tulangan yang dibutuhkan = jml. pondasi x panjang tul. sengkang x berat tul. = 180 x 10800 x 1,04 kg ( lihat tabel 3.1 )
= 11232 kg
(31)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Cor Pondasi Bore Pile
Pondasi bore pile yang digunakan berbentuk bulat jadi untuk menentukan volume cor yang diperlukan adalah:
Rumus yang digunakan:
Volume cor = [ luas alas x tinggi pondasi ]
Diketahui : Diameter pondasi = 40cm = 0,4 m Tinggi pondasi = 5 m
Jumlah pondasi = 180 Penyelesaian:
Volume cor 1 buah pondasi = [ luas alas x tinggi pondasi ]
= [πr2
x 5]
= [3.14 x 0,22 x 5] = 0,628 m3
Volume total = volume 1 buah pondasi x jumlah pondasi = 0,628 x 180
= 113,04 m3
3.4.2 Perhitungan Volume Pile Cap dan Tie Beam
Pile cap merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai penyalur beban atas (kolom, balok, & pelat) ke beban bawah (pondasi), sedangkan tie beam merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat antar pile cap. Perhitungan volume pile cap dan tie beam dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pile cap dan tie beam tersebut.
(32)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(33)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(34)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(35)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8 Detail dan Potongan Tie Beam
1. Perhitungan Volume Tulangan Pile Cap
Pile Cap yang digunakan berbentuk balok. Berikut adalah contoh perhitungan pile cap ( PC-1)
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x berat tulangan ]
(36)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.9 Shop Drawing Pile Cap 1
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 13 – 150 ( atas ) ϕ 16 – 150 ( bawah ) Ukuran Pile cap = 0,8 x 0,8 x 0,6 Tebal selimut beton = 5cm = 0,05 m Jumlah pile cap ( PC-1 ) = 14
Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan: - atas = panjang / lebar pile cap – selimut beton = 0,8 – 2 x 0,05 m
= 0,7 m
- Samping =2[ ¾ (tinggi – selimut beton)] = 2[¾ (0,6 – 2 x0,05)]
= 0,75 m
- Jumlah = 0,7 + 0,75 = 1,45 m Jumlah tulangan dalam 1 buah balok:
- Atas (diameter ϕ 13 – 150) = lebar pile cap / jarak tulangan + 1 = 0,7 / 0,15 + 1
= 5,667 ~ 6 buah
-Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = lebar pile cap / jarak tulangan + 1 = 0,7 / 0,15 + 1
(37)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 5,667 ~ 6 buah
Karena arah panjang dan lebar memiliki jarak yang sama maka jumlah tulangan memiliki jumlah yang sama. Jadi jumlah tulangan atas dan bawah dikalikan 2 - Atas (diameter ϕ 13 – 150) = 6 x 2 = 12 buah
- Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = 6 x 2 = 12 buah
Total tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tulangan x jumlah pile cap x berat tulangan ]
Atas (diameter ϕ 13 – 150) = 1,45 x 12 x 14 x 1,04 ( lihat tabel 3.1 ) = 253,344 kg
Bawah (diameter ϕ 16 – 150) = 1,45 x 12 x 14 x 1,578 (lihat tabel 3.1 ) = 384,4008 kg
Jadi kebutuhan tulangan untuk pile cap tipe 1 adalah: diameter ϕ 13 – 150 =253,344 kg
diameter ϕ 16 – 150 =384,4008 kg
(38)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(39)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(40)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(41)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(42)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(43)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(44)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(45)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(46)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap
Pile Cap yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan volume cor yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Pile Cap PC-1 dengan ukuran(0,8 x 0,8 x 0,6) Rumus yang digunakan:
Volume Bekisting = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)] Volume cor = [ panjang x lebar x tinggi ]
Diketahui : ukuran pile cap = 0,8m x 0,8m x 0,6m Jumlah pile cap = 14
Penyelesaian:
Volume bekisting 1 buah pile cap = [(2 x panjang x tinggi) + (2 x lebar x tinggi)] = [(2 x 0,8 x 0,6)+ (2 x 0,8 x 0,6)]
= [0,96 + 0,96] = 1,92 m2
Volume total bekisting = volume bekisting 1 buah pile cap x jumlah pile cap = 1,92 x 14
= 26,88 m2
Volume cor 1 buah pile cap = [ panjang x lebar x tinggi ] = [0,8 x 0,8 x 0,6 ]
= 0,384 m3
Volume cor total = volume cor 1 buah pile cap x jumlah pile cap = 0,384 x 14
= 5,376 m3
Jadi kebutuhan bekisting dan cor untuk pile cap tipe 1 adalah: Bekisting = 26,88 m2
Cor = 5,376 m3
(47)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Pile Cap
P L T JUMLAH
PC-1
0,8 0,8 0,6 14 26,88 M2 5,376 M3
PC-2 M3
2 0,8 0,8 20 28,8 M2 25,6
PC-3
3,05 0,8 0,8 8 15,12 M2 15,616 M3
PC-4
2 2 0,9 4 28,8 M2 14,4 M3
PC-5A
2,88 2 1 8 37,76 M2 46,08 M3
PC-5B 0
LUAS= 5,84 1 8 26,28 M2 46,72 M3
TOTAL VOLUME 163,64 M2 153,79 M3
SAT
URAIAN PERHITUNGAN VOLUME
BEKISTING
VOLUME BETON SAT
3. Perhitungan Volume Tulangan Tie Beam
Tie Beam merupakan komponen struktur yang berfungsi sebagai pengikat antar pilecap. Untuk menghitung tie beam tipe 1 (TB -1) adalah sebagai berikut:
(48)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tulangan Pokok
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tie beam x berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16 Jumlah tulangan per balok = 8 buah Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40 Panjang tie beam = 4 m
Panjang kait = 5 D ( ketentuan terdapat di bestek ) Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m
Jumlah tie beam (TB -1) = 52 Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan = panjang tie beam + Panjang kait = 4 + 2( 5D)
= 4 + 2(5 x 0,016) = 4,16 m
Panjang tulangan 1 buah tie beam = [ Panjang 1 buah tulangan x jumlah tulangan dalam 1 tie beam ] = 4,16 x 8 = 33,28 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah tie beam x berat tulangan ]
= 33,28 x 52 x 1,578 ( dari tabel 3.1 )
= 2730,84 kg
(49)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan Sengkang
Untuk menghitung tulangan sengkang yang dibutuhkan adalah:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah tie beam x berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10 Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 150 - Lapangan : ϕ 10 - 200 Panjang tie beam = 4 m
Panjang kait = 4 D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlah tie beam (TB -1) = 52
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,40 – 2 x 0,03) + 2(4 x0,01)
= 0,38 + 0,68 + 0,08 =1,14 m
Panjang tulanganyang diberi sengkang = 4 – 0,8 ( panjang pile cap) = 3,2 m Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1
= ½ 3,2 / 0,15 + 1 = 12 buah
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1 = ½ 3,2 / 0,2 + 1
= 9 buah
Jumlah sengkang total = 12 + 9 = 21 buah Panjang sengkang dalam 1 buah balok = 1,14 x 21 = 23,94 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah tie beam x berat tulangan ]
(50)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 23,94 x 52 x 1,578 ( dari tabel 3.1)
= 780,594 kg
Jadi total tulangan yang dibutuhkan untuk tie beam tipe 1 adalah: Tulangan pokok : 2730,84 kg
Tulangan Sengkang : 780,594 kg
(51)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(52)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(53)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(54)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(55)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(56)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam
Tie Beam yang digunakan berbentuk balok jadi untuk menentukan volume bekisting dan cor yang diperlukan adalah:
Contoh perhitungan Tie Beam TB-1 :
Volume bekisting = [ (2 x panjang x tinggi) + (panjang x lebar) ] Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16 Jumlah tulangan per balok = 8 buah Ukuran tie beam = 0,25 x 0,40 Panjang tie beam = 4 m
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlah tie beam (TB -1) = 52
Penyelesaian :
Volume bekisting = [ (2 x panjang x tinggi) + (panjang x lebar) ] = [ (2 x 4 x 0,4)+( 4 x 0,25) ]
= 4,2 m2
