PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA MATA KULIAH SAKUBUN: Penelitian Eksperimental Pada Mahasiswa Semester IV Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau.

(1)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS PADA MATA KULIAH SAKUBUN

( Penelitian Eksperimental Pada Mahasiswa Semester IV Bahasa Jepang FKIP

Universitas Riau)

TESIS

Disusun oleh: Merri Silvia Basri

1101245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS PADA MATA KULIAH SAKUBUN

( Penelitian Eksperimental Pada Mahasiswa Semester IV Bahasa Jepang FKIP

Universitas Riau)

Oleh

Merri Silvia Basri

S.S UNPAD Bandung, 2004

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pascasarjana

© Merri Silvia Basri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBIMBING I

Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed NIP. 195201281982031002

PEMBIMBING II

Dr. Dedi Sutedi, M.A,M.Ed NIP. 196605071996011001

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Dr. Dedi Sutedi, M.A,M.Ed NIP. 196605071996011001


(4)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA MATA KULIAH SAKUBUN

(Penelitian Eksperimental Pada Mahasiswa Semester IV Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau)

Merri Silvia Basri

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran hasil pembelajaran bahasa Jepang ditinjau dari efektivitas penggunaan media gambar dalam mata kuliah

sakubun. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis pada

mata kuliah sakubun. Media Gambar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah media gambar jenis sutoorii pikuchaa. Sebagaimana yang dikemukakan Munadi (2008: 89) bahwa gambar dapat menggantikan fungsi verbal dalam mengkonkritkan suatu hal yang bersifat abstrak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa media pembelajaran dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yakni 7.8 >6.9. Berdasarkan hasil analisis data stastistik diketahui bahwa t hitung > t tabel, yakni t hitung (2.686) > t tabel (2.07) pada taraf siginifikansi 5 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa Hk yang menyatakan penggunaan media gambar ini dapat meningkatkan kemampuan menulis dapat diterima, sebaliknya Ho ditolak.

Selain itu, berdasarkan hasil analisis data angket, media gambar ini juga dianggap dapat memberikan pengaruh yang positif, serta mempengaruhi psikologis mahasiswa ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, penggunaan media gambar ini dapat membantu pembelajar dalam mengembangkan ide serta menyususun karangan dengan baik.

Kata Kunci: Media Gambar(sutoorii pikuchaa), Media pengajaran, Kemampuan Menulis,


(5)

作文授業 け 書く能力を向上させ

クチャ 使用

( 2012/2013 度 ウ大学 日本語教育学科 二 生 対す 実験研究)

メ バ

要旨

絵 二次元 形 ュ 的 感心あ い 断定を表す あ

Munadi (2008: 89) 言 通 絵 口頭 代わ 抽象的 を具体的 示

すこ そ 口頭 表現す 人 あ い ォメ

ョ を 把握 本研究 学習者 を発展させ クチャ いう絵教材を使用し 本研究 目的 作文授業 け クチャ 使用し及び使用し い学習者 作文力 有意差 あ を明確す あ 研究法 実験法を使用し

本研究 す 統計的 分析し 結果 基 作文授業 け

クチャ 使用 効果 認 そ 実験群 標本 均

点 統制群 均点 高い 示さ 7.8 > 6.9 あ 又 統計的 仮説 計

算し 結果 有意義性0.05点 t

得点 (2.686) ≥ t表 (2.07) あ t

得点 > t 表 あ 有意差 あ 示さ ま Ho 拒否さ 対し Hk 許 可さ 認 作文 授業 こ う 絵 クチャ 学習者 書く力を向上させ 可能 あ 講義 教材 し 使用さ 続け 考 え

ケ 分析 結 果 基 クチャ 使用 際 し 学習者 反応 積極的 分 そ 原因 クチャ 使用 学習者 を発展させ 可能 あ 体系的 作文 構造 を整え 思わ 従 作文を作 過程 面白く 学習 成果を促進

考え


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 7

C. Hipotesis ... 9

D. Definisi Operasional ... 9

E. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pengajaran ... 12

B. Keterampilan Menulis ... 31

C. Sakubun ... 35


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 43

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 44

D. Prosedur Penelitian ... 45

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Eksperimen ... 52

B. Analisis Data ... 53

C. Pengolahan Data Angket ... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 76

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Desain Eksperimen ………...…….……….43

3.2. Jadwal Kegiatan Kelas Eksperimen ………...………...47

3.3. Penafsiran Data Angket ……….……51

4.1. Data Hasil Perolehan Tes ……….……….….54

4.2. Hasil Uji-t dengan SPSS 18……….…58

4.3. Pertanyaan angket no. 1………...…………..61

4.4. Pertanyaan angket no. 2………...…………..62

4.5. Pertanyaan angket no. 3………...…………..63

4.6. Pertanyaan angket no. 4………...…………..64

4.7. Pertanyaan angket no. 5………...…………..64

4.8. Pertanyaan angket no. 6………...…………..65

4.9. Pertanyaan angket no. 7………...…………..66

4.10. Pertanyaan angket no. 8………...…………....67

4.11. Pertanyaan angket no. 9………...…………....68


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Contoh Gambar Grafik Garis ……….….…………..…….15

