Implementasi Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes RI No 75, 2014).

2.1.1 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas yang
tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun
2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan
sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.1.2 Fungi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi

yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah.

11
Universitas Sumatera Utara

12

kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan

perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan
i.

Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.(Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

Universitas Sumatera Utara

13

2.1.3 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah pembangunan kesehatan


yang

sesuai

dengan paradigma

sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi
tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI No 75 Tahun
2014).

2.1.4 Misi Puskesmas
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :
1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3.

mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

4.

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

Universitas Sumatera Utara

14

5. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

6.

mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI No 75
Tahun 2014).

2.1.5 Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia Puskesmas
terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja,
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
(Permenkes RI No 75 Tahun 2014)
Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;

c. perawat;
d. bidan;

Universitas Sumatera Utara

15

e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin
praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan ( Permenkes RI No 75

Tahun 2014).

2.2 Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional
Mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa
peserta JKN berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam
PeraturanMenteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang
bertuliskan bahwa “Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk

Universitas Sumatera Utara

16

pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan.”
Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan yaitu “Manfaat pelayanan
promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan kesehatan
perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan.”

Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama
meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:
1. Administrasi pelayanan;
2. Pelayanan promotif dan preventif;
3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi
Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) milik Pemerintah Daerah diatur dalam
Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana
kapitasi JKN di FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan
dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud meliputi jasa pelayanan
kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non

Universitas Sumatera Utara


17

kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan
sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi
JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan
dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya
operasional pelayanan kesehatan lainnya.

2.3 Upaya penyelenggaraan kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan mayarakat tingkat pertama
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan
secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya
tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas adalah:
a. Upaya promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses
pemberdayaan atau memandirikaan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan
pemberian informai (seperti kegiatan penyuluhan, KIE, dan pendidikan

Universitas Sumatera Utara

18

kesehatan), tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di
masyarakat (Maulana, 2009).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagi kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, kelompok atau mayarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.
Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, sasaran penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Sasaran Jangkauan Penyuluhan
a. Kelompok umum
b. Kelompok khusus
2. Sasaran Hasil Penyuluhan
Sasaran tersebut di atas yang telah mengalami perubahan pengetahuan, sikap
dan perilaku, dikaitkan dengan program.

b. Upaya Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang
pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping
faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor genetik dan faktor
perilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh

Universitas Sumatera Utara

19

lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan
kebijaksanaan “Paradigma Sehat” yang mengutamakan upaya-upaya yang
bersifat promotif dan preventif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat
penting.
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan agar terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dan
segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan
bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang
lebih baik. Kegiatan-kegiatan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan Pembuangan kotoran manusia
4. Pengawasan, pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan makanan dan minuman
6. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
7. Pengamatan lingkungan akibat pencemaran industri
8. Pengamanan pestida
9. Klinik sanitasi

c. Upaya Kesehatan ibu dan anak (KIA) serta Keluarga Berencana
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkuliatas serta upaya kelangsungan

Universitas Sumatera Utara

20

hidup. Perkembangan dan perlindungan bayi, anak dibawah lima tahun dan
anak usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang. Termasuk di dalamnya
pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemuka masyarakat, dukun bayi,
pembinaan kesehatan anak.
Bentuk upaya kesehatan ibu dan anak sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan /asuhan kebidanan di wilayah kerja puskesmas
b.

Pelayanan Kesehatan bagi bayi, balita dan anak prasekolah
Sasaran upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ebagai berikut:
a. Ibu dan anak
b. Bayi
c. Balita
d. Anak usia prasekolah, dan
e. Keluarga yang tinggal atau berada di wilayah kerja puskesmas
serta yng berkunjung ke puskesmas.

Upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya kesehatan primer
yang menyangkut pelayanan dan pemliharaan kesehatan pasangan usia subur
dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam
pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar
kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.
Sasaran upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) adalah;
a. Pasangan Usia Subur (PUS)
b. Calon pasangan usia subur

Universitas Sumatera Utara

21

c. PUS dengan wanita yang akan memasuki masa menopause
d. Keluarga

yang

tinggal

dan

berada

di

wilayah kerja

puskesmas,dan
e. Wanita Usia Subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat
jalan Puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB.

