Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Antoniades , Anthony C. (1990). Poetics of Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold.

Badan Pusat Statistik. (2006). Banyaknya Perusahaan / Usaha Sektor Perdagangan di Lokasi Tempat Tetap (L2) di Kabupaten Deli Serdang / Estabilishment By Type Of Activity An Sub Regency 2006, Medan.

De Chiara , Joseph. (1984). Time Saver Standards, Mc. Graw Hill Book Comp, New York.

El-Adly, Mohammed. (2007). Shopping mall attractiveness: a segmentation approach , International Journal of Retail & Distribution Management, Vol 35 iss: 11, pp.936-950, United Arab Emirates [Online]. [Akses tanggal 19 Agustus 2016]. Tersedia di World Wide Web :

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09590550710828245 Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek, Edisi 33 Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Sukirno, (2014). Angkasa Pura Jadikan Bandara Kualanamu Kawasan

Aerotropolis [Online]. [Akses tanggal 12 Maret 2016]. Tersedia di World Wide Web: http://industri.bisnis.com/read/20140922/98/259088/angkasa-pura-jadikan-bandara-kuala-namu-kawasan-aerotropolis ]. [Akses tanggal 12 Maret 2016].

http://www.sumutprov.go.id/ [Akses tanggal 12 Maret 2016].

http://www.kualanamu-airport.co.id/id/information/news-detail/aerotropolis-dan- masa-depan-kualanamu-895 [Akses tanggal 13 Maret 2016].


(2)

http://www.aerotropolis.com/ [Akses tanggal 12 Maret 2016].

https://en.wikipedia.org/wiki/Aerotropolis [Akses tanggal 12 Maret 2016].

https://en.wikipedia.org/wiki/Shopping_mall [Akses tanggal 12 Maret 2016].

http://www.icsc.org/uploads/research/general/US_CENTER_CLASSIFICA TION.pdf [Akses tanggal 22 Maret 2016].


(3)

BAB III

METODOLOGI

Berikut beberapa tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan dalam mencari pemecahan arsitektur terhadap masalah perancangan yang ada:

1. Mencari data literature, jurnal, maupun buku-buku yang terkait dengan judul proyek.

2. Pemilihan lokasi site berdasarkan peraturan-peraturan dari pemerintahan. 3. Membuat urutan kerja berdasarkan waktu, yang dibentuk dalam time

scedule sehingga pengerjaan dapat dikerjakan dalam bertahap.

4. Survey lokasi site untuk mendapatkan gambaran umum mengenai permasalahan yang ditinjau.

5. Mengurutkan pekerjaan berdasarkan waktu dan membentuknya menjadi time schedule.

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang diterapkan pada skripsi ini merupakan metode perancangan. Metode Perancangan merupakan tahapan dimana peneliti/perancang menjalani progress awal seperti survey lapangan, studi literatur, studi banding, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk desain. Pada perancangan ini produk desain yang akan dihasilkan berupa desain bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan


(4)

3.2 Jenis Data

3.2.1 Data Prime r

Data Primer yang dimaksudkan pada penelitian/perancangan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berupa survey lapangan. Survey lapangan yang dilakukan merupakan survey kawasan perancangan yang terletak di Jl. Bandara Kualanamu. Data yang dapat dihasilkan pada survey lapangan berupa:

1. Data eksisting lokasi perancangan (berupa data sejarah site, iklim, tata guna lahan, sirkulasi, pencapaian, vegetasi, utilitas, skyline tapak dan keistimewaan site)

2. Data potensi lokasi perancangan ( berupa data polusi; polusi udara dan polusi suara, view kedalam dan keluar site)

3.2.2 Data Sekunder

Data Sekunder yang dimaksudkan adalah data yang berupa jurnal, peraturan di kawasan perancangan, topografi, serta data statistik lainnya. Data tersebut menjadi acuan dalam merancang bangunan yang tanggap terhadap peraturan serta kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan tersebut.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Metode deskriptif


(5)

Yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: studi pustaka / studi literatur, data dari instansi terkait, dan observasi lapangan serta mengakses jurnal maupun media online.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan salah satu jenis metode yang sering digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik pengumpulan datanya. Terutama sekali metode ini banyak digunakan dalam lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini studi dokumen banyak digunakan oleh lapangan ilmu sosial lainnya dalam metodologi penelitiannya, karena sebagian besar fakta dan data sosial banyak tersimpan dalam bahan-bahan yang berbentuk dokumenter. Oleh karenanya ilmu- ilmu sosial saat ini serius menjadikan studi dokumen dalam teknik pengumpulan datanya.

3. Metode komparatif

Yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap Pusat Perbelanjaan lainnya maupun Bangunan fungsi lain dengan tema yang sama.

3.3.2 Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data

Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi pustaka dan kajian dokumen.


(6)

Survey lapangan yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap hal yang tampak pada objek penelitian yaitu site perancangan yang terletak di Kualanamu. Teknik pelaksanaan survey lapangan ini dilakukan secara langsung, yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang di selidiki, dan tidak langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang

diselidikimengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. (Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian , 1958) 2. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan- laporan, majalah- majalah, jurnal- jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan pusat perbelanjaan.

3. Kajian Dokumen

Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatif. Hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Dengan mempelajari dokumen-dokumen


(7)

tersebut, peneliti dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.

3.3.3 Rancangan Analisis Data

Rancangan analisis data merupakan tahapan-tahapan yang pengerjaan akan dilakukan dalam perancangan yang berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh, dimana tahapan-tahapan proses analisa data dimulai dengan penelitian data-data seabagai berikut:

1. Menentukan lokasi proyek yang akan di rencanakan beserta dengan alternatif lokasi.

2. Melakukan pengumpulan data-data dan peraturan yang terkait dengan lokasi dan judul proyek.

3. Melakukan survey ke lapangan untuk mencari data-data eksisting lahan dan pengambilan foto.

4. Menganalisa kondisi fisik site berupa data-data kondisi iklim, sirkulasi, utilitas, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara, dll.

5. Menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang dibutuhkan. 6. Membuat konsep perancangan yang terkait dengan tema.

7. Membuat gambar kerja bangunan dan menerapkan konsep bangunan yang di inginkan.

3.4 Lokasi Penelitian

Kabupaten deli serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Suamatera Utara, Secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394


(8)

Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan), dengan jumlah penduduk 1.738.431 jiwa (Deli Serdang Dalam Angka 2008).Kabupaten Deli Serdang terletak diantara 2°57” - 3°16” Lintang Utara serta pada 98°33 - 99°27¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km² (249,772 Ha) atau merupakan 3,34% dari luas Propinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1 RencanaSistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2025 NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

1 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Tanjung Morawa

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Batang Kuis

Perdagangan dan jasa lokal;

Pengolahan pertanian dan perkebunan; TOD

Perumahan dan permukiman; Kota transit

Wisata Percut Sei

Tuan

 Perdagangan dan jasa regional;


(9)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Perumahan dan permukiman.

