Implementasi Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif
agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang implementasi pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat
tahun 2016. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan
yang lain (Sugiyono, 2010).
3.2 Lokasi dan Waktu Penlitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar
Marihat Kota Pematang Siantar dan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan sejak
bulan Januari 2017 sampai dengan selesai.
3.3 Informan Penelitian
Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan
asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuian
adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik
penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang
dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian.


38
Universitas Sumatera Utara

39

Para informan penelitian ini adalah:
a. Kepala Puskesmas Parsoburan
b. Dokter/Dokter Gigi
c. Penanggung jawab bidang Promotif dan Preventif puskesmas Parsoburan
d. Penanggung Jawab di Bidang Upaya Wajib (Esensial) Puskesmas, yaitu
penanggung jawab bidang KIA/KB, penanggung jawab kesehatan
lingkungan, penanggung jawab bidang gizi masyarakat, penanggung jawab
bidang pemberantasan dan pencegahan penyakit.
e. Pasien dan masyarakat
a. Pasien adalah orang

yang di dalam gedung /yang sedang

berkunjung(berobat ke puskesmas)
b. Masyarakat adalah orang yang mendapatkan kegiatan dari puskesmas

minimalnya kepala lingkungan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab
terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Studi dokumentasi yaitu telaah dokumentasi pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan .
3. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana
kegiatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan.

Universitas Sumatera Utara

40

3.5 Jenis dan Sumber Data
1. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data
yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara baku terbuka
dengan probing (pendalaman pertanyaan) dengan menggunakan
pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk
diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk
memudahkan


wawancara,

penggalian

data

dan

informasi

(Moleong, 2005).
2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah datadata yang diperoleh dari Profil Puskesmas Parsoburan Kecamatan
Siantar Marihat Kota Pematang Siantar .
3.6 Instrumen Penelitian
Peneliti

menggunakan

instrumen


wawancara

mendalam

(indepth

interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan
dibicarakan, telaah dokumentasi, dan pengamatan secara langsung (observasi).
Untuk memperjelas informasi yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan
alat bantu berupa alat tulis dan alat perekam suara.
3.7 Definisi Operasional
Untuk memudahkan penelitian, berikut beberapa defenisi operasionalyang
harus diketahui antara lain adalah:

Universitas Sumatera Utara

41

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan

program dan preventif, yang meliputi kebijakan, tenaga kesehatan,
anggaran atau pendanaan, sarana, prasarana serta peralatan.
a. Kebijakan adalah garis besar dan dasar rencana sebagai landasan
dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif
b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan promotif
dan preventif
c. Anggaran/pendanaan

adalah

biaya

yang

digunakan

untuk

melaksanakan pelayanan promotif dan preventif

d. Sarana, prasarana, dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan yang
dapat berupa tempat atau wadah yang mendukung terlaksananya
pelayanan promotif dan preventif
2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan
preventif melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan di puskesmas.
a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
b. Upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh tenaga medis ataupun paramedis di puskesmas yang berfokus

Universitas Sumatera Utara

42

pada individu/perorangan untuk menyembuhkan penyakit. Upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk

rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day
care); home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan promotif dan
preventif. Dari hasil tersebut diharapkan adanya suatu peningkatan mutu
pelayanan kesehatan promotif dan preventif di puskesmas yaitu:
a. Berapa kali kegiatan itu dilaksanakan adalah jumlah kegiatan yang
dilakukan puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terkhusus kegiatan di
luar gedung
b. Berapa jumlah orang yang mengikuti kegiatan adalah jumlah keigatan
yang dilakukan oleh puskesmas dan seberapa banyak yang mengikuti
atau mendapatkan pelayanan terkhusus kegiatan di dalam gedung.
3.8 Triangulasi
Untuk menjaga kualitas dan keakuratan data dilakukan triangulasi.
Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih
informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan (Moleong, 2005).

Universitas Sumatera Utara


43

3.9 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010) analisa data kualitatif dilakukan secara simultan
dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk
mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis. Data yang sudah
terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam bentuk naratif atau menjabarkan
dalam unit-unit. Hal ini untuk menjelaskan mengenai implementasi pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat
dilakukan secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan
oleh informan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Parsoburan
Puskesmas


Parsoburan

terletak

di

kelurahan

Sukamakmur

Kecamatan Siantar Marihat. Batas wilayah kerja Puskesmas Parsoburan
adalah:
a. Sebelah Utara: Kecamatan Siantar Selatan, Kecamatan Siantar Timur dan
Kabupaten simalungun
b. Sebelah

Selatan:

Kecamatan


Siantar

Marimbun

dan

Kabupaten

Simalungun
c. Sebelah Barat: Kecamatan Siantar Marimbun, Kecamatan Siantar Selatan
dan Kecamatan Siantar Timur
d. Sebelah Timur: Kabupaten Simalungun
Penyelenggaraan pembangunan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar di Kecamatan Siantar Marihat diselenggarakan oleh UPTD
Pukesmas Parsoburan, UPTD Puskesmas Pardamean dan UPTD Puskesmas
BP. Nauli, dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Parsoburan meliputi
Kelurahan Sukamaju dan Kelurahan Sukamakmur.
Tabel 4.1 Data Kelurahan, Luas Wilayah, Kependudukan, dan Jumlah
Kepala Keluarga Wilayah Puskesmas Parsoburan
No

Nama
Luas
Jumlah
Jumlah Kepala
Kelurahan
Wilayah
Penduduk
Keluarga
1.
Sukamakmur
36,7
1.747
355
2.
Sukamaju
34,3
3.868
948
Jumlah
71,0
5.615
1303
Sumber: Data Kelurahan Sukamaju dan Sukamakmur

44
Universitas Sumatera Utara

45

Dari data tersebut, penduduk terbanyak adalah Kelurahan Sukamaju
dengan jumlah penduduk sebanyak 3.868 orang. Jumlah penduduk secara
keseluruhan adalah 5.615 orang, yang terbagi atas beberapa agama yaitu: islam,
Kristen Protestan, Katolik. Dan dari Suku Toba, Suku Jawa, Suku Simalungun.
Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Parsoburan
Tahun 2015
No
Jenis Tenaga
Jumlah
1
Dokter Umum
2
2
Dokter Gigi
1
3
Perawat
9
4
Perawat Gigi
5
Bidan
7
6
Apoteker
1
7
TenagaTeknisKefarmasian
8
Gizi
1
9
Sanitarian
1
10
Kesehatan Masyarakat
1
11
Tenaga Kesehatan Lainnya
2
Total
25
Sumber: Tata Usaha Puskesmas
Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Puskesmas Parsoburan Tahun 2015
No
Nama Sarana
Jumlah
1
Posyandu Balita
9
2
Posyandu Lansia
3
3
Rumah Sakit Swasta
1
4
Dokter Praktek
1
5
Dokter Praktek Swasta (BPS)
1
Total
15
Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Parsoburan Tahun 2015
No
Fasilitas Gedung
Jumlah
1
Jumlah bangunan Puskesmas
1 buah
2
Ruang kamar periksa/ruang
1 buah
dokter
3
Ruang kepala Puskesmas
1 buah
4
Ruang obat dan apotek
1 buah