1.2 Contoh Gambar Grafik Batang ……….…………...16

1.3 Contoh Poster ……….………...16

1.4 Contoh Kartun ………..…..….17

1.5 Contoh Gambar Grafis ………...…17


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran bahasa merupakan suatu bidang pengajaran yang mempunyai masalah kompleks dan belum terjawab.Salah satu contoh permasalahannya adalah bagaimana mengembangkan kemampuan berbahasa kepada mahasiswa sehingga mereka dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya.Permasalahan tersebut sampai saat ini masih tetap ada. Di pihak lain mereka dituntut untuk terampil dalam berkomunikasi dengan baik dan dapat mengungkapkan ide, gagasan, maupun pertanyaan kepada orang lain dengan bahasa yang baik dan benar.

Secara garis besar keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit. Hal ini dikarenakan menulis merupakan sebuah kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara spontanitas, diperlukan adanya proses membangun ide terlebih dahulu untuk bisa menulis. Ini juga diperkuat oleh Nurgiyantoro (1995:294) bahwa dibandingkan kemampuan berbahasa lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri.


(11)

Kenyataan yang terjadi pada masyarakat pada umumnya, kaum ilmuan Indonesia tidak memiliki keterampilan menulis akademik (Alwasilah, 2003:315), padahal sebagai masyarakat ilmiah seharusnya terampil dalam menulis. Apabila ditelusuri lebih lanjut, hal yang mempengaruhi kondisi ini adalah budaya dan pendidikan menulis yang minim pada masyarakat. Rendahnya kemampuan menulis bukan hanya pada tingkat ilmuan saja tetapi juga pada mahasiswa tingkat dasar.

Hal ini pun penulis rasakan secara langsung sebagai pengajar Bahasa Jepang di Universitas Riau.Penulis melihat bahwa ada kendala yang dihadapi dalam perkuliahan menulis (sakubun). Mahasiswa sudah diperkenalkan dengan pengajaran menulis sejak semester 2 melalui mata kuliah dokkai-sakubun, yang selanjutnya di semester 3 mempelajari mata kuliah sakubun secara khusus. Namun ternyata setelah beberapa waktu berjalan, hasilnya masih belum memuaskan.

Penulis menemukan masalah pada mahasiswa semester 4 yang seharusnya memiliki kemampuan Bahasa Jepang level 4 namun hasil karangan yang dibuat pada umumnya masih setara dengan kemampuan bahasa Jepang level 5, tentu hal ini sangat disayangkan. Selain itu, masalah lain yang sering muncul adalah terlalu melebarnya ide yang ingin ditulis oleh mahasiswa, kemudian juga tidak fokusnya karangan mahasiswa pada tema yang sudah ditentukan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di Universitas Riau pada mahasiswa semester 3, masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan seperti adanya ketidaksesuaian antara tema dan isi karangan.


(12)

1) 私 部屋

私 部屋 小さく き い す 部屋 二階 あ ます 空気 もい

い す そ 服 母か プレゼント す もう しい す

a. Kamarku

Kamarku kecil tapi bersih. Kamar ada di lantai dua,udaranya segar. Baju itu hadiah dari ibu.Saya sangat senang sekali.

Dari contoh di atas dapat diketahui tidak adanya keterkaitan dengan tema.Kalimat そ 服 母か プレゼント す もう しい す (Baju

itu hadiah dari ibu. Saya sangat senang sekali) ini tidak memiliki keterkaitan dengan tema.Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan tentang menulis pada mahasiswa.

Kurangnya kreativitas menulis pada mahasiswa disebabkan rendahnya minat membaca sejak dini. Aspek lain yang mempengaruhi kurang minat membaca adalah tayangan audio visual yang menyita waktu anak sehingga anak malas membaca. Apabila minat anak itu tinggi maka mereka akan kreatif menulis dalam bentuk apapun. Menulis merupakan suatu aspek keterampilan refleksi pikiran.