Volume total bekisting = Volume bekisting x jumlah tie beam = 4,2 x 52
= 218,4 m2
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi] = 4 x 0,25 x 0,4
= 0,4 m3 = 4,2 m2
Volume total Cor = Volume Cor x jumlah tie beam = 4,2 x 52
= 20,8 m3
Jadi Kebutuhan bekisting dan cor untuk tie beam tipe 1 adalah: Bekisting = 218,4 m2
(57)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk Tabel 3.6
Tabel 3.6 Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Tie Beam
VOLUME SAT VOLUME SAT
P L T JUMLAH BEKISTING
1 TB-1
4 0,25 0,4 52 218,4 M2 20,8 M3
2 TB-2
7,2 0,4 0,7 10 151,2 M2 20,16 M3
7,4 0,4 0,7 4 62,16 M2 8,288 M3
7,8 0,4 0,7 4 65,52 M2 8,736 M3
10,2 0,4 0,7 2 42,84 M2 5,712 M3
3 TB-3
1 0,4 0,5 2 3 M2 0,4 M3
4,8 0,4 0,5 2 14,4 M2 1,92 M3
7,4 0,4 0,5 12 133,2 M2 17,76 M3
4 TB-4
3,4 0,2 0,3 12 36,72 M2 2,448 M3
1,6 0,2 0,3 8 11,52 M2 0,768 M3
3,6 0,2 0,3 4 12,96 M2 0,864 M3
10,2 0,2 0,3 2 18,36 M2 1,224 M3
2,3 0,2 0,3 1 2,07 M2 0,138 M3
772,35 M2 89,22 M3
URAIAN PERHITUNGAN
TOTAL VOLUME NO
3.4.3 Perhitungan Volume Kolom
Kolom merupakan komponen struktur yang berbentuk tegak atau vertikal biasa terdapat dalam bangunan gedung. Perhitungan volume kolom dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan kolom tersebut.
(58)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(59)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(60)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(61)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(62)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(63)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(64)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(65)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.14 Denah Kolom Lantai 4
(66)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perhitungan Volume Tulangan Kolom
Kolom merupakan komponen struktur yang pada umumnya berbentuk tegak / vertikal . Berikut adalah contoh perhitungan kolom C3 (Lantai 1)
Gambar 3.15 Detail dan potongan kolom c. Tulangan Pokok
Untuk menghitung tulangan kolom adalah sebagai berikut:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x berat tulangan]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16 Jumlah tulangan per kolom = 10 buah
Ukuran kolom = 0,25 x 0,60
Tinggi kolom = 4,05 m
Panjang kait = 4 D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlahkolom C3 (Lantai 1) = 14
Penyelesaian:
Panjang 1 buah tulangan = tinggi kolom + Panjang kait = 4,05 + 2( 4D)
= 4,05 + 2(4 x 0,016) = 4,178 m
(67)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Panjang tulangan 1 buah kolom = [ Panjang 1 buah tulangan x jumlah tulangan dalam 1 kolom]
= 4,178 x 10 = 41,78 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x berat tulangan ]
= 41,78 x 14 x 1,578 ( dari tabel 3.1 )
= 923,001 kg
d. Tulangan Sengkang
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah kolom x berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10
Ukuran kolom = 0,25 x 0,60
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 150 - Lapangan : ϕ 10 - 200 Tinggi kolom = 4,05 m
Panjang kait = 4 D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlahkolom C3 (Lantai 1) = 14
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,60 – 2 x 0,03) + 2(4 x0,01) = 0,38 + 0,68 + 0,08
=1,54 m
Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1 = ½ 4,05 / 0,15 + 1
(68)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1 = ½ 4,05 / 0,2 + 1
= 12 buah
Jumlah sengkang total = 12 + 15 = 27 buah Panjang sengkang dalam 1 buah kolom = 1,54 x 27 = 41,58 m
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah kolom x berat tulangan ]
= 41,58 x 14 x 0,627 ( lihat tabel 3.1)
= 364,98 kg
