Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017 Chapter III VI

27

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui variasi
dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien
odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah Sakit USU dan tujuan khususnya untuk
untuk mengetahui jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan pada pasien odontektomi
gigi molar 3 bawah, untuk mengetahui nilai variasi jumlah dosis anestesi lokal yang
diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah dan untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi variasi dosis yang dimulai dari 1 Februari 2017 sampai dengan 1
April 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU).
Waktu penelitian ini adalah dari bulan Februari 2017 sampai bulan April 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang berobat ke Rumah Sakit USU
yang memiliki indikasi odontektomi gigi.

3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang berobat ke Rumah Sakit USU
yang memiliki indikasi odontektomi gigi molar 3 bawah dari 1 Februari 2017 – 1 April
2017. Sampel di atas diambil dengan menggunakan teknik total sampling, dimana
subjek yang dipilih tetap berdasarkan kriteria inklusi yang ditentukan oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara

28

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
1. Pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah Sakit USU dari 1 Februari – 1
April 2017 .
2. Bersedia ikut serta dalam penelitian (kooperatif).
3. Pasien sehat


3.4.2 Kriteria Eksklusi :
- Mempunyai penyakit sistemik.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tabel 4. Variabel dan definisi operasional

No Variabel
1. Anestesi Lokal

Definisi Operasional
Obat yang menghasilkan

blokade

konduksi

sementara terhadap transmisi rangsang sepanjang
saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer,
tanpa menekan kesadaran.

2.

Lidokain 2% dengan

Anestesi lokal golongan amida derivate xylidine,

adrenalin 1:100.000

dengan formula kimia 2-diethylamino 2’, 6acetoxylidide hydrochloride dengan penambahan
vasokonstriktor, yaitu adrenalin 1:100.000.

3.

Jumlah dosis (mg)

Konsentrasi (mg/ml) x volume (ml)

3.6 Metode Pengumpulan Data
Data didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh peneliti dengan cara terlebih
dahulu memberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian pada pasien, serta surat

persetujuan untuk menjadi sampel penelitian. Selanjutnya, peneliti menimbang dan
mencatat berat badan pasien. Lalu, peneliti menanyakan keterangan kebiasaan pasien
tentang kebiasaan mengonsumsi alkohol. Setelah itu peneliti mengamati dokter gigi
(operator) melakukan anestesi lokal blok mandibula metode Fischer dan mengamati

Universitas Sumatera Utara

29

apakah pasien terlihat cemas atau tidak. Setelah dokter gigi (operator) selesai
melakukan penyuntikan, peneliti mencatat dosis yang diberikan oleh dokter gigi
(operator) pada pasien tersebut.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengolahan Data
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner diolah secara sederhana
berdasarkan jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan berdasarkan berat badan dan
faktor yang mempengaruhi berdasarkan jumlah pasiennya. Data tersebut disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sederhana dan pengolahan data dari hasil
penelitian dilakukan secara komputerisasi menggunakan Microsoft Excel.


3.7.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melihat variasi dosis anestesi lokal dari nilai
variasi jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan oleh dokter gigi pada pasien
odontektomi gigi molar 3 bawah yang dilakukan di Rumah Sakit USU dan melihat
faktor yang mempengaruhi variasi dosis berdasarkan jumlah pasiennya.

Universitas Sumatera Utara

30

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian mengenai variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan
adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) periode Februari – April 2017 yang
dimulai dari tanggal 1 Februari 2017 sampai dengan 1 April 2017 diperoleh sampel
sebanyak 60 pasien yang mendapatkan perawatan odontektomi gigi molar 3 pada
rahang bawah dengan menggunakan bahan anestesi lokal lidokain 2% dengan

adrenalin 1:100.000 yang dilakukan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut.

