[12] SILABUS UU LALU LINTAS

(1)

No

Perilaku Lalu

Lintas

Isi Pembelajaran

Modul

IV / I 4 x 35

menit

Mengenal lembaga Polri secara umum dan polisi lalu lintas.

Jam ke I (10 menit)

- Pengertian Polri

- Pengenalan tugas pokok Polri

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Sebagaimana tercantum di dalam Pasal 13 UU RI No. 2 Tahun 2002, tugas pokok Polri adalah:

- Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

-

Menegakkan hukum

-

Melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

Jam ke II (10 menit)

- Pengenalan struktur organisasi Polri tingkat desa sampai dengan propinsi

Struktur organisasi Polri dari tingkat desa sampai dengan propinsi adalah sebagai berikut,

- Kepolisian Sub Sektor (Polsubsektor) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah tertentu yang berada di bawah Kapolsek (Pasal 1 angka 26 Perkap 23/2010 tentang Susunan


(2)

Lintas

Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor)dan dipimpin oleh Kapolsubsektor.

- Kepolisian Sektor (Polsek) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah kecamatan yang berada di bawah Kapolres (Pasal 1 angka 25 Perkap

23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan

Sektor)dan dipimpin oleh Kapolsek.

-

Kepolisian Resor (Polres) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayahkabupaten/kota yang berada di bawah Kapolda(Pasal 1 angka 5 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor)

dan dipimpin oleh Kapolres.

-

Kepolisian Daerah (Polda) adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi kepolisian di wilayah propinsi yang berada di bawah Kapolri(Pasal 1 angka 4 Perkap 23/2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Resor dan Sektor) dan


(3)

Lintas

dipimpin oleh Kapolda.

Jam ke III

Pengenalan fungsi teknis di dalam Polri:

5 fungsi teknis di dalam Polri terdiri dari :

(1) LANTAS : bertugas menyelenggarakan kegiatan lalu lintas yang meliputi Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmaslantas), penegakan hukum, pengkajian masalah lalu lintas, administrasi Regident pengemudi serta kendaraan bermotor, melaksanakan patroli jalan raya antar wilayah, serta menjamin Kamseltibcarlantas.

(2) RESERSE : dengan tugas pokokmenyelenggarakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan

(3) INTEL

a. membina dan menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang


(4)

Lintas

keamanan, termasuk persandian dan produk intelijen, pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen kepolisian baik sebagai bagian dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional, dan peringatan dini (early warning);

b. memberikan pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api atau bahan peledak, orang asing, dan kegiatan sosial atau politik masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan Ditintelkam.

(4) SABHARA : bertugas menyelenggarakan kegiatan Turjawali, bantuan satwa, pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa.


(5)

Lintas

(5) BINMAS bertugas menyelenggarakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan koordinasi, pengawasan dan pembinaan terhadap bentuk pengamanan swakarsa, Kepolisian Khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Jam ke IV ( 10 MENIT )

Pengenalan polisi lalu lintas

Tugas pokok polisi lalu lintas adalah :

- Pendidikan masyarakat lalu lintas

- Penegakan hukum

- Rekayasa lalu lintas

- Registrasi dan identifikasi

- Manajemen operasional lalu lintas

IV / II Mengenal organisasi Polri tingkat Mabes

Jam ke I

Pengenalan Struktur Organisasi Mabes Polri

Jam ke II


(6)

Lintas

Korps Lalu Lintas Polri yang selanjutnya disingkat Korlantas Polri adalah unsur pelaksana tugas pokok Polri bidang keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas pada tingkat Mabes Polri yang berada di bawah Kapolri

Mengenal dan mengikuti isu global tentang lalu lintas secara sederhana

Jam ke III

Pengenalan etika berlalu lintas

Pengenalan etika berlalu lintas

- Mematuhi aturan lalu lintas

- Jenis rambu lalu lintas

- Menghormati pengguna jalan lainnya


(7)

Lintas

Jam ke IV

Pengenalan budaya keselamatan berlalu lintas

Pengenalan tata cara berlalu lintas

pengaturan lalu lintas

Gerakan 1 Berhenti semua jurusan

Gerakan 2

Berhenti satu arah tertentu

Gerakan 3

Pengaturan jalan dari kiri pengatur lalu lintas

Gerakan 4

Pengaturan jalan dari kanan dan kiri


(8)

Lintas

Gerakan 5

Berhenti arah depan

Gerakan 6 Berhenti arah belakang

Gerakan 7 Percepat kanan pengatur lalu lintas Gerakan 8

Percepat kiri pengatur lalu lintas

Gerakan 9

Berhenti dari depan dan belakang


(9)

