Implementasi Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang
bukan hal biasa lagi. Terlebih sekarang ini masyarakat kurang peduli dengan
bagaimana mencegah penyakit dibandingkan mengobati penyakit yang telah
diderita bahkan fasilitas-fasilitas kesehatan lebih mementingkan upaya kuratif
dibandingkan upaya promotif dan preventif. oleh karena itu pembangunan
kesehatan merupakan hal yang terpenting untuk ditingkatkan demi tercapainya
derajat kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan
demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia, kesehatan juga merupakan

sebuah investasi.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu,
angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita tidak
terlepas dari peran pemerintah yang telah berhasil pada aspek penyediaan sarana
pelayanan kesehatan membangun puskesmas di setiap kecamatan. Pelayanan
kesehatan dasar harus terselenggara atau tersedia untuk menjamin hak asasi semua
orang untuk hidup sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan
dasar ini harus secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok
masyarakat risiko tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin.
Bahkan lebih jauh lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus
mencakup setiap upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global,
regional, nasional maupun lokal (Depkes RI, 2010)
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Adapun upaya
kesehatan masyarakat tersebut: 1) pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan
kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4) pelayanan gizi; 5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan
dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari
(one day care); 4) home care; dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014)

Universitas Sumatera Utara

3

Dalam Peraturan Menteri No 71 Tahun 2013 pasal 13 tentang pelayanan
kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional dinyatakan bahwa “setiap peserta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medi habi
pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.” Manfaat pelayanan
promotif dan preventif sebagaimana dalam Peraturan Presiden No.28 Tahun 2016

tentang Jaminan Kesehatan meliputi pemberian pelayanan penyuluhan kesehatan
perorangan, imunisasi dasar, keluarga berencana, dan skrining kesehatan.
Upaya promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal, baik
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan, Upaya
preventif adalah suatu kegiatan pencegahan suatu masalah kesehatan/penyakit dan
gangguan

kesehatan

terhadap

individu,

keluarga,

kelompok

dan


masyarakat(Undang-undang No 36 Tahun 2009). Dalam Permenkes No 75 Tahun
2014 disebutkan bahwa upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan. Adapapun upaya kesehatan masyarakat tersebut adalah pelayanan
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan
anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit, sedangkan upaya kesehatan perorangan tersebut antara
lain: rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care)
home care; dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

4

Berdasarkan profil Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat
Kota Pematang Siantar Tahun 2015 ada dua kelurahan sebagai wilayah kerja,
dengan jumlah penduduk sebanyak 5.615 jiwa atau jumlah kepala keluarga
sebanyak 1303 dan puskesmas ini merupakan puskesmas yang telah bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Parsoburan ada beberapa yakni; kegiatan promosi kesehatan, pelayanan KIA/KB,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan gizi masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Dan kegiatan untuk upaya
kesehatan perorangan antara lain kegiatan home visit/kunjungan rumah, konseling
kesehatan.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti banyak
program promotif dan preventif yang tidak terlaksana dengan baik karena banyak
faktor yang memengaruhi baik dari petugas kesehatan puskesmas itu sendiri
maupun masyarakat bahkan faktor pendukung terlaksananya kegiatan promotif
dan preventif. Program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Parsoburan adalah kegiatan penyuluhan baik penyuluhan ke masyarakat atau anak
sekolah, kegiatan posyandu serta pembinaan masyarakat ber-PHBS akan tetapi
kegiatan ini belum maksimal baik dari promotif dan preventifnya hal tersebut
dilihat dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan tidak sesuai dengan rencana dan
juga belum adanya kegiatan bentuk pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan kepada
masyarakat, dilihat juga dari rendahnya jumlah rumah tangga yang berperilaku
hidup bersih sehat (PHBS) hanya sebanyak 27 RT dari 363 RT yang dipantau atau