 Industri;

 Pusat pendidikan dan olah raga;

Hamparan Perak

 Perdagangan dan jasa;

 Industri;

 Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);

 Pariwisata, dan

 Kegiatan Militer

 Perumahan dan permukiman.

Sunggal  Perdagangan dan jasa lokal;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Deli Tua  Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran);

 TOD


(10)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Perumahan dan permukiman.

Pagar Merbau

 Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 Perumahan dan permukiman.

Tembung  Perdagangan dan jasa;  Industri;

 Perumahan dan permukiman.

Galang  Perdagangan dan jasa lokal;

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 TOD

 Militer

 Perumahan dan permukiman.

Sibolangit  Perdagangan dan jasa lokal;  Pariwisata;

 Agropolitan


(11)

NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

 Perumahan dan permukiman.

Gunung Meriah

 Pengolahan pertanian;

 Kehutanan

Namo Rambe

 Pengolahan pertanian;

 Perumahan

 Pariwisata

Bangun Purba

 Pengolahan pertanian dan perkebunan;

 Perumahan dan permukiman;

Patumbak  Pengolahan pertanian dan perkebunan;  Perumahan;

 Industri;

 Perdagangan dan jasa.

3.4.1 Krite ria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

5. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.


(12)

6. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2.

7. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.

8. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanmu maupun dari Kota Medan

Berikut beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu:

3. Berdasarkan konsep Aerotropolis

Menurut konsep kota aerotropolis, area perdagangan barang/jasa (khususnya pusat perbelanjaan) harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini berada pada radius 2,5 mil (4 Km)

4. Pencapaian yang dekat dengan Bandara

Pertimbangan lokasi site yang dipilih juga didasari oleh pencapaian pencapaian yang dekat dengan Bandara Kualanamu. Hal ini membuat Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat di sekitar Bandara Kualanamu akan tempat melakukan kegiatan jual-beli. Selain itu, pusat perbelanjaan ini juga dapat mendukung aktivitas pengguna Bandara Kualanamu, dimana pusat perbelanjaan ini dapat menjadi rest area, sehingga para pengguna Bandara Kualana mu dapat menghabiskan waktu


(13)

dalam menunggu jadwal penerbangan ataupun menjadi destinasi belanja bagi para turis yang datang melalui Bandara Kualanamu.

3.4.2. Alte rnatif Lokasi Proyek

Alte rnatif 1

Lokasi berada pada Kecamatan Batang Kuis di jalan Bandara Kualanamu. Site berada di daerah perindustrian dan komersil. Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk dijadikan pusat perbelanjaan dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.

Gambar 3.1 Alternatif Site 1 Jl. Bandara Kualanamu

 Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu

 Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, DeliSerdang


(14)

 Batas Timur : Crew Hotel

 Batas Selatan : Pondok Pesantren

 Batas Barat : Sawah

 Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60%

 KLB : 4 (max. 8)

 Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m

 GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m

 Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara - Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site

- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik

- memiliki jalur utilitas yang baik

Alte rnatif 2

Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumaha n, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.


(15)

Gambar 3.2 Alternatif Site 2 Jl. Batang Kuis

 Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu

 Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Deli Serdang

 Batas Utara : Perumahan

 Batas Timur : Kantor PTPN

 Batas Selatan : Area komersil

 Batas Barat : Perumahan TNI

 Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)

 Kontur : Datar


(16)

 KLB : 4 (max. 8)

 Ketinggian(KKOP) : Maksimum 145 m

 GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m

 Potensi Lahan : - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol - Lokasi site berada di lahan hook

- Dekat dengan perumahan penduduk

Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

No. Krite ria Jalan Bandara Kualanamu Jalan Batang Kuis

1. Luas Site 18 Ha 18 Ha

2. Aksesbilitas :

 Jaringan tranportasi

 Jumlah angkutan umum

 Jalur pejalan kaki

 3  1  2  3  3  2

3. Tingkatan jalan 3

Arteri primer

3 Arteri primer

4. Pencapaian menuju site 3

Baik, angkutan umum yang lewat hanyalah taksi dan bus,

dan juga kendaraan pribadi

3 Baik, angkutan umum yang lewat


(17)

angkot, dan juga kendaraan pribadi

5. Fungsi eksisting 3

Baik, karena lokasi site pada tahap pengembangan menjadi

kawasan Aerotropolis

1 Kurang baik, terdapat perumahan

dan kantor PTPN

6. Suasana sekitar site 3

Tenang

1 Kurang baik,

dikarenakan terdapat lampu merah di depan site

sehingga suasana sangan bising

7. Tingkat kemacetan 3

Baik, dikarenakan jalan arteri primer yang besar sehingga

terhindar dari kemacetan

1 Kurang baik, dikarenakan dekat dengan lampu merah sehingga sering terjadi kemacetan.


(18)

8. Potensi alam pada eksisting 3

Baik, banyak vegetasi

1 Kurang Baik, kurangnya vegetasi dikarenakan sudah banyak pembangunan

9. Sesuai dengan KKOP 3

Sesuai

3 Sesuai

10. Sesuai dengan RUTRK 3

Sesuai

- Tidak sesuai

TOTAL 30 21

(1) : kurang (2) : cukup (3) : baik

Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasarkriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak perancangan yang digunakan merupakan site alternatif 1, yaitu Jalan Bandara Kualanamu.


(19)

3.4.3. Deskripsi Lokasi Proyek

Batang Kuis merupakan salah satukecamatan di Kabupaten Deli Serdang.Di sebelah Utara, kecamatan iniberbatasan dengan Kecamatan PantaiLabu, di sebelah Selatan denganKecamatan Tanjung Morawa, di sebelahBarat dengan Kecamatan Batang Kuisdan di sebelah Timur denganKecamatan Pantai Labu.Kecamatan ini terletak di 3o35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.Pada umumnya keadaan tanah di Kecamatan Batang Kuis putih bercampur pasir dan memiliki topografi yang relatif datar.

 Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu

 Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, DeliSerdang

 Batas Utara : Pabrik batu

 Batas Timur : Crew Hotel

 Batas Selatan : Pondok Pesantren

 Batas Barat : Sawah

 Luas Lahan : 1,5 Ha (30.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60%


(20)

 Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m

 GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m

 Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara

- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site

- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik

- Memiliki jalur utilitas yang baik


(21)

3.5 Rangkuman

Rancangan Penelitian yang diterapkan pada skripsi ini merupakan Metode Perancangan, dimana peneliti/perancang menjalani progress awal seperti survey lapangan, studi literatur, studi banding, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk desain.

Jenis Data yang diambil pada penelitian/ perancangan ini yaitu Data Primer, dimana penelitian dilakukan dengan cara survey lapangan di sekitar kawasan perancangan (Data eksisting dan Data potensi lokasi perancangan), dan Data Sekunder, yang berupa jurnal, peraturan di kawasan perancangan, topografi, serta data statistik lainnya yang menjadi acuan dalam merancang bangunan yang tanggap terhadap peraturan serta kebutuhan masyarakat sekitar.

