Pengaruh Kualitas Audit terhadap Hubunga
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP HUBUNGAN KONVERGENSI IFRS DENGAN PERATAAN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2008-2012)
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan Studi S1 pada Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang
Oleh :
ANTONY SAPUTRA 1103220 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP HUBUNGAN KONVERGENSI IFRS DENGAN PERATAAN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
Antony Saputra
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang E-mail : Antonysaputra56321@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kualitas audit terhadap hubungan konvergensi IFRS dengan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Kualitas audit dalam penelitian ini diukur berdasarkan reputasi kantor akuntan publik (Big 4 dan Non Big 4), konvergensi IFRS diukur berdasarkan skor penerapan konvergensi IFRS di Indonesia yang diterbitkan oleh kantor akuntan publik Delloite dan perataan laba diukur menggunakan indeks Eckel
Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat asosiatif kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun yakni dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, sedangkan sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 43 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel.
Hasil pengujian menunjukkan secara statistik bahwa konvergensi IFRS dapat menurunkan Perataan laba dan hubungan antar variabel tersebut meningkat dengan adanya audit yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian di atas, disarankan untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menambahkan periode waktu penelitian.
Kata Kunci : Kualitas Audit, Konvergensi IFRS, Perataan Laba
ABSTRACT
This study aims to provide empirical evidence on the effect of audit quality to the relationship of IFRS convergence with income smoothing on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Audit quality in this study was measured based on the reputation of public accounting firms (Big 4 and non-Big 4), IFRS convergence is measured by score of application of IFRS convergence in Indonesia issued by public accounting firms Delloite and income smoothing is measured using index Eckel.
This research is classified into causative research. The population are all the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange for four years from 2008 to 2012. While the research sample is determined by purposive sampling method. Hence 43 companies is selected as the sample. Secondary data is used in this research. It is formed panel data obtained from the www.idx.co.id . The documentation technique is used in collecting the data. Meanwhile, panel data regression analysis is used in analyzing the data.
The results show statistically that the convergence of IFRS may decrease Income smoothing and audit quality can improve the relationship between these variables. Based on this research, we recommend to take a sample of the overall company opens in Indonesia and add the time period of the study to the further research.
Keywords : Audit Quality, IFRS Convergence, Income Smoothing
1. PENDAHULUAN
melakukan manajemen laba (Belkaoui, Laporan keuangan adalah bentuk
2007:192). Menurut Heyworth (1953) pertanggungjawaban manajemen terhadap
dalam Belkaoui (2007:192) teknik stakeholder perusahaan. Para stakeholder
akuntansi memiliki banyak potensi untuk terdiri dari investor, karyawan, pemberi
mempengaruhi penempatan pendapatan jaminan, pemasok, pelanggan, pemerintah
bersih di suatu periode akuntansi yang dan masyarakat (Martani, 2012:33). Dalam
meratakan atau laporan keuangan pengungkapan dan
berurutan
untuk
meningkatkan amplitudo dari fluktuasi penyajian informasi secara akurat sangat
pendapatan bersih periodik. dibutuhkan oleh para pengguna laporan
Secara teori salah satu cara untuk keuangan. Ini merupakan suatu upaya
menurunkan tingkat perataan laba (income untuk menyediakan informasi keuangan
smoothing) adalah dengan sebuah standar yang berkualitas. Laporan keuangan dapat
keuangan yang mampu dikatakan berkualitas apabila memiliki
pelaporan
pedoman terhadap informasi yang andal. Informasi yang
memberikan
manajemen dalam menyajikan laporan memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak
keuangan yang berkualitas. Standar menyesatkan, tidak ada kesalahan material
pelaporan keuangan yang dianggap dan dapat di andalkan pemakainya sebagai
mampu menurunkan tingkat perataan laba informasi yang jujur dan disajikan secara
(income smoothing) adalah standar wajar (SAK, 2004).
pelaporan keuangan yang bersifat global Hal utama yang sering menjadi
dan standar itu sendiri dinyatakan di dalam fokus dari stakeholders adalah informasi
Financial Reporting mengenai laba, karena laba mengandung
International
Standards (IFRS). Penerapan IFRS informasi yang potensial. Manfaat dari
sebagai standar global akan berdampak informasi laba yaitu untuk menilai
pada semakin sedikitnya pilihan-pilihan perubahan potensi sumber daya ekonomis
metode akuntansi yang dapat diterapkan yang mungkin dapat dikendalikan di masa
sehingga akan meminimalisir praktik- depan, menghasilkan arus kas dari sumber
praktik kecurangan akuntansi (Dian dan daya yang ada, dan untuk perumusan
Titik, 2012). Di Indonesia sendiri telah pertimbangan
memiliki standar dalam pelaporan perusahaan
tentang
efektivitas
keuangan yang bernama Pernyataan tambahan sumber daya. manajemen
dalam
memanfaatkan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). berusaha untuk mengelola laba dalam
PSAK sendiri disusun dan dikeluarkan usahanya membuat entitas tampak bagus
oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Seiring secara financial (Agriyanto, 2006 dalam
dengan telah adanya standar yang bersifat Mona, 2009). Selain itu laba merupakan
internasional maka PSAK juga harus parameter yang sering digunakan untuk
melakukan penyesuaian standar terhadap mengukur kinerja perusahaan. Kondisi
IFRS, penyesuaian itu sendiri lebih dikenal tersebut yang mendorong manajer untuk
dengan istilah konvergensi IFRS yang secara oportunistik memilih kebijakan
telah diberlakukan secara penuh sejak 1 akuntansi
kepentingannya guna memaksimalkan Penerapan konvergensi IFRS kegunaannya
dianggap mampu mengurangi manajemen (Belkaoui, 2007:192). Secara disadari atau
dan
kesejahteraannya
laba karena IFRS mengharuskan setiap tidak, hal tersebut telah mendorong para
komponen laporan keuangan untuk manajer untuk melakukan manajemen laba
mengisyaratkan pengungkapan penuh (full (earnings management). Perataan laba
Dengan adanya full (income smoothing) merupakan salah satu
disclosure).
