Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

(1)

PENGARUH KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP

PENDAPATAN USAHA TANI KELAPA SAWIT DI

KECAMATAN AEK KUASAN KABUPATEN ASAHAN

OLEH

NURHAYATI SIANIPAR

120523009

PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan. Analisis dilakukan dalam bentuk kajian mengenai peningkatan produksi kelapa sawit sehingga dapat meninggkatkan pendapatan usaha tani kelapa sawit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data utama berupa penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kelapa sawit yang menggunakan Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan yang berjumlah urang lebih 430 petani kelapa sawit melalui Simple Random Sampling (SRS) dipilih sampel sebanyak 43 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh negatif terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit. Mayoritas responden mengakui bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat membantu mengatasi permasalahan kekurangan dana masyarakat dalam mengelolah usaha tani.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze determine the Kredit Usaha Rakyat (KUR ) effect to oil palm farm income in District Aek Kuasan, Asahan . The analysis was conducted in the form of a study on the increased production of palm oil in order to increase farm income palm. The analysis method used in this research is descriptive quantitative method, with the main data collection techniques such as questionnaires. Population in this research is all oil palm farmers in Aek Kuasan District totally 430 oil palm farmers and sample is choosen through Simple Random Sampling (SRS) method selected sample 43 respondents.

The result of this research shows that the Kredit Usaha Rakyat (KUR) give negative effect for the oil palm farm income. The majority of respondents admitted that the People's Business Credit (KUR) can help overcome the shortage of public funds to manage the farm.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR TABEL ………. v

KATA PENGANTAR ………... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….………….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 4

1.3 Tujuan penelitian ………... 4

1.4 Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan ………... 6

2.2 Teori Produksi ……… 8

2.3 Kredit Usaha Rakyat ………. 10

2.3.1. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit ……….. 10

2.3.2 Pengertian KUR dan Ruang Lingkupnya ………… 13

2.4 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pertanian ……….. 14

2.5 Penelitian Terdahulu……… 16

2.6 Kerangka Konseptual ………... 17

2.7 Hipotesis Penelitian ………. 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 19

3.2 Populasi dan Sampel …..………. 19

3.3 Teknik Pengumpulam Data ………. 20

3.4 Metode Analisis ..………... 21

3.5 Uji Kesesuaian ……… 22

3.5.1 Uji Koefisien Determinasi ……….. 22

3.5.2 Uji F (F-test) ……… 22


(5)

3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ……….. 24

BAB IV PEMBAHASAN HASIL 4.1 Gambaran Daerah Peneletian ……….. 26

4.1.1 Wilayah dan Topografi Kecamatan Aek Kuasan….. 26

4.1.2 Pemerintah ……….… 27

4.1.3 Penduduk ……….…. 28

4.2 Hasil Analisis ……….……….…. 29

4.2.1 Karakter Responden………..…. 29

4.2.1.1 Karakter Responden Berdasarkan Usia ... 29

4.2.1.2 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelaimin ……….…….. 30

4.2.1.3 Karakter Responden Berdasarkan Pendidikan……….……….... 31

4.2.1.4 Karakter Responden Berdasarkan Penghasilan……….……... 32

4.2.2 Analisis Informasi Tentang Luas Lahan dan Tenaga Kerja Dalam Produksi Kelapa Sawit Di Keca,atan Aek Kuasan Kabupaten Asahan………. 33

4.2.3 Analisis Informasi Tentang Penggunaan Kredit Terhadap Usaha Tani Kelapa Sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan .………. 35

4.2.3 Analisis Biaya Untuk Usaha Tani Kelapa Sawit …… 36

4.2.4 Analisis Informasi tentang Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit ……….. 37

4.2.5 Informasi Hubungan Antara Luas Lahan, Tenaga Kerja, Modal dan KUR Terhadap Pendapatan ………….. 41

4.2.6 Uji Kesesuainan ……….. 43

4.2.6.1 Uji Serempak (F-Test) ………. 43


(6)

4.2.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ……….……. 45

4.2.7.1 Uji Multikolinieritas ………. 45

4.2.7.2 Uji Normalitas ………. 46

4.2.7.3 Uji Linieritas ………... 47

4.2.7.4 Uji Heterokedatisitas ……… 48

4.3 Pembahasan ……… 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………. 50

5.2 Saran ……….. 50 DAFTAR PUSTAKA


(7)

No DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan 2012-2013 ADH…. 2 Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Desa/ Kelurahan di Kecamatan Aek Kuasan

tahun 2012 ……….……… 27

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin …………...….…… 29 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………. ……. 30 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..…………. 31 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……… 32 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan ... 33 Tabel 4.7 Luas Lahan dan Tenaga Kerja Dalam Produksi Usahatani Kelapa

Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.… …….. 34 Tabel 4.8 Analisis Penggunaan Kredit Terhadap Usaha Tani Kelapa Sawit Di

Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan ... 35 Tabel 4.9 Analisis Biaya Per Bulan Untuk Usaha Tani Kelapa Sawit Per Hektar

Pada Tanaman Menghasilkan Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten

Asahan, Tahun 2015 ………..……….. 37

Tabel 4.10 Pendapatan Perbulan Hasil Usahatani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan ……….…...……. 38 Tabel 4.11 Hasil Estimasi Atas Pendapatan Hasil Usahatani Kelapa Sawit… 42 Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas ………. 46 Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas………. 48 Tabel 4.15 Hasil Uji White Heteroskedastisitas ……… …….. 49


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab hanya karena kasihNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Usaha Tani

Kelapa Sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan”.

Adapun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Skripsi ini teristimewa dipersembahkan kepada kedua orang tua terkasih, Ayahanda Ch. Sianipar dan Ibunda S.br Tobing, untuk Kasih sayang yang melimpah yang diberikan bagi penulis.

Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Karena itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Azhar Maksum, SE,, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc. Sc, Ph. D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(9)

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Dr. Murni Daulay,SE, M.Si, selaku Dosen pembimbing yang selama ini telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Rachmat Sumanjaya, SE, M.Ec, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

8. Bapak Dr. Hasan Basri Tarmizi, SU, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Pengajar di Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

10. Seluruh Staf Administrasi di Fakultas EkonomiUniversitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

11. Seluruh Staf/Pegawai Pemerintah Kantor Camat Aek Kuasan yang telah membantu memberi informasi dan masukan kepada penulis.

12. Saudara-saudariku terkasih, kakak dan abang yang penulis banggakan ( Hotly Sianipar dan istri Hernawati Tobing, Risnawati Sianipar, Lenly Siti Sumantir Sianipar, Amk dan suami Jhon Godfrid Simbolon, AMd, Lyon Pelmar Sianipar dan istri Tiaran Nauli Pakpahan, Handison Heritanto dan istri Afriyanti Ambarita, Elrinton Sarmaldi Sianipar dan Betlianti Sianipar SPd.), keponakan yang penulis sayangi ( Herliana, Harlando, Hany, Nando, Suwito, Linda, Batara, Putri, Gary, Mei, Feby, Windy, Vegras, Vedriko, dan Vania) yang telah memberikan dukungan, menguatkan penulis dengan doa.


(10)

13. Rekan-rekan dan sahabat saya mahasiswa EP 2012 yang memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan selama di bangku kuliah sampai menyelesaikan perkuliahan.

14. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, namun tidak dituliskan pada lembaran ini, penulis mohon maaf dan kelalaian ini tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isi, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima kritikan sehat, saran dan masukan dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Medan, April 2015 Penulis,


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan. Analisis dilakukan dalam bentuk kajian mengenai peningkatan produksi kelapa sawit sehingga dapat meninggkatkan pendapatan usaha tani kelapa sawit. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data utama berupa penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kelapa sawit yang menggunakan Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan yang berjumlah urang lebih 430 petani kelapa sawit melalui Simple Random Sampling (SRS) dipilih sampel sebanyak 43 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh negatif terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit. Mayoritas responden mengakui bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat membantu mengatasi permasalahan kekurangan dana masyarakat dalam mengelolah usaha tani.


(12)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze determine the Kredit Usaha Rakyat (KUR ) effect to oil palm farm income in District Aek Kuasan, Asahan . The analysis was conducted in the form of a study on the increased production of palm oil in order to increase farm income palm. The analysis method used in this research is descriptive quantitative method, with the main data collection techniques such as questionnaires. Population in this research is all oil palm farmers in Aek Kuasan District totally 430 oil palm farmers and sample is choosen through Simple Random Sampling (SRS) method selected sample 43 respondents.