Karangan yang baik meliputi bahasa tulis yang tersusun berupa pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan lainnya (Rusyana dalam Meidiana, 1985:6). Adapun ciri-ciri tulisan yang baik adalah:

1. Jujur, jangan coba memasukkan gagasan atau ide anda. 2. Jelas, jangan membingungkan para pembaca.


(13)

4. Usahakan keaneka ragaman, panjang kalimat yang beraneka ragam.

Peranan pengajar dalam menulis sangat penting, ditambah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di masyarakat. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan dosen dalam mengajar menulis khususnya pada mata kuliah sakubun. Ini diperkuat pada penelitian Alwasilah (2005: 47-48) mengenai adanya beberapa asumsi mengapa pembelajaran menulis terasa begitu sulit yaitu:

1. Guru sendiri tidak bisa menulis.

2. Siswa tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut salah dan ditertawakan orang.

3. Para siswa melakukan dosa-dosa kecil (seperti kesalahan gramatikal, dan sebagainya) sewaktu mengarang padahal sudah mereka pelajari selama di sekolah.

4. Guru cenderung menilai hasil akhir karangan sehingga terfokus kepada kualitas dan ketetapan gramatika.

5. Bagi kebanyakan orang menulis dianggap sebagai salah satu kegiatan menyendiri dan hanya dibaca oleh guru saja.

6. Siswa tidak mengetahui benar salahnya tulisan mereka karena tidak ada yang mengoreksi.

Rendahnya keterampilan menulis pada mahasiswa disebabkan rendahnya pembinaan keterampilan menulis dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan menulis yang diberikan di sekolah sedikit berbeda dengan pembelajaran bahasa lainnya dan belum mampu menarik minat pembelajar,


(14)

membosankan, monoton, dan tidak variatif. Hal ini menyebabkan rendahnya keterampilan menulis pada kalangan siswa dan mahasiswa.

Hal ini disebabkan kreatifitas pengajar masih kurang untuk mengadakan atau membuat media pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Jepang, terutama pembelajaran menulis. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa, salah satunya adalah penggunaan media gambar. Alasannya adalah media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya, ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pengajaran akan lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas mendemontrasikan sesuatu hal.

Sementara itu pendapat lain mengemukaan bahwa manfaat media pengajaran adalah sebagai berikut:

1. Menarik perhatian siswa terhadap bahan ajar yang disajikan. 2. Mengurangi verbalisme.


(15)

3. Membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar. 4. Membatasi keterbatasan ruang waktu dan lingkungan. 5. Terjadi kontak langsung antara siswa dengan guru.

6. Membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang siswa (Sudjana dalam Endang 1997:65).

7. Ini diperkuat berdasarkan penelitian terdahulu mengenai efektivitas media gambar dalam pembelajaraan menulis kalimat bahasa Jepang di SMA Negeri 10 Bandung (2007), menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis bahasa Jepang lebih efektif, dilihat dari hasil statistik menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis dengan mengunakan media gambar sebagian dapat membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang siswa (Sudjana dalam Endang 1997:65).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk menngkatkan kualitas pengajaran, dan hal ini menjadi titik dari penelitian.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan menulis mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang FKIP Universitas Riau setelah mengunakan media gambar?

2. Bagaimana kemampuan menulis mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang FKIP Universitas Riau yang tidak mengunakan media gambar?


(16)

3. Adakah perbedaan yang singifikan antara kemampuan menulis mahasiswa yang mengunakan media gambar dan mahasiswa yang tidak mengunakan media gambar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dengan aplikasi pembelajaran bahasa Jepang ditinjau dari efektivitas penggunaan media gambar (dalam hal ini penggunaan sutoorii pikuchaa) dalam mata kuliah sakubun.

1. Menganalisa kemampuan menulis mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang FKIP Universitas Riau setelah mengunakan media gambar.

2. Menganalisa kemampuan menulis mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang FKIP Universitas Riau yang tidak menggunakan gambar.

3. Menganalisa perbedaan kemampuan menulis mahasiswa yang mengunakan media gambar dengan mahasiswa yang tidak mengunakan gambar berseri.

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan dalam pengembangan media pembelajaran khususnya media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengajar bahasa Jepang dapat lebih meningkatkan kreatifitas dalam memilih dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang


(17)

diajarkan, terutama dalam keterampilan menulis dalam upaya mengembangkan daya imajinasi dan meningkatkan kemampuan mata kuliah sakubun.

b. Bagi perguruan tinggi pada mata kuliah sakubun agar dapat memberikan fasilitas kepada mahasiswa dan menggali potensi pengajar dalam meningkatkan minat menulis.

c. Memberikan gambaran dalam pentingnya penggunaan media gambar dalam kemampuan menulis bahasa Jepang.

d. Bagi penulis diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis khususnya dalam bahasa Jepang.

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis atas masalah penelitian adalah sebagai berikut:

Hk : Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengarang mahasiswa dalam bahasa Jepang.

Ho : Penggunaan media gambar tidak dapat meningkatkan kemampuan mengarang mahasiswa dalam bahasa Jepang.

