Korelasi antara Terpaan Lagu Paling Suka

KORELASI ANTARA TERPAAN LAGU PALING SUKA
69 DAN BELAH DUREN DENGAN SIKAP REMAJA
TERHADAP SEKS PRANIKAH
(Survey pada Remaja di Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Madiun)

JURNAL
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya

Oleh:
FEBRIAN ANDIZA
0811223019

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

Korelasi antara Terpaan Lagu Paling Suka 69

dan Belah Duren dengan Sikap Remaja
terhadap Seks Pranikah
(Survey pada Remaja di Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Madiun)
Febrian Andiza1, Suryadi2, Mondry3
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Corresponding Author: febrianandiza@rocketmail.com

ABSTRACT

This study aims to test whether there is any relationship between exposure
to songs Paling Suka 69 and Belah Duren with teenage attitude in the Village of
Madison County Bangunsari against premarital sex. In detail, the research
hypothesis is "There is a relationship between the frequency and duration of teens
to hear the song Paling Suka 69 and Belah Duren with verbal recognition scores
of teenagers agreed or not to the relationship that leads to sexual intercourse by
men and women who do not have the official marriage (premarital sex) ".
The methodology used in this study is a quantitative survey method and
type of explanatory research. The population in this study were 258 adolescents in
Ex. Bangunsari, district. Dolopo, Kab. Madiun. From that population data is then

sampled using Slovin formula with a precision of 5% and a confidence level of
95%, thus obtained a sample of 46 people.
Data measurement techniques using a Likert scale with a scoring system
criteria; Strongly Agree, Agree, Undecided / Neutral, Disagree, and Strongly
Disagree. Then the data analysis technique used is an analyst with the formula
Spearman Rank correlation and hypothesis testing using the t test. Results of this
study indicate that there is any significant relationship between exposure to songs
Paling Suka 69 and Belah Duren with teenage against premarital sex and total of
32 respondents were in the high exposure category and their attitudes toward
premarital sex were also positive. These results support the Cultivation Theory,
that the more often teens buffeted by Paling Suka 69 and Belah Duren songs, then
it is able to form a positive attitude toward premarita l sex teenager, both in terms
of cognitive, affective, and conative.

Keyword: Exposure of Songs, Attitude against Premarital Sex

1

Penulis
Pembimbing Utama

3
Pembimbing Pendamping
2

1

dan kontak alat vital (Widiastuti,

Pendahuluan
Masyarakat resah dengan
beredarnya

pornografi

2012:3)

dalam

Banyaknya pengaduan dari


bentuk pornosuara yang menerpa

masyarakat

masyarakat melalui lirik beberapa

akhirnya mencekal beberapa lagu

lagu dangdut yang ada di media

dangdut

radio dan televisi, seperti Paling

mengandung unsur seks, seperti

Suka 69 (Julia Perez), Belah Duren

dalam cuplikan berita Detik News


(Julia Perez), Cinta Satu Malam

yang berjudul KPI Cekal 5 Lagu

(Melinda), Pengen Dibolongi (Aan

Dangdut

Annisha), dan Mobil Bergoyang (Lia

Seks,

MJ feat Asep Rumpi). Pornosuara

berikut:

kalimat yang diucapkan, baik
secara langsung maupun tidak
langsung, bahkan secara halus
atau vulgar melakukan rayuan

suara

atau

tentang

objek

seksual

aktivitas
2005:124).

seksual

tuturan
atau

(Bungin,


Sedangkan

yang

dianggap

Mengandung

Minggu

1

KPI

April

Unsur

2012


Surabaya – Lima judul lagu
dangdut dicekal oleh Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI).
Pencekalan ini disebabkan lirik
dalam
lagu
tersebut
mengandung muatan seks
secara eksplisit. Kelima judul
lagu tersebut yakni, Paling
Suka 69 (Julia Perez), Belah
Duren (Julia Perez), Cinta Satu
Malam (Melinda), Pengen
Dibolongi (Aan Annisha), dan
Mobil Bergoyang (Lia MJ feat
Asep Rumpi)
Hal ini diungkapkan Ezki
Suyanto, wakil ketua KPI
bidang pengawasan isi siaran
kepada wartawan di Hotel JW

Marriot Surabaya, Minggu
(1/4/2012).
“Kelima
lagu
tersebut resmi kita cekal pada
2011 setelah mendalami dan
menganalisa lirik dan judul

adalah suara, tuturan dan kalimat-

seksual,

menyebabkan

yang

dimaksud aktivitas seksual adalah
berciuman, berpelukan, bercumbu,
2


lagunya,” katanya.
(www.m.detik.com,
ditulis
oleh Zainal Effendi, diakses
pada 4 Januari 2013)

dangdut
bermasalah
itu
dikeluarkan setelah dilakukan
pengkajian mendalam untuk
menghimpun
berbagai
masukan dan saran melibatkan
sejumlah tokoh, diantaranya
Musbiawan dari kalangan
budayawan, Bochri Rohman
(tokoh pers dan praktisi
media), Dr Kadri (Akademisi),
Adhar Hakim (Praktisi Media)

dan Eddy Karna Sinoel
(wartawan senior).
Badrun mengatakan, menurut
hasil analisa, lagu berjudul
"Jupe Paling Suka 69" yang
dinyanyikan artis kontroversial
Julia Perez dengan nada dan
suaranya
yang
erotis,
mendesah, penuh nafsu dan
tekanan bait-bait lirik yang
menggambarkan
hubungan
intim dan gaya bercinta sang
penyanyi.
Demikian juga lagu berjudul
"Mobil
Bergoyang"
yang
dinyanyikan Lia MJ feat Asep
Rumpi, jauh lebih vulgar
menggambarkan perilaku seks
bebas
dan
bagaimana
hubungan intim antar lawan
jenis itu dilakukan.
Lagu-lagu tersebut sebagian
besar menggambarkan adegan
hubungan intim (seks) secara
vulgar, pembenaran terhadap
perilaku seks di luar nikah dan
prahara rumah tangga yang
berpotensi ditiru oleh orang
lain terutama anak-anak dan
remaja.
(www.m.antarasumsel.com,
ditulis oleh Masnun Masud,
diakses pada 15 Juni 2013)

Pencekalan terhadap lagu-lagu
yang mengandung unsur seks tidak
hanya dilakukan oleh KPI daerah
Surabaya. KPI daerah Nusa Tenggara
Barat juga melakukan hal yang sama,
seperti dalam cuplikan berita Antara
News Sumsel yang berjudul Lagu
Dangdut Berlirik Porno itu Menuai
Protes,

Kamis

31 Januari 2013

berikut:
Ketua KPID NTB Badrun AM
mengaku
selama
2010
pihaknya menerima sedikitnya
700
pengaduan
dari
masyarakat terkait isi siaran
radio dan tayangan televisi
yang dinilai tidak mendidik
terutama tayangan kekerasan,
seks, pornoaksi dan iklan
layanan pesan singkat.
Pengaduan masyarakat itu juga
tersangkut penyiaran lagu
dangdut berlirik porno, tidak
mendidik
dan
terkesan
melecehkan serta merendahkan
martabat
pihak
tertentu
terutama kalangan perempuan.
KPID
sebelai
lembaga
independen yang mewakili
kepentingan masyarakat pun
kemudian mengambil tindakan
tegas.
Larangan menyiarkan lagu

Fenomena

tersebut

membuat masyarakat resah dan
3

mengadukan kasus ini ke Komisi

dalam proses mencari dan belum

Penyiaran Indonesia (KPI) karena

memiliki keyakinan yang teguh. Bila

masyarakat khawatir lirik lagu-

mereka

lagu

pornografi, bisa diduga mereka akan

tersebut

pikiran

para

dapat

meracuni

konsumen

lagu,

tumbuh menjadi orang dewasa yang

remaja.

mempraktekkan perilaku seks bebas.

Ardianto (2009:1) menjelaskan

Berikut ini cuplikan lirik lagu yang

bahwa

dicekal oleh KPI:

khususnya

penikmat

menjadi

kalangan

ketika

mendengar

seseorang

radio

siaran,
Lirik Lagu Julia PerezBelah Duren
Makan duren dimalam hari
Paling enak dengan kekasih
Dibelah bang dibelah
Enak bang silahkan di belah..
Jangan lupa mengunci pintu
Nanti ada orang yang tau
Pelan-pelan dibelah
Enak bang silahkan dibelah
(liriksong.wordpress.com,
diakses pada 4 Januari 2013)

membaca koran, atau menonton
film,

sebenarnya

ia

sedang

berhadapan dengan atau terterpa
media massa, di mana pesan
media itu secara langsung tengah
memengaruhinya.
remaja

(12-21

Selain
tahun)

itu,

Lirik Lagu Julia Perez-Jupe
Paling Suka 69
Kau elus-elus tubuhku
Kau belai-belai rambutku
Terpejam-pejam mataku
Aduh aduh aduh nikmatnya
Duh aduh aduh asiknya
Desah indahmu menusuk kalb
u
Kau elus-elus tubuhku
(liriklaguindonesia.net, diakses
pada 4 Januari 2013)

masih

belum mampu untuk menguasai
fungsi-fungsi

fisik

maupun

psikisnya dan pada masa pubertas
(14-16 tahun) keinginan seksual
juga

mulai

kuat

(Monks,

Lirik Lagu Melinda-Cinta
Satu Malam
Cinta satu malam
Oh indahnya

2001:258-262). Armando (2004:4)
menjelaskan bahwa remaja masih
4

Cinta satu malam
Buatku melayang
Sentuhanmu membuatku
terlena
Aku telah terbuai mesra
Yang ku rasa hangat indahnya
cinta
Hasratku kian membara
(lirikbaru.com, diakses pada 4
Januari 2013)

pada Bagian Ketiga tentang Muatan
Seks dalam Lagu dan Klip Video
yang menyatakan:
1. Program siaran dilarang berisi
lagu dan/atau video klip yang
menampilkan judul dan/atau lirik

