PROPOSAL PENELITIAN Penelitian Tindakan. doc

PROPOSAL PENELITIAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN DENGAN
FUNGSINYA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV di SDN Pasirmuncang
Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Mata Pelajaran IPA
pada Materi Hubungan Antara Bunga Dengan Fungsinya Tahun 2016)
Diajukan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester dalam Mata Kuliah
Penelitian Pendidikan pada Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016
dengan Dosen Pembimbing H. Atep Sujana, M.Pd

Oleh:
Uher Hertita
2A / 34 / 1403300

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2016


Proposal Penelitian Tindakan Kelas
A. Judul Penelitian
Penerapan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Hubungan Antara Struktur Bagian Tumbuhan
Dengan Fungsinya (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas IV Di
SDN Pasirmuncang Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Mata
Pelajaran IPA Pada Materi Hubungan Antara Bunga Dengan Fungsinya Tahun
2016)
B. Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya
manusia dan merupakan tanggung jawab semua pihak. Berbagi upaya
peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama salah satu upaya yang
dilakukan adakah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan
merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu, dimana pendidikan
sangat penting bagi perkembangan hidup manusia, menciptakan masyarakat
yang cerdas, membentuk generasi mendatang yang diharapkan dapat
menghasilkan manusia berkualitas dan bertanggunga jawab serta mampu
mengantisipasi masa depan. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus
selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu hal yang menentukan kualitas
pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan
materi yang diajarkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekolah yang
kurang memperhatikan penggunaan model pembelajaran dalam setiap
penampilan mengajar. Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara
konvensional, dimana guru yang berperan aktif, sementara siswa cenderung
pasif. Sikap siswa yang pasif dapat mengurangi keterlibatannya dalam
mengikuti proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan menurunnya hasil
belajar siswa dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu dikembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Salah
satu cara adalah mengubah metode pembelajaran konvensional (ceramah,
tanya jawab, dan tugas) dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih
inovatif serta mendukung materi pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
lingkungan untuk mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Dengan model ini,
siswa dapat belajar IPA langsung di alam dengan media yang tersedia di alam
sehingga siswa tidak merasa bosan seperti belajar di dalam kelas yang
monoton. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman siswa yang berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa
secara keseluruhan yaitu dapat melibatkan langsung lingkungan dalam
pembelajaran sehingga siswa belajar dengan menggunakan media real. Jadi,
lingkungan sendiri dapat menjadi media pembelajaran untuk kegiatan belajar
mengajar siswa di sekolah dasar.
Selanjutnya permasalah terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang
adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara
mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode
yang betul-betul bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk
memahami konsep-konsep akademis, karena metode mengajar yang selama ini
digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah. Dalam
hal ini tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat
berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat mereka
bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan
suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah
satu model pembelajaran yang inovatif dan dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar adalah model pembelajaran berbasis lingkungan.
Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan lingkungan sekitar
merupakan salah satu upaya pengembangan kurikulum sekolah yang ada,

dengan mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan sekitar

sebagai sumber bahan ajar. Dengan melaksanakan pembelajaran yang
melibatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, diharapkan siswa dapat
berinteraksi langsung dengan alam. Seolah-oalh alam merupakan labolatorium
bagi anak. Salah satu contoh pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar misalnya pada proses pembelajaran untuk tumbuhan.
Dan juga upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran itu dengan
menggunakan media. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa sehingga dapat tercapainya tujuan
pembelajaran yang lebih baik. Kegunaan media dalam proses pembelajaran
sangat menguntungkan dalam penyampaian materi kepada siswa. Penggunaan
media dalam proses pembelajaran desekolah berhubungan dengan tingkat
perkembangan psikologis serta taraf kemampuan siswa yang mengikuti proses
pembelajaran dengan minat serta bakat siswa yang dapat membangkitkan
motivasi siswa terhadap belajar.
Media pembelajaran dapat diaplikasikan pada semua mata pelajaran yang
diberikan salah satunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Bagi siswa sekolah dasar, belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari
berkaitan dengan pengalaman hidupnya dan mereka memandang suatu objek

yang ada secara utuh. Proses pembelajaran dengan menggunakan media yang
dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif serta
mengembangkan kemampuan berfikir dan lebih memberikan ruang kepada
siswa untuk mengalami, mencoba, merasakan serta menemukan sendiri apa
yang dipelajari tentang IPA.
C. Perumusan Masalah
1.

Bagaimana Perencanaan Model Pembalajaran Berbasis
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Hubungan Antara Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.

2.

Bagaimana pelaksanaan Model Pembalajaran Berbasis
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Hubungan Antara Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.

3.


Bagaimana peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah
menggunakan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Pada Materi
Hubungan Antara Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Perencanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
3. Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah menggunakan
Model Pembalajaran Berbasis Lingkungan Pada Materi Hubungan Antara
Struktur Bagian Tumbuhan Dengan Fungsinya.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar
belajar siswa.
2. Bagi guru, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
lingkungan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih

inovatif dan tidak monoton. Mengetahui strategi pembelajaran yang
efektif dan efisien serta meningkatkan pemahaman guru dalam
melakukan tindakan kelas. Sebagai upaya untuk mengatasi pembelajaran
yang konvensional, memberikan pembelajaran yang bermakna bagi
siswa, dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses belajar
mengajar di kelas.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memperbaiki proses
pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA materi hubungan antara
struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya, sehingga sekolah bisa
memfasilitasi segala keperluan untuk kelancaran proses pembelajaran
tersebut.
4. Bagi Peneliti lain, penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman dan
alternatif terhadap pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA materi

hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.
F. Batasan Istilah
1. Model Pembelajaran Berbasis Lingkungan adalah model pembelajaran
yang mengedepankan pengalaman siswa dalam hubungannya dengan alam
sekitar, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami isi materi yang

disampaikan. Artinya, model pembelajaran berbasis lingkungan ditujukan
agar siswa dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
2. Hasil belajar siswa merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajaranya.
3. Materi hubungan antara bagian tumbuhan dengan fungsinya adalah materi
dalam mata pelajaran yang akan membahas mengenai bagian fungsi pada
tumbuhan diantaranya adalah akar, tumbuhan, daun, bungan dan buah.
G. Metedologi Penelitian
1. Metode dan Desain Penelitian
Memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan dan desain
penelitian yang dipakai dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model Penelitian
Tindakan Kelas, dimana peneliti melakukan observasi dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. dapat disimpulkan bahwa pengertian tindakan kelas
adalah segala daya upaya yang dilakukan oleh guru berupa kegiatan
penelitian tindakan atau arahan dengan tujuan dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah lingkungan sekolah dimana terdapat
tumbuhan sebagai media pembelajaran.

3. Populasi dan Sampel
Menjelaskan populasi yang dituju dalam penelitian ini beserta alasanalasan rasionalnya, pemilihan sampel, dan teknik yang digunakan untuk
memilih dan menentukan sampel penelitian.
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Pasirmuncang
yang berjumlah 23 orang, sedangkan jenis data yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi :
1) Data hasil pretes dan postes
2) Hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar
3) Jawaban angket
4) Jurnal harian/catatan lapangan
5) Foto kegiatan
4. Teknik Pengumpulan data

Menjelaskan tentang bagaimana data penelitian akan dikumpulkan dan
dengan menggunakan teknik apa dengan instrument yang mana.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan
postes pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian).
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat

dilihat peningkatan aktivitas belajar yang meliputi frekuensi aktivitas
dan peningkatan kerjasama antar siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran.
2) Angket
Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran
yang telah dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari
seluruh siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa dalam rangka
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
3) Jurnal Harian (Catatan Harian)
Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya
tercantum dalam lembar observasi. Oleh karena itu di lengkapi lagi
dengan jurnal harian/catatan harian yang merupakan alat bantu
perekam yang paling sederhana yang memuat perilaku khusus siswa
maupun permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi
pelaksanaan langkah-langkah berikutnya.
4) Foto
Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas,
aktivitas kelas atau untuk memperjelas data dan hasil observasi dari
penelitian ini, di gunakan foto. Foto ini juga dapat membantu dalam

evaluasi tentang data-data lainnya.
5) Data Tes Hasil Belajar
Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui
pretes sebelum diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan
postes setelah berakhirnya setiap siklus. Hal ini dimaksudkan agar
setiap berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui kemajuan dan
perkembangan yang didapat oleh siswa melalui pembelajaran
pemahaman materi pembelajaran melalui pembelajaran berbasis
lingkungan. Data hasil tes tersebut bisa di jadikan acuan,

pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan pada
siklus berikutnya.
H. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Berbasis Lingkugan
Model environmental learning merupakan model pembelajaran
berbasis lingkungan yang dikembangkan agar siswa memperoleh
pengalaman lebih berkaitan dengan lingkungan sekitar. Ali (2010:26)
menyatakan bahwa, “Modelenvironmental learning adalah model
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman siswa dalam
hubungannya dengan alam sekitar, sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami isi materi yang disampaikan”. Artinya, model
pembelajaran environmental learning ditujukan agar siswa dapat memiliki
kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Model environmental learning digunakan dengan tujuan agar siwa
dapat dengan mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah
disusun dan disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran
yang disajikan kepada siswa disusun dengan melibatkan lingkungan
sekitar. Artinya, pembelajaran bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas,
tetapi juga di luar kelas dengan tujuan agar siswa lebih nyaman dan aktif
dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis lingkungan ini menerapkan sistem
permainan dan belajar di luar kelas. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam model environmental learning yaitu isi dan prosedur pembelajaran
harus sesuai dengan lingkungan pembelajar, pengetahuan yang diberikan
harus memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
model environmental learning merupakan model pembelajaran berbasis
lingkungan yang bertujuan agar siswa dapat memiliki kepedulian terhadap
lingkungan. Penggunaan model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan
sistem belajar di luar kelas agar siswa memiliki pengalaman lebih dan
proses pembelajaran bisa menyenangkan.
Langkah-langkah Penggunaan Model Environmental Learning

Dalam suatu kegiatan pembelajaran, langkah-langkah yang terdapat
dalam model pembelajaran yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap
jalannya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami
langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Adapun langkah-langkah
modelenvironmental learning adalah sebagai berikut.
1. Guru mengamati kebutuhan lingkungan pembelajar.
2. Guru menyusun tema dan materi ajar sesuai dengan lingkungan
pembelajar.
3. Siswa diminta untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan lingkungan
tempat mereka tinggal secara singkat
4. Siswa dan guru bersama-sama melakukan kegiatan belajar-mengajar di
luar kelas.
5. Siswa menyimak materi ajar yang disampaikan guru.
6. Guru menyelipkan masalah-masalah lingkungan dalam bahan ajar
yang disampaikan.
7. Guru dan siswa mengajak siswa untuk merenungkan kelalaian mereka
terhadap lingkungan.
8. Siswa melaksanakan tes.
9. Siswa dan guru mengevaluasi kegiatan pembelajaran. (Ali, 2010:30)
Berdasar pada uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penggunaan
model environmental learning disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan
pembelajar. Pada dasarnya, susunan dan langkah-langkah yang
dilaksanakan hampir sama dengan model konvensional, hanya saja dalam
model ini guru harus melibatkan materi tentang lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
model environmental learning merupakan model pembelajaran yang
berbasis lingkungan dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi,
penyusunan tema ajar dengan lingkungan, membahas masalah yang
berkaitan dengan lingkungan, memberikan tes, dan evaluasi pembelajaran.
Bila langkah-langkah tersebut dilaksanakan maka siswa akan memiliki
pengalaman yang lebih terhadap lingkungan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Environmental Learning

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelamahan
yang berbeda. Hal tersebut diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan siswa
dan kesiapan guru. Adapun yang menjadi kelebihan penggunaan
model environmental learning adalah siswa tidak bosan dengan apa yang
dipelajari, siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara
mengamati sendiri, dan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap
lingkungan” (Ali, 2010:34). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
dengan model environmental learning siswa akan lebih memahami dirinya
sendiri dan lingkungannya. Selain itu, siswa juga akan memliki kecintaan
terhadap lingkungan sekitar mereka.
Selain memiliki kelebihan, model environmental learning juga
memiliki kelemahan. Ali (2010:34) mengungkapkan bahwa,
“Kelemahan environmental learningdi antaranya yaitu membutuhkan
tenaga yang lebih, dan hanya dapat digunakan dalam beberapa materi
pembelajaran”. Tenaga lebih yang dimaksud yaitu keahlian guru dalam
menyusun tema materi pembelajaran yang harus disesuaikan dengan
lingkungan belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
model environmental learning memiliki kelebihan yaitu siswa dapat
memahami dirinya sendiri, dan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap
lingkungan mereka sendiri. Sedangkan kelemahannya, guru disulitkan
dengan cara menentukan materi pembelajaran yang harus sesuai dengan
lingkungkan siswa.
2. Hasil Belajar Siswa
Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual
yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman
individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan
oleh orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar
yang terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai
pebelajar biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang
oleh guru.
Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku
pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan

sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru
atau sesama teman. Menurut pendapat Nana Sudjana ( 1985 : 5)
mengemukakan bahwa : “Belajar adalah sesuatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkahlaku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
individu yang belajar”.
Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu
merangsang siswa untuk belajar. Hal ini tidak harus berupa proses
transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. Aa Rooyakkers
(1984:13) mengatakan bahwa : “Proses mengajar adalah menyampaikan
bahan pelajaran yang berarti melaksanakan beberapa kegiatan. Kegiatan
tersebut tidak ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu”.
Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang
multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut
dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain.
Faktor tersebut menurut Muhibin Syah (1995 : 132) secara umum
terbagi atas tiga macam berupa :
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti
halnya minat, bakat dan kemampuan.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar siswa
seperti keadaan keluarga, latar belakang ekonomi dan kemampuan guru
dalam mengajar.
3) Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Dengan demikian, untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat
dibutuhkan suatu formula bentuk pembelajaran yang utuh dan tentu saja
menyeluruh, dalam arti proses pembelajaran melibatkan aktivitas siswa.
Jadi pada hakekatnya, belajar adalah wujud keaktifan siswa walaupun
derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan yang lainnya dalam suatu
proses belajar mengajar di kelas. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tak
dapat dilihat dengan mata atau tak dapat diamati, misalnya menggunakan

hasanah ilmu pengetahuannya untuk memecahkan masalah, memilih
teorama-teorama untuk membuktikan proposisi, melakukan asimilasi dan
atau akomodasi untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru. Jadi yang
dimaksud siswa belajar secara aktif adalah belajar dengan melibatkan
keaktifan mental walaupun dalam banyak hal diperlukan keaktifan fisik.
Setelah berakhirnya proses pembelajaran biasanya diperoleh hasil belajar
yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses
belajar (Dimyati, 1999 : 3).
Sementara itu, Ahmadi (1984 : 35) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha hasil
belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada
nilai setiap mengikuti tes.
Menurut Sudjana (1999 : 25), hasil belajar pada dasarnya adalah
perubahan tingkah laku atau keterampilan yang berupa pengetahuan,
pemahaman, sikap dan aspek lain lewat serangkaian kegiatan membaca,
mengamati, mendengar, meniru, menulis, dan lain sebagainya, sebagai
bentuk pengalaman individu dengan lingkungan.
Hasil belajar dapat digolongkan pada hasil yang bersifat penguasaan
sesaat dan penguasaan berkelanjutan. Penguasaan sesaat contohnya
pengetahuan tentang fakta, teori, istilah-istilah, pendapat dan sebagainya.
Hasil belajar yang bersifat berkelanjutan harus dilakukan terus menerus
dalam hampir setiap kegiatan belajar. Penguasaan berkelanjutan misalnya
keterampilan tertentu dalam mengolah suatu produk, menyelesaikan
perhitungan dan sebagainya.
Agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa tinggi dan berkualitas,
tujuan pengajaran yang dicapai juga tinggi, sangat dipengaruhi oleh proses
interaksi antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa akan baik
bila komunikasi antara guru dan siswa juga berjalan dengan baik.
Kemudian untuk mengukur hasil belajar dalam penentuan keberhasilan
siswa dalam suatu proses pembelajaran yang sering digunakan adalah
berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar disusun berdasarkan tujuan

penggunaan tes itu sendiri, misalnya dalam bentuk pretes dan postes.
Pretes adalah tes yang diberikan sebelum suatu pelajaran dimulai yang
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah menguasai bahan
yang akan diberikan. Sedangkan postes adalah tes yang diberikan sesudah
suatu pelajaran selesai diajarkan, tujuannya adalah untuk mengetahui
sejauhmana siswa tersebut telah menguasai bahan yang telah diajarkan.
Perbedaan hasil kedua jenis tes ini akan ditentukan oleh kualitas
pembelajarannya. Jika proses pembelajaran baik maka pengaruhnya ialah
terdapat perbedaan yang besar antara postes dengan pretes. Pertanyaanpertanyaan pada pretes harus dibuat sama dengan pertanyaan-pertanyaan
pada postes, supaya kedua hasil tes ini dapat dibandingkan.
3. Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
1. Akar
Tumbuhan biji memiliki akar. Akar ini memiliki peranan
penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Akar terdiri atas rambut
atau bulu akar dan tudung akar. Bulu akar berfungsi untuk menyerap
air dan mineral dari dalam tanah ke tumbuhan. Tudung akar berguna
untuk melindungi akar pada saat menembus tanah. Ada dua jenis akar,
yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar serabut adalah akar yang
berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang. Akar seperti ini
dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu.
Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang
tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan
cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar
tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian. Akar tunggang maupun
akar serabut ada yang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan
makanan, contoh pada tanaman ketela pohon, wortel, ubi jalar, dan
lain-lain.
Dari uraian ini, fungsi akar adalah sebagai berikut.
a. Menunjang berdirinya tumbuhan.
b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.

c. Menyimpan cadangan makanan.
d. Bernapas.
2. Batang
Tumbuhan selain memiliki akar juga memiliki batang. Pada
umumnya batang tumbuh menuju cahaya matahari sehingga batang
tumbuhnya berlawanan dengan akar. Air dari tanah akan masuk ke
dalam tanaman melalui akar, kemudian air akan diangkut dari akar ke
daun melalui batang sehingga daun tanaman akan segar. Batang
berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun
dan tunas. Pada batang, tumbuh tunas-tunas cabang dan ranting. Daun,
bunga, dan buah tumbuh di cabang dan ranting batang tersebut. Ada
juga daun, bunga, dan buah yang tumbuh pada batang. Batang dapat
dikelompokkan menjadi batang berkayu, batang rumput, dan batang
basah. Batang tumbuhan dapat pula dikelompokkan menjadi batang
bercabang, lurus, dan berongga. Kegunaan batang adalah sebagai
berikut.
a. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga.
b. Pengangkut zat makanan dari daun ke akar.
c. Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.
d. Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan
tebu).
3. Daun
Daun tumbuhan umumnya berwarna hijau karena di dalamnya
terdapat zat warna hijau daun atau klorofil. Zat warna hijau daun ini
yang menyebabkan daun dapat mengabsorpsi energi cahaya dan
menghasilkan gula dalam proses fotosintesis. Jadi, tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun dapat membuat makanan sendiri.
4. Bunga
Tumbuhan berbiji selain memiliki akar, batang, dan daun juga
memiliki bunga. Alam ini sangat indah dan nyaman jika tanaman

sedang berbunga. Bunga merupakan bagian yang penting bagi
pembuahan. Bunga memiliki warna yang beraneka ragam. Bunga juga
ada yang berbau dan tidak berbau. Bunga yang lengkap terdiri atas
beberapa bagian, yaitu: tangkai bunga, kelopak, mahkota, putik, dan
benang sari.
Fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
a.

Tangkai bunga merupakan penghubung batang dengan bunga. Air
dan mineral dari akar sampai ke bunga melalui batang dan
tangkai bunga.

b.

Kelopak bunga, berfungsi untuk membungkus mahkota bunga
ketika bunga masih kuncup.

c.

Mahkota bunga merupakan perhiasan bunga yang berwarna
indah berfungsi untuk menarik serangga.

d.

Putik dan benang sari terletak pada mahkota bunga. Putih
merupakan alat kelamin betina, sedangkan benang sari alat
kelamin jantan. Fungsi utama bunga adalah untuk membentuk
biji agar tanaman dapat ditanam kembali sehingga keturunannya
jadi bertambah banyak.

4. Pembelajaran IPA di SD
Dalam hubungannya dengan materi pelajaran ilmu pengetahuan alam
(sains), tentunya cara berfikir yang ingin dikembangkan adalah cara
berfikir (sains). Cara berfikir sains bersifat spesifik, sehingga perlu adanya
penekanan serta contoh-contoh yang erat kaitannya dengan ilmu
pengetahuan alam (sains).
Ilmu pengetahuan alam mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
ilmu pengetahuan lainnya, menuntut seorang guru untuk menguasai
pengetahuan, cara kerja serta keterampilan dalam bidangnya. Seorang guru
ilmu pengetahuan alam (IPA) yang baik selain harus dapat berkomunikasi
dengan siswa, dengan rekan kerja, dan dengan kepala sekolah, juga ia
harus dapat berkomunikasi dengan alam. Guru juga harus mempunyai
kemampuan untuk mendemonstrasikan atau mempraktekan hal-hal yang
terjadi di alam atau hal-hal yang terjadi didalam makhluk hidup. Hal yang

lain sangat penting bagi guru ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah
mempunyai kemampuan untuk mengelola kelas dan mengelola
labolatorium. Ini sangat penting, karena sebagian besar ilmu pengetahuan
alam dikembangkan di labolatorium. Seorang guru IPA harus mampu
memotivasi siswanya agar senang belajar ilmu pengetahuan alam, member
penguatan serta memperhatikan bahwa belajar IPA yang baik bukan hanya
menghapal.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) di sekolah dasar secara khusus diberikan
ke kelas tiga, sedangkan untuk kelas satu dan dua diberikan secara terpadu
pada mata pelajaran lain seperti pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Secara lebih lengkap ruang lingkup materi ilmu pengetahuan alam (IPA)
dapat dilihat di GBPP, namun secara umum ruang lingkup mata pelajaran
IPA disekolah dasar (SD) terdiri dari:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, serta interaksinya.
2. Materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi air, udara, tanah dan
batuan.
3. Listrik dan magnet, energy dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi, serta benda-benda lainnya.
4. Kesehatan, makanan, penyakit, serta pencegahanya.
5. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, serta pelestarianya.
Setelah mengetahui ruang lingkup materi pelajaran, salah satu aspek
penting yang harus dilakukan oleh guru atau calon guru adalah
melaksanakan proses pembelajaran. Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu
penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta
pelaksanaan evaluasi dan balikan.
Rencana merupakan serangkaian kebijakan strategis mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang. Rencana
pebelajaran merupakan langkah awal dari suatu manajemen pembelajaran
yang berisi kebijakan strategis mengenai pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Dalam rencana pembelajaran terdapat beberapa
komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen

tersebut adalah: tujuan, bahan ajar, metode atau teknik, media yang
digunakan, alat evaluasi, serta penjadwalan setiap langkah kegiatan. Selain
rencana pembelajaran ada hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru
yaitu seperangkat program pembelajaran.
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
Jika pembelajaran IPA materi hubungan antara bagian tumbuhan dan
fungsinya menggunakan medel pembelajaran berbasis lingkungan maka dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
J. Rencana dan Prosedur Penelitian
1. Rencana Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Pasirmuncang, yang
beralamat di Jl. Embah Alief No.20 Desa Pasirmuncang, Kecamatan
Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
b. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa
kelas IV SDN Pasirmuncang Kecamatan Panyingkiran Kabupaten
Majalengka sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 10 orang perempuan dan
13 orang laki-laki.
c. Lama Tindakan
Penelitian ini akan dilaksanakan rentan waktu 2 bulan terhitung
dari tanggal 2 Mei 2016.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat
berikut ini :
a. Penetapan Fokus Masalah
Penetapan fokus masalah dapat dilakukan beberapa langkah.
Menurut tantra, (2005:12) langkah-langkah yang dimaksud ialah
sebagai berikut:
1) Merasakan adanya masalah
2) Mengidentifikasi masalah
3) Menganalisis masalah
4) Merumuskan masalah
Jadi, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa ada masalah dari
hasil belajar siswa yang rendah kemungkinan karena disebabkan

oleh metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan
tugas) sehingga membuat kegiatan pembelajaran monoton dan tidak
adanya motivasi belajar siswa. Dengan begitu perlu adanya
penggunaan metode pembelajaran yang inovatif serta efisien untuk
bisa meningkatkan hasil belajar siswa yaitu salah satunya model
pembelajaran berbasis lingkungan dimana diharapkan dengan
penggunaan model pembelajaran berbasis lingkungan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan
untuk melaksanakan tindakan perbaikan terkait masalah penelitian
yang telah ditetapkan. Hal terpenting yang harus disiapkan saat
perencanaan tindakan ini antara lain:
1) Menyusun scenario pembelajaran
2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan .
3) Menyusun instrument, baik proses maupun instrument hasil.
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
c. Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi merupakan
tahapan pengaplikasian semua perencanaan tindakan yang telah
disusun. Scenario tindakan dilaksanakan dalam situasi pembelajaran
yang sesungguhnya. Pada konteks ini, observasi dan interprestasi
juga dilakukan secara bersamaan.
d. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada
pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkatan keberhasilan
tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian.
Dalam hal ini, dilakukan analisis data berupa:
1) Reduksi data (penyederhanaan, pengelompokan, atau
pengorganisasian data mentah menjadi informasi bermakna)
2) Paparan data menampilkan (data secara jelas dan mudah
dipahami)
3) Penyimpulan (pengambilan intisari dari sajian data)
4) Dilakukan refleksi dengan mengkaji apa yang telah dan belum
terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
e. Siklus 1

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi
awal yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016. Tujuannya
untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas
yang akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi
fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan
belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang
terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan
pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan
Inti, dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal yang berupa apersepsi,
siswa diajak tanya jawab tentang materi yang akan dibahas, yang
akhirnya mengaitkan dengan materi inti; Sedangkan pada kegiatan
inti dalam pembelajaran banyak menggunakan metode ceramah
tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak
menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam
menjelaskan konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan
konsep yang abstrak dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada
guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini
terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan
memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan
penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi.
Indikator keterampilan proses pengamatan adalah
mengumpulkan fakta yang memadai, mengklasifikasikan data,
menggunakan indra seperti (melihat, mendengar, merasa, meraba,
mambaur, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, membaca).
f. Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes
formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2016 dengan jumlah 23
siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang
telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada saat proses
belajar mengajarguru mengamati siswadengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keterampilan proses IPA siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Pada penelitian ini
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan adalah
pendeskripsian yang muncul.Indikator keterampilan proses
pengamatan adalah mengumpulkan fakta yang memadai,
menggunakan indra seperti (melihat, mendengar, merasa,
meraba, mambaur, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur,
membaca).
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kinerja guru dan keterlibatan siswa selama pembelajaran
serta untuk mengumpulkan atau merekam data-data mengenai
hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung
hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang
telah dilaksanakan. Observasi dilakukan oleh observer tanpa
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini, data yang diperoleh dari hasil
observasi dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan
penyusunan program selanjutnya. Dari hasil refleksi ini maka

akan ditentukan perencanaan untuk siklus selanjutnya yang
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus
sebelumnya.
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan
kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih
dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan dari target
yang akan dicapai, dimana setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan atau lebih. Pelaksanaan masing-masing siklus terdiri
dari beberapa kali tindakan, disesuaikan dengan perubahan yang
ingin dicapai, sebagaimana telah dipersiapkan dalam penelitian
tindakan.
K. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut.

No

Kegiatan

1

Penyusunan Proposal

2
3

Seminar Proposal
Pelaksanan

4

Bimbingan
Pelaksanaan Tindakan

5

(Siklus 1)
Pengolahan dan

6

analisis data siklus 1
Perencanaan dan
tindakan siklus 2,

7

dst...
Sidang

Waktu Pelaksanaan
1

2

3

4

5

6

7

8