4.1 Distribusi Pasien Odontektomi Molar 3 Bawah
Data pasien odontektomi molar 3 bawah berdasarkan jenis kelamin terdapat sebanyak
37 orang pasien berjenis kelamin perempuan (61,7%) dan 23 orang pasien berjenis
kelamin laki-laki (38,3%).

Tabel 5. Distribusi data pasien odontektomi molar 3 bawah di Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Total

Jumlah
n
37
23
60


%
61.7
38.3
100

Selanjutnya, data pasien jika dilihat berdasarkan berat badan pasien diperoleh pasien
kelompok berat badan 40-49 kg, 50-59 kg, 60-69 kg dan 70-79 kg memiliki jumlah
pasien yang sama, yaitu sebanyak 15 orang (25%) setiap kategorinya.

Universitas Sumatera Utara

31

Tabel 6. Distribusi data pasien odontektomi molar 3 bawah di Rumah Sakit Universitas
Sumatera Utara berdasarkan berat badan pasien

Jumlah

Berat Badan (kg)


n
15
15
15
15
60

40-49
50-59
60-69
70-79
Total

%
25
25
25
25
100


Berdasarkan umur pasien, diperoleh pasien dengan kelompok umur 16-25
tahun sebanyak 27 orang (45%), kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 20 orang
(33.3%), kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 10 orang (16,7%), kelompok umur
46-55 tahun sebanyak 3 orang (6,6%). Dari hasil tersebut, maka pasien paling banyak
adalah dari kelompok umur 16-25 tahun sebesar 45% dan pasien paling sedikit adalah
dari kelompok umur 46-55 tahun hanya sebesar 5%.

Tabel 7. Distribusi pasien odontektomi molar 3 bawah di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara berdasarkan umur pasien

Umur
16-25
26-35
36-45
46-55
Total

Jumlah
n

27
20
10
3
60

%
45
33.3
16.7
5
100

4.2 Distribusi Dosis Anestesi Lokal
Secara teori, dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000
yang diberikan dengan menggunakan teknik anestesi lokal blok mandibula metode
Fischer ditambah dengan anestesi SMIA pada bagian bukal adalah sebesar 40 mg
(volume dosisnya = 2 ml). Pada penelitian ini, distribusi dosis anestesi lokal lidokain
2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan oleh dokter gigi pada pasien
odontektomi di Rumah Sakit USU dikelompokkan berdasarkan berat badan pasien


Universitas Sumatera Utara

32

yaitu 40-49 kg, 50-59 kg, 60-69 kg dan 70-79 kg, dimana setiap kelompoknya terdiri
dari 15 orang. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah pada pasien
yang memiliki berat badan 40-49 kg, dapat dilihat bahwa pasien pertama sampai
pasien ke-6 diberikan dosis dengan total 50 mg (volume dosis = 2,5 ml), selanjutnya
pasien ke-7 sampai pasien ke-12 diberikan dosis dengan total 60 mg (volume dosis =
3 ml), pasien ke-13 sampai pasien ke 14 diberikan dosis dengan total 70 mg (volume
dosis = 3,5 ml) dan pasien ke-15 diberikan dosis dengan total 80 mg (volume dosis =
4 ml), maka diperoleh rata-rata dosis sebesar 58,7 mg dan rata-rata volume dosis
sebesar 2,93 ml.
Hasil observasi pada pasien yang memiliki berat badan 50-59 kg, dapat dilihat
bahwa pasien pertama diberikan dosis dengan total 50 mg (volume dosis = 2,5 ml),
kemudian, pasien ke-2 dan ke-3 diberikan dosis dengan total 60 mg (volume dosis =
3 ml), pasien ke-4 sampai pasien ke-6 diberikan dosis dengan total 70 mg (volume
dosis = 3,5 ml), pasien ke-7 sampai pasien ke-14 diberikan dosis dengan total 80 mg
(volume dosis = 4 ml) dan pasien ke-15 diberikan dosis dengan total 100 mg (volume
dosis = 5 ml), maka diperoleh rata-rata dosis sebesar 74,7 mg dan rata-rata volume
dosis sebesar 3,73 ml.
Hasil observasi pada pasien yang memiliki berat badan 60-69 kg, dapat dilihat
bahwa pasien pertama diberikan dosis dengan total 50 mg (volume dosis = 2,5 ml),
kemudian, pasien ke-2 sampai pasien ke-5 diberikan dosis dengan total 80 mg
(volume dosis = 4 ml), pasien ke-6 sampai pasien ke-12 diberikan dosis dengan total
90 mg (volume dosis = 4,5 ml) dan pasien ke-13 sampai pasien ke-15 diberikan dosis
dengan total 100 mg (volume dosis = 5 ml), maka diperoleh rata-rata dosis sebesar
86,7 mg dan rata-rata volume dosis sebesar 4,33 ml.
Hasil observasi pada pasien yang memiliki berat badan 70-79 kg, dapat dilihat
bahwa pasien pertama diberikan dosis dengan total 50 mg (volume dosis = 2,5 ml),
kemudian, pasien ke-2 diberikan dosis dengan total 60 mg (volume dosis = 3 ml),
pasien ke-3 sampai pasien ke-6 diberikan dosis dengan total 80 mg (volume dosis =
4 ml), pasien ke-7 sampai pasien ke-9 diberikan dosis dengan total 90 mg (volume
dosis = 4,5 ml) dan pasien ke-10 sampai pasien ke-15 diberikan dosis dengan total