Universitas Sumatera Utara

46

5
6
7
8
9
10
11
12

Ruang kartu
Ruang tata usaha
Ruang tunggu
Ruang KIA/KB
Ruang Laboratorium
Ruang Promkes
Ruang Administrasi
Kamar mandi
Total
Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
12

4.2 Gambaran Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan
(Pemenkes No.75, 2014).
Tabel 4.5 Data Program Promotif dan Preventif dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Parsoburan
N
Program
Kegiatan promotif
Kegiatan Preventif
o
Puskesmas
Parsoburan
Dalam gedung
Luar gedung
Dalam
Luar gedung
gedung
1

Promosi
kesehatan

konseling kesehatan penyuluhan kepada
kepada pasien yang masyarakat, kegiatan
datang ke puskesmas posyandu

-

Pembinaan
masyarakat
berperilaku
hidup bersih
sehat

2
.

Pelayanan
kesehatan
ibu
dan
anak

penempelan posterposter tentang asi
eksklusif di dindingdinding puskesmas
terutama di ruang
tunggu

-

Pelayanan
imunisasi
kepada
masyarakat,
pemberian
vitamin
K,
manajemen
terpadu balita
muda

penyuluhan kepada
ibu-ibu di posyandu
tentang
inisiasi
menyusui
dini
(IMD) dan tentang
asi
esklusif,
penyuluhan tentang
bagaimana manfaat
posyandu, konseling

Universitas Sumatera Utara

47

perawatan
bayi
kepada
ibu.
Sweeping,kunjungan
ibu hamil. kunjungan
ibu nifas

3

Pelayanan
keluarga
berencana
(KB)

Konseling tentang penyuluhan tentang
alat-alat KB kepada jenis-jenis
KB
pasangan usia subur kepada masyarakat
dan
pemasangan
alat-alat KB

4

Pelayanan
kesehatan
lingkungan

5

Pelayanan
gizi
masyarakat

Konseling tentang Melakukan survey
gizi keluarga
dan
penyuluhan
kepada masyarakat
tentang
gizi
seimbang.

Pemberanta
san
penyakit
menular

a.Penempelan poster
tentang
penyakit
ISPA
dan
cara
penanggulangannya,
b.Penempalan poster
tentang penyakit TB
paru

-

Promosi mengenai
perilaku hidup bersih
sehat

(MTBM) dan
penyuluhan
perawatan
neonatus
di
rumah
menggunakan
buku KIA.
-

-

-

-

.
6
.

a.Promosi
batuk

etika

-

b.Melakukan
pengobatan
melalui
program
DOTS
c.Penempelan poster c.Penyuluhan kepada
-

Menyediakan
jamban sehat,
air bersih, dan
meyediakan
tempat
pembuangan
sampah, dan
melakukan
gotong-royong
berkerja sama
dengan
masyarakat.
Pemberian
vitamin
A
untuk bayi dan
anak
balita,
pemberian
tablet Fe untuk
ibu hamil dan
ibu nifas di
kegiatan
posyandu.
-

b.Penyuluhan
kepada masyarakat
tentang
bahaya
penyakit TB paru.

-

c.melaksanaka

Universitas Sumatera Utara

48

tentang
penyakit masyarakat tentang
demam berdarah dan cara
berperilaku
cara
hidup bersih sehat
penanggulangannya,

d.penempelan
d.Penyuluhan
poster-poster tentang kesehatan
berupa
penyakit HIV/AIDS. penyuluhan
HIV/AIDS. narkoba
terhadap kelompok
masyarakat, seperti
penyuluhan terhadap
anak didik sekolah
tingkat
lanjutan,
kelas ibu hamil.
e.Penempelan poster
tentang
penyakit
polio
f.Penempelan poster f.Penyuluhan tentang
penyakit rabies.
penangan
pasien
tersangka rabies dan
berkoordinasi
dengan
Dinas
Kesehatan
Kota
Pematang Siantar

-

n
gerakan
pemberantasan
sarang nyamuk
serta
pemeriksaan
jentik secara
berkala,pendes
tribusian abate
ke masyarakat
dan Fogging di
daerah
yang
memenuhi
kriteria untuk
di fogging.
-

-

Melaksanakan
imunisasi polio

-

Pemberian
VAR (Vaksin
Anti Rabies)

Universitas Sumatera Utara

49

7

Pemberanta
san
penyakit
tidak
menular

a.konseling
kesehatan
kepada
penderita penyakit
rematik
b.konseling
kesehatan
kepada
penderita penyakit
diabetes melitus
a.konseling
kesehatan
bagi
peserta prolanis

a.penyuluhan kepada
masyarakat tentang
penyakit rematik

-

-

b.penyuluhan kepada
masyarakat tentang
penyakit diabetes
melitus
8
Prolanis
Pemeriksaan senam
(program
tekanan
olahraga
pengelolaan
darah, gula
penyakit
darah
dan
kronis)
kolesterol
Sumber: Puskesmas Parsoburan Tahun 2015
4.3 Karasteristik Informan
Tabel 4.6 Karakteristik Informan
No Informan
Jenis
Umur
Pendidikan
Kelamin
(tahun)
1
Hanna J
perempuan 45
S1- Ilmu
Simanullang
kesehatan
Masyarakat
2
dr. Olga
perempuan 48
S1Chintya
Kedokteran
3
Riminta
perempuan 39
S1siburian
Keperawatan
4
Mira
perempuan 35
D3-Kesehatan
Lingkungan
5
Risma
perempuan 47
D1Siregar
Keperawatan
6
Elida
perempuan 44
D3Tambunan
Keperawatan
7
Lisna
perempuan 47
D3- Gizi
Siahaan
8
Yetty
perempuan 40
S1Dameria
Keperawatan
9
Monica
perempuan 61
SMA
Tambunan
10 Astri
Perempuan 27
SMA
11

