PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP Pengaruh Partisipasi Dalam Penganggaran Dan Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dppkad Kabupaten S

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN
MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP
KINERJA PEMERINTAH DAERAH
(Studi Kasus pada DPPKAD Kabupaten Sukoharjo)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:
DIMAS PROFIDRIN LIBERSKY
B 200 080 274

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN
MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo)

DIMAS PROFIDRIN LIBERSKY
B 200 080 274

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris Pengaruh Partisipasi
Dalam Penganggaran, Dan Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) di Kabupaten
Sukoharjo. Sampel penelitian ini diambil berdasarkan metode sensus dimana
sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan atau pegawai yang bekerja sebagai
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) di
Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 98 orang dengan menggunakan metode
sensus. Dalam penelitian ini pengujian data dilakukan dengan menggunakan

statistik deskriptif, pengujian kualitasdata, uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, dan pengujian hipotesis.
Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (H1) partisipasi
dalam penganggaran tidak berpegaruh terhadap kinerja pemerintah daerah, dengan
nilai thitung (-0,175) lebih kecil dari t tabel (1,658) dan nilai sig 0,861 yang lebih
besar dari 0,05 pada  = 0,05. Dan (H2) peran manajerial pengelolaan keuangan
daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah, dengan nilai uji thitung
(4,908) lebih besar dari t tabel (1,658) dan nilai sig 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 pada  = 0,05.
Kata kunci :

Partisipasi Dalam Penganggaran, Peran Manajerial Pengelola
Keuangan Daerah Dan Kinerja Pemerintah Daerah.

A.

PENDAHULUAN
Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah mendorong adanya

desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, desentralisasi ini
manunjukkan adanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dirinya sendiri secara otonom.
Adanya desentralisasi pengelolaan pemerintahan daerah dan
tuntutan masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas, memaksa
pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menciptakan sistem
pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel, sistem ini
diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan keuangan secara tertib,
ekonomis, efektif, dan efisien serta bermanfaat untuk masyarakat.
Salah satu masalah penting dalam pengelolaan keuangan
pemerintah tersebut adalah anggaran, anggaran bisa merupakan suatu
rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan
jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan anggaran.
Menurut Hansen dan Mowen (2004) partisipasi anggaran
(budgeting partisipation) adalah pendekatan penganggaran yang
memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas kinerja
anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi
anggaran mengkomunikasikan rasa tanggung jawab pada para manajer
tingkat bawah dan mendorong kreatifitas.
Proses penyusunan anggaran memerlukan kerja sama yang baik

antara atasan dan bawahan, anggaran yang telah disusun secara partisipatif
kemudian disahkan dengan para manajer dari setiap divisi dan pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi, manajemen puncak
menciptakan berbagai divisi tanggung jawab atau dikenal dengan pusat
pertanggungjawaban.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi, 2001) Menurut Abriyani Puspaningsih (2002) melihat kinerja
manajerial berdasar pada kemampuan manajer dalam melaksanakan tugas
manajerialnya, meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian,
evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negoisasi, perwakilan dan kinerja
secara menyeluruh.
Namun demikian dalam rangka mewujudkan kinerja pemerintahan
secara menyeluruh tidak berhenti pada tahap awal penganggaran, namun
dibutuhkan peran manajerial pimpinan daerah khususnya pengelola

keuangan yang ada di daerah. Peran manajerial menurut Mintzberg (2003)
terdiri atas peran perseorangan, peran informasi dan peran pengambilan
keputusan.

Pembahasan yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini
dibatasi yaitu bagaimana pengaruh partisipasi anggaran dan peran
manajerial pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah
daerah, sehingga dapat menunjang terlaksananya peningkatan efektifitas
dan efisiensi organisasi dan dapat meningkatkan kinerja bagi publik.
Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Sukoharjo
karena dinas tersebut merupakan dinas pemerintah yang bergerak dalam
bidang pengelolaankeuangan dan anggaran pemerintah Sukoharjo. Sesuai
dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin
meneliti mengenai “Pengaruh Partisipasi Dalam Penganggaran Dan
Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo) ”.
B.