disclosure, manajemen lebih hati-hati cara yang digunakan manajer untuk
dalam melakukan tindakan dan tidak dalam melakukan tindakan dan tidak
dilakukan melalui Konvergensi IFRS, manajemen laba sehingga menghasilkan
praktek
tetapi, Laporan keuangan tidak bisa informasi laporan keuangan yang jujur dan
dikatakan mengalami peningkatan kualitas informatif. Hasil penelitian Daske dan
secara sepihak oleh manajemen dan Gunther (2006) menyatakan bahwa
kepercayaan bahwa konvergensi IFRS meningkatkan kualitas
meningkatkan
sudah melakukan laporan keuangan. Barth et al. (2008)
manajemen
pengungkapan penuh (full disclosure), meneliti kualitas akuntansi sebelum dan
stakeholders butuh opini dari auditor yang sesudah dikenalkannya IFRS dengan
meningkatkan menggunakan sampel sebanyak 327
kompeten
untuk
kepercayaan bahwa manajemen telah perusahaan di 21 negara (dari 1896
menyajikan laporan keuangan yang perusahaan yang diobservasi) yang telah
berkualitas sesuai dengan International mengadopsi IAS secara sukarela antara
Financial Reporting Standards (IFRS) dan tahun 1994 dan 2003. Dalam penelitian ini
bebas dari praktik perataan laba ditemukan
Tujuan penelitian ini adalah diperkenalkannya IFRS, tingkat perataan
karena teori-teori yang berkaitan dengan laba menjadi lebih rendah.
dampak pengadopsian IFRS terhadap Beberapa
perataan laba (income smoothing) menyatakan bahwa konvergensi IFRS
penelitian
lain
mempunyai dukungan yang kurang tidak selalu dapat mengurangi tingkat
sehingga peneliti memandang masih perlu perataan laba (income smoothing). Jenjean
adanya dukungan teori atas fenomena dan Stolowy (2008) dan Ball et all. (2003)
konvergensi IFRS menunjukkan bahwa standar berkualitas
dampak
dari
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tinggi tidak selalu menghasilkan informasi
tertarik untuk melakukan penelitian yang akuntansi berkualitas tinggi. Penelitian
berjudul “Pengaruh Kualitas audit
tersebut menyimpulkan bahwa hal ini
terhadap Hubungan Konvergensi IFRS
diakibatkan oleh buruknya insentif
dengan Perataan Laba” (Studi Empiris
terhadap pembuat laporan keuangan dan
pada Perusahaan Manufaktur yang
bahwa kualitas pelaporan pada akhirnya
Terdaftar di BEI Tahun 2008 – 2012)”.
ditentukan oleh auditor, dan bukan semata- mata ditentukan oleh standar akuntansi
2. TELAAH
LITERATUR DAN
(Jenjean dan Stolowy, 2008). Dengan kata
PERUMUSAN HIPOTESIS
lain, peningkatan kualitas informasi
A. Teori Keagenan (Agency Theory)
akuntansi tidak hanya dapat dinilai dari sisi Pandangan agency theory melihat standar yang digunakan, tapi juga
penyebab munculnya potensi konflik yang berhubungan dengan audit yang dilakukan
mempengaruhi kualitas informasi laporan oleh akuntan publik, sebagai pihak yang
keuangan karena adanya pemisahan antara melakukan
pihak principal dan agent. Jensen dan informasi tersebut dan pihak yang akan
pemeriksaan
terhadap
Meckling (1976) menyatakan bahwa mengidentifikasi setiap kecurangan yang
hubungan keagenan adalah sebuah kontrak terjadi pada laporan keuangan (Atik,
antara manajemen (agent) dengan investor 2008). Dapat disimpulkan bahwa dengan
(principal).
adanya standar yang lebih baik seperti
B. Manajemen Laba
IFRS tidak selalu mampu menjamin Scott (2009) menyatakan bahwa adanya penurunan dalam perataan laba
“earning management is the choice by a (income smoothing). Peningkatan kualitas
manager of a accounting policies so as to laporan keuangan dengan tujuan untuk
specific objective .” mengurangi kecenderungan perataan laba
achieve
some
bagi Cahyono (2006), (income smoothing) memang dapat
Sedangkan
manajemen laba adalah suatu proses yang manajemen laba adalah suatu proses yang
pengakuan beberapa peristiwa. (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan
2. Perataan melalui alokasi waktu laba yang dilaporkan.
(smoothing through allocation over
C. Perataan Laba
time).
Manajemen memiliki
1) Definisi Perataan Laba
kewenangan untuk mengalokasikan Definisi perataan laba menurut
pendapatan atau beban dalam periode Belkaoui (2007) adalah upaya yang
keuangan yang berbeda dalam rangka sengaja dilakukan untuk memperkecil atau
melakukan perataan laba. fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap
melalui klasifikasi normal bagi suatu perusahaan. Dalam
3. Perataan
(classificatory smoothing). Manajemen pengertian ini perataan merepresentasi
perusahaan melakukan perataan laba suatu bagian upaya manajemen perusahaan
dengan cara mengklasifikasikan item- untuk mengurangi variasi tidak normal
item dalam laba (extra-ordinary items dalam laba pada tingkat yang diijinkan
items) untuk oleh prinsip-prinsip akuntansi dan
atau
ordinary
menimbulkan kesan yang lebih merata manajemen
keuangan yang Fudenberg dan Tirole (1995), perataan
laba adalah proses manipulasi waktu
3) Motivasi Perataan Laba
terjadinya laba atau laporan laba agar laba Motivasi dalam perataan laba yang dilaporkan kelihatan stabil. Perataan
meliputi memperbaiki hubungan dengan laba juga dapat didefinisikan sebagai suatu
kreditor, investor dan pekerja, dan alat yang digunakan manajemen untuk
memperkecil siklus bisnis melalui proses mengurangi variabilitas aliran angka laba
psikologis. Brayshaw dan Eldin (1989) yang dilaporkan relatif terhadap aliran
menyatakan bahwa terdapat dua hal yang yang merupakan target manajemen dengan
memotivasi manajer dalam mengambil memanipulasi variabel artificial melalui
keputusan untuk melakukan perataan laba metode akuntansi, maupun variabel riil
yaitu: (1) Rencana kompensasi manajemen melalui transaksi (Koch,1981).
