MESIN MESIN KHUSUS ALAT ALAT BERAT BULLD

MESIN-MESIN KHUSUS/ ALAT ALAT BERAT
BULLDOZER

Disusun Oleh:
Septy Jumantoro
09/285663/35879

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kesempatan kepada
penulis dan kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Bulldozer”.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Orang Tua, Bapak Ir. Suhijarto PS.
selaku dosen pengajar mata kuliah Alat Berat, teman-teman mahasiswa serta semua pihak
yang selalu memberikan bantuan baik secara moral maupun materi hingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dalam
mengembangkan wawasan kepada para pembaca. Penyusun menyadari adanya kekurangan
dalam penyajian makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini, atas perhatiannya mohon maaf dan terima
kasih penyusun sampaikan.
Yogyakarta, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
I.

Pendahuluan............................................................................................................... 4

I.1

Latar Belakang...................................................................................................


4

I.2

Tujuan...............................................................................................................

4

I.3

Metode Penulisan...............................................................................................

4

II.

Pembahasan................................................................................................................5

II.1


Pengertian Bulldozer........................................................................................

II.2

Kegunaan Bulldozer.................................................................................. 5

II.3

Bagian Utama Bulldozer....................................................................................

5
8

II.4

Tipe-Tipe Bulldozer..………………………………………………………....
8

II.5


Operasi Bulldozer...................................................................................... 12

II.6

Produktivitas Bulldozer..................................................................................
13

II.7

Keselamatan dan Kesehatan Kerja...................................................................
19

III.

Penutup.......................................................................................................................
23

III.1

Kesimpulan.......................................................................................................

23

III.2

Saran.................................................................................................................
23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan,
jembatan ataupun pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang
dapat mendukung pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi tidak hanya alat-alat ringan yang sudah biasa digunakan dalam
membangun konstruksi sederhana tetapi untuk konstruksi yang dirancang tidak
sederhana sangat memerlukan alat-alat berat.
Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar

dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini
tidak dapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat
lainnya yang berfungsi sebagai alat pengangkut. Tidak hanya alat-alat berat saja
yang perlu diangkut ke lapangan tetapi bahan-bahan bangunan ataupun material
memerlukannya. Pemilihan alat angkut sangat berpengaruh terhadap barang yang
akan diangkutnya, kondisi medan yang akan dilalui ke lapangan, dan juga
tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam pekerjaan konstruksi, alat
angkut khusus yang sering digunakan yaitu Bulldozer, Scraper, Motor Grader,
Loader, Ripper, Power Shovel, Back Hoe, Clamshell, Dragline, Crane, dan alat-alat
lain. Alat angkut khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan, dan kekurangan
yang berbeda-beda.
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik mesin adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian
perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya.
Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi,
tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya bulldozer saja. Disini akan

diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk bulldozer.
Bulldozer adalah jenis peralatan konstruksi (biasa disebut alat berat atau
construction equipment) dengan penggeraknya adalah traktor, menggunakan track/
rantai, serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan.
Bulldozer diaplikasikan untuk pekerjaan menggali, mendorong dan menarik
material (tanah, pasir, dsb). Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk
menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini
tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang
Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :



Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan
blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.

Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan
pengeluaran kayu di hutan.
Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan,
terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan

tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.

1.2

Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas khusus pembuatan makalah untuk mata kuliah Alat
Berat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui kegunaan bulldozer, tipe-tipe bulldozer, pengoperasian
bulldozer, serta menghitung produktifitas bulldozer.

1.3

Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berdasarkan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan dilakukan untuk pengambilan bahan dan pengumpulan data
berdasarkan pada buku-buku, majalah, jurnal dan lain-lain yang menggambarkan
gambaran secara umum serta informasi terhadap materi yang dibahas dalam
makalah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe)
untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa
digunakan untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan
(spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi
di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer
untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan
ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada
ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut
kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak dorong efisien
berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh
terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada
daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment
yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch,
ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan
pipe layer, dan lain-lain.

Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai
penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini
perlengkapannya attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis
dari dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong
ke samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.

2.2. Kegunaan Bulldozer
2.2.1. Pembabatan atau penebasan (cleraring) lokasi proyek.
Buldoser mampu membersihkan lokasi dari semak-semak, pohon
besar/ kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, menghilangkan/ membuang
bagian tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan pekerjaan selanjutnya.
Seluruh pekerjaan ini dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu sendiri
dilakukan atau dikerjakan bersama-sama.
Pembabatan ada beberapa cara, tergantung dari keadaan lapangan; bila
daerah itu hanya ditumbuhi semak dan pohon kecil dengan diameter yang
kurang dari 10 cm, cukup langsung didorong. Kalau diameternya agak besar
(10 cm < Æ < 25 cm) dan akarnya kokoh, ada dua cara untuk
merobohkannya.




Didorong bebarapa kali dengan perlahan supaya bagian pohon yang
kering gugur, lalu didorong secara mendadak dengan sedikit
mengangkat sudunya sampai pohon roboh.



Pohon dilingkari dengan rantai lalu ditarik oleh dia buah Buldoser.
Jika diameter pohon itu lebih besar dari 25 cm, ada tiga cara yang
dapat dilakukan.



Tanah disekeliling pohon digali supaya akar-akarnya putus, lalu pohon
didorong.



Bila pohon tidak roboh, pohon dililit dengan rantai lalu ditarik
Buldoser, tetapi jika di lokasi terdapat dua atau tiga Buldoser, lebih
baik jika ditarik dengan Buldoser pada arah masing-masing
mendorong agar supaya lebih aman.



Jika dengan cara-cara di atas pohon itu tetap tidak roboh, batang
digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan peledakan.

Jika di lokasi proyek terdapat bongkahan batu besar yang
mengganggu pekerjaan, maka batu harus dicongkel dan didorong dari
sebelah luar sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya sampai pada batas luar
daerah kerja. Jika batu tersebut ada disebuah lembah, maka lerengnya harus
digali dulu agar tidak terlalu curam, sebab ada kemungkinan Buldoser akan
terbalik.
2.2.2. Merintis (pioneering) jalan proyek.
Pekerjaan perintisan merupakan kelanjutan dari pekerjaan
pembabatan/penabasan. Pekerjaan merintis meliputi: pekerjaan perataan
tanah, pembuatan jalan darurat untuk transportasi alat mekanis, dan jika perlu
adalah pembuatan saluran air untuk drainase tempat kerja.
2.2.3. Gali/angkut jarak pendek.
Menggali lalu mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu,
misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal, dan sebagainya. Bila kondisi
jalan tidak licin, penggunaan Buldoser roda karet akan lebih efisien.
Jika dibandingkan dengan cara pemindahan tanah yang lain, pada
tahap-tahap tertentu cara gali/ angkut menggunakan Buldoser tidak selalu
ekonomis; penggunaan Buldoser untuk gali angkut sangat efisien jika:
1)

Jarak dorong Buldoser roda besi < 200 ft, dan untuk roda karet < 400
ft, pemakaian lebih dari itu sangat tidak efisien, dan

2)

Volume material yang akan dipindahkan tak lebih dari 500 m3; jika
lebih dari itu penggunaan Buldoser perlu dipertimbangkan lagi.