(69)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(70)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(71)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(72)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(73)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(74)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(75)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(76)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(77)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(78)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(79)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(80)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(81)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(82)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Perhitungan Volume Bekisting dan Cor Kolom
Untuk menentukan volume bekisting dan cor yang diperlukan adalah: Contoh perhitungan Kolom C1 (Lantai 1) :
Volume bekisting = [ (2 x (panjang + Lebar) x tinggi ) ] Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi]
Diketahui :Ukuran Kolom C1 (Lantai 1) = 0,60 x 0,40
Tinggi Kolom = 5,05 m
Tinggi Kepala Kolom = 1 m JumlahKolom C1 (Lantai 1)= 28 Penyelesaian :
Tinggi Kolom untuk bekisting = Tinggi Kolom – Tinggi kepala kolom = 5,05 – 1 = 4,05 m
Volume bekisting = [ (2 x (panjang + Lebar) x tinggi ) ] = [ (2 x (0,60 + 0,40) x 4,05) ]
= 8,1 m2
Volume total bekisting = Volume bekisting x jumlahKolom = 8,1 x 28
= 226,8 m2
Volume Cor = [ Panjang x Lebar x Tinggi] = 0,60 x 0,40 x 4,05
= 0,972 m3
Volume total Cor = Volume Cor x jumlahKolom = 0,972 x 28
= 27,22 m3
Jadi Kebutuhan total bekisting dan cor untuk Kolom C1 (Lantai 1) adalah: Bekisting = 226,8 m2
Cor = 27,22 m3
(83)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(84)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(85)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(86)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.4 Perhitungan Volume Balok
Perhitungan volume balok dilakukan untuk menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan dalam (kg) dan banyaknya coran yang diperlukan dalam( m3) yang selanjutnya akan diketahui berapa biaya yang diperlukan untuk pekerjaan balok tersebut.
(87)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(88)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(89)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(90)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
(91)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.19 Rencana Balok Atap
(92)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(93)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Perhitungan Volume Tulangan Balok
Balok merupakan komponen struktur yang berbentuk memanjang atau horisontal . Berikut adalah contoh perhitungan balok B1-A
Gambar 3.22 Detail Tulangan Balok a. Tulangan Pokok
Untuk menghitung tulangan balok adalah sebagai berikut:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah kolom x berat tulangan]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 16 mm = 0,016 m Jumlah tulangan - T1 = 4 buah
- T2 = 4 buah - T3 = 4 buah - T4 = 2 buah Ukuran balok = 0,25 x 0,40 Panjang balok (P0) = 3,8 m
Panjang kait = 4 D Panjang overlap tulangan = 15 D Panjang bengkokan = 6 D
(94)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlah balok B1-A = 125
Penyelesaian:
Panjang P = P0 + 2 x 15D
= 3,8 + 0,48 = 4,28 m
Panjang tulangan T1 = P0+ 2 x 15 D + 2 x 6D + 2 x 4D
= 3,8 + 0,48 + 0,192 + 0,128 = 4,6 m
Panjang tulangan T2 = ¼ P + 6D + 2 x 4D = 1,07 + 0,096 + 0,128 = 1,294 m
Panjang tulangan T3 = P + 2 x 4D = 4,28 + 0,128 = 4,408 m Panjang tulangan T4 = 1/2 P
= 2,14 m
Panjang tulangan 1 buah balok = [ Panjang tulangan tiap jenis balok x jumlah tulangan dalam 1 balok]
= [ (4,6 x 4) + (1,294 x 4) + (4,408 x 4) + (2,14 x 2) ]
= 45,488 m
Total tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan x jumlah balok x berat tulangan ]
= 45,488 x 125 x 1,578 ( lihat tabel 3.1 ) = 8972,508 kg
(95)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tulangan Sengkang
Untuk menghitung tulangan sengkang balok B1-A adalah sebagai berikut:
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah balok x berat tulangan ]
Diketahui : Diameter tulangan = ϕ 10
Ukuran kolom = 0,25 x 0,40
Jarak Sengkang = - Tumpuan : ϕ 10 – 100 - Lapangan : ϕ 10 - 150 Panjang balok = 3,8 m