yang biasanya dihubungkan dengan kinerja
2) Dimensi Perataan Laba
perusahaan yang ditunjukkan dalam laba Dimensi perataan pada dasarnya
yang dilaporkan, sehingga setiap fluktuasi adalah alat yang digunakan untuk
dalam laba akan mempengaruhi langsung menyelesaikan perataan angka pendapatan.
terhadap kompensasinya; (2) Fluktuasi Barnea et al. dalam Belkaoui (2007:196)
dalam kinerja manajemen mungkin beragumentasi bahwa terdapat tiga jenis
mengakibatkan intervensi pemilik untuk perataan laba yaitu:
mengganti manajemen dengan cara
1. Perataan melalui waktu terjadinya
atau penggantian transaksi atau pengakuan transaksi
pengambilalihan
manajemen secara langsung, dan ancaman (smoothing through event strategic
penggantian manajemen ini mendorong management
manajemen untuk membuat laporan recognation). Perataan laba dapat
occurance
or
kinerja yang sesuai dengan keinginan dilakukan dengan cara mengatur waktu
pemilik. Menurut Hepwort (1953) dalam transaksi actuak sehingga dapat
Belkaoui (2007:193) tindakan perataan mengurangi fluktuasi pendapatan yang
laba yang dilakukan oleh manajemen pada dilaporkan. Perataan laba dalam
dasarnya untuk mendapat berbagai dimensi
keuntungan ekonomis dan psikologis mengurangi perbedaan laba yang
yaitu: (a) mengurangi total pajak, (b) dilaporkan
dengan
alternatif
meningkatkan kepercayaan diri manajer, (c) meningkatkan hubungan antara meningkatkan kepercayaan diri manajer, (c) meningkatkan hubungan antara
Suatu negara peningkatan dan penurunan penghasilan
1 Full
Adoption;
mengadopsi seluruh standar IFRS dan dapat
menerjemahkan IFRS sama persis ke optimisme
dalam bahasa yang negara tersebut diperlunak.
D. IFRS (International Financial
2 Adopted; Program konvergensi PSAK
Reporting Standart)
ke IFRS telah dicanangkan IAI pada
1) Latar Belakang
IFRS
Desember 2008. Adopted maksudnya
(International Financial
Reporting
adalah mengadopsi IFRS namun
Standart)
disesuaikan dengan kondisi di negara IFRS
Akuntansi Internasional yang disusun oleh
3 Piecemeal; Suatu negara hanya International Accounting Standards Board
mengadopsi sebagian besar nomor (IASB), yang pada awal terbentuknya
IFRS yaitu nomor standar tertentu dan bernama
memilih paragraf tertentu saja. Standards Committee (IASC). IASC
International
Accounting
4 Referenced (konvergence); Sebagai dibentuk di London, Inggris pada tahun
referensi, standar yang diterapkan 1973 di saat sedang terjadi perubahan
hanya mengacu pada IFRS tertentu mendasar pada peraturan berkaitan dengan
dengan bahasa dan paragraf yang akuntansi.
disusun sendiri oleh badan pembuat menyatakan bahwa sebagian besar standar
yang menjadi bagian dari IFRS
5 Not adopted at all; Suatu negara sama sebelumnya merupakan International
sekali tidak mengadopsi IFRS. Accounting Standars (IAS).
Manfaat
Konvergensi IFRS
Financial Reporting Financial Reporting Standart)
2) Konvergensi IFRS (International
(International
Standart)
Penting untuk membedakan antara Menurut Hans Kartikahadi (2012) adopsi IFRS atau konvergensi IFRS. Pada
manfaat dari adopsi IFRS (International level negara, Adopsi berarti standar
Financial Reporting Standart) adalah: akuntansi nasional secara langsung
1 Harmonisasi standar internasional akan digantikan dengan IFRS. Posisi ini diambil
kualitas informasi oleh negara-negara anggota European
meningkatkan
keuangan.
Union (EU) yang sejak tahun 2005
2 Adopsi IFRS dapat meningkatkan daya memberlakukan IFRS secara penuh.
banding informasi akuntansi dalam Sedangkan
perspektif internasional. mekanisme bertahap yang dilakukan suatu
Konvergensi
adalah
3 Adopsi IFRS dapat mendukung operasi negara untuk mengganti standar akuntansi
keuangan dalam skala internasional nasionalnya dengan IFRS. Konvergensi
sehingga membawa manfaat bagi banyak ditemukan di Negara berkembang
globalisasi pasar modal yang lebih (Hans
Pengadopsian IFRS di Indonesia berlaku
4) Perbedaan IFRS dengan GAAP
secara penuh pada tahun 2012. Dengan
Hans Kartikahadi mengadopsi IFRS, perusahaan-perusahaan
Menurut
(2012:26) ada beberapa perbedaan di
Standar Akuntansi meningkatkan daya informasi dari laporan
Internasional (IFRS) dengan GAAP keuangan. Menurut Dewan Standar
Accepted Accounting Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat
(Generally
Principles) yaitu:
pengadopsian IFRS dapat dibedakan
1 Nilai wajar, Sebelum menggunakan menjadi 5 tingkat:
standar akuntansi internasional (IFRS), standar akuntansi internasional (IFRS),
independen. Untuk Historical cost merupakan jumlah kas
melaksanakan proses audit, harus ada atau setara kas yang dibayarkan atau
informasi dalam bentuk yang dapat nilai wajar imbalan lain yang
dibuktikan dan beberapa kriteria untuk diserahkan untuk memperoleh aset
mengevaluasinya.
pada saat perolehan
F. Laporan Keuangan
2 Principal Based
Sebagai bntuk pertanggungjawaban pengaturan pada tingkat prinsip yang
,merupakan
aktivitas perusahaan kepada pemilik, akan meliputi segala hal dibawahnya.
dibuat untuk Kelemahan principal based yaitu basis
laporan
keuangan
memberikan informasi mengenai posisi ini akan membutuhkan penalaran,
keuangan perusahaan dan kinerja yang judgement, dan pemahaman yang
dicapai. Dalam SAK (2002) disebutkan cukup mendalam dari pembaca aturan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah dalam menerapkannya. Keunggulan
menyediakan informasi yang menyangkut basis ini yaitu dalam hal kemungkinan
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan manajer memilih perlakuan akuntansi
posisi keuangan suatu perusahaan yang yang merefleksikan transaksi atau
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai kejadian ekonomi yang mendasarinya,
dalam pengambilan keputusan ekonomi. meskipun hal sebaliknya dapat terjadi.
G. Evaluasi Penelitian Terdahulu
3 Persyaratan pengungkapan yang
1 Dian dan Titik (2012) yang berjudul lebih banyak dan lebih rinci, IFRS
“Pengaruh
konvergensi IFRS
mensyaratkan pengungkapan berbagai
terhadap income smoothing dengan
informasi tentang risiko baik kualitatif
kualitas audit sebagai variabel
maupun kuantitatif. Pengungkapan moderasi ”. Hasil penelitian ini dalam laporan keuangan harus sejalan
mendukung bahwa Konvergensi IFRS dengan data/informasi yang dipakai
terbukti berpengaruh negatif terhadap untuk pengambilan keputusan yang
smoothing. Sedangkan diambil oleh manajemen. Tingkat
income
hipotesis kedua tidak mendapatkan pengungkapan yang makin mendekati
dukungan data dalam penelitian ini. pengungkapan penuh (full disclosure)
2 Ika Puspita Idris yang berjudul akan mengurangi tingkat asimetri
“Perbandingan income smoothing
informasi
(ketidakseimbangan
sebelum dan sesudah adopsi IFRS”
informasi).
Temuan penelitian
E. Audit
menunjukkan tidak terdapat perbedaan Menurut Arens (2012:4) Auditing
mengenai praktik income smoothing adalah pengumpulan serta pengevalusian
sebelum dan setelah konvergensi IFRS bukti-bukti
di Indonesia. Berdasarkan penelitian menentukan dan melaporkan tingkat
ini disimpulkan bahwa dengan kesesuaian informasi tersebut dengan
konvergensi IFRS di Indonesia belum kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
menjamin adanya penurunan income Auditing harus dilaksanakan oleh seorang
smoothing.
yang kompeten dan independen". Dari
H. Pengembangan Hipotesis
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
1. Pengaruh
Konvergensi IFRS
audit merupakan pengumpulan dan
terhadap Perataan Laba (Income
pengevaluasian bukti mengenai informasi
Smoothing)
untuk menentukan dan melaporkan tingkat Standar akuntansi internasional kesesuaian antara informasi dengan
menyederhanakan kriteria yang telah ditetapkan. Audit juga
bertujuan
untuk
berbagai alternatif kebijakan akuntansi berbagai alternatif kebijakan akuntansi
2. Pengaruh
Kualitas Audit
membatasi pertimbangan
kebijakan
terhadap Hubungan Konvergensi IFRS
manajemen (management’s discretion)
dengan Perataan
Laba (Income
terhadap manipulasi laba sehingga dapat
Smoothing)
meningkatkan kualitas laba. Terbatasnya Laporan keuangan tidak bisa pertimbangan
dikatakan mengalami peningkatan kualitas tersebut terkait dengan semakin sedikitnya
kebijakan
manajemen
secara sepihak oleh manajemen dan pilihan-pilihan metode akuntansi yang
kepercayaan bahwa dapat
meningkatkan
sudah melakukan meminimalisir
pengungkapan penuh (full disclosure), akuntansi. Sebelum penerapan IFRS,
praktik
kecurangan
stakeholders butuh opini dari auditor yang manajemen mempunyai fleksibilitas ketika
kompeten berupa kualitas audit untuk memilih metode akuntansi sehingga
kepercayaan bahwa memotivasi manajer untuk memilih
meningkatkan
manajemen telah menyajikan laporan metode akuntansi atau untuk mengubah
keuangan yang berkualitas sesuai dengan yang
Financial Reporting meningkatkan,
Standards (IFRS) dan bebas dari praktik meratakan laba.
menurunkan,
atau
perataan laba (income smoothing). Berdasarkan
Peningkatan kualitas informasi akuntansi perbedaan IFRS dan GAAP juga
teori
mengenai
tidak hanya dapat dinilai dari sisi standar dijelaskan bahwa penerapan IFRS juga
yang digunakan, tapi juga berhubungan berdampak
dengan manajer dan auditor, sebagai pihak pengungkapan yang lebih banyak dan
pada
persyaratan
yang melakukan pemeriksaan terhadap lebih rinci. Pengungkapan dalam laporan
informasi tersebut dan pihak yang akan keuangan harus sejalan dengan data atau
mengidentifikasi setiap kecurangan yang informasi yang dipakai untuk pengambilan
terjadi pada laporan keuangan . keputusan. Tingkat pengungkapan yang
Laporan keuangan yang diaudit semakin mendekati pengungkapan penuh
berkualitas akan (full disclousure) akan mengurangi tingkat
oleh
auditor
menghasilkan informasi yang berkualitas asimetri informasi (ketidakseimbangan
pula. Auditor yang bekerja di KAP Big informasi). Asimetri informasi adalah
four dipandang memiliki kualitas yang kondisi dimana manajer mempunyai
lebih baik dalam melakukan audit informasi superior dibanding dengan pihak
dibandingkan dengan KAP non-big four, pemegang saham. Asimetri informasi ini
sehingga informasi yang dihasilkan lebih merupakan salah satu yang menyebabkan
berkualitas. Dapat disimpulkan bahwa adanya konflik antara manajemen dan
standar akuntansi pemegang saham. Oleh karena itu
dengan
adanya
internasional yang mampu mengurangi disfunctional behavior akan dilakukan
fleksibilitas manajemen dalam mengelola dengan melakukan manajemen laba oleh
laba dan ditambah dengan audit yang manajer terutama jika informasi tersebut
berkualitas dari kantor akuntan publik Big terkait dengan pengukuran kinerja
four dapat menurunkan kecenderungan manajer. Dengan demikian, berdasarkan
manajemen melakukan praktik perataan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
laba (income smoothing). dengan adanya penerapan IFRS yang
I. Kerangka Konseptual
berdampak pada pemberian pengungkapan Berdasarkan berbagai pembahasan yang lebih banyak dan rinci akan
diatas, maka variabel dalam penelitian di mengurangi tingkat asimetri informasi
model kerangka sehingga dapat mengurangi tindakan
gambarkan
pada
konseptual sebagai berikut: perataan laba (income smoothing).
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 – 2012 berjumlah 137 perusahaan.
