Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila, Edwarsiella tarda dan Jamur Saprolegnia sp. Secara In Vitro
18
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sambiloto merupakan tumbuhan liar yang memiliki banyak khasiat yaitu
dapat mengobati berbagai macam penyakit. Karena merupakan jenis tumbuhan
liar, sambiloto dapat di temukan di tempat-tempat seperti kebun, tepi sungai,
tanah kosong yang lembab atau pekarangan. Manfaat daun sambiloto banyak
digunakan untuk berbagai pengobatan tradisional. Sambiloto sudah dikenal luas di
kalangan masyarakat pengguna tanaman obat, pembuatan jamu dan pengobatan
tradisional (Fatimah dan Budi, 2008).
Sambiloto (Andrographis paniculata) ialah tumbuhan semusim yang
termasuk dalam suku Acanthaceae. Sambiloto ialah herba tegak, yang tumbuh
secara alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Habitat
sambiloto ialah di tempat terbuka seperti ladang, pinggir jalan, tebing, saluran
atau sungai, semak belukar, di bawah tegakan pohon jati atau bambu. Masyarakat
memanfaatkan bagian tajuk (daun dan batang) tumbuhan sambiloto sebagai bahan
obat tradisional untuk obat penguat, demam, disentri, kolera, diabetes dan sakit
paru-paru. Tumbuhan sambiloto dipanen dari habitat aslinya oleh masyarakat
untuk sumber bahan obat tradisional (Pujiasmanto dkk., 2007).
Ekstrak daun sambiloto diketahui memberikan aktivitas antidiare terhadap
bakteri yang menyebabkan diare pada manusia. Kandungan utama dari daun
sambiloto adalah diterpenoide lactones (andrographolide), paniculides, farnesols
dan flavonoid. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat
melawan penyakit adalah andrographolide. Disamping itu, daun sambiloto
Universitas Sumatera Utara
19
mengandung saponin, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat
pada daun adalah lactone, paniculin, dan kalmegin. Secara farmakologi
disebutkan daun sambiloto mempunyai sifat sebagai analgesik, antiinflamasi,
antibakteri,
antimalaria,
antiviral,
imunostimulator,
hepatoprotektif,
kardiovaskular, dan antikanker (Sawitti dkk., 2013).
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, perumusan masalah yang dapat
diambil adalah :
1. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) dalam
mengendalikan pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella
tarda dan jamur Saprolegnia sp. ?
2. Apakah daun Sambiloto mengandung senyawa alkaloid, tanin, terpen/steroid,
dan saponin melalui uji fitokimia ?
3. Apakah ekstrak etil asetat, ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana dari daun
Sambiloto bersifat toksik terhadap Artemia salina ?
Kerangka Pemikiran
Kegiatan budidaya ikan konsumsi baik budidaya air tawar maupun air laut
telah lama dilakukan dan berkembang di Indonesia. Kebanyakan kegiatan
budidaya menggunakan pakan-pakan buatan seperti pelet. Pemberian pakan
buatan secara berlebihan pada suatu kolam atau tambak akan menyebabkan pakan
yang berlebih tersebut akan mengendap di dasar kolam atau tambak. Endapan
pakan ini akan lama kelamaan akan menyebabkan kualitas air kolam atau tambak
menjadi buruk dan dapat menimbulkan munculnya mikroba-mikroba yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
20
patogen pada ikan budidaya, seperti bakteri dan jamur. Bakteri patogen yang
menjadi masalah utama dalam kegiatan budidaya adalah jenis bakteri Aeromonas
hydrophila dan Edwardsiella tarda. Sedangkan jamur yang bersifat patogen yang
kerap mengganggu kegiatan budidaya adalah jamur Saprolegnia sp.
Pengendalian mikroba-mikroba yang bersifat patogen tersebut kebanyakan
masih menggunakan bahan antiseptik kimia yang bila penggunaannya dilakukan
secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi lingkungan budidaya dan
organism yang dibudidayakan tersebut. Untuk itulah penelitian tentang ekstrak
daun sambiloto dilakukan apakah daun sambiloto ini mempunyai sifat antibaktri
atau tidak. Bila daun sambiloto ini bersifat antibakterial, maka dapat di jadikan
obat alami dalam mengendalikan serangan mikroba-mikroba yang bersifat
patogen tersebut.
Kegiatan Budidaya Ikan
Kualitas Air Buruk
Mikroba Patogen Pada
Ikan Budidaya
Aeromonas hydrophila
Edwardsiella tarda
Saprolegnia sp.
Pengendalian Mikroba
Penyebab Penyakit Ikan
Penggunaan obat alami Ekstrak daun
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Universitas Sumatera Utara
21
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun sambiloto terhadap pertumbuhan
bakteri A. hydrophila, E. tarda dan jamur Saprolegnia sp.
2. Mengetahui apakah kandungan fitokima dari daun sambiloto melalui uji
fitokimia.
3. Mengetahui toksisitas dari ekstrak daun sambiloto terhadap A. salina.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah membuktikan daun sambiloto
(Andrographis paniculata) dapat dijadikan sebagai obat alami
serta dapat
memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu
Mikrobiologi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila,
Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. sebagai bakteri patogen.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sambiloto merupakan tumbuhan liar yang memiliki banyak khasiat yaitu
dapat mengobati berbagai macam penyakit. Karena merupakan jenis tumbuhan
liar, sambiloto dapat di temukan di tempat-tempat seperti kebun, tepi sungai,
tanah kosong yang lembab atau pekarangan. Manfaat daun sambiloto banyak
digunakan untuk berbagai pengobatan tradisional. Sambiloto sudah dikenal luas di
kalangan masyarakat pengguna tanaman obat, pembuatan jamu dan pengobatan
tradisional (Fatimah dan Budi, 2008).
Sambiloto (Andrographis paniculata) ialah tumbuhan semusim yang
termasuk dalam suku Acanthaceae. Sambiloto ialah herba tegak, yang tumbuh
secara alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Habitat
sambiloto ialah di tempat terbuka seperti ladang, pinggir jalan, tebing, saluran
atau sungai, semak belukar, di bawah tegakan pohon jati atau bambu. Masyarakat
memanfaatkan bagian tajuk (daun dan batang) tumbuhan sambiloto sebagai bahan
obat tradisional untuk obat penguat, demam, disentri, kolera, diabetes dan sakit
paru-paru. Tumbuhan sambiloto dipanen dari habitat aslinya oleh masyarakat
untuk sumber bahan obat tradisional (Pujiasmanto dkk., 2007).
Ekstrak daun sambiloto diketahui memberikan aktivitas antidiare terhadap
bakteri yang menyebabkan diare pada manusia. Kandungan utama dari daun
sambiloto adalah diterpenoide lactones (andrographolide), paniculides, farnesols
dan flavonoid. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat
melawan penyakit adalah andrographolide. Disamping itu, daun sambiloto
Universitas Sumatera Utara
19
mengandung saponin, alkaloid dan tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat
pada daun adalah lactone, paniculin, dan kalmegin. Secara farmakologi
disebutkan daun sambiloto mempunyai sifat sebagai analgesik, antiinflamasi,
antibakteri,
antimalaria,
antiviral,
imunostimulator,
hepatoprotektif,
kardiovaskular, dan antikanker (Sawitti dkk., 2013).
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, perumusan masalah yang dapat
diambil adalah :
1. Bagaimana pengaruh ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) dalam
mengendalikan pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella
tarda dan jamur Saprolegnia sp. ?
2. Apakah daun Sambiloto mengandung senyawa alkaloid, tanin, terpen/steroid,
dan saponin melalui uji fitokimia ?
3. Apakah ekstrak etil asetat, ekstrak metanol dan ekstrak n-heksana dari daun
Sambiloto bersifat toksik terhadap Artemia salina ?
Kerangka Pemikiran
Kegiatan budidaya ikan konsumsi baik budidaya air tawar maupun air laut
telah lama dilakukan dan berkembang di Indonesia. Kebanyakan kegiatan
budidaya menggunakan pakan-pakan buatan seperti pelet. Pemberian pakan
buatan secara berlebihan pada suatu kolam atau tambak akan menyebabkan pakan
yang berlebih tersebut akan mengendap di dasar kolam atau tambak. Endapan
pakan ini akan lama kelamaan akan menyebabkan kualitas air kolam atau tambak
menjadi buruk dan dapat menimbulkan munculnya mikroba-mikroba yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
20
patogen pada ikan budidaya, seperti bakteri dan jamur. Bakteri patogen yang
menjadi masalah utama dalam kegiatan budidaya adalah jenis bakteri Aeromonas
hydrophila dan Edwardsiella tarda. Sedangkan jamur yang bersifat patogen yang
kerap mengganggu kegiatan budidaya adalah jamur Saprolegnia sp.
Pengendalian mikroba-mikroba yang bersifat patogen tersebut kebanyakan
masih menggunakan bahan antiseptik kimia yang bila penggunaannya dilakukan
secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi lingkungan budidaya dan
organism yang dibudidayakan tersebut. Untuk itulah penelitian tentang ekstrak
daun sambiloto dilakukan apakah daun sambiloto ini mempunyai sifat antibaktri
atau tidak. Bila daun sambiloto ini bersifat antibakterial, maka dapat di jadikan
obat alami dalam mengendalikan serangan mikroba-mikroba yang bersifat
patogen tersebut.
Kegiatan Budidaya Ikan
Kualitas Air Buruk
Mikroba Patogen Pada
Ikan Budidaya
Aeromonas hydrophila
Edwardsiella tarda
Saprolegnia sp.
Pengendalian Mikroba
Penyebab Penyakit Ikan
Penggunaan obat alami Ekstrak daun
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Universitas Sumatera Utara
21
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun sambiloto terhadap pertumbuhan
bakteri A. hydrophila, E. tarda dan jamur Saprolegnia sp.
2. Mengetahui apakah kandungan fitokima dari daun sambiloto melalui uji
fitokimia.
3. Mengetahui toksisitas dari ekstrak daun sambiloto terhadap A. salina.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah membuktikan daun sambiloto
(Andrographis paniculata) dapat dijadikan sebagai obat alami
serta dapat
memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu
Mikrobiologi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila,
Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. sebagai bakteri patogen.
Universitas Sumatera Utara