E. Definisi Operasional

1. Media

Media berasal bahasa latin yaitu merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai sebagai alat komunikasi. Secara harfiah dapat


(18)

diartikan sebagai media perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sumantri& Permana 1999:176).Media menurut Briggs (dalam Sumantri &Permana 1999:176) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar.Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2011:3) bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

2. Media Gambar

Gambar adalah sesuatu diwujudkan secara visual dalam dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.Media Gambar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah media gambar jenis sutoorii pikuchaa yang dapat dijadikan sumber insprirasi dalam menulis kalimat. Menurut Munadi (2008: 89) gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat menggantikan verbal dan mengkongkritkan yang abstrak dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar dapat membuat orang menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas dari pada yang di ungkapkan dengan kata-kata.


(19)

3. Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk komunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.Keterampilan tidak datang otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.Menurut Hernawa (2002:117) menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan.Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasan secara tertib dan tertata sehingga gagasannya menjadi makna yang menyadarkan.Menulis juga dapat mengambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis.

4. Sakubun

Menurut Ogawa (1993:607) 作文 文章 表現 え

理解 聞く 読む を前提 した 表現 あ 口頭 話す を踏ま

えたうえ 書く こ あ

Mengarang adalah kegiatan mengekspresikan kalimat dasar yang pemikirannya diambil dari kegiatan pemahaman (menyimak, membaca) dan kegiatan ekspresi lain yang diterapkan dalam kegiatan menulis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah kemampuan menuangkan ide –ide atau gagasan yang diekspresikan dari kegiatan pemahaman menyimak ,membaca dan lain-lainnya yang dituangkan


(20)

kedalam kegiatan menulis yang menghasilkan sebuah karya atau suatu produk bahasa yang berupa kalimat..

F. Sistematika Pembahasan.

Dalam penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut: Bab II Kajian Teori. Bab III Metode Penelitian.Bab IV Analisa dan Pembahasan Penelitian.Bab V Kesimpulan dan Saran.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis (Faisal, 1982: 76). Penelitian eksperimental bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu (Faisal, 1982: 42).

Eksperimental dilakukan dengan penyanjian gambar untuk proses mengarang pada mata kuliah sakubun. Penelitian Eksperimen ini menurut Syamsudin (2011:151) mempunyai tiga karakteristik yang penting, yaitu:

a. Variabel bebas yang dimanipulasi.

b. Variabel lain yang mungkin berpengaruh, dikontrol agar tetap konstan.

c. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pretes-postest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang

dipilih secara random, kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal apakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(22)

Tabel 3.1. Desain Eksperimen pretes-postest control group design

Kelompok pretest Perlakuan postest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T3 - T4

Keterangan:

T1 = Pretes untuk kelas eksperimen

T2 = Postes untuk kelas eksperimen

T3 = Pretes untuk kelas kontrol

T4 = Postes untuk kelas kontrol

X = Perlakuan (treatment) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok yang menarik peneliti, kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian (Riyanto, 2001: 63). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV program studi pendidikan bahasa Jepang FKIP Universitas Riau tahun ajaran 2012-2013.

Sampel adalah bagian dari populasi terdiri atas mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang berjumlah 33 orang, yakni 15 orang di kelas eksperimen dan 18 orang di kelas kontrol. Akan tetapi dengan


(23)

berberapa kendala yang terjadi di lapangan maka jumlah mahasiswa yang ditetapkan sebagai sampel yang dianggap mewakili seluruh karakter populasi pada masing-masing kelompok mengalami pengurangan jumlah, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 13 orang kelas kontrol, 11 orang eksperimen (menggunakan gambar).

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono,2013 :62). Dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini di laksanakan mulai tanggal 6 maret 2013 sampai dengan tanggal 10 juni 2013.

Pretest : 6 maret 2013

Perlakuan (treatment) : 11 maret 2013 – 30 Mei 2013

Postest : 9 juni 2013

Lokasi penelitian ini diadakan di FKIP Universitas Riau Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Semester IV Pekanbaru.


(24)

D. Prosedur Penelitian

Kegiatan eksprimen dilakukan pada mahasiswa FKIP Universitas Riau Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang semester IV yang mengambil mata kuliah sakubun III. Populasi terdiri dari 33 orang mahasiswa semester IV, namun dikarenakan ada kendala teknis maka sampel yang digunakan masing-masing berjumlah 11 orang kelas eksperimen, 13 orang kelas kontrol.

