Pusat Perbelanjaan di Simpang Kayu Besar, Kualanamu
DAFTAR PUSTAKA
Anditriplea, 2011, “Jenis Shopping Center”,
http://anditriplea.blogspot.co.id/2011/05/jenis- shopping-center.html,
diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pkl 21.00
Bukhari, arief, 2015, “Identifikasi Pusat Perbelanjaan”,
http://dokumen.tips/documents/ identifikasi-pusat-perbelanjaan-mall.html, diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pkl 21.00
Chiara, J. D. & Crosbie, M. J., 2001, Time Saver Standart For Building Types. 4th penyunt. Singapore: McGraw - Hill Book Co, hlm 119
Harahap, Cyntia Harmaytha. (2009). LHOKSEUMAWE SHOPPING CENTER.
(Skripsi SI tidak diterbitkan). Program Studi Arsitektur USU.
Kamilia, Mazaya, 2012, “Apa Itu Arsitektur? What is Architecture?”,
https://mazayakamilia.wordpress.com/2012/12/13/apa-itu-arsitektur-what-is architecture/, diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pkl 07.00
Mirabiela, 2008, “Kawasan & Lingkungan”,
https://mirabiela.wordpress.com/2008/10/23/kawasan-lingkungan/, diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pkl 21.00
Nasution, Indriany Dora (2007) SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
Sihombing, Rizal. (2005). SHOPPING MALL INTERCHANGE TERMINAL
AMPLAS (Skripsi SI tidak diterbitkan). Program Studi Arsitektur USU.
Wungow, Tessa, 2011, “Metafora Dalam Arsitektur”,
http://tessaiver.blogspot.co.id/2011/09/metafora-dalam-arsitektur.html, diakses pada tanggal 9 Maret 2016 pkl 07.00
http://wikimapia.org/9679322/id/Bandar-Udara-Internasional-Kuala-Namu, diakses pada tanggal 5 Maret 2016 pkl 21.00
(2)
BAB III. METODOLOGI
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam perancangan PTPN II Pusat Perbelanjaan Deli Serdang adalah metoda penelitian kualitatif, yaitu metoda penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiono, 2013: 1). Dalam penelitian kuntitatif, peneliti menggunakan intrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variable yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi intrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrumen. Untuk dapat menjadi instrument maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Metoda penelitian ini digunakan sebagai metoda untuk menarik makna dari data dan informasi lapangan melalui pemaparan deskriptif analitik untuk menghasilkan pemaparan mengenai situasi dan menemukan konsep, prinsip yang dapat diterapkan dalam perancangan PTPN II Pusat Perbelanjaan Deli Serdang. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dimana data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisi dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformsikan dalam bentuk angka). Hasil analisi berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uriaan naratif. (Gunawan, 2013:87)
(3)
1. Menurut Djunaidi Ghony (25, 2012) peneilitan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistic atau dengan cara kuatifikasi. Peneliti kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsional organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabaran.
2. Menurut Creswell (1995) menyatakan bahwa penelitian yang dibimbing
oleh paradigma kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dam kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar yang alamiah.
3. Denzin dan Lincoln (1998) berpendapat bahwa penelitian kuallitatif
esensinya bersifat ganda: suatu komitmen terhadap pandangan naturalistik- pendekatan interpretatif terhadap pokok persoalan studi dan suatu kritik yang berkelanjutan terhadap politik dan metode positivisme. Peneliti kualitatif menekankan realitas yang dibentuk secara sosial, hubungan yang erat antara peneliti dan yang diteliti dan ciri penelitian yang sarat nilai. Metode penelitian kualitatif akan cocok dan tepat digunakan untuk meneliti hal-hal sebagai berikut:
1. Masalah peneliti belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap. Kondisi semacam itu cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena penelitian kualitatif akan langsung masuk ke objek sasaran, melakukan penjelajahan dengan grand tour question sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, penelitian akan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek.
2. Memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa
dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.
(4)
3. Memahami interaksi sosial yang sifatnya kompleks. Untuk memahami interaksi sosial yang rumit hanya dapat diurai kalau penelitian dengan metode kualitatif, dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.
4. Memahami perasaan sesoran
5. Mengembangkan teori. Metode penelitian kualitatif relatif paling cocok
digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh dilapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research.
6. Memastikan kebenaran data. Dengan metode penelitian kualitatif, melalui
teknik pengumpulan data secara triangulasi kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu juga data yang diperoleh diuji kredibilitasnya dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh dan kepastian data akan diperoleh.
7. Meneliti sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau
perkembangan masyarakat akan dapat diacak dengan menggunakan penelitian kualitatif data dokumentasi, wawancara mendalam terhadap pelaku atau orang yang dipandang tahu.
Rancangan penelitian ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu untuk memahami perancangan sebuah Pusat Perbelanjaan di Kawasan simpang Kayu Besar, Kualanamu, Deli Serdang yang dapat digunakan sebagai alternatif desain rancangan untuk mendapatkan bangunan dengan karakteristik yang khas.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sejumlah kasus atau sejumlah individu (yang sifatnya bisa
infinite atau definite yang memiliki karakteristik tertentu. Sampel adalah perwakilan dari populasi, dan cara mendapatkan (menarik) sampel disebut dengan teknik sampling. (Dantes, 2012:37) Sampel yang diambil harus betul-betul representatif karena kesimpulan yang diambil dari sampel tersebut akan diberlakukan untuk populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam rancangan penelitian Taman Kota dan Sentra Tanaman Hias Deli Serdang adalah teknik
(5)
sampel yang didasarkan pada ciri atau karakteristik (tujuan) yang ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, dengan asumsi dasar dari sampling purposif ini adalah pertimbangan yang cermat dan strategis dari peneliti dalam menentukan kasusnya untuk dimasukkan ke dalam sampel. Strategi yang digunakan dalam sampling purposif ini adalaah mengambil kasus-kasus yang dianggap dapat mewakili populasinya. (Dantes, 2012:46)
Purposive sampling juga disebut judgemental sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan “penilaian” (judgement) peneliti mengenai siapa siapa saja
yang pantas memenuhi persyaratan untuk dijadikan sampel. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu
mengenai sampel yang di maksud (tentu juga populasinya) agar benar – benar bisa
mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian (memperoleh data yang akurat).
Berdasarkan teori diatas dalam proses rancangan penelitian “Pusat
Perbelanjaan Deli Serdang”, yang termasuk dalam kriteria populasi atau sampel
yang dibutuhkan adalah :
1. Taman kota dengan fungsi dan fasilitas penunjang yang memiliki
karakteristik yang sama di Kabupaten Deli Serdang
2. Ruang terbuka hijau di kota atau negara lain.
3.3. Tahapan Analisa Data
Tahapan analisa data merupakan suatu alat yang digunakan dalam pembahasan dan penyelesaian rumusan masalah yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang menjadi dasar bagi penyelesaian suatu keputusan. Menurut Lexy J. Moleong (2000), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Tahapan analisa data yang akan dilakukan unutk menyelesaikan rancangan penelitian ini adalah :
(6)
1. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus peneliti. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data-data yang direduksi. Memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari sewaktu-waktu diperlukan.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrix network chart atau
grafis sehingga peneliti dapat menguasai data.
4. Pengambilan simpulan atau verifikasi
Peneliti berusaha mencari pola model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya, jadi dari data tersebut peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Metoda Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti; kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka (Sulistyo-Basuki, 2006:78).
Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, beberapa metoda pengumpulan data digunakan, yaitu :
(7)
1. Survey lapangan (observasi visual)
Dilakukan dengan mengumpulkan data-data tapak lokasi perancangan berupa foto-foto eksisting keadaan tapak yang bertujuan untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan dimana lokasi perancangan berada di Jl. Bandara Udara Kualanamu, Kab. Deli Serdang.
2. Observasi partisipan
“Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diobservasi” (Sulistyo
Basuki, 2006:149). Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan membawa data observasi yang telah disusun sebelumnya untuk melakukan pengecekan kemudian peristiwa yang diamati dicocokkan dengan data observasi. Dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang berlangsung dalam sebuah Pusat Perbelanjaan dan perilaku pengguna, yaitu pengunjung lokal sentra kerajinan dan turis untuk suatu periode dan mencatatkan hal-hal yang diamati, sehingga diperoleh data yang akurat. Kegiatan observasi ini dilakukan pada dua lokasi yaitu Bandara Udara Kualanamu untuk mengobservasi perilaku dan kegiatan turis dan penduduk lokal yang berkunjung.
3. Studi literatur
Dilakukan dengan cara mencari informasi dan data aktual dalam bentuk buku, arsip, dokumen atau jurnal mengenai kawasan perancangan, bangunan sentra kerajinan serta tema yang sesuai dengan konsep perancangan.
4. Studi kasus
Dilakukan dengan cara meneliti atau menyelidiki kasus yang sama, dalam konteks ini adalah kasus bangunan Pusat Perbelanjaan dan
kasus tema Metaphore architecture, secara mendalam sehingga
diperoleh informasi lengkap mengenai kasus guna memecahkan persoalan yang dihadapi dalam perancangan.
(8)
3.4.2. Prosedur/ Pelaksanaan Pengumpulan Data
Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data dimulai dengan penetuan karakteristik dan fungsi bangunan yang akan dirancang dan dilanjutkan dengan penentuan lokasi tapak perancangan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan survey lapangan (observasi visual) tapak perancangan unutk mengumpulkan data mengenai kondisi eksisting, dan observasi kegiatan pengunjung. Survey lapangan tersebut telah dilakukan sebanyak 3 kali, yakni :
1. Hari : Rabu, 02 Maret 2016
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Lokasi : Kawasan sekitar Kuala Namu dan Simpang Kayu Besar,
Kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara
2. Hari : Rabu, 07 Maret 2016
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Lokasi : Lahan PTPN II, Simpang Kayu Besar, Kecamatan Tanjung
Morawa, Kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara
3. Hari : Rabu, 18 Maret 2016
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Lokasi : Lahan PTPN II, Simpang Kayu Besar, Kecamatan Tanjung
(9)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Fisik Tapak dan Lingkungan
4.1.1. Analisa Lokasi
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara Gambar 4.2. Peta Deli Serdang
Sumber : www.google com Sumber : RDTR Tanjung Morawa
Gambar 4.3. Akses ke Kuala Namu
Gambar 4.4. Peta Wilayah Site
Sumber : www.google com Sumber : Data Olahan Pribadi
Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak dari bagian wilayah
pantai timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak diantara 20 57” Lintang Utara
dan 30 16” Lintang Selatan dan 98’03’3” - 99’02’7” Bujur Timur dengan luas
(10)
terletak pada kawasan simpang Kayu Besar, Jalan Batang Kuis, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang.
4.1.2. Kondisi Eksisting Site
Adapun data-data site yang dari hasil pengamatan :
1. Lokasi Tapak : Simpang Kayu Besar Jalan Batang Kuis , Deli
Serdang
a. Batas Utara : PTPN II
b. Batas Timur : PTPN II
c. Batas Selatan : PTPN II dan Jalan Raya Medan
d. Batas Barat : Jalan Batang Kuis
2. Luas Lahan : ± 1,5 hektar
3. Kontur : Relatif datar
4. Kepemilikan : Swasta
5. KDB : 60 - 70 %
6. KLB : 1 – 5 Lantai
7. Kondisi fisik tapak: Tanah kosong, komersil, dan perumahan penduduk
Gambar 4.5. Peta Kondisi Eksisting Site
(11)
Eksisting dari tititk A
Gambar 4.6. View ke arah jalan Batang Kuis Eksisiting dari titik B
(1) (2)
Gambar 4.7. View ke arah Lapangan Golf PTPN II (1) dan Jalan Kecil Menuju Jalan Raya Medan (2)
Eksisting dari titik C
(1) (2)
Gambar 4.8. View ke arah Jalan Raya Medan (1) dan Simpang Kayu Besar (2)
(12)
Gambar 4.9. Foto Eksisting Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Potensi Site
Adapun potensi-potensi yang terdapat dalam eksisting :
- Site yang terdapat di sudut / persimpangan jalan mendukung untuk menjadi
pusat perhatian masyarakat yang berlalu lalang di sekitar jalan.
- Terdapat beberapa fasilitas kota di sekitar site seperti perkantoran, komersil,
ruko, dan permukiman penduduk.
- Posisi site berbatasan langsung dengan jalan menuju bandara memberikan
perhatian langsung kepada pengguna jalan.
4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan
Gambar 4.10. Peta Tata Guna Lahan Sekitar Site Dalam Radius 500 m
(13)
Batas-batas site : Utara : PTPN II Timur : PTPN II
Selatan : Jl. Raya Medan dan PTPN II
Barat : Jl. Batang Kuis ( Perumahan dan Permukiman dan Komersil )
Potensi :
- Rumah tinggal di sekitar site dapat menjadi potensi baik bagi Pusat
Perbelanjaan Di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu karena memudahkan penduduk sekitar untuk mengunjungi bangunan.
- Ruko-ruko komersil juga menjadi salah satu generator aktivitas utama
kawasan ini karena kegiatan komersial dapat menghidupkan aktivitas kawasan ini dan menambah jumlah pengunjung bangunan.
- Posisi Site berada di persimpangan dengan yang memiliki potensi view bagus
sehingga akan mempengaruhi eksprolasi design. Bangunan yang terbentuk akan berpotensi sebagai landmark / sign edge kawasan.
KETERANGAN :
Perumahan dan Permukiman Industri
Fasilitas Umum dan Sosial Komersil dan Perdagangan
Jasa Perkantoran
(14)
4.1.4. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian
Gambar 4.11. Peta Analisa Sirkulasi dan Pencapaian Kawasan Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Jl. Batang Kuis dan Jl. Medan Raya merupakan jalan arteri primer. Dimana lebar jalan ± 30 m dengan lebar pedestrian 2,5 m dan merupakan jalur dua arah. Dapat dilalui oleh kendaraan umum, becak, kendaraan roda dua dan empat.
Sirkulasi kendaraan di Jl. Batang Kuis tidak menimbulkan kemacetan, yaitu termasuk kategori lancar. Sedangkan sirkulasi kendaraan di Jl. Medan Raya dapat menimbulkan kemacetan sampai sebelum masuk pintu rumah sakit di PTPN II karena adanya kendaraan putar balik arah ke tol Belmera menuju Medan.
KETERANGAN :
Pencapaian yang diakses melalui Jl. Batang Kuis ( Dua Arah ) Pencapaian yang diakses melalui Jl. Raya Medan ( Dua Arah )
(15)
Gambar 4.12. Jalan Simpang Kayu Besar Gambar 4.13. Jalan Batang Kuis Dari Tol Menuju Site
(1) (2)
Gambar 4.14. Jalan Simpang Batang kuis Menuju Jl. Raya Medan (1) dan Jl. Raya
Medan (2)
Sumber : Data Olahan Pribadi
Potensi :
- Lokasi memiliki akses jalan lebar sehingga dapat di capai dengan kendaraan
pribadi maupun muatan massal seperti bus.
- Tingkat kepadatan lalu lintas Jalan Batang Kuis didepan site rendah dan Jalan
Raya Medan dekat site rendah
- Site akan selalu dilalui oleh orang-orang yang menuju ke bandara sehingga
berpotensi untuk menjadi landmark / sign edge kawasan.
4.1.5. Analisa Utilitas
Di kawasan ini sudah terdapat utilitas yang memadai dari jaringan listrik
(16)
Gambar 4.15. Jaringan Listrik dan Drainase Gambar 4.16. Jaringan Listrik
Gambar 4.17. Jaringan Drainase Gambar 4.18. Jaringan Listrik
Sumber : Data Olahan Pribadi
4.1.6. Analisa Vegetasi
Adapun analisa vegetasi yang terdapat di dalam lokasi perancangan :
Gambar 4.19. Vegetasi Di Dalam Site
(17)
Gambar 4.20. Vegetasi Sepanjang Jalan Gambar 4.21. Vegetasi Di Samping Site
Sumber : Data Olahan Pribadi Sumber : Data Olahan Pribadi
Vegetasi site didominasi oleh pohon palem dan pohon peneduh yang terdapat didalam dan pinggiran site. Vegetasi di sepanjang jalan menuju bandara ditanami berbagai macam tanaman hias dan pohon peneduh. Hal ini membantu terciptanya kawasan yang asri.
Dari hasil pengamatan, vegetasi yang terdapat didalam site tidaklah cukup berarti untuk dipertahankan. Sebagai gantinya, pada rancangan tapak akan ditempatkan vegetasi baru yang teratur dan melebur dengan konsep design bangunan, sehingga tercipta suasana yang asri dan sejuk namum tertata dengan rapi.
4.1.7. Analisa View
Adapun analisa view yang didapat dari lokasi perancangan :
View Ke Luar
Gambar 4.22. Analisa View Ke Luar Site
(18)
View ke luar arah utara site berbatasan langsung dengan Tanah kosong memberikan view yang cukup luas namun view tidak dapat dijadikan acuan design dikarenakan lahan kosong berpotensi untuk dibangun. View ke arah luar sebelah barat site berbatsan langsung dengan jalan besar menuju bandara dan berseberangan dengan permukiman penduduk, view ke luar arah selatan site berbatasan langsung dengan jalan besarsedangkan view ke timur lapangan golf dan danau buatan.
Gambar 4.23. View Ke Luar Utara Gambar 4.24. View Ke Luar Selatan
Gambar 4.25. View Ke Luar Timur Gambar 4.26. View Ke Luar Barat
Sumber : Data Olahan Pribadi
Potensi dan Usulan :
- Bagian Selatan dan Barat yang mempunyai view ke luar paling bagus
berpotensi untuk menjadi spot yang menarik perhatian masyarakat sekitar
- Bagian yang kurang bagus view ke luar dapat dimaksimalkan dengan
(19)
View Ke Dalam
Posisi site yang berada di persimpangan tiga memungkinkan site untuk
dinikmati dari jarak yang cukup jauh. Site berpotensi untuk dijadikan sebagai penanda sebelum berbelok ke kiri Jalan Batang Kuis ( arah kuala namu ) dan ke kanan Jalan Raya Medan ( arah Tanjung Morawa ).
Gambar 4.27. Analisa View Ke Dalam Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 4.28. View Dari Simpang Kayu Besar Menuju Jalan Raya Medan
(20)
Gambar 4.29. View Dari Jalan Batang Kuis
Sumber : Data Olahan Pribadi
Potensi dan Usulan :
- Pada bagian barat dan selatan fasad bangunan akan dimaksimalkan dan
entrance utama akan dibuat pada bagian barat dan selatan sehingga akan mudah dilihat oleh pengunjung.
- Pada bagian simpang terdapat view jalan yang berpotensi menarik perhatian
pengunjung
4.1.8. Analisa Kebisingan
Gambar 4.30. Analisa Kebisingan
(21)
KET :
Kebisingan tinggi Kebisingan sedang Kebisingan rendah
Tingkat kebisingan dapat dikatakan cukup tinggi dikarenakan adanya kemacetan di sudut jalan dan di titik balik arah di Jl. Raya Medan. Namun terdapat juga daerah yang tingkat kebisingannya agak rendah yaitu bagian barat karena posisi site tidak padat akan kendaraan dan berbatasan dengan rumah penduduk dan bagian timur karena berbatasan dengan lapangan golf dan danau buatan.
Potensi dan Usulan :
- Bagian arah site ke sudut jalan yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi
sebaiknya diletakkan buffer berupa tanaman atau media lain yang dapat menyerap suara, juga dihindari untuk meletakkan area privat di bagian ini.
- Untuk bagian yang tingkat kebisingannya rendah berpotensi diletakkan
ruang privat yang membutuhkan suasana lebih tenang.
4.1.9. Analisa Orientasi Matahari
Gambar 4.31. Analisa Matahari
Sumber : Data Olahan Pribadi
Matahari Pagi Matahari Sore
(22)
Arah matahari mempengaruhi bentuk bangunan di timur dan barat, sebab pada sisi tersebut akan menerima terpaan sinar matahari terbanyak. Pada bagian barat, bukaan harus diperhatikan agar cahaya matahari yang masuk tidak berlebihan dan berpengaruh pada konsumsi energi.
Potensi dan Usulan :
- Pada bagian barat dan timur bukaan diminimalkan pada fasad bangunan
- Pada bagian timur dan barat perlu penambahan vegetasi yang dapat di
manfaatkan sebagai filter panas matahari.
- Sisi terpanjang bangunan akan menghadap utara dan selatan
4.2. Analisa Non Fisik / Fungsional 4.2.1. Analisis Pengguna
Pada dasarnya pengguna kegiatan terbagi 2, yaitu:
1. Pengunjung Umum
a. Kelompok pengunjung dewasa (pria dan wanita)
b. Kelompok anak-anak dengan orang tua
c. Kelompok remaja
2. Pengelola
a. Pengelola Utama
b. Karyawan
c. Tenants (Penyewa)
(23)
4.2.2. Analisis Kebutuhan Ruang
Adapun kebutuhan-kebutuhan ruang secara umum dalam perancangan
pusat perbelanjaan :
Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Ruang
Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan
Ruang Fasilitas
Perbelanjaan
Department Stores
Pengunjung Belanja,
melihat-lihat, memilih-milih barang,jalan-jalan, membayar
- R. Manager -
R.Administras i - R Penjualan - R. KM/toilet
Pengelola Mengatur
pengeluaran dan pemasukan barang, administrasi, isoma
Karyawan Melayani
pengunjung, memeriksa kondisi barang, melayani pembeli, isoma
- R. Karyawan - Gudang - R. KM/toilet - R. Pas - R. Kasir - R. Duduk
Supermarket Pengunjung Belanja,
melihat-lihat, memilih-milih barang,jalan-jalan, membayar
- Area belanja - R. Pengelola - R. KM/toilet - R Penjualan - R. Kasir - R. Karyawan - Gudang - Hall
Pengelola Mengatur
pengeluaran dan pemasukan barang, administrasi, isoma
(24)
Karyawan Melayani pengunjung, memeriksa kondisi barang, melayani pembeli, isoma/istiraha t Pertokoan/ Retail
Penyewa /
Tenants
Mengatur penjualan, melayani pembeli.
- Toko / Retail
Karyawan Melayani
pembeli, isoma
Pengunjung Melihat-lihat,
tawar-menawar, belanja, bayar barang
belanjaan
Gramedia Pengunjung Berdiri atau
duduk membaca, melihat-lihat, menitipkan barang bawaan, membeli buku - Hall
- R Penjualan - R. Pengelola - R. Karyawan - R. KM/toilet
Pengelola Mengatur
pengeluaran dan pemasukan barang, administrasi, isoma
Karyawan Melayani
pembeli, memeriksa kondisi barang, isoma/istiraha t Hiburan dan Rekreasi
Time Zone Pengelola Adiministrasi
, isoma
- R. Pengelola - R. Karyawan
(25)
Karyawan Melayani pengunjung, isoma
- Gudang - Kasir
- Area bermain
- Tempat
duduk
Pengunjung Bermain,
melihat-lihat, Cafe/Restora
n /Food court
Pengelola Adiministrasi
, isoma
- R. Pengelola - R. Karyawan - Dapur - Bar
- R. KM/toilet - Area makan - R. Operator - Kasir - Gudang - Retail
Karyawan Melayani
pengunjung, mebersihkan dan merawat, mempersiapk an hiburan.
Pengunjung Makan/
minum, duduk-duduk, ngobrol, memesan makanan,bay ar Fasilitas Pendukung dan Pelayanan Kantor Pengelola Pengelola Utama Administrasi, isoma
- R. Pimpinan - R. Wakil
Karyawan Administrasi - R. Pimpinan
- R. Sekretaris
- R. Manager
- R. Bendahara - R.Staff karyawan - R. Rapat - R. Tamu - Pantry
- Km/toilet - Gudang Arsip Toilet Umum Tenants,
karyawan, pengunjung Buang air kecil/besar, cuci muka Toilet umum Tempat sholat Tenants, karyawan, pengunjung Wudhu, sholat
- R. Sholat,
- Tempat
wudhu
Keamanan Petugas Menjaga
keamanan, menindak - Pos Keamanan - R.Istirahat/ Berjaga.
(26)
kriminal, Istirahat
Utilitas Karyawan Mengawasi
alat bekerja, menjalankan dan mengatur alat, Isoma
- R. Pompa - R. AHU - R. Genset - R. Trafo - R. Mesin lift - R. Sampah - R. Karyawan
Pergudangan Karyawan Mengontrol,
servis, administrasi -R.Bongkar Muat, - Gudang utama Penyewa/ Tenants Menitipkan barang dagangan, administrasi R. Keamanan
Mall Pengunjung
Duduk-duduk, bermain, jalan-jalan, mengambil uang dimesin ATM, menelpon, mencari informasi - Jalur pedestrian - R. Informasi - R. Mesin ATM - R. Telepon Umum - Tempat duduk-duduk, - Taman - Fountain
Parkir Pengelola,
karyawan
Parkir mobil, roda dua
- R. Parkir Pengelola, - R. Parkir
Pengunjung Parkir mobil,
roda dua
- Umum
(27)
4.2.3. Analisis Kegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pengguna Pusat Perbelanjaan Di
Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu
Pengunjung
Gambar 4.32. Skema Kegiatan Pengunjung
Sumber : Data Olahan Pribadi
Karyawan dan Pengelola
Gambar 4.33. Skema Kegiatan Karyawan dan Pengelola
Sumber : Data Olahan Pribadi
4.2.4. Program Ruang
1. Fasilitas Umum ( Publik )
Tabel 4.2. Program Ruang Umum
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah
( Unit)
Kapasitas ( orang )
Total ( m² )
Sumber
R. informasi R. informasi 2 m² / org 1 4 8 NAD
Hall Hall 1,5 m² / org 1 200 300 SB
R. Satpam R. Satpam 2 m² / org 2 1 2 TSS
Datang Mencari
Kebutuhan Jalan - jalan
Berbelanja Parkir
Pulang
Parkir Rekreasi Istirahat/sholat
Datang Aktivitas
Istirahat/shola Parkir
Pulang
(28)
ATM Center ATM Center 1,5 m² / org 1 4 6 SB
Tempat Sholat Area Sholat 2 m² / org 1 25 50 NAD
Toilet 1,5 m² / org 2 2 3 NAD
Wudhu 1,2 m² / org 1 5 6 NAD
Toilet Pria Bilik KM 1,5 m² / unit 12 12 18 NAD
Urinoir 0,24 m²/unit 20 20 4,8 NAD
Wastafel 0,3 m² / unit 8 8 2,4 NAD
Toilet Wanita Bilik KM 1,5 m² / unit 12 12 18 NAD
Wastafel 0,3 m² / unit 12 12 3,6 NAD
Sub Total Luas 421,8 m²
Sirkulasi 20% 84,36 m²
Total Luas 506,16 m²
Sumber : Hasil Olah Data Primer
2. Fasilitas Berbelanja ( Publik )
Tabel 4.3. Program Ruang Berbelanja
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah
( Unit)
Kapasitas ( orang )
Total ( m² )
Sumber
Men’s Fashion
Giordano
Polo Jeans Co
Charles &
Keith
Display area 1,9 m² / org 1 20 38 NAD
Fitting room 1,2 m² / org 2 2 2,4 NAD
Fitting area (shoes area)
0,36 m² / org
1 10 3,6 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
Gudang 6,5 m² 1 3 6,5 SB
SUB TOTAL LUAS (3 Retail) 163,5 m²
Ladies’ Fashion
ZARA
Gaudi
Mango
Display area 1,9 m² / org 1 20 38 NAD
Fitting room 1,2 m² / org 2 2 2,4 NAD
Fitting area (shoes area)
0,36 m² / org
1 10 3,6 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
(29)
SUB TOTAL LUAS (3 Retail) 163,5 m² Batik fashion
Batik semar
Danar hadi
batik
Display area 1,9 m² / org 1 20 38 NAD
Fitting room 1,2 m² / org 2 2 2,4 NAD
Fitting area (shoes area)
0,36 m² / org
1 10 3,6 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
Gudang 6,5 m² 1 2 6,5 SB
SUB TOTAL LUAS (2 Retail) 109 m²
Sportwear
Equipment
Skate
Element
Planet
Display area 1,9 m² / org 1 50 9,5 NAD
Fitting room 1,2 m² / org 3 3 3,6 NAD
Fitting area (shoes area)
0,36 m² / org
1 5 1,8 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
Gudang 10 m² 1 - 10 SB
SUB TOTAL LUAS (2 Retail) 114,4 m²
Beauty Care
Johnny
Andrean
Rudi
Hadisuwarno
Display area 1,9 m² / org 1 20 38 NAD
Fitting room 1,2 m² / org 3 3 3,6 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
Gudang 9 m² - 9 9 SB
SUB TOTAL LUAS (2 Retail) 109 m²
Accessories Shop
Entrance 0,9 m² / org 1 3 2,7 NAD
Display area 1,9 m² / org 1 20 38 NAD
Kasir 2 m² / org 1 1 2 NAD
SUB TOTAL LUAS (2 Retail) 85,4 m²
Supermarket
Maxi Mart
Display area 1,5 m² / org 1 1000 1500 NAD
Kasir 2 m² / org 4 8 16 NAD
R. Penitipan 0,6 m² / org 1 10% kap. 60 NAD
R.
Pengelola
2,4 m² / org 1 5 12 NAD
R.
Karyawan
(30)
Gudang 100 m²/unit 1 - 100 NAD
SUB TOTAL LUAS 1712 m²
Department Store
Display area 1,5 m² / org 1 1200 1800 NAD
Kasir 2 m² / org 8 16 32 NAD
Kamar Pas 1 m² / org 20 20 20 NAD
R.
Pengelola
2,4 m² / org 1 5 12 NAD
R.
Karyawan
2,4 m² / org 1 10 24 NAD
Gudang 100 m²/unit 1 - 100 NAD
SUB TOTAL LUAS 1988 m²
Gramedia Display area 1,5 m² / org 1 360 540 NAD
Kasir 2 m² / org 2 4 8 NAD
R.
Pengelola
2,4 m² / org 1 5 12 NAD
R.
Karyawan
2,4 m² / org 1 10 24 NAD
Gudang 50 m²/unit 1 - 50 NAD
SUB TOTAL LUAS 634 m²
Retail (80 buah)
Entrance 0,9 m² / org 1 3 2,7 NAD
Display area 1,9 m² / org 1 15 28,5 NAD
Kasir 2 m² / org 1 1 2 NAD
SUB TOTAL LUAS (80 Retail) 2656 m²
Sub Total Luas 7100,8 m²
Sirkulasi 20% 1420,16 m²
Total Luas 8520,96 m²
(31)
3. Fasilitas Rekreasi ( Hiburan )
Tabel 4.4. Program Ruang Rekreasi
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah
( Unit)
Kapasitas ( orang )
Total ( m² )
Sumber
Fast Food
KFC
A&W
Pizza Hut
Order area 1,2 m² / org 1 5 6 NAD
Area makan 1,6 m² / org 1 35 56 NAD
Dapur 1,4 m² / org 1 5 7 NAD
Storage 16 m² 1 3 16 SB
Wastafel 0,3 m² / unit 2 2 0,6 NAD
SUB TOTAL LUAS (3 Retail) 256,8 m²
Cafe
Ya kun kaya
toast
J.Co Donuts
Entrance 1,2 m² / org 1 5 6 NAD
Food&drink stealing area
1,2 m² / org 1 5 6 NAD
Area makan (non
smoking)
1,6 m² / org 1 35 56 NAD
Area makan (smoking)
1,6 m² / org 1 15 24 NAD
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
Dapur 1,4 m² / org 1 3 4,2 NAD
Storage 12 m² 1 3 12 SB
SUB TOTAL LUAS (2 Retail) 224,4 m²
Restaurant
Fountain
Ice Cream
Solaria
Entrance 1,2 m² / org 1 8 9,6 NAD
Area makan 1,6 m² / org 1 35 56 NAD
Dapur 1,4 m² / org 1 10 14 NAD
Storage 16 m² 1 3 16 SB
Kasir 2 m² / org 1 2 4 NAD
SUB TOTAL LUAS (3 Retail) 298,8 m²
Food Court Area makan 1,6 m² / org 1 100 168 NAD
Wastafel 0,3 m² / unit 5 5 1,5 NAD
(32)
Pantry 1,4 m² / org 10 20 28 SB
SUB TOTAL LUAS 317,5 m²
Bioskop Cinema 21
R. Studio - 4 100 1230 asumsi
Kasir 2 m² / org 1 3 6 NAD
R. Pengelola 2,4 m² / org 1 5 12 NAD
Hall / Lobby 2 m² / org 1 25 50 NAD
Gudang 50 m² / unit 1 1 50 NAD
SUB TOTAL LUAS 1345 m²
Time Zone Area
permainan
1,6 m² / org 1 80 128 SB
Kasir 5 m² / org 1 2 10 SB
R. Karyawan 2,4 m² / org 1 8 19,2 NAD
Gudang 10% Play
Area
1 - 12,8 SB
SUB TOTAL LUAS 170 m²
Sub Total Luas 2612,5 m²
Sirkulasi 20% 522,5 m²
Total Luas 3135 m²
Sumber : Hasil Olah Data Primer
4. Fasilitas Administrasi
Tabel 4.5. Program Ruang Administrasi
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah
( Unit)
Kapasitas ( orang )
Total ( m² )
Sumber
R. Pengelola Front office 20 m² 1 5 20 SB
R. Manager 20 m² 1 3 20 SB
R. Personalia 20 m² 1 3 20 SB
R. Rapat 50 m² 1 10 50 SB
R. Karyawan 20 m² 1 10 20 SB
SUB TOTAL LUAS 130 m²
R. ME R. Genset &
Tangki BBM
(33)
R. Trafo 1 1 10 SB
R. Pompa 15 m² 1 2 30 SB
R. AHU & Chiller
1 1 36 SB
R.Pengendali kebakaran
1 1 30 SB
R. Panel Listrik
1 1 10 SB
R. Ground Water Tank
45 m² 1 1 45 SB
R. PABX 1 1 30 SB
R. STP 10 m² 1 2 20 SB
SUB TOTAL LUAS 312 m²
Sub Total Luas 442 m²
Sirkulasi 20% 88,4 m²
Total Luas 530,4 m²
Sumber : Hasil Olah Data Primer
5. Fasilitas Parkir
Jika dikonversikan kedalam koefisien kebutuhan parkir per luas bangunan berdasarkan fungsinya (belum termasuk sirkulasi 20%).
(34)
Berdasarkan table di atas, maka perhitungan kebutuhan parkir Pusat Perbelanjaan
di Simpang Kayu Besar, Kualanamusebagai berikut.
Total luas bangunan – sirkulasi = 9713,3 m²
Kebutuhan ruang parkir pusat perdagangan ( 3,5 – 7,5 )
Mobil = 9713,3 ( 3,5 ) / 100 = 340 ≤ x ≤ 9713,3 ( 7,5 ) / 100 = 728
= 340 ≤ x ≤ 728
Sepeda motor = 1/3 mobil
= 113 ≤ x ≤ 242
Parkiran yang tersedia
Mobil = 340 unit dan sepeda motor 200 unit
Tabel 4.6. Pogram Ruang Parkir
Jenis Fungsi Jenis Ruang Standar Jumlah
( Unit)
Luas
( m²)
Sumber
Parkir Parkir mobil 12,5m²/mobil 340 4250 NAD
Parkir motor 2 m²/motor 200 400 NAD
Sub Total Luas 4650 m²
Sirkulasi 30% 1395 m²
Total Luas 6045 m²
Sumber : Hasil Olah Data Primer
4.2.5. Analisis Bentuk
Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter
maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan. Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan, sebagai berikut :
1. Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada
salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu sisinya.
(35)
2. Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya.
3. Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya
bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut :
1. Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak.
2. Filosofi.
3. Tema.
4. Wujud karakter yang mengundang, sederhana, jujur, dan kuat.
Tabel 4.7. Kriteria Bentuk Dasar Bangunan
Kriteria
Bentuk Dasar Bangunan
Kesesuaian Bentuk Site Baik Baik Kurang Baik
Efisiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur dan
Konstruksi Bangunan Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah
Kesan yang Ingin
Dicapai Baik Baik Kurang Baik
(36)
4.3. Analisa Teknologi
4.3.1. Struktur dan Konstruksi
Struktur dan konstruksi terdiri dari :
1. Sub Structure (pondasi bangunan)
2. Upper Structure (badan dan atap bangunan) Kriteria pemilihan struktur :
1. Kriteria teknik
Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran.
2. Kriteria fungsi
Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.
3. Kriteria estetika
Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan.
1. Sub Structure (pondasi bangunan)
Jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :
a. Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai sedikit, yang
bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.
b. Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai banyak, yang
bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.
Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Pusat Perbelanjaan Di Kawasan Simpang Kayu Besar ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
1. Keadaan tanah pondasi
a. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 m
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation).
b. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 m di
bawah permukaan tanah, maka pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
(37)
c. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan.
d. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 m di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor di tempat.
2. Batasan – batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
1. Kondisi beban
2. Sifat dinamis bangunan.
3. Batasan- batasan di sekelilingnya
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana di usahakan dengan cara apapun untuk memasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
Tabel 4.8. Jenis Pondasi Jenis Pondasi
dalam Tanah Keras Bahan Keterangan
Pondasi tiang
pancang 10 m- 40 m
Beton bertulang /baja komposit Lapisan permukaan tanah atas labil/lunak Pondasi tiang
strauss >15 m
Beton bertulang cor di tempat
Tanah mudah di bor
Pondasi tiang
Franky 10 m-40 m
Beton bertulang cor di tempat
Lubang dibuat dengan alat penumbuk
Pondasi tiang bor 10 m- 40 m Beton bertulang
cor di tempat
Besar lubang seluas penampang dasar.
Pondasi Sumuran < 4 m Batu pecah/ beton Sumur seluas
pondasi setempat
Pondasi Terapung ± 15 m Beton bertulang Berfungsi sebagai
dinding basement
Berdasarkan table di analisa di atas, maka pada bangunan Pusat Perbelanjaan Di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu menggunakan pondasi tiang pancang karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban yang dipikul.
(38)
2. Upper Structure
Struktur pada bangunan Pusat Perbelanjaan Di Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu dibagi atas :
Struktur badan
Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada Pusat Perbelanjaan Di
Kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu.
2. Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka pada bangunan Pusat Perbelanjaan Di Kawasan
Simpang Kayu Besar, Kualanamu menggunakan sistem struktur rigid frame dengan
konstruksi beton bertulang. 4.3.2. Utilitas
Penggunaan sistem utilitas dan kelengkapan bangunan dipertimbangkan
terhadap :
1. Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, bising dan
bahaya kebakaran.
2. Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan mesin dan peralatan kantor dari
perusakan dan bahaya kebakaran.
Sistem Kebakaran
Gambar 4.34. Skema Sistem Kebakaran
Sumber : Data Olahan Pribadi
Sistem Air Bersih
Gambar 4.35. Skema Sistem Air Bersih
(39)
Sistem Pengelolaan Limbah
Gambar 4.36. Skema Sistem Pengelolaan Limbah
Sumber : Data Olahan Pribadi
Sistem Air Hujan
Gambar 4.37. Skema Sistem Air Hujan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Sistem Pengkondisian Udara / AC
Gambar 4.38. Skema Sistem Pengkondisian Udara / AC
Sumber : Data Olahan Pribadi
Pelistrikan
Gambar 4.39. Skema Sistem Pelistrikan
(40)
4.3.3. Tata Lingkungan
Penataan lingkungan pada bangunan ini memaksimalkan peraturan serta
kondisi site dimana peraturan pada daerah site dengan koefiseien dasar bangunan mencapai 50% dari lahan maka sisa 50% dapat digunakan sebagai ruang terbuka
seperti fasilitas penghijauan serta area parker dan area entrance.
4.4. Analisa dan Penerapan Tema
Penerapan tema metafora dalam bangunan :
Dalam perancangan Pusat Perbelanjaan ini menggunakan gaya arsitektur
metafora yang bersifat Combined dengan adanya kombinasi wujud nyata benda
yang berkaitan dengan penerbangan, di ikuti oleh wujud abstrak yang mengikuti benda yang dipakai sebagai bentuk dasar perancangan. Design bangunan menginterpretasikan konsep dari bandara Kualanamu, Tema metafora diangkat menjadi tema dari Pusat Perbelanjaan dengan pendekatan segala sesuatu yang berhubungan dengan penerbangan.
4.5. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan ini adalah berupa keberhasilan perancangan
yang menghasilkan sebuah bangunan pusat perbelanjaan berskala besar di kawasan Simpang Kayu Besar, Kualanamu sebagai fungsi pendukung bagi fungsi transit seperti bandara kualanamu.
Adapun tema yang diambil dalam perancangan ini adalah Arsitektur Metafora. Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Bangunan pusat perbelanjaan (Shopping Center) di kawasan Simpang
Kayu Besar, Kualanamu ini merupakan fasilitas penunjang bagi kawasan kualanamu dan sekitarnya, serta memberikan fasilitas dan menunjang kebutuhan masyarakat kualanamu maupun dari luar kawasan kualanamu untuk memenuhi kebutuhan berbelanja dan berekreasi.
Pada rancangan ini akan dibangun pusat perbelanjaan (Shopping Center)
(41)
yang dimana didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas pendukung, yaitu retail, restoran, kafe, branded store, gramedia, timezone, department store , cinema, dan toko-toko lainnya. Pada desain ini terdapat 246 unit parkir mobil, dan 147 unit parkir kendaraan roda dua yang dimana telah memenuhi kebutuhan dan tersusun dengan baik untuk kenyamanan pengunjung.
Pada bagian fasad bangunan, akan dihuni oleh Branded Store, yang dimana akan menarik minat pengunjung untuk mengunjungi shopping center ini. Pada rancangan desain ini, juga terdapat fasilitas pendukung lainnya, yaitu pasar kecil pada lantai dasar bangunan, wisata kuliner jalanan, dan taman sebagai pusat rekreasi. Ukuran trotoar yang lebih besar dan akan di buffer dengan pepohonan sehingga kawasan rancangan ini nyaman semakin menambah minat masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan ini.
(42)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Penerapan Tema Pada Bangunan
Pusat Perbelanjaan di Simpang Kayu Besar, Kualanamu dirancang dengan
menganalogikan karakter fisik dari pesawat terbang sebagai landmark kawasan di
kawasan Kualanamu dan sekitarnya. Karakter fisik pesawat terbang tersebut
diterapkan pada elemen utama pembentuk fasad bangunan yaitu pada secondary
skin bangunan.
Penerapan konsep pesawat terbang pada bangunan ini menggunakan gaya
arsitektur metafora yang bersifat Combined dengan adanya kombinasi wujud nyata
benda yang berkaitan dengan penerbangan, di ikuti oleh wujud abstrak yang mengikuti benda yang dipakai sebagai bentuk dasar perancangan. Penerapan
secondary skin pada bangunan terlihat dari bentuk turbojet engine, bentuk kisi-kisi pada gedung parkir merupakan modifikasi bentuk pesawat, serta adanya konsep
stripe line penanda jalan pesawat terbang di fasad bangunan sebagai cahaya pada malam hari.
Gambar 5.1. Proses Pengembangan bentuk bagian pesawat terbang menjadi desain sebagai kisi-kisi pada fasad gedung parkir bangunan
(43)
Gambar 5.2. Proses Pengembangan turbojet engine menjadi desain secondary skin pada fasad bangunan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 5.3. Proses Pengembangan Stripe Line jalur pesawat terbang sebagai garis-garis pada fasad bangunan dan ada yang menghasilkan cahaya
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.2. Konsep Perancangan Tapak
5.2.1. Konsep Zoning Site
Gambar 5.4. Konsep Zoning Pada Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Pada gambar diatas, dapat dilihat zoning pada tapak. Zoning pada tapak meliputi area publik yaitu area yang dapat dimasuki semua orang. Sebelum
(44)
memasuki area semi publik, pengunjung akan melewati area peralihan antara area public ke semi public dulu agar terjadi penyesuaian. Selain itu ada area servis yaitu ruang mekanikal elektrikal.
Gambar 5.5. Konsep Pembagian Tapak
Sumber : Data Olahan Pribadi
Setelah dilakukan zoning secara mendasar pada tapak, dapat diperoleh
pembagian area menurut zona-zona tersebut. Area publik meliputi open space publik plaza, disebut area publik karena siapapun dapat memasuki area ini. Area semi publik adalah bangunan utama, selain itu juga terdapat daerah servis yaitu daerah untuk mesin dan pengelola.
5.2.2. Konsep Gubahan Massa
Gubahan massa bangunan utama adalah bagian yang yang menyerupai huruf T. Bentuk ini diperoleh dari penggabungan bentuk dasar geometri persegi, namun karena bentuk site yang memanjang, maka menjadi bentuk persegi panjang. Bentuk dasar tersebut digabungkan dan dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk site. Sementara bagian hook bangunan dibuat menjulang ke depan dengan pertimbangan merespon sudut pada site dan untuk mendapatkan view ke dalam maupun ke luar site yang paling maksimal. Bagian ini diharapkan dapat menarik perhatian pengguna Jl. Batang Kuis dan Jl. Raya Medan.
(45)
Gambar 5.6. Gubahan Massa Di Lihat Dari Simpang Jl. Batang Kuis dan Jl. Medan Raya
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.2.3. Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan
Gambar 5.7. Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Pada sub bab analisa pencapaian, diperoleh kesimpulan potensi entrance ke site adalah melalui Jl. Batang Kuis dan Jl. Raya Medan. Entrance utama dibuat di Jl. Batang Kuis karena pertimbangan intensitas kendaraan pada jalan ini tidak membuat kemacetan dan jalan ini tergolong jalan arteri primer. Sementara itu, exit dari site di letakkan di Jl. Batang Kuis dan Jl. Raya Medan karena jalan ini tidak menimbulkan kemacetan sehingga kendaraan yang keluar dari site tidak akan macet. Untuk service diletakkan di Jl Raya Medan dengan jalur khusus dan tersedia portal sehingga tidak sembarang orang yang bisa memasuki area tersebut.
(46)
Pada bangunan ini, pengunjung tidak parkir di sekitar site karena tersedia gedung parkir 6 lantai pada bangunan ini. Ada 246 parkir roda empat dan 147 parkir roda dua. Tujuan dari gedung parkir ini agar pengunjung tidak panas dalam mencari parkiran dan agar kendaraan tidak kena panasnya matahari.
5.2.4. Konsep Pencapaian Site
Gambar 5.8. Konsep Pencapaian Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Dari kota Medan, Site ini dapat diakses menggunakan jalan menuju bandara. Akses terbaik yang tersedia saat ini adalah dari medan menggunakan tol belmera kemudian menuju pintu tol tanjung morawa dan site ini dapat diakses dari arah Kualanamu.
5.2.5. Konsep Utilitas
Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti penghawaan, distribusi air, elektrikal, pencahayaan, keamanan, system komunikasi, dan sirkulasi vertikal.
(47)
Sistem distribusi listrik pada bangunan dapat diperoleh dengan cara :
a. Di distribusikan langsung dari PLN
b. D idistribusikan langsung melalui genset
2. Sistem Distribusi Air
a. Sistem Air Bersih
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground
tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah.
b. Sistem Air Buangan
Distribusi air buangan dibagi menjadi :
a) Air kotor ( urinoir, bidet dan kloset)
b) Pembuangan air bekas ( wastafel, pipa dapur)
c) Pembuangan air hujan
d) Pembuangan air khusus ( air buangan yang mengandung lemak, gas,
racun dan limbah kimia)
Sistem pendistribusian air buangan dapat dibagi menjadi dua :
1. Sistem bertekanan ( menggunakan pompa )
2. Sistem gravitasi
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyaluran air kotor :
1. Kemiringan pipa = 2%
2. Akibat dari pembuangan air kotor tersebut
3. Pembuangan akhir ( riol kota, sungai)
3. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sistem penghawaan alami
(48)
Kenyamanan termal secara alami dapat diperoleh dengan cara penggunaan
sun screen dan shading, kaca refektif, atau sistem kaca ganda. Sedangkan kenyamanan termal buatan diperoleh dengan cara menggunakan sistem penghawaan AC Semi-Central yaitu menggunakan system package.
4. Sistem Pencegahan Kebakaran
Sistem pencegahan kebakaran meliputi sistem pencegahan pasif dan sistem pencegahan aktif.
a. Sistem pencegahan pasif meliputi :
a) Tangga kebakaran. Persyaratannya jarak tangga maksimal 25 meter,
dilengkapi dengan blower, lebar tangga pintu kebakaran min. 90 cm, dan terdapat pada daerah perkantoran, perdagangan dan servis.
b) Penerangan darurat persyaratannya : memiliki sumber daya baterai,
mempunyai lampu petunjuk dan bekerja secara otomatis
c) Fire curtain persyaratannya : merupakan lapisan tahan api yang
dilekatkan dinding.
b. Sistem pencegahan aktif meliputi :
a) Alat pemadam kimia portable, biasanya memiliki daya jangkau
200-250m, jarak antara alat 25m, dan diletakkan pada daaerah tertentu
b) Alat pemadam kimia sedang (beroda), biasanya memiliki daya
jangkau 500-550m, dan diletakkan pada tempat-tempat tertentu
c) Hydrant, biasanya memiliki daya jangkau 800m²/unit dan jarak
maksimum perletakkan 30 m
d) Sumber air, berupa reservoir (dalam bangunan) dan jaringan PAM
(luar bangunan)
e) Sprinkler, bekerja secara otomatis dengan daya jangkau 25m²/unit,
biasanya berjarak 5m, dan digunakan pada daerah umum dan pengelola
f) Fire alarm, mendeteksi sedini mungkin secara otomatis, terdiri dari
heat dan smoke detector dengan area pelayanan 92 m² per alat dan digunakan deseluruh ruangan.
(49)
5. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan di dalam gedung (intern) antara lain :
1. Airphone
Digunakan pada kegiatan administrasi (pengelola) dan ruang ruang kepala bagian lainnya.
2. Pengeras suara
Digunakan di ruangan ruangan public dan area servis
Sementara untuk sistem komunikasi extern yang digunakan pada bangunan yaitu berupa telepon dengan sistem PABX, Faksimile, dan internet.
5.2.6. Konsep Open Space
Gambar 5.9. Konsep Open Space Pada Site
Sumber : Data Olahan Pribadi
Konsep open space pada site yaitu pada sudut jalan dan bagian drop off
bangunan. Open space pada site yaitu berupa publik plaza dan ditanam pohon palem yang dapat menjadi penghisap polutan CO2 atau pohon kiara payung yang dapat dijadikan peneduh. Selain ditanami pohon, open space pada Medan Prada House juga akan ditambahkan lampu taman dan lampu jalan sebagai penerangan di malam
(50)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5.10. (a) Pohon Palem (b) Pohon Kiara Payung (c) Lampu Taman (d) Lampu Jalan
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.3. Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1. Konsep Zoning Ruang Dalam
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5.11. (a) Zoning Lantai 1 (b) Zoning Lantai 2 (c) Zoning Lantai 3 (d) Zoning Lantai 4
(51)
5.3.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam 5.3.2.1 Sirkulasi Horizontal
Sirkulasi horizontal pada bangunan menggunakan jenis sirkulasi linear. Alasan memilih linear adalah karena jalan lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruang ruang. Di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang cabang dan membentuk putaran (loop).
Gambar 5.12. Sirkulasi Horizontal Ruang Dalam Sumber : www.google.com
5.3.2.2 Sirkulasi Vertikal
Bangunan Shopping Center yang dirancang terdiri dari 4 lantai. Oleh karena
itu, dibutuhkan beberapa alternatif fasilitas sirkulasi vertikal yang memadai. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain :
1. Eskalator (Tangga Berjalan)
Kelebihan menggunakan escalator antara lain:
a. Escalator mampu mengangkat banyak orang
b. Lebih hemat listrik daripada lift
c. Tidak melelahkan, cepat, kecepatan konstan
2. Lift
Kelebihan menggunakan lift antara lain:
a. Pencapaian langsung ke tiap lantai
b. Waktu tempuh lebih singkat
c. Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift
d. Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan.
(52)
Pencapaian dengan tangga terbatas, waktu tempuh relatif lama, alternative pencapaian pada saat darurat dan memerlukan tenaga.
5.3.3. Konsep Bentukan Massa
Gambar 5.13. Bentuk Massa Bangunan Dari Simpang Jl. Batang Kuis dan Jl. Medan Raya
Sumber : Data Olahan Pribadi
Bentuk massa bangunan utama adalah bagian yang yang menyerupai huruf T. Bentuk ini diperoleh dari penggabungan bentuk dasar geometri persegi, namun karena bentuk site yang memanjang, maka menjadi bentuk persegi panjang. Bentuk dasar tersebut digabungkan dan dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk site. Sementara bagian hook bangunan dibuat menjulang ke depan dengan pertimbangan merespon sudut pada site dan untuk mendapatkan view ke dalam maupun ke luar site yang paling maksimal. Bagian ini diharapkan dapat menarik perhatian pengguna Jl. Batang Kuis dan Jl. Raya Medan.
5.3.4. Konsep Fasad Bangunan
Selain menggunakan bentuk sederhana dan menyesuaikan bentuknya
menurut analisa tapak, fasad bangunan diberikan secondary skin yang makin
(53)
Gambar 5.14. Bentuk Fasad Bangunan
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.4. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
5.4.1. Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi Struktur dan konstruksi terdiri dari : 1. Sub Structure (pondasi bangunan)
Struktur bangunan bagian pondasi ini menggunakan pondasi bore pile
karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban yang dipikul.
Bore pile adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
2. Upper Structure (badan dan atap bangunan)
Bangunan Pusat Perbelanjaan Di Kawasan Simpang Kayu Besar,
Kualanamu menggunakan sistem struktur rigid frame dengan konstruksi
beton bertulang.
5.4.2. Konsep Pemilihan Jenis Struktur, bahan, dan Sistem Konstruksi Sistem struktur utama bangunan adalah sistem rigid frame dengan konstruksi beton bertulang. Sistem struktur ini adalah sistem struktur yang paling sering digunakan karena sangat ekonomis dan efisien pelaksanaanya.
(54)
Dinding bangunan menggunakan beton dan kaca. Namun untuk material
kacanya, dipilih material tempered glass dan Laminated glass. Kaca tempered
mempunyai daya tahan lendutan dan benturan keras 3-5 kali lebih kuat dari kaca float dengan ketebalan yang sama, mempunyai daya tahan suhu terhadap perubahan suhu, dan aman digunakan. Sedangkan kaca laminated dapat membatasi sinar UV dan kedap suara.
Kaca Tempered biasanya digunakan untuk shower screen (pintu kamar
mandi), pintu frameless (office, ruko, showroom, gym, toko, mall, dll), jendela
otomotif, glass wall di samping eskalator dan lift, furniture dan dekorasi seperti meja kaca, showcase dan penggunaan lainnya.
Kaca Laminated sering digunakan untuk ekterior rumah, ruko, gedung sebagai curtain wall dan jendela. Lapisan polyvinil pada kaca laminated juga memberikan isolasi kedap suara tingkat tinggi dan juga 99% mencegah sinar UV masuk.
5.4.3. Konsep & Metoda Membangun dan Tahapan Membangun
Setelah desain telah diterima oleh klien, tahapan selanjutnya yaitu tahapan membangun.
1. Pekerjaan Persiapan
Pada awal pelaksanaan pembangunan proyek, site dibersihkan dari sampah dan material yang tidak diinginkan, kemudian melakukan pembuatan direksi keet dibangun untuk dijadikan tempat penyimpanan bahan bangunan dan juga sebagai tempat istirahat para pekerja. Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.
2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pengukuran dilapangan dilakukan dengan menggunakan alat ukur theodolit, untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (benchmark).
(55)
pondasi yang digunakan yaitu pondasi bore pile, pelaksanaan pondasi
bore pile dilakukan dengan alat drop hammer yang dipasang pada mobil derek atau tiang bor. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan sloof.
4. Pekerjaan Struktur bagian atas
Setelah pekerjaan pondasi selesai maka dilanjutkan dengan pekerjaan bagian atas, dari pekerjaan kolom, core, balok. Di karenakan sistem struktur mengunakan struktur beton bertulang maka diperlukan suatu perancah atau cetakan beton dan struktur sementara pendukung cetakan beton (steiger/scafolding), steiger ini akan dibongkar setelah 2-3 minggu, yang kemudian sudah dapat memikul beban bagi pekerjaan diatasnya. Adukan beton diangkut dari lokasi pembuatan adukan beton (concrete mixing plant) dengan truk pengangkut adukan beton atau dicampur di lokasi proyek dengan pengaduk beton ukuran besar. dan kemudian bahan tersebut akan diangkut oleh tower crane. tower crane berfungsi untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke tempat yang tinggi dengan ruang gerak yang terbatas alat penggeser (tower crane) digunakan untuk bangunan dengan ketinggian 10 meter. beberapa jenis tower crane yang biasa digunakan antara lain :
- static tower crane - travelling tower crane - supporter static tower crane
5.4.4. Perhitungan Umum Dimensi Struktur dan Konstruksi
1. Balok Induk
Tinggi = 1 / 12 dari bentang = 1/12 x 8 m = 0,66 m = 60 cm Lebar = 2/3 dari tinggi = 2/3 x 60 cm = 40 cm
2. Anak Balok
Tinggi = ½ dari tinggi balok induk = ½ x 60 = 30 cm Lebar = ½ dari lebar balok induk = ½ x 40 = 20 cm
(56)
5.5. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.5.1. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih
Gambar 5.15. Skematik Sistem Air Bersih
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.5.2. Konsep Sistem Pengolaan Limbah
Gambar 5.16. Skematik Sistem Pengelolaan Limbah
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.5.3. Konsep Sistem Air Hujan dan Drainage
Gambar 5.17. Skematik Sistem Air Hujan dan Drainage
(57)
5.5.4. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran
Gambar 5.18. Skematik Sistem Penanggulangan Kebakaran
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.5.5. Konsep Sistem Elektrikal
Gambar 5.19. Skematik Sistem Elektrikal
Sumber : Data Olahan Pribadi
5.5.6. Konsep Sistem Transportasi Vertikal
Gambar 5.20. Skematik Sistem Transportasi Vertikal
(58)
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. Visualisasi 3 Dimensi
6.1.1. 3D Eksterior
Gambar 6.1. Perspektif Suasana Bangunan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 6.2. Perspektif Suasana Sore Bangunan
(59)
Gambar 6.3. View Gedung Parkir dari Jalan Batang Kuis Menuju Jalan Raya Medan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 6.4. View Dari Jalan Batang Kuis
(60)
Gambar 6.5. View Dari Jalan Raya Medan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 6.6. View Dari Jalan Raya Medan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 6.7. View Entrance Dari Jalan Batang Kuis
(61)
Gambar 6.8. View Entrance Dari Jalan Batang Kuis Menuju Jalan Raya Medan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Gambar 6.9. Sketsa Detail Fasad
(62)
6.1.2. 3D Interior
Gambar 6.10. Interior Koridor
Sumber : Data Olahan Pribadi
(a) (b)
Gambar 6.11. (a) & (b) Interior Atrium
(63)
Gambar 6.12. Interior Receptionist Salon
Gambar 6.13. Interior Salon
Gambar 6.14. Interior Salon
(64)
6.2. Foto Maket Perancangan Bangunan
(65)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch. HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(66)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch. HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T. B
Universitas
Sumatera
(67)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(68)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(69)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(70)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(71)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(72)
DOWN
8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00
56.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 2 3 4 5 1 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 6 C D E F
G B A
8.00 8.00 8.00 8.00 8.00 8.00
H 8.00 40.00 +15.15 +15.15 +15.00 +15.00 +15.00 +15.00 JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
Universitas
Sumatera
(73)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
CINEMA21
MATAHARI
TAMPAK SAMPING KANAN
SKALA 1 : 200
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 200
TAMPAK SAMPING KIRI
SKALA 1 : 200
Universitas
Sumatera
(74)
C D E
F B A
8.00 8.00 8.00 8.00 8.00
G
8.00 8.00
H
PONDASI BOR PILE PILE CAP 240 X 240 X 120
BALOK INDUK 40 X 60 PLAT LANTA BALOK ANAK 20 X 30 Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mmPlafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
JOINT
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch. HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T. POTONGAN MEMBUJUR SITE
SKALA 1 : 800
TAMPAK SAMPING KANAN SITE
SKALA 1 : 800
TAMPAK DEPAN SITE
SKALA 1 : 800
- 0.6 LANTAI DASAR MUKA TANAH LANTAI 2 +6.00 LANTAI 3 LANTAI 4 LANTAI ROOF TOP +12.00 +18.00 +24.00 ATAP +27.50 LANTAI 4 LANTAI ROOF TOP +18.00 +24.00 LANTAI 3B +15.00 ATAP +27.50 BALOK ANAK 20 X 30
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Universitas
Sumatera
(75)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T. POTONGAN A - A"
SKALA 1 : 400
C D
E
F B A
8.00 8.00 8.00 8.00 8.00
G 8.00 8.00 H - 0.6 LANTAI DASAR MUKA TANAH LANTAI 2 +6.00 LANTAI 3 LANTAI 4 LANTAI ROOF TOP
+12.00 +18.00 +24.00
PONDASI BOR PILE PILE CAP 240 X 240 X 120
BALOK INDUK 40 X 60 PLAT LANTA BALOK ANAK 20 X 30
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
ATAP
+27.50 RANGKA BAJA T
2 0 0 X1 0 0 X5 0 - 2 0 m m RANGKA BAJA TRUS S 1 0 0 X5 0 - 1 0 m m GORDING CNP BAJA 1 0 0 X5 0 X2 0 - 3 , 2 m m JOINT
BALOK INDUK 40 X 60 PLAT LANTA BALOK ANAK 20 X 30
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
Plafond Gypsum 9mm Plafond Gypsum 9mm
LANTAI DASAR LANTAI 2
+6.00
LANTAI 3 LANTAI 4 LANTAI ROOF TOP
+12.00 +18.00 +24.00 LANTAI 1B +3.00 LANTAI 2B +9.00 LANTAI 3B +15.00 ATAP +27.50 Universitas Sumatera Utara
(76)
JUDUL GAMBAR DOSEN KOORDINATOR
JUDUL TUGAS KETERANGAN
PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR,
KUALANAMU
DOSEN PEMBIMBING
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RTA 4230 PERANCANGAN ARSITEKTUR VI
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015-2016
MATA KULIAH
DEVIN DEFRIZA H., S.T., M.T. Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
DOSEN PENGUJI
Dr. Ir. NELSON M. SIAHAAN, Dipl. TP, M. Arch.
HAJAR SUWANTORO, S.T., M.T.
3.50 1.68 6.00 1.68 4.20 1.68 4.20 1.68 0.12 0.12 0.12 0.12 6.00 6.00 6.00 27.50 2.97 0.57 LT 4 +18.00 LT 4 +12.00 LT 2 +6.00
LT Roof Top +24.00
PLESTERAN 30X3 CM DINDING BATA KOLOM 80X80 PAGAR DINDING BATA ACP PLAT LANTAI
PENUTUP KANOPI ACP BESI PIPA BAJA WF 200X100
1.50 1.49 1.31 0.65 CINEMA21 MATAHARI TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 400
1
1
Universitas
Sumatera
(1)
vii
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR ... 97
6.1. Visualisasi 3 Dimensi ... 97
6.1.1. 3D Eksterior ... 97
6.1.2. 3D Interior ... 101
6.2. Foto Maket Perancangan Bangunan ... 103
(2)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Paris Van Java Mall ... 30
Gambar 2.2. Mall Ciputra ... 31
Gambar 2.3. Interior Mal Ciputra ... 32
Gambar 2.4. Site Plan Museum Of Fruit... 38
Gambar 2.5. Museum Of Fruit ... 38
Gambar 2.6. Maket Museum Of Fruit ... 38
Gambar 2.7. Sydney Opera House ... 40
Gambar 2.8. Bentuk Sydney Opera House ... 40
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara ... 48
Gambar 4.2. Peta Deli Serdang ... 48
Gambar 4.3. Akses ke Kuala Namu ... 48
Gambar 4.4. Peta Wilayah Site ... 48
Gambar 4.5. Peta Kondisi Eksisting Site ... 49
Gambar 4.6. View ke arah jalan Batang Kuis ... 50
Gambar 4.7. View ke arah Lapangan Golf PTPN II (1) dan Jalan Kecil Menuju Jalan Raya Medan ... 50
Gambar 4.8. View ke arah Jalan Raya Medan (1) dan Simpang Kayu Besar (2)... 50
Gambar 4.9. Foto Eksisting Site ... 51
Gambar 4.10. Peta Tata Guna Lahan Sekitar Site Dalam Radius 500 m ... 51
Gambar 4.11. Peta Analisa Sirkulasi dan Pencapaian Kawasan Site ... 53
Gambar 4.12. Jalan Simpang Kayu Besar Dari Tol Menuju Site ... 54
Gambar 4.13. Jalan Batang Kuis ... 54
Gambar 4.14. Jalan Simpang Batang kuis Menuju Jl. Raya Medan (1) dan Jl. Raya Medan (2) ... 54
Gambar 4.15. Jaringan Listrik dan Drainase ... 55
Gambar 4.16. Jaringan Listrik ... 55
Gambar 4.17. Jaringan Drainase ... 55
Gambar 4.18. Jaringan Listrik ... 55
Gambar 4.19. Vegetasi Di Dalam Site ... 55
Gambar 4.20. Vegetasi Sepanjang Jalan ... 56
Gambar 4.21. Vegetasi Di Samping Site ... 56
(3)
ix
Gambar 4.23. View Ke Luar Utara ... 57
Gambar 4.24. View Ke Luar Selatan ... 57
Gambar 4.25. View Ke Luar Timur ... 57
Gambar 4.26. View Ke Luar Barat ... 57
Gambar 4.27. Analisa View Ke Dalam Site ... 58
Gambar 4.28. View Dari Simpang Kayu Besar Menuju Jalan Raya Medan ... 58
Gambar 4.29. View Dari Jalan Batang Kuis ... 59
Gambar 4.30. Analisa Kebisingan ... 59
Gambar 4.31. Analisa Matahari ... 60
Gambar 4.32. Skema Kegiatan Pengunjung ... 65
Gambar 4.33. Skema Kegiatan Karyawan dan Pengelola... 66
Gambar 4.34. Skema Sistem Kebakaran ... 77
Gambar 4.35. Skema Sistem Air Bersih ... 77
Gambar 4.36. Skema Sistem Pengelolaan Limbah ... 77
Gambar 4.37. Skema Sistem Air Hujan ... 78
Gambar 4.38. Skema Sistem Pengkondisian Udara / AC ... 78
Gambar 4.39. Skema Sistem Pelistrikan ... 78
Gambar 5.1. Proses Pengembangan bentuk bagian pesawat terbang menjadi desain sebagai kisi-kisi pada fasad gedung parkir bangunan ... 81
Gambar 5.2. Proses Pengembangan turbojet engine menjadi desain secondary skin pada fasad bangunan ... 82
Gambar 5.3. Proses Pengembangan Stripe Line jalur pesawat terbang sebagai garis-garis pada fasad bangunan dan ada yang menghasilkan cahaya ... 82
Gambar 5.4. Konsep Zoning Pada Site ... 82
Gambar 5.5. Konsep Pembagian Tapak ... 83
Gambar 5.6. Gubahan Massa Di Lihat Dari Simpang Jl. Batang Kuis dan Jl. Medan Raya ... 84
Gambar 5.7. Konsep Entrance dan Sirkulasi Bangunan ... 84
Gambar 5.8. Konsep Pencapaian Site ... 85
Gambar 5.9. Konsep Open Space Pada Site ... 88
Gambar 5.10 (a) Pohon Palem (b) Pohon Kiara Payung (c) Lampu Taman (d) Lampu Jalan ... 89
Gambar 5.11. (a) Zoning Lantai 1 (b) Zoning Lantai 2 (c) Zoning Lantai 3 (d) Zoning Lantai 4 ... 89
(4)
Gambar 5.13. Bentuk Massa Bangunan Dari Simpang Jl. Batang Kuis dan Jl.
Medan Raya ... 91
Gambar 5.14. Bentuk Fasad Bangunan ... 92
Gambar 5.15. Skematik Sistem Air Bersih ... 94
Gambar 5.16. Skematik Sistem Pengelolaan Limbah ... 95
Gambar 5.17. Skematik Sistem Air Hujan dan Drainage ... 95
Gambar 5.18. Skematik Sistem Penanggulangan Kebakaran ... 95
Gambar 5.19. Skematik Sistem Elektrikal ... 96
Gambar 5.20. Skematik Sistem Transportasi Vertikal ... 96
Gambar 6.1. Perspektif Suasana Bangunan ... 97
Gambar 6.2. Perspektif Suasana Sore Bangunan ... 97
Gambar 6.3. View Gedung Parkir dari Jalan Batang Kuis Menuju Jalan Raya Medan ... 98
Gambar 6.4. View Dari Jalan Batang Kuis ... 98
Gambar 6.5. View Dari Jalan Raya Medan... 99
Gambar 6.6. View Dari Jalan Raya Medan... 99
Gambar 6.7. View Entrance Dari Jalan Batang Kuis ... 99
Gambar 6.8. View Entrance Dari Jalan Batang Kuis Menuju Jalan Raya Medan ... 100
Gambar 6.9. Sketsa Detail Fasad ... 100
Gambar 6.10. Interior Koridor ... 101
Gambar 6.11. (a) & (b) Interior Atrium ... 101
Gambar 6.12. Interior Salon ... 102
Gambar 6.13. Interior Salon ... 102
(5)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera Utara... 14
Tabel 2.2. Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Utara ... 14
Tabel 2.3. Rencana Sistem Perkotaan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030 ... 15
Tabel 2.4. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 18
Tabel 2.5. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Umum Minimal ... 24
Tabel 2.6. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Berbelanja Minimal ... 24
Tabel 2.7. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Rekreasi Minimal ... 26
Tabel 2.8. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Administrasi Minimal ... 27
Tabel 2.9. Persyaratan dan Kriteria Ruang ... 29
Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Ruang... 62
Tabel 4.2. Program Ruang Umum ... 66
Tabel 4.3. Program Ruang Berbelanja ... 67
Tabel 4.4. Program Ruang Rekreasi ... 69
Tabel 4.5. Program Ruang Administrasi ... 71
Tabel 4.6. Pogram Ruang Parkir ... 72
Tabel 4.7. Kriteria Bentuk Dasar Bangunan ... 74
(6)
DAFTAR DIAGRAM
BAB I PENDAHULUAN