MAKALAH PT FREEPORT INDONESIA Disusun un

MAKALAH
PT FREEPORT INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Management Maintenance and Repair pada
Semester V yang dibina oleh Bapak Bagus Wahyudi

Disusun Oleh:
Muhammad Exsa Faiz Abadi
NIM : 1241220043
Muhammad Afri Aidil Tidaris
NIM : 1241220048
Muhammad Fadly
NIM: 1241220003
Muhammad Taufiq Romadlon
NIM: 1241220017

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014


PT FREEPORT INDONESIA

A. Latar Belakang Sejarah PT Freeport Indonesia

Gambar 1: Ekspedisi Colijin dan Jean-Jacques Dozy


(1936) Ekspedisi Colijn, termasuk Jean-Jacques Dozy, merupakan kelompok luar
pertama yang mencapai gunung gletser Jayawijaya dan menemukan Ertsberg.

Gambar 2: Ekspedisi Freeport menjelajah Ertsberg



(1960) Ekspedisi Freeport dipimpin Forbes Wilson & Del Flint menjelajah Ertsberg.
(1963) Serah terima Nederlands Nieuw-Guinea dari pihak Belanda ke PBB, yang
pada gilirannya mengalihkannya ke Indonesia. Rencana proyek tambang
ditangguhkan akibat kebijaksanaan pemerintahan Soekarno.

Gambar 3: Pembangunan proyek berskala penuh dimulai




(1970) Pembangunan proyek berskala penuh dimulai.
(1972) Uji coba pengapalan pertama ekspor konsentrat tembaga dari Ertsberg

Gambar 4: Tambang bawah tanah GBT mulai beroperasi



(1980) Tambang bawah tanah GBT mulai beroperasi.
(1985) Tambahan cadangan tembaga bawah tanah ditemukan di bawah tambang
bawah tanah GBT.

Gambar 5: Pekerjaan konstruksi hingga 52.000 ton/hari


(1990) Pekerjaan konstruksi berlanjut atas perluasan hingga 52.000 ton/hari.




(1991) Penandatanganan Kontrak Karya baru dengan masa berlaku 30 tahun berikut
dua kali perpanjangan 10 tahun ditandatangani bersama Pemerintah Indonesia.
Hingga akhir tahun, total cadangan berjumlah hampir 770 juta ton metrik.

Gambar 6: Pembangunan tambang bawah tanah DOZ dimulai


(2000) MoU tentang sumber daya sosial ekonomi, HAM, hak ulayat, dan hak
lingkungan hidup diumumkan oleh pimpinan LEMASA (lembaga masyarakat suku
Amungme), LEMASKO (lembaga masyarakat suku Kamoro) dan PTFI.
Pembangunan tambang bawah tanah DOZ dimulai. Produksi tembaga mencapai rekor
dengan lebih 1,64 miliar pon tembaga.

B. Tentang Kami
a) PT Freeport Indonesia
Merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI menambang,
memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga,
emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi
Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas

dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Kompleks tambang milik kami di Grasberg merupakan salah satu penghasil
tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan tembaga
yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas terbesar di
dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, di
mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah
cadangan kami yang berusia panjang.
b) Tentang Freeport-McMoRan
Freeport-McMoRan (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional
utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola
beragam aset besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat
benua, dengan cadangan signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan
molybdenum. Mulai dari pegunungan khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurungurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung api megah di Peru, daerah tradisional
penghasil tembaga di Chile dan peluang baru menggairahkan di Republik Demokrasi

Kongo, kami berada di garis depan pemasokan logam yang sangat dibutuhkan di
dunia
Freeport-McMoRan merupakan perusahaan publik di bidang tembaga yang
terbesar di dunia, penghasil utama di dunia dari molybdenum – logam yang
digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk kimia, dan produksi

pelumas – serta produsen besar emas. Selaku pemimpin industri, FCX telah
menunjukkan keahlian terbukti untuk teknologi maupun metode produksi
menghasilkan tembaga, emas dan molybdenum. FCX menyelenggarakan kegiatan
melalui beberapa anak perusahaan utama; PTFI, Freeport-McMoRan Corporation dan
Atlantic Copper.
C. Visi Dan Misi PT Freeport Indonesia
a) Visi
Menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang menciptakan nilai-nilai unggul
dan menjadi kebanggaan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan,
masyarakat, dan bangsa.
b) Misi
Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber daya alam
menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui praktekpraktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan kesejahteraan dan
ketentraman karyawan dan masyarakat, pengembangan SDM, tanggung jawab sosial
dan lingkungan hidup, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
D. Tata Kelola PT Freeport
a) Taati Peraturan, Bermanfaat bagi Lingkungan dan Masyarakat
Komite Kebijakan Publik dari Dewan Komisaris Freeport-McMoRan Copper
& Gold Inc. membantu Dewan menjalankan tanggung jawab pengawasannya di
dalam perusahaan terkait :

1.
2.
3.
4.
5.

Program lingkungan
Program hubungan dengan pemerintah dan masyarakat
Kebijakan dan praktik ketenagakerjaan dan hak asasi manusia
Program kesehatan dan keselamatan dan
Kontribusi amal dan derma melalui pengembangan dan pelaksanaan berbagai
kebijakan komprehensif.

PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui perusahaan induknya ikut
menandatangani Prinsip-prinsip Sukarela tentang Keamanan dan Hak Asasi Manusia
dari Kementerian Luar Negeri AS dan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Inggris
(U.S. State Department-British Foreign Office Voluntary Principles on Security and
Human Rights). Kami berkomitmen memastikan bahwa kegiatan kami dijalankan
sesuai dengan Deklarasi Universal PBB tentang Hak Asasi Manusia, undang-undang
dan peraturan Indonesia serta budaya dari masyarakat yang merupakan penduduk asli

di wilayah operasi perusahaan. Kami mendukung Extractive Industries Transparency
Initiative (EITI / Prakarsa Transparansi Industri Ekstraksi) dengan membuat
komitmen internasional untuk mengungkapkan pendapatan dan pembayaranpembayaran kepada pemerintah. PTFI melalui Freeport- McMoRan Copper & Gold

Inc. ikut mendukung U.N. Millennium Development Goals (Sasaran Pembangunan
Millenium dari PBB) yang tengah kami evaluasi untuk diselaraskan dengan
pendekatan berbasis resiko yang kami terapkan dalam rangka pembangunan
berkelanjutan.
E. Bagaimana Kami Beroperasi
Saat ini PT Freeport Indonesia menerapkan dua teknik penambangan, yakni openpit atau tambang terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di
area tambang Grasberg serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah
tanah Deep Ore Zone (DOZ).
Bijih yang telah dihancurkan diangkut ke pabrik pengolahan melalui rangkaian
ban berjalan dan "ore pass". Gabungan teknik penghancuran digunakan, termasuk
penggunaan mesin Semi Autogenous Grinding (SAG) dan Ball Mill untuk
menghancurkan bijih tambang menjadi pasir yang sangat halus.

Gambar 7: Bijih diangkut dengan haul truck di tambang terbuka Grasberg
Selanjutnya diikuti dengan proses pengapungan menggunakan reagent, bahan
yang berbasis alkohol dan kapur, untuk memisahkan konsentrat yang mengandung

mineral tembaga, emas dan perak, di mana konsentrat mineral-mineral tersebut
mengapung ke permukaan dan diciduk permukaannya (skimmed-off) sebagai produk
akhir. Sisa dari pasir yang tidak memiliki nilai ekonomi mengendap di bagian dasar
sebagai tailing, dan dilepaskan melalui arus sungai menuju daerah pengendapan di
dataran rendah.
Konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik
pengeringan di pelabuhan Amamapare, melalui pipa sepanjang 110 km. Konsentrat yang
telah dikeringkan disimpan di pelabuhan Amamapare sebelum dijual dan dikapalkan ke
pabrik-pabrik peleburan di seluruh dunia.
PTFI berkarya dalam kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk memberikan
manfaat bagi bangsa Indonesia di samping ikut menyediakan kebutuhan logam dunia.
PTFI terus berupaya menjadi model pembangunan ekonomi di Indonesia yang mengolah
sumber alam dan memaksimalkan manfaat sosial bagi bangsa secara lebih khusus
masyarakat Papua. Perusahaan juga berupaya meminimalkan dampak lingkungan dan
bertekad untuk terus memperbaiki setiap aspek operasi.

F.

Kebijakan Operasi
PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen kepada tingkat tertinggi dalam

perilaku etis dan ketaatan pada perilaku hukum dalam semua kegiatan bisnisnya.
Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis (PBC - Principles Business Conduct) merupakan
penegasan kembali akan komitmen kami terhadap integritas. Prinsip-prinsip ini
mendefinisikan bagaimana kami bekerja dan perilaku yang diharapkan dari kami semua.
Masing-masing pihak yang bekerja di PTFI—teknisi, pengemudi truk, akuntan,
operator pabrik, eksekutif, staf pemeliharaan, asisten administrasi, manajer keamanan,
staf keamanan—mewakili PTFI. Setiap orang adalah wajah dari PTFI di masyarakat
setempat kami. Siapapun yang melakukan bisnis atas nama PT Freeport Indonesia atau
cabang atau afiliasinya tercakup oleh Prinsip-prinsip ini.

Gambar 8: Tambang terbuka Grasberg
PTFI hanya percaya melakukan bisnis dengan pemasok, kontraktor, konsultan
dan mitra bisnis lainnya yang menunjukkan standar tinggi dalam etika perilaku bisnis.
Kami berupaya menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan
dengan mitra-mitra bisnis yang menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip- prinsip
kami.
Prinsip-prinsip Perilaku Bisnis PTFI dirancang untuk menjadi alat yang bisa
digunakan oleh perusahaan. PTFI akan memastikan bahwa seluruh karyawan membaca,
memahami dan mengikuti Prinsip-prinsip tersebut dalam segala hal yang dikerjakan.
Namun, PBC tidak merinci setiap hukum atau kebijakan yang mungkin berlaku; terdapat

terlalu banyak regulasi, situasi dan hukum, untuk dibahas semuanya. Tanggung jawab
karyawan adalah mempelajari tentang persyaratan tambahan yang berlaku untuk setiap
pekerjaan. Setiap karyawan diminta untuk menghubungi manajer HRD atau kantor HRD
untuk melihat kebijakan dan prosedur yang direferensikan dalam PBC.
Memilih karyawan (termasuk manajer tertentu, penyelia dan personel lainnya)
diperlukan untuk menjamin pemahaman dan kepatuhan mereka terhadap Prinsip- prinsip
Perilaku Bisnis secara tahunan. Manajer dan penyelia mendapat tanggung jawab
tambahan untuk memastikan bahwa para karyawan yang melapor pada mereka
memahami Prinsip-prinsip ini dan semua kebijakan, prosedur serta hukum yang berlaku.
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc., perusahaan utama kami, melakukan
bisnis di banyak negara. Banyak hukum, budaya setempat dan standar sosial yang sangat
berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Kebijakan kami adalah untuk tunduk pada
hukum negara tempat kita beroperasi, juga untuk melakukan bisnis sesuai dengan
Prinsip-prinsip dan nilai-nilai kami. Jika budaya setempat atau praktik-praktik setempat