Langkah kerja dan langkah eksperimen yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Persiapannya menggunakan gambar yang digunakan pada kelas eksperimen. Gambar ini diambil dari beberapa buku. Bahan yang dipakai sebagai media pembelajarannya adalah buku pelajaran sekolah dasar yaitu buku bahasa sunda kelas III, yang berjudul ”Panungutan Basa dan J Bridge For Beginners Vol .2. Alasan mengapa menggunakan buku tersebut dikarenakan

di dalam buku itu media gambarnya terdapat gambar tersusun dan topik atau tema dari gambar tersebut dirasa mudah dipahami oleh mahasiswa, serta alur pada gambar itu sistematis. Selain itu, media gambar pada buku bahasa sunda tersebut mengambarkan suatu kegiatan yang ada terjadi pada kehidupan sehari-hari. Sehingga jika dijadikan sebagai media pembelajaran atau kegiatan eksperimen, akan mudah dipahami oleh pengajar maupun pembelajar dan juga bisa membangun suatu skema. Begitu juga dengan media gambar yang terdapat didalam buku J Bridge For Beginners Vol.2, alur cerita dari gambarnya pun ringan dan dianggap mudah dipahami oleh mahasiswa semester IV kelas shokyuu program studi pendidikan bahasa


(25)

Jepang Universitas Riau sebagai penuntun karangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan eksperimen. Berikutnya membuat SAP sebagai bahan instrumen dan sebagai acuan untuk pengambilan data di lapangan.

b. Pelaksanaan

 Pelaksanaan pengambilan data di lapangan ini, dimulai pada bulan maret sampai dengan juni 2013. Untuk pelaksanaan awal kegiatan yang dilakukan yaitu penulis memberikan pretes untuk mengukur kemampuan mengarang mahasiswa dengan tema 私 の 夢 cita-citaku , kemudian

mereka diperintahkan mengarang dalam bahasa Jepang dalam waktu 60 menit. Sebelum memulai mengarang, penulis memberikan salam dan perkenalan lalu menjelaskan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan pengambilan nilai. Tes yang diberikan ini murni untuk penelitian, dan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana pemahaman dalam penguasaan kemampuan bahasa Jepang, baik huruf, pola kalimat dan kemampuan berbahasa lainnya.

 Pada pertemuan kedua hingga pertemuan keenam, penulis memberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Sebelum memulai menulis karangan, penulis mengabsen dan salam lalu memberikan penjelasan tentang tema pada setiap pertemuan. Selama pemberian perlakuan ini, penulis juga menjelaskan penggunaan kosakata dan pola kalimat yang sesuai dengan tema dan gambar yang disajikan pada setiap pertemuan, setelah memberikan penjelasan, barulah mahasiswa diperintahkan untuk menulis


(26)

karangan di kertas yang telah disediakan, dengan waktu 60 menit. Pelaksanan penelitian dilaksanakan sesuai dengan SAP.

 Melaksanakan postes baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan memberikan judul yang sama.

 Menyebarkan angket pada kelas eksperimen. c. Jadwal Penelitian

Berikut ini adalah jadwal kegiatan eksperimen yang ditempuh dalam penelitian ini.

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Kelas Eksperimen

No Tanggal Jenis Kegiatan yang Dilakukan 1 06 – 03 – 2013 私の夢 (Kontrol dan Eksperimen)

2 11 – 04 – 2013 私の一日 Eksperimen

3 18 – 04 – 2013 祖母の思い出

4 02 – 05 – 2013 べチャに乗

5 23 – 05 – 2013 自転車に乗

6 30 – 05 – 2013 恋の結末

7 09 – 06 – 2013 雨 に 降 ら 。 : (Kelas Kontrol dan

Eksperimen.(tidak menggunakan gambar &menggunakan gambar)


(27)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Intsrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa pretest dan postest serta angket. Satu kali tes mengarang (pretest) tanpa menggunakan gambar dilakukan di awal kegiatan sedangkan pada postest memberikan sebuah tema karangan yang berjudul 雨に降

ら 。Pada tes akhir, untuk kelas kontrol tidak menggunakan gambar

sedangkan kelas eksperimen menggunakan gambar. Adapun tujuannya untuk mencari perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam pelajaran mengarang.

Selain itu, angket diberikan pada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan penggunaan gambar pada mata kuliah

sakubun. Angket yang diberikan ini berupa angket tertutup yang terdiri dari 10

pertanyaan menyangkut pendapat mahasiswa, apakah mereka memperoleh manfaat dengan penggunaan media gambar ini dalam pembelajaran mata kuliah

sakubun yang selama ini dianggap sebagai mata kuliah sulit dan apakah dengan

menggunakan media gambar ini dapat mempermudah mahasiswa mengungkapkan ide atau gagasan serta menyusun alur cerita secara sistematis dalam bahasa Jepang.