Lirik Lagu Lia MJ-Mobil
Bergoyang
setiap malam di pinggir pantai
mobil bergoyang
tidak di pantai, tidak di hotel,
orang bergoyang
setiap malam di bawah lampu
yang remang-remang
ada patroli tapi tak peduli yang
penting hepi
ada yang genit ada yang centil
ada yang nakal
dan ada pula kaum wanita
penjaja cinta
cari yang enak tak perlu mahal
di hotel-hotel
biar di pantai di setiap mobil
nikmat bercinta
(liriklagudangdut.com, diakses
pada 4 Januari 2013)
Maraknya
liriknya

lagu-lagu

mengandung

unsur

bermuatan seks, cabul, dan/atau
mengesankan aktivitas seks.
2. Program

siaran

menampilkan

musik

yang
dilarang

bermuatan adegan dan/atau lirik
yang dapat dipandang menjadikan
perempuan sebagai objek seks.
3. Program

siaran

menggunakan

dilarang

anak-anak

dan

remaja sebagai model video klip

yang

dengan berpakaian tidak sopan,

seks

bergaya

dengan

menonjolkan

seperti cuplikan di atas bertentangan

bagian tubuh tertentu, dan/atau

dengan Pasal 20 BAB XII Pedoman

melakukan gerakan yang lazim

Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar

diasosiasikan sebagai daya tarik

Program Siaran (SPS) KPI tahun

seksual.

2012

tentang

Pelarangan

dan

Selain melanggar pasal P3 dan

Pembatasan Seksualitas, khususnya

SPS KPI tahun 2012, peredaran
5

lagu-lagu tersebut juga bertentangan

berkembang dan berkembang, pada

dengan fungsi media massa itu

awal mulanya irama dangdut identik

sendiri. Effendy dalam (Ardianto,

dengan seni musik kalangan kelas

2009:18)

bawah dan memang aliran seni

mengemukakan

bahwa

salah satu fungsi media massa secara

musik

umum adalah fungsi pendidikan

cerminan dari aspirasi dari kalangan

karena

masyarakat

media

massa

banyak

dangdut

ini

kelas

merupakan

bawah

yang

menyajikan hal-hal yang sifatnya

mempunyai ciri khas kelugasan dan

mendidik. Salah satu cara mendidik

kesederhanaannya

yag dilakukan media massa adalah

(www.pusbangkol.pnri.go.id, ditulis

melalui pengajaran nilai, etika, serta

oleh Alit Sri Mulyani, diakses 15

aturan-aturan yang berlaku kepada

Juni 2013).
Masyarakat

pemirsa atau pembaca. Namun,

Kelurahan

kenyataannya media massa justru

Bangunsari yang berada di bawah

menyuguhi masyarakat dengan lagu-

naungan

lagu dangdut yang bermuatan seks.

merupakan contoh masyarakat yang

Cuplikan
Perpustakaan
Indonesia

yang

menjadi segmentasi musik dangdut,

Republik

seperti dalam cuplikan artikel yang

berjudul

berjudul

Musik

Indonesia

bahwa

musik

wisata

menyebutkan
yang

sering

merupakan seni kontemporer terus

seperti

dangdut

Taman

Wisata

Umbul

Madiun bahwa pada hari libur taman

Dangdut Sejarah Sosial dan Musik
Popular

Dolopo

dalam

artikel
Nasional

Kecamatan

6

Umbul

Dolopo

mengadakan
goyang

Madiun
even-even
dangdut

(aslimadiun.com, ditulis oleh Asli

menggunakan media dalam satu

Madiun, diposkan 30 September

minggu (untuk meneliti program

2012).

harian);

berapa

seseorang

Berdasarkan latar belakang

kali

seminggu

menggunakan

media

masalah yang ada, maka peneliti

dalam satu bulan (untuk program

tertarik untuk melakukan penelitian

mingguan dan tengah bulanan); serta

dengan

berapa

judul

“Korelasi

antara

kali

sebulan

seseorang

Terpaan Lagu Paling Suka 69 dan

menggunakan media dalam satu

Belah Duren dengan Sikap Remaja

tahun

di

(Ardianto, 2009:168).

Kelurahan

Kecamatan

Bangunsari,

Dolopo,

(untuk

program

bulanan)

Dari ketiga pola tersebut

Kabupaten
yang

Madiun terhadap Seks Pranikah”.

sering

pengukuran

dilakukan
frekuensi

adalah
program

Tinjauan Pustaka
harian (berapa kali dalam seminggu).
Terpaan Media (Media Exposure)
Sedangkan
Terpaan

media

data

khalayak

variabel

berusaha
durasi

mencari

pengukuran
penggunaan

media

tentang
menghitung berapa lama khalayak

penggunaan media baik jenis media,
bergabung
frekuensi

penggunaan

dengan

suatu

media

maupun
(berapa jam sehari); atau berapa

durasi

penggunaan

longevity

lama (menit) khalayak mengikuti
(Ardianto, 2009:168).

suatu program (audience’s share on

Frekuensi penggunaan media
program) (Ardianto, 2009:168).

mengumpulkan

data

khalayak

tentang berapa kali sehari seseorang
7

Selain kedua hal di atas,

seseorang

menganggap

bahwa

hubungan antara khalayak dengan

realitas sosial sama dengan yang

isi media itu sendiri berkaitan

digambarkan TV”.

dengan perhatian (attention) juga

Menurut

Kriyantono

turut mempengaruhi sikap dalam

(2006:285),

terpaan

pertama kali dikenalkan oleh George

media

(Rakhmat,

2008:52).

cultivation

analysis

Gerbner pada 1968. Menurutnya ada
dua tipe penonton TV, yaitu “Heavyviewers” (orang yang menghabiskan

Teori Kultivasi
Menurut
(2006:285),

Kriyantono

perkembangan,

cukup

banyak

untuk

berarti

menonton TV) dan “Light-viewers”

pengembangan,

(orang yang menghabiskan sedikit

“cultivation”

penguatan,

waktu

penanaman

atau

waktu

untuk

menonton

TV).

bahwa

Khalayak yang termasuk “heavy-

TV)

viewers” (penonton berat) menurut

persepsi

Gerbner akan memandang dunia

khalayak terhadap realitas sosial. Hal

nyata ini sama dengan gambaran

ini tampak pada hipotesis dasar

yang ada di TV. Semakin sering dia

analisis kultivasi yaitu “semakin

menonton acara kekerasan di TV,

banyak waktu seseorang dihabiskan

maka dia akan menganggap bahwa

untuk

dunia ini penuh dengan kekerasan.

pereratan.
terpaan
mampu

Maksudnya
media

(khususnya

memperkuat

menonton

TV

(artinya

semakin lama dia hidup dalam dunia
yang dibuat TV), maka semakin
8

Masa ini disebut juga masa

Remaja
Remaja

akan

mengalami

remaja

awal,

dimana

periode perkembangan fisik dan

perkembangan

psikis sebagai berikut (Monks, 2001:

begitu menonjol. Remaja sangat

262):

cemas

1. Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)

fisiknya,

fisik

akan

mereka

perkembangan

sekaligus

bangga

Masa ini disebut juga masa

bahwa hal

pueral, yaitu masa peralihan dari

bahwa ia memang bukan anak-

kanak-kanak

anak lagi. Pada masa ini, emosi

ke

Perkembangan

remaja.

intelektualitas

remaja

itu menunjukkan

menjadi

sangat

labil

yang sangat pesat juga terjadi

akibat

pada fase ini. Akibatnya, remaja-

hormon-hormon

remaja ini cenderung bersikap

yang begitu pesat. Keinginan

suka mengkritik (karena merasa

seksual juga mulai kuat muncul

tahu segalanya), yang sering

pada masa ini. Kasus-kasus gay

diwujudkan

bentuk

dan lesbi banyak diawali dengan

ataupun

gagalnya perkembangan remaja

dalam

pembangkangan

pembantahan terhadap orangtua,

dari

perkembangan
seksualnya

pada tahap ini.

mulai menyukai orang dewasa

Di samping itu, remaja

yang dianggapnya baik, serta

mulai mengerti tentang gengsi,

menjadikannya sebagai "hero"

penampilan,

atau pujaannya.

seksual.

2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)

dan

Karena

daya

tarik

kebingungan

mereka ditambah labilnya emosi
9

akibat pengaruh perkembangan

Masa ini berlangsung sangat

seksualitasnya,

singkat.

remaja

sukar

4. Periode remaja Adolesen (19 -

diselami perasaannya. Kadang
mereka bersikap kasar, kadang

21 tahun)

lembut. Kadang suka melamun,

Pada

di lain waktu dia begitu ceria.

remaja

Perasaan sosial remaja di masa

kematangan

ini semakin kuat, dan mereka

baik segi fisik, emosi, maupun

bergabung

psikisnya.

dengan

kelompok

periode

ini

umumnya

sudah

mencapai

yang

sempurna,

Mereka

akan

yang disukainya dan membuat

mempelajari berbagai macam hal

peraturan-peraturan

yang

dengan

abstrak

dan

mulai

memperjuangkan

pikirannya sendiri.
3. Masa akhir pubertas (17 - 18

idealisme

yang

suatu
didapat

dari

tahun)

pikiran mereka. Mereka mulai

Pada masa ini, remaja yang

menyadari bahwa mengkritik itu

mampu

lebih

melewati

masa

mudah

daripada

sebelumnya dengan baik, akan

menjalaninya. Sikapnya terhadap

dapat menerima kodratnya, baik

kehidupan mulai terlihat jelas,

sebagai

seperti cita-citanya, minatnya,

laki-laki

maupun

perempuan. Mereka juga bangga

bakatnya, dan sebagainya.

karena tubuh mereka dianggap
menentukan harga diri mereka.

10

c. Jasa

Pornografi
Menurut Armando (2004:1),
media

yang

dimaksud

layanan

pembicaraan

tentang seks melalui telepon.

dapat

2. Media audio-visual (pandang-

dikelompokkan dalam tiga kelompok

dengar) seperti program televisi,

besar, yaitu :

film layar lebar, video, laser disc,

1. Media audio (dengar) seperti

VCD, DVD, game komputer,

siaran radio, kaset, CD, telepon,

atau ragam media audio visual

ragam media audio lain yang

lainnya yang dapat diakses di

dapat diakses di internet:

internet:

a. Lagu-lagu yang mengandung

a. Film-film yang mengandung

lirik mesum, lagu-lagu yang

adegan

mengandung bunyi-bunyian

menampilkan

atau suara-suara yang dapat

tampil

dengan

diasosiasikan

dengan

minim,

atau

kegiatan

Dengan

seolah-olah tidak) berpakaian;

yang

b. Adegan pertunjukan musik

dicekal KPI dan menjadi

dimana penyanyi, musisi atau

obyek penelitian ini memang

penari latar hadir dengan

termasuk media pornografi.

