Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup Bank
2.1.1 Defenisi Bank.
Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti
tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk
menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote.
Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan
bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang
kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank
merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan
kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.
Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan
terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegitan perbankan yang ada di
Indonesia ini adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit inverstasi,
kredit modal kerja maupun kredit perdagangan

16

Universitas Sumatera Utara

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Definisi dari bank (Kasmir, 2008; 25) adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam
melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat
memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik
bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri,
maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal
yang dilakukan pada saat pendirian bank.
Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk
oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan
pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal.

Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana
tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk
pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu.
Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana
tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini
dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang
terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.
Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha
yang

menghimpun

dana

dari

masyarakat

dalam


bentuk

simpanan

17

Universitas Sumatera Utara

danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.2

Jenis - jenis Bank
Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan

yaitu (Irsyad Lubis, 2010 : 30)
1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan menjadi :
a. Bank Milik Pemerintah

Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal
bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang
diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah.
b. Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana pemiliknya adalah
pemerintah daerah tertentu.
c. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing maupun milik pemerintah asing, kepemilikannya pun dimiliki oleh
pihak luar negeri.
d. Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional
serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

18

Universitas Sumatera Utara

e. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-sahamnya dimiliki
perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
f. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga
negara indonesia.
2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya
Jenis Bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya baik
secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar yang
menjadi sasaran. Berdasarkan target pasar, bank – bank yang ada dibagi kepada.
a. Retail Bank


19

Universitas Sumatera Utara

Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih
banyak dibandingkan corporate bank
b. Corporate Bank
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi, tetapi tidak
berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.
c. Retail corporate bank
Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok
retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini memberikan
pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil.
4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya
Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain :
a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang

beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan
keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih
banyak dibandingkan bank-bank lainnya.
b. Bank berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga
intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh
aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam. Dalam
operasinya, bank syariah memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip

20

Universitas Sumatera Utara

syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan
dengan bunga tanpa bunga.
2.1.3 Fungsi Bank
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang
lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan
dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan

keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik
fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai
berikut :
a. Agent of Trust
Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah
kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan
dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa
aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya
oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat
yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan
kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan
para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak
bank percaya kepada debitur tersebut. Oleh karena itu, debitur atau peminjam
dana harus dapat mengelola dana yang diberikan oleh bank dengan sebaik
mungkin.

21

Universitas Sumatera Utara


b. Agent of Developtment
Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil.
Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya
tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak
akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula.
Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan
bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi,
distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan
tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi,
distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian masyarakat.
c. Agent of Services
Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan
pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan
kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran
jasa-jasa

yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan


perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa
pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan
lain-lain.

22

Universitas Sumatera Utara

2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit
adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya
diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah
atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masingmasing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama

(Kasmir, 2008;96)
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi
yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan
datang.Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya juga dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah bank secara interen maupun dari

23

Universitas Sumatera Utara

eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa
sekarang terhadap nasabah pemohon kredit
2. Kesepakatan
Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing.
3. Jangka Waktu
Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap
kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4. Risiko
Risiko

semakin

lama

kredit

diberikan

semakin

tinggi

pula

tingkatrisikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suaturisiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang
suatukredit semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini
menjaditanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai,
maupun olehrisiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau
bangkrutnya usahanasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
5. Balas Jasa

24

Universitas Sumatera Utara

Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga
dapatdalam bentuk barang atau jasamerupakan keuntungan atas pemberian
suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa
dalambentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank,
sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukandengan bagi hasil.
2.2.3 Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
sebagaiberikut:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,contoh
kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesinmesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan
baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif

25

Universitas Sumatera Utara

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan

barang,produk

pertanian

atau

kredit

pertambangan

menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi,dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh
kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga dan kreditkonsumtif lainnya.
c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang
dagangan digunakan untuk keperluan konsumsi tersebut,kredit ini
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan
impor.
3. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.

26

Universitas Sumatera Utara

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang misalnya kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah,
dan besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya
dalam jangka panjang seperti tambang emas.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter,
dan pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan sektor-sektor lainnya.
2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
2.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Peran UKM (Usaha Kecil Menengah) selama ini diakui berbagai pihak
cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Kecil
Menengah menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan
terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap
investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam
posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha Kecil Menengah masih menghadapi

27

Universitas Sumatera Utara

banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan
aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat
klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen,
permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur,
birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.
Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/
pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan
untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah
namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah
memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya
sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam
rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank
pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri
(BSM).
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat
Tujuan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat
pengembangan sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk
meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan,
mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada
dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan
secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit.

28

Universitas Sumatera Utara

Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan
kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan
tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin
adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa
pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi.
2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah
dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :
1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan
dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur
(SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum
pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah
b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I
(tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitaspenjaminan
dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan
pembiayaan kredit program lainnya

29

Universitas Sumatera Utara

c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang
bersangkutan.
2.

KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi
dengan ketentuan :

a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin
pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif
pertahun
b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat
bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 16% efektif pertahun.
c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku (academia.edu).
2.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah
sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan
menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha kecil
menengah yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai
bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan
memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Indonesia.