berbeda dari standar yang tercantum dalam PBC, yang dilakukan adalah mengikuti
Prinsip-prinsip dalam PCB. Jika ada konflik yang serius dengan harapan setempat, kami
akan berkonsultasi dengan pejabat Kepatuhan yang ditunjuk untuk menentukan cara
yang tepat untuk melakukan bisnis di lokasi tersebut.
PTFI akan melatih semua karyawan dalam Prinsip-prinsip ini. Semua karyawan

baru akan menerima pelatihan seperti ini selama masa orientasi mereka di perusahaan
dan pelatihan tambahan mengenai Prinsip-prinsip akan diberikan secara berkala.
G. Strategi PT Freeport Indonesia
Menjalin dan mendorong kemitraan pembangunan yang berkelanjutan,
berpartisipasi dalam dialog penting dengan para pemangku kepentingan (stakeholder),
serta memastikan adanya efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas guna mengoptimalkan
sumber daya yang di alokasikan untuk program pengembangan masyarakat sehingga
terciptanya kemandirian dan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup
mereka.

Gambar 9: Strategi PT Freeport Indonesia
H. Pengelolaan Pertambangan yang Baik
a) Kerangka Kerja ICMM untuk Pembangunan Berkelanjutan
Melaksanakan Praktik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practices)
sesuai dengan komitmen kami dalam pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan. Melalui good mining practices, kami berupaya melakukan aktivitas
pertambangan yang menaati aturan, terencana dengan baik, menerapkan teknologi
yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan efisiensi, melaksanakan
konservasi bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan,
menjamin keselamatan kerja, mengakomodir keinginan dan partisipasi masyarakat,
menghasilkan nilai tambah, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar.
Selaku anggota pendiri dari International Council on Mining and Metals
(ICMM/Dewan Internasional tentang Pertambangan dan Logam), FreeportMcMoRan Copper & Gold Inc. menganut Kerangka Kerja Pembangunan
Berkelanjutan dari ICMM, dan komitmen ini melandasi upaya kami untuk mengenal
dan mengelola berbagai tantangan dan peluang di seluruh operasi kami. Kerangka
kerja tersebut (www.icmm.com) terdiri dari tiga unsur yang wajib dipenuhi oleh
anggota korporasi:

1)
2)
3)

Melaksanakan 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM di seluruh
kegiatan usaha,
Membuat laporan sesuai Global Reporting Initiative (GRI / Prakarsa Pelaporan
Global), pedoman G3 serta Mining and Metals Sector Supplement, dan
Memberi jaminan secara independen bahwa komitmen kami dipenuhi.

Pada tahun 2009 kami mengembangkan dan melaksanakan pendekatan
berbasis risiko terhadap seluruh Portofolio kegiatan kami dalam rangka lebih
menegaskan, mengelola dan memantau tantangan dan peluang pembangunan
berkelanjutan yang terpenting bagi pemangku kepentingan kami, maupun usaha
kami. Kami pun akan memenuhi komitmen jaminan dengan melaporkan hal-hal
sebagai berikut:
1)
Penyelarasan kebijakan keberlanjutan kami dengan 10 Asas Pembangunan
Berkelanjutan ICMM maupun persyaratan wajib yang tertuang di dalam
pernyataan posisi ICMM;
2)
Risiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan yang kami hadapi
berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap kegiatan usaha kami maupun
informasi dari pemangku kepentingan;
3)
Keberadaan dan status berbagai sistem dan pendekatan yang digunakan dalam
pengelolaan risiko dan peluang penting pembangunan berkelanjutan tersebut;
4)
Kinerja kami terkait risiko dan peluang pembangunan berkelanjutan yang telah
diidentifikasi;
5)
Pengungkapan wajib dalam pengajuan peringkat A+ pada Pedoman Pelaporan
Keberlanjutan dari GRI (G3).
b) 10 Asas Pembangunan Berkelanjutan ICMM
1) Laksanakan dan pertahankan praktik berbisnis yang etis serta sistem tata kelola
korporasi yang sehat
2) Padukan pertimbangan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses pembuatan
keputusan korporasi
3) Tegakkan hak asasi manusia dan hormati budaya, adat dan nilai-nilai dalam
setiap hubungan dengan karyawan maupun pihak lain yang terkena dampak dari
kegiatan kami
4) Lakukan strategi pengelolaan risiko berdasarkan data yang sah dan ilmu
pengetahuan yang mumpuni
5) Terus tingkatkan kinerja kesehatan dan keselamatan
6) Terus tingkatkan kinerja lingkungan
7) Beri sumbangan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan
terpadu dalam perencanaan tata guna lahan
8) Permudah dan dukung rancangan yang bertanggung jawab, pemanfaatan,
pemanfaatan ulang, daur ulang, dan pembuangan dari produk-produk kami
9) Beri sumbangan terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan di
masyarakat di mana kami tengah melakukan kegiatan
10) Lakukan secara efektif dan transparan setiap hubungan, komunikasi, dan
pelaporan yang diverifikasi secara independen bersama pemangku kepentingan
kita

I.