Lokasi Perancangan yang dipilih merupakan lokasi alternatif 1, yaitu site yang

terdapat di Jl. Bandara Kualanamu (jalan arteri) yang memiliki luas; Kawasan total sebesar 18Ha, Site yang akan dibangun sebesar 1.5Ha. Lokasi perancangan berjarak

4 km dari Bandara Internasional Kualanamu, yang merupakan bandara yang dikonsepkan menjadi kawasan aerotropolis. Jarak tersebut sesuai dengan ketentuan pengembangan sebuah kota aerotropolis, yang memiliki jarak minimal 4 km dari bandara.


(22)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

Bab ini berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.

4.1 Analisa Eksisting 4.1.1 Analisa Lokasi


(23)

Lokasi Pusat Perbelanjaan di kawasan Kualanamu berada Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi proyek terletak di dekat Bandara Kualanamu yang merupakan sebuah daerah yang masih dalam tahap pengembangan sebagai area perdagangan dan jasa, kota transit, dan area wisata menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Batang Kuis ini terletak di 3o35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata suhu di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.

4.1.2 Kondisi Lahan Eksisting

 Kasus Proyek : Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu

 Status Proyek : Fiktif

 Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang

 Batas Utara : Pabrik batu

 Batas Timur : Crew Hotel

 Batas Selatan : Pondok Pesantren

 Batas Barat : Sawah

 Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60%

 KLB : 4 (max. 8)

 Ketinggian (KKOP) : Maksimum 45 m


(24)

 Potensi Lahan : - Lokasi Site dekat dengan bandara - Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site

- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik

- memiliki jalur utilitas yang baik 4.1.3 Tata Guna Lahan


(25)

Gambar 4.2 Peta Tata Guna Lahan Sekitar Site Perancangan 4.1.4 Batas-Batas Tapak

Gambar 4.3 Batas-batas Site Perancangan


(26)

4.1.5 Skyline Tapak

Gambar 4.4 Potongan Skyline

Gambar 4.5Skyline AA


(27)

Rekomendasi:

Bentukan sky line bangunan menggambarkan tinggi bangunan di sektar site perancangan mencapai 32m atau 8 lantai. jika dilihat dari keempat bentukan skyline tinggi bangunan optimal bisa mencapai 8 lantai, sehingga ketinggian maksimal bangunan yang bisa dirancang nantinya mencapai 8 lantai. Hal ini sesuai dengan arahan RDTRK kawasan bandara Kualanamu yang mengatur tentang ketinggian bangunan maksimal yaitu 8 lantai.

4.2 Analisa Potensi Dan Kondisi Site

4.2.1. Analisa Sirkulasi Dan Pencapaian

a. Analisa Sirkulasi


(28)

Tabel 4.1 Data Jalan di Sekitar Site

A. Jalan Bandara Kualanamu merupakan jalan arteri yang memiliki kepadatan sedang. Jalur ini merupakan jalur dua arah yang memiliki lebar 8 m di kedua sisinya. Kepadatan biasanya terjadi pada pukul 15.00-20.00.

B. Jalan ini merupakan jalan alternatif menuju jalan batang kuis. jalur ini memiliki lebar 5 m dan memiliki tingkat kepadatan sedang karena merupakan akses bagi penduduk yang bermukim di sekitar jalan ini.

C. Jalan ini adalah jalur dua arah yang merupakan jalur alternatif menuju jalan lintas batang kuis - lubuk pakam dan memiliki lebar 4M

D. Jalan utomo merupakan jalur dua arah menuju lokasi lahan cassava plantation. jalan ini memiliki lebar sebesar 5 meter dengan tingkat kepadatan rendah karena jarang dilalui kendaran bermotor. jalan ini cocok dijadikan jalur service

menuju site.

Permasalahan:

 Pada jam tertentu, jalan bandara kualanamu memiliki tingkat kepadatan sedang.

 Jalan c memiliki lebar jalan 4 meter, sehingga tidak berpotensi untuk dijadikan service entrance.

 Tidak adanya akses pedestrian yang mengintegrasi kedua sisi site

 Letak U - Turn yang berada di depan the crew hotel menyulitkan pengguna kendaran bermotor jika ingin berpindah dari site a ke site b.


(29)

Rekomendasi:

 Jalan MTS Umar yang awalnya buntu diteruskan sampai jalan C agar memudahkan sirkulasi service.

 Entrance masuk dan keluar diletakkan di kedua sisi jalan Bandara Kualanamu, karena jalan tersebut merupakan jalan arteri utama.

 Jalan C yang memiliki lebar 4 meter diperlebar agar tidak terjadi kemacetan pada jalan tersebut.

 Service entrance diletakkan pada jalan B dan D karena potensi kepadatan pada jalur ini relatif kecil.

 Kedua site ini dihubungkan oleh sky-cross untuk pejalan kaki sehingga site tersebut saling terintegrasi.


(30)

b. Analisa Pencapaian

Gambar 4.9 Arah Pencapaian Menuju Site

Gambar 4.10 Sarana Transportasi Untuk Mencapai Site site

MOBIL PRIBADI

KERETA API

BUS TAXI BECAK


(31)

4.2.2 Analisa View

a. Vie w Ke Dalam Site

Gambar 4.11 View ke Dalam Site

A : View ke dalam terdapat perkebunan kayu jati yang dibatasi oleh tembok dikarenakan site daerah perkebunan, seihngga pada pembangunan proyek nanti pohon-pohon yang menghalangi view kedalam akan di singkirkan.

B : View pada titik B terdapat pohon-pohon pisang yang berjejer sehingga menghalagi view kedalam site.

C : View pada titik C terhalangi oleh tembok-tembok pembatas dimana didalamnya terdapat perkebunan pohon jati.


(32)

D :View pada titik D terdapat juga pohon-pohon pisang sama seperti di titik B yang menghalagi pandangan ke dalam.

E : View pada titik E terletak di depan site di Jln Bandara Kualanamu, view kedalam juga dibatasi oleh tembok beton dimana sebagai area perkebunan kayu jati.

F : View pada titik F terdapat tembok pembatas dan rumah perkebunan. G : View pada titik G terdapat tembok pembatas dan perkebunan pohon jati. b. Vie w Ke Luar Site


(33)

A : View keluar pada titik A terdapat perkebunan sawit dan ubi kayu

B : View keluar pada titik B terdapat perkebunan sawit dan perkebunan pohon pisang C : View keluar pada titik C terdapat perkebunan pohon jati

D : View keluar pada titik D terdapat hotel crew, rumah mana sederhana dan kfc E : View keluar pada titik E terdapat jalan besat yaitu Jl. Bandara Kulanamu F : View keluar pada titk F terdapat perkebunan swasta

G : View keluar pada titik G terdapat lahan kosong 4.2.3 Analisa Iklim

a. Analisa Matahari


(34)

Matahari bergerak dari arah kanan site ke arah kiri site, pergerakan matahari dapat jadi pertimbangan dalam mendesain mulai dari bentuk gubahan massa, orientasi, elemen-elemen desain maupun dalam pertimbangan pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif dan mandiri.

b. Analisa Angin

Gambar 4.14 Arah Pergerakan Angin

Aliran udara/angin bergerak dari arah utara di atas site bergerak ke arah selatan di bawah site, pergerakan udara/angin dapat menjadi pertimbangan dalam mendesain bentuk dari gubahan massa, orientasi bangunan maupun elemen-elemen arsitektur lainya yang dapat mengalirkan udara/angin kedalam kawasan maupun bangunan.