TINJAUAN PUSTAKA
Partisipasi Dalam Penganggaran
Supomo dan Indriantoro (1998) menyatakan bahwa partisipasi
dalam penganggaran merupakan proses di mana individu terlibat dalam

penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya
dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran. Sementara
menurut Brownell (1982), partisipasi dalam penganggaran adalah tingkat
keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran.
Sedangkan
Chong (2002) menyatakan sebagai proses dimana
bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam
dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran
Partisipasi daiam penyusunan dinilai sebagai pendekatan
manajerial yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Para bawahan
yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran
yang disusun akan lebih mempunyai tanggungjawab dan konsakuensi
moral yang meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran
(Sinambela, 2003)
Chong (2002) menunjukkan bahwa partisipasi informasi dapat
ditransfer dari subordinat kepada superior dan terdapat dua keuntungan
yang diperoleh yaitu: subordinat dapat mengembangkan strategi yang
lebih baik yang dapat disampaikan kepada subordinat sehingga kinerja
akan meningkat, disamping itu dari informasi yang diberikan subordinat


kepada superior akan memperoleh tingkat anggaran yang lebih baik atau
lebih sesuai bagi perusahaan.
Sebagai proses di mana bawahan/pelaksana anggaran memberikan
kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses
penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan
pengendalian dan rasa keterlibatan di kalangan bawahan/pelaksana
anggaran. Teoritisi akuntansi keperilakuan pada umumnya berpendapat
bahwa partisipasi anggaran akan memotovasi para manajer untuk
mengungkapkan informasi pribadi mereka ke dalam anggaran (Chong,
2002).
Para manajer bawah sebenarnya memiliki informasi yang lebih
baik dibandingkan yang dimiliki manajer atas. Pada sebagian besar
organisasi, para manajer tingkat menengah ke bawah lebih banyak
memiliki informasi yang akurat dibandingkan dengan atasannya.
Sementara pada sisi lain, manajer tingkat atas yang lebih dominan dalam
posisinya akan merasa lebih mampu menyusun anggaran, keadaan ini
memunculkan kendala partisipasi.
Untuk menghilangkan atau meminimisasi terjadi perbedaan
persepsi mengenai informasi yang dimiliki pada kedua tingkatan manajer
ini yaitu manajer tingkat atas dan manajer tingkat menengah ke bawah

serta memaksimalkan partisipasi agar menjadi efektif, maka manajer
bawah di tingkat organisasi harus diberi kesempatan untuk memberikan
pendapat dalam proses penyusunan anggaran dengan mengungkapkan
informasi yang dimiliki terkait pekerjaan sebagai kontribusi dalam
penetapan jumlah anggaran.
Peran Manajerial Pengelolaan Keuangan Daerah
Menurut Ramandei, (2009) peran manajerial merupakan partisipasi
seseorang dalam menjalankan tugas organisasi, antara lain perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf,
negosiasi, perwakilan dan kinerja secara keseluruhan. Pandangan
(Ramandei, 2009) terhadap peran seseorang lebih bersifat situasional,
tergantung pada kondisi internal dan faktor eksternal yang melingkupi
individu organisasi dalam melakukan pekerjaan.
Faktor eksternal berupa target dan persaingan yang menuntut
kinerja yang tinggi dari individu itu sendiri. Sedangkan faktor internal
berupa lingkungan kerja, gaji, kesempatan, supervise dan yang meliputi
dimensi kepuasan kerja. Kinerja merupakan efektivitas operasional
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan standar,
sasaran, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Ramandei, 2009).


Pengelolaan keuangan yang berorientasi pada kinerja menuntut
adanya desentralisasi. Desentralisasi pengelolaan keuangan daerah
merupakan desentralisasi administratif, yaitu pendelegasian wewenang
pelaksanaan sampai pada tingkat hirarki yang paling rendah. Dalam hal ini
pengelola keuangan daerah diberi wewenang dalam batas yang telah
ditetapkan dalam sistem pengelolaan keuangan daerah, namun mereka
memiliki elemen kebijaksanaan dan kekuasaan serta tanggung jawab
tertentu dalam hal sifat dan hakekat jasa dan pelayanan yang menjadi
tanggungjawabnya (Rohman, 2007).
Peran manajerial Pengelola Keuangan Daerah memungkinkan
tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang
efisien dan efektif (Rohman, 2007). Peran menunjukkan partisipasi
seseorang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Peran manajerial
Pengelola Keuangan Daerah menunjukkan tercapainya mekanisme
penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif. Desentralisasi
memberikan kesempatan Pengelola Keuangan Daerah untuk mendorong
kreatifitas Pengelola Keuangan Daerah. Individu yang terlibat dan diberi
tanggungjawab dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras
untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi
(Rohman, 2007).