Universitas Sumatera Utara

33

100 mg (volume dosis = 5 ml), maka diperoleh rata-rata yang sama dengan kelompok
berat badan 60-69 kg yaitu rata-rata dosis sebesar 86,7 mg dan rata-rata volume dosis
sebesar 4,33 ml.
Dari seluruh hasil data observasi tersebut, dosis-dosis tersebut bervariasi
dimana diperoleh nilai variasi dosis anestesi lokal dari setiap berat badan, yaitu untuk
berat badan 40-49 kg nilai variasi dosis sebesar 83,8. Kelompok berat badan 50-59 kg
nilai variasi dosisnya sebesar 141. Kelompok berat badan 60-69 kg nilai variasi
dosisnya sebesar 152. Kelompok berat badan 70-79 kg nilai variasi dosisnya sebesar
238.
Tabel 8. Distribusi Dosis Anestesi Lokal Berdasarkan Berat Badan

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Ratarata
Std. dev.
Variasi

40-49 kg
V.
Dosis
Dosis
(mg)
(ml)
2.5
50
2.5
50
2.5
50
2.5
50
2.5
50
2.5
50
3
60
3
60
3
60
3
60
3
60
3
60
3.5
70
3.5
70
4
80
2.933
58.7

Berat badan
50-59 kg
60-69 kg
V.
Dosis
V.
Dosis
Dosis
(mg)
Dosis
(mg)
(ml)
(ml)
2.5
50
2.5
50
3
60
4
80
3
60
4
80
3.5
70
4
80
3.5
70
4
80
3.5
70
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
4.5
90
4
80
5
100
4
80
5
100
5
100
5
100
3.73
74.7
4.33
86.7

70-79 kg
V.
Dosis
Dosis
(mg)
(ml)
2.5
50
3
60
4
80
4
80
4
80
4
80
4.5
90
4.5
90
4.5
90
5
100
5
100
5
100
5
100
5
100
5
100
4.33
86.7