tampilan dan gerak yang

demikian

b. Program
penyiar
berbicara

seksual.
lagu-lagu

radio
atau

dimana

membangkitkan

pendengar

dengan

seks

atau

artis

yang

berpakaian
tidak

(atau

syahwat

penonton.

gaya

3. Media visual (pandang) seperti

mesum;

koran, majalah, tabloid, buku
11

(karya sastra, novel populer, buku

menggambarkan adegan seks

non-fiksi) komik, iklan billboard,

dengan cara yang sedemikian

lukisan, foto, atau bahkan media

rupa

permainan seperti kartu:

membangkitkan

a. Berita, cerita, atau artikel

seksual.

yang

menggambarkan

aktivitas

seks

Pengertian Sikap

secara

Sikap
suatu

dibuat dengan cara yang
rupa

hasrat

Sikap

terperinci atau yang memang

sedemikian

sehingga

terhadap

adalah

perasaan

atau

memihak

obyek

mendukung

untuk

seseorang

(favorable) maupun perasaan tidak

merangsang hasrat seksual

mendukung atau tidak memihak

pembaca.

(unfavorable) pada obyek tersebut

b. Gambar, foto adegan seks
atau artis yang tampil dengan

(Azwar, 1998:57).

gaya

Komponen Sikap

yang

dapat

Tiga

membangkitkan daya tarik

komponen

yang

saling menunjang dalam struktur

seksual.

sikap adalah komponen kognitif,

c. Iklan di media cetak yang
menampilkan artis dengan

afektif,

gaya yang menonjolkan daya

1998:50).

tarik seksual.

merupakan representasi apa yang

d. Fiksi

atau

mengisahkan

komik

dan

konatif

(Azwar,

Komponen

kognitif

yang

dipercayai oleh individu pemilik

atau

sikap, komponen afektif merupakan
12

perasaan yang menyangkut aspek

dengan French kiss yaitu adanya

emosional, dan komponen konatif

aktivitas atau gerakan lidah dari

merupakan aspek kecenderungan

mulut.

berperilaku tertentu sesuai dengan

c. Bercumbu

(petting),

yaitu

merupakan bentuk dari berbagai

sikap yang dimiliki oleh seseorang.

aktivitas fisik secara seksual,
antara pria dan wanita yang lebih

Sikap terhadap Seks Pranikah

dari sekedar

Seks pranikah merupakan

berciuman atau

hubungan yang mengarah pada

berpelukan

hubungan kelamin sebagai proses

kepada

akhir

seksual, namun belum sampai

yang

dilakukan

oleh

yang

mengarah

pembangkit

gairah

berhubungan kelamin.

Bentuk

perempuan yang tidak memiliki

dari

adalah

ikatan pernikahan yang resmi

melibatkan

perilaku

mencium

(Sarwono, 2006:26).

menyentuh

atau

meraba,

seorang

laki-laki

maupun

aktivitas

ini

menghisap atau menjilat pada

Reiss (Widiastuti, 2012:3)
membagi tingakatan seksual itu

daerah

pasangan,

seperti

menjadi beberapa katagori yaitu:

mencium

payudara

pasangan

a. Bersentuhan

wanita

(touching),antara

atau

mencium

alat

kelamin pasangan pria.

lain pegangan tangan, berpelukan.
b. Berciuman (kissing), batasan dari

d. Berhubungan

perilaku ini adalah mulai dari

kelamin

(sexual

intercourse), yaitu adanya kontak

hanya sekedar kecupan sampai
13

penis dan vagina dan terjadi

Peneliti

terhadap

mengukur

terpaan lagu Paling Suka 69 dan

penetrasi penis kedalam vagina.
Sikap

akan

seks

Belah Duren dari frekuensi, durasi,

pranikah adalah evaluasi atau

dan

penilaian

terhadap

Bangunsari dalam mendengar kedua

hubungan yang mengarah pada

lagu tersebut di radio. Frekuensi

hubungan

diukur dengan berapa kali dalam

seseorang

kelamin

yang

atensi

remaja

Kelurahan

dilakukan oleh laki-laki maupun

seminggu,

durasi diukur

perempuan yang tidak memiliki

berapa jam atau menit dalam sehari,

ikatan pernikahan yang resmi

dan

(Widyarini, 2010:3).

perhatian terhadap lirik lagu.

atensi

diukur

dari

dengan

tingkat

Berdasarkan uraian di atas,
maka peneliti juga menggunakan

Kerangka Pemikiran
Kerangka
merupakan

kajian

pemikiran

teori

tentang

Kultivasi

pendukung

sebagai

untuk

teori

melakukan

bagaimana hubungan teori dengan

penelitian ini mengingat dasar dari

berbagai konsep yang ada dalam

teori ini adalah semakin seseorang

perumusan masalah (Kriyantono,

menjadi

2006:81). Teori-teori yang dianggap

(heavy viewers) maka akan lebih

relevan dengan penelitian ini adalah

mempengaruhi sikap dan persepsinya

Terpaan Media (Media Exposure),

mengenai objek yang dilihatnya di

Teori Kultivasi, dan Sikap terhadap

televisi. Sebaliknya seseorang yang

Seks Pranikah.

bukan pecandu berat televisi (light
14

pecandu

berat

televisi

viewers), sikap dan persepsinya tidak

berciuman,

bercumbu,

dan

mudah terpengaruh oleh tayangan

berhubungan kelamin tanpa

televisi. Dalam hal ini, semakin

ikatan pernikahan.
2. Komponen afektif (komponen

sering remaja mendengar lagu Belah
Duren dan Paling Suka 69 di radio

emosional),

dan televisi, remaja tersebut akan

suka atau tidak suka terhadap

semakin mudah untuk menyerap

seks

pesan

bersentuhan,

atau

inforrnasi

yang

yaitu

perasaan

pranikah,

baik

berciuman,

disampaikan dalam lagu tersebut,

bercumbu, dan berhubungan

yaitu

seks

kelamin

akan

pernikahan.

mengenai

pranikah,

perilaku

sehingga

tanpa

ikatan

3. Komponen konatif (komponen

mempengaruhi sikap remaja tersebut
terhadap seks pranikah.

perilaku

atau

action

Penjelasan mengenai sikap

component), yaitu keputusan

terhadap seks pranikah terbagi ke

untuk mendukung atau tidak

dalam

mendukung

tiga

komponen

sebagai

terhadap

seks

berikut:

pranikah, baik bersentuhan,

1. Komponen kognitif (komponen

berciuman,

perceptual),

yaitu

pengetahuan,
keyakinan,

bagaimana

dan

berhubungan kelamin tanpa

pandangan,
dan

bercumbu,

ikatan pernikahan.

persepsi
Hipotesis

remaja

mengenai

seks
Hipotesis dalam penelitian

pranikah, baik bersentuhan,
ini adalah:
15

hasilnya

Ho : Tidak ada hubungan antara

digeneralisasikan

(Kriyantono, 2006:55).

terpaan lagu Paling Suka 69 dan
Belah Duren

dapat

Pendekatan

dengan sikap

kuantitatif

berlandaskan pada filsafat positivism,

remaja terhadap seks pranikah.

digunakan

Ha : Ada hubungan antara terpaan

untuk

meneliti

pada

lagu Paling Suka 69 dan Belah

populasi atau sampel tertentu, teknik

Duren dengan sikap remaja

pengambilan sampel pada umumnya

terhadap seks pranikah.

dilakukan

secara

pengumpulan

data

random,
menggunakan

Metode dan Tipe Penelitian
instrument penelitian, analisis data
Penelitian ini menggunakan
bersifat kuantitatif/statistik dengan
pendekatan

atau

metodologi

kuantitatif.

Metodologi

tujuan untuk menguji hipotesis yang
riset
telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:13).
kuantitatif berdasarkan pendekatan
Metode penelitian ini adalah
positivisme

(klasik/objektif)
survei

dan

tipe

penelitiannya

(Kriyantono, 2006:51). Pendekatan
eksplanatif. Metode Survei adalah
objektif

menganggap

perilaku
metode riset dengan menggunakan

manusia disebabkan oleh kekuatankuesioner

sebagai

instrumen

kekuatan di luar kemauan mereka
pengumpulan datanya (Kriyantono,
sendiri (Kriyantono, 2006:54).
2006:59).
Riset kuantiatif adalah riset
Jenis
yang

menggambarkan

penelitian

eksplanatif

atau
adalah

jenis

penelitian

yang

menjelaskan suatu masalah yang
bertujuan
16

untuk

mendapatkan

penjelasan apakah ada hubungan

Sampel adalah sebagian dari

yang signifikan antara dua variabel

keseluruhan objek atau fenomena

atau lebih (Sugiyono,

yang akan diamati (Kriyantono,

2008:11).

Dalam penelitian eksplanatif, periset

2006:153).

menghubungkan atau mencari sebab

mengambil sebagian dari 52 remaja

akibat antara dua atau lebih konsep

(14-16 tahun) yang ada di Kelurahan

(variabel

Bangunsari untuk dijadikan sampel

yang

akan

diteliti)

penelitian

(Kriyantono, 2006:69).

Maka

peneliti

menggunakan

akan

rumus

Slovin.
Populasi dan Sampel
Populasi

Pembahasan

Populasi adalah keseluruhan

Dari hasil pengujian dan

objek atau fenomena yang diriset

yang telah dilakukan pada bab

(Kriyantono, 2006:153). Berdasarkan

sebelumnya dapat dilihat adanya

pemahaman tersebut, maka populasi

hubungan yang signifikan antara

dari penelitian ini adalah remaja di
Kel.

Bangunsari,

Kab.

terpaan lagu Paling Suka 69 dan

Madiun

Belah Duren dengan sikap remaja di

dengan kriteria umur 14-16 tahun

Kelurahan Bangunsari Kabupaten

(masa pubertas). Berdasarkan data

Madiun terhadap seks pranikah.

dari Kantor Kelurahan Bangunsari,

Hal ini dapat dilihat dari nilai taraf

jumlah penduduk Kel. Bangunsari

signifikan sebesar 0,311 dan lebih

kategori remaja (14-16 tahun) pada

kecil dari 0,05.

akhir tahun 2012 sebanyak 52 orang .
Sampel
17

ini

262), pada masa ini, emosi remaja

mendukung teori kultivasi bahwa

menjadi sangat labil akibat dari

semakin sering remaja diterpa oleh

perkembangan

lagu Paling Suka 69 dan Belah

seksualnya

Duren, maka hal tersebut marnpu

Keinginan seksual juga mulai kuat

membentuk sikap positif remaja

muncul pada masa ini. Oleh karena

terhadap seks pranikah, baik dari sisi

itu

kognitif, afektif ataupun konatif.