Lintas

Gerakan 10

Pengaturan jalan dari sebelah kanan

Gerakan 11

Perlambat dari kanan pengatur lalu lintas

Gerakan 12

Perlambat dari kiri pengatur lalu lintas

Contoh budaya keselamatan berlalu lintas adalah

- Mengutamakan keselamatan berlalu lintas

- Mengutamakan pejalan kaki

- Bersepeda tidak membawa beban yang berat

- Memeriksa kondisi sepeda

- Menggunakan kelengkapan keselamatan bersepeda


(10)

Lintas

lingkungan

- Tidak bergurau saat berjalan di trotoar Tata cara berlalu lintas dalam kehidupan sehari-hari :

- Berjalan harus di trotoar

- Menyeberang harus di jembatan penyeberangan/zebra cross

- Bersepeda harus di lajur paling kiri dan menggunakan helm.

- Naik sepeda motor harus menggunakan helm pada saat diboncengkan.

- Menggunakan sabuk keselamatan pada saat naik mobil.

V / I Mengenal arti penting kamseltibcarlantas

Jam ke I

Pengenalan Kamseltibcarlantas Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah   suatukeadaan   terbebasnya   setiap orang,   barang,   dan/atauKendaraan   dari gangguan   perbuatan   melawan hukum,dan/atau   rasa   takut   dalam   berlalu lintas.

Keselamatan   Lalu   Lintas   dan   Angkutan Jalan   adalahsuatu   keadaan   terhindarnya


(11)

Lintas

Jam ke II

- Pengenalan peran

kamseltibcarlantas dalam pembangunan nasional.

setiap   orang   dari   risikokecelakaan   selama berlalu lintas yang disebabkan olehmanusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah   suatukeadaan   berlalu   lintas   yang berlangsung  secara   teratursesuai   dengan hak dan kewajiban setiap Pengguna Jalan. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah   suatukeadaan   berlalu   lintas   dan penggunaan   angkutan   yangbebas   dari hambatan dan kemacetan di Jalan.

Bahwa   Lalu   Lintas   dan   Angkutan   Jalan mempunyai   peranstrategis   dalam mendukung   pembangunan   dan integrasinasional sebagai bagian dari upaya memajukankesejahteraan   umum sebagaimana   diamanatkan   olehUndang­ Undang   Dasar   Negara   Republik   Indonesia Tahun


(12)

Lintas

Bahwa   Lalu   Lintas   dan   Angkutan   Jalan sebagai   bagiandari   sistem   transportasi nasional   harus   dikembangkanpotensi   dan perannya   untuk   mewujudkan keamanan,keselamatan,   ketertiban,   dan kelancaran berlalu lintas danAngkutan Jalan dalam   rangka   mendukung pembangunanekonomi   dan   pengembangan wilayah;

Bahwa   perkembangan   lingkungan   strategis nasional   daninternasional   menuntut penyelenggaraan   Lalu   Lintas   danAngkutan Jalan   yang   sesuai   dengan   perkembangan ilmupengetahuan   dan   teknologi,   otonomi daerah,   sertaakuntabilitas   penyelenggaraan negara;

Mengenal UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Jam ke III

- Pengenalan latar belakang disusunnya UU 22/ 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

- Pengenalan jumlah pasalyang ada pada UU 22/ 2009 (326

Bahwa   Lalu   Lintas   dan   Angkutan   Jalan mempunyai   peranstrategis   dalam mendukung   pembangunan   dan integrasinasional sebagai bagian dari upaya memajukankesejahteraan   umum


(13)

Lintas

pasal)

Jam ke IV

- Pengenalan instansi-instansi yang terkait di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.

- Pengenalan peran masing-masing instansi di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.

sebagaimana   diamanatkan   olehUndang­ Undang   Dasar   Negara   Republik   Indonesia Tahun

1945;

Bahwa   Lalu   Lintas   dan   Angkutan   Jalan sebagai   bagiandari   sistem   transportasi nasional   harus   dikembangkanpotensi   dan perannya   untuk   mewujudkan keamanan,keselamatan,   ketertiban,   dan kelancaran berlalu lintas danAngkutan Jalan dalam   rangka   mendukung pembangunanekonomi   dan   pengembangan wilayah;

Bahwa   perkembangan   lingkungan strategisnasional daninternasional menuntut penyelenggaraan   Lalu   Lintas   danAngkutan Jalan   yang   sesuai   dengan   perkembangan ilmupengetahuan   dan   teknologi,   otonomi daerah,   sertaakuntabilitas   penyelenggaraan negara;


(14)