0.458
0.21

0.59
0.35

0.77
0.6

9.15
83.8

11.9
141

0.62
0.38

12.3
152

15.4
238

Universitas Sumatera Utara

34

4.3 Faktor yang Mempengaruhi Variasi Dosis
Secara teori, variasi dosis dipengaruhi oleh berat badan, bahan anestesi lokal
morfologi saraf, mengonsumsi alkohol, dan kecemasan. Pada data distribusi dosis di
atas, variasi dosis dipengaruhi oleh berat badan, dimana terlihat pada hasil semakin
besar berat badan, semakin tinggi pula nilai variasinya. Rasa cemas juga termasuk
faktor yang mempengaruhi variasi dosis pada data penelitian ini, dimana terlihat pada
hasil, pasien yang merasa cemas ada sebanyak 27 orang (45%). Selanjutnya, untuk
kebiasaan mengonsumsi alkohol pada penelitian ini tidak ada pasien yang memiliki
kebiasaan mengonsumsi alkohol. Lalu, ada sebanyak 33 orang (55%) yang tidak
memiliki keterangan faktor karena tidak memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol
dan tidak merasakan kecemasan. Pada penelitian ini, bahan anestesi lokal tidak
termasuk faktor yang mempengaruhi karena pada penelitian ini semua pasien
menggunakan bahan anestesi lokal yang sama, yaitu lidokain 2% dengan adrenalin
1:100.000.
Tabel 9. Distribusi jumlah pasien berdasarkan faktor yang mempengaruhi

Faktor

Jumlah Pasien
n

%

Kecemasan

27

45

Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol

0

0

Tidak ada keterangan faktor

33

55

Total

60

100

Universitas Sumatera Utara

35

BAB 5
PEMBAHASAN

Penelitian mengenai variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin
1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) periode Februari – April 2017 ini
memperoleh jumlah dosis anestesi lokal yang diberikan oleh dokter gigi spesialis
pada sampel sekitar 50 mg – 100 mg, dimana rata-rata dosisnya pada kelompok berat
badan 40-49 kg sebesar 58,7 mg, pada kelompok berat badan 50-59 kg sebesar 74,7
mg, pada kelompok berat badan 60-69 kg sebesar 86,7 mg, pada kelompok berat
badan 70-79 kg sebesar 86,7 mg. Penelitian ini dikelompokkan berdasarkan berat
badan pasien, hal ini karena total dosis bergantung pada berat badan dan jumlah
sampel yang didapat setiap kelompoknya seimbang atau sama, yaitu sebanyak 15
orang sehingga dapat dibandingkan nilai variasinya. Nilai variasi tersebut dapat
dilihat dari seberapa besar keragaman data dosis pada setiap kelompok. Hasil data
observasi penelitian ini menunjukkan bahwa setiap kelompok berat badan memiliki
dosis anestesi lokal yang berbeda-beda dan semakin tinggi kelompok berat badan
maka semakin tinggi pula nilai variasi dosisnya, dimana kelompok berat badan 70-79
kg mendapatkan nilai variasi dosis yang paling tinggi yaitu sebesar 238, hal ini
karena memiliki keragaman data yang besar dimana pasien – pasien pada kelompok
berat badan tersebut mendapatkan dosis 50,60,80,90,100 mg (hampir setiap dosis
ada) dan banyak pasien yang mendapat dosis anestesi lokal 100 mg, sedangkan
kelompok berat badan 40-49 kg mendapatkan nilai variasi yang rendah yaitu sebesar
83,8.
Menurut Malamed, berat badan menentukan batas dosis yang maksimum
(tertinggi) sehingga batas dosis yang maksimum setiap berat badan berbeda, maka
kemungkinan dosis anestesi lokal yang diberikan dapat berbeda pula. Dosis minimum
harus diberikan untuk mendapatkan anestesi yang efektif, namun dokter gigi dapat
menambah dosis jika diperlukan sampai batas dosis yang maksimum sesuai berat

