Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Uji Efek Imunomodulator Campuran Komponen Menyirih lUncaria gambir Roxb., Piper betle L. dan Ca(OH)21 dengan Pelarut Air terhadap Kadar CD19 dalam Darah RATNIKA SARI FKIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI EFEK IMUNOMODULATOR CAMPURAN KOMPONEN
MENYIRIH [Uncaria gambir Roxb., Piper betle L., dan Ca(OH)2]
DENGAN PELARUT AIR TERHADAP KADAR CD19
DALAM DARAH

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RATNIKA SARI
1112102000089

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JAKARTA
JANUARI 2017

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI EFEK IMUNOMODULATOR CAMPURAN KOMPONEN

MENYIRIH [Uncaria gambir Roxb., Piper betle L., dan Ca(OH)2]
DENGAN PELARUT AIR TERHADAP KADAR CD19
DALAM DARAH

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RATNIKA SARI
1112102000089

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JAKARTA
JANUARI 2017

ii

TIALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi adalah benar hasil karya saya sendirio

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

Ratnika Sari

NIM

1112102000089

Tanda tangan

Tanggal

til

11


Januari 2017

EALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama

:

MM

:1112102000089

Program

Judul

Ratnika Sari

Studi : Farmasi


: Uji Efek Imunomodulator

Campuran Komponen Menyirih

lUncaria gambir Roxb., Piper betle L. dan Ca(OH)21 dengan
Pelarut Air terhadap Kadar CD19 dalam Darah

Disetujui oleh:
Pembimbing

Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc.. Apt.
NrP. 19560106 198510 1001

II

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie. Sp.KFR
NrP. 19620720 199043 1 402

Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
IIIN Syarif Hidayatullah lakarta

/uf,

Dr. Nurmeilis- M.Si.. Apt.
NIP. 19740730 200501 2 003

tv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi
Nama

Ratnika Sari

NIM

1


Program Studi

Farmasi

Judul Skripsi

I 12102000089

Uji Efek Imuromodulator

Campuran Komponen Menyirih
lUncaria gambir Roxb., Piper betle L. dan Ca(OH)21 dengan
Pelarut Air terhadap Kadar CD19 dalam Darah

Telah berhasil rlipertahankan dihadapan Dewan penguji dan diterima
sebagai hagian persyaratan yang diperlukan unfuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta


DEWAN PENGUJI

1

:

Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt

Pembimbing I

:

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR

Penguji I

: Yardi, Ph.D.,

Penguji 2


: dr.

Pembimbing

Ditetapkan

di

Apt

Alyya Siddiqa, Sp. FK

: Jakarta

Tanggal : 1l Januari 2017

,u^"N,dt\&y&

ABSTRAK


Nama
: Ratnika Sari
Program Studi : Farmasi
Judul
: Uji Efek Imunomodulator Campuran Komponen Menyirih
[Uncaria gambir Roxb., Piper betle L. dan Ca(OH)2] dengan
Pelarut Air terhadap Kadar CD19 dalam Darah

Menyirih merupakan kombinasi tanaman obat yang dipercaya nenek moyang
dapat menjaga pertahanan tubuh. Kombinasi campuran menyirih yang paling
sederhana terdiri dari gambir, daun sirih, dan kapur sirih. Ketiga bahan dibuat
menjadi sediaan kapsul yang berfungsi sebagai imunomodulator dengan metode
pencampuran kemudian di freeze dry. Pada penelitian ini dilakukan dilakukan
pengembangan sediaan berupa kapsul. Dilakukan evaluasi terhadap sediaan
kapsul komponen menyirih meliputi uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, dan
uji higroskopisitas. Kapsul komponen menyirih diberikan kepada responden sehat
dengan dosis 972 mg dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Digunakan
Imboost® Force sebagai kontrol positif dan tidak ada perlakuan untuk kontrol
negatif. Percobaan dilakukan selama 14 hari dengan parameter pengukuran kadar
CD19 dalam darah. Pengujian CD19 dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan

perlakuan terhadap responden. Hasil dari evaluasi sediaan untuk uji keseragaman
bobot dan uji waktu hancur memenuhi syarat, namun hasil uji higroskopisitas
menunjukkan bahwa sediaan bersifat higroskopis. Berdasarkan analisa statistik,
hasil pemeriksaan CD19 dalam darah didapatkan nilai ρ > 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa kapsul komponen menyirih tidak memiliki perbedaan secara
signifikan terhadap peningkatan kadar CD19 dalam darah.

Kata kunci : Gambir (Uncaria gambir Roxb.), Daun Sirih (Piper betle L.), Kapur
Sirih [Ca(OH)2], Imunomodulator, CD19.

vi

ABSTRACT

Name
: Ratnika Sari
Study Program : Pharmacy
Title
: Immunomodulatory Effect trial of Mixture Component
Chewing [Uncaria gambir Roxb., Piper betle L. and

Ca(OH)2] with water solvent to the levels of CD19 in the
blood.

Chewing is a combination of medicinal plants that is believed ancestors to
maintain the body's defenses. The combination of chewing simplest mixture
consisting of gambir, betel leaf, and slake lime. Three materials are made into a
capsule that serves as an immunomodulator with the mixing method then freeze
dry. In this research, the development of a capsule dosage form. Capsule
evaluation of chewing components include weight uniformity test, disintegration
time test, and hygrocopicity test. Capsule chewing components given to healthy
respondents with immunomodulatory then tested to healthy respondents with a
dose of 972 mg three times a day. Used Imboost® Force as positive control and
no treatment for negative control. Experiments were carried out for 14 days with a
measurement parameter CD19 levels in the blood. CD19 Tests performed before
and after treatment of the respondents. The result of evaluation for weight
uniformity test and disintegration time test qualified, but hygroscopicity test
showed that preparation is hygroscopic. Based on statistical analysis, the result of
CD19 in the blood obtained the value of p > 0,05. These results showed that the
capsule chewing components have no significant difference to increased levels of
CD19 in the blood.