The result of this research shows that the Kredit Usaha Rakyat (KUR) give negative effect for the oil palm farm income. The majority of respondents admitted that the People's Business Credit (KUR) can help overcome the shortage of public funds to manage the farm.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Nasional. Peran strategis pertanian tersebut di gambarkan melalui kontribusi yang nyata pada penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa Negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Berbagai peran strategis pertanian yang dimaksud sejalan dengan tujuan pembangunan perekonomian nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup ( Kementrian Pertanian, 2009).

BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia menyebutkan bahwa terdapat tiga sektor utama yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan sebesar 52,3% tahun 2012. Sektor industri pengolahan memberi konstribusi sebesar 24,0%. Kemudian sektor pertanian dan perdagangna, hotel, dan restoran mempunyai peranan masing-masing sebesar 14,4% dan 13,9%.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan tahun 2012-2013 berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah sebagai berikut:


(14)

Tabel 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan 2012-2013 ADHB

No Lapangan Usaha Tahun (Rp triliun)

2012 2013

1 Pertanian 5.582,92 6.340,02

2 Pertambangan dan Penggalian 33,70 38,40

3 Industri 4.594,31 5.233,61

4 Listrik, Gas & Air Bersih 215,85 245,22

5 Bangunan 415,14 482,16

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.480,43 2.832,53

7 Pengangkutan & Komunikasi 670,76 764,14

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 406,99 473,49

9 Jasa-jasa 975,95 1.116,03

PDRB/GDRB 15.376,09 17.525,56

Sumber : BPS Kab. Asahan 2013

Selanjutnya, mengingat begitu potensialnya pertanian di Indonesia terutama di Asahan, maka tidak heran jika secara otomatis pertanian memegang peranan besar dalam menyerap tenaga kerja. Data BPS Indonesia menunjukkan bahwa sampai Februari 2013, jumlah tenaga kerja Indonesia di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah 39,9 juta dari total angkatan kerja sebanyak 114,0 juta, sedangkan sisanya terdistribusi dalam delapan bidang pekerjaan lain.

Kelapa sawit merupakan salah satu sub sektor bidang pertanian yang dapat hidup di daerah tropis. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang turut berperan dalam pembangunan ekonomi nasional dan memberikan konstribusi yang cukup besar pada sektor perkebunan.

Secara umum, terdapat dua tipe pengusaha tanaman kelapa sawit. Pertama yakni perkebunan kelapa sawit. Kebun dikelola dengan menggunakan manajemen


(15)

perusahaan perkebunan. Yang kedua perkebunan kelapa sawit rakyat yang dikelola oleh masyarakat tanpa menggunakan manajemen perusahaan perkebunan.Perkebunan kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit rakyat melakukan hubungan kemitraan. Dalam hubungan kemitraan itu, pabrik perkebunan kelapa sawit mengelola kelapa sawit menjadi bahan baku minyak CPO dan perkebunan kelapa sawit rakyat menjual hasil panen kelapa sawit kepada pabrik kelapa sawit.

Begitu besar potensi yang dimiliki Indonesia khususnya Kabupaten Asahan dalam bidang pertanian kelapa sawit. Cukup besar juga pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi nasional dan daerah di Kabupaten Asahan. Dapat dilihat dari Tanaman kelapa sawit yang ditanam oleh perkebunan rakyat di seluruh kecamatan di Kabupaten Asahan. Produksi kelapa sawit (Tandan Buah Segar) tahun 2012 sebesar 301 211,80 ton dengan total luas tanaman 72 004,21 ha. Kecamatan Aek Kuasan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara yang mengandalkan sektor pertanian. Mayoritas penduduk di Kecamatan Aek Kuasan juga bekerja di sektor pertanian. Penduduk di Kecamatan Aek Kuasan sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu 48,15 %. Akan tetapi masalah pembiayaan atau modal yang dihadapi petani kelapa sawit masih sering di jumpai.

Dalam membicarakan modal dalam pertanian, selalu sampai pada persoalan kredit. Kredit merupakan salah satu alat untuk membantu penciptaan modal. Maka kredit dapat dibagi sesuai dengan jenis dan macam model yang di peroleh dari kredit tersebut. Pentingnya peranan kredit di sebabkan oleh kenyataan bahwa modal merupakan faktor produksi non alami yang persediaannya masih terbatas.


(16)

Melihat betapa pentingnya kredit bagi petani, maka tidak heran jika kredit menjadi alternatif pilihan bagi petani kelapa sawit karena kepemilikan lahan perindividu relatif sempit untuk memenuhi kebutuhan modalnya.

Dari penjelasan diatas, peneliti ingin mencoba menganalisis tentang :

“Pengaruh Kredit Usaha Rakyat terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Kawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR dapat mempengaruhi pendapatan usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu untuk mengetahui pengaruh Luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan ilmu peneliti tentang pendapatan bagi penduduk. 2. Sebagai bahan masukan bagi para petani agar dapat mengetahui informasi


(17)

3. Sebagai bahan refrensi atau sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(18)

BAB II

TINAJUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2007: 23) pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kantribusi penanaman modal.

Menurut Baridwan (1997) dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah: “Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”

Menurut Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah: “Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan

proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu”.

Menurut Rahim dan Hastusi (2008) dalam Buku Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian menyatakan bahwa Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan xx meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapaan bersih.


(19)

Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Soemarso SR (2000) mengatakan bahwa pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan produksi dan non produksi. Pendapatan produksi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non produksi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.

2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan 3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4. Revaluasi aktiva.

5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam


(20)

hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir ke-dua.

Dalam PSAK No. 23,7 dinyatakan bahwa ada tiga unsur dalam pendapatan yaitu sebagai berikut:

1. Penjualan hasil produksi barang dan jasa merupakan unsur pendapatan pokok perusahaan.

2. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber – saumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain dapat menjadi unsur pendapatan lain-lain bagi perusahaan jenis lain.

3. Penjualan aktiva di luar barang produksi merupakan unsur pendapatan lain- lain suatu perusahaan.

2.2 Teori Produksi

Para ekonom sering menggunakan fungsi produksi untuk menjabarkan hubungan antara jumlah input yang digunakan untuk produksi dan jumlah hasil produksi. Didalam teori ekonomi, didalam menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi (tanah, modal dan keahlian keusahawanaan) adalah tetap jumlahnya (Sukirno, 2005).

Menurut Rugles produksi adalah setiap proses yang menciptakan nilai atau memperbesar nilai suatu barang. Untuk bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor produksi. Jadi usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang di sebut sebagai faktor-faktor produksi.


(21)

Faktor-faktor produksi dikenal sebagai input dan jumlah produksi disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu sebagai berikut:

Q = f (K,L,R,T ) Dimana :

Q = jumlah produksi yang dihasilkan K = jumlah modal

L = jumlah tenaga kerja R = kekayaan alam T = teknologi

Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan. Untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat digunakan gabungan faktor produksi yang berbeda-beda. Satu Sebagai contoh untuk memproduksi hasil pertanian tertentu perlu digunakan tanah yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak digunakan.

Faktor- faktor produksi terdiri atas: 1. Tanah

Tanah adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal dari atau disediakan oleh alam. Segala sumber asli yang tidak berasal dari kegitan manusia.


(22)

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dimaksudkan adalah segala kemampuan manusiawi yang dapat di sumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi barang-barang atau jasa-jasa.

3. Modal

Semua jenis barang yang dapat untuk menunjang kegiatan produksi barang dan jasa. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan, yaitu sebagai berikut:

1. Teori produksi dengan satu faktor berubah.

Teori ini menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi suatu barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

2. Teori produksi dengan dua faktor berubah.

Teori ini menggambarkan tentang dua faktor produksi yang dapat diubah jumlanya. Misalkan yang dapat di ubah adalah tenaga kerja dan modal.

2.3 Kredit Usaha Rakyat

2.3.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan


(23)

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil (Kasmir, 2008).

Secara umum jenis jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi kegunaannya 1) kredit investasi

Kredit ini digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dala operasionalnya. b. Dilihat dari segi tujuan kredit

1) kredit produktif

Kredit ini digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi 2) kredit konsumtif

Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.


(24)

3) kredit perdagangan

Kredit ini digunakan untuk keperluan perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang daganan tersebut.

c. Dilihat dari segi jangka waktu 1. kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. 2. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun, biasanya untuk investasi.