Karangan mahasiswa, baik hasil tes awal maupun tes akhir diberikan penilaian. Penilaian tersebut terdiri dari antara lain :

1. Jumlah kalimat dalam karangan 2. Jumlah kata


(28)

4. Sistematis Komposisi karangan.

Hal ini digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai panjang atau banyaknya karangan secara kuantitas. Karena dalam bahasa Jepang, salah satu tolak ukur untuk melihat panjangnya karangan dilihat dari jumlah huruf atau kata yang digunakan dalam karangan. Adapun perhitungan jumlah kalimat tersebut dilakukan untuk mengukur jumlah ide yang dikeluarkan oleh mahasiswa atau yang ditulis oleh mahasiswa dalam karangan tersebut. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa satu kalimat dalam karangan tersebut minimal ada satu ide yang ingin disampaikan oleh si penulis (mahasiswa). Penilaian penggunaan tatabahasa dan komposisi karangan yang ada pada karangan mahasiswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menyusun serta menyajikan cerita dalam bahasa Jepang sesuai dengan media pembelajaran yang di berikan oleh peneliti (penulis).

Hasil tes akhir mengarang mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan sebagai acuan untuk mengukur efektivitas pelaksanaan penggunaan media gambar dengan teknik yang digunakan selama ini dalam mata kuliah mengarang atau sakubun.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan desai eksperimen pretest-postest control

group design, maka analisi data yang digunakan adalah uji t-test. Untuk melihat

ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara setiap variabel di atas, baik itu perbandingan setiap variabel hasil tes awal dan hasil tes akhir antara kelas


(29)

eksperimen (X) dan kelas kontrol (Y) diolah dengan menghitung nilai t hitung pada pengolahan data tersebut dengan cara perhitungan manual dan penggunaan

software SPSS 18.

Langkah-langkah mencari nilai t hitung adalah sebagai berikut: a. Menentukan variabel X

b. Menghitung Mean variabel

c. Menghitung standar deviasi

d. Menghitung standar error mean variabel X

e. Menghitung nilai t hitung

f. Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel g. Menguji hipotesis (apakah diterima atau ditolak)

Pengolahan data angket di tafsirkan berdasarkan besarnya jawaban persentase yang diberikan oleh responden.

Rumus yang digunakan untuk mengolah data angket adalah:

1

1

2 2 2 1 2 1 2 1 0

n

SD

n

SD

M

M

t


(30)

100

%

N

f

Keterangan:

% : prosentasi frekuensi dari setiap jawaban responden

f : frekuansi setiap jawaban dari responden N : jumlah responden

Hasil analisis angket tersebut ditafsirkan dengan kategori yang terdapat pada tabel 1 berikut:

Tabel 3.3. Penafsiran Data Angket

Interval Prosentase Keterangan 0% Tidak seorang pun 1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya 51% - 75% Lebih dari setengahnya 76% - 99% Sebagian besar


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan teori-teori yang terdapat pada bab II, metode penelitian pada bab III serta penjelasan hasil analisis data pada bab IV, pada bab terakhir ini penulis mengambil kesimpulan dan saran seperti di bawah ini.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data postest kelas eksperimen dan kontrol serta hasil perhitungan uji t kedua kelas tersebut dapat diketahui bahwa t hitung adalah 2.1908 dengan t tabel 2.07 (5 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung >t tabel dengan nilai 2.1908>2,07. Sementara itu, berdasarkan hasil analisis data stastistik (SPSS 18) diketahui bahwa t hitung > t tabel, yakni t hitung (2.686) > t tabel (2.07) pada taraf siginifikansi 5 %, dengan nilai p=0.014 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari kedua cara perhitungan statistik di atas menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Dengan kata lain, hasil tersebut membuktikan bahwa Ho yang menyatakan bahwa media gambar tidak dapat meningkatkan kemampuan mengarang dalam bahasa Jepang dipatahkan Hk, yang artinya bahwa media gambar


(32)

terbukti dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengajaran mengarang dalam bahasa Jepang.

2. Berdasarkan hasil analisis data angket, media gambar ini juga dianggap dapat memberikan pengaruh yang positif, serta mempengaruhi psikologis mahasiswa ke arah yang lebih baik. Hasil ini menunjukkan bahwa media gambar terbukti dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran mengarang dalam bahasa Jepang dan memotivasi mereka dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran mengarang serta menciptakan situasi belajar yang menyenangkan. Dengan kata lain, penggunaan media gambar ini dapat membantu pembelajar dalam mengembangkan ide serta menyususun karangan dengan baik.

3. Berdasarkan pengamatan atau penelitian yang dilakukan penulis Hingga saat ini, pembelajaran mengarang dengan cara tradisional tersebut masih banyak menyisakan masalah, serta kurang bisa meningkatkan kemampuan pembelajar dalam mengembangkan ide yang dimilikinya. Kemampuan menulis setiap mahasiswa berbeda-beda bergantung pada kemampuan mereka dalam berimajinasi dan minat mereka terhadap kegiatan menulis. Karenanya, masih banyak mahasiswa yang merasa sulit untuk menyusun karangan yang baik. Maka, penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan gambar dalam pembelajaran sakubun dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran bahasa Jepang.