2.2.4. Pusher loading.
Membantu Power Scrapper konvensional (standar) dalam mengisi
muatan. Bantuan Buldoser itu diperlukan untuk menambah tenaga agar
diperoleh kecepatan pengisian yang lebih tinggi.
2.2.5. Menyebarkan material.
Menyebarkan tanah ke tempat-tempat tertentu denganketebalan yang
dikehendaki; misalnya material yang ditumpuk disuatu tempat oleh truck atau
alat angkut lainnya.
2.2.6. Penimbunan kembali
Pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang galian
seperti menutup kembali gorong-gorong di bawah tanah, penimbunan lubang
fondasi atau tiang penyangga bangunan besar (jembatan, menara beton, dan
lain-lain), dan menutup kembali pipa minyak, pipa gas alam, atau pipa air
minum bila sudah terpasang.
2.2.7. Trimming dan sloping
Pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat; misalnya
tanggul, dam, kanal besar, tepi jalan raya, dan sebagainya. Pekerjaan ini
hanya dapat dilakukan oleh operator yan sudah berpengalaman, lebih lebih
jika sudut kemiringannya besar, sebab ada kemungkinan Buldoser tergelincir
ke bawah.
2.2.8. Ditching
Kegiatan menggali saluran/ selokan/ kanal yang penampangnya
berbentuk U atau V.
2.2.9. Menarik
Pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau peralatan mekanis
yang sedang rusak, agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
2.2.10. Memuat.
Memuat menggunakan Buldoser diperlukan pada kondisi-kondisi
tertentu, misalnya medan dengan topografi tertentu truck tak dapat langsung
dikendarai menuju lokasi. Buldoser dapat digunakan untuk memuat truck
tersebut.

2.3

Bagian-Bagian Utama Bulldozer

Gambar 2.1 Bagian-bagian utama bulldozer

2.4

1)

Blade

: Untuk Mendorong Material

2)

Lift Silinder

: Menggerakkan Blade

3)

Carier Roller

: Penahan Main Frame

4)

Ripper

: Pengeruk

5)

Sproket

: Menggerakkan Track

6)

Main Frame

: Alur Carier Roller

7)

Staright Frame : Batang Penyanggah Blade

8)

Track

: Sebagai roda untuk excavator

9)

Cutting Edge

: Meratakan Permukaan Tanah

10)

End Bit

: Menyerok Material

Tipe-Tipe Bulldozer
2.4.1. Berdasarkan Alat Geraknya
Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan
penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu
sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.

Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan
maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan
di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer .
Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
disajikan dalam tabel berikut ini:

Crawler Tractor Dozer

Wheel Tractor Dozer

Punya daya dorong besar, terutama pada

Daya dorongnya lebih kecil tapi

tanah lunak karena bidang geser besar

kecepatannya lebih besar

Dapat digunakan pada tanah lumpur
maupun berbatu tajam

Tak dapat digunakan pada tanah lumpur,
jika digunakan pada tanah berbatu usia ban
menjadi lebih pendek

Untuk membawa ke lokasi harus diangkut,
karena jika berjalan di aspal dapat merusak

Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut

aspal
Memiliki jarak angkut yang pendek
(maksumum 30 feet)

Jarak angkutnya bisa jauh

Operator cepat lelah

Enak dikendarai

Jalan proyek tak perlu dipelihara

Jalan proyek harus dipelihara

Gambar 2.2 Wheel tractor Dozer (roda rantai)

Gambar 2.3 Crawler tractor Dozer (roda karet)

2.4.2 Berdasarkan Alat Kendali
Menurut alat kendali pisau dozer (blade)-nya, dibedakan dalam:
1)

Cable controlled

2)

Hydraulic controlled

Perbandingan Cable controlled dengan Hydraulic controlled:
Cable Controlled

Hydraulic Controlled

Sederhana dalam pemasangan dan

Tekanan pisau lebih besar

pemakaian

Pemeliharaan mudah

Kedudukan pisau mudah diatur

Daya apung (floating) besar

Tidak dapat bekerja pada medan
yang jelek, becek, lembek

Tidak cocok untuk tanah yang

Kadang-kadang kesulitan untuk

keras

menyiapkan minyak hidrolis jika
lokasi jauh dari kota

Gambar 2.4 Hydraulinc contolled dozer

Gambar 2.5 Cable controllede dozer

2.4.3

Berdasarkan Blade/Pisau
Posisi blade pada bulldozer ada 2(dua), yaitu posisi tegak lurus dan
posisimiring. Posisi blade tegak lurus hanya dapat bergerak maju, dan posisi
miring dapat bergerak-gerak sesuai dengan jarak kemiringannya (kedepan
dan kesamping).
Jenis blade yang digunakan pada bulldozer adalah :
1)

Universal Blade (U – Blade)
Blade

ini

dilengkapi

dengan

sayap

yang

bertujuan

meningkatkan produktivitas. Sayap ini akan membuat bulldozer
mendorong/membawa muatan lebih banyak, karena memungkinkan
kehilangan muatan lebih kecil. Kebanyakan blade tipe ini dipakai
untuk pekerjaan reklamasi tanah, pekerjaan penyediaan bahan (stock
pilling) dan lain-lain.