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Teknik
J. Hipotesis
pengambilan sampel pada penelitian ini Berdasarkan kerangka konseptual
dilakukan dengan menggunakan teknik diatas maka penulis mengangkat hipotesis
sampling, yang berarti sebagai berikut:
purposive
pemilihan sampel berdasarkan kriteria
tertentu. Pemilihan sampel dengan mengurangi praktik perataan laba (income
H 1 : Konvergensi
IFRS
dapat
menggunakan teknik purposive sampling smoothing)
bertujuan untuk memperoleh sampel yang
H 2 : Dengan adanya Kualitas audit representatif berdasarkan kriteria tertentu. dapat meningkatkan hubungan antara
Penentuan kriteria sampel diperlukan konvergensi IFRS dengan praktik perataan
untuk menghindari timbulnya kesalahan laba (income smoothing)
dalam penentuan sampel penelitian, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil analisis. Adapun kriteria sampel yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah:
3. METODE PENELITIAN
1. Perusahaan manufaktur yang listing di
A. Jenis Penelitian
Bursa Efek Indonesia selama periode Jenis penelitian dalam penelitian
penelitian (2008-2012). ini
2. Perusahaan yang mempunyai data kausal.Penelitian asosiatif kausal adalah
adalah penelitian
asosiatif
lengkap.
3. Laporan Keuangan disajikan dalam menganalisis hubungan antara satu
penelitian yang
bertujuan
untuk
mata uang rupiah.
variabel dengan variabel lainnya. Dengan
4. Perusahaan menghasilkan laba selama kata lain desain kausal berguna untuk
periode penelitian (2008-2012). mengukur hubungan-hubungan antar
5. Perusahaan memiliki periode laporan variabel riset atau berguna untuk
keuangan yang telah di audit dan menganalisis bagaimana suatu variabel
berakhir pada tanggal 31 Desember. mempengaruhi variabel lain.
Berdasarkan pada Tabel 1.
B. Objek Penelitian
Kriteria Pemilihan Sampel (lampiran), Dalam penelitian ini, yang menjadi
maka perusahaan yang memenuhi kriteria objek penelitian adalah perusahaan
dan dijadikan sampel dalam penelitian ini manufaktur terdaftar di BEI dari tahun
berjumlah 43 perusahaan dari 137 populasi 2008 sampai tahun 2012.
selama 5 tahun sehingga menghasilkan
C. Populasi dan Sampel
215 observasi yang ditunjukkan dalam
1) Populasi Tabel 2. Daftar Perusahaan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan
(lampiran).
dari obyek yang diteliti. Populasi adalah
D. Jenis Data dan Sumber Data
gabungan dari seluruh elemen yang Jenis data dalam penelitian ini adalah berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang
data dokumenter berupa laporan keuangan, memiliki karakteristik yang serupa yang
catatan atas laporan keuangan, dan laporan menjadi pusat perhatian seorang peneliti
tahunan perusahaan manufaktur yang karena itu dipandang sebagai semesta
terdaftar di Bursa Efek Indoneisa (BEI) terdaftar di Bursa Efek Indoneisa (BEI)
maka probabilitas Sumber data yang digunakan dalam
semakin
tinggi
perusahaan melakukan perataan laba juga penelitian ini merupakan sumber data
semakin tinggi. Untuk menghitung income sekunder.
smoothing index dapat digunakan rumus merupakan sumber data penelitian yang
sebagai berikut:
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Sumber data sales CV
diperoleh dari website perusahaan maupun
IS i = fffffffffffffffffff
earning
website BEI ( www.idx.co.id ).
CV i
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis
Dimana:
menggunakan teknik
CV i Sales : koeffisien variasi untuk dokumentasi dengan melihat laporan
observasi
perubahan penjualan ( coefficients of keuangan, catatan atas laporan keuangan,
variation of sales)
: koefisien variasi untuk manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
dan earnings laporan tahunan perusahaan CV
perubahan laba ( coefficients of variation Indoneisa (BEI) dari tahun 2008 sampai
of earnings)
dengan tahun 2012. Data diperoleh dari IS i : indeks perataan laba (income situs resmi Bursa Efek Indonesia
smoothing index)
( www.idx.co.id ).
Untuk
koefisien variasi/
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Coefficients of variation (CV) dari sales
1) Variabel Dependen (Y)
dan earnings dapat dihitung sebagai Menurut Kuncoro (2003) variabel
berikut:
terikat (dependent variable) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamatan akan mendeteksi ataupun menerangkan variabel dalam variabel terikat beserta
Keterangan:
perubahannya yang terjadi kemudian.
= perubahan laba (I) atau penjulan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
∆x
(S) antara tahun n dengan n-1 perataan laba (income smoothing).
= rata-rata perubahan laba (I) atau Variable dependen dalam penelitian ini
penjualan (S) antara tahun n dengan n-1 adalah perataan laba (income smoothing).
= banyaknya tahun yang diamati Praktek perataan laba di uji dengan
2) Variabel Independen (X)
indeks eckel (1981) yaitu menggunakan Menurut Kuncoro (2003) variabel bebas Coefficient Variation (CV) variabel (independent variable) adalah variabel penghasilan atau laba bersih dan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan penjualan bersih. Laba yang digunakan dalam variabel terikat dan mempunyai untuk menghitung indeks Eckel adalah pengaruh positif atau negatif bagi variabel laba setelah pajak. Hal tersebut didasarkan terikat lainnya. Variabel bebas dari model atas adanya kecenderungan perhatian dari ini adalah konvergensi IFRS. Variabel investor atas nilai laba paling akhir yang konvergensi IFRS didapat
dengan diperoleh oleh suatu perusahaan. Apabila menggunakan metode yang digunakan nilai indeks eckel semakin rendah maka oleh Wardhani (2009) yaitu dengan probabilitas
perusahaan
melakukan
mengukur tingkat adopsi standar akuntansi perataan laba dianggap rendah dan lokal suatu negara dibandingkan dengan mengukur tingkat adopsi standar akuntansi perataan laba dianggap rendah dan lokal suatu negara dibandingkan dengan
seluruhnya tanpa ada penjelasan Pengukuran ini didasarkan pada laporan
internasional.