Lintas

Instansi yang terkait di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan:

a. Kementerian Pekerjaan Umum b. Kementerian Perhubungan c. Kementerian Perindustrian d. Kementerian Riset dan Teknologi

e. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan f. Kementerian Kesehatan

g. Polri V / II Mengenal peran

masyarakat di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan

Jam ke I

Pengenalan dan peran organisasi di lingkungan sekolah dalam mendukung terciptanya kamseltibcar lantas

Jam ke II

Pengenalan dan peran organisasi di lingkungan masyarakat dalam menciptakan kamseltibcarlantas

- Pramuka Saka Bhayangkara

- Patroli Keamanan Sekolah

- Polisi Cilik

- Klub otomotif

- ORARI / RAPI

- Organda

- Paguyuban Awak Angkutan Mengenal berbagai

bentuk kerjasama lintas intansi di dalam

pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan

Jam ke III

Pengenalan berbagai macam peraturan lintas instansi dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.

Pengenalan dan peran instansi yang terlibat di dalam program dekade aksi keselamatan jalan

- Inpres No.4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan

- Bappenas

- Kementerian Pekerjaan Umum

- Kementerian Perindustrian


(15)

Lintas

Jam ke IV

Bentuk-bentuk kerjasama di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.

- Kementerian Kesehatan

- Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

- Samsat VI / I Mengenal nilai

luhurPancasila di dalam perilaku berlalu lintas

Jam ke I

Mengenal nilai-nilai luhur Pancasila di dalam kehidupan berlalu lintas.

Jam ke II

Implementasi nilai-nilai luhur Pancasila di dalam kehidupan berlalu lintas.

Jam ke I

- Nilai ketuhanan

- Nilai kemanusiaan

- Nilai persatuan nasional

- Nilai permusyawaratan

- Nilai keadilan sosial

Jam ke II

- Berdoa sebelum bepergian

- Menolong korban kecelakaan lalu lintas

- Saling menghormati sesama pengguna jalan

- Mematuhi peraturan lalu lintas

- Membayar pajak pajak kendaraan tepat waktu

VI / I Mengenal sistem administrasi lalu lintas dan angkutan jalan

Jam ke III

- Pengenalan sistem bukti pelanggaran lalu lintas (tilang)

- Pengenalan sistem penerbitan Surat Ijin Mengemudi

Jam ke IV

- Pengenalan sistem pembayaran

Jam ke III

- denda tilang merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

- Surat Ijin Mengemudi (SIM) diterbitkan oleh Polri

Jam ke IV


(16)

Lintas

pajak kendaraan bermotor

- Pengenalan sistem penerbitan Uji Laik Jalan Kendaraan Bermotor

- Uji Laik Jalan Kendaraan Bermotor dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan di tiap-tiap daerah

VI / II Mengenal berbagai kerjasama internasional di dalam pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan

Jam ke I

- Pengenalan latar belakang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan

Jam ke II

- Penjabaran Lima Pilar Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan

Jam ke III

- Implementasi Lima Pilar Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan

Jam ke IV

- Penerapan pelopor keselamatan berlalu lintas di dalam kehidupan sehari-hari.

Jam ke I

- Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

- Sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas berusia produktif (16 sampai dengan 40 tahun). Sehingga kecelakaan lalu lintas menimbulkan dampak ekonomi dan sosial yang cukup besar.

- Oleh karena itu dilaksanakan Program Decade Aksi Keselamatan Jalan (Decade of Action).

Jam ke II

1. Pilar I yaitu Manajemen Keselamatan Jalan,yang fokus kepada:

a. Penyelarasan dan Koordinasi Keselamatan

b. Jalan;

c. Protokol Kelalulintasan Kendaraan Darurat;

d. Riset Keselamatan Jalan;


(17)

Lintas

Injury) dan

f. Sistem Informasi Terpadu;

g. Dana Keselamatan Jalan;

h. Kemitraan Keselamatan Jalan;

i. Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan

j. Umum;

k. Penyempurnaan Regulasi KeselamatanJalan;

2. Pilar II yaitu Jalan yang

Berkeselamatan, yangfokus kepada:

a. Badan Jalan yang Berkeselamatan;

b. Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan

c. Jalan yang Berkeselamatan;

d. Perencanaan dan Pelaksanaan Perlengkapan

e. Jalan;

f. Penerapan Manajemen Kecepatan;

g. Menyelenggarakan Peningkatan Standar

h. Kelaikan Jalan yang Berkeselamatan;

i. Lingkungan Jalan yang Berkeselamatan;


(18)

Lintas

Berkeselamatan.