d. Upaya perbaikan gizi
Upaya peningkatan gizi

masyarakat

adalah kegiatan

untuk

mengupayakan peningkatan status gizi mayarakat dengan pengelolaan
terkoordinasi dan berbagai profesi kesehatan (tenaga pengelola gizi) serta
dukungan peran serta aktif masyarakat. Program upaya perbaikan gizi
Puskesmas:
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi
dalam tiap keluarga di Indonesia, bersifat lintas sektor yang
dilaksanakan oleh kesehatan, pertanian, BKKBN, agama dalam negeri,
dan PKK.
2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
Mendorong berbagai institusi pemerintah dan swasta agar memberikan
perhatian lebih besar dalam peningkatan status gizi warrganya.
3. Upaya penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari:
a. Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY)

Universitas Sumatera Utara

22

b. Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi
c. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalon energi protein
(KEP) dan kurang energi kronis (KEK)
d. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A
e. Pencegahan dan penanggulangan masalah kekurangan gizi mikro
lain
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah gizi lebih

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi
atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang
ditularkan/ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular meliputi kuratif,
pemutusan rantai penularan, promosi kesehatan dan surveilans (Efendi,
2009).

f. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan berguna untuk mendapatkan diagnosa sedini
mungkin dengan melaksanakan tindakan pengobatan dan upaya rujukan
serta rehabilitasi jika diperlukan. Program pengobatan seperti berikut ini:
a. Rawat jalan poli umum
b. Rawat jalan poli gigi
c. Unit rawat inap, keperawatan, kebinaan

Universitas Sumatera Utara

23

d. Unit gawat darurat (UGD)
e. Puskesmas keliling (Efendi,2009)
Upaya kesehatan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan tersebut yaitu:
a. Upaya kesehatan sekolah
b.

Upaya kesehatan olahraga

c.

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d.

Upaya kesehatan kerja

e.

Upaya kesehatan gigi dan mulut

f.

Upaya kesehatan jiwa

g.

Upaya kesehatan mata

h.

Upaya kesehatan usia lanjut (Hartono, 2010)

2.4 Pelayanan Kesehatan
2.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

24

karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaran. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerjanya Puskesmas dikategorikan menjadi Puskesmas
kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan dan Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

2.4.2 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka, dengan promosi
kesehatan kata lain adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga
masyarakat mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kessehatan
mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012)
Promosi Kesehatan juga merupakan

revitalisasi pendidikan kesehatan

pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses
penyadaran masyarakat

dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan

masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya untuk bagaimana
mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang (Iqbal,2007).
Menurut Undang-Undang No 36 tahun 2009 Upaya Preventif adalah suatu
kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan penyakit.
Upaya Kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat dijaga seoptimal mungkin,

Universitas Sumatera Utara

25

Pelayanan Kesehatan Kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkain
kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Upaya Rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semkasimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkain
kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
mayarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

2.4.3 Promosi Kesehatan
Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk
melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1. Di Dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring
dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:
a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien
harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

26

b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di pelayanan KIA
& KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di kamar
obat/apotik dan di laboratorium.
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik
sanitasi.
e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana
pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,
sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).
f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir,
halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman
puskesmas.
2. Di Masyarakat (di luar gedung)
Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di
masyarakat, yakni:
a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di
kompleks-kompleks

perumahan,

Dasa

Wisma,

Rukun

Tetangga/Rukun Warga dan lain-lain.
b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah,
pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

27

c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor,
koperasi-koperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, kompleks
pertokoan, dan lain-lain.
d. Tatanan

tempat

umum,

yaitu

di

terminal,

stasiun,

dermaga/pelabuhan, pasar, restauran, penginapan, dan lain-lain
(Hartono,2010).

2.4.4 Tingkat-tingkat Pencegahan Penyakit
Menurut Leavel dan Clark dalam Syafrudin Tahun 2009 beberapa tingkat
pencegahan penyakit adalah:
a. Health promotion
Adalah peningkatan status kesehatan, dengan melalui kegiatan :
1. pendidikan kesehatan (Health promotion),
2. penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti penyuluhan tentang
masalah gizi.
3. Pengamatan tumbuh kembang anak (Growth and Development
Monitoring)
4. Pengadaan rumah sehat
5. Konsultasi perkawinan
6. Pendidikan sex
7. Pengendalian lingkungan
8. Program P2M (Pemberantasan penyakit menular) melalui kegiatan
immunisasi dan pemberantasan vektor

Universitas Sumatera Utara

28

9.

Stimulasi dan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan keluarga dan
asuhan keperawatan pada anak atau balita serta penyuluhan tentang
pencegahan terhadap kecelakaan.

10. Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan
hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus dan
jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor
11. Asuhan keperawatan pre natal dan pelayanan keluarga berencana (KB)
12. Perlindungan gigi
13. Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
Masalah kesehatan yang dicegah bukan hanya penyakit infeksi yang
menular tetapi juga masalah keehatan yang laiinya yaitu kecelakaan, kesehatan
jiwa, kesehatan kerja, dan lain sebagainya. Besarnya

masalah kesehatan

masyarakat dapat diukur dengan menghitung tingkat morbiditas (kematian),
mortalitas (kematian), fertilitas (tingkat kelahiran) dan disabilty (tingkat
kecacatan) pada kelompok-kelompok masyarakat.
b. General and specific protection
Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan
secara khusu atau umum kepada seseorang atau masyarakat. Hal ini karena
kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan umum dan khusus
sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anakanaknya masih rendah. Bentuk perlindungan terebut dapat berupa:
1. Immunisasi dan hygiene perseorangan (Personal hygiene)
2. Perlindungan diri dari kecelakaan

Universitas Sumatera Utara

29

3. Perlindungan diri dari lingkungan
4. Kesehatan kerja
5. Perlindungan diri dari karsinogen, toksin dan alergen
6. Pengendalian sumber-sumber pencemaran
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan
segera atau adekuat)
Usaha ini dilakukan karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi
penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat ulit atau tidak diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan
menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Bentuk usaha tersebut dapat dilakukan melalui:
1. Penemuan kasus secara dini
2. Pemeriksaan umum lengkap
3. Pemeriksaan massal
4. Survey terhadap kotak, sekolah dan rumah
5. Penanganan kasus dan pengobatan adekuat
d. Disability limitation atau pembatasan kecacatan
Kurangnya pengertian dan kesadaran penyakit tentang kesehatan
dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak
lengkap dan sempurna dapat mengakibatkan yang berangkutan cacat atau

Universitas Sumatera Utara

30

ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan
pada tahap ini, dan dapat berupa:
1.

Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan

2. Pencegahan komplikasi
3. Perbaikan fasilitas kesehatan
4. Penurunan beban sosial penderita
e. Rehabilitation atau rehabilitasi
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan
latihan-latihan tertentu.

2.4.5 Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja puskesmas menyebabkan tidak semua penduduk
dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan puskesmas. Agar jangkauan
pelayaanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu ditunjang dengan
puskesmas pembantu, bidan desa di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang sudah ada. Di samping itu penggerakkan peran serta masyarakat
untuk mengelola posyandu dan membina dasawisma akan dapat menunjang
jangkauan pelayanan kesehatan (Efendi,2009).

Universitas Sumatera Utara

31

2.5 Indikator Keberhasilan Di Puskesmas
Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka
indikator keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses
(process), indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).
(Hartono,2010)
2.5.1 Indikator masukan
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber
daya manusia, sarana/peralatan, dan dana. Oleh karen itu, indikator masukan ini
dapat mencakup;
a. Ada/tidaknya komitmen kepala puskemas yang tercermin dalam
rencana umum pengembangan promosi kesehatan puskesmas
b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana
operasional promosi kesehatan puskesmas
c. Ada/tidaknya petugas promosi kesehatan puskesmas sesuai dengan
standar tenaga promosi kesehatan puskesmas
d. Ada/tidaknya petugas proomosi kesehatan dan petugas-petugas
kesehatan lain di puskesmas yang sudah dilatih
e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promoi kesehatan puskesmas sesuai
dengan standar sarana/peralatan promosi kesehatan puskesmas
f. Ada/tidaknya

dana

di

puskesmas

yang

mencukupi

untuk

penyelenggaraan promosi kesehatan puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

32

2.5.2 Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan
puskesmas yang meliputi promosi kesehatan di dalam gedung dan promosi
kesehatan di masyarakat. Indikator yang digunakan di sini meliputi;
a. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung (setiap
tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik
khusus, pemasangan poster, dan lain-lain), yaitu sudah atau belum, dan
atau frekuensinya
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk,
dan lain-lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak.
c. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di masyarakat (kunjungan
rumah dan pengorganisasian masyarakat), yaitu sudah atau belum.
2.5.3 Indikator Keluaran
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan,baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator
yang digunakan di sini adalah berupa cakupan dari kegiatan, misalnya;
a. Apakah semua petugas kesehatan puskesmas telah melaksanakan
promosi kesehatan (yaitu pemberdayaan/konSeling)
b. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai
kegiatan promosi kesehatan dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan
lain-lain)