Tambang Terbuka Grasberg
Penambangan pada tubuh bijih ("ore body") Grasberg menggunakan cara
penambangan terbuka, metode ini cocok untuk Grasberg karena keberadaan tubuh
bijihnya yang dekat dengan permukaan tanah pegunungan (Grasberg).
Hampir dikeseluruhan proses penambangan terbuka melalui beberapa tahapan
pengeboran, peledakan, pemilahan, pengangkutan, dan penggerusan batuan bijih.
Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan adalah menjaga stabilitas lereng dan
penanaman kembali tanaman asli pada daerah yang sudah tidak ditambang (reklamasi).
Pada tambang terbuka Grasberg peralatan utama yang digunakan berupa bor,
"shovel" dan truk besar untuk menambang bahan tambang. Bahan tambang dimaksud
termasuk juga yang diklasifikasikan batuan bijih dan batuan penutup tergantung dari nilai
ekonomis bahan tersebut. Fungsi alat shovel adalahmengeruk bahan tambang pada
daerah-daerah berbeda di area tambang terbuka, dan memuat bahan ke atas truk untuk
dibawa keluar area tambang terbuka.

Gambar 10: Karyawan di tambang terbuka Grasberg
Bijih ditempatkan ke dalam alat penghancur bijih dan diangkut ke pabrik
pengolahan (mill) untuk diproses. Batuan penutup (overburden) diatur penempatannya ke
daerah-daerah yang telah ditentukan, atau ke dalam alat penghancur OHS pada jalan
HEAT untuk ditempatkan di Wanagon Bawah di samping alat penimbun (stacker).
Sarana-sarana utama yang ada pada sekitar lokasi tambang terbuka termasuk
bengkel-bengkel perawatan, tambang batu gamping dan pabrik pemrosesan, serta fungsi
pendukung lainnya dan perkantoran.
a) Pengembangan
Pengembangan tambang terbuka Grasberg dilakukan dengan menambang
sejumlah daerah (pushback) secara bersamaan. Setiap pushback merupakan bagian
rencana pengembangan jangka panjang untuk menambang cadangan. Beberapa
pushback nya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pemindahan overburden
sebelum bijih terpapar.
Di Grasberg, pushback yang penghasil bijih utama saat ini adalah area 7S.
Jadwal pelepasan bijih berkadar mineral tinggi berdasarkan pemindahan
overburdensesaat sebelum menambang bijih. Ketika satu pushback selesai
dikerjakan, kemudian pushback berikutnya overburdennya dikupas terlebih dahulu
agar bisa mulai mendapatkan bijih. Penjadwalan proses keseluruhan tambang
terbuka dilakukan guna memaksimalkan nilai bersih terkini (net present value) dari
sumber daya (mineral) tersebut.

Gambar 11: Penjadwalan proses keseluruhan tambang terbuka
b) Penempatan overburden
Overburden adalah batuan penutup tanpa nilai ekonomis atau nilai
ekonomisnya kecil yang membungkus atau menutupi sebuah cadangan. Sepanjang
masa tambang Grasberg, terdapat sekitar 3,4 miliar ton metrik overburden akan
ditambang guna menyingkap 1,4 miliar ton metrik bijih yang bernilai ekonomis.
Overburden terdiri dari sejumlah jenis batu alam yang berbeda, termasuk batu
gamping. Overburden ditempatkan di daerah-daerah yang memungkinkan tambang
terbuka dikembangkan sedekat mungkin untuk kepentingan efisiensi sumber daya.

Gambar 12: Daerah penempatan Overburden (lubang akhir)
Daerah-daerah utama penempatan batuan penutup (overburden) berada di
padang rumput Carstensz dan daerah Wanagon di sebelah barat dan utara.
Overburden diangkut menuju daerah penempatan menggunakan saranatruk. Untuk
beberapa daerah penempatan tertentu seperti di Wanagon Bawah, truk pengangkut
menuangkan batuan penutup yang diangkutke dalam alat penghancur terlebih
dahulu, dan kemudian batuan penutup yang sudah dihancurkan dipindahkan ke alat
penimbun (stacker) yang akan menempatkan bahan batuan penutup di Wanagon
Bawah. Sepanjang masa tambang terbuka, rasio pengupasan (perbandingan
overburden yang dipindahkan terhadap bijih) adalah 2,5 di mana dari tahun 1990 2005 rasionya adalah 2,8 dan diperkirakan dari saat ini hingga akhir masa tambang
terbuka, rasionya 2,2. Saat tambang terbuka selesai dikerjakan, daerah-daerah
overburden kelak sudah dihijaukan kembali.

Gambar 13: Shovel besar dan truk pengangkut
Saat ini kami memanfaatkan 17 shovel besar dan 148 truk pengangkut untuk
menambang permukaan Grasberg.
c)

Keunggulan operasional
Program-program perbaikan yang sedang berjalan difokuskan pada penggerak
nilai di tambang kami, Grasberg. Upaya-upaya awal berhasil menetapkan sasaran
produktivitas dari armada truk dan shovel. Fokus sasaran dari inisiatif adalah
perbaikan produktivitas truk dan shovel, pengeboran dan peledakan (drilling dan
blasting), "scorecard operator", pemeliharaan lokasi, pengurangan inventori,
penjadwalan kerja, pelatihan supervisor lapangan, dan penggunaan kendaraan
ringan.
Seiring dengan pencapaian sasaran produktivitas, kami melakukan identifikasi
terhadap peluang pengurangan biaya. Salah satunya adalah tenaga kerja yang
terpusat pada penyelarasan lokasi kerja, tingkatan penugasan, dan peningkatan
pelatihan dari pekerja baru yang direkrut dari lembaga pelatihan kami.