3. Pilar III yaitu Kendaraan yang

Berkeselamatan,yang fokus kepada:

a. Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur

b. Uji Berkala dan Uji Tipe;

c. Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan;

d. Penanganan Muatan Lebih (Overloading);

e. Penghapusan Kendaraan (Scrapping);

f. Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan

g. Angkutan Umum.

4. Pilar IV yaitu Perilaku Pengguna Jalan yangBerkeselamatan, yang fokus kepada:

a. Kepatuhan Pengoperasian Kendaraan;

b. Pemeriksaan Kondisi Pengemudi;

c. Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi;

d. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem


(19)

Lintas

f. Penyempurnaan Prosedur Uji Surat Izin

g. Mengemudi;

h. Pembinaan Teknis Sekolah Mengemudi;

i. Penanganan terhadap 5 (lima) Faktor Risiko

j. Utama Plus;

k. Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum;

l. Pendidikan Formal Keselamatan Jalan;

m. Kampanye Keselamatan.

5. Pilar V yaitu Penanganan Pra dan PascaKecelakaan, yang fokus kepada:

a. Penanganan Pra Kecelakaan;

b. Penanganan Pasca Kecelakaan;

c. Penjaminan Korban Kecelakaan yang

d. Dirawat di Rumah Sakit Rujukan;

e. Pengalokasian Sebagian Premi Asuransi

f. untuk Dana Keselamatan Jalan;

g. Riset Pra dan Pasca Kejadian Kecelakaan


(20)

Lintas

Jam ke III

1. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan PembangunanNasional untuk Pilar I, yang bertanggungjawab untuk mendorong

terselenggaranyakoordinasi antarpemangku kepentingan danterciptanya kemitraan sektoral guna menjaminefektivitas dan keberlanjutan pengembangandan perencanaan strategi keselamatan jalanpada level nasional, termasuk di dalamnyapenetapan target

pencapaian dari keselamatanjalan dan melaksanakan evaluasi

untukmemastikan penyelenggaraan keselamatanjalan telah dilaksanakan secara efektif danefisien;

2. Menteri Pekerjaan Umum untuk Pilar II, yangbertanggung jawab untuk menyediakaninfrastruktur jalan yang lebih berkeselamatandengan


(21)

Lintas

tahapperencanaan, desain, konstruksi danoperasional jalan;

3. Menteri Perhubungan untuk Pilar III, yangbertanggung jawab untuk

memastikan bahwasetiap kendaraan yang digunakan di jalantelah

memenuhi standar keselamatan; 4. Kepala Kepolisian Negara

RepublikIndonesiauntuk Pilar IV, yang bertanggung jawab

untukmemperbaiki perilaku pengguna jalan melaluipendidikan keselamatan berlalu lintas,meningkatkan kualitas sistem uji surat izinmengemudi dan penegakan hukum di jalanserta mengembangkan sistem

pendataankecelakaan lalu lintas; 5. Menteri Kesehatan untuk Pilar V,

yangbertanggung jawab

meningkatkan penangananpra kecelakaan meliputi promosi danpeningkatan kesehatan pengemudi padakeadaan/situasi khusus dan penangananpasca kecelakaan dengan


(22)

Lintas

SistemPenanggulangan Gawat Darurat Terpadu(SPGDT).

Jam ke IV

Pelopor keselamatan berlalu lintas di dalam kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan dengan cara :

- Senantiasa mematuhi peraturan lalu lintas

- Mematuhi rambu dan marka jalan.

1. Rambu Terdiri dari :

a. Rambu Peringatan adalah Rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan, dengan warna dasar kuning;

Contoh rambu peringatan : Rambu peringatan Traffic Light

Rambu peringatan tanah mudah longsor


(23)

Lintas

Rambu peringatan tikungan ke kanan

b. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan, dengan warna dasar merah;

Contoh rambu larangan : Rambu larangan

masuk

Rambu larangan parkir


(24)

Lintas

Rambu larangan berbelok ke kiri

c. Rambu Perintah adalah Rambu yang digunakan untuk menyatakan

perintah yang wajib dilakukan oleh

pemakai jalan, dengan warna dasar biru;

Contoh rambu perintah :

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kanan)

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kiri)


(25)

Lintas

perintah khusus

kendaraan tidak bermotor (becak)

d. Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai

jalan, dengan warna dasar biru.

Contoh rambu petunjuk: Rambu


(26)

Lintas

petunjuk kota tertentu

Rambu petunjuk berbalik arah Rambu petunjuk tempat makan / rest area

2. Marka terdiri dari:

a. Marka Membujur

- Marka membujur tidak

terputus tanda larangan lewat dan tanda tepi jalan;

- Marka membujur terputus-putus berfungsi mengarahkan lalu lintas, peringatan ada marks di depan dan pembatas lajur / jalur jalan;

- Marka membujur berupa garis ganda terdiri dari

kombinasi fungsi garis utuh dan putus – putus.