3. Kredit jangka panjang

Kredit jangka waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. d. Dilihat dari segi jaminan

1) Kredit dengan jaminan

Kredit ini diberikan dengan suatu jaminan berupa barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

2) Kredit tanpa jaminan

Kredit ini diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. e. Dilihat dari segi sector usaha

1) kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.


(25)

2) Kredit pertenakan

3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah atau besar.

4) Kredit pertambangan, jenis usaha tambangyang dibiayai dalam jangka panjang, misalnya: tambang emas, minyak atau timah.

5) Kredit pendidikan, kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit profesi, diberikan kepada para profesioanal seperti dosen, dokter atau pengacara.

7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan

8) Dan sektor-sektor lainnya.

2.3.2 Pengertian KUR dan Ruang Lingkupnya

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan skema kredit/ pembiayaan modal kerja dan atau investasiyang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah di bidang usaha produktif dan layak, namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan perbankan. KUR merupakan pembiayaan dengan nilai dibawah Rp 500.000.000 dengan pola pinjaman oleh pemerintah dengan besarnya coverge penjaminan maksimal 80 % dari plafon kredit untuk sektor pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil dan 70% dari plafon kredit untuk sektor lainnya.


(26)

Tujuan program KUR adalah mengakselerasi pengembangan kegiatan perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Selain itu menurut PBI Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selama ini telah menunjukkan peran strategis terutama dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia termasuk dalam mempertahankan dan memulihkan perekonomian pada kondisi krisis. Oleh karena itu, meskipun masih menghadapi berbagai hambatan baik yang bersifat internal maupun eksternal seperti aspek permodalan, sumber daya manusia, dan pemasaran. Perbankan nasional masih perlu terus didorong untuk meningkatkan penyediaan Kredit atau Pembiayaan UMKM sehingga dapat memberikan nilai tambah dalam menghasilkan barang dan/atau jasa. 2.4 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pertanian

Ekonomi pertanian merupakan bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya di anggap pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsure penunjang saja. Berdasarkan pengalaman sejarah yang di jalani oleh Negara-negara barat, apa yang di sebut sebagai pembangunan ekonomi diidentikkan dengan transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni dari perekonomian yang bertumpuh pada kegiatan pertanian menjadi perekonomian industri modern dan jasa-jasa yang serba lebih kompleks. Dengan demikian peranan utama pertanian di anggap hanya sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang


(27)

murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai “sektor

unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Menurut Rahim dan Hastuti (2008) dalam buku Ekonomika Pertanian menyatakan bahwa ekonomi pertanian dapat di definisikan sebagai ilmu yang berurusan dengan azas yang mendasari keputusan petani dalam menghadapi masalah yang diproduksi, bagaimana memproduksi, apa yang dijual dan bagaimana menjual agar petani memperoleh keuntungan terbesar sesuai dengan kepentingan masyarakat keseluruhan ( Widodo, 1993:3).

Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi pertanian dijelaskan sebagai berikut:

1. Lahan pertanian

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan, semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja dalam hal ini merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Penggunaan tenaga kerja dapat di nyatakan sebagai curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Usaha tani yang mempunyai ukuran lahan berskala kecil biasanya menggunakan tenaga kerja keluarga. Lain halnya dengan usahatani berskala besar. Selain menggunakan tenaga kerja luar keluarga, juga memiliki tenaga kerja ahli.


(28)

3. Modal

Setiap kegiatan dalam pencapaian tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi komoditas pertanian. Dalam kegiatan tersebut modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variabel cost). Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin dan peralatan pertanian dimana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Eka (2013) yang berjudul Implikasi Kredit Pertanian Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus: Program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) pada Petani Tebu di Kabupaten Malang) menghasilkan bahwa kemitraan belum memberikan peran yang signifikan dalam menunjang tata niaga petani tebu dan kredit pertanian dalam program KKPE belum memberikan implikasinyang signifikan terhadap pendapatan petani tebu di kabupaten Malang.

Putra dan Saskara (2011) dalam judulnya Efektifitas dan Dampak Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Denpasar menunjukkan hasil yang efektif dan berdampak positif terhadap pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja.

Dampak Pelaksanaan program Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA) terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit ( Studi : PT Sinar


(29)

Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan ) yang di nyatakan oleh Perdana (2014), menunjukan hasil Pelaksanaan program KKPA sangat efektif dalam meningkatkan pendapatan petani peserta KKPA. Widodo (2012), menyatakan bahwa pengaruh pemberian kredit modal kerja terhadap penghasilan petani ikan berpanguh positif terhadap penghasilan petani ikan.

Keempat penelitian tersebut, baik yang dilakukan oleh Eka maupun Putra dan Sastra, Perdana serta Widodo memfokuskan perhatian kepada peranan Kredit terhadap pendapatan sesuai dengan pekerjaan utama yang ada di daerah tersebut. 2.6 Kerangka Konseptual

Usaha tani adalah kombinasi dari faktor-faktor produksi (lahan, tenaga kerja, dan modal) yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Agar usaha tani kelapa sawit dapat berjalan lancar sebagaimana mestinya, maka diperlukan beberapa input produksi yang dapat menunjang kegiatan usaha tani tersebut seperti Lahan, Tenaga kerja, dan modal. Ada beberapa masalah yang dihadapi petani kelapa sawit dalam penyediaan input produksi, salah satunya adalah kekurangan modal dalam melaksanakan kegiatan usaha tani. Petani kita hanya mempunyai skala usaha dan modal yang kecil. Akibatnya produksi petani belum optimal dan pendapatan petani kelapa sawit tidak dapat memberikan kontribusi yang besar kepada pendapatan keluarga. Akan tetapi Kredit merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih petani kelapa sawit untuk menambah kekurangan modal yang dialaminya.


(30)

Berdasarkan alternatif yang dipilih tersebut yaitu dengan memilih kredit sebagai penambahan modal, dapat dijadikan tolak ukur bagi petani kelapa sawit tentang peran kredit terhadap pendapatan petani kelapa sawit.

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari skema kerangka pemikiran berikut ini:

Skema 1: kerangka Pemikiran Analisis Usaha tani Kelapa Sawit 2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris. Berdasarkan permasalahan, maka hipotesis penelitian ini yaitu Luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

Pendapatan Tenaga Kerja

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Lahan Modal


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kecamatan Aek Kuasan di Kabupaten Asahan. Ruang lingkup penelitian ini yakni petani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan di Kabupaten Asahan. Lokasi ini dipilih karena daerah ini merupakan wilayah petani kelapa sawit. Waktu penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu di bulan Desember 2014 sampai bulan Februari 2015.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para petani kelapa sawit yang memiliki Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan berjumlah 430 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling (SRS) merupakan teknik pengambilan sampel probabilistik yang paling sederhana dimana satuan pengamatan mempunyai peluang yang sama untuk terpilih ke dalam sampel. Teknik ini digunakan apabila variabel yang akan diteliti keadaannya relatif homogen dan tersebar merata di seluruh populasi (Kuncoro,2009).

Adapun karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: a. Responden berdomisili di Kecamatan Aek Kuasan


(32)

b. Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dengan baik

c. Populasi adalah petani kelapa sawit

d. Tidak ada responden (petani) yang sama berada dalam satu keluarga.

Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian minimal 10% dari total populasi, yaitu sebagai berikut:

= 10% x 430 orang = 43 orang

Dengan demikian akan ditetapkan total sampel yang mewakili seluruh populasi petani kelapa sawit yang ada di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan adalah 43 orang. 3.3 Teknik Pengumpulam Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner dan wawancara

Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara, daftar pertanyaannya di buat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan terbuka. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang peran Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan Usaha Tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya


(33)

(Arikunto, 2002). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni catatan atau dokumen resmi tertulis dan dikeluarkan oleh Kecamatan dan lembaga lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis

Metode yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran-gambaran sehingga mendapatkan kesimpulan.

Untuk mengetahui pengaruh kredit usaha rakyat terhadap pendapatan usaha tani di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan digunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Adapun alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah Program Eviews 5. Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi pengaruh antara variable bebas dan variabel terikat.