menyukai hal-hal yang berkaitan

Hasil

penelitian

Ditinjau
kelamin,

dari

sisi

persentase

hormon-hormon

yang

mereka

jenis

dengan seksual.

jumlah

Ditinjau

begitu

akan

pesat.

cenderung

dari

tingkat

pendengar yang hampir sama antara

pendidikan terakhir, menunjukkan

laki-laki

bahwa sebagian besar responden

dan

perempuan

menunjukkan bahwa lagu Belah

penelitian

Duren dan Paling Suka 69 tidak

terakhirnya

adalah

SMA.

hanya

Banyaknya

responden

yang

diminati

oleh

laki-laki,

ini

pendidikan

perempuan ternyata juga banyak

memiliki pendidikan terakhir SMA

yang menyukai lagu tersebut.

menunjukkan bahwa umumnya
usia,

pendengar lagu Belah Duren dan

responden

Paling Suka 69 adalah pendengar

penelitian ini berumur 16 tahun, di

yang tingkat pendidikannya cukup

mana

tinggi sehingga mereka mampu

Ditinjau
sebagian

dari

besar

pada

usia

sisi

tersebut
masa

menyerap informasi atau pesan

pubertas. Menurut Monks (2001:

yang disampaikan dalam lagu

merupakan

puncak

dari

18

tersebut.

Menurut

Pada aspek kognitif diketahui
bahwa

Walgito

(2008:24),

komponen afektif yaitu komponen

sebagian besar responden

yang

berhubungan

dengan

rasa

setuju bahwa Seks Pranikah adalah

senang atau tidak senang terhadap

hal yang wajar dilakukan remaja saat

suatu obyek sikap. Rasa senang

ini. Menurut Walgito (2008:24),

merupakan

hal

yang

positif,

komponen kognitif yaitu komponen

sedangkan

rasa

tidak

senang

yang berkaitan dengan pengetahuan,

merupakan

hal

yang

negatif.

pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal

Komponen ini menunjukkan arah

yang

sikap, yaitu positif dan negatif.

berhubungan

bagaimana
obyek

dengan

mempersepsi terhadap

tersebut.

Ketika

Ketika

remaja

individu

mempunyai

keyakinan dan menyesuaikan diri

berpandangan bahwa seks pranikah

dengan

adalah hal yang wajar dilakukan

mendukung adanya seks pranikah,

remaja saat ini, ini berarti para

maka sikap individu tersebut akan

remaja sudah terpengruh pesan-pesan

positif terhadap seks pranikah

dari media massa yang seolah-olah
menunjukkan

bahwa

lingkungannya

yang

Pada aspek konatif, sebagian

fenomena

besar

responden

setuju

atau

tersebut merupakan realitas sosial

mendukung Seks Pranikah. Menurut

yang ada.

Walgito

Pada aspek afektif, sebagian

besar

responden

setuju

konatif

bahwa

(2008:24),
yaitu

komponen

komponen

yang

berhubungan dengan kecenderungan

mereka menyukai Seks Pranikah.

bertindak
19

terhadap

obyek

sikap.

Komponen ini menunjukkan besar

dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya

kecilnya kecenderungan bertindak

serta adat kebiasaannya. Lagu-lagu

atau berperilaku seseorang terhadap

yang mengandung unsur seks yang

obyek sikap. Terbentuknya sikap

diputar di radio dan televisi seperti

positif

seks

Belah Duren dan Paling Suka 69

pranikah, diawali dengan keyakinan

tentu saja juga akan menjadi bahan

(kognitif)

seks

belajar bagi para pendengarnya.

pranikah adalah wajar sesuai dengan

Apalagi jika orang mendengar lagu-

realitas sosial. Hal ini mempengaruhi

lagu tersebut dengan frekuensi yang

kondisi emosional (afektif) subjek,

sering dan durasi yang panjang,

dimana subjek merasa bahwa seks

maka perhatian mereka terhadap

pranikah

lagu-lagu

seseorang

terhadap

positif

merupakan

bahwa

hal

yang

tersebut

juga

semakin

menyenangkan. Akhirnya seseorang

tinggi. Jika itu terjadi, maka sikap

akan mendukung seks pranikah dan

kognitif, afektif dan konatif pun

mengkin juga akan menirukannya.

dapat dipastikan akan terpengaruh.
Menurut

Seperti yang di kemukakan

Kriyantono

oleh Ardianto (2009:66) bahwa

(2006:285),“semakin banyak waktu

menurut

seseorang

khususnya

teori

Kultivasi,

televisi,

media,

dihabiskan

untuk

merupakan

menonton TV (artinya semakin lama

sarana utama kita untuk belajar

dia hidup di dalam dunia yang dibuat

tentang masyarakat dan kultur kita.