Gambar 14: Golden Horseshoe

Pengaturan urutan dalam penambangan "golden horseshoe" di dalam lubang
Grasberg dapat menghasilkan beberapa variasi produksi logam dari waktu ke waktu.
Kami tetap melakukan analisa rencana jangka yang lebih panjang untuk menilai
rancangan optimal terhadap tambang terbuka Grasberg, yang dapat berpengaruh
terhadap pengaturan waktu pengembangan block cave Grasberg bawah tanah.
Rencana kami yang terdahulu mencakup transisi dari tambang terbuka Grasberg ke
block cave Grasberg pada tahun 2015. PTFI berharap dapat menyelesaikan kajian
yang dilakukannya saat ini terhadap rencana berjangka lebih panjang, sebelum akhir
tahun 2006.

Gambar 15: Tram Udara
Kami mempunyai dua sarana tram dari pabrik pengolah ke tambang. Yang
pertama dibuat pada tahun 1971,saat ini digunakan untuk membawa peralatan,
bahan, dan orang, selain untuk mengangkut bijih dari tambang ke mill. Ketika
dibangun, tram tersebut merupakan tram udara dengan jarak bentangan terpanjang di
dunia. Tram kedua dibangun pada tahun 1989. Setelah pembangunan system ore
pass pada tahun 1989, kami tak lagi menggunakan tram untuk mengirim bijih ke
mill.
d) Peralatan tambang yang dipakai
Type

Size
#
Shovel
O&K RH200
30m3
8
3
Bucyrus 495
42m
4
P&H 4100
42m3
4
3
P&H 2800
34m
6
Haul Truck
CAT 785
135mt
11
CAT 793
220mt
98
Komatsu 930E
290mt
27
CAT 797
320mt
12
Alat Pendukung
Kami juga menggunakan CAT 777 untuk bongkar muat dan kegiatan

pendukung lainnya
Kami menggunakan beberapa alat bergerak untuk kegiatan pendukung;
loader, dozer, excavator, grader, truk servis, crane, drill, dll
e)

J.

Mitra Utama di Grasberg
1) Drilltech/Sandvik
Pengeboran blasthole dan pemeliharaan bor.
2) Trakindo CAT
Pemeliharaan truk.
3) Benches
Tinggi kemiringan 15 meter dengan sudut muka 65°. Kemiringan berkisar dari
34° hingga 48°, tergantung berbagai pertimbangan geoteknis
4) Pengeboran dan Peledakan
Pola yang lazim digunakan 10 x 10 x 17 meter. Bahan peledak ANFO.
5) Curah Hujan
Rata-rata 10mm/hari (145 inci/tahun).

Tambang Bawah Tanah
Block caving merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi
sumberdaya yang tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih
di bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya
sendiri.
Setelah runtuh, bijih yang dihasilkan "ditarik" dari drawpoint (titik tarik) dan
diangkut menuju alat penghancur.
Pada block cave DOZ, alat LHD (loader) memindahkan lumpur bijih ke dalam
ore pass menuju saluran pelongsor. Selanjutnya lumpur bijih pada saluran tersebut
mengisi truk-truk angkut AD-55 untuk dipindahkan keke alat penghancur. Dari sana,
bijih yang telah dihancurkan dikirim ke pabrik pengolah (mill) melalui ban berjalan
(conveyor).

Gambar 16: Penambangan bawah tanah dengan cara block caving
a) Tambang Bawah Tanah DOZ
Pembangunan tambang bawah tanah DOZ (kapasitas 25.000 ton/hari)
diselesaikan 18 bulan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Tidak lama setelah
produksi DOZ mencapai 25.000 ton/hari, selanjutnya perluasan menjadi 35.000
ton/hari pun segera selesai di muka jadwal dan tepat anggaran.

Gambar 17: Grafik profil produksi
Kami menyelesaikan perluasan ekspansi produksi tambang DOZ hingga
50.000 ton/hari dengan memasang alat penghancur yang kedua serta ventilasi
tambahan maupun percepatan berbagai kegiatan pengembangan tertentu. yang
biayanya mencapai kurang lebih $60 juta AS. Kami mengantisipasi peningkatan
peningkatan produksi hingga 80.000 ton/hari. Peningkatan tersebut dapat
mempercepat perolehan kandungan bijih berkadar tinggi dari tambang bawah tanah.
Tampaknya angka-angka awal menunjukkan keuntungan ekonomis yang sangat
menarik.
b) Fasilitas Umum
Sebagai bagian dari rencana pengembangan jangka panjang, kami telah
memprakarsai pekerjaan berhubungan dengan jalan masuk yang diperlukan untuk
menuju ke badan bijih di bawah tanah Grasberg dan Kucing Liar. Tambang bawah
tanah ini seharusnya mempunyai profil operasional yang menarik dibanding
tambang lain di dunia.