Keywords : Gambier (Uncaria gambir Roxb.), Betel Leaf (Piper betle L.),
Slake Lime [Ca (OH)2], Immunomodulatory, CD19

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi
dengan judul “Uji Efek Imunomodulator Campuran Komponen Menyirih
[Uncaria gambir Roxb., Piper betle L. dan Ca(OH)2] dengan Pelarut Air terhadap
Kadar CD19 dalam Darah”. Skripsi ini telah diajukan sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan tingkat Strata 1 (S1) pada
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt. dan Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie,
Sp.KFR selaku pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran,
bimbingan serta motivasi kepada penulis selama penelitian
2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Yardi, Ph.D., Apt. dan dr. Alyya siddiqa, Sp.FK selaku penguji yang
telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, bimbingan serta motivasi kepada
penulis selama penelitian
5. Ibunda Mawarni dan ayahanda Syamsul Hamid selaku orangtua, saudarasaudara terkasih Edwin Sumarhadi Wijaya, Achmad Mulyadi dan
Muhammad Hidayat, serta keluarga besar yang senantiasa memberi dukungan
dan tak lupa doa yang senantiasa dipanjatkan dalam setiap langkah penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini

viii

6.

Dosen-dosen, staf, karyawan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu

Kesehatan,

Universitas Islam Negeri (uIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Para laboran yang telah memberi bantuan kepada penulis selama penelitian
8. Sahabat-sahabat tercinta Siti Nurbaiti, V/eny Zulatha Nasution, Novitasari
dan Ulfa Kurniasih. Terima kasih atas doa dan dukungan selama ini

9.

Sahabat-sahabat tersayang Resha Adriana

Putri, Lilis Hermawati, Elsa

Rahmi, Chalila Deli Gayo, Safizah Ummu Harisah, Apriliana Nur, Ayu
Nopita, Vesty Anis Triana dan Dwi Putri Rahmawati. Terima kasih untuk
bantuan, dukungan, doa", dan motivasi selarna ini
10. J'eman-teman seperjuangan

skripsi Amelia Agustin, Mita Saputri Lestari,

Nur;afniah serta teman-teman Fannasi 2012 tenttairtta kelas BD. Terima kasih
atas kebersamaan, ilmu, motivasi, semangat, canda dan tawa yang telah kita

lewati. Semoga silaturahim senantiasa terjaga
I 1.

Keluarga besar Santri Ja.di Dokter Sumatera Selatan. Terima kasih

atas

motivasi, doa dan kebersamaan selama ini
12. Serta semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

membantu menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari penelitian dan penulisan skripsi ini terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran dari pernbaca.
Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal

ibadah dan dibalas oleh Allah

SWT dan penulis berharap

semoga penelitian

dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dalain pengembangan ilmu pengetahuan.

Jaka.rta, Jafl:anlQ17

e*
Penulis

tx

ini

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN SKRIPSI

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri
Jakarta, saya yang bertandatangan di bawah

Nama
NIM

ini

(UIN) Syarif Hidayatullah

:

: Ratnika Sari

:1112102000089

Studi
Fakultas
Jenis Karya
Program

: F'armasi
: Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan

: Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetq'ui skripsilkarya ilmiah saya,

denganjudul

:

Uji Efek Imunomodulator Campuran Komponen Menyirih fUncuriu garubir
Roxb., Piper betleL. dan Ca(OH)21 dengan Pelarut Air terhadap Kadar
CD19 dalam Darah

untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri

Of$

Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pemyataan persetujuan publikasi karya ihniah

ini

saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat

di

: Jakarta

PadaTanggal : 11 Januari}}lT
Yang menyatakan,

(

Ratnika Sari )

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENYATAAN ORISINALITAS ..............................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Hipotesis ............................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5
2.1 Deskripsi Tanaman Gambir............................................................... 5
2.1.1 Klasifikasi...................................................................................... 5
2.1.2 Nama Daerah ........................................................................... 5
2.1.3 Uraian Tanaman ...................................................................... 6
2.1.4 Morfologi ................................................................................ 6
2.1.5 Kandungan Kimia ................................................................... 7
2.2 Deskripsi Tanaman Sirih ................................................................... 8
2.2.1 Klasifikasi................................................................................ 8
2.2.2 Nama Daerah ........................................................................... 8
2.2.3 Uraian Tanaman ...................................................................... 9
xi