B.Tampubol
on

Laki-laki

50

SMA

atau

Jabatan
Kepala Puskesmas

Dokter
Penanggung jawab bidang
Promkes
Penanggung jawab bidang
kesehatan lingkungan
Penanggung jawab bidang KIA
Penanggung jawab bidang KB
Penanggung jawab bidang Gizi
Penanggung jawab bidang P2M
Pasien
Pasien
Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

50

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah dalam penelitian ini adalah
sebanyak sepuluh imforman, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas
Parsoburan yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1 ilmu kesehatan
masyarakat, 1 informan Dokter Umum yang berusia 48 tahun dengan pendidikan
S1 Kedokteran, 6 informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1
informan dari penanggung jawab promosi kesehatan yang berusia 39 tahun
dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 informan dari penanggung jawab kesehatan
lingkungan yang berusia 35 tahun dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan,
1 informan penanggung jawab Kesehatan Ibu dan Anak yang berusia 47 tahun
dengan pendidikan D1 keperawatan, 1 informan Penanggung jawab Keluarga
Berencana berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Keperawatan, 1 informan
penanggung jawab Gizi masyarakat berusia 47 tahun dengan pendidikan D3 Gizi,
1 informan penanggung jawab pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
berusia 40 tahun dengan pendidikan S1 keperawatan, 1 orang pasien dan 1 orang
dari kalangan masyarakat.
4.4 Hasil Wawancara Implementasi Program Preventif dan Promotif di
Puskesmas Parsoburan Tahun 2017
4.4.1 Pernyaatan informan tentang pelaksanaan program promotif dan
preventif di puskesmas
Tabel 4.7

Informan
Informan 1

Matriks pernyataan informan tentang pelaksanaan
program promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan
Pernyataan
Menurut saya, Pelaksanaan kegiatan promotif dan
preventif di Puskesmas ini belum maksimal karena

Universitas Sumatera Utara

51

Informan 2

Informan 3

Informan 4

Informan 5

Informan 6

dilihat dari kegiatannya misalnya penyuluhan kepada
masyarakat, posyandu balita maupun lansia
sebelumnya dilaksanakan telah ada rencana untuk
kegiatan ini akan tetapi pelaksanaanya kadang
terlambat dan persiapan pelaksanan nya juga masih
kurang karena tidak sesuainya jabatan fungsional
terutama dalam memegang program promosi dan
preventif.
Menurut saya dek, Penyusunan rencana kegiatan itu
saya dilibatkan terutama untuk kegiatan penyuluhan.
Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di
puskesmas ini kalau dari segi rencana kegiatan masih
belum maksimal karena ada yang tidak berjalan.
Misalnya dek, kegiatan penyuluhan di posyandu itu
udah ada rencana sebelumnya tapi tidak dilaksanakan
karena tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani
pasien yang berobat.
Puskesmas Parsoburan punya kegiatan promotif dan
preventif dan itu menyangkut kegiatan luar gedung
dan dalam gedung, rencana untuk kegiatan ada dek
tapi soal pelaksanaan belum sesuai dengan rencana
dan belum maksimal karena untuk tenaga kesehatan
belum ada pelatihan bagi kami terlebih untuk saya
karena saya yang penanggung jawab kegiatan ini dek
Kalau mengenai pelaksanaan pelayanan promotif dan
preventif itu ya dek sama aja seperti dulu. Cuma
Puskesmas ini sekarang lebih banyak menangani
masyarakat yang datang untuk berobat dibandingkan
memberikan konseling tentang pencegahan penyakit
kepada masyarakat dek. Penyuluhan di posyandu
dilaksanakan tapi tidak maksimal dek, juga kalau dari
segi kesehatan lingkungan kegiatan UKM nya
dilaksanakan tidak sering paling sesekali lah,sekali
sebulan itupun tidak rutin.
Menurut saya dek, Rencana dan pelaksanaan kegiatan
promotif dan preventif terkhusus bidang KIA ada
kegiatan yang direncanakan misalnya sweeping ibu
hamil, kunjungan ibu hamil,kunjungan ibu nifas, dan
lain-lainnya. tapi untuk pelaksanaan kegiatan tersebut
masih kurang dek karena masyarakat banyak tidak ada
dirumah atau masyarakat kadang lebih memilih ke
bidan pribadi dek.
Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di
puskesmas terkhusus untuk kegiatan KB ada nya
perencanaan nya dek tapi gimanalah untuk
pelaksanaan masih terkendala dan belum maksimal

Universitas Sumatera Utara

52

dek.
Pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini
menurut ibu pelaksanaanya yang belum terarah dek
Informan 7
jadi belum maksimal. Misalnya, kegiatan untuk gizi
pemberian vitamin A, pemberian makanan tambahan
kepada masyarakat yang datang ke posyandu seperti
ibu hamil, bayi dan balita. Kegiatan untuk hal ini juga
jarang kami laksanakan contohnya penyuluhan gizi
masyarakat.
Kegiatan promotif dan preventif terutama P2M
misalnya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan jentik
Informan 8
berkala itu semua ada rencananya tapi kadang-kadang
dilaksanakan atau tidak dan kadang tenaga kesehatan
yang bertugas kurang memerhatikan ketepatan waktu
saat kunjungan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program
promotif dan preventif di Puskemas Parsoburan belum maksimal, hal tersebut
dilihat dari ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan. Kegiatankegiatan promotif dan preventif juga masih belum berjalan maksimal dilihat dari
tingkat pelaksanaan yang masih rendah, kegiatan-kegiatan penyuluhan juga masih
kurang. Puskesmas Parsoburan ini masih berfokus pada pelayanan kuratif yaitu
lebih banyak menangani masyarakat yang datang berobat dibandingkan
memberikan konseling yang dapat bimbingan/arahan tentang mencegah terjadinya
penyakit atau bimbingan agar tidak semakin parahnya penyakit yang diderita
seseorang.
Pelayanan promotif dan preventif merupakan fungsi utama puskesmas
yang telah dilaksanakan sejak dahulu walaupun sebelum adanya JKN. Kegiatan
promotf dan preventif disediakan kepada seluruh lapian masyarakat baik pemgang
kartu jaminan kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat umum. Adapun
bentuk upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Parsoburan ialah penyuluhan kepada masyarakat/sekolah, kegiatan posyandu,