Gambar 18: jalan masuk menuju ke badan bijih di bawah tanah Grasberg dan
Kucing Liar

Pengembangan dari badan bijih tersebut akan membuka peluang untuk
merealisasikan nilai yang signifikan setelah usia tambang terbuka Grasberg berakhir,
sehingga memungkinkan secara operasional untuk mensinergikan sarana dan
infrastruktur pabrik pengolah yang ada serta menyediakan penambahan arus kas
dalam jangka panjang.
c)

BIG GOSSAN
Kami tengah mengupayakan pengembangan cadangan Big Gossan, yang
letaknya relatif dekat dengan sarana pabrik pengolah yang ada. Dikarenakan bentuk
geometri dari cadangan tersebut, Big Gossan paling sesuai untuk ditambang secara
selektif dengan menggunakan metode "open stope with paste backfill". Bijih yang
ditambang diangkut ke pengolahan dengan memakai sarana pabrikyang sudah ada
sebelumnya sama seperti bijih dari DOZ. "Stope" adalah galian yang terbentuk
ketika mengambil bijih. Sebagian besar stope di Big Gossan kurang lebih akan
memiliki dimensi: panjang 40 m, tinggi 15 m, dan lebar 20 m.

Gambar 19: BIG GOSSAN
Pengembangan pada tahun 2005-2009 diperkirakan menghabiskan biaya $225
juta AS. Tambang mulai berproduksi pada tahun 2009 dan mencapai produksi
tertinggi 7.000 ton/hari pada tahun 2011. Big Gossan diharapkan menghasilkan
logam tambahan sebesar kurang lebih 135 juta pon Cu dan 65.000 ons Au setiap
tahun.

Gambar 20: Penggalian bijih dari bawah

Gambar 21: Titik tarik bijih

Gambar 22: Pengerukan bijih dari titik tarik dengan alat loader
d) Cara Penambangan

Gambar 23: Stope terbuka dengan Paste Backfill

Gambar 24: Stope terbuka dengan Paste Backfill
Dibangun drift pada berbagai tingkatan. Stoper dibor dan diledakkan dari atas.
Bijih ditambang dari bawah dan dijatuhkan kedalam ore pass menuju alat
penghancur. Terhadap rongga dilakukan backfill untuk menjaga stabilitas dan rongga
kembali padat.
Stope ditambang dengan urutan tertentu, dengan stoping aktif pada berbagai
tingkatan untuk memelihara stabilitas geoteknis dan memaksimalkan pengambilan
bijih Metode ini memiliki biaya operasional tinggi karena terhadap semua bijih
dilakukan peledakan & rongga harus di "backfill".
e)

Peralatan Tambang
Type

Size

Pembelah batuan tidak bergerak
CAT Elphinstone LHD

#
8

3, 6, 8 cu yards

43

CAT Elphinstone Haul Truck

16

Development Jumbos

8

Tamrock Commando (pemecah sekunder)

7

Gambar 25: Tabel peralatan tambang
f)

Alat Pendukung
Armada peralatan pendukung seperti manhaul, scissor lift, grader, bolter, dan
lain-lain.

Gambar 26: LHD loader, Jumbo drill, dan AD55 truck.
K. Arus Bijih & OHS
Arus bijih (oreflow) dan OHS (Overburden Handling System / Sistem
Penanganan Overburden) adalah segala sesuatu tentang proses pemindahan bahan.
Sistem arus bijih terdiri dari alat penghancur, ban berjalan (conveyor), dan ore
pass untuk mengirim bijih dari tambang ke pabrik pengolahan (mill). OHS terdiri dari
alat penghancur, conveyor, dan alat penimbun (stacker) untuk menempatkan overburden
dari tambang terbuka Grasberg ke daerah-daerah penempatan di Wanagon Bawah.

Gambar 27: Arus bijih (oreflow) dan OHS (Overburden Handling System)
a) Tambang Grasberg

Gambar 28: Overburden Handling System tambang Grasberg



Alat Penghancur Bijih
Satu unit 63" x 114" Krupp Gyratory Crusher (#6)
Satu unit 60" x 113" Krupp Gyratory Crusher (#7)



OrePass
Empat buah dengan diameter 6 hingga 7 meter, tinggi 660 meter.

b) Tambang Bawah Tanah DOZ

Gambar 29: Tambang bawah tanah DOZ


c)

Alat Penghancur Bijih
Satu unit 54" x 77" Fuller Crusher (unit kedua diadakan saat Proyek Perluasan
50K).

Overburden Handling System





Gambar 30: Overburden Handling System
Stacker
150 meter semi-mobile Krupp Stacker yang (sebelumnya) digunakan untuk
mengisi cekungan Wanagon.
Alat Penghancur
Satu unit 63" x 114" Krupp Gyratory Crusher (#8) Satu unit 60" x 89" Fuller
Gyratory Crusher (sebelumnya digunakan sebagai Crusher #5). Tergantung

tersedianya berbagai jenis bahan tertentu, sistem OHS diproyeksikan untuk
beroperasi pada 135.000 ton/hari.
L. Pabrik Pengolahan Bijih

Gambar 31: Denah Umum (Wilayah Pabrik Pengolahan Bijih)
dan Pabrik Pengolahan Bijih
Pabrik pengolahan bijih (Mill) mengolah bijih dari tambang melalui daerah
konsentrator utama sebagai berikut: Konsentrator Utara/Selatan, Konsentrator #3, dan
Konsentrator #4. Kapasitas rancang pengolahan (nameplate) diringkas sebagai berikut
(dalam 000 ton metrik per hari):
Konsetrator

Title

Konsentrator Utara/Selatan

60

Konsentrator #3 (SAG #1)

60

Konsentrator #4 (SAG#2)