(35)

4.2.4 Analisa Polusi

a. Analisa Polusi Udara

Permasalahan:

Intensitas polusi udara yang paling tinggi pada site terdapat di jalan Bandara Kualanamu. Hal ini disebabkan oleh lalu lalang kendaraan baik yang menuju maupun yang keluar dari Bandara Kualanamu.


(36)

Gambar 4.16 Jenis Vegetasi Yang Dapat Mengurangi Polusi Udara b. Analisa Polusi Suara


(37)

Tabel 4.2 Kondisi Kebisingan Pada Site

A. Pada batas site di bagian utara terdapat sebuah pabrik batu. Intensitas suara yang ditimbulkan saat pabrik tersebut beroperasi relatif tinggi.

B. Sisi ini merupakan jalan arteri yang terdapat di depan site dan dilalui oleh banyak kendaraan bermotor. Lalu lalang kendaraan bermotor pada jalan ini menyebabkan banyak polusi suara.

C. Site ini terleta 4 km dari Bandar Udara Internasional Kualanamu. Hal ini membuat daerah sekitar bandara (termasuk site perancangan) menjadi jalur yang sering dilewati oleh kegiatan penerbangan.

D. Intensitas kebisingan pada jalan ini sedang, karena kendaraan yang keluar/masuk melalui jalan ini relatif sedikit.

E. Pada titik ini tingkat kebisingan yang ada sangat rendah, karena batas site ini masih merupakan lahan perkebunan.


(38)

Rekomendasi:

 Pada titik-titik yang memiliki kontribusi bagi polusi udara ke dalam site ditanami beberapa macam vegetasi yang dapat mengurangi polusi udara yang timbul.

 Pembagian Zonasi dari fungsi bangunan yang dirancang disesuaikan dengan intensitas polusi suara yang terdapat pada sisi-sisi site perancangan


(39)

4.3 Analisa Fungsional 4.3.1 Ruang

Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsiruang pusat perbelanjaan seperti berikut:

1. Fungsi Perbelanjaan (Pertokoan)

Yaitu fungsi ruang pada bangunan pusat perbelanjaan sebagai tempat masyarakat sekitar untuk melakukan transaksi jual-beli untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Yang berbentuk pertokoan adalahSupe rmarket, Food Court, Restoran, Departement Store,Book Store, Retail, dan lainnya.

2. Fungsi Rekreasi

Sebagai sarana masyarakat sekitar untuk menghabiskan waktu dan melakukan kegiatan yang dapat memenuhi kepuasan jasmani dan rohani. Yang berbentuk sarana rekreasi adalah Bioskop, Game Center, Barber Shop, Fitness Club (Gymnasium), dan lainnya.

3. Fungsi Pengelola

Sebagai tempat kegiatan pihak pengelola. Yang merupakan fungsi pengelola meliputi Ruang Pimpinan, Ruang Kepala Bagian, Ruang Karyawan, Ruang Security,


(40)

4. Fungsi Pendukung

Yaitu fungsi ruang pada bangunan pusat perbelanjaan yang mendukung kegiatan pengunjung. Yang merupakan fungsi pendukung meliputi Information Cente r, Atm Center, Toilet, Mushola, Parkir dan lainnya.

Tabel 4.3 Kelompok Kegiatan Perbelanjaan

KELOMPOK KEGIATAN

FUNGSI RUANG

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG Perbelanjaan Supermarket Pengunjung Berbelanja,

menitipkan barang Ruang display Ruang penitipan Ruang troli Kasir Pengelola Bekerja,

melayani pengunjung, menata barang, administrasi, beristirahat, keamanan Ruang karyawan Ruang pengelola Loading dock

Karyawan Gudang

Security Toilet Food Court Pengunjung Memesan

makanan, makan/minum, duduk, membayar Areal makan (Indoor & Outdoor) Kasir Washtafel Toilet Counter Karyawan Memasak,

mencuci, melayani konsumen, pembayaran, sanitari Ruang makan Kasir Counter Pantry Gudang Departement Store

Pengunjung Menitipkan barang, mencoba (fitting), melihat- lihat, membayar Ruang display Ruang penitipan Fitting room Kasir Pengelola Bekerja,

melayani pengunjung, menata barang, administrasi, Ruang display Ruang penitipan Kasir Ruang karyawan


(41)

beristirahat, keamanan

Gudang Toilet Security Unit Retail Pengunjung Melihat-lihat,

mencoba, membayar Ruang display Fitting room Kasir Gudang Karyawan Menata barang,

melayani pengunjung, pembayaran

Restaurant / Cafe

Pengunjung Memesan makanan, makan / minum, duduk, membayar

Ruang makan Display Kasir

Ruang Makan Karyawan Memasak,

mencuci, melayani pengunjung, mengelola, pembayaran, sanitari Display Dapur Ruang Manager Ruang Peralatan Kasir Pastry (Pattiserie)

Pengunjug Melihat-lihat, memesan kue, membayar

Display Kasir Karyawan Melayani

pengunjung, membuat kue, pembayaran Display Dapur Kasir


(42)

4.3.2. Bentuk Bangunan

Analisa bentuk merupakan suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan, bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri dari elemen-elemen seperti ukuran, warna, dan tektur, posisi, orientasi, massa. Semua elemen memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.

Jenis bentuk-bentuk dasar geometri yang digunakan dalam sebuah perancangan: a. Segitiga : bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada

salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.

b. Bujur sangkar : bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar.

c. Lingkaran : bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.


(43)

Kesimpulan : Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk dari keterangan di atas diambil kesimpulan bahwa bentuk yang digunakan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan gabungan antara bentuk Bujur Sangkar dan Lingkaran untuk menyesuaikan dengan tema arsitektur metafora dari sayap pesawat Jenis High-Wing Aircraft.

4.4Analisa Teknologi

4.4.1Struktur

Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur

Kriteria

Bentuk Dasar Bangunan

Kesesuaian Bentuk

Site Baik Baik Kurang Baik

Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas

Baik, Orientasi Ke

Segala Arah Tidak Jelas Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien Efisiensi Struktur dan

Konstruksi Bangunan Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah Kesan Yang Ingin

Dicapai Baik Baik Kurang Baik

Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis Tabel 4.4 Bentuk Bangunan


(44)

sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing- masing.

Penekanan desain yang digunakan dalam perancangan Bangunan Shopping mall di kawasan Kualanamu ini menggunakan material Hi- Tech untuk menghasilkan desain yang menarik dan atraktif sesuai dengan tema bangunan komersial.