Universitas Sumatera Utara

53

kunjungan ibu hamil, kunjungan rumah, pemberian imunisasi, pencegahan dan
pengendalian penyakit dan lainnya. Di era JKN ada program tambahan yang
dibiayai oleh BPJS yaitu prolanis yang telah terdaftar sebagai peserta JKN.
Perencanaan program di Puskesmas ada akan tetapi pelaksanaan kegiatan
promotif dan preventif masih belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

4.4.2 Pernyataan informan tentang kebijakan mengenai program promotif
dan preventif di puskesmas
Tabel 4.8

Informan
Informan 1

Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Informan 7

Matriks pernyataan informan tentang kebijakan
program
promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan
Pernyataan
Mengenai kebijakan atau peraturan yang saya tahu
tentang program promotif dan preventif itu ada di
Permenkes No 75 Tahun 2014 mengenai puskesmas
ada disinggung tentang hal itu. Kalau di era JKN ini
dari BPJS mengeluarkan peraturan BPJS no 1
Tahun 2014 tentang pengelolaan dan pemanfaatan
dana untuk promotif dan preventif.
Soal kebijakan saya kurang tahu dek yang saya
tahu ada di undang-undang yang bahas itu
Kalau soal kebijakan saya tidak tahu dek, coba cari
di geogle aja.
Kebijakan saya tidak paham dek.
Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan
dek
Saya tidak tahu mengenai kebijakan-kebijakan dek.
Kamu cari saja sendiri
Saya kurang tahu mengenai kebijakan-kebijakan
dek
Saya tidak tahu dek tentang kebijakan-kebijakan.

Informan 8
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan ataupun
peraturan mengenai pelayanan promotif dan preventif yang diketahui oleh
informan walaupun hanya satu informan antara lain Peraturan Kementerian

Universitas Sumatera Utara

54

Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya di wilayah kerjanya. BPJS (Badan Penyelenggara Jamninan
Sosoal) juga menerbitkan Peraturan BPJS No 1 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Akan tetapi melihat Puskemas
Parsoburan

dengan adanya kebijakan atau peraturan yang telah dibuat

pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Parsoburan ini berfokus
pada kegiatan promotif dan preventif dengan melihat pernyataan beberapa
penanggung jawab program kegiatan promotif dan preventif ini juga belum
paham dengan kebijakan yang terkait dengan program tersebut.
4.4.3

Pernyataan Informan tentang persiapan pelaksanaan program
promotif dan preventif di puskesmas

Tabel 4.9

Matriks pernyataan informan tentang persiapan
pelaksanaan program promotif dan preventif di
Puskesmas Parsoburan
Pernyataan
Informan
Untuk jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Informan 1
Parsoburan ini masih kurang dan belum sesuai
dengan jabatan fungsional, dan puskesmas juga
belum memiliki penanggung jawab untuk
promkes dari sarjana kesehatan masyarakat,
puskesmas masih memberdayakan tenaga bidan
dan perawat untuk kegiatan promotif dan
preventif sehingga kecapaian program tidak
maksimal karena terjadi tumpang tindihnya
pekerjaan tenaga kesehatan. Kesiapan tenaga
kesehatan juga masih kurang dalam segi
pengetahuan karena tidak adanya pelatihan dari
puskesmas sebulum melaksanakan kegiatan. Dari
segi sarana dan prasarana puskesmas masih

Universitas Sumatera Utara

55

memiliki keterbatasan.
Jumlah tenaga kesehatan nya cukup, tapi
kesiapan tenaga kesehatan masih kurang baik dari
pengetahuan, juga peralatan masih kurang.
Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas ini cukup
Informan 3
tapi kesiapan kami yang kurang karena kami
tidak ada pelatihan sebelum melaksanakan
kegiatan dan tenaga SKM minim di puskesmas
ini dan juga sarana dan prasarana nya kurang
mendukung.
Kalau jumlah sebenarnya udah cukup. Hanya saja
Informan 4
skill nya yang perlu disesuaikan antara SDM
dengan bidang yang dikerjakan sehingga hasilnya
optimal. Sarana, prasarana, dan peralatan juga
maunya dilengkapi.
Jumlah
tenaga kesehatan mencukupi tapi
Informan 5
kesiapan kami kurang maksimal. Segi sarana dan
prasarana masih belum mendukung jadi target
kurang tercapai.
Jumlah tenaga kesehatan cukup kami biasanya
Informan 6
turun ke lapangan dua orang tapi kesiapan masih
kurang itu biasanya pada saat penyuluhan alat
peraga kami kurang mendukung.
Jumlah tenaga kesehatan cukup, tapi kesiapan
Informan 7
mereka ketika diberikan tugas ke lapangan itu
masih belum maksimal. Tenaga kesehatan
ditugaskan secara bergilir turun ke lapangan
sesuai jadwal yang ditetapkan karena kualitas
skill mereka masih kurang jadi berdampak sama
hasil kegiatannya jadi maksimal dek, seperti
masyarakat sedikit yang mau datang ke
penyuluhan atau ikut gotong royong. Sarana,
prasarana dan peralatan masih kurang. Dari segi
transportasi juga terbatas.
Menurut saya, jumlah tenaga kesehatan cukup
Informan 8
tapi kalau dari segi kesiapan tenaga kesehatan
masih kurang belum ada pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan juga transportasi terbatas.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui tenaga kesehatan di
Informan 2

Puskesmas Parsoburan mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan
promotif dan preventif hal tersebut disebabkan karena kurangnya
kemampuan, pengetahuan tenaga kesehatan. Kendala lainnya juga dijabatan

Universitas Sumatera Utara

56

fungsional yang tidak sesuai dengan tupoksi masing-masing serta tidak
adanya pelatihan kepada tenaga kesehatan di puskesmas sebelum
melaksanakan tersebut. Hal tersebut berdampak pada kualitas kemampuan
untuk kesiapan tenaga kesehatan sehingga kurang optimal ketika terjun
langung ke masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Tenaga
kesehatan SKM juga di puskesmas ini masih kurang terutama penanggung
jawab bidang promosi kesehatan bukan dari sarjana kesehatan masyarakat
tetapi tenaga perawat. Di puskesmas juga adanya pekerjaan tumpang
tindih/merangkap sehingga kegiatan berjalan kurang maksimal. Bila dilihat
juga dari segi sarana ,prasarana, dan peralatan juga masih kurang
mendukung baik pada saat penyuluhan dan juga transportasi juga kurang
ketika melaksanakan kegiatan promotif dan preventif.
4.4.4 Pernyataan informan tentang sistem pembiayaan program promotif
dan

preventif di puskesmas

Tabel 4.10

Informan
Informan 1

Matriks
pernyataan
informan
pendanaan/sistem pembiayaan
program
dan preventif di Puskesmas Parsoburan
Pernyataan

tentang
promotif

Mengenai pembiayaan untuk kegiatan promotif
dan preventif ini dari BOK dan JKN.dan juga di
era JKN ini ada kegiatan promotif dan preventif
yang dibiayai langsung oleh BPJS yaitu: kegiatan
prolanis. Kalau dari anggaran dana yang
ditetapkan mencukupi nya akan tetapi kendalanya
itu dipenurunan dana kepada puskesmas. jadi
terkadang biaya untuk kegiatan tersebut
didahulukan oleh pihak-pihak tenaga kesehatan.
Akibat penurunan dana yang terlambat jadi
kadang-kadang terkendala dapat pelaksanaan
kegiatan promotif dan preventif. Padahal sudah
direncanakan oleh pihak puskesmas BOK untuk

Universitas Sumatera Utara

57

kegiatan luar gedung dan JKN untuk kegiatan
baik dalam dan luar gedung. Dana yang
ditetapkan itu kalau dari BOK adalah Rp
184.000.000,- dan dana dari JKN adalah
200.000.000,- tapi itu tadi penurunan dan tersebut
ke pihak ke puskesmas itu terlambat
Menurut saya, untuk pembiayaan kegiatan
Informan 2
promotif dan preventif itu BOK dan JKN. Kalau
soal prosesnya saya kurang paham dek.
Kalau soalnya dana biasanya dari BOK, tapi ada
Informan 3
juga dari JKN. Tapi soal anggaran saya tidak tahu
pasti. Misalnya kegiatan untuk penyuluhan ini
untuk pendanaannya tiga bulan ke depan baru
tahu berapa dananya. Karena kadang –kadang
penurunan dana itu ada setelah kegiatan
dilaksanakan. Itu kadang kendala nya dek bukan
karena dana yang tidak cukup akan tetapi
penurunan dana yang terlambat.
Biasanya untuk kegiatan promotif dan preventif
Informan 4
yang saya tahu itu dari BOK dek.
Setahu saya untuk kegiatan promotif dan
Informan 5
preventif itu dana nya dari BOK misalnya
kegiatan sweeping. Terus kayak untuk visit home
itu biasanya dari JKN. Tapi penurunan dana itu
tidak sesuai dek. Karena yang dana dituliskan
untuk satu kegiatan Rp 75.000,- tapi yang
disampaikan hanya Rp 45.000,-.Sehingga
kegiatan itu pun dek berjalan tapi kurang
maksimal.
Informan 6
Pendanaannya itu dari BOK selama ini yang saya
tahu dek. Tapi itulah kadang-kadang penurunan
biaya itu tidak sesuai. Dituliskan Rp 75.000,- tapi
yang sampai hanya Rp 45.000,Informan 7
Kalau soal dana saya kurang paham dek tapi
setahu saya untuk kegiatan promotif dan preventif
di puskesmas ini dari BOK dan JKN.
Informan 8
Setahu saya untuk saat ini dari BOK dek, selain
itu saya tidak tahu paling untuk transportasi(biaya
ongkos) memakai uang sendiri.
Dari pernyataan di atas pendanaan untuk kegiatan promotif dan
preventif

di Puskesmas Parsoburan baik kegiatan upaya kesehatan

masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) berasal dari
bantuan operasional kesehatan (BOK). Setalah era JKN juga diperoleh

Universitas Sumatera Utara

58

dana untuk kegiatan promotif dan preventif. Dana yang diperoleh dari
bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp 184.000.000,- dan dari
JKN adalah Rp 200.000.000,-. Akan tetapi Puskesmas Parsoburan
mengalami kendala di sistem penurunan dana yakni keterlambatan
penurunan dana, dimana kegiatan sudah berlangsung akan tetapi dana
belum diturunkan hal tersebutkan berdampak pada pelaksanaan kegiatan
yakni hanya berjalan biasa-biasa saja. Kendala yang dialami juga
sebagian informan menyatakan, misalnya untuk kegiatan pelayanan KIA
seperti kegiatan imunisasi sudah ada ditetapkan ada sebesar Rp 75.000,tapi yang diturunkan ke penanggung jawab kegiatan hanya Rp 45.000,itu pun dikasih terlambat dan juga sebagian besar dari informan
menyatakan bahwa mereka kurang paham tentang sistem pembiayaan
baik sebelum era JKN dan sesudah era JKN terkhusus untuk kegiatan
promotif dan preventif.
4.4.5 Pernyataan informan tentang kendala-kendala dalam pelaksanaan
program promotif dan preventif di puskesmas
Tabel 4.11

Informan
Informan 1

Matriks pernyataan informan tentang kendala-kendala
dalam pelaksanaan program promotif dan preventif di
Puskesmas Parsoburan
Pernyataan
Kendala yang dihadapi untuk pelaksanan kegiatan
promotif dan preventif di puskesmas ini mengenai
jabatan fungsional untuk promkes itu belum ada
sehingga kurang maksimalnya pelaksanaan karena
terjadi tugas merangkap antara tenaga kesehatan
satu dengan tenaga kesehatan yang lain, kendala
juga dari masyarakat yang kurang menerima.
Contohnya kegiatan sosialisasi, mereka kurang
partisipasi untuk kegiatan tersebut. Dan juga

Universitas Sumatera Utara

59

Informan 2

Informan 3

Informan 4

Informan 5
Informan 6

Informan 7

Informan 8

tenaga kesehatan yang kurang pengetahuan untuk
kegiatan tersebut. Kendala lainnya juga penurunan
dana yang terlambat sehingga pelaksanaan
kegiatan kurang maksimal.
Menurut saya kendala dalam pelaksanaan untuk
kegiatan promotif dan preventif di tenaga
kesehatan itu dek karena tenaga kesehatan di
puskesmas ini kerjanya merangkap jadi
pelaksanaan nya kurang maksimal lah, terutama
tenaga kesehatan untuk SKM masih minim di
puskesmas ini, sarana dan prasana juga terkendala
misalnya untuk bahan-bahan kegiatan penyuluhan.
dan tenaga –tenaga kesehatan di puskesmas ini
juga sering tidak bekerja sesuai tupoksi masingmasing.
Yang jadi kendala yang biasanya dialami tenaga
kesehatan puskesmas yang belum terlatih dan juga
kurang partisipasi masyarakat.
Kendala yang dialami itu tenaga kesehatan
yang bertugas belum maksimal, selain itu peralatan
dan transportasi masih kurang.
dan juga kendalanya itu masyarakatlah, karena
mereka gak mau aktif dan mau datang ketika kami
berikan penyuluhan
Kendala nya itu dek perilaku masyarakat yang
masih belum menerima kegiatan dari puskesmas.
Kendalanya itu dari segi sarana dan prasarana
masih kurang , masyarakat masih kurang lebih
suka alat tradisonal daripada dari pada puskesmas.
Tenaga kesehatan yang masih kurang dalam
sosialisasi kepada masyarakat, transportasi juga
masih kurang dan juga partisipasi masyarakat yang
masih kurang.
Kendalanya masyarakat masih kurang aktif
misalnya kegiatan promotif dan preventif dari
puskesmas tapi masyarakat tidak semua hadir.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahu bahwa tantangan atau
kendala yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan atau skill tenaga
kesehatan, penurunan dana yang tidak sesuai sehingga berdampak pada
kuliatas pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif, kemampuan tenaga
kesehatan yang masih minim sehingga berdampak pada pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

60

tugas yang merangkap, selain itu dari sarana, prasarana dan transportasi
yang masih kurang dan belum memadai. Kendala yang dihadapi oleh
tenaga kesehatan di puskesmas berasal dari masyarakat dimana kurang
berpartisipasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
puskesmas menyangkut kegiatan promotif dan preventif. Masyarakat
lebih mengunjungi puskesmas untuk berobat atau tindakan kuratif
dibandingkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan..
4.4.6 Pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan dalam
mengatasi kendala-kendala pelaksanaan program promotif dan
preventif di puskemas
Tabel 4.12

Informan
Informan 1

Informan 2

Informan 3
Informan 4

Informan 5

Informan 6

Matriks pernyataan informan tentang strategi yang
dilakukan
dalam
mengatasi
kendala-kendala
pelaksanaan program promotif dan preventif di
Puskesmas Parsoburan
Pernyataan
Untuk mengatasi kendala-kendala seperti
pendanaan yang terlambat kami mengupayakan
keuangan sendiri dan melaksanakan sosialisasi
lebih kepada mayarakat agar masyarakat memiliki
tingkat kesadaran.
Biasanya menggunakan peralatan pribadi terus
menyiapkan media sendiri untuk penyuluhan, dan
membagi tugas semaksimal mungkin.
Mengatasinya tetap mengusahakan kegiatankegiatan berjalan walau dana belum turun.
Soal kendala yang kami alami itu kami
mengusahakan transportasi kami sendiri dan juga
meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.
Melaksanakan pendekatan kepada mayarakat dan
untuk kegiatan misalnya posyandu pihak
puskesmas melakukan
jemputan kepada
masyarakat.
Strategi yang kami lakukan pendekatan kepada
masyarakat, memberikan dukungan-dukungan
kepada masyarakat agar mau mengikuti kegiatan-

Universitas Sumatera Utara

61

kegiatan promotif dan preventif.
lebih pendekatan kepada masyarakat dan
kerjasama dengan lintas-lintas sektoral
Pendekatan kepada masyarakat aja dek dan juga
Informan 8
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi untuk
Informan 7

mengatasi

kendala-

kendala

yang

dihadapi

puskesmas

adalah

mengupayakan dana yang turun terlambat agar tetap dicukupkan,
mengusahakan menyiapakan media sendiri yang belum disediakan oleh
puskesmas, melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan puskesmas terkhusus kegiatankegiatan prootif dan preventif. dan untuk transportasi lebih menggunakan
uang sendiri untuk biaya ongkos.
4.4.7 Pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan program promotif
dan preventif di puskesmas
Tabel 4.13 Matriks pernyataan informan tentang evaluasi
pelaksanaan program promotif dan preventif di
Puskesmas Parsoburan
Informan
Pernyataan
Informan 1

Informan 2
Informan 3

Untuk evaluasi pelaksanaan program itu biasanya
kami lakukan sekali sebulan dengan tenagatenaga kesehatan di puskesmas. Dan biasa nya
dilaksanakan dalam bentuk minilokarya. Dan di
puskesmas ini ada dua
minilokarya yaitu
minilokakarya program dan minilokarya lintas
sektoral. Minilokarya program itu di puskesmas
dengan sesama pihak tenaga kesehatan sedangkan
minilokakarya lintas sektoral itu melibatkan pihak
kelurahan dan pihak kecamatan baik dinas
pendidikan, KB dan mereka berperan aktif walau
belum maksimal.
Untuk evaluasi pelaksanaan program promotif
dan preventif saya tidak terlibat dek.
Bagian dari evaluasi pelaksanaan program
tersebut saya terlibat karena penanggung jawab

Universitas Sumatera Utara

62

Informan 4
Informan 5
Informan 6
Informan 7
Informan 8

program itu saya sendiri dan biasanya dalam tiap
bulan dalam bentuk minilokakarya dan
melibatkan tenaga kesehatan puskesmas dan
lintas sektoral baik tokoh masyarakat,tokoh
agama, Babikabitnas, camat,lurah dan kadangkadang dari pihak Dinas Kesehatan.
Evaluasi selalu dilakukan dan itu dalam bentuk
minilokakarya.
Evaluasi selalu dilakukan dan itu dalam bentuk
minilokakarya
Evaluasi itu ada sekali sebulan dan biasanya
dalam bentuk minilokakarya.
Ada dek dan itu dalam bentuk minilokakarya
puskesmas
Ada dan dalam bentuk minilokakarya dengan
melibatkan lintas sektoral

Dari pernyataan di atas, selain dalam hal merencanakan kegiatan
Pukesmas Parsoburan juga mengadakan evaluasi program yang telah
dilaksanakan. Dan evaluasi tersebut dalam bentuk minilokakarya
puskesmas dengan melibatkan lintas-lintas sektoral yang dilaksanakan
sekali dalam sebulan. Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas sektoral
berperan aktif walau belum maksimal.
4.4.8 Pernyataan informan tentang saran untuk peningkatan pelayanan
promotif dan preventif di puskesmas
Tabel 4.14