(33)

B . Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran atau rekomendasi, yaitu:

1. Untuk meningkatkan kemampuan komposisi mahasiswa tingkat shokyuu (tingkat dasar) dalam membuat suatu karangan yang dapat menghasilkan karangan yang terarah dan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, sebaiknya pengajar menyiapkan gambar yang sesuai dengan latar belakang serta level kemampuan pembelajar.

2. Guna memperoleh hasil yang maksimal, efektif dan efisien dalam penggunaan media gambar ini, hendaknya pengajar memberikan penjelasan yang baik dan terperinci mengenai aturan penggunaan dan langkah-langkah penggunaan gambar.

3. Jika ingin menggunakan media gambar (sutoorii pikuchaa), hendaklah pengajar memperhatikan kualitas gambar dan cerita yang termuat di dalamnya. Materi yang baik tidak boleh membingungkan pembelajar, harus memiliki cerita yang memadai artiya gambar itu harus menampilkan gagasan informasi, atau konsep yang jelas yang bisa mendukung tujuan dan kebutuhan pengajaran.

4. Hendaknya gunakan gambar yang sederhana, namun dapat memikat perhatian siswa sehingga diminati siswa.

5. Penggunaan media pembelajar yang baik dan tepat sangat dipengaruhi oleh tingkat kreatifitas pengajar. Pemanfaatan media ajar, tidak harus selalu


(34)

bersifat baku dan monoton. Pengajar dapat berinovasi dan mencari sumber-sumber media ajar yang tepat dan sesuai dengan pembelajarnya. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa buku-buku ajar di luar buku pelajaran bahasa Jepang pun dapat dimanfaatkan secara maksimal terutama dalam pembelajaran dasar. Pembelajaran mengarang dengan menggunakan gambar yang mudah dipahami dan dekat dengan keseharian pembelajar, dapat memotivasi pembelajar dalam meningkatkan kemampuan menulis mereka.


(35)

Daftar Pustaka

Alwasilah Chaedar, A. ( 2003). Revalitasi Pendidikan Bahasa. Bandung : CV Andira Alwasilah A.Chaedar dan Suzanna Senny. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru

Menulis Dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kibtal Buku Utama.

Arsyad , Azhar. (2011) Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Marwoto, dkk. (1985) Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanandita.

Mimaki, Y. (2002). Nihongo Kyoojuhoo o Rikai Suru Hon. Tokyo: Baberu Puresu. Munadi,Yudhi. (2010) Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada (GP) Press.

Ogawa, Y. (1982). Nihongo Kyouiku Dai Jiten. Tokyo: Kodansa

Rahman. (2011). Metode Pembelajaran Menulis Kalimat Media Gambar Pidato

Pengukuhan Sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2005). Media Pengajaran .Bandung: Sinar Batu Algensindo.

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen PendidikanTinggi


(36)

81

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.Bandung.Humaniora. Sutedi Dedi (2009) Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang Melalui

Teknik Kolaborasi . (Penelitian terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang) Penelitian Hibah Kompetitif. Tidak diterbitkan.

Tarigan, H. G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT. Angkasa.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan teori-teori yang terdapat pada bab II, metode penelitian pada bab III serta penjelasan hasil analisis data pada bab IV, pada bab terakhir ini penulis mengambil kesimpulan dan saran seperti di bawah ini.

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diperoleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data postest kelas eksperimen dan kontrol serta hasil perhitungan uji t kedua kelas tersebut dapat diketahui bahwa t hitung adalah 2.1908 dengan t tabel 2.07 (5 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung >t tabel dengan nilai 2.1908>2,07. Sementara itu, berdasarkan hasil analisis data stastistik (SPSS 18) diketahui bahwa t hitung > t tabel, yakni t hitung (2.686) > t tabel (2.07) pada taraf siginifikansi 5 %, dengan nilai p=0.014 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari kedua cara perhitungan statistik di atas menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Dengan kata lain, hasil tersebut membuktikan bahwa Ho yang menyatakan bahwa media gambar tidak dapat meningkatkan kemampuan mengarang dalam bahasa Jepang dipatahkan Hk, yang artinya bahwa media gambar


(2)

terbukti dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengajaran mengarang dalam bahasa Jepang.

2. Berdasarkan hasil analisis data angket, media gambar ini juga dianggap dapat memberikan pengaruh yang positif, serta mempengaruhi psikologis mahasiswa ke arah yang lebih baik. Hasil ini menunjukkan bahwa media gambar terbukti dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran mengarang dalam bahasa Jepang dan memotivasi mereka dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran mengarang serta menciptakan situasi belajar yang menyenangkan. Dengan kata lain, penggunaan media gambar ini dapat membantu pembelajar dalam mengembangkan ide serta menyususun karangan dengan baik.