Gambar 4.19 Wollongong Central, Salah Satu Bangunan Shopping Mall Dengan Konsep Hi-Tech

Penerapan Arsitektur Hi Tech Meliputi : A. Struktur Rangka.

Sturktur yang digunakan menerapkan stuktur grid, dimana merupakan perpaduankolom dan balok. Untuk aplikasi pada material kaca stuktur menggunakan sturkturbesi/baja.


(45)

Salah satu ciri Arsitektur Hi- tech yang paling memonjol dalam penerapanya adalahtingkat transparasi yang tinggi terutama pada bagian fasadbangunan.

C. Teknologi dan Struktur.

Bangunan Shopping Mall menggunakan material dan teknologi yang modern dalampengolahan interior maupun eksterior.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :

1. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.

2. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.

3. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya dinding, kolom, dan ring.

Tabel 4.5Struktur Atas & Struktur Tengah

Objek Kelemahan Kelebihan

Rangka batang Refleksi besar bila diterpa angin

Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif besar (14 -22

meter), kuat dalam bentangan horizontal.


(46)

Dinding pe mikul

Fleksibilitas ruang kurang, perlu keahlian

khusus

Tidak menggunakan kolom, waktu pengerjaan

cepat. Balok Induk dan

Pendukung

Ruang plafon relatif kecil (1/20 -1/24 bentang)

Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai

Kabel baja

Bukan sebagai rangka utama, ruang gaya tarik

yang besar

Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300 meter, fleksibilitas tinggi.

Plat Lantai Precast Selisih ketinggian relatif kecil

Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10 meter, ruang plafon

lebih tinggi.

Tabel 4.6Keterangan Struktur Bawah

Objek Keterangan

Pondasi Tiang Pancang

a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal maupun horizontal

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)

c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu

e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar

Pondasi Sumuran

a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter)


(47)

d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah

Pondasi Bore Pile

a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)

c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar

f. Tidak memakan waktu yang lama g. Memerlukan keahlian khusus h. Tidak ekonomis

Tabel 4.7Jenis Bahan Struktur

Kriteria Beton Baja Komposit

Unsur

Agregat kasar/halus, air

dan semen

Besi, karbon,

oksigen Beton dan Baja

Sifat Mudah dibentuk,

praktis Kaku Relatif fleksibel

Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan

tarik Daya tahan

(api/cuaca)

100-450 oC/non

korosi 250

oC/ korosi 100-450 oC/non

korosi Pengontrolan

kualitas Ketat Relatif merata Ketat


(48)

Pelaksanaan Bertahap, di

lapangan Singkat, pabrikan

Singkat, pabrikan atau lapangan

Jenis Bertulang,

praktekan

5 variasi rangka

dan profil 5 variasi

Contoh Balok, kolom, lantai, dinding core Balok, kolom, kabel struktur Balok, kolom, lantai, dinding core.

Tabel 4.8Bahan Bangunan

Objek Keterangan

Kayu a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah b. Sebagai struktur rangka dan balok

c. Jenis bahan pabrikan d. Tidak tahan terhadap rayap e. Perawatan intensif

f. Gaya sesuai arah serat Aluminium a. Sebagai struktur pendukung

b. Jenis bahan pabrikan c. Perlu keahlian khusus d. Tahan cuaca tropis e. Penghantar panas f. Ringan

Gipsum a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi c. Kedap suara d. Anti serangga

e. Ringan & Pemasangan praktis f. Aplikasi pada plafon dan partisi


(49)

Kaca a. Sebagai sturktur pelingkup b. Perlu keahlian khusus

c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca d. Tahan terhadap kelembaban

e. Ringan & Transparan f. Kuat pada fungsi tertentu

4.4.2 Utilitas

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur- unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.

Perancanganbangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya. Utilitas merupakan sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, dan penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan termasuk juga sistem akustik. Berikut adalah sistem utilitas yang di terapkan di dalam bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu:

A. Sistem Pencahayaan

 Pencahayaan Alami

Digunakan pada siang hari untuk sky light pada atrium dan koridor mall, sumber dari pencahayaan alami di dapat dari terang langit pada siang hari dengan


(50)

memanfaatkan bukaan-bukaan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini.

 Pencahayaan Buatan

Digunakan pada malam hari untuk retail, koridor dan ruangan lain di dalam shopping mall ini, sedangkan area luar dapat menggunakan lampu taman sebagai sumber.

B. Sistem Pengkondisian Udara

Penggunaan AC untuk ruangan di dalam shopping mall ini meliputi seluruh koridor, atrium, kantor pengelola,retail store dan anchor.Untuk area luar sendiriseperti open plaza,walking area dan konsepSky-Dining sendiri menggunakanpenghawaan alami.

C. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik

Listrik bersumber dari PLN yang d isalurkan ke gardu utama setelah melaluitransformator, aliran listrik didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui SubDistribution Panel (SDP). Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini direncanakanmemiliki Genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus.

D. Sistem Penyediaan Air Bersih

Untuk bangunan Shopping Mall di Kualanamu ini penyediaan air bersih bersumber dari PAM atau sumur artetis. Sistem kerjanya yakni air bersih dari PAMatau sumur artesis masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam groundreservoir kemudian dialirkan ke tiap-tiap bangunan pada kawasan perancangan.


(51)

E. Sistem Pembuangan Air Kotor(Drainase)

Drainase untuk air kotor langsung dialirkan melalui pipa-pipa untuk dibuang kesaluran lingkungan,sedangkan untuk air kotor yang bercampur limbah dialirkanmelalui pipa-pipa untuk dibuang ke septictank.

F. Sistem Penangkal Petir

Untuk bangunan shopping mall dengan ketinggian 4 lantai menggunakan sistemsangkar faraday.

G. Sistem Pemadam Kebakaran

Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan bangunan yang tahan api misalnya beton. Sedangkan untuk penanggulanganmenggunakan tindakan pendeteksian awal,pemadaman api,pengendalian asap,danpenyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi.Untuk sarana deteksi dan alarm kebakaran menggunakan heat and smokedetector.Sedangkan sistem pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler.

 Hydrant terbagi menjadi Hydrant di dalam gedung dan di luar gedung,untuk diluar gedung dilengkapi dengan Siamese connection.

 Sprinkler diletakkan pada koridor shopping mall ini serta basement parkir,dan ruang-ruangan lainnya di dalam bangunan shopping mall ini,untuk jarak duasprinkler biasanya 4 meter di dalam ruangan,dan 6 meter di koridor.


(52)

 Komunikasi Internal

Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antarruang di dalam bangunan shopping mall ini,media yang digunakan antara laintelepon de ngan sistem pararel dan intercom.

 Komunikasi Eksternal

Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkanbangunan dengan lingkungan luar bangunan shopping mall ini, media yangdigunakan meliputi telepon,faksimil dan koneksi internet.