mengenai perbedaan antara IFRS mengenai perbandingan antara GAAP
dengan GAAP lokal tersebut. lokal suatu negara dengan IFRS yang
3) Variabel Moderasi
dikeluarkan oleh kantor akuntan publik
variabel yang seperti Ernst & Young, Pricewaterhouse
Merupakan
memperkuat dan memperlemah hubungan Coopers, Deloitte, dan KPMG yang
satu variabel dengan variabel lain. bersifat global. Pengukuran ini dapat
Variabel moderasi yang digunakan dalam digunakan di Indonesia berdasarkan pada
penelitian ini adalah kualitas audit. De laporan mengenai perbandingan antara
Angelo (1981)) mendefinisikan audit GAAP lokal (PSAK) dengan IFRS (IFRS
quality (kualitas audit) sebagai probabilitas and Indonesian GAAP. A Comparison)
dimana seorang auditor menemukan dan yang dikeluarkan oleh kantor akuntan
tentang adanya suatu publik Deloitte, karena hanya Deloitte
melaporkan
pelanggaran dalam sistem akuntansi yang menerbitkan laporan tersebut
kliennya. Variabel Kualitas audit dapat sepanjang tahun 2009 hingga 2011. dalam
diukur melalui tingkat reputasi Kantor Kriteria
Akuntan Publik karena KAP yang pengukuran variabel ini adalah sebagai
baik mampu berikut:
memiliki
reputasi
memberikan penilaian yang berkualitas
keuangan (De mengenai perbandingan antara GAAP
1. Nilai 1 apabila dalam laporan
terhadap
laporan
Angelo,1981). Kantor akuntan publik lokal (PSAK) dengan IFRS dinyatakan
yang memiliki reputasi terbaik disebut bahwa tidak ada standar akuntansi
sebagai KAP Big Four. Variabel ini diukur yang ekuivalen (no similar guidance,
menggunakan dummy, dimana skor yang no specific guidance/requirement)
diberikan adalah 1 untuk perusahaan yang dengan GAAP lokal.
laporan keuangannya diaudit oleh KAP
2. Nilai 2 apabila laporan mengenai Big Four dan 0 untuk KAP non-Big Four. perbandingan antara GAAP lokal (PSAK) dengan IFRS terdapat standar
G. Teknik Analisis Data
yang ekuivalen, namun tidak sama Analisis data penelitian merupakan dengan IFRS dan dijelaskan mengenai
bagian dari proses pengujian data setelah perbedaan-perbedaannya (allows only,
tahap pemilihan dan pengumpulan data explanatory less extensive). Misalnya
penelitian. Adapun tahap-tahap dalam dalam PSAK mengakui dua kriteria,
melakukan analisis data pada penelitian ini namun dalam IFRS hanya mengakui
adalah sebagai berikut: satu dari dua kriteria tersebut.
1) Analisis Deskriptif
3. Nilai 3 apabila laporan mengenai Analisis ini bertujuan untuk mengenai perbandingan antara GAAP
menggambarkan apa yang ditemukan pada lokal (PSAK) dengan IFRS dinyatakan
hasil penelitian dan memberikan informasi bahwa standar dalam GAAP lokal
sesuai dengan yang diperoleh dilapangan. mirip
Teknik deskriptif yang dimaksudkan pengecualian tertentu (has similar
dalam penelitian ini adalah untuk requirements, except for atau broadly
menginterpretasikan nilai rata-rata, nilai similar, except for).
maksimum, dan nilai mInimum dari
4. Nilai 4 apabila laporan mengenai masing-masing variabel penelitian. perbandingan antara GAAP lokal
2) Analisis Induktif
(PSAK) dengan IFRS dinyatakan
a. Model Regresi Data Panel
bahwa standar dalam GAAP lokal Data panel adalah gabungan antara mirip dengan IFRS (similar to IFRS)
data runtut waktu (time series) dan data data runtut waktu (time series) dan data
untuk mengestimasi model data panel. keuntungan yang diperoleh dengan
2) Fixed Effect Model (FEM) menggunakan data panel. Pertama, data
Model ini mengasumsikan bahwa panel merupakan gabungan data data time
individu dapat seris dan cross
perbedaan
antar
diakomodasi dari perbedaan intersepnya. menyediakan data yang lebih banyak
section mampu
Untuk mengestimasi data panel model sehingga akan menghasilkan degree of
Fixed Effects menggunakan teknik freedom
variable dummy untuk menangkap menggabungkan informasi dari data time
yang
lebih
besar.Kedua,
perbedaan intersep antar perusahaan. series dan cross section dapat mengatasi
Model estimasi ini sering juga disebut masalah yang timbul ketika ada masalah
dengan teknik Least Squares Dummy penghilangan variabel (ommited-variable).
Variable (LSDV).
3) Random Effect Model (REM) penelitian ini adalah persamaan Moderated
Model regresi yang digunakan dalam
Model ini akan mengestimasi data Regression Analysis. Bentuk persamaan
panel dimana variabel gangguan mungkin Moderated Regression Analysis adalah
saling berhubungan antar waktu dan antar sebagai berikut :
individu. Pada model Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms
masing-masing perusahaan.
Keuntungan menggunkan model Random Effect
menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut
yakni
Keterangan : dengan Error Component Model (ECM)
ISi = Income Smoothing Index atau teknik Generalized Least Square
α = Konstanta β 1-β 3 = Koefisien Regresi
(GLS).
IFRSi = Konvergensi IFRS
c. Pemilihan Model
Untuk memilih model yang paling KAPi = Kualitas Audit
tepat digunakan dalam mengelola data IFRSi*KAPi
Interaksi
antara
panel, terdapat beberapa pengujian yang Konvergensi IFRS dengan Kualitas Audit
ε = Disturbance error (faktor pengganggu/ dapat dilakukan yakni:
1) Chow test atau Likelyhood test residual)
Uji ini digunakan untuk pemilihan antara model fixed effect dan common
b. Metode Estimasi Regresi Panel
effect. Dasar penolakan H 0 adalah dengan Dalam metode estimasi model
regresi dengan menggunakan data panel menggunakan pertimbangan Statistik Chi- Square, jika probabilitas dari hasil uji
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, Chow-test lebih besar dari nilai kritisnya
antara lain: maka H 0 ditolak dan H a diterima. Hipotesis
1) Common Effect Model (CEM) yang diajukan adalah sebagai berikut:
Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya
H 0 : Common Effect Model atau pooled OLS
mengkombinasikan data time series dan Ha: Fixed Effect Model
cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun
2) Hausman test
individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam
Hausman test atau uji hausmann adalah pengujian statistik untuk memilih
berbagai kurun waktu. Metode ini bisa apakah model fixed effect atau random
menggunakan pendekatan Ordinary Least effect yang paling tepat digunakan. Setelah menggunakan pendekatan Ordinary Least effect yang paling tepat digunakan. Setelah
apakah data effect, maka selanjutnya kita akan menguji
untuk
mengetahui
berdistribusi normal. Uji ini mengukur model manakah antara model fixed effect
perbedaan skewness dan kurtosis data dan atau random effect yang paling tepat,
dibandingkan dengan apabila datanya pengujian ini disebut sebagai uji Hausman.