2.2.4 Morfologi ................................................................................ 9
2.2.5 Ekologi dan Penyebaran ........................................................ 10
2.2.6 Kandungan Kimia ................................................................. 10
2.2.7 Khasiat Tanaman ................................................................... 11
2.3 Kapur Sirih ..................................................................................... 11
2.4 Simplisia .......................................................................................... 12
2.4.1 Pengolahan Simplisia ............................................................ 13
2.4.2 Pemeriksaan Mutu Simplisia................................................. 15
2.5 Ekstrak dan Ekstraksi ...................................................................... 15
2.5.1 Definisi .................................................................................. 15
2.5.2 Metode Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut .................. 16
2.5.2.1 Cara Dingin ............................................................... 16
2.5.2.2 Cara Panas ................................................................ 16
2.5.3 Pengeringan Ekstrak dengan Metode Freeze Drying ............ 17
2.6 Kapsul .............................................................................................. 18
2.6.1 Definisi Kapsul ...................................................................... 18
2.6.2 Keuntungan dan Kerugian Kapsul ........................................ 18
2.6.3 Klasifikasi Kapsul ................................................................. 18
2.6.3.1 Kapsul Keras ............................................................. 18
2.6.3.2 Kapsul Lunak ............................................................ 19
2.6.4 Cara Penyimpanan................................................................. 20
2.6.5 Evaluasi Sediaan Kapsul ....................................................... 20
2.7 Sistem Imun ..................................................................................... 22
2.7.1 Respon Imun Non spesifik .................................................... 24
2.7.2 Respon Imun Spesifik ........................................................... 25
2.7.2.1 Respon Imun Selular................................................. 26
2.7.2.2 Respon Imun Humoral .............................................. 27
2.7.3 Limfosit T .............................................................................. 27
2.7.4 Limfosit B ............................................................................. 28
2.8 Imunomodulator ............................................................................... 29
2.8.1 Definisi .................................................................................. 29
2.8.2 Mekanisme Kerja .................................................................. 30
xii

2.8.3 Uji Pemeriksaan Sistem Imun ............................................... 32
2.9 CD19 (Cluster of Differentiation 19) .............................................. 33
2.10 Flowsitometri .................................................................................. 34
2.11 Kontrol Pembanding ....................................................................... 35
2.12 Literatur Review ............................................................................. 36
2.13 Kerangka Teori Penelitian .............................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 38
3.2 Varibel Penelitian ............................................................................. 38
3.2.1 Variabel Independen ................................................................ 38
3.2.2 Variabel Dependen .................................................................. 38
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 38
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 39
3.4.1 Alat Penelitian ......................................................................... 39
3.4.2 Bahan Penelitian ...................................................................... 39
3.5 Alur Penelitian ................................................................................. 39
3.5.1 Determinasi Gambir dan Daun Sirih ....................................... 39
3.5.2 Penyiapan Simplisia yang digunakan ...................................... 40
3.5.3 Karakteristik Ekstrak ............................................................... 40
3.5.4 Identifikasi Gambir .................................................................. 41
3.5.5 Identifikasi Cemaran Urea ....................................................... 41
3.5.6 Penapisan Fitokimia ................................................................ 41
3.5.7 Pembuatan Campuran Komponen Menyirih ........................... 44
3.5.8 Penentuan Dosis ...................................................................... 44
3.5.9 Evaluasi Sediaan Kapsul ......................................................... 45
3.5.10 Pemeriksaan CD19 ................................................................ 45
3.5.11 Analisa Data .......................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 48
4.1 Hasil ................................................................................................... 48
4.1.1 Hasil Determinasi Gambir dan Daun Sirih .............................. 48
4.1.2 Hasil Karakterisasi Gambir dan Daun Sirih ............................ 48
4.1.3 Hasil Identifikasi Gambir dan Cemaran Urea ......................... 49
xiii

4.1.4 Hasil Penapisan Fitokimia ....................................................... 49
4.1.5 Hasil Pembuatan Campuran Komponen Menyirih .................. 50
4.1.6 Hasil Penentuan Dosis ............................................................. 50
4.1.7 Hasil Evaluasi Sediaan Kapsul ................................................ 50
4.1.8 Hasil Pemeriksaan CD19 ......................................................... 53
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 65
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 65
5.2 Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66
LAMPIRAN ..................................................................................................... 70

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Volume dan Kapasitas Cangkang Kapsul ........................................ 19
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Parameter Spesifik Gambir .................................... 48
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Parameter Spesifik Daun Sirih ............................... 48
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Parameter Non Spesifik Gambir ............................ 49
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Parameter Non Spesifik Daun Sirih ....................... 49
Tabel 4.5 Hasil Identifikasi Gambir dan Cemaran Urea .................................. 49
Tabel 4.6 Hasil Penapisan Fitokimia ............................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Keseragaman Bobot .......................................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Waktu Hancur ................................................................... 51
Tabel 4.9 Hasil Uji Higroskopisitas ................................................................. 52
Tabel 4.10 Hasil Evaluasi Sediaan Kapsul ....................................................... 52
Tabel 4.11 Karakteristik Responden ................................................................ 53
Tabel 4.12 Persentase CD19 dalam darah ........................................................ 53
Tabel 5.1 Konversi Dosis Hewan ke Dosis Manusia (HED)
berdasarkan Luas Permukaan ........................................................... 82

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Gambir ........................................................................... 6
Gambar 2.2 Bongkahan Gambir ........................................................................ 7
Gambar 2.3 Daun Sirih ...................................................................................... 9
Gambar 2.4 Kapur Sirih .................................................................................. 12
Gambar 2.5 Diagram Sistem Imun .................................................................. 24
Gambar 2.6 Diagram Asal Sel B dan Sel T ..................................................... 26
Gambar 4.1 Grafik Persentase CD19 dalam Darah ......................................... 54
Gambar 5.1 Hasil Uji Higroskopisitas ............................................................. 85