Peran manajerial Pengelola Keuangan Daerah menunjukkan
tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan
efektif. Desentralisasi memberikan kesempatan Pengelola Keuangan
Daerah untuk mendorong kreatifitas Pengelola Keuangan Daerah. Individu
yang terlibat dan diberi tanggungjawab dalam penyusunan anggaran akan
bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi
akan semakin tinggi (Rohman, 2007).
Kinerja Pemerintah Daerah
Kinerja merupakan efektivitas operasional organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan standar, sasaran, dan criteria
yang telah ditetapkan sebelumnya (Ramandei, 2009).
Perbaikan kinerja anggaran dan pengelolaan keuangan daerah
menduduki posisi penting dalam strategi pemberdayaaan Pemerintah
Daerah untuk pelaksanaan otonomi daerah dan mewujudkan desentralisasi
yang luas, nyata, dan bertanggungjawab. Perencanaan pengeluaran yang
berorientasi pada kinerja akan meningkatkan kinerja anggaran daerah.
Sementara dalam buku modul Pendidikan Non Gelar Auditor
Sektor Publik, disebutkan bahwa kinerja adalah pencapaian keluaran
(output) atau dampak (outcome) yang diperoleh oleh orang atau


sekumpulan orang dalam suatu organisasi yang melakukan kegiatan atau
operasi demi pencapaian misi dan tujuan organisasi melalui pelaksanakan
suatu urutan kegiatan yang terencana.
Haryanto (2009) kinerja dapat dijelaskan sebagai suatu kajian
tentang kemampuan suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Penilaian
kinerja dapat dipakai untuk mengukur kegiatan- kegiatan organisasi dalam
pencapaian tujuan dan juga sebagai bahan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja pemerintah
daerah merupakan suatu prestasi kerja dan proses penyelenggaraan untuk
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Haryanto, 2009).
Perkiraan jumlah alokasi dana untuk setiap unit kerja pemerintahan daerah
dan program kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu tingkat
pelayanan publik, disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat,
sehingga identifikasi input, teknik produksi pelayanan publik dan tingkat
kualitas minimal yang harus dihasilkan oleh suatu unit kerja menjadi
syarat dalam menentukan alokasi dana yang optimal untuk setiap unit
kerja pelayanan publik.
Dengan demikian pengeluaran Pemerintah Daerah dapat
menciptakan ukuran kinerja yang akan mempermudah dalam melakukan
kegiatan pengendalian dan evaluasi kebijakan Pemerintah Daerah. Karena
merupakan kebijakan Pemerintah Daerah, maka orientasi Pemerintah
Daerah pada pembangunan akan lebih dekat dengan gerak dinamis
masyarakatnya. Artinya akan bersifat terbuka sehingga tuntutan dan
kebutuhan publik masuk dalam penentuan strategi, prioritas dan kebijakan
alokasi.
Hipotesis
H1 : Partisipasi dalam Penganggaran berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah
H2 : Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah berpengaruh
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Kerangka Penelitian
Model penelitian sebagaimana diuraikan diatas dapat digambarkan
sebagai berikut :
Partisipasi dalam penganggaran
(X1)
Kinerja Pemerintah Daerah
(Y)
(gambar
2.1 modelPengelola
pemikiran)
Peran Manajerial
Keuangan Daerah
(X2)

C.

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah survei. Data penelitian yang
dibutuhkan adalah data primer dalam bentuk persepsi responden (subjek)
penelitian. Pengambilan data menggunakan survei langsung dan instrumen
yang digunakan adalah kuesioner (angket). Kuesioner yang digunakan
disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang terkait.
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) di
Kabupaten Sukoharjo. Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo menjadi
lokasi penelitian karena merupakan salah satu pemerintah daerah yang
telah melaksanakan kewenangan pemerintah pada tingkat kabupaten,
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 14 Undang-Undang nomor 32
tahun 2004.
Sampel penelitian ini diambil berdasarkan metode sensus dimana
sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan atau pegawai yang bekerja
sebagai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
(DPPKAD) di Kabupaten Sukoharjo berjumlah 98 orang.
Data dan sumber data
a. Data Primer.
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari narasumber atau
responden. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang dikirimkan kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo.

b. Data Sekunder.
Data sekunder yaitu olahan yang diperoleh dari data
perusahaan/organisasi. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
Struktur Organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo.
D.

HASIL PENELITIAN
Hasil pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS
versi 11.0 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Model

1

Unstandardized
Coefficients
Variabel
B
(Constant) 11.731
PDP
-1.969E-02
PMPKD .358

Standardized
Coefficients

Std. Error
Beta
4.149
.112
-.018
.073
.518

t

Sig.

2.828 .006
-.175 .861
4.908 .000

Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan dalam Tabel
4.14 di atas maka dapat dituliskan model regresi sebagai berikut:
KPD = 11,731- 0,01969 PDP + 0,358 PMPKD
1. Berdasarkan hasil analisis diatas Uji t diperoleh thitung (-0,175) lebih
kecil dari t tabel (1,658) dan nilai sig 0,861 yang lebih besar dari 0,05
pada  = 0,05. Maka H1 ditolak yang berarti partisipasi dalam
penganggaran (PDP) tidak berpengaruh terhadap kinerja pemerintah
daerah (KPD), pada taraf signifikansi 5 %.
2. Berdasarkan hasil analisis diatas Uji t diperoleh thitung (4,908) lebih
besar dari t tabel (1,658) dan nilai sig 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
pada  = 0,05. Maka H2 diterima yang berarti peran manajerial
pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja
pemerintah daerah (KPD), pada taraf signifikansi 5 %.
Pembahasan Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa
partisipasi dalam penganggaran terhadap kinerja pemerintah daerah
berpengaruh negatif dengan nilai signifikansi 0,861, sehingga Hipotesis
pertama (H1) ditolak, yang berarti tidak signifikan karena berada diatas
nilai signifikansi yang dipersyaratkan yaitu 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa partisipasi dalam penganggaran yang rendah dapat