3. Berdasarkan pengamatan atau penelitian yang dilakukan penulis Hingga saat ini, pembelajaran mengarang dengan cara tradisional tersebut masih banyak menyisakan masalah, serta kurang bisa meningkatkan kemampuan pembelajar dalam mengembangkan ide yang dimilikinya. Kemampuan menulis setiap mahasiswa berbeda-beda bergantung pada kemampuan mereka dalam berimajinasi dan minat mereka terhadap kegiatan menulis. Karenanya, masih banyak mahasiswa yang merasa sulit untuk menyusun karangan yang baik. Maka, penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan gambar dalam pembelajaran sakubun dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran bahasa Jepang.


(3)

B . Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran atau rekomendasi, yaitu:

1. Untuk meningkatkan kemampuan komposisi mahasiswa tingkat shokyuu (tingkat dasar) dalam membuat suatu karangan yang dapat menghasilkan karangan yang terarah dan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, sebaiknya pengajar menyiapkan gambar yang sesuai dengan latar belakang serta level kemampuan pembelajar.

2. Guna memperoleh hasil yang maksimal, efektif dan efisien dalam penggunaan media gambar ini, hendaknya pengajar memberikan penjelasan yang baik dan terperinci mengenai aturan penggunaan dan langkah-langkah penggunaan gambar.

3. Jika ingin menggunakan media gambar (sutoorii pikuchaa), hendaklah pengajar memperhatikan kualitas gambar dan cerita yang termuat di dalamnya. Materi yang baik tidak boleh membingungkan pembelajar, harus memiliki cerita yang memadai artiya gambar itu harus menampilkan gagasan informasi, atau konsep yang jelas yang bisa mendukung tujuan dan kebutuhan pengajaran.

4. Hendaknya gunakan gambar yang sederhana, namun dapat memikat perhatian siswa sehingga diminati siswa.

5. Penggunaan media pembelajar yang baik dan tepat sangat dipengaruhi oleh tingkat kreatifitas pengajar. Pemanfaatan media ajar, tidak harus selalu


(4)

bersifat baku dan monoton. Pengajar dapat berinovasi dan mencari sumber-sumber media ajar yang tepat dan sesuai dengan pembelajarnya. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa buku-buku ajar di luar buku pelajaran bahasa Jepang pun dapat dimanfaatkan secara maksimal terutama dalam pembelajaran dasar. Pembelajaran mengarang dengan menggunakan gambar yang mudah dipahami dan dekat dengan keseharian pembelajar, dapat memotivasi pembelajar dalam meningkatkan kemampuan menulis mereka.


(5)

80

Daftar Pustaka

Alwasilah Chaedar, A. ( 2003). Revalitasi Pendidikan Bahasa. Bandung : CV Andira Alwasilah A.Chaedar dan Suzanna Senny. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru

Menulis Dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kibtal Buku Utama.

Arsyad , Azhar. (2011) Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Marwoto, dkk. (1985) Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanandita.

Mimaki, Y. (2002). Nihongo Kyoojuhoo o Rikai Suru Hon. Tokyo: Baberu Puresu. Munadi,Yudhi. (2010) Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada (GP) Press.

Ogawa, Y. (1982). Nihongo Kyouiku Dai Jiten. Tokyo: Kodansa

Rahman. (2011). Metode Pembelajaran Menulis Kalimat Media Gambar Pidato

Pengukuhan Sebagai Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2005). Media Pengajaran .Bandung: Sinar Batu Algensindo.

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen PendidikanTinggi


(6)

81

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.Bandung.Humaniora. Sutedi Dedi (2009) Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang Melalui

Teknik Kolaborasi . (Penelitian terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang) Penelitian Hibah Kompetitif. Tidak diterbitkan.

Tarigan, H. G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT. Angkasa.


Dokumen yang terkait

Pemanfaatan media gambar berseri guna meningkatkan kemampuan menulis

0 6 127

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS RIAU

0 2 9

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS RIAU

0 7 7

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS NARASI PADA MATA Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sambi Kecamatan Sambi K

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS NARASI PADA MATA Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sambi Kecamatan Sambi K

0 2 15

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI.

1 4 35

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA PILIHAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS PUISI PADA Penggunaan Media Gambar Tokoh Idola Pilihan Siswa Untuk Meningkatkan Ketrampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Siswa SD Neger

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN SINEKTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG KEPARIWISATAAN : Penelitian Eksperimen Mata Kuliah Bahasa Jepang pada Mahasiswa semester III STP Trisakti Jakarta.

0 1 39

Korelasi Penguasaan Setsuzokushi Bahasa Jepang dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Semester V Pendidikan Bahasa Jepang Tahun 2009.

0 0 2

kesalahan penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen pada mahasiswa sastra jepang universitas udayana.

0 5 37