I. Sistem Audio dan Komunikasi Visual

Menggunakan sistem public address untuk mengumumkan informasi di dalambangunan.Penggunaan public address tersebut dapat dicontohkan denganpenggunaan microphone dan speaker sebagai alat pengeras suara untuk berbagaikegiatan yang ada hubungannya dalam menyebarluaskan informasi.

J. Sistem Transportasi

Untuk transportasi vertikal menggunakan escalator, tangga, dan lift.Sedangkan untuksistem transportasi horizontal melalui koridor,hall, dan pedestrian ways.

K. Sistem Keamanan

Sistem keamanan di dalam bangunan maupun di luar bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu ini menggunakan CCTV(Closed Circuit Television) yangdapat mengamati seluruh kondisi luar maupun dalam bangunan


(53)

shopping mallini.Diletakkan di tempat-tempat tertentu yang dipadati oleh banyakpengunjung,CCTV ini dapat diamati dari ruang pengawas dan dilengkapi denganalarm jika ada yang merusak sistem ini.

L. Sistem Pengelolaan Sampah

Pembuangan sampah dibuang secara manual dimana disediakan bak penampungansampah di tiap unit retail pertokoan maupun di bagian tertentu di dalam shoppingmall tersebut yang kemudian diambil oleh staff bagian kebersihan untuk dibuangmenjadi satu pada bak penampungan sampah utama yang ukurannya lebihbesar,selanjutnya sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh DinasKebersihan Kota untuk dibuang ke Te mpat Pembuangan Akhir.

4.5 Analisa Pene rapan Te ma

 Analisa tema dari segi bangunan

Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu merupakan satu fasilitas perbelanjaan terbaru yang dibangun di kawasan Kualanamu. Kawasan Kualanamu yang direncanakan sebagai kota aerotropolis yang memiliki potensi ekonomi tinggi tentunya memerlukan sebuah fasilitas perbelanjaan yang dapat bersaing dengan kota besar disekitarnya.

 Penerapan tema

Penerapan arsitektur metafora dalam perancangan bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu yang dilakukan adalah analogi metafora dari bentuk sayap pesawat jenis high-wing aircraft. Pemilihan sayap pesawat sebagai metafora dari bentuk


(54)

pusat perbelanjaan didasari oleh bentuk sayap pesawat yang sederhana dan dinamis, namun memiliki peran vital bagi keseimbangan pesawat itu sendiri.

4.6 Rangkuman

Analisa Pe rancangan yang dilakukan mencangkup beberapa analisa, yaitu Analisa Eksisting, Analisa Potensi, Analisa Fungsional, dan Analisa Struktur.

Analisis tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi yang mempengaruhi desain bangunan pusat perbelanjaan (shopping mall) sehingga dapat mengatasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan perancangan, yait u kawasan sekitar Bandara Kualanamu.

Dalam Analisa Penerapan Tema, pusat perbelanjaan yang dirancang menerapkan bentuk metafora dari sayap pesawat terbang jenis High-Wing Aircraft. Hal ini dilakukan untuk mempertegas identitas kawasan sekitar perancangan yang dikenal dengan kawasan Bandar Udara.


(55)

BAB V

KONSEP PERAN CANGAN

Pada bab ini akan dijabarkan penerapan dari hasil analisis komprehensif yang akan diaplikasikan pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu sebagi alternatif dari pemecahan masalah perancangan.

5.1 Konsep Dasar

Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu dirancang dengan menganalogikan karakter fisik dari komponen pesawatberjenis high-wing aircraftsebagai identitas utama daerah Kualanamu saat ini. Karakter fisik komponen pesawat tersebut diterapkan pada tipologi denah dan bentukan atap pada bangunan shopping mall ini. Selain itu, penerapan lengkungan pada dinding dan pola bukaan kecil yang berulang pada sky cross yang terdapat pada shopping mall ini menerapkan po la dinding dan bukaan seperti yang terdapat di pesawat terbangpada umumnya. Secondary skin yang diterapkan juga memiliki bentuk aerodinamis pesawat terbang. Penerapan bentuk turbin pesawat terbang pada main entrance memperkuat gagasan bahwa pembangunan Pusat Perbelanjaan di Kualanamu melibatkan identitas kawasan tersebut, yaitu kawasan bandar udara.


(56)

Gambar 5.3 KonsepBentukan Massa Dengan Tema Metafora Sayap Pesawat Terbang

5.2 Konsep Ruang Luar

5.2.1 Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan

 Entrance utama dibuat di Jalan yang ada di dalam Kawasan perancangan karena pertimbangan alur sirkulasi pada kawasan ini.

 Jalur keluar pengunjung juga diletakkan pada jalan yang sama untuk mengarahkan pengunjung melewati fungsi- fungsi bangunan lainnya (hotel, apartment sewa, dan office) terlebih dahulu, kemudian keluar menuju Jl. Bandara Kualanamu.


(57)

 Untuk jalur keluar pegawai dibedakan dengan jalur keluar pengunjung. Jalur keluar pegawai langsung menuju Jl. Bandara Kualanamu.

 Untuk servis, terlebih dahulu masuk ke dalam kawasan melalui jalan di samping The Crew Hotel. Kemudian masuk ke dalam bangunan Pusat Perbelanjaan melalui jalur servis yang sudah disediakan.

 Jalur keluar servis langsung menuju jalan di samping The Crew Hotel

 Untuk pejalan kaki disediakan pedestrian yang terdapat di samping bangunan

 Untuk pejalan kaki yang ada di kawasan rekreasi, disediakan sebuah sky cross yang menyeberangi Jl. Bandara Kualanamu dan langsung terintegrasi dengan lantai 2 bangunan Pusat Perbelanjaan.


(58)

5.2.3 Konsep Parkir Kendaraan Bermotor Pada Bangunan

Gambar 5.5 Konsep Parkiran Pada Bangunan

Lahan parkir pada bangunan pusat perbelanjaan ini diletakkan terpisah berdasarkan sifat, yaitu parkir pengunjung (mobil), parkir pengunjung (motor), parkir taxi, parkir pegawai (mobil dan motor), dan parkir servis.


(59)

5.3Konsep Perancangan Bangunan

5.3.1 Konsep Sirkulasi Ruang Dalam

A. Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi horizontal pada bangunan menggunakan jenis sirkulasi linear. Alasan memilih linear adalah karena jalan lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruang ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang cabang dan membentuk putaran (loop).

Gambar 5.6 Jenis Sirkulasi Horizontal

B. Sirkulasi Vertikal

Bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu yang dirancang terdiri dari beberapa level / lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa alternatif fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain :


(60)

Kelebihan menggunakan escalator antara lain:

 Escalator mampu mengangkat banyak orang

 Lebih hemat listrik daripada lift

 Tidak melelahkan, cepat, kecepatan konstan 2. Lift

Kelebihan menggunakan lift antara lain:

 Pencapaian langsung ke tiap lantai

 Waktu tempuh lebih singkat

 Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift

 Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan. 3. Tangga

 Pencapaian dengan tangga terbatas

 Waktu tempuh relatif lama

 Alternatif pencapaian padasaat darurat dan memerlukan tenaga.

 Hemat biaya

5.3.2 Konsep Zoning Ruang Dalam

Setelah dilakukan zoning secara mendasar pada bangunan, dapat diperoleh pembagian area tapak menurut zona tersebut:

 Area privat diletakkan pada bagian belakang bangunan. Yang berupa area privat merupakan ruang pengelola gedung dan ruang pengelola anchor tenant


(61)

 Area publik diletakkan dibagian depan, sisi bagian tersebut merupakan bagian yang pertama dilihat oleh pengunjung.

 Area servis diletakkan dibagian belakang karena bagian ini lebih tenang dan tidak begitu menarik perhatian masyarakat.

 Area ME diletakkan di bagian belakang agar tidak mengganggu pengunjung.


(62)

(63)

(64)

(65)

5.4. Konsep Pe rancangan Struktur Bangunan

Konsep perancangan stuktur bangunan merupakan sebuah metoda yang digunakan dalam bangunan yang akan dirancang, yang mana struktur berfungsi sebagai penyalur beban dari atas hingga ke bawah tanah.

5.4.1. Konsep Dasar Stuktur dan Konstruksi

Konsep struktur utama yang akan di gunakan pada Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu adalah menggunakan struktur rangka kaku (rigid frame), dimana konsep ini kolom dan balok akan saling menyambung untuk dapat mengalirkan beban tersebut yang mana memiliki joints sebagai sambungan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pergeseran antara elemen-elemen yang saling terhubung, sehingga beban dapat disalurkan secara sempurna ke tanah.

a. Pondasi

Pondasi pada bangunan Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan pondasi tiang pancang (bore pile). Hal ini didasari oleh pertimbangan ketinggian bangunan shopping mall sebesar 18 M dari permukaan tanah (4 lantai).

b. Sloff

Sloff pada bangunan shopping mall ini menggunakan sloff beton betulang, dimana tulanganya dapat menambah kekuatan gaya tekan pada bangunan.

c. Kolom

Kolom pada bangunan menggunakan kolom beton betulang, dimana kolom beton dapat menahan gaya secara vertikal dengan baik dikarenakan penambahan


(66)

tulangannya. Grid pada shopping mall ini adalah 6 m x 8 m, dan 6 m x 6 m, menyesuaikan dengan kebutuhan ruang yang ada.

d. Dinding

Dinding bangunan Pusat perbelanjaan di Kawasan Kualanamu menggunakan bahan batako. Dinding batako yang dimaksud merupakan dinding yang terbuat dari campuran pasir dan semen dengan agregat yang sudah ditentukan. Penggunaan batako ini lebih efisien dan memiliki ketahanan yang baik, serta ketebalan yang dapat diatur saat batu tersebut dicetak. Selain batako, dinding pada shopping mall juga menggunakan temperated glass(kaca yang dipanaskan) pada bagian tertentu untuk memaksimalkan cahaya yang masuk dan menambah nilai estetika pada bangunan.

e. Plat lantai

Plat lantai pada bangunan menggunakan plat lantai betulang yang mana pembuatannya dicor langgsung bersama dengan balok dan kolom yang mana bersifat kuat dan awet.

f. Konstrusi Rangka Atap

Konstruksi rangka atap menggunakan beberapa jenis; truss frame dan dak beton. Rangka atap truss- frame diterapkan pada bagian bioskop yang merupakan bentang lebar (memiliki bentangan sebesar 18 M), sedangkan penggunaan atap dak beton diterapkan di sisi lainnya.

5.4.2. Konsep Pe milihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi

Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu merupakan bangunan dalam kategori low rise yang hanya terdiri dari 4 lantai dengan menggunakan konsep rangka kaku


(67)

(rigid frame) yaitu konsep sruktur yang standart digunakan dalam bangunan. Struktur rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi yang teratur dimana terdapat ukuran jarak bentang yang telah ditentukan berdasarkan ruang didalam bangunan, dan terdiri dari balok horizintal dan kolom vertikal yang bertugas menerima dan menyebarkan beban secara merata ke tanah.

5.5 Rangkuman

Selain dari penerapan tema, Bentukan Dasar Bangunan (Konsep Massa) diterapkan sesuai dengan rekomendasi dari proses analisa yang dilakukan, dimana massa bangunan dibagi menjadi 2 zona, yaitu Wing A (retail-retail, coffee shop, restaurant) dan Wing B (Anchor Tenant/ Penyewa Besar).

Konsep Struktur yang diterapkan pada bangunan ini merupakan konsep

struktur bangunan pusat perbelanjaan/shopping mall pada umumnya, yang menggunakan Pondasi Bore-Pile, Sistem Struktur Rigid-Frame (Rangka Kaku), dan Konstruksi Atap Dak Beton.


(68)

BAB VI

GAMBAR PERAN CANGAN

Pada Bab ini akan dilampirkan Hasil Perancangan dalam bentuk gambar kerja dari Pusat Perbelanjaan di Kawasan Kualanamu yang meliputi:

1. Master Plan 2. Denah 3. Tampak 4. Potongan

5. 3D Suasana Eksterior 6. 3D Suasana Interior

7. Detail Eksterior dan Interior 8. Rencana Struktural

9. Rencana M.E (Mekanikal & Elektrikal) 10. Foto Maket


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

vi

Gambar 2.24 Potongan Sydney Opera House... 65

Gambar 2.25 Starhill Gallery Kuala Lumpur ... 66

Gambar 2.26 Bongkahan Kristal... 67

Gambar 2.27 Fasad Starhill Gallery ... 67

Gambar 2.28 Tampak Depan Starhill Gallery ... 67

Gambar 2.29 EX Plaza Indonesia ... 68

Gambar 2.30 Gaya Kinetik Pada Mobil ... 68

Gambar 2.31 Bird Eye View EX Plaza ... 68

Gambar 3.1 Alternatif Site 1 Jl. Bandara Kualanamu ... 81

Gambar 3.2 Alternatif Site 2 Jl. Batang Kuis ... 83

Gambar 3.3 Tapak Perancangan ... 88

Gambar 4.1 Peta Lokasi Perancangan, Deli Serdang, Sumatera Utara ... 90

Gambar 4.2 PetaTata Guna Lahan Sekitar Site Perancangan ... 93

Gambar 4.3 Batas-Batas Site Perancangan ... 93

Gambar 4.4 Potongan Skyline ... 94

Gambar 4.5 Skyline AA ... 94

Gambar 4.6 Skyline BB ... 94

Gambar 4.7 Sirkulasi Sekitar Site ... 95

Gambar 4.8 Rekomendasi Sirkulasi Pada Sekitar Site ... 97

Gambar 4.9 Arah Pencapaian Menuju Site ... 98

Gambar 4.10 Sarana Transportasi Untuk Mencapai Site ... 98

Gambar 4.11 View ke Dalam Site ... 99

Gambar 4.12 View ke Luar Site ... 100

Gambar 4.13 Siklus Pergerakan Matahari ... 101


(2)

vii

Gambar 4.15 Titik Polusi Udara ... 103

Gambar 4.16 Jenis Vegetasi Yang Dapat Mengurangi Polusi Udara ... 104

Gambar 4.17 Titik Polusi Suara ... 104

Gambar 4.18 Rekomendasi Zonning Pada Kawasan Perancangan ... 106

Gambar 4.19 Wollongong Central, Salah Satu Shopping Mall Hi-Tech ... 112

Gambar 5.1 Jenis Pesawat Berdasarkan Sayap ... 123

Gambar 5.2 Tampak Atas ... 123

Gambar 5.3 Konsep Bentukan Massa Dengan Tema Metafora Sayap Pesawat Terbang ... 124

Gambar 5.4 Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan ... 125

Gambar 5.5 KonsepParkiran Pada Bangunan ... 126

Gambar 5.6 Jenisr Sirkulasi Horizontal ... 127

Gambar 5.7 Zoning Lantai 1 ... 129

Gambar 5.8 Zoning Lantai 2 ... 130

Gambar 5.9 Zoning Lantai 3 ... 131

Gambar 5.10 Zoning Lantai 4 ... 132

Gambar 6.1 Perspektif Eksterior Kualanamu Shopping Mall ... 137

Gambar 6.2 Perspektif Eksterior Kualanamu Shopping Mall ... 138

Gambar 6.3 Perspektif Interior Kualanamu Shopping Mall ... 139

Gambar 6.4 Konsep Kawasan Aerotropolis Kualanamu ... 140

Gambar 6.5 Tampak Kualanamu Shopping Mall ... 141

Gambar 6.6 Ground Plan ... 142

Gambar 6.7 Denah Lantai 2 ... 143

Gambar 6.8 Denah Lantai 3 ... 144

Gambar 6.9 Denah Lantai 4 ... 145


(3)

viii

Gambar 6.11 Groun Plan Kualanamu Shopping Mall ... 147

Gambar 6.12 Denah Lantai 2 ... 148

Gambar 6.13 Denah Lantai 3 ... 149

Gambar 6.14 Denah Lantai 4 ... 150

Gambar 6.15 Denah Roof Top ... 151

Gambar 6.16 Tampak Depan Kualanamu Shopping Mall ... 152

Gambar 6.17 Tampak Belakang Kualanamu Shopping Mall ... 152

Gambar 6.18 Tampak Samping Kiri Kualanamu Shopping Mall... 153

Gambar 6.19 Tampak Samping Kanan Kualanamu Shopping Mall... 153

Gambar 6.20 Potongan AA Kualanamu Shopping Mall ... 154

Gambar 6.21 Potongan BB Kualanamu Shopping Mall ... 154

Gambar 6.22 Potongan Prinsip dan Detail Fasad ... 155

Gambar 6.23 Detail Secondary Skin ... 156

Gambar 6.24 Detail Sky-Light ... 156

Gambar 6.25 Detail Sky-Bridge ... 156

Gambar 6.26 Rencana Pondasi Kualanamu Shopping Mall ... 157

Gambar 6.27 Denah Pondasi Bore-Pile ... 157

Gambar 6.28 Denah Core ... 157

Gambar 6.29 Detail Pondasi Bore-Pile ... 158

Gambar 6.30 Detail Pondasi Core ... 158

Gambar 6.31 Pembalokan Lantai 1 Kualanamu Shopping Mall ... 159

Gambar 6.32 Pembalokan Lantai 2 Kualanamu Shopping Mall ... 159

Gambar 6.33 Pembalokan Lantai 3 Kualanamu Shopping Mall ... 160

Gambar 6.34 Pembalokan Lantai 4 Kualanamu Shopping Mall ... 160


(4)

ix

Gambar 6.36 Penulangan Balok Anak 15/30 ... 161

Gambar 6.37 Detail Kolom ... 161

Gambar 6.38 Detail Cladding ... 161

Gambar 6.39 Potongan Lantai ... 161

Gambar 6.40 Rencana dan Detail Atap... 162

Gambar 6.41 Rencana dan Detail Drainase ... 163

Gambar 6.42 Rencana Plumbing Lt. 1 ... 164

Gambar 6.43 Rencana Plumbing Lt. 2 ... 165

Gambar 6.44 Rencana Plumbing Lt. 3 ... 166

Gambar 6.45 Rencana Plumbing Lt. 4 ... 167

Gambar 6.46 Rencana Plumbing Roof Top ... 168

Gambar 6.47 Rencana Elektrikal Lt. 1 ... 169

Gambar 6.48 Rencana Elektrikal Lt. 2 ... 170

Gambar 6.49 Rencana Elektrikal Lt. 3 ... 171

Gambar 6.50 Rencana Elektrikal Lt. 4 ... 172

Gambar 6.51 Rencana Elektrikal Roof Top ... 173

Gambar 6.52 Rencana Kebakaran Lt. 1 ... 174

Gambar 6.53 Rencana Kebakaran Lt. 2 ... 175

Gambar 6.54 Rencana Kebakaran Lt. 3 ... 176

Gambar 6.55 Rencana Kebakaran Lt. 4 ... 177

Gambar 6.56 Rencana Kebakaran Roof Top ... 178

Gambar 6.57 Rencana AC Lt. 1 ... 179

Gambar 6.58 Rencana AC Lt. 2 ... 180

Gambar 6.59 Rencana AC Lt. 3 ... 181


(5)

x

Gambar 6.61 Rencana Telepon Lt. 1 ... 183

Gambar 6.62 Rencana Telepon Lt. 2 ... 184

Gambar 6.63 Rencana Telepon Lt. 3 ... 185

Gambar 6.64 Rencana Telepon Lt. 4 ... 186

Gambar 6.65 Foto Maket ... 187

Gambar 6.66 Foto Maket ... 187

Gambar 6.67 Foto Maket ... 187


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Banyaknya Perusahaan/Usaha Sektor Perdagangan

di Lokasi Tempat Tetap di Kabupaten Deli Serdang ... 2

Tabel 2.1 Rangkuman Konsep Kota Aerotropolis ... 19

Tabel 2.2 Konsep Perencanaan Aerotropolis ... 20

Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang dan Standarnya ... 30

Tabel 2.4 Persyaratan Ruang ... 35

Tabel 2.5 Perbandingan Proyek Sejenis... 54

Tabel 3.1 Rencana Sistem Perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2015 ... 76

Tabel 3.2 Pemilihan Site Berdasarkan Kriteria yang Ditentukan ... 86

Tabel 4.1 Data Jalan di Sekitar Site ... 96

Tabel 4.2 Kondisi Kebisingan Pada Site ... 105

Tabel 4.3 Kelompok Kegiatan Perbelanjaan ... 106

Tabel 4.4 Bentuk Bngunan ... 111

Tabel 4.5 Struktur Atas Dan Tengah ... 113

Tabel 4.6 Keterangan Struktur Bawah ... 114

Tabel 4.7 Jenis Bhan Struktur ... 115