Universitas Sumatera Utara

36

badannya dan tidak boleh melebihi batas dosis maksimum.9 Hal ini yang dapat
membuat dosis anestesi lokal terlihat bervariasi.
Selanjutnya, rasa cemas juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pada
penelitian ini ada sebanyak 27 orang pasien yang memiliki rasa cemas. Penelitian
Masaru Kudo tahun 2006, menemukan bahwa ada korelasi signifikan antara
kecemasan dan rasa sakit terhadap anestesi lokal. Pasien yang cemas akan
mendefinisikan sensasi yang diterima organ sensorisnya sesuai dengan kecemasan
atau ketakutannya. Jadi, dosis anestesi lokal akan bertambah akibat pasien tidak dapat
membedakan rasa sakit berdenyut dengan rasa sakit yang timbul akibat
kecemasannya.10
Lalu, faktor yang dapat mempengaruhi adalah respon tubuh pasien yang
berbeda karena morfologi saraf pasien yang beragam jenis, ada pasien yang memiliki
saraf tipis dan ada pasien yang memiliki saraf tebal, namun faktor ini tidak dapat
diketahui secara langsung pada observasi ini. Pasien yang memiliki pain fibres yang
tipis membutuhkan dosis yang lebih sedikit dibandingkan pasien yang memiliki pain
fibres yang tebal. Pain fibres yang tipis lebih mudah untuk dianestesi karena tanpa
dianestesi sifat saraf ini sudah kurang peka terhadap stimulus listrik dan lebih lambat
menghantarkan rangsangan, sedangkan pain fibres yang tebal lebih peka terhadap
stimulus listrik dan lebih cepat menghantarkan rangsangan sehingga membutuhkan
dosis anestesi yang lebih banyak untuk menghambat penghantaran rangsangan yang
terjadi di jaringan tubuhnya. 10
Dosis anestesi lokal juga dapat bervariasi karena mengonsumsi alkohol. Hasil
penelitian Utomo, Wowor dan Hutagalung diperoleh dosis anestesi lokal yang
berbeda dapat dilihat dari rata-rata volume dosis dimana rata-rata dosis peminum
ringan 2,66 ml, peminum sedang 3,8 ml dan peminum berat 4,6 ml, hal ini dapat
menyatakan bahwa dosis anestesi lokal bervariasi dan akan semakin meningkat
seiring dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi, namun pada penelitian observasi ini,
tidak terdapat pasien yang mengonsumsi alkohol.

Universitas Sumatera Utara

37

Pada penelitian ini, penulis menyadari keterbatasan karena perbandingan
penelitian mengenai variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin
1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah sangat
terbatas, sehingga tidak banyak dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan
penelitian yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara

38

BAB 6
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian mengenai variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan
adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi gigi molar 3 bawah di
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU) periode Februari – April 2017 ini
memperoleh jumlah dosis anestesi yang diberikan dokter gigi pada sampel sekitar
50-100 mg, dimana nilai variasi jumlah dosis anestesi lokal yang tertinggi pada berat
badan 70-79 kg yaitu 238 dan nilai variasi jumlah dosis anestesi lokal yang terendah
pada berat badan 40-49 kg yaitu 83,8.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dosis anestesi lokal pada
penelitian ini adalah berat badan dan kecemasan.

6.2 Saran
Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan
variasi dosis anestesi lokal Lidokain 2% dengan Adrenalin 1:100.000 pada
odontektomi gigi Molar 3 Bawah dengan Molar 3 Atas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Dentin Tersier Yang Terbentuk Pada Gigi Molar Rahang Bawah Atrisi Akibat Menyirih

3 54 81

Prevalensi Odontektomi Molar Tiga Rahang Bawah Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Pada Tahun 2012 Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia

11 119 48

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 3

Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Odontektomi Molar Ketiga Menggunakan Anastesi Lidokain 1:80000 Di Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode 2016

0 0 13

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 0 11

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 0 1

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 0 4

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 0 22

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 2 3

Variasi Dosis Anestesi Lokal Lidokain 2% Dengan Adrenalin 1:100.000 Yang Diberikan Pada Pasien Odontektomi Gigi Molar 3 Bawah Di Rumah Sakit USU Periode Februari - April 2017

0 0 9