Dinyatakan dalam fungsi:

Y = f (X1 + X2 + X3 + X4 + X5)……….(1)

Dari fungsi (1) dapat dispesifikasikan fungsi pendapatan model sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4 + β5X5μ………...(2) Dimana :

Y = Pendapatan

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi X1 = Luas Lahan (Ha)


(34)

X2 = Modal (Rupiah) X3 = Tenaga Kerja (Orang) X4 = Hasil Produksi (Kg) X5 = KUR (Rupiah)

μ = Kesalahan Penganggu

3.5 Uji Kesesuaian

3.5.1 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan sebagai R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel-variabel bebas mampu menjelaskan variasi terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0< R2<1).

Kriteria pengujiannya yaitu sebagai berikut:

1. jika nilai R2 mendekati 1, berarti dapat menjelaskan variabel independen yaitu luas lahan, tenaga kerja, modal dan KUR dengan variabel dependen yaitu pendapatan adalah sempurna dan positif.

2. jika nilai R2 mendekati 0, berarti tidak dapat menjelaskan variabel independen yaitu Luas lahan, Tenaga kerja, modal dan KUR dengan variabel dependen yaitu pendapatan.

3.5.2 Uji F (F-test)

Uji Serempak (F-test) untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak.


(35)

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi k = Banyaknya Variabel Bebas n = Jumlah Sampel

H0 : β1=β2=β3=β4=β5=0, H1: β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠0

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa ada pengaruh nyata antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.5.3 Uji T (T-test)

Uji Parsial (t-test) merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial.

Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan rumus: t-hitung =

Dimana :

bi = Koefisien Variabel Bebas ke i b = Nilai Hipotesis Nol

Sbi = Simpangan Baku dari Variabel Bebas ke-i Hipotesis yang digunakan :

H0: β1=β2=β3=β4=β5=0, H1: β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠0


(36)

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa ada pengaruh nyata antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Beberapa uji penyimpangan asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien, maka dilakukan pengujian yaitu:

1. Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel dalam model regresi. Uji ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi (hubungan) antar variabel bebas yang dapat diketahui melalui R2. Apabila R2dari masing-masing regresi dari variabel kemudian dibandingkan dengan nilai R2 model awal maka didalam regresi parsial tersebut multikolinieritas.

2. Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, dengan menggunakan jarque-Bera Test (J-B Test). Uji ini dapat dilihat melalui angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3. Uji Linieritas ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui bentuk model empirirs dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan kedalam model empiris.


(37)

4. Heteroskedastisitas digunakan dengan melakukan uji white. Uji tersebut meregresikan nilai residual kuadrat dari model regresi terhadap variable-variabel independentnya. Tahapannya yaitu:

a. Formulasi hipotesis

H0 : distribusi bebas masalah Heteroskedastisitas Ha : distribusi terdapat masalah Heteroskedastisitas

b. Menentukan tingkat signifikansi (α)

c. Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak jika prob Obs*R Square < α H0 diterima jika prob Obs*R Square > α e. Kesimpulan


(38)

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL 4.1 Gambaran Daerah Penelitian

4.1.1 Wilayah dan Topografi Kecamatan Aek Kuasan

Kecamatan Aek Kuasan merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Asahan. Kecamatan Aek Kuasan secara astronomi terletak antara 20 Lintang utara sampai 30 lintang utara dan 990 bujur timur sampai 1000 bujur timur. Mengenai batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kecamatan Pulau Raja b. Sebelah timur : Sei Kepayang

c. Sebelah selatan : Kecamatan Aek Ledong dan Kabupaten Labuhan Batu d. Sebelah barat : Kecamatan Aek Songsongan

Keadaan topografi Kecamatan Aek Kuasan pada umumnya dataran rendah dan memiliki ketinggian tempat 18 – 53 meter diatas permukaan laut. Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di Kabupaten Asahan, Kecamatan Aek Kuasan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Luas wilayah Kecamatan Aek Kuasan adalah 95,23 Km2 dengan gambaran jenis penggunaan tanah dapat di lihat pada tabel 4.1 berikut ini:


(39)

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Desa/ Kelurahan di Kecamatan Aek Kuasan tahun 2012 No Desa Luas (km2) Persentase

1 Songon Sari 6,22 5,97

2 Labo Jiur 2,66 2,55

3 Aek Loba Pekan 6,64 6,37

4 Aek Loba Afdeling I 10,71 10,28

5 Alang Bombon 56,11 53,86

6 Rawa Sari 16,34 15,68

7 Aek Loba 5,48 5,26

Jumlah 95,23 100

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Aek Kuasan (2012) 4.1.2 Pemerintahan

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan yang Definitif.

Setelah pemberlakuan UU No: 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan dalam rangka Pendekatan Pelayanan kepada Masyarakat dilaksanakan Pemekaran Kecamatan dan salah satu diantaranya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 10 Tahun 2008, tentang Pembentukan Desa Aek Loba Kecamatan Aek Kuasan sebagai hasil Pemekaran. Pada saat pemekaran dan


(40)

peresmian Kecamatan Aek Kuasan ada 7 Desa yang menjadi Wilayah Kerja Kecamatan yaitu :

a. Desa Songon Sari b. Desa Lobu Jiur c. Desa Aek Loba Pekan d. Desa Aek Loba Afdeling e. Alang Bombon

f. Rawa Sari g. Aek Loba 4.1.3 Penduduk

Keadaan penduduk Kecamatan Aek Kuasan sampai akhir 2013 yang terdiri dari 7 desa berjumlah 23.176 jiwa dengan jumlah laki-laki 11.678 jiwa dan jumlah perempuan 11.498 jiwa, dengan perincian sebagai berikut:


(41)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Nama Desa Jumlah

KK

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk

L P

1 Songon Sari 936 1.857 1.797 3.654

2. Lobu Jiur 326 637 630 1.267

3. Aek Loba Pekan 1.344 2.780 2.831 5.611

4. Aek Loba Afdeling 720 1.513 1.463 2.973

5. Alang Bombon 718 1.380 1.371 2.751

6. Rawa Sari 978 1.978 1.883 3.861

7 Aek Loba 744 1.533 1.523 3.056

Jumlah 5.766 11.678 11.498 23.176

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Aek Kuasan (2013) 4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Karakter Responden

4.2.1.1Karakter Responden Berdasarkan Usia

Responden yang dibutuhkan di dalam penelitian ini yaitu petani kelapa sawit, dimana setiap responden atau petani tidak ada yang sama dalam satu keluarga. Pengetahuan tentang penanaman kelapa sawit di butuhkan keahlian sehingga usia sangat mempengaruhi dalam pemilihan responden. Di bawah ini di sajikan tabel karakter responden berdasarkan usia.


(42)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia

(Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

20 – 30 4 9,3

31 – 40 13 30,2

41 – 50 18 41,9

51 – 60 8 18,6

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer (Diolah)

Berdasarkan tabel tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah kelompok usia antara 41 – 50 tahun sebanyak 18 orang dengan persentase 41,9%. Untuk kelompok usia 31 – 40 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 30,2%. Untuk kelompok usia 51 – 60 tahun berjumlah 8 orang dengan persentase sebesar 18,6%. Serta untuk kelompok usia 20 – 30 tahun berjumlah 4 orang dengan jumlah persentase sebesar 9,3%. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok usia 31 – 50 tahun lebih mendominasi sebagai petani kelapa sawit. 4.2.1.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di jelaskan melalui tabel di bawah ini:


(43)

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data Primer (Diolah)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sampel di dominasi oleh responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 37 orang atau 86,1%. Sedangkan wanita hanya 6 orang atau 13,9%. Dalam hal ini, yang menjadi responden adalah kepala keluarga.

4.2.1.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakter responden berdasarkan pendidikan dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

Pria 37 86,1

Wanita 6 13,9


(44)

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

SD 0 0,0

SLTP 2 4,6

SLTA 27 62,8

Sarjana 14 32,6

Jumlah 43 43,0

Sumber : Data Primer (Diolah)

Sebagaimana hasil wawancara dengan responden bahwa tingkat pendidikan akhir dari responden pada umumnya adalah tingkat SLTA atau Sederajat dengan jumlah responden sebanyak 27 orang dengan jumlah frekuensi sebesar 62,8%. Disusul dengan tamatan sarjana atau setingkatnya dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan frekuensi sebesar 32,6%. Serta disusul dengan tamatan SLTP atau sederajat dengan jumlah responden 2 orang dengan persentase 4,6%.

4.2.1.4Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Berdasarkan penghasilan, responden di golongkan ke dalam 5 kelompok dengan interval Rp 2.000.000,-. Penghasilan terendah berada pada kisaran Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000,- dan penghasilan tertinggi di atas Rp 10.000.000,-. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dijelaskan melalui tabel di bawah ini:


(45)

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Sumber : Data Primer (Diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki penghasilan antara Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000 sebanyak 14 orang dengan jumlah persentase 32,55%. Frekuensi kedua disusul oleh responden yang memiliki penghasilan antara Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000, yaitu sebanyak 13 orang dengan jumlah persentase sebesar 30,23%. Disusul oleh responden yang memiliki penghasilan diatas Rp 10.000.000 berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 23,25%. Dan responden dengan penghasilan antara Rp 8.000.000 – Rp 10.000.000 dengan jumlah responden 6 orang dengan persentase sebesar 13,95%.

4.2.2 Analisi Informasi Tentang Luas Lahan Dan Tenaga Kerja Dalam Produksi Usaha Tani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

Informasi tentang tenaga kerja yang diperlukan dalam produksi kelapa sawit yaitu untuk memberikan penjelasan penggunaan tenaga kerja dalam produksi kelapa

Penghasilan (Rp)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

4.000.000 – 6.000.000 13 30,23

6.000.000 – 8.000.000 14 32,55

8.000.000 – 10.000.000 6 13,95

> 10.000.000 10 23,25


(46)

sawit. Berikut di sajikan tabel tentang penggunaan tenaga kerja dalam produksi kelapa sawit.

Tabel 4.7

Luas Lahan dan Tenaga Kerja Dalam Produksi Usahatani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

Luas Lahan (Ha)

Tenaga Kerja (orang)

Responden (orang)

Persentase (%)

1,5 2 3 6,9

2 2 12 27,9

2,5 3 9 20,9

3 3 12 27,9

3,5 4 2 4,6

4 4 5 11,6

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer (Diolah)

Melalui informasi yang diperoleh dari tabel 4.6, bahwa untuk luas lahan 1,5 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak dua orang. Responden yang mengatakan hal tersebut sebanyak 3 orang dengan persentase 6,9%. Untuk luas lahan 2 Ha dibutuhkan 2 orang tenaga kerja dengan jumlah responden sebanyak 12 orang dengan persentase 27,9%.

Sebanyak 9 responden menyatakan membutuhkan 3 tenaga kerja untuk luas lahan sebesar 2,5 Ha dengan persentase sebesar 20,9%. Demikian halnya dengan luas lahan 3 Ha, dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang dengan jumlah responden sebanyak 12 orang dengan persentase 27,9%.

Untuk luas lahan 3,5 Ha dibutuhkan tenaga kerja dengan jumlah 4 orang dengan jumlah responden sebanyak 2 orang dengan persentase 4,6%. Demikian


(47)

halnya dengan luas lahan 4 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 4 orang dengan jumlah responden sebanyak 5 orang dengan persentase 11,6%.

4.2.3 Analisis Informasi Tentang Penggunaan Kredit Terhadap Usaha Tani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

Besar kecilnya skala usaha pertanian atau usahatani tergantung dari skala usahatani, macam komoditas, dan tersedianya kredit. Usaha perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya relatif besar. Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan usahatani, walaupun produsen mengetahui bahwa usaha perkebunan kelapa sawit memerlukan dana yang besar. Pengguanaan kredit sangat penting untuk menunjang peningkatan produksi usaha tani kelapa sawit. Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Analisis Penggunaan Kredit Terhadap Usaha Tani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

Luas Lahan (Ha)

Kredit Yang di Pinjam (Rp)

Responden (orang)

Persentase (%)

1,5 5.000.000 3 6,9

2 8.000.000 12 27,9

2,5 10.000.000 9 20,9

3 15.000.000 12 27,9

3,5 20.000.000 2 4,6

4 25.000.000 5 11,6

Jumlah 43 100


(48)

Berdasarkan dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebanyak 43 responden yang menyatakan bahwa petani kelapa sawit mengalami kekurangan dana dalam produksi kelapa sawit. Oleh karena itu, petani kelapa sawit melakukan pinjaman kepada Bank BRI. Sebanyak 3 responden dengan presentase 6,9% melakukan pinjaman sebanyak Rp 5.000.000 dengan luas lahan 1,5 Ha.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dengan luas lahan seluas 2 Ha responden membutuhkan dana tambahan sebanyak Rp 8.000.000 dengan persentase 27,9% dan responden yang membutuhkan dana sebesar Rp 10.000.000 untuk luas lahan 2,5 Ha yaitu berjumlah 9 orang responden dengan persentase 20,9%. Demikian halnya dengan luas lahan 3 Ha, sebanyak 12 responden menyatakan bahwa responden membutuhkan dana tambahan sebesar Rp 15.000.000 dengan jumlah persentase sebesar 27,9%.

Dengan luas lahan 3,5 Ha, sebanyak 2 orang responden menyatakan bahwa responden membutuhkan dana tambahan sebesar Rp 15.000.000 dengan jumlah persentase 4,6%. Demikian halnya dengan luas lahan 4 Ha, sebanyak 5 responden membutuhkan dana tambahan sebesar Rp 15.000.000 dengan jumlah persentase 11,6%.

4.2.4 Analisis Biaya Untuk Usaha Tani Kelapa Sawit

Total biaya yang di keluarkan oleh petani kelapa sawit perbulannya dengan luas lahan perhektar adalah Rp 1.366.700 dengan jumlah tenaga kerja 1 (satu) orang. Dimana biaya pupuk sebesar Rp 375.000 dengan persentase 27,43%. Biaya pestisida sebesar Rp 750.000 dengan persentase 54,87%. Besarnya biaya pestisida yang harus


(49)

dikeluarkan oleh petani kelapa sawit karena terkait dengan harga yang berlaku dipasar lokal.

Tabel 4.9

Analisis Biaya Per Bulan Untuk Usaha Tani Kelapa Sawit Per Hektar Pada Tanaman Menghasilkan Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan, Tahun

2015 Pengeluaran Usaha Tani

Biaya Pengeluaran

(Rp)

Persentase (%)

1. Biaya Pupuk 375.000 27,43

2. Biaya Pestisida 750.000 54,87

3. Biaya Tenaga Kerja

T.K panen (per Orang) 200.000 14,63

T.K pemupukan dan Penyemprotan (per

orang) 41.700 3,05

Total Biaya Tenaga Kerja 241.700 17,68

4. Total Biaya 1.366.700 100

Sumber : Data Primer (Diolah)

Pada usahatani kelapa sawit ini total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp 241.700 dengan jumlah persentase 17,68%. Dimana biaya tenaga kerja panen kelapa sawit perorang dikeluarkan sebesar Rp 200.000 dengan jumlah persentase 14,63% perbulannya. Dan biaya yang di keluarkan perbulan untuk tenaga kerja pada saat penyemprotan dan pemupukan adalah sebesar Rp 41.700 dengan jumlah persentase 3,05%.

4.2.1.5Analisis Informasi Tentang Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit

Pendapatan petani kelapa sawit sangat bergantung kepada jumlah produksi usaha tani. Jumlah produksi itu sendiri tergantung pada penggunaan faktor-faktor


(50)

produksi secara efektif dan efisien, dan juga pada metode budi daya dan langkah-langkah petani dalam mengerjakan usaha taninya

Produksi pertanian itu terjadi karena adanya perpaduan antara faktor-faktor alam (lahan), tenaga kerja, dan modal dibawah pengelolaan manusia (petani). Jumlah produksi yang diperoleh akan menghasilkan nilai produksi dalam bentuk pendapatan.

Berikut disajikan tabel pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan.

Tabel 4.10

Pendapatan Perbulan Hasil Usahatani Kelapa Sawit Di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan

No Luas Lahan (Ha) Produksi TBS (Kg/Ha) Harga TBS per Kg (Rp) Penghasilan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)

1 1,5 1.962 1.280 3.767.040 2.539.522 1.227.518

2 1,5 2.300 1.280 4.416.000 2.539.522 1.876.478

3 1,5 2.420 1.280 4.646.400 2.401.377 2.245.023

4 2 1.834 1.280 4.695.040 3.102.022 1.593.018

5 2 2.300 1.280 5.888.000 3.102.022 2.785.978

6 2 2420 1.280 6.195.200 3.102.022 3.093.178

7 2,5 2.300 1.280 7.360.000 3.998.377 3.361.623

8 2,5 2.420 1.280 7.744.000 3.998.377 3.745.623

9 3 1.962 1.280 7.534.080 4.791.266 2.742.814

10 3 2.300 1.280 8.832.000 4.791.266 4.040.734

11 3 2.420 1.280 9.239.800 4.791.266 4.501.534

12 3 2.640 1.280 10.137.600 4.791.266 5.346.334

13 3,5 2.300 1.280 10.304.000 5.825.855 4.478.145

14 3,5 2.640 1.280 10.304.000 5.803.800 4.500.200

15 4 2.300 1.280 11.776.000 6.618.744 5.157.256

16 4 2.420 1.280 12.390.400 6.618.744 5.771.656


(51)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi usahatani kelapa sawit berbeda-beda di setiap luas lahannya. Untuk luas lahan 1,5 Ha, terdapat 3 hasil produksi yang berbeda – beda. Yang pertama, yaitu sebanyak 1.962 kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280/kg sehingga menghasilkan penghasilan sebanyak Rp 3.767.040 dan dengan total biaya sebesar Rp 2.539.522 sehingga memperoleh pendapatan sebanyak Rp 1.227.518. Yang kedua hasil produksinya yaitu sebanyak 2.300 kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280/kg dan memiliki penghasilan Rp 4.416.000 dengan total biaya Rp 2.539.522 sehingga memperoleh pendapatan sebanyak Rp 1.876.478. Yang ketiga hasil produksinya yaitu sebanyak 2.420 kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280/kg dan memiliki penghasilan sebanyak Rp 4.646.400 dengan total biaya Rp 2.401.377 sehingga memperoleh penghasilan sebanyak Rp 2.245.023.

Untuk luas lahan 2 Ha juga memiliki hasil produksi yang berbeda – beda. Yang pertama dengan hasil produksi 1.834 kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebanyak Rp 4.695.040 dengan total biaya Rp 3.102.022 sehingga memperoleh pendapatan sebanyak Rp 1.593.018. Untuk yang kedua memiliki penghasilan sebanyak Rp 5.888.000 dengan hasil produksi sebanyak 2.300 kg/Ha dan harga jual Rp 1.280, serta total biaya sebesar Rp 3.102,022 sehingga menghasilkan pendapatan sebanyak Rp 2.785.978. Untuk yang ketiga, hasil produksi sebesar 2.420 kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 dengan penghasilan Rp 6.195.200 dan total biaya Rp 3.102.022 sehingga memperoleh pendapatan sebanyak Rp 3.093.178.

Untuk luas lahan 2,5 Ha terbagi atas dua hasil produksi yaitu 2.300 kg/Ha dan 2.420 Kg/Ha. Untuk hasil produksi 2.300 Kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280/kg dan


(52)

memperoleh penghasila sebanyak Rp 7.360.000 dengan total biaya Rp 3.998.377 sehingga memperoleh pendapatan sebanyak Rp 3.361.623. Untuk hasil produksi sebesar 2.420 Kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebanyak Rp 7.744.000 dan total biaya sebesar Rp 3.998.377 sehingga memperoleh penghasilan sebesar Rp 3.745.623.

Untuk luas lahan 3 Ha terbagi 4 jenis hasil produksi, yang pertama dengan hasil produksi 1.962 Kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebesar Rp 7.534.080 dan total biaya Rp 4.971.266 sehingga memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.742.814. Untuk yang kedua dengan hasil produksi 2.300 Kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebanyak Rp 8.832.000 dan total biaya Rp 4.791.266 sehingga memperoleh penghasilan sebesar Rp 4.040.734. Untuk yang ketiga dengan hasil produksi 2.420 Kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebesar Rp 9.791.266 dan total biaya Rp 4.791.266 sehingga memperoleh penghasilan sebesar Rp 4.501.534. Untuk yang ke empat dengan hsail produksi 2.640 Kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 memperoleh Penghasilan sebesar Rp 10.137.600 dengan total biaya 4.791.266 sehingga memperoleh pendapatan 5.346.334.

Demikian halnya dengan luas lahan 3,5 Ha memiliki hasil produksi yang berbeda pula, yaitu 2.300 Kg/Ha dan 2.640 Kg/Ha. Untuk hasil produksi 2.300 Kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebesar Rp 10.304.000 dengan total biaya Rp 5.825.855 sehingga memperoleh pendapatan sebesar Rp 4.478.145. Untuk hasil produksi 2.640 Kg/Ha dan harga jual Rp. 1.280 memperoleh


(53)

penghasilan sebesar Rp 11.827.200 dengan total biaya Rp 5.825.855 sehingga memperoleh pendapatan sebesar Rp 6.001.345.

Untuk luas lahan 4 Ha terdapat 2 jenis hasil produksi yaitu 2.300 Kg/Ha dan 2.420 Kg/Ha. Untuk hasil produksi 2.300 Kg/Ha dan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebesar Rp 11.776.000 dan total biaya sebesar Rp 6.618.744 sehingga memperolah pendapatan Rp 5.157.256. Demikian halnya dengan hasil produksi 2.420 Kg/Ha dengan harga jual Rp 1.280 memperoleh penghasilan sebesar Rp 12.390.400 dan total biaya sebesar Rp 6.618.744 sehingga memperoleh pendapatan sebesar Rp 5.771.656.

4.2.5 Informasi Hubungan Antara Luas Lahan, Modal Tenaga Kerja, Hasil Produksi dan KUR Terhadap Pendapatan

Untuk mengetahui hubungan antara luas lahan, modal, tenaga kerja dan KUR terhadap pendapatan hasil usaha tani kelapa sawit maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) yang menggunakan alat bantu Program Eviews 5.0. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh hasil persamaan sebagai berikut:


(54)

Tabel 4.11

Hasil Estimasi Atas Pendapatan Hasil Usahatani Kelapa Sawit

Sumber : Lampiran 3

Dari hasil estimasi pada tabel 4.9 diatas dari hasil regresi berganda diperoleh: Y= -4.5705 - 0.9468X1 + 0.0002X2 - 0.1795X3 + 2.3533X4– 1983X5

Hasil estimasi diatas dapat dijelaskan pengaruh masing –masing variable bebas yakni luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR terhadap variabel terikat terhadap pendapatan hasil usaha tani kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan sebagai berikut:

Koefisien luas lahan (X1) bernilai negatif yaitu 0.9468 menunjukkan jika luas lahan usaha tani kelapa sawit meningkat 1% maka pendapatan hasil usahatani kelapa sawit menurun 0.9468%, ceteris paribus. Hal ini dikarenakan luas lahan tidak bertambah dan analisis yang dilakukan dalam jangka pendek.

Koefisien modal (X2) bernilai positif yaitu sebesar 0.0002 menunjukkan jika modal usaha tani kelapa sawit meningkat 1% maka pendapatan usahatani kelapa sawit meningkat 0.0002%, ceteris paribus.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.570595 0.854195 -5.350761 0.0000

X1 -0.946870 0.067947 -13.93540 0.0000

X2 0.000258 0.051542 0.005001 0.9960

X3 -0.179595 0.025148 -7.141389 0.0000

X4 2.353315 0.026689 88.17673 0.0000

X5 -0.198323 0.018793 -10.55307 0.0000


(55)

Koefisien tenaga kerja (X3) bernilai negatif yaitu sebesar 0.1795 menunjukkan jikatenaga kerja usaha tani kelapa sawit meningkat 1% maka pendapatan usahatani kelapa sawit menurun 0.1795%, ceteris paribus, karena luas lahan tidak bertambah.

Koefisien (X4) hasil produksi bernilai positif yaitu sebesar 2.3533 menunjukkan jika hasil produksi usaha tani kelapa sawit meningkat 1% maka pendapatan usahatani kelapa sawit meningkat 2.3533%, ceteris paribus.

Koefisien (X5) bernilai negatif yaitu sebesar 0.1983 menunjukkan jika KUR usaha tani kelapa sawit meningkat 1% maka pendapatan usahatani kelapa sawit menurun 0.1983%, ceteris paribus. Hal ini bertentangan dengan hipotesis karena KUR mengurangi pendapatan disebabkan adanya pembayaran angsuran. Hal ini dikarenakan analisis yang dilakukan dalan jangka pendek.

4.2.6 Uji Kesesuaian

4.2.6.1Uji Serempak (F-test)

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,998 yang berarti variabel bebas (luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR mampu menjelaskan pendapatan hasil usahatani tanaman kelapa sawit di Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan sebesar 99,8% dan sisanya 0,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model estimasi.

Uji serempak (F-test) digunakan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara serempak.

Hipotesis: H0: β1=β2=β3=β4=β5=0, H1: β1≠β2≠β3≠β4≠β5≠0


(56)

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. v1 = k-1 =5 -1 = 4

v2 = n-k = 43 - 5 = 38

Sehingga diperoleh: Fhitung = 5608.07dan Ftabel = 2,62

Berdasarkan hasil pengamatan diatas bahwa Fhitung (5608.07) > Ftabel (2,62) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara serempak variabel bebas yaitu luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3), hasil produksi (X4) dan KUR (X5) ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu produksi (Y) pada tingkat pendapatan hasil usahatani kelapa sawit sebesar 99.8%.

4.2.6.2Uji T

Untuk mengetahui masing-masing variabel luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3), hasil produksi (X4) dan KUR (X5) terhadap variabel terikat diuji secara parsial (uji t-statistik). Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan koefisien regresi dari luas lahan, modal, tenaga kerja hasil produksi, dan KUR dengan tingkat signifikan ttabel (α = 5%).

1. Hipotesis yang digunakan : H0 : β1=β2 =β3=β4=β5= 0, H1 : β1≠β2 ≠β3≠β4 ≠β5= 0

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(57)

2. α = 5%

df = n – k – 1 = 43 – 5 – 1 = 37 ttabel = 1.687

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel luas lahan (X1) memiliki nilai thitung sebesar -13.935 < nilai ttabel sebesar 1,687 maka luas lahan berpengaruh negatif terhadap produksi kelapa sawit.

Berdasarkan estimasi menunjukkan bahwa modal (X2) memiliki nilai thitung sebesar 0,005 < nilai ttabel 1,687 maka tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap produksi kelapa sawit.

Berdasarkan estimasi menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja (X3) memiliki nilai thitung sebesar -7.141 < nilai ttabel 1,687 maka tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap produksi kelapa sawit.

Berdasarkan estimasi menunjukkan bahwa variabel hasil produksi (X4) memiliki nilai thitung sebesar 88.176 > nilai ttabel 1,687 maka hasil produksi berpengaruh positif terhadap produksi kelapa sawit.

Berdasarkan estimasi menunjukkan bahwa variabel KUR (X5) memiliki nilai thitung sebesar -10,553 > nilai ttabel 1,687 maka KUR berpengaruh negatif terhadap produksi kelapa sawit


(58)

4.2.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.2.7.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang cukup besar antar sesama variabel bebas. Korelasi yang terlalu tinggi antar sesama variabel bebas akan berpengaruh pada menurunnya korelasi secara simultan terhadap variabel terikat. Untuk mendeteksi terjadinya multikolinieritas seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas

Variable R2 Kesimpulan

Pendapatan 0,998

Ada Multikolinieritas Luas Lahan 0,997

Modal 0,977

Tenaga Kerja 0,949 Hasil Produksi 0.999

Pinjaman 0,980

Sumber : Lampiran 3

Kriteria yang digunakan adalah jika nilai R2 variabel-variabel independen lebih kecil dari nilai R2 model, maka data memiliki masalah multikolinieritas. Dari tabel 4.11 diketahui bahwa nilai R2 lebih kecil dari nilai R2 model yaitu (0,998 > 0,997 ; 0,998 > 0,977 ; 0,998 > 0,949 ; 0,998 < 0,999 ; 0.998 > 0.980). Maka dapat


(59)

disimpulkan bahwa dalam model tersebut ditemukan adanya multikolinieritas. Hal ini dikarenakan hasil produksi berfungsi sebagai variabel independen dan dependen. 4.2.7.2Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor penggangu, dengan menggunakan Jarquer-Bera Test (JB-Test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan Chi squer probability distribution. Apabila nilai JBhitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual berdistribusi normal tidak dapat di tolak.

Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan

JB-Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Jadi dari data diatas dapat diketahui bahwa angka probability > 0,05 yaitu 0,001 < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

4.2.7.3Uji Linieritas

Uji liniearitas di gunakan untuk membandingkan hasil dari perhitungan nilai Fhitung dengna nilai Ftabel, apabila nilai Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak, dan sebaliknya apabila nilai Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk linier adalah benar tidak dapat ditolak.


(60)

Tabel 4.13 Hasil Uji Linieritas

F-statistic 63.60474 Probability 0.000000

Log likelihood ratio 43.76070 Probability 0.000000

Sumber : lampiran 10

Hasil pengujian dengan Ramses RESET test di peroleh nilai F – statistik 63.630474 dengan nilai probabilitasnya 0.000 dengan demikian dapat di simpulkan bahwa model persamaan diatas adalah tidak linier.

4.2.7.4 Uji Heteroskedetisitas

Heteroskedastisitas digunakan dengan melakukan uji white. Uji tersebut meregresikan nilai residual kuadrat dari model regresi terhadap variabel-variabel independentnya. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai probabilitas Obs*RSquare

yang dihasilkan lebih besar dari 5% maka dapat dikatakan tidak adanya heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Pada tabel 4.18 berikut tersaji hasil uji white.

Tabel 4.14

Hasil Uji White Heteroskedastisitas

Nilai Obs*R Square Probability Kesimpulan

35.10954 0.000450 Bebas Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 11

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai dari probabilitas Obs*R Square


(61)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan seluruh informasi yang diperoleh dari hasil penelitian di atas sebanyak 43 responden mengakui bahwa KUR dapat membantu mengatasi permasalahan kekurangan dana masyarakat dalam mengelolah usaha tani.

Adapun persepsi masyarakat mengenai keberadaan Kredit Usaha Rakyat, bahwa Kredit Usaha Rakyat sangat mendukung dalam kegiatan pertanian kelapa sawit. Semua responden berpendapat bahwa Kredit Usaha Rakyat dapat memudahkan dan mempercepat pengerjaan lahan pertanian. Dalam hal pemenuhan kebutuhan dana, semua responden berpendapat positif yaitu akan berdampak pada kemajuan bagi masyarakat untuk memudahkan memperoleh dana tambahan untuk pengelolaan pertanian kelapa sawit.

Berkaitan dengan pendapatan usahatani kelapa sawit, dapat diketahui bahwa peran KUR dalam usaha tani kelapa sawit berpengaruh negatif terhadap pendapatan usaha tani kelapa sawit. Hal ini dikarenakan pendapatan yang mengalami penurunan diakibatkan adanya pembayaran angsuran atas peminjaman dana tersebut.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan kelapa sawit yaitu luas lahan, modal, tenaga kerja, hasil produksi dan KUR

2. Dampak KUR terhadap pendapatan petani secara keseluruhan berpengaruh negatif dimana peningkatan produksi kelapa sawit sebanding dengan peningkatan penerimaan petani yang didukung oleh penambahan dana dalam mengembangkan kegiatan produksi mengurangi pendapatan hasil usaha tani kelapa sawit.

5.2 Saran

1. Untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat perlu adanya dilakukan peminjaman modal.

2. Masyarakat lebih semangat lagi dalam bertani dengan membentuk kelompok-kelompok tani agar masyarakat memiliki wadah dalam mengaspirasikan pendapat dan keluhan-keluhan yang ada.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Kedua, Kencana Prenada Medica Group, Jakarta.

Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono, Edisi 4. Jakarta,Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Perdana, Akbar, 2008. “Dampak Pelaksanaan Program Kredit Kepada Koperasi Primer Untuk Anggotanya (KKPA) Terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit ( Studi : PT Sinar Kencana Inti Perkasa, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan )”, Skripsi.

Pratomo WA., dan Hidayat,P., Pedoman Praktis penggunaan Eviews Dalam Ekonometrika, Edisi II, 2010, USU Press, Medan

Rahim, ABD., dan Hastuti DRD, 2007. Ekonomika Pertanian, Pengantar, Teori dan Kasus, Penebar Swadaya, Jakarta

Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka Cipta.

Sukirno, Sadono, 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi ketiga, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tambunan, Tulus T.H, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia, Edisi Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta

Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta. Lampiran 1


(64)

Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari

Warga Desa Kec. Aek Kuasan Kab. Asahan Di Tempat

Dengan hormat,

Berkenaan dengan adanya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan

judul “Peran Kredit Usaha Rakyat terhadap Pendapatan Usaha Tani Kelapa Kawit di

Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan”, saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu

untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi angket ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, maka semua data dan informasi dijamin kerahasiaannya. Bapak/ ibu tidak perlu berpikir terlalu rumit, saya berharap Bapak/ ibu akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan, pengamatan, pendapat dan harapan Bapak/ ibu. Saya harap Bapak/ ibu menjawab dengan jujur dan terbuka.

Saya sangat menghargai segala partisipasi dan ketulusan Bapak/ ibu dalam menjawab kuesioner ini, dan saya mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasamanya.

Hormat Saya


(65)

I. Identitas Responden

1. Nama : ………

2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

4. Umur : ... Tahun 5. Pendidikan

a. SD : s/d

b. SMP : s/d

c. SMA : s/d

d. Sarjana Muda : s/d

6. Alamat : ………

7. Luas Lahan : ... Ha II. Pertanyaan :

1. Berapa modal yang dibutuhkan dalam bertanam kelapa sawit (per Ha) di Kecamatan Aek Kuasan ?

2. Dalam satu bulan berapa kali saudara panen kelapa sawit ?

3. Berapakah hasil panen kelapa sawit yang saudara produksi dalam satu kali panen ?

4. Berapakah tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat panen kelapa sawit (per Ha) di Kecamatan Aek Kuasan


(1)

Lampiran 6

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS TENAGA KERJA

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 04/03/15 Time: 20:23 Sample: 1 43

Included observations: 43

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -13.38664 4.290886 -3.119785 0.0035 Y -3.226943 0.451865 -7.141389 0.0000 X1 -2.666066 0.571171 -4.667715 0.0000 X2 -0.180188 0.216463 -0.832419 0.4105 X4 7.678705 1.052909 7.292845 0.0000 X5 -0.591559 0.126445 -4.678386 0.0000 R-squared 0.949581 Mean dependent var 1.004003 Adjusted R-squared 0.942767 S.D. dependent var 0.251683 S.E. of regression 0.060211 Akaike info criterion -2.653131 Sum squared resid 0.134139 Schwarz criterion -2.407382 Log likelihood 63.04232 F-statistic 139.3689 Durbin-Watson stat 2.524536 Prob(F-statistic) 0.000000 Estimation Command:

===================== LS X3 C Y X1 X2 X4 X5 Estimation Equation: =====================

X3 = C(1) + C(2)*Y + C(3)*X1 + C(4)*X2 + C(5)*X4 + C(6)*X5 Substituted Coefficients:

=====================

X3 = -13.38664143 - 3.226943066*Y - 2.666065732*X1 - 0.1801881588*X2 + 7.678705187*X4 - 0.5915586134*X5


(2)

Lampiran 7

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS HASIL PRODUKSI

Dependent Variable: X4 Method: Least Squares Date: 04/03/15 Time: 20:23 Sample: 1 43

Included observations: 43

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.962524 0.358467 5.474764 0.0000 Y 0.422920 0.004796 88.17673 0.0000 X1 0.403814 0.027878 14.48483 0.0000 X2 0.001479 0.021849 0.067707 0.9464 X3 0.076801 0.010531 7.292845 0.0000 X5 0.083420 0.008151 10.23489 0.0000 R-squared 0.999651 Mean dependent var 11.15127 Adjusted R-squared 0.999604 S.D. dependent var 0.302577 S.E. of regression 0.006022 Akaike info criterion -7.258115 Sum squared resid 0.001342 Schwarz criterion -7.012366 Log likelihood 162.0495 F-statistic 21201.44 Durbin-Watson stat 2.385424 Prob(F-statistic) 0.000000 Estimation Command:

===================== LS X4 C Y X1 X2 X3 X5 Estimation Equation: =====================

X4 = C(1) + C(2)*Y + C(3)*X1 + C(4)*X2 + C(5)*X3 + C(6)*X5 Substituted Coefficients:

=====================

X4 = 1.962523577 + 0.4229198569*Y + 0.4038140417*X1 + 0.001479312015*X2 + 0.07680134911*X3 + 0.0834199786*X5


(3)

Lampiran 8

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS KUR

Dependent Variable: X5 Method: Least Squares Date: 04/03/15 Time: 20:23 Sample: 1 43

Included observations: 43

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -13.55403 4.442353 -3.051094 0.0042 Y -3.784825 0.358647 -10.55307 0.0000 X1 -3.232152 0.517878 -6.241145 0.0000 X2 0.020616 0.225139 0.091570 0.9275 X3 -0.628308 0.134300 -4.678386 0.0000 X4 8.858582 0.865527 10.23489 0.0000 R-squared 0.980192 Mean dependent var 15.69817 Adjusted R-squared 0.977515 S.D. dependent var 0.413829 S.E. of regression 0.062053 Akaike info criterion -2.592861 Sum squared resid 0.142472 Schwarz criterion -2.347112 Log likelihood 61.74651 F-statistic 366.1876 Durbin-Watson stat 2.194533 Prob(F-statistic) 0.000000 Estimation Command:

===================== LS X5 C Y X1 X2 X3 X4 Estimation Equation: =====================

X5 = C(1) + C(2)*Y + C(3)*X1 + C(4)*X2 + C(5)*X3 + C(6)*X4 Substituted Coefficients:

=====================

X5 = -13.55403407 - 3.784825247*Y - 3.232151566*X1 + 0.02061595084*X2 - 0.628308257*X3 + 8.858581878*X4


(4)

Lampiran 9

HASIL UJI NORMALITY

0 2 4 6 8 10 12 14

-0.02 0.00 0.02

Series: Residuals Sample 1 43 Observations 43

Mean 2.72e-15 Median 0.002842 Maximum 0.021322 Minimum -0.033720 Std. Dev. 0.013332 Skewness -1.227205 Kurtosis 3.987369

Jarque-Bera 12.53993 Probability 0.001892


(5)

Lampiran 10

HASIL UJI LINIERITAS

Ramsey RESET Test:

F-statistic 63.60474 Probability 0.000000 Log likelihood ratio 43.76070 Probability 0.000000

Test Equation:

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 04/04/15 Time: 00:52 Sample: 1 43

Included observations: 43

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -39.87832 4.457664 -8.946013 0.0000 X1 -3.476245 0.319845 -10.86853 0.0000 X2 0.006713 0.031425 0.213638 0.8320 X3 -0.651738 0.061153 -10.65750 0.0000 X4 8.466382 0.766677 11.04296 0.0000 X5 -0.656190 0.058542 -11.20881 0.0000 FITTED^2 -0.074902 0.009392 -7.975258 0.0000 R-squared 0.999524 Mean dependent var 17.49287 Adjusted R-squared 0.999444 S.D. dependent var 0.367267 S.E. of regression 0.008657 Akaike info criterion -6.512897 Sum squared resid 0.002698 Schwarz criterion -6.226190 Log likelihood 147.0273 F-statistic 12591.47 Durbin-Watson stat 1.744263 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

Lampiran 11

HASIL UJI WHITE

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 11.12404 Probability 0.000000 Obs*R-squared 35.10954 Probability 0.000450

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/04/15 Time: 00:52 Sample: 1 43

Included observations: 43

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.940471 4.369080 0.673018 0.5061 X1 -4.255108 3.473016 -1.225191 0.2300 X1^2 -0.291859 0.246623 -1.183422 0.2459 X1*X2 0.292172 0.237528 1.230054 0.2282 X1*X3 0.008832 0.006719 1.314505 0.1986 X1*X4 -0.000805 0.005358 -0.150288 0.8815 X1*X5 -0.000743 0.001388 -0.535261 0.5964 X2 -0.075294 0.295584 -0.254728 0.8007 X2*X3 0.005407 0.004010 1.348409 0.1876 X2*X4 -0.022241 0.006025 -3.691735 0.0009 X2*X5 6.37E-05 6.60E-05 0.964358 0.3426 X3*X4 -0.008873 0.006037 -1.469900 0.1520 X4^2 0.017127 0.004732 3.619170 0.0011 R-squared 0.816501 Mean dependent var 0.000174 Adjusted R-squared 0.743101 S.D. dependent var 0.000304 S.E. of regression 0.000154 Akaike info criterion -14.47595 Sum squared resid 7.11E-07 Schwarz criterion -13.94350 Log likelihood 324.2330 F-statistic 11.12404