Panjang kait = 4 D
Tebal selimut beton = 3cm = 0,03 m Jumlah balok B1-A = 125
Penyelesaian:
Panjang tulangan sengkang = 2 (0,25 – 2 x 0,03) + 2(0,40 – 2 x 0,03) + 2(4 x0,01) = 0,38 + 0,68 + 0,08
=1,14 m
Jumlah sengkang: Tumpuan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1 = ½ 3,8 / 0,10 + 1
= 20 buah
Jumlah sengkang: Lapangan = ½ Panjang tul / jarak sengkang + 1 = ½ 3,8 / 0,15 + 1
= 14 buah
Jumlah sengkang total = 20 + 14 = 34 buah Panjang sengkang dalam 1 buah balok = 1,14 x 34 = 38,76 m
(96)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tulangan yang dibutuhkan = [ panjang tulangan sengkang x jumlah balok x berat tulangan ]
= 38,76 x 125 x 0,627 ( dari tabel 3.1)
= 3037,815 kg
(97)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(98)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(99)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(100)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13 Rekapitulasi Perhitungan Volume Tulangan Berdasarkan Ukuran Panjang Tulangan
(2)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(3)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan Umum (PU), RAB dengan AHS Kontraktor dan RAB dengan AHS Modern, kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS PU adalah sebesar Rp.7.049.209.950,-
2. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Kontraktor adalah sebesar Rp.3.740.221.568,23
3. Jumlah biaya perhitungan RAB berdasarkan AHS Modern dengan koefisien terendah adalah sebesar Rp.3.073.347.000,- dan dengan koefisien tertinggi adalah Rp.
3.484.148.150,-4. Perbandingan hasil perhitungan biaya antara ketiga metode yang digunakan, urutan biaya paling rendah adalah perhitungan RAB dengan AHS Modern kemudian RAB dengan AHS Kontraktor dan yang paling besar perhitungan RAB dengan AHS PU.
5.2Saran
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan yang didapatkan pada saat dilapangan dan untuk meningkatkan pemahaman mengenai perhitungan RAB dalam suatu proyek konstruksi, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat membantu bagi kemajuan dan peningkatan mutu yang lebih baik di masa yang akan datang. Penelitian yang diakukan penulis tidak mencakup seluruh pekerjaan proyek kontruksi dikarenakan keterbatasan data. Untuk para peneliti berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya agar memperhatikan kelengkapan data yang akan digunakan untuk penyusunan laporan penelitian sehingga laporan penelitian sejenis bisa disempurnakan lagi yaitu
(4)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan menghitung seluruh pekerjaan proyek yang berupa komponen struktur dan arsitekturalnya.
(5)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional.(2002) .SNI 07 – 2052 – 2002 Baja Tulangan Beton. BSN.
Herwansyah,Diyan. Estimasi Anggaran Biaya Konstruksi Dan Rencana Penjadwalan Tahap Desain Pada Pembangunan Kampus Bsi Margonda Depok.
Tersedia:http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civilengineer ing/2008/Artikel_10300025.pdf [8 Oktober 2013]
Ibrahim Bachtiar. (1993). Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara
Kementrian Pekerjaan Umum. (2012). Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta : Kementrian Pekerjaan Umum.
Mukomoko, J. A. (1987). Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: Gaya Media Pratama
Nawangsari,Rita & Taufik, Rizky.(2011).The Analysis of Time Cost Trade Off on Construction Project.
Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/34342/6/2175_CHAPTER_II.pdf [2 Oktober 2013]
Niron, John W.(1992). Pedoman Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta : Asona
PT Pembangunan Perumahan Persero. (2012). Data Proyek: Gambar Bestek, Kurva S & Analisa Harga Satuan Pekerjaan. PT PP Persero.
(6)
Deni Sampurna, 2014
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MATERIAL BETON BERTULANG DENGAN ANALISA HARGA SATUAN MODERN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soedrajat, A. Anggaran Biaya Pelaksanaan (Analisa cara modern). Bandung: Nova.