Perbedaan Skor Apgar Bayi yang Lahir melalui Persalinan Normal dan Sesar Teknik Spinal Tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Semua calon ibu pasti ingin melakukan persalinan yang baik, tidak mengalami
komplikasi pasca persalinan, dan memiliki anak yang sehat. Akan tetapi, angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Beberapa faktor
penyebab mortalitas pada anak dan bayi adalah sosioekonomi keluarga, tingkat
pengetahuan orangtua, lingkungan, dan proses persalinan.
Angka kematian perinatal di Indonesia 26 per 1.000 kehamilan dan menurut
laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir hidup terdapat 1.970
bayi meninggal sebelum usia 1 (satu) tahun. Berdasarkan angka ini,
diperhitungkan bahwa AKB di Sumatera Utara hanya 7,6/1.000 dari kelahiran
hidup pada tahun 2012 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Angka kematian bayi pada suatu negara adalah gambaran perkembangan
kesehatan dan gambaran kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, program the
Millennium Development Goals (MDGs) dibuat oleh WHO, bertujuan untuk
menurunnya angka kematian bayi dan ibu. Agar tercapainya program MDGs di
Indonesia, maka dibuatlah sebuah program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan)
oleh pemerintah Indonesia. JAMPERSAL


adalah sebuah program yang

menyediakan pelayanan antenatal, persalinan, dan pascanatal secara gratis bagi
wanita hamil yang tidak memiliki asuransi kesehatan dan mendapatkan perawatan
bayi secara gratis selama 28 hari (Statistics Indonesia, 2013).
Secara umum persalinan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu persalinan
pervaginam dan persalinan dengan tindakan sectio caesarea (sesar). Indikasi
untuk dilakukannya persalinan dengan tindakan sesar dibagi atas 2, yaitu atas
indikasi absolut dan relatif. Indikasi absolut tindakan sesar yaitu setiap keadaan
yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana. Sedangkan
indikasi relatif merupakan kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi ada
beberapa keadaan tertentu yang dapat menyebabkan kelahiran lewat sesar akan

Universitas Sumatera Utara

2
lebih aman bagi ibu, anak ataupun bagi keduanya (Oxorn dan Forte, 2010;
Cunningham, et al., 2013).
Menurut Cunningham (2013), dari tahun 1970 sampai 2007, persalinan sesar

di Amerika Serikat meningkat dari 4,5% menjadi 31,8%. Pada 1,5 juta kehamilan,
terdapat angka kematian ibu sebesar 2,2 per 100,000 persalinan sesar. Morbiditas
ibu meningkat pula menjadi 2 kali lipat dengan persalinan sesar dibandingkan
persalinan pervaginam. Sedangkan di Indonesia, dari hasil penelitian Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2013),
menunjukkan bahwa persentase kelahiran bedah sesar sebesar 9,8 persen dengan
proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara
(3,3%).
Menurut Latief (1985) dalam Mesiana (2010), terjadinya hipotensi pada ibu
yang berdampak pada penurunan aliran darah uteroplasenta karena penggunaan
obat analgesi saat persalinan sesar. Hal ini dapat menyebabkan hipoksia dan
asidosis pada fetus, sehingga perlu dilakukan penilaian pada bayi baru lahir
dengan menggunakan skor APGAR, yaitu dengan menilai lima variabel
(Behrman, et al., 2013).
Dalam beberapa tahun belakangan ini, telah banyak dilakukan penelitian
tentang sesar yang dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Hal-hal tersebut
diteliti karena prevalensi proses kelahiran melalui sesar telah meningkat. Salah
satunya adalah penelitian Yuniati (2010) yang telah melakukan suatu penelitian
yang membandingkan skor APGAR bayi yang lahir melalui sesar dengan
pemberian analgesi spinal dan analgesi epidural, dengan hasil penelitian tersebut

diketahui bahwa skor APGAR bayi yang lahir melalui sesar teknik spinal lebih
baik dibandingkan dengan teknik epidural.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan skor APGAR bayi yang lahir
melalui pervaginam dengan sesar teknik spinal di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

3
1. 2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan skor APGAR antara bayi yang lahir pervaginam
dengan bayi yang lahir sesar teknik spinal?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan skor APGAR pada bayi yang lahir melalui
persalinan pervaginam dan sesar teknik spinal di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.


1.3.2. Tujuan Khusus
1.

Mengetahui gambaran skor APGAR menit pertama pada bayi lahir
pervaginam dan sesar teknik spinal yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2.

Mengetahui gambaran skor APGAR menit kelima pada bayi lahir
pervaginam dan sesar teknik spinal yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1.

Sebagai sumber informasi dan pengembangan bagi penelitian yang
serupa dan berkelanjutan.


2.

Bagi peneliti, menambah wawasan mengenai jenis persalinan dan skor
APGAR pada bayi.

3.

Bagi klinisi dan masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai
efek dari jenis persalinan terhadap skor APGAR pada bayi.

Universitas Sumatera Utara