(27)

Lintas

Marka putus – putus

Marka utuh

Marka putus – putus dan garis utuh

b. Marka Melintang

- Garis utuh tanda batas berhenti kendaraan terhadap rambu larangan.

- Garis ganda terputus batas berhenti sewaktu

mendahulukan kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu larangan, bila tidak dilengkapi rambu larangan maka marka harus didahului.

c. Marka Serong


(28)

Lintas

dimana marka itu dibuat/dilarang untuk dilintasi kendaraan kecuali kendaraan petugas atau instansi berwenang.

Fungsi Marka Serong:

- Pemberitahuan awal / akhir pemisah jalan;

- Yang dibatasi dengan rangka garis utuh berarti daerah tidak boleh dimasuki kendaraan;

- Yang dibatasi dengan garis putus – putus digunakakn untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian selamat.

d. Marka Lambang

Bentuk Marka Lambang berupa:

panah, segitiga atau tulisan yang dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu – rambu lalu lintas atau untuk memberitahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu.

Fungsi Marka Lambang:


(29)

Lintas

bus;

- Menyatakan pemisahan arus lalu lintas sebelum mendekati persimpangan yang tanda lambangnya berbentuk panah;

- Marka garis berbiku – biku kuning artinya dilarang Parkir;

- Marka garis utuh kuning pada bingkai jalan artinya dilarang berhenti / garis putus – putus diluar bingkai jalan.

e. Marka lainnya - Zebra Cross;

- Paku jalan sebagai pemisah jalur.

- Menggunakan sabuk keselamatan


(1)

Lintas

Rambu larangan berbelok ke kiri c. Rambu Perintah adalah Rambu

yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh

pemakai jalan, dengan warna dasar biru;

Contoh rambu perintah :

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kanan)

Rambu perintah arah yang diwajibkan (kiri)


(2)

Lintas

perintah khusus

kendaraan tidak bermotor (becak) d. Rambu Petunjuk adalah rambu

yang digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai

jalan, dengan warna dasar biru.

Contoh rambu petunjuk: Rambu


(3)

Lintas

petunjuk kota tertentu

Rambu petunjuk berbalik arah Rambu petunjuk tempat makan / rest area

2. Marka terdiri dari: a. Marka Membujur

- Marka membujur tidak

terputus tanda larangan lewat dan tanda tepi jalan;

- Marka membujur terputus-putus berfungsi mengarahkan lalu lintas, peringatan ada marks di depan dan pembatas lajur / jalur jalan;

- Marka membujur berupa garis ganda terdiri dari

kombinasi fungsi garis utuh dan putus – putus.


(4)

Lintas

Marka putus – putus

Marka utuh

Marka putus – putus dan garis utuh b. Marka Melintang

- Garis utuh tanda batas berhenti kendaraan terhadap rambu larangan.

- Garis ganda terputus batas berhenti sewaktu

mendahulukan kendaraan lain yang diwajibkan oleh rambu larangan, bila tidak dilengkapi rambu larangan maka marka harus didahului.

c. Marka Serong


(5)

Lintas

dimana marka itu dibuat/dilarang untuk dilintasi kendaraan kecuali kendaraan petugas atau instansi berwenang.

Fungsi Marka Serong:

- Pemberitahuan awal / akhir pemisah jalan;

- Yang dibatasi dengan rangka garis utuh berarti daerah tidak boleh dimasuki kendaraan; - Yang dibatasi dengan garis

putus – putus digunakakn untuk menyatakan kendaraan tidak boleh memasuki daerah tersebut sampai mendapat kepastian selamat.

d. Marka Lambang

Bentuk Marka Lambang berupa: panah, segitiga atau tulisan yang dipergunakan untuk mengulangi maksud rambu – rambu lalu lintas atau untuk memberitahu pemakai jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu.

Fungsi Marka Lambang:


(6)

Lintas

bus;

- Menyatakan pemisahan arus lalu lintas sebelum mendekati persimpangan yang tanda lambangnya berbentuk panah; - Marka garis berbiku – biku

kuning artinya dilarang Parkir; - Marka garis utuh kuning pada

bingkai jalan artinya dilarang berhenti / garis putus – putus diluar bingkai jalan.

e. Marka lainnya - Zebra Cross;

- Paku jalan sebagai pemisah jalur.

- Menggunakan sabuk keselamatan - Mengenal peraturan Lalu Lintas