Universitas Sumatera Utara

33

c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas
d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas
dengan pengorganisasian masyarakat.
2.5.4 Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya promosi
kesehatan puskesmas, yaitu terciptanya PHBS di masyarakat. Oleh sebab itu,
kondisi ini sebaiknya dinilai setelah promosi kesehatan puskesmas berjalan
beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
Tatanan yang dianggap mewaliki untuk dievaluasi adalah tatanan rumah
tangga. Jadi indikator dampaknya adalah berupa: persentase keluarga atau rumah
tangga yang telah mempraktikkan PHBS. PHBS itu sendiri merupakan komposit
dari sejumlah indikator perilaku. PHBS terdiri dari beratus-ratus tindakan atau
perilaku. Karena keterbatasan sumberdaya untuk mengevaluasi, maka perlu
ditetapkan beberapa perilaku yang sangat sensitif untuk indikator yang akan
dikomposikan. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, dapat diterapkan
msialnya tujuh kriteria perilaku yang merupakan unsur-unsur dari keluarga atau
rumah tangga ber-PHBS, yaitu;
a. Keluarga tersebut menggunakan air sehat untuk minum
b. Keluarga tersebut menggunakan jamban untuk buang air besar
c. Keluarga tersebut mencari pertolongan ke tenaga/sarana kesehatan
untuk pemeliharaan kesehatannya
d. Keluarga tersebut berperan aktif dalam UKBM

Universitas Sumatera Utara

34

e. Jika memiliki ibu hamil, keluarga tersebut memeriksakan kehamilan
seacara lengkap ke tenaga/sarana kesehatan
f. Jika memiliki balita, keluarga tersebut telah mengimunisasi balitanya
secara lengkap
g. Jika memiliki anak balita, keluarga tersebut menimbang anak balitanya
setiap bulan di tenaga/sarana kesehatan (Hartono,2010)

\

Universitas Sumatera Utara

35

2.6 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi
pelayanan promotif dan preventif di puskesmas melalui indikator masukan
(input), proses (process), dan keluaran (output). Oleh karena itu , fokus penelitian
disusun sebagai berikut
Masukan :
1. Kebijakan

Proses :

2. Tenaga

Pelaksanaan Upaya

Kesehatan

Kesehatan Masyarakat

3. Pendanaan
4. Sarana,
Prasarana dan
Peralatan

(UKM )
Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Perorangan

Keluaran
1. Berapa kali kegiatan
itu dilaksanakan
2. Berapa jumlah orang
yang mengikuti
kegiatan

(UKP)

Gambar 2.1 Fokus penelitian

Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian
sebagai berikut :
1. Masukan (input) adalah segala kebutuhan yang dimasukkan dalam
pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) shingga dapat berjalan dengan baik, meliputi kebijakan,
tenaga kesehatan, pendanaan, serta sarana, prasarana dan peralatan.

Universitas Sumatera Utara

36

a. Kebijakan adalah garis besar dan dasar rencana sebagai landasan
dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif
b. Tenaga Kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan di bidang kesehatan formal yang melaksanakan
pelayanan promotif dan preventif.
c. Pendanaan adalah biaya atau materi berupa uang yang digunakan
untuk pelayanan promotif dan preventif.
d. Sarana, Prasarana dan Peralatan adalah sesuatu yang digunakan
termasuk di dalamnya tempat, media dan peralatan pendukung
dalam terlaksananya pelayanan promotif dan preventif.
2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan
preventif melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) di puskesmas.
a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
b.

Upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan tenaga medis atau pun paramedis di puskesmas yang
berfokus pada individu/ perorangan untuk menyembuhkan
penyakit.

3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif. Dari hasil tersebut diharapkan adanya peningkatan
pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yaitu :

Universitas Sumatera Utara

37

a. Berapa kali kegiatan itu dilaksanakan adalah jumlah kegiatan yang
dilakukan puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terkhusus kegiatan di
luar gedung
b. Berapa jumlah orang yang mengikuti kegiatan adalah jumlah
keigatan yang dilakukan oleh puskesmas dan seberapa banyak
yang mengikuti atau mendapatkan pelayanan terkhusus kegiatan di
dalam gedung.

Universitas Sumatera Utara