Universitas Sumatera Utara


5

hanya sebanyak 7,4% (Profil Puskesmas Parsoburan Tahun 2015). Menurut
penelitian Kawulur (2014) mengatakan bahwa program promosi kesehatan belum
berjalan dengan baik dilihat dari persentase perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
yang belum mencapai target.
Upaya promotif dan preventif program KIA/KB yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Parsoburan adalah penyuluhan di posyandu kepada ibu-ibu,
pemantauan terhadap ibu hamil,kegiatan imunisasi,pemasangan alat-alat KB.
Dalam kegiatan ini pelaksanannya juga belum maksimal karena kegiatan misalnya
kegiatan penyuluhan di posyandu masih banyak masyarakat yang belum
mengikutinya dan kadang-kadang tidak berjalan karena tenaga kesehatan lebih
fokus untuk pasien yang berobat di puskesmas, melihat juga rendahnya pelayanan
imunisasi dan dari data salah satu kelurahan binaan Puskesmas Parsoburan belum
mencapai target UCI (universal child Immunization) serta cakupan kunjungan ibu
hamil K1 (54,4%) dan K4 (48%) dengan target 100% dan KN1 dan KN3 masih
55%

dengan target 100%(Profil Puskesmas Parsoburan Tahun 2015). Upaya


promotif dan preventif program kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh
Puskesmas Parsoburan adalah melaksanakan penyuluhan tentang hidup bersih
sehat dan mengajak serta melaksanakan kegiatan gotong-royong, pemantauan
kualitas air bersih. Kegiatan promotif dan preventif ini juga belum maksimal
karena menurut survei awal yang dilakukan peneliti lingkungan masyarakat masih
kumuh hal tersebut kegiatan gotong-royong belum rutin dilaksanakan oleh
puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

6

Upaya promotif dan preventif program Pelayanan gizi yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Parsoburan berupa kegaiatan penyuluhan kepada masyarakat
tentang gizi, konseling, pemberian vitamin A kepada bayi dan balita, pemberian
tablet Fe kepada ibu hamil dan Upaya promotif dan preventif program
pencegahan dan pengendalian penyakit Puskesmas Parsoburan melaksanakan
kegiatan Posbindu Penyakit tidak menular, penyuluhan tentang P2M kepada
masyarakat, penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja di sekolah,

pemberantasan vektor nyamuk (pencegahan penyakit DBD). Sedangkan program
Puskesmas Parsoburan untuk upaya promotif dan preventif dalam upaya
kesehatan perorangan adalah kegiatan home visit/kunjungan rumah, konseling
perorangan/pemberian konsultasi kepada pasien
Berdasarkan program-program di atas yang telah dilaksanakan oleh
Puskesmas Parsoburan masih rendah dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut belum
berjalan secara maksimal baik dari segi upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan. Hasil survei pendahuluan juga, Puskesmas Parsoburan ini
lebih banyak masyarakat untuk tindakan kuratif dimana setiap bulannya
puskesmas menangani pasien rata-rata sebanyak 942 jiwa(pemegang kartu
jaminan kesehatan), hal ini menunjukkan program promitif dan preventif masih
rendah.
Menurut survei pendahuluan dan pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti, pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di puskesmas ini ada dua
yaitu di dalam gedung dan di luar gedung, dimana di dalam gedung sesuai dengan
perencanaan dilaksanakan secara langsung kepada masyarakat yang mengunjungi

Universitas Sumatera Utara

7


puskesmas dan yang di luar gedung misalnya kegiatan penyuluhan dilaksanakan
pada jadwal posyandu. Akan tetapi perencanaan akan kegiatan tersebut maih
belum berjalan dengan maksimal karena beberapa kegiatan ada yang tidak
dilaksanakan misalnya upaya preventif untuk penyakit HIV/AIDS, dan juga pada
kegiatan posyandu masyarakat belum semua mengikuti dan membawa bayi dan
balitanya hal ini menunjukkan kegiatan pelayanan Kesehatan ibu dan anak masih
belum maksimal.
Sumber biaya untuk pelayanan promotif dan preventif adalah bantuan
operasional (BOK). Setelah adanya JKN terjadi perubahan pada sistem
pembiayaan puskesmas yaitu pemerintah akan bertanggung jawab untuk
pemenuhan upaya kesehatan mayarakat, sementara upaya kesehatan perorangan
didukung oleh dana kapitasi dari BPJS (Kemenkes RI, 2013).
Dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan, sebelum era Jaminan Kesehatan Nasional dana yang digunakan
adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp 184.000.000,. Akan
tetapi dana dari JKN masih kurang sehingga sampai saat ini sistem pembiayaan
masih dari BOK dan JKN. Dengan dana JKN sebanyak 60% dan BOK 40 %.
Dana dari dari JKN lebih cenderung untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan
dan dana dari BOK untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat,..