Informan
Informan 1

Informan 2

Matriks pernyataan informan tentang saran untuk
peningkatan pelayanan promotif dan preventif di
Puskesmas Parsoburan
Pernyataan
Lebih memperhatikan sistem pendanaan agar
tidak mengalami keterlambatan dalam penurunan
dana, Jabatan Fungsional sebaiknya lebih
dioptimalkan.
Sarannya agar pemegang program disesuaikan
dengan kemampuan dan keahliannya, mengubah
pardigma bahwa puskesmas itu lebih untuk prmotif
dan preventif bukan kuratif. Bagi pemerintah agar

Universitas Sumatera Utara

63

dana perjelas untuk program promotif dan preventif
sehingga puskesmas bisa melaksanakan lebih
banyak lagi program-program, turun ke lapangan
juga jangan hanya kegaiatan posyandu.
kalau dari saya dek meningkatkan pelayanan
Informan 3
kesehatan dan bekerja bukan karena ada dana dari
BOK tapi tanpa dana juga harus mengusahakan
agar kegiatan promotif dan preventif berjalan.
Saran dari saya dek, sebaiknya dari puskesmas
Informan 4
mengadakan pelatihan-pelatihan kepada tenaga
kesehatan agar lebih mapan dalam pelaksanaan
kegiatan. Misalnya pelatihan sebelum kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat.
Saran
dari
saya
dek
menyediakan
Informan 5
sarana,prasarana dan peralatan yang mendukung
pelaksanaan program secara optimal.
Fasilitas lebih dilengkapi lah dek, baik
Informan 6
transportasi juga maunya disediakan oleh
puskesmas.
Sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan
Informan 7
dilengkapi.
lebih memperhatikan apa-apa saja yang maih
Informan 8
kurang di puskesmas terkait kegiatan kegiatan
tersebut.
Dari pernyataan di atas, tingkat-tingkat pusat lebih memperhatikan

sistem pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan karena dana
adalah hal yang mendukung pelaksanaan program promotif dan
preventif,

jabatan-jabatan

fungsional

lebih

dioptimalkan

agar

pelaksanaan program berjalan dengan maksimal dan tepat sasaran.
Mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan
agar pengetahuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan semakin
bertambah. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program promotif dan preventif di
puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

64

4.4.9 Pernyataan informan tentang program promotif dan preventif di
puskesmas
Tabel 4.15
Informan

Matriks pernyataan informan tentang program
promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan
Pernyataan

Kurang tau dek, tapi pernah mereka kayak
penyuluhan sama kami. Kalau lagi ada kegiatan
posyandu .
Gak tau soalnya gak pernah datang ke
Informan 10
penyuluhan. Tapi kadang ada dari Puskesmas
datang ke rumah. Ya paling saya datang itu ke
posyandu imunisasikan cucu.
Bapak kurang ngerti dek. Iya kalo pas berobat ke
Informan 11
Puskesmas kadang selesai periksa,dokter nya itu
kasih tau tentang makanan atau minuman yang
gak boleh sering dikonsumsi.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih kurang
Informan 9

mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif
dan preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan tersebut di
atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan di
Puskesmas. Ketika tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif
seperti penyuluhan ke Desa, masyarakat masih belum bersedia hadir.
4.4.10 Pernyataan informan tentang Pplayanan promotif dan preventif
berkaitan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter di Puskesmas
Tabel 4.16

Matriks pernyataan informan tentang pelayanan
promotif dan preventif berkaitan dengan anjuran yang
diberikan oleh dokter di Puskesmas Parsoburan
Informan
Pernyataan
Ada dikasih anjuran biasanya dokter bilang
Informan 9
kurangi makan kacang-kacangan, banyak makan
buah, minum air putih, tapi kalau banyak pasien
kadang-kadang dokter lupa menyampaikan
Dikasih tahu misalnya rajin olahraga, teratur
Informan 10
makan,tapi itulah kalau lagi banyak pasien dokter
Cuma bilang rutin minum obat.

Universitas Sumatera Utara

65

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah
diperiksa dan diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjurananjuran dan edukasi agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi.
Namun ketika pasien yang datang berobat sangat banyak, dokter pun
kurang memperhatikan pelayanan promotifnya seperti tidak memberikan
konseling/bimbingan berupa arah-arahan untuk menjaga kesehatan secara
maksimal.
4.4.11

Pernyataan

informan

(masyarakat)

tentang

saran

untuk

peningkatan pelaksanaan program promotif dan preventif di
puskesmas
Tabel 4.17

Informan

Matriks pernyataan informan (masyarakat) tentang
saran untuk peningkatan pelaksanan program promotif
dan preventif di Puskesmas Parsoburan
Pernyataan

Informan 11

Agar puskesmas lebih banyak lagi melakukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan di masyarakat,
menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang sudah
pernah dilaksanakan, serta lebih melibatkan
masyarakat dalam setiap kegiatan sehingga
masyarakat
lebih
merasakan
pentingnya
kegiatan-kegiatan tersebut bagi mereka, dan juga
memberdayakan masyarakat dalam kegiatan
tersebut.
Dari penyataan di atas masyarakat mengharapkan agar pihak-pihak

puskesmas lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penyuluhan dan juga
melibatkan masyarakat agar mau berperan aktif untuk kegiatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Masukan
Masukan-masukan di dalam Puskesmas Parsoburan dikategorikan ke

dalam beberapa hal dalam implementasi program promotif dan preventif .
5.1.1 Kebijakan
Kebijakan adalah konsep dan asas yang dirangkai menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan, kepemimpinan, dan
cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi individu dan kelompok.
Kebijakan erat kaitannya dengan pembangunan kesehatan, seperti yang ketahui
pembangunan kesehatan saat ini lebih ditekankan pada peningkatan upaya
promotif dan preventif terlebih di pukesmas. Selain itu juga, telah diadakan
Jaminan Kesehatan Nasional guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan, saat ini puskesmas
lebih cenderung menangani pelayanan kuratif atau tindakan pengobatan
dibandingkan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif hal tersebut terlihat dari
jumlah kunjungan pasien yang datang berobat ke puskesmas setiap harinya.
Terkait dengan kebijakan ini juga, banyak diantara tenaga-tenaga kesehatan yang
di puskesmas tidak mengetahui dasar-dasar dari kegiatan promotif dan preventif
ini/undang-undang yang mengatur sebagi landasan untuk mendukung dan
menjamin keberhasilan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif.