menurunkan kinerja pemerintah daearh satuan kerja perangkat daerah
khususnya di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa
pengaruh peran manajerial pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja
pemerintah daerah di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo berpengaruh positif
sebesar dengan nilai sig sebesar 0,000, yang berarti signifikan karena
berada dibawah nilai signifikansi yang dipersyaratkan yaitu 0.05, sehingga
hipotesis kedua (H2) diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
peran manajerial pengelolaan keuangan daerah yang tinggi dapat
meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
E.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Partisipasi dalam penganggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja
pemerintah daerah, dengan nilai thitung (-0,175) lebih kecil dari t tabel
(1,658) dan nilai sig 0,861 yang lebih besar dari 0,05 pada  = 0,05.
Hal ini berarti H1 ditolak dan menerima Ho.
b. Peran manajerial pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap
kinerja pemerintah daerah, dengan nilai uji thitung (4,908) lebih besar
dari t tabel (1,658) dan nilai sig 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 pada
 = 0,05. Hal ini berarti H2 diterima dan menolak Ho.
Saran
1. Saran bagi penelitian selanjutnya mengembangkan sampel yang lebih
luas untuk menambah sampel di kantor DPPKAD di kabupaten lain.
2. Menambahkan variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Brownell, Peter, 1982, The Role of Accounting Data in Performance Evaluation,
Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness, Journal of
Accounting Research, Vol 20, pp 12-27
Din, Muhammad, 2008, Anteseden dan Konsekuensi Partisipasi Penganggaran
(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah
Kota Palu), Tesis S2 Program Pasca sarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Govindarajan, V, 2000, Impact of Participation in The Budgetery Process, 5th
edition, South Western College Publishing.
Haryanto, 2009, Pengukuran Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Jepara Tahun 2007, Tesis S2 Program Pasca sarjana
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Hansen dan Mowen. Diterjemahkan oleh Ancella A Hermawan. 2000. Akuntansi
Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Hermaningsih, 2009. Pengaruh Partisipasi Dalam Penganggaran Dan Peran
Manajerial Pengelola Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Demak). Tesis
Universitas Diponegoro Semarang.
Hehanusa, 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja Aparat:
Integrasi Variabel Intervening Dan Variabel Moderating Pada
Pemerintah Kota Ambon Dan Pemerintah Kota Semarang. Tesis
Universitas Diponegoro Semarang.
Mitzberg, H, 1973, The Nature of Manajement Work, Harper Row.
Mulyadi dan Jhony Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen, Aditya Media.
Murray, D. 1990. The Performance Effects of Participative Budgeting:An
Integration of Intervening and Moderating Variables, Behavioral Research
in Accounting, 2 (2), pp. 104-23.

Ramandei, P. 2009. “Pengaruh Karakteristik Sasaran Anggaran Dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah
Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Jayapura).”Tesis Tidak Dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Magister
Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.
Rohman, Abdul, 2007, Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah
dan Fungsi Pemeriksaan Intern terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
(Survey pada Pemda Kota, Kabupaten dan Provinsi di Jawa Tengah),
Jurnal Maksi, Vol 7 No 2 Agustus 2007, hal 206-220.
Suardana, 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja
Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi.
Fakultas Ekonomi Udayana.
Supomo, Bambang, 1998, Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi terhadap
Keefektifan Anggaran Partisipatif dalam Peningkatan Kinerja Managerial
: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Bahan Kuliah
Metodologi Penelitian Program Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro, Semarang Suwandi, 2008. Peranan Akuntansi Pertanggung
Jawaban Sebagai Alat Penilaian Prestasi Manajer. Jurnal Logos Vo. 6.
No. 1, Juli 2008.

Dokumen yang terkait

Analisis Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Pemerintah Kabupaten Langkat

9 136 88

Analisa Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Pada Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Kasus: Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu).

2 64 103

Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Pada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues Dengan Budaya Paternalistik Sebagai Variabel Moderating

0 94 93

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

0 34 88

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJEMEN PUBLIK PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung)

0 12 71

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLA KEUANGAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara)

1 2 8

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH.

1 2 12

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, MOTIVASI DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

1 4 8

I. Pendahuluan - PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Pada Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Ciamis)

0 0 10