bersifat normal. Rumusnya adalah sebagai Uji Hausman dapat didefinisikan
berikut:
sebagai pengujian statistik untuk memilih
Jarque-Bera =
apakah model fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan.
(Wing, 2009: 5.37) Pengujian uji Hausman dilakukan dengan
S adalah skewness, K adalah hipotesis berikut:
kurtosis, dan k menggambarkan banyaknya Statistik Uji Hausman ini mengikuti
koefisien yang digunakan di dalam distribusi statistic Chi Square dengan
persamaan.
degree of freedom sebanyak k, dimana k Terdapat dua cara untuk melihat adalah jumlah variabel independen. Jika
apakah data terdistribusi normal. Pertama, nilai statistik Hausman lebih besar dari
jika nilai Jarque-Bera < 2, maka data
sudah terdistribusi normal. Kedua, jika yang tepat adalah model fixed effect
nilai kritisnya maka H 0 ditolak dan model
probabilitas > nilai signifikansi 5%, maka sedangkan sebaliknya bila nilai statistik
data sudah terdistribusi normal. Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya
b) Uji Autokorelasi
maka model yang tepat adalah model Uji autokorelasi bertujuan untuk random effect.
menguji apakah dalam model regresi linear
H 0 : Random Effect Model ada korelasi antara kesalahan pengganggu
H a : Fixed Effect Model pada periode t dengan kesalahan Jika model common effect atau fixed
periode t-1 effect yang digunakan, maka langkah
pengganggu
pada
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka selanjutnya yaitu melakukan uji asumsi
dinamakan ada problem autokorelasi. klasik. Namun apabila model yang
Autokorelasi muncul karena observasi digunakan jatuh pada random effect, maka
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan tidak perlu dilakukan uji asumsi klasik.
satu sama lainnya. Masalah ini timbul Hal ini disebabkan oleh variabel gangguan
karena residual (kesalahan pengganggu) dalam model
random effect tidak tidak bebas dari satu observasi ke berkorelasi dari perusahaan berbeda
observasi lainnya. Hal ini sering maupun perusahaan yang sama dalam
ditemukan pada data runtut waktu (time periode yang berbeda, varian variabel
series ) karena “gangguan” pada seseorang gangguan homoskedastisitas serta nilai
cenderung harapan variabel gangguan nol.
individu/kelompok
mem pengaruhi
“gangguan” pada
d. Uji Asumsi Klasik
individu/kelompok yang sama pada
a) Uji Normalitas
periode berikutnya.
Pengujian ini bertujuan untuk Pada data crossection (silang mengetahui apakah distribusi pada data
waktu), masalah autokorelasi relatif jarang sudah mengikuti atau mendekati distribusi
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang normal. Pada pengujian sebuah
berasal dari hipotesis, maka data harus terdistribusi
yang
berbeda
individu/kelompok yang berbeda. Model normal. Dalam Wing (2009: 5.37) terdapat
regresi yang baik adalah regresi yang dua cara untuk menguji normalitas dalam
bebas dari autokorelasi. Uji Durbin software Eviews, yaitu dengan histogram
Watson adalah cara untuk mendeteksi dan uji Jarque-Bera.
autokorelasi, dimana model regresi linear autokorelasi, dimana model regresi linear
bebas (independen). Model regresi yang daerah Tidak Ada Autokorelasi Positif dan
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di Negatif.. Pengujian autokorelasi penelitian
antara variabel independen. Jika variabel ini menggunakan uji Durbin-watson (DW
independen saling berkorelasi, maka test), kriteria pengambilan keputusannya
variabel-variabel ini tidak ortogonal. adalah sebagai berikut :
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Penggunaan korelasi bivariat dapat dilakukan untuk melakukan deteksi
Apabila nilai d berada diantara 0 terhadap multikolinearitas antar variabel hingga 1,10 maka data mengandung
bebas dengan standar toleransi 0,8. Jika autokorelasi positif, bila nilai d berada
korelasi menunjukkan nilai lebih kecil dari diantara 1,10 hingga 1,54 maka data tidak
0,8 maka dianggap variabel-variabel dapat diputuskan, bila nilai d diantara 1,54
memiliki masalah hingga 2,46 maka data tidak mengandung
tersebut
tidak
kolinearitas yang tidak berarti. autokorelasi, bila nilai d diantara 2,46
e. Uji Model
hingga 2,90 maka dat tidak dapat
a) Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) diputuskan, dan bila nilai d diatas 2,90
Uji ini digunakan untuk menguji maka data terdapat autokorelasi negatif.
goodness-fit dari model regresi dimana
c) Uji Heterokedastisitas
seberapa jauh Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk
mengukur
kemampuan model dalam menerangkan menguji apakah dalam model regresi
variasi variabel dependen maka dapat terjadi ketidaksamaan varian dari residual
dilihat dari nilai adjusted R 2 . satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
b) Uji F (simultan)
Jika varian dari residual satu pengamatan Uji F dilakukan untuk menguji apakah ke pengamatan lain tetap, maka disebut
model yang digunakan signifikan atau Homoskedastisitas dan jika berbeda
tidak, sehingga dapat dipastikan apakah disebut Heteroskedastisitas. Model regresi
model tersebut dapat digunakan untuk yang baik adalah yang Homoskedastisitas
pengaruh variabel atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
memprediksi
independen secara bersama-sama terhadap Untuk melihat ada atau tidaknya
variabel dependen.Jika F hitung lebih besar heterokedastisitas ini digunakan suatu
dari F tabel , maka model regresi linear metode yang di sebut Uji White. Menurut
berganda dapat dilanjutkan atau diterima. Wing
Dengan tingkat kepercayaan untuk menggunakan residual kuadrat sebagai
pengujian hipotesis adalah 95% atau (α ) = variabel
independennya terdiri atas variabel
c) Uji t-Test (Hipotesis) independen, kemudian variabel tersebut
Uji t (t-test) dilakukan untuk diregresikan. Kriteria untuk pengujian
menguji apakah secara terpisah variabel White adalah:
independen mampu menjelaskan variabel
a. Jika nilai sig < 0,05 varian terdapat dependen secara baik. Uji t-Test untuk heterokedastisitas.