Gambar 2.6 U-Blade Dozer

2)

Straight Blade (S – Blade)
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan,
blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Banyak digunakan

untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur dan
penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk
menggali tanah keras. Manuver blade jenis inilebih mudah dan dapat
menangani material dengan mudah.

Gambar 2.7 S-Blade Dozer

3)

Angling Blade (A – Blade)


Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk:



Pembukaan jalan (pioneering roads)



Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling



Pembuangan kesamping (side casting)



Penggalian saluran (cutting ditches)

dan lain-lain pekerjaan yang sesuai

Gambar 2.8 A-Blade Dozer

4)

Cushion Blade (C – Blade)
Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan
karet) untuk meredam tumbukan. Selain untuk push dozing, blade
juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain.
Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar Bulldozer ini juga memiliki
beberapa option/Peralatan tambahan seperti: Pisau garuk, Garu
batuan, Pembajak akar, Pemotong pohon jenis V, Kanopi pelindung
operator, Roda pencacah, Kap pelindung untuk pekerjaan berat dsb.

Gambar 2.9 C-blade dozer

5)

Bowl Blade
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan
kehilangansesedikit mungkin, karena adanya dinding besi pada sisi
blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk, menyebabkan ia
disebut bowl-dozer

Gambar 2.10 Bowl blade dozer

6)

Light material U Blade (U – Blade, material ringan)
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang
lebih ringan.Contohnya seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.

Gambar 2.10 Light material U-blade dozer

Gambar 2.11 Jenis Blade pada Bulldozer

2.5

Operasi Bulldozer
Untuk meningkatkan produksi ada beberapa cara operasi menggunakan
bulldozer, antara lain:
1)

Slot Dozing

Membuat beberapa lintasan dan membiarkan tanah yang berceceran di
kiri-kanan dozer, hal ini akan menghalangi tercecernya tanah pada lintasanlintasan berikutnya. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar 20%.

2)

Side by Side Dozing atau Blade to Blade Dozing

Cara bekerja dengan dua dozer berdampingan, sehingga ujung blade
dozer yang satu dengan ujung blade dozer yang lain hampir bersentuhandan

berjalan pada arah yang sama. Cara ini dapat meningkatkan produksi sebesar
15 – 20%.

3)

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Bulldozer :
1)

Bulldozer tidak boleh digunakan pada tanjakan yang melebihi 45º .

2)

Peralatan pelengkapan (option equipment) akan mengakibatkan
berubahnyaKeseimbangan Bulldozer.

3)

Bulldozer dapat tergelincir bila berada diatas tanah timbunan baru
pada daerah kemiringannya, terutama bila timbunan tersebut terdiri
dari batuan.

4)

Slipnya track akibat berat yang melampaui batas akan mengakibatkan
terjadinya down hill track (track sebelah menurun) dan akan membuat
lubang yang akan menambah kemiringan traktor.

5)

Menarik beban yang diikatkan pada drawbar akan mengurangi
tekanan pada up hill track.

6)

Tingginya titik gandulan melebihi titik yang telah ditentukan pada
traktor, akan mengakibatkan berkurangnya kestabilan.

7)

Track-track lebar akan mengurangi “digging in” sehingga traktor lebih
stabil.

8)

Dalam mengoperasikan alat, agar hati-hati terhadap stability alat-alat
perlengkapan penting.

9)

Jangan memaksakan Bulldozer beroperasi untuk hal-hal yang tidak
perlu,seperti mendorong tanah melebihi ketentuan 100 m, karena tidak
effektif.

10)

Dalam mengoperasikan Bulldozer harus direncanakan dengan baik,
harus diketahui dimana pass berikutnya yang harus dikerjakan.

11)

Dalam menggunakan tilt dan angling adjustment harus bergantian,
agar keausan blade dan steering dapat merata.

12)

Dalam keadaan berjalan tanpa dozing maka blade atau pisau harus
terangkat tidak boleh melebihi 35 cm untuk melindungi bagian bawah
tractor.

2.6

Produktifitas Bulldozer
Kapasitas operasi alt berat biasa dinyatakan dalam m³/jam atau cuyd/jam,
sedangkan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan per
siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.

dimana,
Q

:

Produksi per jam dari alat (m³).

q

:

Produksi (m³) dalam saatu siklus kemampuan alat untuk
memindahkan tanah lepas.

N

:

Jumlah siklus dalam satu jam. dimana N = 60/cm

E

:

Efisiensi kerja.

Cm

:

Waktu siklus dalam menit

Efisiensi kerja (E) :
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari
alattersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor
tersebutmerupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi
kerjadan faktor alam lainnya seperti topografi, keahlian operator, pemilihan standar
perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.Pada kenyataan
yang sebenarnya sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerjatetapi berdasarkan

pengalaman-pengalaman dapatlah ditentukan faktor efisiensiyang mendekati
kenyataan

Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut:
1.

Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada.

2.

Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan

3.

Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.

4.

Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja.

5.

Pengalaman dan ketrampilan operator dan pengawas untuk pekerjaantsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah :
1.

Penggantian pelumas atau grease (gemuk) secara teratur.

2.

Kondisi peralatan pemotongan (blade, bucket, bowl).

3.

Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan.

Produksi per siklus :
Produksi kerja Bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :

Produksi (q) = L x H² x a

dimana,
L = Lebar blade/sudu (m , yd)
H = Tinggi blade (m)
a = Faktor blade.

Untuk menghitung produktivitas standar dari Bulldozer, volume tanah yang
dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x (tinggi
sudu)².Pada kenyataannya dilapangan produksi per siklus akan berbeda-beda
tergantungdari jenis tanah, sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh
tsb.

Waktu siklus :
Waktu siklus yang dibutuhkan Bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan
adalahdimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur.Diperhitungkan
dengan rumus :

dimana,
D : Jarak angkut (gusur) (m, yd).
F : Kecepatan maju (m /menit), berkisar 3 - 5 km /jam.
R : Kecepatan mundur (m /menit), berkisar 5 - 8 km/jam.
Z : Waktu ganti persneling (menit), berlisar 0,10 - 0,20 menit.

Ripper:
Bulldozer sulit untuk menggusur dan meratakan tanah yang keras jika
terdapat dilokasi proyek. Pelaksanaan pembersihan dengan Bulldozer akan
menurunkan produksi Bulldozer bahkan akan mudah rusak. Untuk keadaan tersebut
diper lukan alat bajak (ripper). Ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank)
yang dipasangkan dibelakang traktor. Fungsi dari alat ini untuk menggemburkan
tanahkeras, jumlah cakar ripper antara 1 - 5 buah. Bentuk shank ada yang lurus
danlengkung, shank lurus dipakai untuk material padat dan batuan berlapis sedang
yang lengkung dipakai untuk batuan yang retak.
Perhitungan produksi Ripper sangat sulit untuk diperkirakan, salah satu
fak tor adalah karena pekerjaan itu tidak dilakukan terus menerus. Biasanya pekerjaan

ini

bersamaan

dilapangansebuah

dengan

traktor

pemuatan

dipasangkan

material,
blade

hingga
dan

sering

ripper

pada

dijumpai
waktu

bersamaan.Perhitungan produksi Ripper ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara pertama adalah dengan mengukut potongan topografi dilapangan dan
waktuyang dibutuhkan untuk menggemburkan tanah. Cara ini memberi hasil yang
akurat. Cara lain dengan mengasumsikan kecepatan rata-rata Ripper yang bekerja
disuatu area, dengan mengetahui jarak tempuh setiap pass maka waktu

berangkatdapat dicari. Total waktu siklus merupakan penambahan waktu berangkat
denganwaktu yang dibutuhkan Ripper untuk mengangkat/menurunkan cakarnya.
Kapasitas Produksi Ripping dengan Multy Shank Ripper adalah sbb:

Keterangan:
KP

= Kapasitas produksi ripping

LK

= Lebar kerja (meter)

P

= Kedalaman penetrasi (meter)

J

= Jarak ripping (meter)

FK

= Faktor koreksi

F

= Kecepatan maju (m/menit)

R

= Kecepatan mundur (m/menit)

Z

= Waktu tetap



Contoh Peritungan
Sebuah bulldozer D35A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping
rata-rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah sbb:
Attachment yang digunakan adalah Giant ripper
Kedalamaan penetrasi = 0,30 meter
Konversi material dari bank ke loose = 1,25
Faktor effesoensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80
Berapa produksi ripping dari bulldozer tersebut?
Jawab:
LK = Lebar kerja = 2 P = 2 x 0,3 = 0,6 meter
P = Kedalaman penetrasi = 0,3 meter
J = Jarak kerja = 30 meter
F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 x 3,3 = 2,48 km/jam = 41,25
m/menit
R = Kecepatan mundur gigi 1 terkoreksi = 0,85 x 3,2 = 2,72 km/jam =
45,33m/menit
Z = Waktu tetap = 0,05 menit
FK = Faktor koreksi total, terdiri dari :






Effesiensi waktu = 0,83
Effisiensi kerja = 0,75
Effisiensi operator = 0,80

---------------------------------------0,83 x 0,75 x 0,80 = 0,50

Kapasitas Produksi gabungan Ripping – Dozing:
Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantuan untuk
dozing, terhadap material yang keras.

Untuk mengetahui kapasitas produksi gabungan ripping-dozing, digunakan
rumus sbb:

Keterangan:
TD = Kapasitas produksi dozing
TR = Kapasitas produksi ripping

2.7

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk
melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa
terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang
bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak
yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua
keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective
Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :

2.7.1

Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan.
Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang
digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan
yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya
menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

2.7.2

Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau

kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup
keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

2.7.3

Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu,
atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel
debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh
karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.

2.7.4

Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan
utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda
keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang
memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada
gerobag.

2.7.5

Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya
dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala
dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan
atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.

2.7.6

Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada
ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan
tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah

menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya
saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.

2.7.7

Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan
bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar
suara bising tanpa penutup telinga ini.

2.7.8

Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi
mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi
berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan,
misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut
kayu.

2.7.9

Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan
dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman
harus menjadi pertimbangan utama.

2.7.10 P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat
pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di
proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang
digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan
disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif
jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian.

BAB III
PENUTUP

3

A

3.3 Kesimpulan
Pembangunan yang pesat dan semakin berkembangnya teknologi membuat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dibantu dengan peralatan berat, terlebih untuk

pekerjaan berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga manusia. Maka dari itu
digunakanlah alat berat guna membantu pekerjaan konstruksi tersebut.
Bulldozer merupakan salah satu alat berat yang digunakan dalan pelaksanaan
konstruksi, seperti pembabatan atau penebasan (clearing), perintisan (pioneering), gali
atau angkut jarak pendek, pusher loading, menyebarkan material, penimbunan
kembali, trimming dan sloping, ditching, menarik (winching), memuat, bentuk
sudut/bilah/blade.
Agar dalam penggunaan alat berat sesuai dengan kebutuhan, efisiensi waktu dan
tidak menimbulkan kerugian, maka kita harus mengetahui secara mendalam hal-hal
yang berhubungan dengan alat berat.

3.4 Saran
Semua pengetahuan mengenai alat berat tentunya akan sangat bermanfaat untuk
kita semua , terlebih jika sudah terjun di dunia kerja. Untuk itu semoga kita dapat lebih
memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar dengan sebaik-baiknya.