30

Universitas Sumatera Utara

2.5 Usaha Kecil Menengah (UKM)
2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah(UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke
jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil
adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1.

Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus
Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2.

Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu
Miliar Rupiah)

3.

Milik Warga Negara Indonesia

4.

Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5.

Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
Pada tahun 2008 Usaha Kecil Menengah ini disatukan dengan usaha

Mikro sehingga disingkat menjadi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah memperbarui

31

Universitas Sumatera Utara

pengertian dan kriteria untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah sesuai
dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa
pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008
tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut.
Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai mana
dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam Undang-undang tersebut,
kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang
tercantum dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak

32

Universitas Sumatera Utara

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan,
kriteria-kriteria yang di maksud adalah :
a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak
sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp. 300
juta.
b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.
c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil
penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar.
2. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan
industri dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta
b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta.
c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal
Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.
d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.
3. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah
kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan
yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar
Rp.70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.
4. Menurut Badan Pusat Statistik, kriteria usaha adalah :

33

Universitas Sumatera Utara

a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja.
b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.
c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja.
d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.

2.5.2

Jenis-Jenis Usaha KecilMenengah (UKM)
Sektor-sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meliputi berbagai sektor

bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan
dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa
bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan
produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk
pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non
logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan
peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.
2.5.3

Kelebihan dan Kekurangan UKM
Kelebihan dari Usaha Kecil Menengah adalah dapat menjadi dasar

pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu
meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan lapangan
kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur industri dan
perolehan devisa). Selain itu Usaha Kecil Menengah (UKM) aman bagi
perbankan dalam member kredit karena bergerak dibidang usaha yang cepat

34

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan. Usaha Kecil Menengah juga mampu memperpendek rantai
distribusi, lebih fleksibel dan ada abilitas dalam pengembangan usaha. Adapun
kekurangan dari Usaha Kecil Menengah adalah rendahnya kemampuan Sumber
Daya manusia (SDM) dalam kewirausahaan dan manajerial yang menyebabkan
munculnya ketidakefisienan dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula
masalah keterbatasan keuangan yang menyulitkan dalam pengembangan
berwirausaha. Ketidakmampuan aspek pasar, keterbatasan pengetahuan produksi
dan teknologi, sarana dan prasarana, dan ketidakmampuan menguasai informasi
juga merupakan kekurangan yang sering dialamai dalam Usaha Kecil Menengah.
Usaha Kecil Menengah juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang
memadai, serta pelakuan dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam
jaringan dan kerja sama, sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak
memenuhi kelengkapan aspek legalitas.
2.5.4

Permasalahan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Perkembangan Usaha Kecil Menengah dihalangi oleh banyaknya

hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan
daerah lain, antara perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama
perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang
umum untuk semua Usaha Kecil Menengah di Negara manapun juga. Rintanganrintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun
investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan
baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar,
keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi, kualitas sumber daya manusia yang

35

Universitas Sumatera Utara

rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi,
keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi dan
birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan
ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa
terjadi pada Usaha Kecil Menengah tersebut secara garis besar antara lain :
a. Kesulitan dalam Pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis
bagi perkembangan Usaha Kecil Menengah. Dari hasil studi yang dilakukan
Kenneth James dan Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara
ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Kecil Menengah tidak
melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran
seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali
bagi Usaha Kecil Menengah untuk dapat turut berpartisipasi dalam era
perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan
baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor, maupun
di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date
mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri.
b. Keterbatasan Finansial
Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Kecil Menengah di
Indonesia, yaitu dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan akses ke modal
kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat dibutuhkan demi
pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umunya modal awal

36

Universitas Sumatera Utara

bersumber dari modal atau tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun
sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam kegiatan produksi
maupun investasi. Walaupun banyak skim-skim kredit dari perbankan dan
bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber pendanaan dari sektor
informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha Kecil
Menengah. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha
yang tinggal di daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang
rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta
prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak secara teknis
perbankan menyebabkan Usaha Kecil Menengah juga sulit memperoleh kredit.
c. Keterbatasan SDM
Salah satu kendala serius bagi banyak Usaha Kecil Menengah di Indonesia
ialah keterbatasanSumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam aspek-aspek
entrepreneurship,

manajemen,

teknik

produksi,

pengembangan

produk,

engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data processing,
teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi
dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar
baru.
d. Masalah Bahan baku
Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat
menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun
kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Kecil Menengah di Indonesia. Hal ini

37

Universitas Sumatera Utara

dapat disebabkan karena harga yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang
terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi
lainnya akibat masalah keterbatsan bahan baku.
e. Keterbatasan Teknologi
Usaha Kecil Menengah di Indonesia umumnya masih menggunakan
teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang
bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi
kurang

maksimal

dan

kualitas

produk

relatif

rendah

(kangaminblog.blogspot.co.id).
2.6 Wirausahawan
2.6.1 Pengertian Wirausahawan
Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi resiko
dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan
mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan. Kamus
Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur
permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion
menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai
dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaransasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang
dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian-pengertian tersebut yaitu