hipotesis pertama dilakukan dengan cara
b. Jika nilai sig ≥ 0,05 varian tidak membandingkan nilai probabiltitas dengan terdapat heterokedastisitas.
T hitung pada variabel Konvergensi IFRS
d) Uji Multikolonieritas
Financial Reporting Uji multikolonieritas bertujuan
(International
Standards), hipotesis diterima apabila untuk menguji apakah model regresi
probabilitas untuk variabel konvergensi
IFRS < sig 0,05. Hipotesis kedua nasionalnya dengan IFRS. Konvergensi dilakukan dengan cara membandingkan
banyak ditemukan di Negara berkembang nilai probabiltitas dengan T hitung pada
Kartikahadi, 2012:19). interaksi variabel konvergensi IFRS
(Hans
Pengadopsian IFRS di Indonesia berlaku dengan variabel income smoothing.
secara penuh pada tahun 2012. Hipotesis diterima apabila probabilitas
3) Kualitas audit
untuk variabel konvergensi IFRS*income De Angelo (1981) mendefinisikan smoothing < sig 0,05.
audit
quality
sebagai probabilitas
H. Definisi Operasional
(kemungkinan) dimana seorang auditor Agar tidak terjadi kesalahan dalam
menemukan dan melaporkan tentang memahami dan mengartikan variabel-
adanya suatu pelanggaran dalam sistem variabel yang digunakan dalam penelitian
akuntansi kliennya. Kualitas audit ini, maka akan dijelaskan pengertian
didasarkan kepada reputasi KAP. Kantor masing-masing variabel yaitu;
akuntan publik yang dapat digolongkan
1) Perataan laba (income smoothing)
KAP Big four mampu Menurut Belkaoui (2007) perataan
sebagai
menghasilkan penilaian yang lebih laba adalah upaya yang sengaja dilakukan
berkualitas terhadap laporan keuangan. untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi suatu perusahaan. Dalam pengertian ini
4. HASIL ANALISIS DATA DAN
perataan merepresentasi suatu bagian
PEMBAHASAN
upaya manajemen perusahaan untuk
A. Deskriptif Statistik
mengurangi variasi tidak normal dalam Untuk lebih mempermudah dalam laba pada tingkat yang diijinkan oleh
melihat gambaran mengenai variabel yang prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen
diteliti, variabel tersebut dapat dijelaskan yang sehat. Perataan laba juga dapat
secara statistik seperti yang tergambar didefinisikan sebagai suatu alat yang
pada Tabel 3. Statistik Deskriptif
digunakan manajemen untuk mengurangi
(lampiran).
variabilitas aliran angka laba yang Pada tabel 3 menjelaskan dilaporkan relatif terhadap aliran yang
variabel-variabel dalam merupakan target manajemen dengan
deskriptif
penelitian ini. Variabel perataan laba memanipulasi variabel artificial melalui
dihitung dengan indeks eckel memiliki metode akuntansi, maupun variabel riil
rata-rata 2.035688 dengan standar deviasi melalui transaksi
4.549673. Perataan laba tertinggi terjadi
2) Konvergensi IFRS
pada angka 33.29478 dan terendah pada International Financial Report
angka 0.005030. Variabel konvergensi ifrs Standard (IFRS) adalah standar pelaporan
yang dihitung berdasarkan skala ordinal 1- keuangan berbasis global yang merupakan
4 yang digunakan KAP Delloite dalam kerangka kerja dalam rangka penyusunan
menilai tingkat konvergensi IFRS di dan penyajian laporan keuangan yang
Indonesia, memiliki nilai rata-rata sebesar diadopsi oleh IASB (International
standar deviasi Accounting Standards Board). IFRS
dengan
0.453287. Tingkat konvergensi IFRS diterbitkan
tertinggi terjadi pada angka 3.687500 dan memperkuat arsitektur keuangan global
terendah pada angka 2.000000. Variabel dan mencari solusi jangka panjang
kualitas audit yang diproksi dengan terhadap kurangnya transparansi informasi
variabel dummy memiliki nilai rata-rata keuangan. Sedangkan Konvergensi adalah
sebesar 0.511628 dengan standar deviasi mekanisme bertahap yang dilakukan suatu
Berdasarkan penggunaan negara untuk mengganti standar akuntansi
dummy dalam variabel kualitas audit maka dummy dalam variabel kualitas audit maka
probabilitas 0.000000 < 0.05 sehingga dianggap belum layak untuk dilakukan uji
B. Model Regresi Data Panel
regresi berganda. Sehingga dilakukan
1) Regresi Panel Model 1
regresi persamaan semilog yaitu variabel Berdasarkan hasil yang terdapat pada
dependen dalam bentuk logaritma dan
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Data Panel
variabel independen biasa atau sebaliknya (lampiran), maka dapat dirumuskan
(Imam:2012). Hasil yang diperoleh adalah persamaan regresi data panel sebagai
residual sudah berdistribusi normal. berikut:
Gujarati (2007) menyatakan bahwa
Y= 2.860720 - 0.210608 (X 1 ) - 0.239726
asumsi normalitas mungkin tidak terlalu
(X 1* X 2 )
penting dalam set data yang besar, yaitu jumlah data lebih dari 30. Dalam
penelitian ini jumlah observasi 215, dijelaskan sebagai berikut:
Keterangan hasil pengujian
diatas
dimana 43 perusahaan dikali 5 tahun. Jadi,
a. Konstanta (α ) sesuai dengan pernyataan Gujarati (2007) Dari hasil uji analisis regresi panel