67
Universitas Sumatera Utara

68

Dengan demikian pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri kesehatan
No 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, dimana puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerja. Selain itu juga pemerintah mengeluarkan
kebijakan mengenai pelayanan kesehatan menyangkut Jaminan Kesehatan
Nasioanal yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2013
dengan menjelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan promotif
dan preventif, dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Jaminan
kesehatan dimana menjelaskan tentang manfaat pelayanan promotif dan preventif,
yang meliputi pemberian pelayanan dari segi penyuluhan, kesehatan perorangan,
imunisasi dasar, keluarga berencana, dan skrining kesehatan.
Kebijakan-kebijakan tersebut menjelaskan bahwa puskesmas merupakan
wadah berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dan
puskesmas dapat dikenal oleh masyarakat sebagai wadah pelaksanaan kegiatan
promotif dan preventif. Akan tetapi bila dilihat dari Puskesmas Parsoburan
mengenai kebijakan ini masih kurang paham mengenai kebijakan apa yang
melandasi program yang mereka laksanakan karena tidak adanya bentuk
sosialisasi kebijakan terlebih untuk tenaga kesehatan. Nah, hal tersebut yang
mengakibatkan mereka kurang paham bahwasanya Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan yang lebih mengutamakan kegiatan promotif dan preventif dan sasaran
apa yang harus mereka capai. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ainy (2012)

Universitas Sumatera Utara

69

yang menyatakan bahwa kebijakan merupakan tahapan penting karena itu tanpa
sosialisasi kebijakan yang baik dan menyeluruh besar peningkatan timbul masalah
dalam pelaksanaan kegiatan yaitu seperti salah sasaran. Akibat dari pihak
puskesmas kurang paham tentang kebijakan-kebijakan ini sehingga mereka juga
lebih berfokus kepada pengobatan kepada masyarakat bukan lebih mengutamakan
konseling kesehatan dan meningkatakan kualitas penyuluhan-penyuluhan.
5.1.2 Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan yang terdiri dari tenaga kesehatan
dan tenaga non kesehatan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
Puskesmas Parsoburan memiliki 2 dokter umum, 1 dokter gigi, 9 perawat,
7 bidan, 1 apoteker, 1 petugas gizi, 1 sanitarian, 1 tenaga kesehatan masyarakat,
dan 2 tenaga kesehatan lainnya. Namun, hal yang tidak sesuai adalah seharusnya
puskesmas minimal dua orang tenaga kesehatan masyarakat akan tetapi faktanya
Puskesmas Parsoburan hanya memiliki satu tenaga kesehatan masyarakat.
Beberapa pernyataan informan juga kualitas tenaga kesehatan Puskesmas
Parsoburan masih kurang karena tidak adanya bentuk-bentuk pelatihan dari
puskesmas. Keterbatasan kemampuan atau skill dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya promotif dan preventif melalui UKM dan UKP juga masih
kurang. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Parsoburan juga didominasi
oleh tenaga kesehatan medis sehingga lebih mengutamakan upaya kesehatan yang
menekankan pada penyembuhan penyakit .

Universitas Sumatera Utara

70

Pada kenyataannya dalam upaya promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan belum didukung oleh tenaga kesehatannya sendiri. Terlihat di
lapangan bahwa tenaga kesehatannya belum berhasil untuk mengajak, memotivasi
dan memberdayakan masyarakat,misalnya dalam kegiatan posyandu dilaksanakan
penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi pihak puskesmas tidak meminta
respon balik dari masyarakat. Tenaga kesehatan juga melaksanakan Upaya
Kesehatan Perorangan dalam bentuk kunjungan rumah, konseling kesehatan
walaupun belum maksimal karena pelaksanaan nya tidak sesuai dengan apa yang
direncanakan.
5.1.3

Pendanaan
Sistem pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif baik upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan di Puskesmas Parsoburan
berasal dari Bantuan Opersional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Sebelum era JKN dana diapat dari BOK baik untuk kegiatan UKM dan UKP.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan upaya masyarakat dalam
bentuk bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam
membantu pemerintahan daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.
Setelah berlaku Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka terjadi
perubahan pada sistem pembiayaan di Puskesmas Parsoburan . Melalui JKN,
pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan pembiayaan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), sementara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Universitas Sumatera Utara

71

bersumber dari dana kapitasi JKN. Dan salah satu program tambahan dari
Puskesmas di dana kapitasi oleh BPJS yaitu kegiatan Prolanis,
Dana dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp 184.000.000,dan Dana dari JKN adalah Rp 200.000.000,-, akan tetapi pada kenyataanya dana
di Puskesmas Parsoburan terkendala di sistem penurunan dana tersebut,yakni
mengalami keterlambatan dan kendala lainnya dana yang ditetapkan untuk
kegiatan tidak sesuai dengan yang diturunkan misalnya untuk kegiatan sweeping
ditetapkan dana Rp 75.000,- tapi dana yang diturunkan hanya Rp 45.000,sehingga berdampak pada pelaksanaan program atau dari segi maksimalnya. Hal
ini juga sesuai dengan penelitian Fadillah (2010) menyatakan bahwa dana
merupakan faktor dasar apakah suatu program bisa berjalan baik atau tidak, tanpa
adanya angggaran maka dipastikan suatu program tidak dapat dijalankan sesuai
yang diharapkan, akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program belum dapat
mencapai target maksimal atau hanya sekedar berjalan saja.
5.1.4 Sarana, prasana dan peralatan
Sarana, prasana dan peralatan di Puskesmas Parsoburan masih kurang
memadai baik dari segi media, alat dan transportasi. Dari segi fasilitas gedung
Puskesmas Parsoburan memiliki beberapa ruangan antara lain ruang Kepala
Puskesmas, ruang periksa pasien/kamar dokter, ruang obat dan apotek, ruang
KIA/KB, ruang laboratorium, ruang kartu, ruang tunggu pasien, ruang tata usaha,
,ruang promkes, ruang administrasi, dan kamar mandi, dan beberapa fasilitas
gedung yang belum disediakan oleh puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

72

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai
target dari program-program yang dibuat oleh puskesmas. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian Hermiyanty (2016) menyatakan adanya fasilitas atau sarana
diposisikan sebagai faktor pendukung untuk keberhasilan suatu program Namun
kenyataannya yang terjadi di Puskesmas Parsoburan perhatian pemerintah
terhadap kelengkapan sarana, prasarana serta peralatan dalam melaksanakan
upaya promotif dan preventif masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari
keterbatasan pihak puskesmas dalam segi transportasi. Untuk pelaksanaan
pelayanan promotif dan preventif, seperti penyuluhan, tenaga kesehatan di
Puskesmas Parsoburan menyiapkan media promosi kesehatan, seperti poster,
leaflet, dan papan tuli