115

Total

235

Gambar 32: Kapasitas rancang pengolahan (nameplate)
Tingkat kapasitas Pabrik Pengolahan dapat bervariasi berdasarkan kekerasan dan
ukuran umpan bijih, selain pertimbangan ekonomis lainnya yang mungkin mengharuskan
pengoperasian pada tingkat yang lebih rendah dalam rangka memaksimalkan nilai
sumber daya kami secara keseluruhan.
Konsentrator Utara mulai difungsikan pada tahun 1972 dan selanjutnya diperluas
melalui proyek-proyek kecil berkelanjutan. Konsentrator Selatan difungsikan pada tahun
1991. Konsentrator #3 merupakan bagian dari proyek peningkatan 118K yang selesai
pada tahun 1995. Konsentrator #4 selesai dibangun pada tahun 1998 sebagai bagian dari
proyek peningkatan besar terakhir.

a) Angka-Angka Kunci Operasional

Keterangan

2011

2012

Mill (000 ton/hari)

216

228

Perolehan Cu (%)

89%

85%

Perolehan Au (%)

83%

80%

Konsentrat (MMt)

2.6

1.9

%Cu

30%

27%

g/t Au

41%

24%

Gambar 33: Tabel Angka-Angka Kunci Operasional
b) Tinjuan Umum Terhadap Proses

Gambar 34: Kompleks Pabrik Pengolah Bijih
Pabrik Pengolahan menghasilkan konsentrat tembaga dan emas dari bijih yang
ditambang dengan melalui proses memisahkan mineral berharga dari pengotor yang
menutupinya. Langkah-langkah utamanya adalah penghancuran, penggilingan,
pengapungan, dan pengeringan. Penghancuran dan penggilingan mengubah bentuk
besaran bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yang
mengandung tembaga dan emas.
Pengapungan (Flotasi) adalah proses pemisahan yang digunakan untuk
menghasilkan konsentrat tembaga-emas. Bubur konsentrat (slurry) yang terdiri dari
bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dan air dicampur dengan reagen dimasukkan
ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel flotasi, di mana
penambahan udara dipompa ke dalam slurry tersebut.
Reagen yang digunakan adalah kapur, pembuih (frother) dan kolektor.
Pembuih membentuk gelembung yang stabil, yang mengapung ke permukaan sel
flotasi sebagai buih. Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan partikel mineral
sulfida logam berharga sehingga menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak
air (hydrophobic). Butir mineral sulfida yang hidrofobik tersebut menempel pada
gelembung udara yang terangkat dari zona slurry ke dalam buih yang mengapung di
permukaan sel. Buih yang bermuatan mineral berharga tersebut, yang menyerupai

buih deterjen metalik, meluap dari bibir atas mesin flotasi kedalam palung (launders)
sebagai tempat pengumpulan mineral berharga. Mineral berharga yang terkumpul di
dalam palung tersebut adalah 'konsentrat'. Konsentrat (dalam bentuk slurry, 65%
padat menurut berat) dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry
sepanjang 115 km. Sesampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sampai
kandungannya hanya 9% air dan kemudian dikapalkan untuk dijual.

Gambar 35: SAG Mill, Ball Mill, dan Flotasi.
Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di dasar sel flotasi yang terakhir sebagai
limbah yang disebut 'tailing'. Tailing akhir ini disalurkan menuju suatu sistem
pembuangan alami yang mengalir dari Mill menuju Daerah Pengendapan Ajkwa
yang diModifikasi (ModADA).
c)

Konsentrator NELSON

Gambar 36: Kompleks Pabrik Pengolahan Bijih yang berada di area MP74.
Emas yang masih kasar dan bebas tidak bereaksi dengan baik pada proses
flotasi. Konsentrator Knelson, sebuah sistem pengambilan yang menggunakan
gravitasi, menggunakan daya sentrifugal untuk pemisahan dan pengambilan emas
kasar dan bebas tersebut. Dengan demikian, pengambilan emas dari bijih akan
mengalami peningkatan secara keseluruhan
.

d) High Pressure Grinding Roll

Gambar 37: Unit HPGR
e)

Peralatan Utama
Konsentrator Utara/Selatan
8 Ball Mill 15.5 ft
WEMCO 44x1500 ft3
Outukumpu 16x1350 ft3 sel flotasi

Konsentrator #3
SAG 34 ft
2 Ball Mill 20 ft
WEMCO 36x3000 ft3 sel flotasi

Konsentrator #4
SAG 38 ft
4 Ball Mill 24 ft
WEMCO 36x4500 ft3 sel flotasi

Gambar 38: Tabel peralatan utama

M. Pengeringan & Pengapalan
Portsite merupakan bagian yang sangat penting dari kegiatan kami, sarana
menerima bahan-bahan dan perlengkapan yang diperlukan serta mengirimkan konsentrat
kami dengan kapal.

Gambar 39: Kegiatan di Portsite
a) Pengeringan Dan Penyimpanan Konsentrat

Gambar 40: Alur Pengeringan Slurry Konsentrat
Slurry (bubur) konsentrat dikeringkan dengan 3 unit rotary vacuum disc filter
dan satu unit filter pressure yang baru. Konsentrat yang mengeras (cake) dari rotary
vacuum disc filter selanjutnya dikeringkan dengan 3 buah pembakar rotary kiln.
Konsentrat kering dengan kandungan air sekitar 9% disimpan di dalam gudang
konsentrat yang berkapasitas total sekitar 135.000 ton metrik. Ruang penyimpanan
tambahan tersedia pada pads di samping pabrik pengering.

b) Pengapalan Konsentrat

Gambar 41: Filter Pressure Dryer
Sebagai proses akhir, konsentrat dari gudang dimuat ke kapal dengan
menggunakan ban berjalan (conveyor). Kapal konsentrat dimuat sebagian pada
dermaga 'concentrate jetty' dan selanjutnya kapal berlabuh di Sea Buoy A (lepas
pantai) untuk menyelesaikan sisa pemuatan dengan menggunakan kapal tongkang.
Penggunaan tongkang diperlukan karena kedalaman air yang tidak memungkinkan
kapal angkut untuk pemuatan penuh secara langsung. Setiap tahun kami
mengapalkan konsentrat lebih dari 100 kapal.
c)

Pembangkit Listrik
PLTU berbahan bakar batubara dengan kapasitas 195MW (3x65MW) terletak
di Portsite. Pengiriman batubara dari kapal diterima dan dipindahkan ke tongkang
batubara sebelum dibongkar di 'coal jetty' kami dan disimpan di dalam gudang
batubara. Listrik dari PLTU disalurkan ke pabrik pengolah melalui jaringan
distribusi 230KV sepanjang 115 km.

d) Cargo Dock
Bahan dan perlengkapan diterima dan dibongkar di cargo dock untuk diangkut
ke berbagai daerah operasional kami di lokasi. Daerah cargo dock di Portsite
berfungsi sebagai lokasi pusat distribusi barang untuk pengangkutan ke seluruh
lokasi.
N. Infrastruktur Pendukung

Gambar 42: Megashop

a) Daya Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan operasional terbangunkapasitas pembangkitan sekitar
445MW listrik (250MW kapasitas tetap) terdiri dari PLTU berbahan bakar batubara
berkapasitas 195MW di Portsite dan pembangkit diesel (terutama di pabrik
pengolahan). Jaringan distribusi memasok listrik dari PLTU menuju Pabrik
Pengolahan. Salah satu mitra kerja menyediakan jasa pemeliharaan dan
pengoperasian sarana pembangkit listrik kami.
b) Perkotaan & Camp
Lokasi kota utama karyawan adalah Tembagapura (berikut daerah huniannya
("suburb") Hidden Valley) di daerah dataran tinggi, dan Kuala Kencana di daerah
dataran rendah. Ada juga camp-camp di Milepost 38/39, Base Camp (dekat Bandara)
dan Ridge Camp. Lokasi kota menyediakan berbagai jasa untuk memenuhi
kebutuhan karyawan kami, mulai dari toko retail, restoran, sarana hunian, sekolah,
sarana kesehatan, perpustakaan, bank, jasa pos, sarana pelatihan, hingga sarana
rekreasi. Kedua lokasi kota tersebut dilengkapi dengan kolam renang, selain itu
Kuala Kencana dilengkapi dengan lapangan golf 18-hole.
c)

Klinik Kesehatan & Rumah Sakit
Kami memiliki rumah sakit untuk karyawan berkapasitas 100 tempat tidur di
Tembagapura dan banyak klinik di daerah sekitar. Selain itu, kami mendanai rumah
sakit berkapasitas 74 tempat tidur di Desa Waa-Banti yang berdekatan, dan sebuah
rumah sakit berkapasitas 101 tempat tidur di Timika. Infrastruktur tersebut
merupakan kunci dalam penyediaan berbagai jasa bagi karyawan kami berikut
keluarganya dan warga setempat, selain dalam rangka pelaksanaan program-program
kesehatan masyarakat yang kami canangkan di wilayah terpencil ini.

d) Penerbangan
Bandara kami di Timika merupakan sentra bagi penerbangan ke/dari wilayah proyek
kami. Melalui salah satu mitra, kami menjalankan penerbangan charter untuk
mengangkut karyawan antara Papua dan kota asal mereka di bagian lain Indonesia.
Bandara tersebut juga telah menarik beberapa penerbangan komersial. Mitra kami
pun menyediakan pesawat helikopter dan dukungan sarana penerbangan lainnya
dalam rangka upaya operasional dan eksplorasi kami.
e)

Pabrik Pengolahan Batu Gamping
Sebagai bagian dari perluasan Konsentrator #4, kami telah membangun tambang
(quarry) dan pabrik pengolahan batu gamping. Pabrik tersebut menghasilkan batu
gamping yang dikonsumsi di tambang maupun pabrik pengolahan.

f)

Sarana Perbengkelan & Perawatan
Kami memiliki sejumlah bengkel berlokasi di wilayah proyek, mulai dari bengkel
perawatan peralatan hingga bengkel fabrikasi baja di daerah dataran rendah.
Beberapa mitra kami juga telah mendirikan sarana-sarana di daerah dataran rendah
dalam rangka mendukung usaha mereka untuk menyediakan jasa bagi kegiatan
operasional kami.

g) Logistik
Sebagaimana yang berlaku pada setiap kegiatan operasional berkapasitas besar,
rantai pasokan dan logistik merupakan hal yang sangat penting bagi usaha kami.

Kami mempunyai jaringan terbukti untuk memasok bahan-bahan ke Portsite berikut armada kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bahan-bahan dari
Portsite menuju lokasi operasional kami di seluruh wilayah proyek. Salah satu mitra
kami lainnya menjalankan operasi logistik di lokasi dari pelabuhan kepada
pengguna, selain kegiatan perawatan tertentu untuk peralatan non tambang,
perawatan jalan, dan angkutan bus karyawan.
h) Jasa Boga
Mengingat jumlah orang yang berada di lokasi, maka salah satu mitra kami
menyediakan jasa boga untuk menyediakan makanan bagi pekerja kami, selain jasa
pengelolaan barak dan pembersihan.
O. Area Operasi Kami

Gambar 43: Area Operasi PT Freeport Indonesia