TV),

Melalui kontak kita dengan televisi

menganggap bahwa realitas sosial

(dan media lain), kita belajar tentang

sama dengan yang digambarkan TV.
20

maka

semakin

seseorang

Padahal perilaku seks pranikah yang
Kesimpulan

ada di dalam lagu Belah Duren dan
Paling

Suka

69

belum

Dari hasil pengujian dan

tentu

pembahasan yang telah dilakukan

merupakan realitas sosial di negara

pada bab sebelumnya maka dapat

kita, apalagi negara kita menganut
budaya

ketimuran.

Hal

ditarik kesimpulan yaitu adanya

ini

dikarenakan

media

massa

menganggap

manusia

sebagai

hubungan yang signifikan antara
terpaan lagu Paling Suka 69 dan
Belah Duren dengan sikap remaja di

audience yang cenderung menjadi
pasif

ketika

menonton

Kelurahan Bangunsari Kabupaten

televisi,

Madiun terhadap seks pranikah.

apalagi jika “disuguhi” hal-hal yang

Hal ini dapat dilihat dari nilai taraf

berbau seks, sehingga dengan mudah

signifikan sebesar 0,311 dan lebih

televisi sebagai alat dari komunikasi
massa

ini

dapat

kecil dari 0,05.

mempengaruhi

audiencenya.Rangsangan

Arah hubungan terpaan lagu

berupa

Paling Suka 69 dan Belah Duren di

cerita seks menarik bagi karena
remaja

(12-21

tahun)

radio dengan sikap terhadap seks

masih

pranikah pada remaja di Kelurahan

belum mampu untuk menguasai
fungsi-fungsi

fisik

Bangunsari

maupun

sering

(14-16 tahun) keinginan seksual
mulai

kuat

Madiun

adalah positif, sehingga semakin

psikisnya dan pada masa pubertas

juga

Kabupaten

remaja

mendengar

lagu

Paling Suka 69 dan Belah Duren,

(Monks,

maka akan semakin membentuk

2001:258-262).

sikap positif remaja terhadap seks
21

pranikah, meliputi sikap afektif,

Saran
Berdasarkan pada penelitian

kognitif, dan konatif. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,311 adalah tingkat

yang

telah

hubungan yang rendah tetapi pasti.

selanjutnya

dilakukan,

maka

peneliti

dapat

dari

memeberikan saran sebagai berikut:

terpaan lagu Paling Suka 69 dan

1. Para remaja harus lebih selektif

Belah Duren dengan sikap remaja di

terhadap lagu-lagu yang mereka

Kelurahan Bangunsari Kabupaten

dengar dan orang tua harus

Madiun terhadap seks pranikah

memberikan

menandakan adanya sikap yang

pendampingan yang lebih intens

positif

pada putra-putri mereka.

Adanya

dari

hubungan

remaja

dalam

pengawasan

dan

mendengar lagu. Hasil penelitian ini

2. Pengelola media massa yang

berhasil mendukung teori Kultivasi

meluncurkan lagu Paling Suka 69

bahwa semakin sering masyarakat

dan Belah Duren agar menyadari

atau pemirsa mendengar lagu Paling

pangaruh

Suka 69 dan Belah Duren (heavy

pendengarnya. Selanjutnya, hal

viewers), dimana hal ini terlihat dari

ini dapat dijadikan pertimbangan

hasil terpaan yang tinggi, maka hal

dalam memilih lagu yang tepat

tersebut berhubungan dengan sikap

untuk diluncurkan ke pasaran.

remaja yang menjadi positif, baik
dari sisi kognitif, afektif atau pun
konatif.

22

lagu

tersebut

pada

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. 2009. Komunikasi Massa
Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Armando, Ade. 2004. Mengupas Batas Pornografi. Jakarta: Kemeneg
Pemberdayaan Perempuan.
Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia (Teori don Pengukurannya) . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bungin, Burhan. 2005. Pornomedia . Jakarta: Kencana.
Effendy, Onong Uchjana. 2003, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Gerungan, WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Monks, F.J. dan A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. 2001. Psikologi
Perkembangan (Pengantar dalam Berbagai Bagiannya) . Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Komunikasi Massa . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Santrock, John W. 2003. Adolescence, 6th Edition. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar
& Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D . Bandung:
Alfabeta.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi.
23

Non Buku:
Ayuningtias, Prasdianingrum, Hubungan antara Terpaan Media mengenai
Penculikan Anak di Televisi dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua di RT
23 Kelurahan Sidomulyo Samarinda , Universitas Mulawarman, Jurnal,
2013.
Widiastuti, Oktaviani, Seks Pranikah pada Remaja Berpacaran , Universitas
Gunadarma, Jurnal, 2012.
Widyarini, Nilam, Hubungan antara The Big Five Personality dengan Sikap
terhadap Seks Pranikah pada Remaja , Universitas Gunadarma, Jurnal,
2010.

24

Dokumen yang terkait

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

REPRESENTASI HUBUNGAN AYAH ANAK DALAM VIDEO KLIP(Analisis Semiotik Video Klip Lagu ‘Tatkala Letih Menunggu‘dari Ebiet G. Ade)

1 54 2

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Hubungan antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Bulan Agustus 2010

2 21 84

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Perbandingan perilaku prososial antara orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan yang belum pada Ibu-Ibu majelis ta'lim

0 22 126

Penerapan Media Lagu untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Kelas II SD Muhammadiyah 12 Pamulang

1 25 0

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN (Studi Kepala Desa Suka Jaya dan Kepala Desa Paya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)

2 74 71