38

Universitas Sumatera Utara

wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang
dan membuat bisnis baru (walangkopo99.blogspot.co.id).
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan
tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki
manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada
dari kewenangan formal.Wirausahawan (David E. Rye,1996:3-4) sebagai seorang
yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha dan pengembangan baru,
memperluas

dan

memberdayakan

suatu

perusahaan/organisasi,

untuk

memproduksi produk baru atau menawarkan jasa baru kepada pelanggan baru
dalam suatu pasar yang baru.
2.6.2

Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi syarat-

syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,
kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko
atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya
mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi (Gooffrey G. Meredith,1996:5-6).
Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait
dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen,
keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan
kelembagaan.
2.6.3

Kelebihan dan Kekurangan Wirausahawan

39

Universitas Sumatera Utara

wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi
keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus
mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti
percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi,
berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dan lain sebagainya. Namun seorang
Wirausahawan juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menentukan
keberhasilan usaha yang dijalankannya.
Kelebihan

yang

dimiliki

seorang

Wirausahawan

adalah

(walangkopo99.bligspot.co.id) :
a. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
b. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
c. Untuk mencapai potensi penuh.
d. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
e. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk
usaha Anda.
f. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Sedangkan

kekurangan

dari

seorang

wirausahawan

adalah

(walangkopo99.bligspot.co.id) :
a. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak
memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
b. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.

40

Universitas Sumatera Utara

c. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, & Survei bradsheet melakukan
survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih
setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
d. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
e. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat
keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
f. Putus asa, sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk
mengatasinya.

2.7 Pendapatan
2.7.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan
adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk
dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain
pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah
usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu
usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi.
Menurut M. Munandar (1996 : 18) Pendapatan suatu pertambahan assets
yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena
pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan
assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini menjelaskan
bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan
assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa

41

Universitas Sumatera Utara

yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan
assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.
Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono sukirno (2002 : 391)
pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan,
keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan
dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila
berhubungan dengan aliran penghasilan pasa suatu periode tertentu yang berasal
dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan
modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan.
Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007 : 17) pendapatan nasional
dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto
(PDB) dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua
cara dalam melihat statistik Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu dengan melihat
Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang di
dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa
perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai berhubungan dengan
pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, namun
pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah
usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu
usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi. tidak termasuk pembayaran
transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya).
2.7.2

Sumber-sumber Pendapatan

42

Universitas Sumatera Utara

Menurut Boediono (2002 ; 170-174) income seseorang ditentukan oleh
jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-hasil
tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan (pemberian), dan harga per unit
dari masing-masing faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari masingmasing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda, yaitu :
a. Permintaan dan Penawaran Tanah
Tanah dan kekayaan yang ada di dalamnya mempunyai penawaran yang
dianggap tidak akan bertambah lagi.
b. Permintaan dan Penawaran Modal
Modal mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu
warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung
(saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan
tersebut untuk digunakan di pabrik-pabrik baru, seperti membeli mesin-mesin
yaitu investasi.
c. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang cenderung terus menerus naik
(pertumbuhan penduduk) sehingga ada kecendrungan bagi upah yang semakin
menurun.
Kepengusahaan merupakan faktor produksi yang paling sukar untuk
dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran dan permintaannya
sangat beraneka ragam. Pada umumnya penawaran orang-orang yang
berjiwapengusaha masih sangat kecil pada Negara-negara yang berkembang.

43

Universitas Sumatera Utara

Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses cukup besar di
Negara berkembang.
2.8

Penelitian Terdahulu
Berkaitandenganhaldiatas,dalam penelitianterdahuluyangdilakukan oleh :

1.

Ari

Syofwan,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi

PembangunanUniversitasSumateraUtaraAngkatan2009 denganjudulskripsi “
Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Kecamatan Gebang)“,
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
Kredit Usaha Rakyat diKecamatan Gebang Kabupaten Langkat,dengan
kenaikan pendapatan sebelum hinggasesudahdiberikanKredit Usaha Rakyat.
2. Rodiah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2001 dengan judul skripsi “ Analisis
Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang
Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Kredit”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
memperoleh kredit PKM. Hal ini terlihat dari indikasi adanya peningkatan
omset yang diperoleh nasabah yang otomatis meningkatkan laba bersih bagi
pihak nasabah dan memberikan keuntungan pula bagi pihak bank.
3.

Gawi

WigunaPradana,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi

PembangunanUniversitasSumateraUtaraAngkatan2006

denganjudulskripsi

“PengaruhPembiayaanSyari’ahOlehBankSumutSyari’ah

44

Universitas Sumatera Utara

TerhadapPendapatan UKM di Kecamatan Medan Helvetia” menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan
mudharabah

danmusyarakah

terhadappendapatanusahakecildiKecamatanMedanHelvetiadengan kenaikan
pendapatan sebelum hinggasesudahdiberikanpembiayaanmudharabah.

2.9

Kerangka Konseptual

Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
gambar 1. berikut ini :

Perkembangan UKM
di kecamatan Medan Johor

Pendapatan
Pengusaha
UKM di
kecamatan
Medan Johor

Pemanfaatan
Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
Analisis deskriptif
mengenai faktor yang
paling dominan
dalam mendorong
pengusaha
mengambil KUR di
Bank BRI

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

45

Universitas Sumatera Utara