Salah satu upaya preventif di Puskesmas Parsoburan sebagai tambahan di
era JKN yaitu Prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) adalah sebuah
program yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
komprehensif

bagi masyarakat berupa olahraga atau senam yang pada

Universitas Sumatera Utara

8

perencanaan dilakukan sekali seminggu lebih tepatnya pada hari jumat di halaman
puskesmas ini, akan tetapi kegiatan tersebut sering tidak berjalan sesuai
perencanaan dan kegiatan promotif atas kegiatan tersebut misalnya penyuluhan
juga tidak berjalan. Padahal kegiatan ini diadakan untuk peserta jaminan
kesehatan saja dan kegiatan ini didanai oleh BPJS Kesehatan dan sebenarnya
program Prolanis inilah yang menjadi satu bentuk keluaran di Desa/Kelurahan
dari pelayanan promotif dan preventif.
Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam puskesmas juga
memiliki kendala-kendala yang menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut

yaitu tidak adanya pengawasan dari dinas kesehatan, sarana dan prasarana yang
masih belum lengkap dilihat dari pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif
belum difasilitasi dengan sarana dan prasana, misalnya pada penyuluhan,
pemberian informasi dan edukasi tentang kesehatan yang dilaksanakan di dalam
gedung maupun luar gedung belum ada alat seperti in focus atau bahan kepada
mayarakat. Menurut penelitian Konli (2014) menyatakan bahwa

sarana dan

prasana diperlukan dalam pemberian pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat
puas atas pelayanan yang diberikan. Kendala lainnya adalah dari segi tenaga
kesehatan yang masih kurang dalam kegiatan promotif dan preventif ini terutama
sarjana kesehatan masyarakat dan pengetahuan akan tenaga kesehatan untuk
kegiatan ini masih belum maksimal. Disertai perilaku masyarakatnya yaitu
kesadaran dan kemauan masyarakat yang belum timbul dari diri sendiri untuk
memanfaatkan dan menganggap upaya promotif dan preventif itu penting demi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

9

Saat ini masih ditemukan puskesmas yang masih berfokus pada
pendekatan kuratif dari pada promotif dan preventif. Selain itu, persepsi
masyarakat yang masih menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia
pengobatan bagi orang sakit atau fasilitas “orang sakit” daripada fasilitas “menjadi
sehat”. Paradigma sehat yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan
preventif masih sangat sukar dipahami dan diadopsi masyarakat dan penyedia
layanan di puskesmas (Australia Indonesia Partnership for health System
Strengthing, 2013)
Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui implementasi
pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar
Marihat Kota Pematang Siantar Tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana
implementasi program promotif dan preventif di Puskesmas Parsoburan
Kecamatan Siantar Marihat tahun 2017?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis implementasi prgram promotif dan

preventif di

Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi apa-apa saja kegiatan promotif dan
preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017
2. Untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan promotif dan
preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

10

3. Untuk mengidentifikasi bagaimana kompetensi tenaga kesehatan
dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan Tahun 2017
4. Untuk mengidentifikasi bagaimana ketersediaan dana dalam
melaksanakan kegiatan promotif dan preventif di Puskesmas
Parsoburan Tahun 2017
5. Untuk

mengidentifikasi

bagaimana

perlengkapan

sarana,

prasarana dan peralatan dalam melaksanakan kegiatan promotif
dan preventif di Puskesmas Parsoburan Tahun 2017.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta
keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan
pelayanan promotif dan preventif.
2. Memberikan

hasil

kajian

sebagai

masukan

kepada

seluruh

penanggungjawab puskesmas khususnya di Puskesmas Parsoburan
Kecamatan Siantar Marihat dalam membangun mutu dan kualitas
pelayanan kesehatan.
3. Dapat dijadikan sebagai referensi kepada pihak-pihak di bidang kesehatan
masyarakat khususnya di bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara