Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai Terminologi Judul, Tinjauan Fungsi, Elaborasi Tema,
dan Rangkuman.
2.1 Terminologi Judul
Adapun judul proyek perancangan yang berjenis fiktif ini adalah Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu.
Arti kata dari judul :
Pusat Perbelanjaan, adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko
eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan
tempat parkir.
Kawasan, adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat
tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya.
Kualanamu,merupakan nama dari bandara internasional yang terdapat di
kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang. Secara harafiah, nama Kualanamu
sendiri memiliki arti sebagai berikut; Kuala dalam bahasa Melayu adalah muara
sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Namo atau Namu berarti lubuk dalam
bahasa Karo (namo bagi Karo gugung/gunung, namu bagi Karo jahe termasuk Karo
Langkat). Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku
asli Sumtim. Nama ini sesuai dari segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah.
(Malem Ukur Ginting, Swedia).
11
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebuah pusat perbelanjaan yang mencakup
banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan, berkumpul, makan, maupun rekreasi
yang berada di dekat bandara Kuala Namu
2.2 Konsep Aerotropolis
Aerotropolis dapat didefinisikan sebagai sebuah kota dimana tata letak,
infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandar udara (bandara). Hal ini membuat
aerotropolis kerap dikenal sebagai kota bandara. Seperti konsep kota metropolis,
bandara sebagai pusat aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota (suburban) yang
terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal.
Istilah aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman asal New
York, Nicholas De Santis. Pada November 1939, gambar karya De Santis berupa atap
gedung pencakar langit Bandara di tengah kota itu ditayangkan dalam Popular Science.
Konsep aerotropolis kemudian dicetuskan oleh John D. Kasarda pada tahun
2000dan telah
menjadi “Ideas of 2006” pada majalah New York
Times
(CapitalAlliance, (2007).“The aerotropolis has emerged because of the advantages
airports and their environs provide to business in the new speed-driven,globally
networked economy.”(Kasarda, 2007:108). Dari kutipan diatas Kasarda mengatakan
bahwa aerotropolis dapat berkembang karena untuk menghadapi tantangan bandara dan
kawasan disekitarnya untuk menjadi kawasan bisnis yang berskala global dan
menawarkan efisiensi waktu dalam pergerakan, karena langsung terhubung dengan
sebuah bandara.
12
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum
Lokasi kota yang memiliki konseo Aerotropolis secara umum terletak di luar
pagar Bandara, namun memiliki akses yang dekat ke Bandara. Sampai saat ini belum
ada batasan-batasan yang mengatur dan menetapkan standar letak kota Aerotropolis
terhadap Bandara, namun waktu 20-30 menit biasanya digunakan sebagai acuan untuk
mengatur batas luar sebuah kota yang berkonsep Aerotropolis dalam beberapa studi
rencana pengembangan kota aerotropolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Beberapa fungsi bangunan yang biasanya ada pada kawasan Aerotropolis meliputi:,
Pertokoan
Restoran
Kegiatan entertaiment dan kebudayaan
Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing
Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center
Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran
Logistik dab distribusi
Katering dan kuliner
Perdangangan bebas
Lapangan golf
13
Universitas Sumatera Utara
Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Pada dasarnya belum ada peraturan yang mengharuskan tema bangunan yang
dirancang oada kawasan Aerotropolis. Namun menurut beberapa studi banding kawasan
Aerotropolis di beberapa negara luar, tema perancangan kebanyakan pada kawasan
Bandar Udara adalah Hi-Tech, dimana bangunan yang ada berkarakter futuristik.
2.2.4. Studi Banding Kota Aerotropolis
Berikut merupakan beberapa kota yang dikembangkan dengan konsep kota
Aerotropolis, beberapa diantaranya adalah:
A. Schiphol Aiport, Amsterdam, Nederland
Gambar 2.1 Bird-eye View of Schiphol Aeretropolis C ity
14
Universitas Sumatera Utara
Bandara Udara Internasional Schiphol dengan kode IATA AMS dan ICAO
EHAM adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya
di gemeente Haarlemmermeer. Schiphol adalah salah satu dari bandara-bandara di
Eropa yang bersaing menjadi pintu masuk utama ke benua tersebut bersama Bandara
London Heathrow di London, Britania Raya; Bandara Internasional Frankfurt di
Frankfurt am Main, Jerman; dan Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris
(Roissy), Perancis. Pada 2004, Schiphol meraih urutan keempat di Eropa untuk jumlah
penumpang sebesar 42.541.000 orang, setelah bandara-bandara tersebut.
Menurut Kasarda pada majalah “Atlantis Magazine by Polis | Platform for
Urbanism” (2011), Schiphol Airport merupakan contoh bandara dengan konsep
pengembangan kota aerotropolis. “ Kawasan itu (Schiphol Airport) menampilkan semua
karakteristik kota aerotropolis melalui observasi yang dilakukan; mulai dari berbagai
bentuk sektor komersil multimodal sampai bagian-bagian pengembangan bangunan
yang terintegrasi dengan bandara yang tersebar di berbagai batas bandara itu sendiri”.
Gambar 2.2 Metode baru da lam kawasan CBD Schiphol
15
Universitas Sumatera Utara
Master Plan Amsterdam Airport Schiphol (AAS) terdiri dari:
Commercial Real Estate Zone
Residential Business Zone (Hotel dan Apartment)
Cargo & Logistics
Exhibition Complexes
Offices and Trade Centre
a. Lokasi
Amsterdam Schiphol Aerotropolis terletak di antara dua jalur jalan raya utama yang
menghubungkan bandara ke pusat kota Amsterdam dan daerah perkotaan di sekitarnya.
Schiphol memiliki sebuah stasiun kereta api modern yang berada di bawah terminal
bandara, yang menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota-kota lain
di Belanda, serta Eropa Barat.
b. Jarak Dari Bandara
Amsterdam Schiphol Aerotropolis memiliki jarak 4 km dari bandara, dan 21,7 km
menuju pusat Kota Amsterdam dengan waktu tempuh 28 menit.
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada kawasan Amsterdam Schiphol Aerotropolis
diantaranya Hotel New Hilton Schiphol, Hotel Sheraton, SHG (Schiphol Group‟s Head
Office), Amsterdam Airport Schiphol Shopping Centre, Central Parking, Real-Estate,
Avioport dan lainnya. Beberapa bangunan tersebut menggunakan tema Hi-Tect dan
16
Universitas Sumatera Utara
Metafora . Hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara
Internasional Schiphol.
B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan
Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea
Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang
dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13
mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis
Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan
merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi
pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah
diakses dari Bandara Internasional Incheon,
yang telah menerima berbagai
penghargaan.
Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui
jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan
(Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang
akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaanperusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di
Songdo.Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah
berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai,
akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini
dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah
berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT.
17
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian
infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
Gambar 2.3 Bird-Eye View kawasan CBD Schiphol
a. Lokasi
Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City,
Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon
Metropolitan City.
b. Jarak dari bandara
Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh
waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi
Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah
Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis.
18
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Tabel 2.1 Rangkuman Konsep Kota Aerotropolis
Aerotropolis A (Schiphol
Konsep Aerotropolis
Aerotropolis)
Lokasi
Aerotropolis
B
(Songdo
IBD)
Songdo-dong,
Amsterdam Airport Schiphol
Yeonsu- gu,
Incheon, Korea Selatan
Jarak Dari Bandara
4kmdari
bandara
kmmenuju
dan
pusat
21,7 20 kilometer dari Bandara
Kota Internasional Incheon. 26
Amsterdam
Bangunan
kilometer dari Seoul
Schiphol CBD
Landmark Songdo,
Hotel New Hilton Schiphol
Pusat Konvensi
Hotel Sheraton
Songdo, Hotel
Oakwood,
Schiphol Real-Estate
Schiphol Group‟s Head Office
Schiphol
Airport Shopping
Centre
Taman Biopark,
Taman Teknologi,
Pusat Riset dan
Sekolah Tinggi,
Central Parking
CBD
Avioport
19
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik
Memiliki Fasilitas Stasiun Kereta Antara bandara dan IBD
Lainnya (jika ada)
Api
modern
yang
dapat dihubungkan
lewat suatu
menghubungkan para wisatawan jalan tol laut
ke pusat kota Amsterdam, kotakota lain di Belanda, serta Eropa
Barat.
Keterangan
Kawasan
Tambahan
dibangun dan masuk ke dalam proses pembangunan
tahapan
Bandara
pembangunan
sudah Bandara masih 50 % dalam
yang
dinamakan “ Schiphol CBD New
Method”
Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi
sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan
dirancang.
Tabel 2.2 Konsep Perencanaan Aerotropolis
Konsep perencanaan aerotropolis
Lokasi
Menurut studi banding yang di jelaskan di
atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada
20
Universitas Sumatera Utara
pada sebuah daerah maupun kawasan pusat
kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah
pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama.
Jarak dari bandara
Jarak yang didapat dari studi banding
adalah kisaran 4 km sampai dengan 20 km
Bangunan
Fungsi bangunan menurut studi banding
diatas adalah bangunan yang memiliki
fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa
Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk
dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan
fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bentuk akomodasi
seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.
Melihat dari beberapa studi banding yang diambil (Schiphol dan Songdo IBD),
bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan komersil yang menjadi pusat
transaksi jual-beli di Kawasan Kualanamu, yaitu Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu.
21
Universitas Sumatera Utara
2.3 Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada
dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam
perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan
Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang
berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan
394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).
Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa
pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan
berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya
proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.
Gambar 2.4 Peta KKOP Kabupaten Deli Serdang
22
Universitas Sumatera Utara
Site perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu berada pada ring 2
dimana ketinggian bangunan 46 m.
2.3.1. Krite ria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2.
3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah
dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan konsep Aerotropolis
Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barang/jasa (khususnya pusat
perbelanjaan) harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak
tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil (4 Km)
2. Pencapaian yang dekat dengan Bandara
Pertimbangan lokasi site yang dipilih juga didasari oleh pencapaian pencapaian yang
dekat dengan Bandara Kualanamu. Hal ini membuat Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat di sekitar Bandara Kualanamu akan tempat melakukan kegiatan jual-beli.
Selain itu, pusat perbelanjaan ini juga dapat mendukung aktivitas pengguna Bandara
23
Universitas Sumatera Utara
Kualanamu, dimana pusat perbelanjaan ini dapat menjadi rest area, sehingga para
pengguna Bandara Kualanamu dapat menghabiskan waktu dalam menunggu jadwal
penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui
Bandara Kualanamu.
2.3.2. Alte rnatif Pe milihan Lokasi
Alte rnatif 1
Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site
berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten
Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata
aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh
dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Gambar 2.5 Peta Alternatif 1 Site Perancangan Jl. Bandara Kualanamu
24
Universitas Sumatera Utara
Kasus Proyek
: Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu
Status Proyek
: Fiktif
Lokasi Proyek
: Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang
Batas Utara
: Pabrik batu
Batas Timur
: Crew Hotel
Batas Selatan
: Pondok Pesantren
Batas Barat
: Sawah
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2 )
Kontur : Datar
KDB
: 60%
KLB
: 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP)
GSB
: Maksimum 45 m
: Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan:
: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik
- Memiliki jalur utilitas yang baik
25
Universitas Sumatera Utara
Alte rnatif 2
Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site
berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana
Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan
perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.
Gambar 2.6 Peta Alternatif 2 Site Perancangan Jl. Batang Kuis
Kasus Proyek
: Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu
Status Proyek
: Fiktif
Lokasi Proyek
: Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Deli Serdang
Batas Utara
: Perumahan
Batas Timur
: Kantor PTPN
26
Universitas Sumatera Utara
Batas Selatan
: Area komersil
Batas Barat
: Perumahan TNI
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2 )
Kontur : Datar
KDB
: 60%
KLB
: 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP)
GSB
: Maksimum 45 m
: Jln. Batang Kuis : 9 m
Potensi Lahan
: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol.
- Lokasi site berada di lahan hook.
- Dekat dengan perumahan penduduk
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna kegiatan dalam Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu terdiri atas
pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.
Pengunjung , adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan di
Kawasan Kualanamu, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti :
a. Berdasarkan golongan:
- Masyarakat berpenghasilan menengah
- Masyarakat berpenghasilan cukup
27
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan asal- usul:
- Pengunjung yang datang dari kawasan sekitar Kualanamu (Khususnya pengunjung
dari kecamatan Beringin dan kecamatan Batang Kuis).
- Pengunjung yang datang dari luar kawasan sekitar Kualanamu
c. Berdasarkan klasifikasi umur:
- Anak-anak ( usia 5-13 tahun )
- Remaja ( usia 14-24 tahun )
- Dewasa ( usia 25-45 tahun )
- Lanjut usia
d. Berdasarkan motivasi atau tujuan:
- Pengunjung untuk berbelanja
- Pengunjung hanya untuk berjalan jalan
Penyewa, adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam
bangunan untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.
Pengelola, adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan
operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:
- Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris
yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
28
Universitas Sumatera Utara
- Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan,
pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti
masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Kegiatan pengunjung, aktivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
- Berbelanja
- Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola
- Jalan-jalan / cuci mata
- Makan / minum
- Melakukan kegiatan permainan
- Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di shopping arcade
b. Kegiatan pengelola, aktivitas yang dilakukan oleh pengelola adalah:
- Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
- Melayani kebutuhan para konsumen
- Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukkan
- Memberikan informasi singkat
- Melakukan kegiatan administrasi
- Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
- Mengadakan publikasi
c. Kegiatan servis, aktivitas yang dilakukan adalah:
29
Universitas Sumatera Utara
- Membersihkan setiap ruangan
- Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
- Mengurus loading dock
- Mengurus utilitas bangunan
- Menjaga keamanan
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang dan Standarnya
Kelompok
Ruang
Ruang
Ruang Publik
Standar
Unit
Kapasitas
Sumber
1
100
NAD
1
2
NAD
2
10
NAD
(m2)
Hall
1.5
m2/org
R.Informasi
1.2
m2/org
Area Lift
0.6
m2/org
R.Security
2 m2/org
3
2
TSS
Telepon Umum
0.8
3
1
NAD
4
1
ASS
m2/org
ATM Centre
1.5
m2/org
30
Universitas Sumatera Utara
Toilet Pria
-
Toilet
1.2
6
1
3
1
NAD
3
1
NAD
4
1
NAD
6
1
6
1
NAD
6
1
NAD
1
150
NAD
8
2
NAD
1
10
NAD
1
4
NAD
1
20
NAD
m2/org
-
Urinoir
0.94
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Supermarket
R. Display
1.5
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
Area Penitipan
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
31
Universitas Sumatera Utara
Gudang
60 m2/org
1
1.2
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
200
NAD
6
2
NAD
1
50
NAD
1
5
NAD
1
15
NAD
NAD
Toilet Pria
-
Toilet
m2/org
-
Urinior
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Departemen
R. Display
Store
1.5
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
R.Ganti
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
Gudang
60 m2/org
1
NAD
32
Universitas Sumatera Utara
Toilet Pria
-
Toilet
1.2
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
m2/org
-
Urinior
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Toko Buku
R. Display
1.5
1
NAD
3
NAD
1
NAD
1
NAD
1
NAD
1
ASS
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
Area Penitipan
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
Retail /
Gudang
15 m2/org
Retail Tipe A
24 m2/org
ASS
33
Universitas Sumatera Utara
Pertokoan
Retail Tipe B
24 m2/org
ASS
Foodcourt
Area Makan
1.5
ASS
m2/org
Restoran
Kasir
3 m2/org
ASS
Counter
15 m2/org
NAD
Gudang
50 m2/org
NAD
Area Makan
15 m2/org
NAD
Kasir
3 m2/org
NAD
Dapur
15 m2/org
ASS
Gudang
15 m2/org
ASS
1.2
NAD
Toilet Pria
-
Toilet
m2/org
-
Urinior
0.94
NAD
m2/org
-
Washtafel
1.35
NAD
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
NAD
34
Universitas Sumatera Utara
m2/org
-
Washtafel
1.35
NAD
m2/org
Keterangan:
TSS
Time Saver Standart
NAD
Neufert Architect Data
ASS
Asumsi
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.4 Tabel Persyaratan Ruang
Fungsi
Shoppingarcade
Kelompokfungsi
Utama
Kebutuhanruang
Persyaratan
Kantorpengelola
Mudah
Hall
dalam
Cukupluas
Restoran
Memerluka
nview
Café
yangbagus
Memerlukanv
iew yang
bagus,suasana
35
Universitas Sumatera Utara
Supermarket
Disesuaikand
engan
Memerlukanv
Foodcourt
iew yang
bagus,suasana
tenang
Disesuaikand
Retail
engan
Musholla
modulstruktur
Nyaman,tenang
Areaparkir
Kemu
dahan
penca
paian
A. Persyaratan dapur, ruang makan, dan gudangmakan
1. Dapur
-
Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan
-
Permukaan langit- langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur
-
Dapur paling sedikit terdiri dari:
a. Tempat pencucianperalatan
b. Tempat pengepakan
36
Universitas Sumatera Utara
c. Tempat persiapan
d. Tempat administrasi
2. Ruang makan
-
Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0.85m
-
Pintu yang sesuai dengan standar.
3. Gudang bahan makanan
-
Jumlah bahan makanan yang dsimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan
-
Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makanan
-
Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan bahan makanan
B. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
1. Penyimpanan bahan makanan
-
Penempatan terpisah dengan makanan jadi
-
Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis
2. Penyimpanan makananjadi
-
Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
C. Persyaratan fasilitas sanitasi
1. Airbersih
-
Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku
-
Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
37
Universitas Sumatera Utara
kegiatan
2. Pembuangan air limbah
-
Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber pencemaran,
misalnya memakai saluran tertutup
3. Toilet
-
Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur,ruang persiapan
makanan, ruang tamu, dan gudang makanan
-
Di dalam toilet harus tersedia jamban, bak air, tempat cuci tangan dan sebagainya
-
Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria
-
Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung
-
Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun
-
Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup
4. Tempat sampah
-
Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup
dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi
cepat membusuk
-
Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi
5. Tempat cuci tangan
-
Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk
-
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering
38
Universitas Sumatera Utara
6. Tempat mencuci peralatan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan
-
Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur, menyabun, dan
membilas
7. Tempat pencucian bahan makanan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan
8. Fasilitas penyimpanan pakaian (loker) karyawan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat
-
Loker untuk pria dan wanita dibuat terpisah
D. Fasilitas pengelola
1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan:
-
Ruang kerja minimum 8m²
-
Ruang gerak bebas masing- masing karyawan minimum 1.5m²
-
Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15m² pada ruang
beraktivitas gerak
-
Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50m o Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
-
Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00m
-
Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25m
2. Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”,untuk kantor
ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum12-15 m²
39
Universitas Sumatera Utara
3. Lebar minimum jendela adalah 1.25m
Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :
a. Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui
penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington, Design For
Shopping Centre) .
b. Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan
untuk memperoleh keuntungan ( profit ) sebanyak-banyaknya (Gruen, Centers for the
Urban Environment, Survival of the Cities)
c. Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan
sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya
dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh (Beddington,
Design For Shopping Centre)
d. Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah
lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan
operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit
tersebut.
e. Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat.
Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jual beli, juga
berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau rekreasi
40
Universitas Sumatera Utara
2.5 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
2.5.1 Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan
a. Pusat perbelanjaan murni
Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat
pertemuan masyarakat ( community center ) untuk segala urusan, baik untuk bersantai,
mencari hiburan.
b. Pusat perbelanjaan multi fungsi
Fungsi sebagai pusat perbelanjaan dicampur dengan fungsi lain yang berbeda namun
saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.
2.5.2 Berdasarkan Lokasi
a. Pasar ( market )
Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (toko, kios, dan sebagainya)
yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat
bersifat terbuka ataupun berada didalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan
permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari
masyarakat di sekitarnya.
Berikut merupakan beberapa klasifikasi pasar :
Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses
41
Universitas Sumatera Utara
tawar-mmenawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, dan dasaran
terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namum pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label
harga yang tercantum dalam barang ( barcode ), berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang
yang dijual, selain bahan makanan, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah
barang yang dapat bertahan lama
b. Shopping Street
Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios
terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang
berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini
biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata atau kawasan pertokoan.
c. Shopping Precint
Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka
yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata.
d. Shopping Arcade
Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di kedua sisi
ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan sehingga menimbulkan
suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga restoran pada shopping arcade
42
Universitas Sumatera Utara
biasanya mengambil jalan pada arcade sebagai area ruang makannya dengan
meletakkan meja makan dan kursi.
e. Shopping center
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila
dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai
berikut :
Center (Pusat) :
1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan. (Oxford Advanced Learner‟s
Dictionary)
2) Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan.(Oxford Advanced
Learner‟s Dictionary)
3) Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu
dipusatkan pada tempat tersebut.
Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang
dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara
persediaan dan penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana.
(menurut Clivi Darlow dalam endelosed shopping centers).
Shopping Center :
1) Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak
ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang
43
Universitas Sumatera Utara
pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali
persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis
dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akan penjualannya,
dan lain- lain.(menurut Drs. Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan
perdagangan)
2) Adalah sebagai suatu kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikan pada
suatu lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah
kesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area
perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan temat parkir yang dibuat
menurut tipe dan ukuran total dari toko-toko.(menurut urban institute).
f. Department store
Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang
berada dibawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga
pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki.
Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahkan sirkulasi dan
mencapai kejelasan akses.
g. Supermarket
Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari- hari dengan cara
pelayanan mandiri ( self service ). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara
mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran.
Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15 % dari seluruh
barang yang diperdagangkan.
44
Universitas Sumatera Utara
h. Shopping mall
Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan
sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang.
Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari- hari sampai kebutuhan
khusus.Tipe mall digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu :
Mall terbuka ( The Open Centre )
Awalnya berkembang di Eropa, daya tarik dari tipe mall ini terletak pada facade
bangunan yang mengapit jalur pedestrian. Mall tipe ini juga memberikan kesan alami,
hal ini terlihat pada arcade seperti pohon, semak-semak, bungan dan kursi taman. Tipe
mall ini juga mempunyai kelemahan, utamanya bagi negara yang memiliki 4 (empat)
musim. Yaitu adanya hambatan dari iklim, sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat
berlangsung sepanjang tahun. Mall terbuka dapat dibedakan lagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu
Full Mall, Transit Mall dan Semi Mall.
a. Full Mall
Full Mall dihasilkan oleh jalan yang tertutup yang dulunya digunakan oleh lalulintas kendaraan dan kemudian mengembangkan pedestrian atau plaza dengan paving,
pohon-pohon, tempat duduk, penerangan dan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan.
b.Transit Mall
Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu- lintas automobil dan truk pada
site jalan dan hanya membiarkan lalu- lintas publik seperti bus dan taxi. Parkir pada
jalan dilarang, jalur pejalan kaki diperlebar dan asesories lainnya ditambahkan.
45
Universitas Sumatera Utara
c. Semi Mall
Pada Semi Mall jumlah lalu- lintas dan parkir dikurangi. Pengembangan area
pedestrian yang akan dihasilkan akan dilengkapi dengan pepohonan, tempat duduk,
penerangan dan asesories lainnya.
Mall Tertutup ( The Closed Mall Centre )
Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual dan pembeli
terlindung dalam satu area tertutup (bangunan) dan tempat pengaturan pengkondisian
ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat berlangsung sepanjang tahun. Mall tertutup
dapat menjadi community centre bagi kegiatan sosial seperti kegiatan promosi, eksebisi,
sekedar tempat berjalan-jalan dan lain- lainnya. Pada dasarnya Mall Tertutup
menerapkan konsep mall kedalam bangunan. Konsep door street ini diterapkan secara
konsekuen, sehingga elemenelemen luar dan elemen jalan seperti lampu- lampu jalan
hadir secara nyata dalam mall tertutup. Selain terdapat pengaturan pengkondisian ruang,
jenis mall ini juga menggunakan pecahan buatan (artifical lighting) untuk membantu
menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang menggunakan skylight
sebagai salah satu elemen utama mall. Dalam merencanakan Mall tertutup, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Magnet/Anchor
Dalam menghidupkan susana dan minat pengunjung, maka suatu perbelanjaan
haruslah dibuat unsur penarik yang disebut magnet atau anchor. Magnet tersebut dapat
berupa supermarket atau fasilitas rekreasi lainnya seperti cineplex, food court/restorant,
playground. Penempatan dari magnet ini dapat bermacam- macam. Tetapi umumnya
penempatan magnet menggunakan pola „Pimpong Effect/Dumb Bell‟. Dengan adanya
46
Universitas Sumatera Utara
pimpong Effect tersebut, membuat mall menjadi daerah pergerakan aktivitas yang tinggi
sehingga tidak ada retail shop yang tidak dilalui oleh pengunjung.
b. Tenant Mix
Pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang akan menempati retailretail shop dan
anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi mayoritas pengunjung dan selera
dari pengunjung. Pengaturan dan penempatan jenis-jenis retail tersebut harus sesuai
dengan penempatannya, sehingga antara retail yang satu dengan yang lainnya tidak
saling mengganggu. Perbandingan jumlah antara anchor dan retail-retail tersebut adalah
40 : 60. Hal ini dipertimbangkan dari infestasi dan pengambilan modal.
c. Design Criteria
Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat kriteria-kriteria tertentu bagi
para penyewa dalam mengatur retail yang disewanya, agar dapat membentuk satu
kesatuan dengan retail-retail lainnya. Juga haruslah memperhatikan orientasi mall
kedalam dan tidak banyak bukaan-bukaannya. Perencanaan suatu mall harus
memperlihatkan kesan santai atau rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus
diperhatikan pintu masuk yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out dari
mall dibuat secara sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak membosankan.
Gabungan Mall Terbuka dan Tertutup (The Composite Mall Centere)
Merupakan mall yang sebagian terbuka atau sebagian tertutup maksudnya yaitu
bahwa selasar disepanjang arcade toko-toko ditutup oleh atap tembus pandang dan ada
atap penghubung antara toko-toko yang saling berhadapan. Sehingga tidak semua
pedestrian mall perlu ditutup. Hal ini untuk mengantisipasi keadaan dimusim dingin.
Unsur-unsur Pembentuk Lay Out Pusat Perbelanjaan dan Hiburan:
47
Universitas Sumatera Utara
a. Paths
Paths adalah jalur sirkulasi atau jalur pergerakan manusia. Contohnya jalan,
pedesterian, dan jalur kereta.
b. Nodes
Nodes adalah pusat dari aktifitas. Baik berupa pertemuan dari paths maupun
persilangan dari beberapa paths, atau menunjukkan pada suatu konsentrasi tertentu
seperti plaza. Yang dimaksud dengan Nodes pada bangunan mall adalah anchor tenant
(penyewa utama) yang menjadi daya tarik pada konsumen. Perletakan nodes disetiap
pengakhiran poreder yang terdapat disetiap lantai suatu mall. Jarak maksimal antara
magnet tersebut disetiap lantainya maksimum 200 meter, sedangkan jarak optimumnya
180 meter.
2.5.3 Berdasarkan Luas Areal Pelayanan
a. Neighborhood Centre( Pusat Perbelanjaan Lokal )
Melayani kebutuhan sehari-hari yang meliputi supermarket dan toko-toko yang
luas. Lantai penjualan (Gross Lea sable Ar ea /GLA) antara 30.000-100.000 square feet
(2787-9290 m2). Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 jiwa (skala lingkup).Unit
terbesar berupa supermarket, dan luas site yang dibutuhkan antara3-10 Ha.
b. Community Centre( Pusat Perbelanjaan Distrik )
Melayani jenis barang yang lebih luas, meliputi Department Store, Variety
Store, Shop Unit dengan GLA antara 100.000-300.000 square feet ( 9290-27.870 m2 ).
Jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 jiwa penduduk.Unit penjualan berupa
48
Universitas Sumatera Utara
Junior Depa rtmentStore, Supermarket, dan toko-toko. Luas site yang diperlukan antara
10-30 Ha.
c. Main Centre / Regional Centre( Pusat Perbelanjaan Regional )
Pusat perbelanjaan dengan skala kota yang memiliki jangkauan pelayanan diatas
150.000 jiwa penduduk, dengan fasilitas- fasilitas meliputi pasar, toko, bioskop, dan
bank yang terletak pada tempat strategis dan bergabung dengan perkantoran, tempat
rekreasi dan
kesenian. Luas lantai penjualan / GLA antara 300.000-1.000.000 squarefeet ( 27.87092.900 m2 ). Pusat perbelanjaan tersebut terdiri atas dua atau lebih Department Store
dan berbagai jenis toko.
2.5.4 Studi Banding Arsitektur Dengan Fungsi Sejenis
a. Mitsui Outlet Park KLIA Sepang, Malaysia
Mitsui Outlet Park KLIA dibuka pada tahun 2015 dan ini adalah factory outlet
terbaru di Malaysia yang menjanjikan turis dan pembeli pengalaman baru dalam
berbelanja di factory outlet terbesar di Asia Tenggara. Mitsui Outlet Park KLIA
menawarkan pembeli total 140 outlet belanja yang menempati area sebesar 25,000sqm.
Lokasi Mitsui Outlet Park ini sempurna dan strategis untuk sebuah pusat perbelanjaan,
karena terletak hanya 6 km dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan KLIA2 baru.
49
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Bird-Eye View Mitsui Outlet Park Malaysia
Memiliki konsep arsitektur global Jepang dan desain rumah yang berskala besar, Mitsui
Outlet Park dikembangkan berdasarkan tema "Paradise Village" (Kampung Surga),
menampilkan empat konsep khas yaitu Suns hine Square, Pier Walk, Tropical Plaza
dan Beach Walk, masing- masing mewakili desain arsitektur setiap daerah. Pada
Sunshine Square pengunjung akan disuguhkan konsep berbelanja melalui koridor
mewah dengan pancaran sinar matahari melalui skylight, Pier Walk mempromosikan
suasana dermaga terbuka, sedangkan Tropical Plaza dan Beach Walk mempromosikan
suasana plaza yang santai.
Gambar 2.8 Sunshine Square Gambar 2.9 Pier Walk
Gambar 2.10 TropicalPla za
50
Universitas Sumatera Utara
b. Paseo Mall, Bangkok, Thailand
Gambar 2.11 The Paseo Ma ll Tha iland
The Paseo Mall terletak di lanjutan dari jalan On Nut yang kemudian menjadi
jalan Lat Krabang jalan. The Paseo Mall bisa ditemukan di dekat Bangkok Airport yang
terletak disebelah kanan bangunan tersebut. The Paseo Mall memiliki pasar malam
modern tapi otentik, hanya berjalan kaki singkat dari dua hotel di dekat Bangkok
Airport ini, yaitu The Ivory Suvarnabhumi dan the Regent Suvarnabhumi Hotels. The
Paseo Mall merupakan kompleks pusat perbelanjaan, pasar malam dan restoran kecil.
Pusat perbelanjaan ini mengkhususkan diri terutama di fashion wanita.
Konsep dari The Paseo Mall adalah sebuah komplek multi massa, dimana pada
bagian luar mall terdapat beberapa retail dan sebuah pasar malam. Desain bangunan
pada kompleks The Paseo ini menggunakan desain modern-authentic,
yang
menggunakan desain modern namun masih tetap mempertahankan keaslian dari kota
bangkok itu sendiri.
51
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 Pasar Ma lam di Luar Ma ll Gambar 2.13 Konsep multi massa Paseo
c. Paris Van Java Mall, Bandung, Indonesia
Paris van JavaResort Lifestyle Place (juga dikenal dengan nama Paris
VanJavaMall) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung, Jawa
Barat. Mall ini bisa dicapai beberapa menit dengan mengemudi dari tol Pasteur.
Gambar 2.14 Paris Van Java Bandung
52
Universitas Sumatera Utara
Mal yang diresmikan pada bulan Juli 2006 ini, dirancang dengan nuansa
openair yang alami serta pemandangan burung-burung merpati hias yang
beterbangan bebas.Faktor lain yang menjadi daya tarik adalah konsep bangunan
yang kental dengan desain Eropa.Paris van Java Mall adalah mall yang terbagi
menjadi first floor, ground floor, upper ground serta lower ground dengan salah satu
department store terbaik di Indonesia, SogoDepartment Store di lantai teratas.
Fasilitas lainnya yang cukup menjadi daya tarik adalah pasar swalayan Carrefour,
toko buku Gramedia, serta bioskop Blitzmegaplex. Selain itu, di Paris van Java juga
berjejerkafe-kafe.
Gambar 2.15 Gaya Interior Par is Van Java Gambar 2.16 Konsep Retail di PVJ
Paris van Java pada dibangun diatas kawasan bersejarah. Namun
perencanaan proyek ini tidak melibatkan bangunan eksisting, melainkan membuat
bangunan baru dengan tema kolonial. Fungsi utama adalah shopping center , pusat
wisata kuliner, serta fungsi lifestyle masyarakat kota. Konsep shopping ma ll terbuka
dengan bangunan bergaya kolonialmembuat suasana kolonialnya kian terasa.
Suasana berjalan dibawah ar cade diantara bangunan kolonial dapat dirasakan disini.
53
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Tabel Perbandingan Proyek Sejenis
Arsitek
Mitsui Outlet Park
The Paseo Mall
Paris Van Java
Mitsui Fudosan
-
Wawa Sulaeman
Modern
Kolonial
Co.,Ltd
Gaya
Modern
Bangunan
Fasilitas
Restaurant
Fashion
store
Japanese
Speciality
Store (Japan
Avenue)
Cafe
Fashion
Plaza
:
Store
ATM,restoran,
Night
playground,hyper
Market
market
Cinema
Bowling
UG
:
ATM,
fashion, tokobuku,
Cafe
supermarket,
Food Court
restoran,
Book Store
Food Court
LG
petshop,
fitness
GF
:
ATM,
bioskop,giftshop,
cafe,
restoran,fashion
Sky
level
:
54
Universitas Sumatera Utara
bioskop,
fitness,café
Anchor Tenant
-
Jumlah Toko
± 120
Jumlah
10.000 – 40.000
The Body Shop
H&M
± 100
± 200
60.000 - 80.000
Pengunjung/ha
ri
Jadwal Buka
Setiap Hari:
Shopping
Mall
10.00-22.00 Waktu
Malaysia
:10.00-22.00
Setiap Hari:
WIB
10.00-22.00 Waktu
Thailand
Minggu-kamis
Jumat-sabtu 10.0023.00WIB
Night
market
Start from 16.00
55
Universitas Sumatera Utara
2.6 Elaborasi Tema
2.6.1 Pengertian Te ma
Pendekatan tema perancangan proyek “Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu” melalui pedekatan tema Arsitektur Metafora.
Pengertian Metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora,
inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan
atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat.
Menurut Oxford Learner‟s Dictionary (2015), secara umum metafora memiliki
pengertian sebagai berikut:
A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or
idea in pla ce of another to suggest a likeness between them
A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily
designates to on object it may designate only by implicit comparison or
analogies
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which
it is not literally applicable
The use of words to indicate something different from the literal meanin
Berikut beberapa cara pandang terhadap metafora, antara lain sebagai berikut:
Secara etimologi, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang
dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian
56
Universitas Sumatera Utara
lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara
abstrak).
Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur
dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963- 1967) yaitu
dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek
lain sehingga
mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.
Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora
dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur
piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan
keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang
dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep
kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk
mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih
banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan simbolsimbol metaforik.
Menurut penerapannya dalam desain, arsitektur metafora memiliki berbagai
jenis.Berikut merupakan beberapa kategori metafora menurut para ahli:
1. Kategori metaphor dalam arsitektur menurut Antoniades (1990):
Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas
kualitas khusus.
Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal- hal visual serta
spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah
57
Universitas Sumatera Utara
puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari
suatu karakter visual atau material.
Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan
tangiblemetaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang
lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya.
Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep
dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai
pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
( Antoniades, 1990, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold,
New York)
2. Broadbent tentang analogic design mengindikasikan pembagian me taphor dalam 3
kategori yaitu :
Visual, metafora secara visual.
Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi, dan sistem.
Philosophical, metafora dalam aspek ide, konsep, dan nilai.
( Broadbent, Geoffry / Bunt, Richard / Jencks, 1980; sign, symbol and
architecture; John Wiley and sons; New York)
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika:
1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke
subjek lain.
58
Universitas Sumatera Utara
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seaka n-akan sesuatu
hal yang lain.
3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau
penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi
perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara
baru).
Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode
sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang
yang lain.
2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap
menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka
kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan
(referensi) dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat
substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal dan
keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik
daripada penampakan metaphor secara langsung.
59
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Inte rpretasi Tema
Interpretasi dari suatu karya bernama Metafora dapat berbeda-beda pada setiap
individu atau kelompok. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan objeknya,
sebuah arsitektur bisa memiliki multi- interpretasi bahasa metafora bagi yang
melihatnya.
Penerapan arsitektur metafora dalam perancangan bangunan Pusat Perbelanjaan
di Kawasan Kualanamu yang dilakukan adalah analogi metafora dari bentuk sayap
pesawat. Pemilihan sayap pesawat sebagai metafora dari bentuk pusat perbelanjaan
didasari oleh bentuk sayap pesawat yang sederhana dan dinamis, namun memiliki peran
vital bagi keseimbangan pesawat
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai Terminologi Judul, Tinjauan Fungsi, Elaborasi Tema,
dan Rangkuman.
2.1 Terminologi Judul
Adapun judul proyek perancangan yang berjenis fiktif ini adalah Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu.
Arti kata dari judul :
Pusat Perbelanjaan, adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko
eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan
tempat parkir.
Kawasan, adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat
tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya.
Kualanamu,merupakan nama dari bandara internasional yang terdapat di
kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang. Secara harafiah, nama Kualanamu
sendiri memiliki arti sebagai berikut; Kuala dalam bahasa Melayu adalah muara
sungai atau pertemuan sungai dengan laut. Namo atau Namu berarti lubuk dalam
bahasa Karo (namo bagi Karo gugung/gunung, namu bagi Karo jahe termasuk Karo
Langkat). Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua suku
asli Sumtim. Nama ini sesuai dari segi bahasa dua etnis asli penduduk daerah.
(Malem Ukur Ginting, Swedia).
11
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan batasan pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebuah pusat perbelanjaan yang mencakup
banyak kegiatan baik berbelanja, berjalan-jalan, berkumpul, makan, maupun rekreasi
yang berada di dekat bandara Kuala Namu
2.2 Konsep Aerotropolis
Aerotropolis dapat didefinisikan sebagai sebuah kota dimana tata letak,
infrastruktur, dan ekonomi berpusat pada bandar udara (bandara). Hal ini membuat
aerotropolis kerap dikenal sebagai kota bandara. Seperti konsep kota metropolis,
bandara sebagai pusat aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota (suburban) yang
terhubung oleh infrastruktur dan transportasi massal.
Istilah aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman asal New
York, Nicholas De Santis. Pada November 1939, gambar karya De Santis berupa atap
gedung pencakar langit Bandara di tengah kota itu ditayangkan dalam Popular Science.
Konsep aerotropolis kemudian dicetuskan oleh John D. Kasarda pada tahun
2000dan telah
menjadi “Ideas of 2006” pada majalah New York
Times
(CapitalAlliance, (2007).“The aerotropolis has emerged because of the advantages
airports and their environs provide to business in the new speed-driven,globally
networked economy.”(Kasarda, 2007:108). Dari kutipan diatas Kasarda mengatakan
bahwa aerotropolis dapat berkembang karena untuk menghadapi tantangan bandara dan
kawasan disekitarnya untuk menjadi kawasan bisnis yang berskala global dan
menawarkan efisiensi waktu dalam pergerakan, karena langsung terhubung dengan
sebuah bandara.
12
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum
Lokasi kota yang memiliki konseo Aerotropolis secara umum terletak di luar
pagar Bandara, namun memiliki akses yang dekat ke Bandara. Sampai saat ini belum
ada batasan-batasan yang mengatur dan menetapkan standar letak kota Aerotropolis
terhadap Bandara, namun waktu 20-30 menit biasanya digunakan sebagai acuan untuk
mengatur batas luar sebuah kota yang berkonsep Aerotropolis dalam beberapa studi
rencana pengembangan kota aerotropolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Beberapa fungsi bangunan yang biasanya ada pada kawasan Aerotropolis meliputi:,
Pertokoan
Restoran
Kegiatan entertaiment dan kebudayaan
Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing
Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center
Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran
Logistik dab distribusi
Katering dan kuliner
Perdangangan bebas
Lapangan golf
13
Universitas Sumatera Utara
Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Pada dasarnya belum ada peraturan yang mengharuskan tema bangunan yang
dirancang oada kawasan Aerotropolis. Namun menurut beberapa studi banding kawasan
Aerotropolis di beberapa negara luar, tema perancangan kebanyakan pada kawasan
Bandar Udara adalah Hi-Tech, dimana bangunan yang ada berkarakter futuristik.
2.2.4. Studi Banding Kota Aerotropolis
Berikut merupakan beberapa kota yang dikembangkan dengan konsep kota
Aerotropolis, beberapa diantaranya adalah:
A. Schiphol Aiport, Amsterdam, Nederland
Gambar 2.1 Bird-eye View of Schiphol Aeretropolis C ity
14
Universitas Sumatera Utara
Bandara Udara Internasional Schiphol dengan kode IATA AMS dan ICAO
EHAM adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya
di gemeente Haarlemmermeer. Schiphol adalah salah satu dari bandara-bandara di
Eropa yang bersaing menjadi pintu masuk utama ke benua tersebut bersama Bandara
London Heathrow di London, Britania Raya; Bandara Internasional Frankfurt di
Frankfurt am Main, Jerman; dan Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris
(Roissy), Perancis. Pada 2004, Schiphol meraih urutan keempat di Eropa untuk jumlah
penumpang sebesar 42.541.000 orang, setelah bandara-bandara tersebut.
Menurut Kasarda pada majalah “Atlantis Magazine by Polis | Platform for
Urbanism” (2011), Schiphol Airport merupakan contoh bandara dengan konsep
pengembangan kota aerotropolis. “ Kawasan itu (Schiphol Airport) menampilkan semua
karakteristik kota aerotropolis melalui observasi yang dilakukan; mulai dari berbagai
bentuk sektor komersil multimodal sampai bagian-bagian pengembangan bangunan
yang terintegrasi dengan bandara yang tersebar di berbagai batas bandara itu sendiri”.
Gambar 2.2 Metode baru da lam kawasan CBD Schiphol
15
Universitas Sumatera Utara
Master Plan Amsterdam Airport Schiphol (AAS) terdiri dari:
Commercial Real Estate Zone
Residential Business Zone (Hotel dan Apartment)
Cargo & Logistics
Exhibition Complexes
Offices and Trade Centre
a. Lokasi
Amsterdam Schiphol Aerotropolis terletak di antara dua jalur jalan raya utama yang
menghubungkan bandara ke pusat kota Amsterdam dan daerah perkotaan di sekitarnya.
Schiphol memiliki sebuah stasiun kereta api modern yang berada di bawah terminal
bandara, yang menghubungkan para wisatawan ke pusat kota Amsterdam, kota-kota lain
di Belanda, serta Eropa Barat.
b. Jarak Dari Bandara
Amsterdam Schiphol Aerotropolis memiliki jarak 4 km dari bandara, dan 21,7 km
menuju pusat Kota Amsterdam dengan waktu tempuh 28 menit.
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada kawasan Amsterdam Schiphol Aerotropolis
diantaranya Hotel New Hilton Schiphol, Hotel Sheraton, SHG (Schiphol Group‟s Head
Office), Amsterdam Airport Schiphol Shopping Centre, Central Parking, Real-Estate,
Avioport dan lainnya. Beberapa bangunan tersebut menggunakan tema Hi-Tect dan
16
Universitas Sumatera Utara
Metafora . Hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara
Internasional Schiphol.
B. Aerotropolis Songdo IBD, Incheon, Korea Selatan
Aerotropolis Songdo IBD merupakan Aerotropolis yang berada di Korea
Selatan, pembangunan Aerotropolis berada dekat dengan bandara Incheon yang
dibangun di-atas pulau buatan yang dihubungkan dengan sebuah jembatan sepanjang 13
mil, Terletak di 1.500 hektare di dekat Seoul, Korea Selatan, Songdo Distrik Bisnis
Internasional (IBD) adalah salah satu proyek real estate swasta terbesar di dunia, dan
merupakan contoh utama dari sebuah kota tepi aerotropolis. Diposisikan untuk menjadi
pusat bisnis baru di Asia Timur Laut, Cina, pasar regional Rusia dan Jepang mudah
diakses dari Bandara Internasional Incheon,
yang telah menerima berbagai
penghargaan.
Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui
jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan
(Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang
akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaanperusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di
Songdo.Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah
berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai,
akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini
dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah
berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT.
17
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian
infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
Gambar 2.3 Bird-Eye View kawasan CBD Schiphol
a. Lokasi
Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City,
Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon
Metropolitan City.
b. Jarak dari bandara
Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh
waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi
Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah
Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis.
18
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Tabel 2.1 Rangkuman Konsep Kota Aerotropolis
Aerotropolis A (Schiphol
Konsep Aerotropolis
Aerotropolis)
Lokasi
Aerotropolis
B
(Songdo
IBD)
Songdo-dong,
Amsterdam Airport Schiphol
Yeonsu- gu,
Incheon, Korea Selatan
Jarak Dari Bandara
4kmdari
bandara
kmmenuju
dan
pusat
21,7 20 kilometer dari Bandara
Kota Internasional Incheon. 26
Amsterdam
Bangunan
kilometer dari Seoul
Schiphol CBD
Landmark Songdo,
Hotel New Hilton Schiphol
Pusat Konvensi
Hotel Sheraton
Songdo, Hotel
Oakwood,
Schiphol Real-Estate
Schiphol Group‟s Head Office
Schiphol
Airport Shopping
Centre
Taman Biopark,
Taman Teknologi,
Pusat Riset dan
Sekolah Tinggi,
Central Parking
CBD
Avioport
19
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik
Memiliki Fasilitas Stasiun Kereta Antara bandara dan IBD
Lainnya (jika ada)
Api
modern
yang
dapat dihubungkan
lewat suatu
menghubungkan para wisatawan jalan tol laut
ke pusat kota Amsterdam, kotakota lain di Belanda, serta Eropa
Barat.
Keterangan
Kawasan
Tambahan
dibangun dan masuk ke dalam proses pembangunan
tahapan
Bandara
pembangunan
sudah Bandara masih 50 % dalam
yang
dinamakan “ Schiphol CBD New
Method”
Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi
sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan
dirancang.
Tabel 2.2 Konsep Perencanaan Aerotropolis
Konsep perencanaan aerotropolis
Lokasi
Menurut studi banding yang di jelaskan di
atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada
20
Universitas Sumatera Utara
pada sebuah daerah maupun kawasan pusat
kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah
pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama.
Jarak dari bandara
Jarak yang didapat dari studi banding
adalah kisaran 4 km sampai dengan 20 km
Bangunan
Fungsi bangunan menurut studi banding
diatas adalah bangunan yang memiliki
fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa
Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan Tabel 2.2 beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk
dirancang pada kawasan Aerotropolis di Bandara Kualanamu adalah bangunan dengan
fungsi komersil dimana sebagai penyedia kawasan bisnis dan dalam bentuk akomodasi
seperti hotel transit, dan juga sebagai area pariwisata.
Melihat dari beberapa studi banding yang diambil (Schiphol dan Songdo IBD),
bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan komersil yang menjadi pusat
transaksi jual-beli di Kawasan Kualanamu, yaitu Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu.
21
Universitas Sumatera Utara
2.3 Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada
dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam
perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan
Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang
berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan
394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).
Pada pemilihan lokasi di Kabupaten deli serdang terdapat beberapa
pertimbanagan berupa dari konsep Aerotropolis dan pertimbangan peraturan-peraturan
berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mengetahui tata guna lahan supaya
proyek yang akan direncanakan sesuai dengan peraturan, lalu Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Kualanamu.
Gambar 2.4 Peta KKOP Kabupaten Deli Serdang
22
Universitas Sumatera Utara
Site perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu berada pada ring 2
dimana ketinggian bangunan 46 m.
2.3.1. Krite ria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2.
3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah
dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan konsep Aerotropolis
Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barang/jasa (khususnya pusat
perbelanjaan) harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak
tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat
Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil (4 Km)
2. Pencapaian yang dekat dengan Bandara
Pertimbangan lokasi site yang dipilih juga didasari oleh pencapaian pencapaian yang
dekat dengan Bandara Kualanamu. Hal ini membuat Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat di sekitar Bandara Kualanamu akan tempat melakukan kegiatan jual-beli.
Selain itu, pusat perbelanjaan ini juga dapat mendukung aktivitas pengguna Bandara
23
Universitas Sumatera Utara
Kualanamu, dimana pusat perbelanjaan ini dapat menjadi rest area, sehingga para
pengguna Bandara Kualanamu dapat menghabiskan waktu dalam menunggu jadwal
penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui
Bandara Kualanamu.
2.3.2. Alte rnatif Pe milihan Lokasi
Alte rnatif 1
Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site
berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten
Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata
aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk kawasan wisata dan pusat oleh-oleh
dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Gambar 2.5 Peta Alternatif 1 Site Perancangan Jl. Bandara Kualanamu
24
Universitas Sumatera Utara
Kasus Proyek
: Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu
Status Proyek
: Fiktif
Lokasi Proyek
: Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang
Batas Utara
: Pabrik batu
Batas Timur
: Crew Hotel
Batas Selatan
: Pondok Pesantren
Batas Barat
: Sawah
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2 )
Kontur : Datar
KDB
: 60%
KLB
: 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP)
GSB
: Maksimum 45 m
: Jln. Bandara Kualanamu : 9 m
Potensi Lahan:
: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar
- Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata
- Transportasi lancar dan baik
- Memiliki jalur utilitas yang baik
25
Universitas Sumatera Utara
Alte rnatif 2
Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site
berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana
Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan
perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.
Gambar 2.6 Peta Alternatif 2 Site Perancangan Jl. Batang Kuis
Kasus Proyek
: Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu
Status Proyek
: Fiktif
Lokasi Proyek
: Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Deli Serdang
Batas Utara
: Perumahan
Batas Timur
: Kantor PTPN
26
Universitas Sumatera Utara
Batas Selatan
: Area komersil
Batas Barat
: Perumahan TNI
Luas Lahan
: 18 Ha (180.000 m2 )
Kontur : Datar
KDB
: 60%
KLB
: 4 (max. 8)
Ketinggian(KKOP)
GSB
: Maksimum 45 m
: Jln. Batang Kuis : 9 m
Potensi Lahan
: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol.
- Lokasi site berada di lahan hook.
- Dekat dengan perumahan penduduk
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna kegiatan dalam Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu terdiri atas
pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.
Pengunjung , adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan di
Kawasan Kualanamu, yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti :
a. Berdasarkan golongan:
- Masyarakat berpenghasilan menengah
- Masyarakat berpenghasilan cukup
27
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan asal- usul:
- Pengunjung yang datang dari kawasan sekitar Kualanamu (Khususnya pengunjung
dari kecamatan Beringin dan kecamatan Batang Kuis).
- Pengunjung yang datang dari luar kawasan sekitar Kualanamu
c. Berdasarkan klasifikasi umur:
- Anak-anak ( usia 5-13 tahun )
- Remaja ( usia 14-24 tahun )
- Dewasa ( usia 25-45 tahun )
- Lanjut usia
d. Berdasarkan motivasi atau tujuan:
- Pengunjung untuk berbelanja
- Pengunjung hanya untuk berjalan jalan
Penyewa, adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam
bangunan untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.
Pengelola, adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan
operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:
- Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris
yang bertanggung jawab langsung kepada direktur
28
Universitas Sumatera Utara
- Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan,
pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis, adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti
masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Kegiatan pengunjung, aktivitas umum yang dilakukan pengunjung adalah:
- Berbelanja
- Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola
- Jalan-jalan / cuci mata
- Makan / minum
- Melakukan kegiatan permainan
- Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di shopping arcade
b. Kegiatan pengelola, aktivitas yang dilakukan oleh pengelola adalah:
- Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan
- Melayani kebutuhan para konsumen
- Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukkan
- Memberikan informasi singkat
- Melakukan kegiatan administrasi
- Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang
bersangkutan )
- Mengadakan publikasi
c. Kegiatan servis, aktivitas yang dilakukan adalah:
29
Universitas Sumatera Utara
- Membersihkan setiap ruangan
- Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang
ada didalamnya
- Mengurus loading dock
- Mengurus utilitas bangunan
- Menjaga keamanan
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang dan Standarnya
Kelompok
Ruang
Ruang
Ruang Publik
Standar
Unit
Kapasitas
Sumber
1
100
NAD
1
2
NAD
2
10
NAD
(m2)
Hall
1.5
m2/org
R.Informasi
1.2
m2/org
Area Lift
0.6
m2/org
R.Security
2 m2/org
3
2
TSS
Telepon Umum
0.8
3
1
NAD
4
1
ASS
m2/org
ATM Centre
1.5
m2/org
30
Universitas Sumatera Utara
Toilet Pria
-
Toilet
1.2
6
1
3
1
NAD
3
1
NAD
4
1
NAD
6
1
6
1
NAD
6
1
NAD
1
150
NAD
8
2
NAD
1
10
NAD
1
4
NAD
1
20
NAD
m2/org
-
Urinoir
0.94
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Supermarket
R. Display
1.5
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
Area Penitipan
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
31
Universitas Sumatera Utara
Gudang
60 m2/org
1
1.2
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
200
NAD
6
2
NAD
1
50
NAD
1
5
NAD
1
15
NAD
NAD
Toilet Pria
-
Toilet
m2/org
-
Urinior
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Departemen
R. Display
Store
1.5
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
R.Ganti
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
Gudang
60 m2/org
1
NAD
32
Universitas Sumatera Utara
Toilet Pria
-
Toilet
1.2
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
1
1
NAD
m2/org
-
Urinior
1.35
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
m2/org
-
Washtafel
1.35
m2/org
Toko Buku
R. Display
1.5
1
NAD
3
NAD
1
NAD
1
NAD
1
NAD
1
ASS
m2/org
Kasir
3.64
m2/org
Area Penitipan
0.6
m2/org
R. Pengelola
2.4
m2/org
R. Karyawan
2.4
m2/org
Retail /
Gudang
15 m2/org
Retail Tipe A
24 m2/org
ASS
33
Universitas Sumatera Utara
Pertokoan
Retail Tipe B
24 m2/org
ASS
Foodcourt
Area Makan
1.5
ASS
m2/org
Restoran
Kasir
3 m2/org
ASS
Counter
15 m2/org
NAD
Gudang
50 m2/org
NAD
Area Makan
15 m2/org
NAD
Kasir
3 m2/org
NAD
Dapur
15 m2/org
ASS
Gudang
15 m2/org
ASS
1.2
NAD
Toilet Pria
-
Toilet
m2/org
-
Urinior
0.94
NAD
m2/org
-
Washtafel
1.35
NAD
m2/org
Toilet Wanita
-
Toilet
1.2
NAD
34
Universitas Sumatera Utara
m2/org
-
Washtafel
1.35
NAD
m2/org
Keterangan:
TSS
Time Saver Standart
NAD
Neufert Architect Data
ASS
Asumsi
2.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Tabel 2.4 Tabel Persyaratan Ruang
Fungsi
Shoppingarcade
Kelompokfungsi
Utama
Kebutuhanruang
Persyaratan
Kantorpengelola
Mudah
Hall
dalam
Cukupluas
Restoran
Memerluka
nview
Café
yangbagus
Memerlukanv
iew yang
bagus,suasana
35
Universitas Sumatera Utara
Supermarket
Disesuaikand
engan
Memerlukanv
Foodcourt
iew yang
bagus,suasana
tenang
Disesuaikand
Retail
engan
Musholla
modulstruktur
Nyaman,tenang
Areaparkir
Kemu
dahan
penca
paian
A. Persyaratan dapur, ruang makan, dan gudangmakan
1. Dapur
-
Luas dapur sekurang-kurangnya 40 % dari ruang makan atau 27 % dari luas bangunan
-
Permukaan langit- langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur
-
Dapur paling sedikit terdiri dari:
a. Tempat pencucianperalatan
b. Tempat pengepakan
36
Universitas Sumatera Utara
c. Tempat persiapan
d. Tempat administrasi
2. Ruang makan
-
Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0.85m
-
Pintu yang sesuai dengan standar.
3. Gudang bahan makanan
-
Jumlah bahan makanan yang dsimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan
-
Tidak boleh menyimpan bahan lain selain makanan
-
Dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan bahan makanan
B. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
1. Penyimpanan bahan makanan
-
Penempatan terpisah dengan makanan jadi
-
Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis
2. Penyimpanan makananjadi
-
Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan
C. Persyaratan fasilitas sanitasi
1. Airbersih
-
Harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku
-
Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat
37
Universitas Sumatera Utara
kegiatan
2. Pembuangan air limbah
-
Sistem pembuangan air limbah harus baik, tidak merupakan sumber pencemaran,
misalnya memakai saluran tertutup
3. Toilet
-
Letak tidak berhubungan langsung ( terpisah dari ) dengan dapur,ruang persiapan
makanan, ruang tamu, dan gudang makanan
-
Di dalam toilet harus tersedia jamban, bak air, tempat cuci tangan dan sebagainya
-
Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria
-
Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet pengunjung
-
Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun
-
Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup
4. Tempat sampah
-
Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup
dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi
cepat membusuk
-
Tersedia pada setiap tempat / ruang yang memproduksi
5. Tempat cuci tangan
-
Jumlah tempat cuci tangan tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk
-
Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering
38
Universitas Sumatera Utara
6. Tempat mencuci peralatan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan
-
Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci, yaitu mengguyur, menyabun, dan
membilas
7. Tempat pencucian bahan makanan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan
8. Fasilitas penyimpanan pakaian (loker) karyawan
-
Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat
-
Loker untuk pria dan wanita dibuat terpisah
D. Fasilitas pengelola
1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan:
-
Ruang kerja minimum 8m²
-
Ruang gerak bebas masing- masing karyawan minimum 1.5m²
-
Ruang udara minimum 12 m² pada ruang beraktivitas duduk dan 15m² pada ruang
beraktivitas gerak
-
Untuk ruangan ≤50 m² = 2.50m o Untuk ruangan ≥50 m² = 2.75 m
-
Untuk ruangan ≥100 m² = 3.00m
-
Untuk ruangan dari 250 – 2000 m² = 3.25m
2. Berdasarkan “Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”,untuk kantor
ruangan sel/kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum12-15 m²
39
Universitas Sumatera Utara
3. Lebar minimum jendela adalah 1.25m
Istilah pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :
a. Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui
penyatuan modal dengan tujuan efektivitas komersial (Beddington, Design For
Shopping Centre) .
b. Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan
komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan
untuk memperoleh keuntungan ( profit ) sebanyak-banyaknya (Gruen, Centers for the
Urban Environment, Survival of the Cities)
c. Kompleks perbelanjaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan
sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya
dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh (Beddington,
Design For Shopping Centre)
d. Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah
lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan
operasi, berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dari unit
tersebut.
e. Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat.
Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jual beli, juga
berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau rekreasi
40
Universitas Sumatera Utara
2.5 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
2.5.1 Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan
a. Pusat perbelanjaan murni
Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat
pertemuan masyarakat ( community center ) untuk segala urusan, baik untuk bersantai,
mencari hiburan.
b. Pusat perbelanjaan multi fungsi
Fungsi sebagai pusat perbelanjaan dicampur dengan fungsi lain yang berbeda namun
saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.
2.5.2 Berdasarkan Lokasi
a. Pasar ( market )
Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (toko, kios, dan sebagainya)
yang berada di suatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat
bersifat terbuka ataupun berada didalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan
permukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari
masyarakat di sekitarnya.
Berikut merupakan beberapa klasifikasi pasar :
Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses
41
Universitas Sumatera Utara
tawar-mmenawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, dan dasaran
terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namum pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label
harga yang tercantum dalam barang ( barcode ), berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang
yang dijual, selain bahan makanan, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah
barang yang dapat bertahan lama
b. Shopping Street
Merupakan kelompok sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios
terbuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang
berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini
biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata atau kawasan pertokoan.
c. Shopping Precint
Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka
yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata.
d. Shopping Arcade
Merupakan pusat perbelanjaan dimana terdapat retail atau toko, baik di kedua sisi
ataupun satu sisi dengan naungan atau atap yang transparan sehingga menimbulkan
suasana gang atau koridor didalamnya. Dan juga restoran pada shopping arcade
42
Universitas Sumatera Utara
biasanya mengambil jalan pada arcade sebagai area ruang makannya dengan
meletakkan meja makan dan kursi.
e. Shopping center
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila
dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai
berikut :
Center (Pusat) :
1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan. (Oxford Advanced Learner‟s
Dictionary)
2) Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan.(Oxford Advanced
Learner‟s Dictionary)
3) Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu
dipusatkan pada tempat tersebut.
Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang
dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara
persediaan dan penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana.
(menurut Clivi Darlow dalam endelosed shopping centers).
Shopping Center :
1) Adalah suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak
ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang
43
Universitas Sumatera Utara
pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali
persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis
dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akan penjualannya,
dan lain- lain.(menurut Drs. Abdul rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan
perdagangan)
2) Adalah sebagai suatu kesatuan bangunan komersil yang dibangun dan didirikan pada
suatu lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai dan diatur menjadi sebuah
kesatuan operasi yang berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko dan area
perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan temat parkir yang dibuat
menurut tipe dan ukuran total dari toko-toko.(menurut urban institute).
f. Department store
Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang
berada dibawah satu atap. Pada perbelanjaan ini transaksi masih menggunakan tenaga
pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki.
Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahkan sirkulasi dan
mencapai kejelasan akses.
g. Supermarket
Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari- hari dengan cara
pelayanan mandiri ( self service ). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara
mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran.
Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15 % dari seluruh
barang yang diperdagangkan.
44
Universitas Sumatera Utara
h. Shopping mall
Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang dipadukan dengan
sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang.
Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari- hari sampai kebutuhan
khusus.Tipe mall digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu :
Mall terbuka ( The Open Centre )
Awalnya berkembang di Eropa, daya tarik dari tipe mall ini terletak pada facade
bangunan yang mengapit jalur pedestrian. Mall tipe ini juga memberikan kesan alami,
hal ini terlihat pada arcade seperti pohon, semak-semak, bungan dan kursi taman. Tipe
mall ini juga mempunyai kelemahan, utamanya bagi negara yang memiliki 4 (empat)
musim. Yaitu adanya hambatan dari iklim, sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat
berlangsung sepanjang tahun. Mall terbuka dapat dibedakan lagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu
Full Mall, Transit Mall dan Semi Mall.
a. Full Mall
Full Mall dihasilkan oleh jalan yang tertutup yang dulunya digunakan oleh lalulintas kendaraan dan kemudian mengembangkan pedestrian atau plaza dengan paving,
pohon-pohon, tempat duduk, penerangan dan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan.
b.Transit Mall
Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu- lintas automobil dan truk pada
site jalan dan hanya membiarkan lalu- lintas publik seperti bus dan taxi. Parkir pada
jalan dilarang, jalur pejalan kaki diperlebar dan asesories lainnya ditambahkan.
45
Universitas Sumatera Utara
c. Semi Mall
Pada Semi Mall jumlah lalu- lintas dan parkir dikurangi. Pengembangan area
pedestrian yang akan dihasilkan akan dilengkapi dengan pepohonan, tempat duduk,
penerangan dan asesories lainnya.
Mall Tertutup ( The Closed Mall Centre )
Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual dan pembeli
terlindung dalam satu area tertutup (bangunan) dan tempat pengaturan pengkondisian
ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat berlangsung sepanjang tahun. Mall tertutup
dapat menjadi community centre bagi kegiatan sosial seperti kegiatan promosi, eksebisi,
sekedar tempat berjalan-jalan dan lain- lainnya. Pada dasarnya Mall Tertutup
menerapkan konsep mall kedalam bangunan. Konsep door street ini diterapkan secara
konsekuen, sehingga elemenelemen luar dan elemen jalan seperti lampu- lampu jalan
hadir secara nyata dalam mall tertutup. Selain terdapat pengaturan pengkondisian ruang,
jenis mall ini juga menggunakan pecahan buatan (artifical lighting) untuk membantu
menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang menggunakan skylight
sebagai salah satu elemen utama mall. Dalam merencanakan Mall tertutup, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Magnet/Anchor
Dalam menghidupkan susana dan minat pengunjung, maka suatu perbelanjaan
haruslah dibuat unsur penarik yang disebut magnet atau anchor. Magnet tersebut dapat
berupa supermarket atau fasilitas rekreasi lainnya seperti cineplex, food court/restorant,
playground. Penempatan dari magnet ini dapat bermacam- macam. Tetapi umumnya
penempatan magnet menggunakan pola „Pimpong Effect/Dumb Bell‟. Dengan adanya
46
Universitas Sumatera Utara
pimpong Effect tersebut, membuat mall menjadi daerah pergerakan aktivitas yang tinggi
sehingga tidak ada retail shop yang tidak dilalui oleh pengunjung.
b. Tenant Mix
Pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang akan menempati retailretail shop dan
anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi mayoritas pengunjung dan selera
dari pengunjung. Pengaturan dan penempatan jenis-jenis retail tersebut harus sesuai
dengan penempatannya, sehingga antara retail yang satu dengan yang lainnya tidak
saling mengganggu. Perbandingan jumlah antara anchor dan retail-retail tersebut adalah
40 : 60. Hal ini dipertimbangkan dari infestasi dan pengambilan modal.
c. Design Criteria
Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat kriteria-kriteria tertentu bagi
para penyewa dalam mengatur retail yang disewanya, agar dapat membentuk satu
kesatuan dengan retail-retail lainnya. Juga haruslah memperhatikan orientasi mall
kedalam dan tidak banyak bukaan-bukaannya. Perencanaan suatu mall harus
memperlihatkan kesan santai atau rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus
diperhatikan pintu masuk yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out dari
mall dibuat secara sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak membosankan.
Gabungan Mall Terbuka dan Tertutup (The Composite Mall Centere)
Merupakan mall yang sebagian terbuka atau sebagian tertutup maksudnya yaitu
bahwa selasar disepanjang arcade toko-toko ditutup oleh atap tembus pandang dan ada
atap penghubung antara toko-toko yang saling berhadapan. Sehingga tidak semua
pedestrian mall perlu ditutup. Hal ini untuk mengantisipasi keadaan dimusim dingin.
Unsur-unsur Pembentuk Lay Out Pusat Perbelanjaan dan Hiburan:
47
Universitas Sumatera Utara
a. Paths
Paths adalah jalur sirkulasi atau jalur pergerakan manusia. Contohnya jalan,
pedesterian, dan jalur kereta.
b. Nodes
Nodes adalah pusat dari aktifitas. Baik berupa pertemuan dari paths maupun
persilangan dari beberapa paths, atau menunjukkan pada suatu konsentrasi tertentu
seperti plaza. Yang dimaksud dengan Nodes pada bangunan mall adalah anchor tenant
(penyewa utama) yang menjadi daya tarik pada konsumen. Perletakan nodes disetiap
pengakhiran poreder yang terdapat disetiap lantai suatu mall. Jarak maksimal antara
magnet tersebut disetiap lantainya maksimum 200 meter, sedangkan jarak optimumnya
180 meter.
2.5.3 Berdasarkan Luas Areal Pelayanan
a. Neighborhood Centre( Pusat Perbelanjaan Lokal )
Melayani kebutuhan sehari-hari yang meliputi supermarket dan toko-toko yang
luas. Lantai penjualan (Gross Lea sable Ar ea /GLA) antara 30.000-100.000 square feet
(2787-9290 m2). Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 jiwa (skala lingkup).Unit
terbesar berupa supermarket, dan luas site yang dibutuhkan antara3-10 Ha.
b. Community Centre( Pusat Perbelanjaan Distrik )
Melayani jenis barang yang lebih luas, meliputi Department Store, Variety
Store, Shop Unit dengan GLA antara 100.000-300.000 square feet ( 9290-27.870 m2 ).
Jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 jiwa penduduk.Unit penjualan berupa
48
Universitas Sumatera Utara
Junior Depa rtmentStore, Supermarket, dan toko-toko. Luas site yang diperlukan antara
10-30 Ha.
c. Main Centre / Regional Centre( Pusat Perbelanjaan Regional )
Pusat perbelanjaan dengan skala kota yang memiliki jangkauan pelayanan diatas
150.000 jiwa penduduk, dengan fasilitas- fasilitas meliputi pasar, toko, bioskop, dan
bank yang terletak pada tempat strategis dan bergabung dengan perkantoran, tempat
rekreasi dan
kesenian. Luas lantai penjualan / GLA antara 300.000-1.000.000 squarefeet ( 27.87092.900 m2 ). Pusat perbelanjaan tersebut terdiri atas dua atau lebih Department Store
dan berbagai jenis toko.
2.5.4 Studi Banding Arsitektur Dengan Fungsi Sejenis
a. Mitsui Outlet Park KLIA Sepang, Malaysia
Mitsui Outlet Park KLIA dibuka pada tahun 2015 dan ini adalah factory outlet
terbaru di Malaysia yang menjanjikan turis dan pembeli pengalaman baru dalam
berbelanja di factory outlet terbesar di Asia Tenggara. Mitsui Outlet Park KLIA
menawarkan pembeli total 140 outlet belanja yang menempati area sebesar 25,000sqm.
Lokasi Mitsui Outlet Park ini sempurna dan strategis untuk sebuah pusat perbelanjaan,
karena terletak hanya 6 km dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan KLIA2 baru.
49
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Bird-Eye View Mitsui Outlet Park Malaysia
Memiliki konsep arsitektur global Jepang dan desain rumah yang berskala besar, Mitsui
Outlet Park dikembangkan berdasarkan tema "Paradise Village" (Kampung Surga),
menampilkan empat konsep khas yaitu Suns hine Square, Pier Walk, Tropical Plaza
dan Beach Walk, masing- masing mewakili desain arsitektur setiap daerah. Pada
Sunshine Square pengunjung akan disuguhkan konsep berbelanja melalui koridor
mewah dengan pancaran sinar matahari melalui skylight, Pier Walk mempromosikan
suasana dermaga terbuka, sedangkan Tropical Plaza dan Beach Walk mempromosikan
suasana plaza yang santai.
Gambar 2.8 Sunshine Square Gambar 2.9 Pier Walk
Gambar 2.10 TropicalPla za
50
Universitas Sumatera Utara
b. Paseo Mall, Bangkok, Thailand
Gambar 2.11 The Paseo Ma ll Tha iland
The Paseo Mall terletak di lanjutan dari jalan On Nut yang kemudian menjadi
jalan Lat Krabang jalan. The Paseo Mall bisa ditemukan di dekat Bangkok Airport yang
terletak disebelah kanan bangunan tersebut. The Paseo Mall memiliki pasar malam
modern tapi otentik, hanya berjalan kaki singkat dari dua hotel di dekat Bangkok
Airport ini, yaitu The Ivory Suvarnabhumi dan the Regent Suvarnabhumi Hotels. The
Paseo Mall merupakan kompleks pusat perbelanjaan, pasar malam dan restoran kecil.
Pusat perbelanjaan ini mengkhususkan diri terutama di fashion wanita.
Konsep dari The Paseo Mall adalah sebuah komplek multi massa, dimana pada
bagian luar mall terdapat beberapa retail dan sebuah pasar malam. Desain bangunan
pada kompleks The Paseo ini menggunakan desain modern-authentic,
yang
menggunakan desain modern namun masih tetap mempertahankan keaslian dari kota
bangkok itu sendiri.
51
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 Pasar Ma lam di Luar Ma ll Gambar 2.13 Konsep multi massa Paseo
c. Paris Van Java Mall, Bandung, Indonesia
Paris van JavaResort Lifestyle Place (juga dikenal dengan nama Paris
VanJavaMall) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung, Jawa
Barat. Mall ini bisa dicapai beberapa menit dengan mengemudi dari tol Pasteur.
Gambar 2.14 Paris Van Java Bandung
52
Universitas Sumatera Utara
Mal yang diresmikan pada bulan Juli 2006 ini, dirancang dengan nuansa
openair yang alami serta pemandangan burung-burung merpati hias yang
beterbangan bebas.Faktor lain yang menjadi daya tarik adalah konsep bangunan
yang kental dengan desain Eropa.Paris van Java Mall adalah mall yang terbagi
menjadi first floor, ground floor, upper ground serta lower ground dengan salah satu
department store terbaik di Indonesia, SogoDepartment Store di lantai teratas.
Fasilitas lainnya yang cukup menjadi daya tarik adalah pasar swalayan Carrefour,
toko buku Gramedia, serta bioskop Blitzmegaplex. Selain itu, di Paris van Java juga
berjejerkafe-kafe.
Gambar 2.15 Gaya Interior Par is Van Java Gambar 2.16 Konsep Retail di PVJ
Paris van Java pada dibangun diatas kawasan bersejarah. Namun
perencanaan proyek ini tidak melibatkan bangunan eksisting, melainkan membuat
bangunan baru dengan tema kolonial. Fungsi utama adalah shopping center , pusat
wisata kuliner, serta fungsi lifestyle masyarakat kota. Konsep shopping ma ll terbuka
dengan bangunan bergaya kolonialmembuat suasana kolonialnya kian terasa.
Suasana berjalan dibawah ar cade diantara bangunan kolonial dapat dirasakan disini.
53
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5 Tabel Perbandingan Proyek Sejenis
Arsitek
Mitsui Outlet Park
The Paseo Mall
Paris Van Java
Mitsui Fudosan
-
Wawa Sulaeman
Modern
Kolonial
Co.,Ltd
Gaya
Modern
Bangunan
Fasilitas
Restaurant
Fashion
store
Japanese
Speciality
Store (Japan
Avenue)
Cafe
Fashion
Plaza
:
Store
ATM,restoran,
Night
playground,hyper
Market
market
Cinema
Bowling
UG
:
ATM,
fashion, tokobuku,
Cafe
supermarket,
Food Court
restoran,
Book Store
Food Court
LG
petshop,
fitness
GF
:
ATM,
bioskop,giftshop,
cafe,
restoran,fashion
Sky
level
:
54
Universitas Sumatera Utara
bioskop,
fitness,café
Anchor Tenant
-
Jumlah Toko
± 120
Jumlah
10.000 – 40.000
The Body Shop
H&M
± 100
± 200
60.000 - 80.000
Pengunjung/ha
ri
Jadwal Buka
Setiap Hari:
Shopping
Mall
10.00-22.00 Waktu
Malaysia
:10.00-22.00
Setiap Hari:
WIB
10.00-22.00 Waktu
Thailand
Minggu-kamis
Jumat-sabtu 10.0023.00WIB
Night
market
Start from 16.00
55
Universitas Sumatera Utara
2.6 Elaborasi Tema
2.6.1 Pengertian Te ma
Pendekatan tema perancangan proyek “Pusat Perbelanjaan di Kawasan
Kualanamu” melalui pedekatan tema Arsitektur Metafora.
Pengertian Metafora berasal dari bahasa yunani metapherein (latin: metafora,
inggris : metaphor, perancis : metaphore). “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan
atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat.
Menurut Oxford Learner‟s Dictionary (2015), secara umum metafora memiliki
pengertian sebagai berikut:
A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or
idea in pla ce of another to suggest a likeness between them
A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily
designates to on object it may designate only by implicit comparison or
analogies
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which
it is not literally applicable
The use of words to indicate something different from the literal meanin
Berikut beberapa cara pandang terhadap metafora, antara lain sebagai berikut:
Secara etimologi, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang
dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian
56
Universitas Sumatera Utara
lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara
abstrak).
Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur
dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963- 1967) yaitu
dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek
lain sehingga
mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.
Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora
dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur
piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan
keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang
dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep
kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk
mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih
banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan simbolsimbol metaforik.
Menurut penerapannya dalam desain, arsitektur metafora memiliki berbagai
jenis.Berikut merupakan beberapa kategori metafora menurut para ahli:
1. Kategori metaphor dalam arsitektur menurut Antoniades (1990):
Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas
kualitas khusus.
Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal- hal visual serta
spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah
57
Universitas Sumatera Utara
puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari
suatu karakter visual atau material.
Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan
tangiblemetaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang
lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya.
Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep
dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai
pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
( Antoniades, 1990, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold,
New York)
2. Broadbent tentang analogic design mengindikasikan pembagian me taphor dalam 3
kategori yaitu :
Visual, metafora secara visual.
Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi, dan sistem.
Philosophical, metafora dalam aspek ide, konsep, dan nilai.
( Broadbent, Geoffry / Bunt, Richard / Jencks, 1980; sign, symbol and
architecture; John Wiley and sons; New York)
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umum nya dipakai jika:
1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke
subjek lain.
58
Universitas Sumatera Utara
2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seaka n-akan sesuatu
hal yang lain.
3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau
penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi
perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara
baru).
Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau metode
sebagai perwujudan kreativitas arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut pandang
yang lain.
2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interpretasi pengamat.
3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap
menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya.
4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka
kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan
(referensi) dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat
substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal dan
keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik
daripada penampakan metaphor secara langsung.
59
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Inte rpretasi Tema
Interpretasi dari suatu karya bernama Metafora dapat berbeda-beda pada setiap
individu atau kelompok. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan objeknya,
sebuah arsitektur bisa memiliki multi- interpretasi bahasa metafora bagi yang
melihatnya.
Penerapan arsitektur metafora dalam perancangan bangunan Pusat Perbelanjaan
di Kawasan Kualanamu yang dilakukan adalah analogi metafora dari bentuk sayap
pesawat. Pemilihan sayap pesawat sebagai metafora dari bentuk pusat perbelanjaan
didasari oleh bentuk sayap pesawat yang sederhana dan dinamis, namun memiliki peran
vital bagi keseimbangan pesawat