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian ............................................................................ 70
Lampiran 2. Hasil Determinasi Gambir dan Daun Sirih ................................. 71
Lampiran 3. Sertifikat Analisis (COA) Kapur Sirih ....................................... 72
Lampiran 4. Alat dan bahan yang digunakan .................................................. 73
Lampiran 5. Penyiapan Campuran Komponen Menyirih ............................... 75
Lampiran 6. Hasil Pengujian Parameter Non Spesifik .................................... 76
Lampiran 7. Hasil Penapisan Fitokimia .......................................................... 77
Lampiran 8. Perhitungan Pengujian Parameter Non Spesifik ......................... 78
Lampiran 9. Proses Pembuatan Campuran Komponen Menyirih ................... 80
Lampiran 10. Perhitungan Hasil Freeze Drying ............................................. 81
Lampiran 11. Perhitungan Dosis ..................................................................... 82
Lampiran 12. Perhitungan Pengambilan Sampel ............................................ 84
Lampiran 13. Perhitungan Hasil Evaluasi Kapsul........................................... 85
Lampiran 14. Surat Persetujuan (Inform Concern) ......................................... 86
Lampiran 15. Surat Pengajuan Izin Etik (Ethical Clearance) ........................ 87
Lampiran 16. Hasil Pemeriksaan CD19 .......................................................... 88
Lampiran 17. Hasil Uji Statistik .................................................................... 104

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menyirih merupakan kombinasi tanaman obat yang banyak digunakan
nenek moyang sejak jaman dahulu (Musdja et al., 2011). Menyirih
merupakan proses meramu campuran dari bahan-bahan seperti sirih, pinang,
kapur, gambir, kemudian dikunyah. (Gandhi et al., 2005). Kebiasaan
menyirih dipercaya nenek moyang kita dapat menjaga pertahanan tubuh.
Kebiasaan menyirih secara tradisional oleh masyarakat terutama untuk
preventif dan terapi penyakit infeksi tetapi sebagian masyarakat meyakini
juga menyirih dapat bersifat promotif terhadap sistem pertahanan tubuh.
Komposisi menyirih sangat bervariasi dari satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Pada umumnya menyirih yang paling sederhana adalah terdiri atas 3
bahan, yakni daun sirih, gambir dan kapur sirih (Kumar et al., 2010).
Gambir memiliki khasiat sebagai campuran obat untuk mengobati luka
bakar, sakit kepala, diare, disentri, obat kumur, sariawan, serta dapat
mengobati sakit kulit (Hariana, 2006). Kandungan utama dari gambir adalah
senyawa katekin, yaitu 40-80% (Amos, 2010). Katekin memiliki khasiat
sebagai antioksidan (Anggraeni et al., 2011) dan dapat meningkatkan sistem
imun (Dewi, 2012). Selain katekin, terdapat senyawa lain yaitu eugenol.
Senyawa eugenol dapat digunakan sebagai antioksidan, antifungi, aromatik,
dan stimulant (Juminar, 2012).
Daun sirih memiliki khasiat sebagai anti sariawan, anti batuk,
adstringen, antiseptik (Depkes RI, 1980) dan imunomodulator (Dalimartha,
2006). Daun sirih juga memperlihatkan efek antioksidan (Jaiswal et al., 2014)
Daun sirih memiliki kandungan kimia diantaranya hidroksi kavikol,
kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol, karvakrol, terpinen, seskuiterpen,
fenilpropan dan tannin (Depkes RI,1980).
Kapur sirih atau Ca(OH)2 merupakan senyawa atau bahan oksida,
hidroksida, dan karbonat dari kalsium (Ca). Secara umum, kalsium
merupakan mineral yang amat penting bagi manusia terutama sebagai

1

2

pembentuk massa tulang. Ca2+ pada kapur sirih telah terbukti merupakan
agen pembangkit imun dan pembentukan antibodi (Musdja et al., 2011).
Kapur sirih bisa digunakan sebagai obat bersamaan dengan bahan lain, seperti
untuk mengatasi gusi bengkak, bisul, masalah haid, digigit serangga serta
penyakit kulit misalnya panu, kurap, dan kutil (Perpustakaan Negeri
Malaysia, 2001). Kapur sirih atau kalsium hidroksida ini juga telah diuji
dalam pengobatan radang pada pulpa anjing (Hendry et al., 2005), serta kapur
sirih memiliki sifat sebagai imunomodulator (Putrisa, 2010).
Ekstrak gambir dapat berkhasiat sebagai imunomodulator secara in-vivo
diketahui ekstrak etanol gambir efektif pada dosis 400mg/kgBB untuk hewan
(Amalia, 2009), sedangkan untuk ekstrak daun sirih memiliki efek
imunomodulator secara in-vivo dari ekstrak etanol 70% daun sirih pada dosis
125, 250, 500 mg/kgBB yang dapat dilihat dari peningkatan terhadap
aktivitas fagositosis (Dian, 2009). Komponen campuran menyirih dengan
bahan gambir, daun sirih dan kapur sirih terbukti memiliki efek
imunomodulator pada mencit. Masing-masing bahan terdiri dari daun sirih,
gambir, kapur sirih sebanyak 421 : 70 : 9 gram. Ekstrak air dari campuran
daun sirih, gambir dan kapur sirih berkhasiat sebagai imunomodulator pada
dosis 200 mg/kgBB menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dosis
100 atau 400 mg/kgBB (Musdja et al., 2011). Efek yang paling baik diberikan
oleh campuran bahan menyirih dosis sedang (200 mg/kg BB) (Musdja et al.,
2011). Telah dilakukan juga penelitian mengenai nilai LD50 (letal dose)
gambir dan daun sirih. Batas maksimum penggunaan gambir dan daun sirih
sebesar 13,99 g/kgBB (Sari, 2006) dan termasuk ke dalam kategori praktis
tidak toksik.
Tanaman yang memiliki efek imunomodulator pada umumnya memiliki
aktivitas merangsang imunitas spesifik dan non spesifik (Wagner and Proksh,
1985). Beberapa diantara tanaman tersebut merangsang imunitas humoral
maupun selular, sedang yang lainnya hanya mengaktifkan komponen seluler
dari sistem imun, misalnya seperti fungsi fagositosis tanpa berpengaruh pada
imunitas humoral maupun selular (Bafna dan Missha, 2004). Imunomodulator
adalah obat atau substansi yang dapat mengembalikan dan memperbaiki

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan yang fungsinya
berlebihan (Baratawidjaja, 2002). Sistem imun merupakan sebuah mekanisme
dalam tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan
terhadap bahaya benda asing atau antigen (Baratawidjaja, 2009). Mekanisme
pertahanan kekebalan tubuh melibatkan aksi sel darah putih atau leukosit.
Sistem pertahanan tubuh ada yang alamiah dan juga sistem pertahanan tubuh
yang didapat. Sistem pertahanan tubuh yang didapat dalam hal ini berupa
antibodi, memegang peranan utama (Raven et al., 2001) dalam mengambil
alih

kerja imunomodulator sebagai

imunostimulasi. Dalam mengenal

molekul asing yang masuk ke dalam tubuh reseptor dibentuk dengan cara
menyatukan beberapa segmen dari gen sehingga terbentuk suatu reseptor
yang spesifik untuk molekul tertentu (Handojo, 2003). Molekul yang
bertanggungjawab dalam proses pembentukan antibodi adalah limfosit B
dengan molekul penanda berupa CD19. Berdasarkan inilah CD19 dipilih
sebagai salah satu parameter pengukuran kerja imunomodulator sebagai
imunostimulan.
Masyarakat umumnya masih menyirih dengan cara yang tergolong
kurang praktis. Cara tersebut kurang diminati hampir semua kalangan usia
produktif sehingga perlu dilakukan inovasi baru untuk memudahkan saat
penggunaan dan menarik minat kalangan usia produktif yang selama ini
beranggapan menyirih itu hanya untuk kalangan lansia (lanjut usia).
Penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan ketiga komponen
tersebut dengan air sebagai pelarut. Pelarut air dipilih karena mengacu pada
penggunaan masyarakat, terdapat kandungan air dalam daun sirih dan kapur
sirih. Komponen menyirih diekstraksi dengan metode freeze drying kemudian
dikemas dalam sediaan kapsul. Pemilihan sediaan kapsul bertujuan untuk
menutupi rasa (Hadisoewignyo, 2013) dari ketiga bahan komponen menyirih
yang cenderung kurang nyaman saat dikonsumsi.
Berdasarkan uraian inilah dilakukan penelitian untuk mengetahui
manfaat campuran komponen menyirih, yaitu daun sirih (Piper betle L.),
gambir (Uncaria gambir Roxb.), dan kapur sirih [Ca(OH)2] yang diharapkan
memberi efek sinergis sebagai imunomodulator terhadap manusia.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah campuran
komponen menyirih [Uncaria gambir Roxb., Piper betle L., dan Ca(OH)2]
dengan pelarut air dapat meningkatkan kadar CD19 dalam darah?

1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah campuran komponen menyirih
[Uncaria gambir Roxb., Piper betle L., dan Ca(OH)2] dengan pelarut air
dapat meningkatkan kadar CD19 dalam darah.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah komponen
menyirih [Uncaria gambir Roxb., Piper betle L., dan Ca(OH)2] dengan
pelarut air dapat meningkatkan kadar CD19 dalam darah.

1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh campuran komponen menyirih sebagai imunomodulator dalam
sediaan kapsul sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi pengembangan
penelitian dan dunia kesehatan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Gambir
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Sub Kingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Rubiales

Famili

: Rubiaceae

Genus

: Uncaria

Spesies

: Uncaria gambir Roxb

Sinonim

: Ourouparia gambir Roxb. Nauclea gambir (Hariana, 2004).

2.1.2 Nama Daerah
Sumatera

: Gambe, gani (Aceh), kacu (Gayo), sontang (Batak),
gambe (Nias), gambie (Minangkabau), pengilom, sepelet
(Lampung).

Jawa

: Santun, Gambir (Jawa), ghambhir (Madura).

Kalimantan

: Kelare (Dayak), abi (Kayan).

Sulawesi

: Gambere (Sangir), gambele (Gorontalo), gambere
(Makassar), gaber (Majene).

Nusa Tenggara : Tagambe (Bima), gamur (Sumba), gabi (Sawu), gambe
(Flores), nggame (Roti) (Depkes RI, 1989).
Maluku

: Kampir, kambir, ngamir, gaamer, tagabere, gambe.

Halmahera

: Gabi, gagabere (Hariana, 2004).

5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

2.1.3 Uraian Tanaman
Gambir merupakan ekstrak yang dihasilkan dari daun dan ranting
tanaman gambir yang dipanen atau dipangkas setelah tanaman berumur 1,5
tahun dan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selang waktu 4-6 bulan.
Pangkasan daun dan ranting harus segera diolah karena jika pengolahan ini
ditunda lebih dari 24 jam, volume getahnya akan berkurang (Hayani, 2003).
Gambir berasal dari tumbuhan perdu yang membelit dan memiliki
batang keras. Tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial
warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan, bentuk elips, tepi bergerigi,
pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, warna
hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih
kurang 5 cm, mahkota 5 helai berbentuk lonceng, tongkol-bulat, terdiri dari
bunga kecil-kecil yang berwarna putih. Buah berbentuk bulat telur, panjang
lebih kurang 1,5 cm berwarna hitam (Haryanto, 2009).

2.1.4 Morfologi
Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan salah satu tanaman yang
telah lama ada di Indonesia. Tanaman ini termasuk salah satu tanaman atau
obat tradisional yang sering digunakan oleh orang jaman dahulu. Tetapi
masih banyak yang belum mengetahui apa itu gambir.
Gambir adalah sari getah yang diekstraksi dari daun tanamannya
dengan cara pengepresan. Tanaman ini banyak tumbuh di Indonesia
terutama Sumatera Barat yang merupakan penghasil gambir terbesar di
dunia (Amos, 2004).

Gambar 2.1 Tanaman Gambir
(Sumber : Rindit Pambayun, 2013)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

Gambar 2.2 Bongkahan gambir
(Sumber : dokumentasi pribadi)

Salah satu tumbuhan asal Indonesia yang telah digunakan sebagai obat
tradisional yaitu Gambir (Uncaria gambir Roxb.). Manfaat gambir adalah
sebagai campuran obat, seperti luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, obat
sariawan, serta obat sakit kulit. Selain itu juga gambir digunakan sebagai
pelengkap untuk mengkonsumsi sirih. Saat ini penggunaan gambir
berkembang menjadi bahan kebutuhan berbagai jenis industri, seperti
industri farmasi, kosmetik, batik, cat, penyamak kulit, biopestisida, hormon
pertumbuhan, pigmen dan sebagai bahan campuran pelengkap makanan
(Ermiati, 2004).

2.1.5 Kandungan Kimia
Menurut Thorpe dan Whiteley, senyawa utama yang terkandung
dalam gambir adalah pseudotanin katekin dan phlobatanin asam katekutanat
dengan persentase masing masing yaitu 7-30% dan 22-55%. Adanya
perbedaan kadar katekin pada gambir dipengaruhi oleh kondisi daun yang
diekstrak. Daun gambir muda memiliki rendemen ekstrak lebih tinggi
daripada daun tua. Komponen yang terdapat dalam gambir yaitu katekin 733%, asam katekutanat 20-55%, pyrocathecol 20-30%, gambir fluoresensi
1-3%, red catechu 3-5%, quersetin 2-4%, fixed oil 1-2%, lilin 1-2% dan
sedikit alkaloid (Amos, 2010).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8

2.2

Deskripsi Daun Sirih

2.2.1 Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari daun sirih adalah sebagai berikut.
Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Piperales

Divisi

: Magnoliophyta

Suku

: Piperaceae

Marga

: Piper

Jenis

: Piper betle L.

Sinonim

: Chavica auriculata Miq. Artanthe hixagona
(Haryanto, 2009).

2.2.2 Nama Daerah
Sumatera

: furu kuwe (enggano); ranub (Aceh); blo, sereh (Gayo);
belo (Batak Karo); demban (Batak Toba); burangir
(Angkola Mandailing); tawuo (Nias); cabai (Mentawai);
sirieh, sirih, suruh (Palembang, Minangkabau); canbai
(Lampung).

Jawa

: seureuh (Sunda); sedah, suruh (Jawa); sere (Madura).

Bali

: base, sedah

Nusa Tenggara

: nahi (Bima); kuta (Sumba); mota (Flores); oreangi
(Ende); taa (Sikka); malu (Solor); mokeh (Alor).

Kalimantan

: uwit (Dayak); buyu (Bulungan); uduh sifat (Kenya); sirih
(Sampit); uruesipa (Seputan).

Sulawesi

: ganjang, gapura (Bugis); baulu (Bare); buya, dondili
(Buol); bolu (Parigi); komba (Selayar); lalama, sangi
(Talaud).

Maluku

: ani-ani (Hok); papek, raunge, rambika (Alfuru); nein
(Bonfia); kakina (Waru); amu (Rumakai, Elpaputi,Ambon,
Ulias); garmo (Buru); bido (Bacan).

Irian

: reman (Wendebi); Manaw (Makimi); namuera (Saberi);
eouwon (Armahi); nai wadok (Saarmi); mera (Sewan);

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

mirtan (Berik); afo (Sentani); wangi (Sawe); freedor
(Awija); dedami (Marind) (Depkes RI, 1980).
2.2.3 Uraian Tanaman
Saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai bahan alam yang
dimanfaatkan dalam mencegah dan mengatasi penyakit. Tanaman sirih
merupakan salah satu tanaman herbal yang berhubungan erat dengan
pengendalian karies, penyakit periodontal dan mengontrol halitosis. Daun
sirih juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus
mutans dan Staphylococcus aurens (Nalina 2007, Moeljanto 2003).
2.2.4 Morfologi
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman merambat yang bisa
mencapai tinggi 5-15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk
bulat, beruas, dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya berseling
atau tersebar,helaian daun bulat telur sampai memanjang, dengan pangkal
daun berbentuk jantung atau pangkal miring dan ujung meruncing. Panjang
daunnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bunga berkelamin 1, bulir berdiri
sendiri, di ujung dan berhadapan dengan daun, daun pelindung ± 1 mm
berbentuk bulat telur terbalik atau bulat memanjang. Pada bulir jantan
panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek
sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 2,5-6 cm dan terdapat kepala
putik 3 -5. Buah buni dengan ujung bebas dan berbentuk bulat, berwarna
hijau kebau-abuan dan tebalnya 1-1,5 cm. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan, biji berbentuk lingkaran (Van Steenis, 2008).
Daun sirih memiliki warna yang bervariasi yaitu kuning, hijau sampai hijau
tua dan berbau aromatis (Moeljanto, 2003).

Gambar 2.3 Daun Sirih
(Sumber : Musdja et al., 2011)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10

2.2.5 Ekologi dan Penyebaran
Sirih ditemukan dibagian timur

pantai Afrika, di sekitar Pulau

Zanzibar, daerah sekitar sungai Indus ke Timur menelusuri sungai Yang Tse
Kiang, Kepulauan Bonin, Kepulauan Fijji, dan Kepulauan Indonesia. Sirih
tersebar di Nusantara dalam skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa tumbuh
liar di hutan jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300 m diatas
permukaan laut (Depkes RI, 1980).

2.2.6 Kandungan Kimia
Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak
atsiri 1-4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B,
C, yodium, gula dan pati. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyak
atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai daya antiseptik 5 kali lebih kuat
dibandingkan fenol biasa (Bakterisid dan Fungisid) tetapi tidak sporasid.
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan mengandung
aroma atau wangi yang khas. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung
30% fenol dan beberapa derivatnya. Minyak atsiri terdiri dari hidroksi
kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karbakrol, terpen,
seskuiterpen, fenilpropan, dan tannin. Kavikol merupakan komponen paling
banyak dalam minyak atsiri yang memberi bau khas pada sirih. Kavikol
bersifat mudah teroksidasi dan dapat menyebabkan perubahan warna
(Moeljanto, 2003).
Mekanisme fenol sebagai agen anti bakteri berperan sebagai toksin
dalam protoplasma, merusak dan menembus dinding serta mengendapkan
protein

sel

bakteri.

Senyawa

fenolik

bermolekul

besar

mampu

menginaktifkan enzim essensial di dalam sel bakteri meskipun dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Fenol dapat menyebabkan kerusakan
padasel bakteri, denaturasi protein, menginaktifkan enzim dan menyebabkan
kebocoran sel (Heyne, 1987).
Daun sirih juga mengandung karvakrol, diastase, tiamin, riboflavin,
vitamin C, gula pati, dan asam amino (Dalimartha, 2006).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

11

2.2.7 Khasiat Tumbuhan
Daun sirih berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, antibakteri,
penghenti perdarahan (hemostatis), pereda batuk, mencegah infeksi cacing,
menghilangkan gatal dan penenang (Dalimartha, 2006). Juga memiliki
khasiat sebagai antisariawan, anti batuk dan adstringen (Depkes RI, 1980).
Ekstraknya dapat digunakan, baik secara internal maupun eksternal untuk
varises serta mencegah radang gusi dan radang tenggorokan (Moeljanto,
2003).

2.3

Kapur Sirih
Kapur dalam arti luas adalah senyawa atau bahan oksida, hidroksida,
dan karbonat dari kalsium (Ca). Kapur atau cunam (kapur mati) berwarna
putih likat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah
dibakar. Hasil dari debu cangkang tersebut perlu dicampurkan dengan air
untuk mempermudah pengolesan ke atas daun sirih. Selain dari cangkang
siput, kapur dapat diperoleh dengan membakar batu kapur (kalsium
karbonat/CaCO₃). Apabila dibakar dengan suhu tertentu CaCO₃ dapat
mengeluarkan gas yang disebut dengan karbondioksida (CO ) dan menjadi
kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida kemudian dicampur dengan sedikit
air yang menyebabkan CaO mengembang dan menghasilkan panas serta
menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsium hidroksida [Ca(OH) ].
Proses tersebut disebut dengan slaking dan serbuk kapur adalah kapur
terhidrat. Serbuk kapur akan menjadi cair jika campuran airnya berlebihan.
Serbuk kapur jika didiamkan terlalu lama, kandungan airnya akan hilang
dan mengikat karbondioksida di udara sehingga kembali menjadi kalsium
karbonat seperti semula (Perpustakaan Negeri Malaysia, 2001).
Kapur sirih mempunyai rumus kimia Ca (OH) sehingga kandungan
utama dari kapur sirih adalah kalsium. Secara umum, kalsium merupakan
mineral yang amat penting bagi manusia terutama sebagai pembentuk massa
tulang. Kapur sirih bisa digunakan sebagai obat bersamaan dengan bahan
lain, seperti untuk mengatasi gusi bengkak, bisul, masalah haid, digigit
serangga serta penyakit kulit misalnya panu, kurap, dan kutil (Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12

Negeri Malaysia, 2001). Kapur sirih atau kalsium hidroksida ini juga telah
diuji dalam pengobatan radang pada pulpa anjing (Hendry et al., 2005).

Gambar 2.4 Kapur sirih
(Sumber : dokumentasi pribadi)

2.4

Simplisia
Keberadaan simplisia atau sumber bahan baku obat tradisional di
Indonesia cukup melimpah di setiap daerah tumbuh tanaman obat.
Pemilihan simplisia yang mutunya baik merupakan langkah awal yang harus
diperhatikan untuk menjamin mutu suatu obat tradisional. Masing-masing
industri obat tradisional hendaknya mempunyai standar minimal untuk
simplisia yang digunakan untuk memberi keyakinan akan kebenaran dan
kualitas simplisia yang diperoleh (Depkes RI, 1999).
Simplisia ada yang lunak seperti rimpang, daun, dan akar kelembak.
Ada yang keras seperti biji, kulit kayu, kulit akar. Simplisia yang lunak
mudah ditembus oleh cairan penyari, oleh karena itu pada penyarian tidak
perlu diserbuk sampai halus. Sebaliknya pada simplisia yang keras perlu
dihaluskan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyarian. Faktor yang
mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut
melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang
mengandung zat tersebut. Zat aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia
dapat digolongkan ke dalam alkaloid, glikosida, flavonoid dan lain-lain.
Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta
stabilitas senyawa terhadap pemanasan, logam berat, udara, cahaya dan
derajat keasaman. Dengan diketahuinya zat aktif yang dikandung simplisia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

13

akan mempermudah pemilihan cairan penyari dan cara penyarian yang tepat
(Depkes RI, 1999).

2.4.1 Pengelolaan Simplisia
a. Pengumpulan Bahan Baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan
baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen.
Berdasarkan garis besar pedoman panen, pengambilan bahan baku tanaman
dilakukan sebagai berikut (Gunawan, 2004) :


Daun dan Ranting
Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis
berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai
berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun,
dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun
tua.

b. Sortasi Basah
Sortasi basah adalah proses pemilahan hasil panen ketika tanaman
masih segar yang dilakukan terhadap tanah, kerikil, rumput-rumputan,
bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan
bagian tanaman yang rusak yang terdapat dalam simplisia. Sortasi basah
dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia.
c. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga
bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian bisa dilakukan dengan
menggunakan air yang berasal dari mata air, sumur dan PAM. Pencucian
yang dilakukan dengan mata air harus memperhatikan kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh adanya mikroba dan pestisida. Pencucian
yang dilakukan dengan air sumur perlu memperhatikan pencemaran yang
mungkin timbul akibat mikroba dan air limbah buangan rumah tangga.
Pencucian yang dilakukan dengan air PAM (ledeng) sering tercemar oleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

14

kapur klor (Cl). Sebelum pencucian terkadang diperlukan proses
pengupasan kulit luar, terutama untuk simplisia yang berasal dari kulit
batang, kayu, buah, biji, rimpang dan bulbus.
d. Pengubahan bentuk
Tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas
permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan bahan baku, maka akan
semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk meliputi perajangan untuk
rimpang, daun dan herba; pengupasan untuk buah, kayu, kulit kayu, dan
biji-bijian ukuran besar; pemiprilan untuk biji-bijian; pemotongan untuk
akar, batang, kayu, kulit kayu dan ranting; dan penyerutan untuk kayu.
e. Pengeringan
Tujuan proses pengeringan simplisia, yaitu untuk menurunkan kadar
air agar simplisia tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri, untuk
menghilangkan aktivitas enzim yang dapat mengurai lebih lanjut kandungan
zat aktif, dan memudahkan pengelolaan proses selanjutnya dalam hal mudah
disimpan dan lebih tahan lama. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama
proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembapan udara, aliran
udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan.
f. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing
seperti bahan-bahan yang rusak, benda-benda asing yang tertinggal atau dari
kotoran-kotoran.
g. Penyimpanan
Setelah mengalami proses pengeringan dan sortasi kering, maka
simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling
bercampur antara simplisia satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam proses penyimpanan simplisia, yaitu cahaya,
oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang mungkin terjadi antara
kandungan zat aktif tanaman dengan wadah, kemungkinan terjadinya
dehidrasi, dan pengotoran atau pencemaran baik yang disebabkan oleh
serangga, kapang atau hewan lain.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15

Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus
simplisia adalah harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan
lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran
mikroba, kotoran, serangga, penguapan kandungan aktif serta dari pengaruh
cahaya, oksigen dan uap air.

2.4.2 Pemeriksaan Mutu Simplisia
Dapat

dilakukan

dengan

cara

pemeriksaan

organoleptik

(makroskopik), pemeriksaan mikroskopik (anatomi histologi simplisia),
memisahkan bahan organik lain, pemeriksaan cemaran mikroba, cemaran
jamur dan cemaran pestisida. Faktor-faktor yang harus diperhatikan
sehubungan dengan pemeriksaan mutu simplisia, yaitu simplisia harus
memenuhi persyaratan umum dari pustaka resmi, tersedia contoh sebagai
simplisia pembanding dalam jangka waktu tertentu, harus dilakukan
pemeriksaan mutu lengkap dan fisik simplisia. Untuk memperoleh prosedur
baku ketersediaan dan pengerjaan bahan yang memenuhi persyaratan umum
maka harus didapat dari sumber-sumber resmi yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan RI (Gunawan, 2004).

2.5

Ekstrak dan Ekstraksi

2.5.1 Definisi
Ekstrak adalah sediaan cair yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukakn sedemikian sehingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang akan diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut
dan senyawa yang tidak dapat larut dan mempunyai struktur kimia yang
berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kelarutan dan stabilitas senyawa-

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

16

senyawa tersebut terhadap suhu, udara, cahaya, dan logam berat (Depkes RI,
2000).

2.5.2 Metode Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut (Depkes RI, 2000)
2.5.2.1 Cara dingin
a) Maserasi
Suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan
pengadukan yang kontinyu (terus menerus). Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat
pertama dan seterusnya.
b) Perkolasi
Proses ekstraksi dengan pelarut yang baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur
ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan
ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang
jumlahnya 1-5 kali bertahan.
2.5.2.2 Cara panas
a) Refluks
Proses ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu

Dokumen yang terkait

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Uji Aktivitas dan Mekanisme Penghambatan Antibakteri Ekstrak Air Campuran Daun Sirih (Piper Betle L.) Dan Gambir (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb.), Terhadap Beberapa Bakteri Gram Positif

5 32 82

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Popularitas tafsir Indonesia di UIN syarif hidayatullah Jakarta

3 16 112

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Sirih (Piper betle L.) Dan Kapur Sirih (CaCO3) Dengan Mikrokristalin Selulosa (Avicel) Sebagai Pengikat Serta Pengaruhnya Terhadap Kadar CD4 Dalam Darah

0 11 147

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta AGIL MAIZAR FKIK

0 0 96